Pengaruh Tingkat Keahlian Dan Motivasi Auditor Internal Terhadap Risk
Pengaruh Tingkat Keahlian Dan Motivasi Auditor Internal Terhadap Risk
OLEH:
MARYATI
NIM. 204082002324
JURUSAN AKUNTANSI
JAKARTA
1429 H/ 2008 M
1
Jika Kita Selalu Berusaha Meraih Yang Tidak Bisa Kita
Raih, Maka Kita Tidak Pernah Akan Bahagia. Memaksa
Untuk Mendapatkan Segala Yang Diinginkan, Tidak
Mau Menerima Dan Mensyukuri Apa Yang Ada,
Atau Selalu Mementingkan Sesuatu
Yang Sebenarnya Tidak Perlu
Bahkan Hanya Membuat
Kita Jadi Egois,
Tetapi Juga
Tamak Dan
Keras
Hati.
Kebagiaan
Tentu Saja
Bukan Bersumber
Dari Apa Yang Kita
Raih. Bahagia Dan Rasa
Puas Yang Utama Diraih Dari
Proses Dan Perjuangan Dalam Menggapai
Sesuatu. Proses Dan Perjuangan Tentu Saja
Bukan Sesuatu Yang Mudah, Tapi Akan Membuat
Kita Dewasa, Penuh Rasa Syukur, Tidak Cengeng Dan
Tidak Percaya Pada Kehebatan Sesuatu Yang Serba Instan.
2
SUNDAY, MAY 13, 2007
3
maupun tingkat kerumitan kegiatan banknya. Meskipun demikian agar dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik, latar belakang pendidikan Auditor Intern
seharusnya dapat menunjang untuk:.
a. memahami penerapan SPFAIB;
b. memahami standar akuntansi keuangan;
c. memahami peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan kegiatan
operasional perbankan;
d. memahami prinsip-prinsip manajemen khususnya manajemen perbankan,
e. memiliki pengetahuan mengenai ilmu yang berkaitan dengna kegiatan
perbankan seperti ilmu ekonomi, ilmu hukum, perpajakan dan masalah-masalah
keuangan, metode kuantitatif/statistik dan memahami prinsip-prinsip Pengolahan
Data Elektronik. Dalam penerapannya, masing-masing Auditor Intern tidak perlu
memahami seluruh bidang di atas, akan tetapi SKAI secara keseluruhan harus
mempunyai personil yang memahami disiplin ilmu di atas.
Etika Auditor Intern. Auditor Intern harus memiliki Kode Etik Profesi yang
antara lain mengacu kepada Code of Ethics dari The Institute of Internal Auditors.
kode etik tersebut sekurang-kurangnya memuat keharusan untuk:
a. berperilaku jujur, santun, tidak tercela, obyektif dan bertanggung jawab;
b. memiliki dedikasi tinggi;
c. tidak akan menerima apapun yang akan dapat mempengaruhi pendapat
profesionalnya;
d. menjaga prinsip kerahasiaan sesuai dengan ketentuan dan perundangan yang
berlaku;
4
e. terus meningkatkan kemampuan profesionalnya..
5
auditor ekstern sesuai dengan batas kewenangan masing-masing auditor ekstern
tersebut..
Ciri-ciri profesional
Wilensky mengatakan bahwa, banyak pekerjaan yang dengan gigih berusaha
untuk mencapai identifikasi profesi. Beberapa diantaranya telah mencapai sukses.
Untuk itu suatu pekerjaan harus memenuhi dua kriteria.
Pertama, pekerjaan tersebut secara teknis sulit. Hal tersebut harus berasal dari
perpaduan pengetahuan yang relevan melalui belajar secara sistematis dan
pelatihan yang memadai serta kompetensi yang harus dibuktikan kepada
pemerintah, perusahaan yang menyewa atau konsumen. Selain itu, profesional
harus memiliki standar kinerja yang disahkan oleh badan-badan profesional.
Kedua, profesional dalam posisinya sebagai profesi yang dipelajari harus
mencapai keahlian teknis yang memadai. Profesi harus memiliki nilai-nilai moral
tertentu. Perhatian mereka tidak hanya kepada keuntungan semata, melainkan
harus memahami benar apa yang diinginkan klien. Pelayanan merupakan atribut
yang penting dalam profesi.
Pengembangan standar yang diciptakan oleh Wilensky merupakan suatu kriteria
yang sering digunakan untuk pertimbangan kualitas profesional untuk semua
pekerjaan, yakni:
1. Pelayanan kepada masyarakat
2. Pelatihan khusus yang lama bagi peserta
3. Memegang teguh kode etik
4. Anggota asosiasi dan hadir dalam setiap pertemuan
5. Menerbitkan jurnal-jurnal yang berhubungan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan
6. Mengikuti ujian
7. Memiliki lisensi dari Dewan Sertifikasi Nasional.
Profesional yang sejati harus menghentikan pelayanannya ketika permintaan klien
telah melewati batas-batas yang ditetapkan. Hanya dengan ini profesional dapat
mempertahankan integrasinya. Para dokter menolak untuk menggugurkan
kandungan atau mengakhiri hidup pasiennya, walaupun diminta oleh si pasien.
Akuntan publik menarik diri dari perjanjian ketika integritas manajemen
diragukan. Pengacara menolak untuk mewakili klien ketika disadari bahwa
mewakili klien tersebut dapat menimbulkan konflik kepentingan.
6
gelar Auditor internal kepada seseorang tidak secara otomatis menjadikan orang
tersebut profesional. Untuk memenuhi kriteria ini, internal auditor harus
mengikuti pelatihan-pelatihan, lulus test khusus, dan memperoleh sertifikat. Jadi
hanya auditor internal yang telah mengikuti ujian dan menerima pengukuhan
sebagai Certified Internal Auditor yang dapat mengaku sebagai auditor internal
profesional.
c. Sumbangan untuk Kode Etik. Lembaga Auditor internal telah membuat dua
kode etik, yang pertama untuk seluruh anggota lembaga, dan yang kedua untuk
auditor internal bersertifikat, baik anggota maupun tidak. Sebagai tambahan,
lembaga telah menerbitkan Statement of Responsibilities of Internal Auditing dan
Standards for the Professional Practice of internal Auditing. Yang pertama berlaku
bagi anggota lembaga. Yang kedua mengatur kriteria profesianal bagi seluruh
auditor internal.
d. Asosiasi Profesi. Institute of Internal Auditor (IIA) merupakan asosiasi profesi.
Anggaran Dasarnya mengatur pertemuan berkala dan menyebarkan informasi
mengenai audit internal. Lembaga masih menerima seseorang sebagai anggota
yang telah melakukan praktik auditor internal yang telah memiliki sertifikasi.
Lembaga memiliki dewan sertifikasi dan telah mengembangkan program
pendidikan berkesinambungan selama 100 jam pendidikan selama periode tiga
tahun. Di Indonesia asosiasi profesi auditor bernama Perhimpunan Auditor
Internal Indonesia (PAII).
e. Publikasi. Lembaga Auditor Internal menerbitkan jurnal Internal Auditor, buku-
buku teknis, studi riset, monograf, presentasi audio visual, dan lain-lain.
Sumbangan bagi publikasi ini datang bukan saja dari praktisi, tetapi juga dari
akademisi yang terenal.
f. Ujian. IIA telah memulai program sertifikasinya pada tahun 1974. calon
anggota harus mengikuti ujian selama dua hari yang mencukup subyek yang luas.
calon yang berhasil menerma Certified Internal Auditor (Auditor Internal-
bersertifikat). Sebagai dasar untuk mengikuti ujian, Institut menerbitkan
Commom Body of Knowledge untuk perserta yang ingin mempersiapkan
menghadapi ujian.
g. Pembatasan. Praktek untuk tujuan lisensi. Setiap orang dapat diangkat sebagai
Internal Auditor. Yang terpenting adalah dapat menyakinkan pimpinan
perusahaannya. Tidak ada hukum jika tidak memiliki sertifikat. Seseorang yang
bekerja sebagagai Internal Auditor dapat menenda tangani laporan internal audit
dan memberikan opini atas audit tanpa khawatir akan tindakan hukum. Akan
tetapi mulai terjadi perubahan secara perlahan-lahan. Beberapa departemen
Internal Audit mengharuskan seluruh anggotanya memiliki sertifikat.
Dengan demikian, unsur-unsur profesional yang diterapkan dalam auditor internal
adalah : landasan umum ilmu pengetahuan, program sertifikasi, program
pengembangan profesi yang berkesinambungan, kode etik pernyataan tanggung
jawab, sekumpulan standar untuk praktik profesional, jurnal profesi, dan literatur-
literatur. Jadi sementara kepribadian auditor internal, dengan kebaikan sikap,
penghargaan, pendidikan, pelatihan, pengalaman, sertifikasi, dan penampilannya
akan di pandang sebagai profesional yang sempurna. Audit internal sebagai suatu
disiplin tersendiri tetap memilik peluang untuk diperhatikan dengan luas sebagai
7
suatu profesi yang di pelajari.
Suatu isyarat menunjukan telah tercapainya tujuan tersebut, walau
pengembangannya harus diupayakan dengan sungguh-sungguh. Ketika auditor
internal menjadi lebih diterima, mereka harus menghadapi resiko yang semakin
besar, kemungkinan dituduh lalai dalam tindakan-tindakannya, kegagalan dalam
menghadapi kesulitan-kesulitan, atau toleransi terhadap sistem pengendalian yang
tidak memadai. Auditor internal (yang mungkin dipandang oleh masyarakat
sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk menentukan tingkat resiko)
termasuk sebagai salah seorang pembela dalam proses penuntutan terhadap
organisasi.
Oleh karena itu dibutuhkan sikap yang sesuai dengan standar profesionalisme
yang tinggi. Pada akhirnya, dewan direksi dan manajer senior mungkin akan
mengharuskan, dengan berjalannya waktu, profesionalisme yang sempurna dari
para staf auditor internalnya. Auditor internal perusahaan yang tidak memiliki
sertifikat mungkin kemudian akan dipertimbangkan hanya sebagai auditor internal
cadangan.
Bagaimana di Indonesia? Organisasi profesi auditor internal sedang berbenah
untuk menghadapi tantangan globalisasi. Para auditor internal di Indonesia harus
profesional agar dapat menghadapi persangingan global.
Dilema Profesional
Mencapai sifat-sifat profesional ibarat memegang seikat bunga mawar. Bunga
mawar memiliki duri, sedangkan profesionalisme memiliki penyimpangan
prilaku. Bukanlah pekerjaan yang menjadikan seseorang menjadi profesional,
melainkan semangat dalam melakukan pekerjaan tersebut.
Profesional sejati dihadapkan pada situasi pengambilan keputusan yang sulit
antara yang benar dan yang salah yang tidak selalu jelas perbedaannya. Auditor
internal perlu bekerja lebih keras dalam memilih antara benar dan salah
dibandingkan profesi lain. Seseorang pengacara mungkin menolak menangani
suatu kasus yang melibatkan pertentangan kepentingan, dan itu akan dapat
mengakibatkan dia kehilangan klien. Seorang dokter mungkin tidak mau
memberikan obat yang mematikan walaupun diminta pasiennya dan akan
kehilangan pasien tersebut karena lari ke dokter lain. Seorang Akuntan Publik
mungkin menolak melakukan pemeriksaan untuk memberi opini atas laporan
keuangan yang mengandung kecurangan, dan klienpun akan mencari Akuntan
Publik lain. Inilah profesionalisme. Hal ini bukanlah akhir dari karir atau hidup
seseorang.
Auditor internal yang profesional menghadapi sekumpulan alternatif yang
berbeda. Mereka mempunyai satu klien yakni manajemen senior dari perusahaan
atau perwakilan mereka. Dan jika para auditor internal diminta untuk melanggar
kode etik, pilihan mereka dapat merupakan sesuatu yang tentu saja tidak
menyenangkan. Apa jawabannya? Apa yang harus dilakukan oleh para auditor
internal ketika mereka menemukan pelanggaran di tingkat tinggi? Jawabannya
tidak selalu jelas.
Memang pilihannya sulit jika para auditor internal tidak memiliki sifat profesional
yang utama yaitu independensi. Auditor internal yang profesional harus memiliki
independensi untuk memenuhi kewajiban profesionalnya.
8
|Wed n e sd a y, Ma r ch 2 8 , 20 0 7
RISIKO INTERMEDIASI KEUANGAN DALAM PEMBENTUKAN
PORTOPOLIO PINJAMAN
RISIKO INTERMEDIASI KEUANGAN DALAM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO
PINJAMAN
OLEH :
AMIRUDDIN PRISETYADI
Pengertian risiko
Ada dua istilah yang sering dicampur adukkan : ketidakpastian dan risiko.
Sebagian orang menganggapnya sama. Sebagian lagi menganggapnya
berbeda. Disini membedakan kedua istilah tersebut karena pengelolaannya
berbeda. Ketidakpastian mengacu pada pengertian risiko yang tidak
diperkirakan (unexpected risk), sedangkan istilah risiko itu sendiri mengacu
kepada risiko yang diperkirakan (expected risk). (Djohanputro, 2006)
9
Risiko-risiko usaha yang dihadapi oleh intermediasi keuangan
1. Risiko Kredit, Risiko kredit secara garis besar didefinisikan sebagai
kemungkinan kerugian yang timbul akibat kegagalan debitur ataupun
counter-party untuk memenuhi kewajibannya terhadap Bank. Risiko kredit
timbul dalam pelaksanaan fungsi intermediasi keuangan dan merupakan
bagian dari aktivitas Bank sehari-hari.
2. Risiko Pasar, Risiko pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya
pergerakan variabel pasar dari portofolio yang dimiliki Bank, yang dapat
merugikan Bank. Variabel pasar mencakup suku bunga dan nilai tukar,
termasuk derivasi dari kedua jenis risiko pasar tersebut. Risiko pasar antara
lain terdapat pada aktivitas tresuri serta investasi, kegiatan pembiayaan dan
pendanaan, serta kegiatan pembiayaan perdagangan.
3. Risiko operasional adalah risiko yang timbul antara lain akibat
ketidakcukupan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan sistem, atau problem eksternal yang mempengaruhi operasional
Bank. Risiko operasional dapat berdampak pada kerugian keuangan secara
langsung, ataupun secara tidak langsung berupa kerugian potensial atau
hilangnya kesempatan memperoleh keuntungan.
4. Risiko likuiditas adalah ketidakpastian atau kemungkinan perusahaan tidak
dapat memenuhi pembayaran jangka pendek atau pengeluaran tak terduga.
5. Risiko hukum adalah kemungkinan penyimpangan hasil karena perusahaan
tidak mematuhi peraturan dan norma yang berlaku. Di lingkungan perbankan
dikenal dengan resiko kepatuhan.
6. Risiko reputasi berkaitan dengan potensi hancurnya nama baik perusahaan
karena ketidakmampuan perusahaan mengelola kinerja dan komunikasi
dengan pihak eksternal.
7. risiko fidusia akan timbul apabila intermediasi keuangan dalam usahanya
memberikan jasa dengan bertindak sebagai wali amanat, baik individu badan
usaha.
8. risiko persaingan, persaingan antar intermediasi keuangan lebih terfokus
pada kemampuannya dalam memberikan layanan kepada nasabah secara
baik dan profesional dikarenakan produk-produk yang ditawarkan oleh
intermediasi keuangan hamper seluruhnya bersifat homogen.
Pemetaan Resiko
Dalam arti luas, pemetaan resiko pada prinsipnya merupakan penyusunan
risiko berdasarkan kelompok-kelompok tertentu sehingga manajemen dapat
mengidentifikasi karakter dari masing-masing risiko dan menetapkan
tindakan yang sesuai terhadap masing-masing risiko. Sejalan dengan prinsip
ekonomi yaitu terbatasnya sumber daya perusahaan untuk memaksimumkan
nilai perusahaan, pemetaan risiko selalu dikaitkan dengan prioritas. Dengan
demikian, penetapan risiko berarti proses penetapan prioritas dalam
penanganan risiko dari keseluruhan risiko yang berhasil diidentifikasi. Bisa
saja ternyata ada risiko yang mestinya masuk ke dalam skala prioritas,
namun tidak masuk dalam peta risiko karena manajemen tidak mampu
mengidentifikasi risiko tersebut.
Bagaimana cara menetapkan prioritas? Dasar utamanya adalah tujuan
perusahaan. Semakin tinggi kontribusi risiko yang bersangkutan terhadap
tujuan perusahaan, semakin tinggi prioritas penanganan risiko yang
bersangkutan. Tujuan perusahaan kemudian dinyatakan dalam target yang
merupakan besaran-besaran terukur. Sebagian besar target berkaitan dengan
nilai uang atau rupiah. Ada juga target yang dinyatakan bukan dalam rupiah
10
tetapi dalam besaran lain. Manajemen musti mampu mengaitkan setiap resiko
terhadap target perusahaan.
Pengukuran dimensi
Ada dua dimensi : probabilitas dan dampak. Pengukuran probabilitas sudah
dilakukan pada tahap pengukuran risiko. Pada umumnya, pengukuran
probablitas bersumber pada dua jenis data : data histories dan data prediksi.
Suatu probabilitas dapat diukur dengan menggunakan data historis selama
perusahaan mampu mengumpulkan data untuk penghitungan risiko
keuangan. Kalaupun perusahan tidak memiliki, banyak lembaga menyimpan
data yang diperlukan. Misalnya bank Indonesia menyimpan dan
mempublikasikan data mengenai nilai tukar, suku bunga, laju inflasi, IHSG
dan berbagai data makro lainnya. Dimensi kedua : dampak. Dampak berarti
beserta akibat bila risiko benar-benar terjadi. Pertanyaannya, apa ukurannya?
Untuk risiko keuangan, ukuran dari dampak sudah jelas : rupiah atau nilai
uang. Maksudnya, bila risiko keuangan jenis X terjadi, besarnya dampak bias
diukur dalam rupiah. Bagaimana dengan ukuran dampak bagi risiko yang
bukan keuangan? Saat ini banyak upaya untuk mengukur dampak risiko non
keuangan dengan ukuran unit rupiah. Salah satunya adalah dengan ukuran
VaR (value at risk). Risiko operasional misalnya, bias diukur dengan VaR.
demikian juga dengan risiko yang lain seperti risiko strategis dan risiko
eksternalitas.
Pengelolaan Risiko
Kerangka pengelolaan risiko di bank mencakup keseluruhan lingkup aktivitas
usaha bank, berdasarkan kebutuhan akan keseimbangan antara fungsi
pengawasan usaha yang efektif dan tata cara yang jelas dalam pengelolaan
risiko. Tujuan pengelolaan risiko di bank adalah untuk meminimalkan risiko
yang dihadapi serta mengantisipasi kerugian yang diperkirakan maupun
kemungkinan kerugian yang tidak diperkirakan dari berbagai risiko tersebut.
Kerangka pengelolaan risiko di bank didasarkan kepada prinsip-prinsip dasar
pengelolaan risiko yang berlaku di seluruh lingkup aktivitas usaha. Prinsip-
prinsip tersebut dievaluasi secara berkala dan, apabila diperlukan, direvisi
sejalan dengan perkembangan usaha dan perubahan parameter risiko.
11
Prinsip-prinsip dasar kerangka pengelolaan risiko bank dapat disarikan
sebagai berikut:
•Keterpaduan Risiko dan Pengelolaan Usaha. Strategi pengelolaan risiko yang
baik merupakan bagian tak terpisahkan dari pengelolaan usaha dan
merupakan pertimbangan utama dalam setiap rencana usaha, strategi dan
produk yang ditawarkan oleh bank.
•Pengawasan dan Pengendalian Independen. Penilaian risiko dilakukan baik
oleh unit operasional maupun unit pengelolaan risiko yang independen untuk
menjaga integritas proses pengambilan keputusan.
•Kejelasan Kebijakan. Seluruh kebijakan pengelolaan risiko dijabarkan
dengan jelas dan dikomunikasikan ke seluruh jajaran organisasi.
•Identifikasi dan Pengukuran. Risiko diukur secara kuantitatif dan kualitatif
menggunakan metode-metode teruji termasuk stress testing dan back
testing, serta dikelola dalam kerangka kerja yang jelas.
•Pelaporan. Seluruh risiko dipantau dan dilaporkan melalui struktur organisasi
pengelolaan risiko yang diketuai oleh Direktur Risk Management. Organisasi
pengelolaan risiko beserta komite-komite khusus pengelolaan risiko dan audit,
memberikan laporan pengelolaan risiko baik yang bersifat rutin maupun
khusus, kepada Direksi, Dewan Komisaris dan Bank Indonesia, sesuai dengan
ketentuan kebijakan Bank Indonesia.
12
keputusan pengelolaan risiko selalu dikaitkan dengan maksimalisasi nilai
perusahaan.
Kesimpulan
Berdasarkan pada penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa risiko
usaha dari sebuah intermediasi keuangan merupakan tingkat ketidakpastian
mengenai pendapatan yang akan diterima. Semakin tinggi ketidakpastian
pendapatan yang diperoleh suatu intermediasi keuangan, semakin besar
kemungkinan risiko yang dihadapi dan semakin tinggi pula premi risiko atau
bunga yang diinginkan.
Sebagai lembaga intermediasi keuangan berbasis kepercayaan sudah
seharusnya bank dan lembaga keuangan lainnya menerapkan sistem
manajemen risiko. Baik untuk menekan kemungkinan terjadi kerugian akibat
risiko maupun memperkuat struktur kelembagaan, misalnya kecukupan
modal untuk meningkatkan kapasitas, posisi tawar, dan reputasinya dalam
menggaet nasabah,. kewajiban penerapan manajemen risiko oleh Bank
Indonesia (BI) akan disusul oleh ketentuan kecukupan modal yang
memasukkan unsur risiko operasional dan risiko pasar yang mengoreksi
kecukupan modal dan menambah beban penghitungannya yang sejauh ini
dinilai cukup kompleks.
penerapan risiko manajemen pada perbankan mempunyai sasaran agar setiap
potensi kerugian mendatang dapat diidentifikasi oleh manajemen sebelum
transaksi atau pemberian kredit dilakukan. Dengan demikian keputusan
melakukan suatu transaksi benar-benar sudah mempertimbangkan potensi
kerugian yang mungkin timbul serta rencana pengendalian dan mitigasi atas
risikonya. berbagai faktor baik internal maupun eksternal dapat memengaruhi
besar risiko suatu bank sehingga pengendalian atas risiko tersebut bersifat
dinamis.
Daftar putaka
Cornet, MM dan A saunders. 1999. Fundamental of Financial Institutions
Management. First edition. Singapore: Mc graw hill companies.
Djohanputro, bramantyo. 2006. Manajemen Resiko Korporat. Jakarta :
penerbit PPM.
Fabozzi, frank. Franco Modigliani dan Michael G ferry. 1999. pasar dan
lembaga keuangan. Edisi pertama. Jakarta: salemba empat.
Husnan, suad. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritasnya.
Yogyakarta : AMP YKPN
Kasmir. 1998. Bank dan Lembaga Keuangan lainnya. Jakarta: Radja Grafindo
Persada.
Manurung, Mandala. 2004. Uang, Perbankan dan Ekonomi Moneter. Jakarta:
FEUI
Madura, Jeff. 2001. Financial Market and Institutions. America: South Western
Siamat, Dahlan. 2002. Manajemen Lembaga Keuangan, edisi ketiga. Jakarta:
lembaga penerbit FEUI.
Simorangkir. 2000. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan non Bank.
Jakarta: Ghalia Indonesia
www.kompas.com. 2006. Manajemen Risiko dan Tata Kelola Masih Rendah
13
Penerapan Manajemen Resiko di Perbankan Nasional
Kamis, 20 September 2007 07.50 WIB
Oleh: Palimirma
BCA telah menerapkan struktur pengelolaan resiko di seluruh organisasi, berupa kebijakan
umum serta perangkat pengendalian guna memastikan konsistensi praktek pengelolaan
resiko secara menyeluruh. Tiap unit bisnis didukung oleh satu grup pengelola resiko yang
beranggung jawab atas penilaian dan pengelolaan resiko yang berkaitan dengan bisnis
tersebut. Tim pengelola resiko juga bertanggung jawab dalam melakukan pengembangan
dan pengimplementasian kebijakan, prosedur serta pengawasan. Pengkajian dan
pemantauan proses ini dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen Resiko, sedangkan
konsistensi pelaksanaannya dimonitor oleh Satuan Kerja Audit Internal.
Fungsi penting lainnya dari Satuan Kerja Manajemen Resiko adalah memantau dan
menilai secara sistematik profil resiko Bank., mengkaji dampak resiko dari suatu produk
atau jasa baru, menyusun prosedur dan metode manajemen portfolio, serta membantu
unit bisnis dalam mengembangkan kepedulian dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip
pengelolaan resiko yang dimaksud.
Resiko Likuiditas
Komite Asset dan Liabilitas (ALCO) bertanggung jawab atas pengelolaan resiko likuiditas
terutama terkait dengan potensi terjadinya ketidaksesuaian atas struktur pasiva dan aktiva
Bank. Bersama dengan Divisi Treasury yang merupakan unit operasional, Satuan kerja
Manajemen Resiko memantau dan mengevalusi paparan resiko likuiditas yang dihadapi
Bank, serta mengkaji peluang penyempurnaan kebijakan dan prosedur yang mungkin
dilakukan.
Resiko Pasar
Sebagai institusi intermediasi keuangan, BCA menghadapi resiko kurs valuta asing dan
suku bunga. Resiko Kurs valuta asing timbul karena fluktuasi nilai rupiah terhadap valuta
asing, terutama Dolar AS. Untuk mengurangi resiko tersebut, BCA melaksanakan
kebijakan pengelolaan resiko dengan menjaga posisi devisa netto (PDN) pada level relatif
rendah sesuai dengan peraturan BI di bawah maks 20% dari total modal Bank.
Di sisi lain resiko suku bunga adalah perubahan atas tingkat suku bunga yang dapat
mempengaruhi nilai dari aktiva berbunga tetap. Dalam mengelola resiko yang terkait
dengan portfolio surat berharga untuk diperdagangkan, BCA membentuk prosedur
pengelolaan resiko berdasarkan pendekatan model internal dengan menerapkan Value at
Risk (VaR) untuk mengukur, memantau dan mengkaji resiko suku bunga pada portofolio.
Resiko Kredit
Resiko Kredit mencerminkan potensi Kerugian yang timbul akibat kegagalan bayar debitur
terkait atau counter partynya. BCA secara aktif melakukan upaya analisa dan pengelolaan
untuk mengendalikan resiko tsb, baik pada tingkat transaksi, atau penyaluran kredit
maupun portofolio. Praktek pengelolaan resiko kredit disusun untuk menerapkan prinsip
kehati-hatian dalam bisnis kredit., serta menjamin independensi dan intregritas proses
pengelolaan resiko.
Resiko Operasional
Kebijakan dan prosedur operasional disusun untuk meminimalisasi dan memantau faktor
resiko terkait dengan aspek operasional, termasuk back office, fasilitas fisik, kejahatan dan
resiko penanggulangan bencana. BCA menerapkan Risk Control Self Assessment yang
memungkinkan unit operasional untuk mengidentifikasi dan mengukur secara independen
resiko operasional dan mewaspadai sumber-sumber resiko tersebut. Bank juga telah
memperbarui Loss Event Database yang dirancang untuk mendapatkan data pada saat
terjadi kegagalan operasional atau kehilangan data., sehingga BCA dapat mengetahui
penyebab kegagalan tersebut dan mencegahnya terulang kembali.
Resiko Kepatuhan
BCA terus memonitor tingkat resiko yang dapat timbul karena penyimpangan terhadap
peraturan perundang-undangan di Indonesia. Parameter yang digunakan dalam penilaian
14
resiko kepatuhan adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan akibat faktor internal
maupun eksternal. Sebagai akibatnya Bank tidka mampu mematuhi peraturan yang
berlaku.
Resiko Hukum
Resiko Hukum didefinisikan sebai resiko yang disebabkan oleh kelemahan pada
dokumentasi kredit dan surat berharga atau dokumen hukum lainnya. Parameter yang
digunakan dalam penilaian resiko hukum adalah potensi kerugian yang diakibatkan oleh
adanya tuntutan terhadap BCA.
Resiko Reputasi
Reputasi dan kepercayaan merupakan fondasi penting di dalam industri perbankan. BCA
secara aktif mengelola Resiko reputasi yang didefinisikan sebagai resiko yang berkaitan
dengan persepsi negatif masyarakat, terutama yang berhubungan dengan kegiatan bisnis
dan tingkat pelayanan Bank. Untuk memperkecil kemungkinan timbulnya resiko ini,
kebijakan utama yang diterapkan adalah melalui prosedur Komunikasi dan Panduan
Penyelesaian Pengaduan.
Resiko Strategis
Pengelolaan Resiko strategis mengharuskan BCA mengidentifikasi dan mengelola resiko
yang terkait pada pengembilan keputusan yang kurang efektif dan kurang daya tanggap
terhadap perubahan eksternal. BCA mengelola resiko tersebut melalui penggunaan data
internal dan eksternal yang berintegritas dalam pengambilan keputusan serta
meningkatkan kualitas analisa yang dilakukan dalam pengambilan keputusan bisnis
strategis.
Manajemen Resiko
Selasa, 18 September 2007 18:05 WIB
Oleh: Palimirma
Mulai tahun 2004 Bank Indonesia dalam hubungannya dengan pengembangan pengelolaan
resiko telah memiliki ketentuan-ketentuan yang harus diikuti oleh perbankan nasional.
Diantaranya adalah pembentukan Komite Manajemen Resiko dan Satuan kerja Manajemen
Resiko. Dimana Satuan Kerja manajemen Resiko berfungsi untuk memastikan pelaksanaan
proses manajemen resiko berjalan lancar dan memberikan gambaran profil resiko kepada
manajemen. Selain itu bank (dengan jumlah asset besar) diwajibkan pula untuk melakukan
identifikasi dan membuat profil resiko terhadap 8 resiko utama yaitu:
1. Resiko Kredit
2. Resiko Operasional
3. Resiko Pasar
4. Resiko Likuiditas
5. Resiko Hukum
6. Resiko Strategik
7. Resiko Reputasi
15
8. Resiko Kepatuhan
Ketentuan dari Bank Indonesia juga mewajibkan perbankan nasional harus memiliki manual atau
pedoman manajemen risiko yang dapat mengidentifikasi, mengukur, memantau dan
mengendalikan risiko.
Yang pertama, Risk management Objective, tujuan Bank adalah pengalokasian modal secara
efisien guna mendapatkan keuntungan yang optimal dan mengurangi kejutan kejutan (
surprises). Metode yang Bank gunakan adalah memilih aktiva produktif maupun kegiatan-
kegiatan bank yang dapat terukur secara efektif dalam kerangka risiko risk and return yang
disesuaikan dengan kultur perusahaan, kemampuan modal, organisasi dan infrastrukturnya.
Sangat penting bagi Bank untuk memahami masalah-masalah bisnis dan investasi di mana
Bank melakukan investasi sehingga Bank dapat mengumpulkan data dan informasi serta
melakukan sensitivity analysis, baik atas faktor faktor internal dan eksternal terhadap
pendapatan sebelum memutuskan melakukan investasi.
Yang kedua istilah Risk Appetite bergantung pada kemampuan kita untuk mengantisipasi dan
mengukur besaran risiko. Dengan menggunakan batasan-batasan ( limits), Bank dapat
memastikan seluruh risiko telah terdiversifikasi dengan baik dan seluruh portofolio tersebar
dengan baik pula, sesuai dengan target pasar kita dan memenuhi seluruh proses transaksi,
kebijakan serta prosedur.
Yang ketiga untuk Risk Management Process Bank memenuhi arahan Basel II Accord,
Manajemen Risiko dikelola berdasarkan tahapan-tahapan yang sistematis sebagai berikut:
- Risk awareness
- Risk identification
- Risk monitoring
- Risk mitigation
Bank harus mempunyai risk library, Control Risk Self Assessment (CRSA) maupun business
self-assessment, metode metode pengukuran risiko, scenario analysis, sistem deteksi dini,
contingency plan serta sistem pelaporan manajemen yang memadai. Risk awareness dilakukan
melalui sosialisasi yang intensif, lokakarya dan pelatihan yang berkesinambungan untuk
membangun risk culture bagi seluruh karyawan.
Kelima adalah Risk Environment meliputi pengembangan kultur yang sesuai yang mendukung
pendekatan risiko yang tepat, komunikasi yang tepat mengenai manfaat manajemen risiko,
pelatihan untuk memastikan bahwa organisasi mengikuti teknik yang terbaru dan hubungan
antara pengambilan risiko, penilaian kinerja dan kompensasi untuk menekankan tanggung
jawab pada tingkat perorangan.
16
PENGARUH TINGKAT KEAHLIAN DAN MOTIVASI
AUDITOR INTERNAL TERHADAP RISK
MANAGEMENT BANK SYARI’AH
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
MARYATI
NIM: 204082002324
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembinbing II
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/ 2008 M
17
Hari ini Jum’at, Tanggal 30 Bulan Mei Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan
Ujian Skripsi atas nama Maryati NIM: 204082002324 dengan judul Skripsi
”PENGARUH TINGKAT KEAHLIAN DAN MOTIVASI AUDITOR
INTERNAL TERHADAP RISK MANAGEMENT BANK SYARI’AH”.
Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
18
Penguji Ahli
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : MARYATI
2. Tempat & Tgl. Lahir : Solo, 22 Juli 1985
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Status : Belum Menikah
5. Kewarganegaraaan : Indonesia
6. Alamat : Jl. Mujair III No. 34 003/ 04 Bambu Apus,
Pamulang-Tangerang 15415
7. Agama : Islam
8. Telepon : 0856-71-83-071
9. E-mail : moneng_cute@yahoo.com
10. Motto Hidup : “DO THE BEST PRAY THE REST”
II. PENDIDIKAN
1. Pendidikan Formal
a. TK : TK Islam AL-Hurriyah
Jakarta Tahun 1991
b. SD : SDN Bampu Apus II
Tangerang Tahun 1997
c. SMP : SMP Djojoredjo
Tangerang Tahun 2000
d. SMA : SMUN 1 Pamulang
Tangerang Tahun 2003
19
e. S1 : UIN Syarif Hidayatullah
(FEIS) Jakarta Tahun 2008
2. Pendidikan Informal
a. Lembaga
Bahasa & Pendidikan Profesional (LBPP) “LIA”, Jakarta
1) General English : Basic Levels Tahun 2002
2) General English : Intermediate Levels Tahun 2003
3) General English : Advanced Levels Tahun 2004
b. Lembaga
Pendidikan Komputer Terapan “PHITAGORAS”, Jakarta
1) Administrasi Perkantoran Tahun 2004
20
IV. SEMINAR DAN WORKSHOP
21
ABSTRACT
22
ABSTRAK
23
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Ilaahi Rabbi, Tuhan
semesta alam yang Maha Berkehendak atas segala sesuatu, pun ketika penulis
diberikan kekuatan untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Tingkat Keahlian Dan Motivasi Auditor Internal Terhadap Risk
Management Bank Syari’ah”, semua itu adalah berdasarkan izin-Nya. Shalawat
serta salam semoga tetap dan akan terus tercurahkan untuk Nabi Muhammad
SAW, manusia pilihan yang pribadinya adalah uswah bagi kita semua.
Dalam realisasinya, penulis sadar sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah
banyak membantu dalam proses penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, syukur
Alhamdulillah penulis haturkan atas kekuatan yang telah Allah SWT
anugerahkan. Dan selain itu, penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. My parents and brothers and also my extended family. (I know how much you
love me, so do I to you……! Thanks for your help and take care of me…...!!!)
2. Dr. Yahya Hamja., MM, selaku dosen pembimbing I yang telah banyak
mengarahkan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi.
3. Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA selaku dosen pembimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktunya membantu penulis.
4. Drs. M. Faisal Badroen, MBA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial.
5. Bapak Amilin SE, Ak., M.Si selaku sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial.
6. Segenap dosen, karyawan, petugas perpustakaan, petugas keamanan dan
petugas kebersihan FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas semua ilmu,
bantuan, kemudahan, perhatian dan pelayanan yang telah diberikan.
7. Mba Mila selaku Corporate secretary PT. Bank Mega Syari’ah Indonesia atas
segala bantuan, kemudahan dan pelayanan yang telah diberikan kepada
penulis dalam memperoleh data.
24
8. Bapak Tanjung Nasution PT. Permata Bank Syari’ah atas waktu dan
bantuannya bagi penulis.
9. Saudara-saudaraku Kelas Akuntansi A angkatan 2004 (you are too beautiful to
forget !!!………with u I know what happiness means is………)
10. Sahabat-sahabat seperjuangan yang sedang menyusun skirpsi (thanks for all
support and believe you have gave that I can through this!!! tetap semangat!)
11. Teman-teman penulis, anak-anak Akuntansi dan Manajemen angkatan 2004
beserta semua pihak yang telah membantu sehingga tersusunnya skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
12. Junior-junior dari Akuntansi dan Manajemen (nikmati hidup mu sebaik
mungkin and be ready to face this!!)
Maryati
25
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian .............................................................1
B. Perumusan Masalah ......................................................................7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian......................................................8
26
D. Hubungan Risk Management Dengan Perusahaan .......................33
E. Hubungan Risk Management Dengan Auditor Internal................36
F. Fungsi Pengelolaan Risiko ..........................................................38
G. Kadar Pengawasan Risiko...........................................................40
H. Pengelolaan Risiko .....................................................................41
I. Kerangka Pemikiran ...................................................................45
J. Hipotesis.....................................................................................47
27
B. ................................................................................................. D
eskripsi Data ...............................................................................63
C. ................................................................................................. H
asil dan Pembahasan ..................................................................65
1.............................................................................................. U
ji Kualitas Data .....................................................................65
a......................................................................................... U
ji Validitas....................................................................... 65
b. ....................................................................................... U
ji Reliabilitas ...................................................................68
2.............................................................................................. U
ji Asumsi Klasik....................................................................70
a......................................................................................... U
ji Normalitas ...................................................................70
b. ....................................................................................... H
eteroskedastisitas.............................................................71
c......................................................................................... M
ultikoliniearitas ...............................................................72
3.............................................................................................. U
ji Hipotesis............................................................................72
a......................................................................................... U
ji t-Statistik (Uji Parsial)..................................................72
b. ....................................................................................... U
ji F (Uji Simultan) ...........................................................75
c......................................................................................... U
ji R2 (Koefisien Determinasi) ..........................................76
d. ....................................................................................... A
nalisis Regresi Berganda .................................................77
28
A. ................................................................................................. K
esimpulan ...................................................................................79
B. ................................................................................................. I
mplikasi ......................................................................................80
29
DAFTAR GAMBAR
30
DAFTAR TABEL
31
DAFTAR LAMPIRAN
32
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
agar terhindar dari hal-hal yang bisa merusak tujuan yang ingin dicapai.
substansi manajemen bisnis yang umum. Hanya saja, terjadi pergeseran dan
mengelolanya, itulah yang menjadi titik utama. (Dewanto Fadjar Ari, 2003).
manajer. Ada tiga profil karakter manajer utama: risk seeker, risk averter, risk
memperlakukan risiko sebagai urat nadi dan denyut jantung dalam suatu
adalah tahap krusial, karena dilakukan penilaian risiko yang potensial, secara
mengendalikan risiko akan berhadapan dengan risiko lain, oleh karena itu,
33
tahap ini memerlukan kajian intensif dan intranspeksi sejujurnya untuk setiap
namun juga bertanggung jawab terhadap pengelolaan risiko yang ada. (Bank
Mandiri, 2004).
risiko maka, pendekatan risk based internal auditing ini penting pula yaitu
proses manajemen risiko, teknik dan perangkat kerja, dan keahlian dasar
sepanjang waktu, dan peranan internal auditor antara satu organisasi dengan
organisasi lainnya bisa berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena tidak semua
organisasi atau institusi memandang risiko dengan cara yang sama atau tidak
sama. Karena kondisi perusahaan yang satu dengan yang lainnya juga
34
Oleh karena itu, agar manajemen risiko yang dimiliki oleh organisasi
dapat berjalan secara efektif maka auditor internal harus menentukan peranan
yang sesuai dengan kondisi manajemen risiko yang ada pada organisasinya.
independen dan objektif, dan internal auditor harus juga merasa yakin bahwa
perusahaan yang bergerak dibidang industri bisnis maupun jasa akan berusaha
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang harus
teknologi, dana operasi yang tersedia, sarana ataupun prasarana yang dimiliki,
melainkan juga tergantung pada aspek sumber daya manusia. Manusia sebagai
dari seluruh kegiatan perusahaan. Jadi manusia dapat dipandang sebagai faktor
35
untuk mencapai prestasi yang tinggi atau disebut persepsi peranan. Motivasi,
kemampuan, dan persepsi peranan adalah saling berhubungan. Jadi, bila salah
satu faktor rendah, maka tingkat prestasi akan rendah. Walaupun faktor-faktor
kinerja kerja individual. Karena motivasi berkaitan erat dengan perilalu, maka
dapat dikatakan bahwa terdapat macam-macam faktor yang berbeda dan yang
memenuhi tugasnya sesuai standar atau bahkan melampaui standar karena apa
yang menjadi motif dan motivasinya dalam bekerja tidak terpenuhi. Sekalipun
memiliki motivasi dalam bekerja, hasil akhir dari pekerjaannya tidak akan
36
dan independensi audit internal terhadap kemampuan mendeteksi indikasi
karyawan pada PT. Grand Textile. Dari hasil penelitian tersebut terlahir
seseorang.
37
risiko. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan perusahaan
sampling.
4. Uji hipotesis
regresi berganda dengan penambahan uji t (uji parsial) yang tidak terdapat
38
6. Operasional variabel penelitian
B. Perumusan Masalah
bank syari’ah?
39
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
2. Manfaat
a. Bagi auditor
b. Bagi perusahaan
yang kondusif baik bagi karyawan maupun bagi auditor sendiri dengan
c. Bagi pembaca
40
sangat berpengaruh terhadap lingkup pekerjaannya dan mudah-
menyusun skripsi.
d. Bagi penulis
yang diteliti.
41
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Keahlian
Sampai saat ini masih belum terdapat definisi operasional yang tepat
42
menjadi lebih ahli, karena pada dasarnya manusia memiliki sejumlah
1990; Libby dan Luft, 1993; Libby dan Tan, 1994; Libby, 1995). Dalam
seorang ahli adalah seseorang yang telah diakui dalam profesinya sebagai
43
a. Ciri-ciri psikologis (Psychological Traits)
1) Kemampuan komunikasi
2000).
efektif.
44
b) Komunikasi dengan auditor eksternal
2) Kreativitas
berjalan saat ini sebagai cara yang paling baik dan selalu
permasalahan
sebagai seorang mitra kerja dan sumber daya yang berharga, dan
45
mempercayai, dan kerjasama tim adalah suatu keharusan.
46
keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain turut serta dalam
pengalaman auditor.
47
dapat dilihat bahwa ciri-ciri psikologis menempati urutan pertama dalam
Tabel 2. 1
Rangking Komponen Pembentuk Keahlian Auditor
48
situasi tersebut tanpa membutuhkan bantuan dan riset teknis yang
mendalam.
keuangan.
49
konkrit auditor dituntut harus mempunyai pengetahuan yang lengkap dan
cukup tinggi, disamping itu juga dituntut sifat-sifat kritis, supel tetapi
1. Definisi Motivasi
50
orang tersebut melakukan tindakan. Seseorang sering melakukan tindakan
“Suatu kekuatan potensial yang ada di dalam diri seorang manusia, yang
dapat dikembangkannya sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah
kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan
imbalan nonmoneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara
positif atau secara negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi
yang dihadapi orang yang bersangkutan”.
a. Bekerja keras
penting
Kinerja aktual adalah apa yang dinilai oleh para manajer untuk tidak
340).
dorongan (drive). Dalam hal ini akan digunakan istilah motivasi, yang
51
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
28).
Aktivitas yang
diarahkan
Motiv kepada tujuan
Perilaku
Aktivitas
Tujuan tujuan
Gambar 2. 1
Situasi yang Memotivasi
tujuan atau aktivitas tujuan. Mengingat bahwa tidak semua tujuan dapat
dicapai, maka para individu tidak selalu mencapai aktivitas tujuan, terlepas
dari kekuatan motif yang ada. Jadi, aktivitas tujuan dinyatakan dalam
52
Sebagai ilustrasi untuk sebuah tujuan yang tidak berwujud.
tersebut dapat kita uraikan menjadi dua macam kelas yang bersifat sangat
a. Motivasi Intrinsik
53
1) Kebutuhan fisiologis
54
mencapai pengembangan diri secara berkelanjutan dan untuk
menjadi kian lama kian tinggi tentang apa manusia itu, untuk
b. Motivasi Ekstrinsik
55
1) Pembayaran atau gaji (pay)
2004: 155).
56
2) Keamanan pekerjaan (job security)
keinginan atau tambahan orang akan dunia yang teratur, serta yang
57
tingkatan berikutnya menjadi motivator penting bagi perilakunya.
4) Penghargaan (reward)
orang lain. Penghargaan dari orang lain juga harus dirasakan benar
58
C. Manajemen Risiko (Risk Management)
(Zulfikar, 2007).
59
2. Komparasi Risiko Bank Syari’ah Versus Bank Konvensional
dan return. Bank syari’ah dan bank konvensional adalah salah satu unit
bisnis. Oleh karena itu, bank syari’ah dan bank konvensional juga
menghadapi risiko yang ada dalam industri perbankan yaitu risiko pasar,
bunga, risiko nilai tukar dan risiko harga. (Wulandari Permata, 2007).
Permata, 2007) :
untuk balas jasa yang diberikan atau diterima pada bank umum berupa
oleh sistem bagi hasil dari usaha. Selain itu, persyaratan pengajuan
60
kredit pada perbankan syariah lebih ketat dari perbankan konvensional
perbankan konvensional.
Oleh sebab itu pada sisi kredit, dalam aturan syariah, bank
murabahah.
digunakan untuk transaksi spekulasi, atau untuk jual beli valas. Jika
b. Risiko Pasar
Variabel pasar antara lain adalah suku bunga dan nilai tukar. Pada
61
perbankan syariah tidak terdapat risiko pasar dikarenakan perbankan
Menurut beberapa sumber, ada tiga macam risiko yang terdapat pada
a. Risiko Kredit
ijarah.
62
4) Kegagalan client untuk membayar kembali istishna.
(salam).
Amiruddin, 2007).
b. Risiko pasar
dapat merugikan bank. Variabel pasar mencakup suku bunga dan nilai
tukar, termasuk derivasi dari kedua jenis risiko pasar tersebut. Risiko
pasar antara lain terdapat pada aktivitas tresuri serta investasi, kegiatan
seperti : suku bunga, nilai tukar, harga equity dan harga komoditas
63
syariah, maka Bank Syariah hanya perlu mengelola resiko pasar yang
2007).
c. Risiko operasional
64
tsunami), faktor manusia (perang, terorisme, perampokan),
65
memastikan bahwa seluruh risiko yang melekat pada produk, jasa, kebijakan,
sistem, dan prosedur kerja telah teridentifikasi, terukur, dan terpadu dengan
baik melalui sistem organisasi yang memadai. Hasil dari kegiatan utama risk
yang ada, tidak selamanya risiko itu harus selalu dihindarkan. Faktor penting
yang harus pula menjadi pertimbangan saat ini adalah bagaimana risiko dapat
66
Ketidakpastian menghadapkan manajemen kepada dua hal penting, yaitu
risiko dan peluang, yang tentunya hal tersebut dapat mengikis atau
manajemen.
67
1. Dihindari, apabila resiko tersebut masih dalam pertimbangan untuk
yang diharapkan.
paling ekonomis.
dikendalikan dengan tata kelola yang baik, atau melalui pengoperasian exit
strategi.
derivatif.
68
Ketika auditor internal membantu manajemen dalam menangani hal-hal
mereka berarti telah menunjukkan nilai mereka bagi organisasi. Internal audit
Komite audit dan disetujui oleh Dewan komisaris dan Direksi. Rancangan
risiko, kepatuhan terhadap peraturan, mutu asset dan tingkat pelaksanaan dari
69
melalui diagnosa atas pengelolaan delapan jenis risiko yaitu risiko pasar,
zaman. Pada tahap awal manajemen risiko, organisasi bersifat tradisional atau
yang memiliki keahlian lain, seperti statistik dan disiplin yang terkait dengan
risiko. Namun, pengelolaan risiko secara tradisional masih tetap berfokus pada
premi yang harus dibayar. Tindakan gegabah ini justru bisa berdampak pada
70
Penerapan model ini menuntut banyaknya disiplin yang terlibat. termasuk di
dan holistik. Sistimatis artinya bukan adhoc ataupun reaktif. Holistik berarti
2007).
komponen: perangkat lunak, organisasi dan sumber daya manusia. Bisa saja
nilai perusahaan. Oleh karena itu perusahaan yang menerapkan model ini
lain:
1. Menetapkan arah dan risk appetite dengan mengkaji ulang secara berkala
perusahaan.
71
3. Menetapkan kecukupan prosedur atau prosedur pemeriksaan (audit) untuk
72
6. Setelah identifikasi pilihan pengawasan risiko, proses berikutnya adalah
ini akan menjelaskan semua dampak dari semua Hazard yang terkait dengan
menyelesaikan operasi.
standar operasi.
standar operasi.
pengurangan risiko.
H. Pengelolaan Risiko
pengawasan usaha yang efektif dan tata cara yang jelas dalam pengelolaan
73
risiko. Tujuan pengelolaan risiko di bank adalah untuk meminimalkan risiko
sehingga secara hukum Perseroan terlindungi dari risiko yang masih dapat
74
Namun demikian, Perseroan juga menyadari adanya risiko yang berada di luar
yang baik merupakan bagian tak terpisahkan dari pengelolaan usaha dan
yang bersifat rutin maupun khusus, kepada Direksi, Dewan Komisaris dan
75
Gambar 2. 2
Sistem Pengawasan/ Pengelolaan Bank Syari’ah
(Sumber: Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, “Manajemen Bank
Syari’ah”, artikel diakses tanggal 28 Juni 2007, dari
http://www.Google/userfile_mulya-bni syariah).
antara lain:
76
1. Risiko kredit
Faktor kunci bagi pengendalian risiko kredit adalah diversifikasi dari tipe-
diterapkan. Cara lain yang bisa digunakan antara lain memberi batas
kapabilitasnya (autorize limit) atau batas jumlah (pagu) kredit yang dapat
diberikan pada usaha atau perusahaan tertentu (credit line limit). (Arifin
2. Risiko pasar
memperkecil posisi, atau bahkan dapat dihindari sama sekali bila bank
I. KERANGKA PEMIKIRAN
personal keahlian auditor, dan hasil ini telah dikembangkan lagi dengan
77
Tabel 2. 2
Kerangka Keahlian
Tabel 2. 3
Kerangka Risk Management
Risiko Pasar Risiko pasar ditentukan oleh kerugian akibat nilai tukar mata
uang asing atau fluktuasi harga obligasi, ekuitas dan harga-
harga komoditi.
78
Dari paparan kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan model
Gambar 2. 3
Model Penelitian
Tingkat Keahlian
Auditor Internal
Risk Management
Bank Syari’ah
Motivasi Auditor
Internal
J. HIPOTESIS
syariah.
bank syariah.
79
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
syari’ah yang memiliki auditor internal dan risk management. Penelitian ini
internal terhadap risk management bank syari’ah. Adapun objek penelitian ini
yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan karena anggota
N
n=
1N(e) 2
N = ukuran populasi
80
1 = konstanta
1. Data primer
dasarkan pada indikator yang disarikan dari buku, literatur, dan teori
“Skala likert (likert scale) di desain untuk menelaah seberapa kuat subjek
setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada lima titik dengan susunan
responden terhadap sejumlah item yang berkaitan dengan konsep atau
variabel tertentu kemudian diajukan kepada tiap responden”. (Sekaran
Uma, 2006: 31).
81
Dan kelima kategori yang dimaksud diatas adalah “sangat setuju”,
Tabel 3. 1
Kriteria Pengaruh Tingkat Keahlian dan Motivasi Auditor Internal
2. Data sekunder
bank syari’ah.
82
D. Metode Analisis
1. Deskriptif Data
a. Uji validitas
yang akurat. Oleh karena itu esensi dari kata validitas adalah akurasi.
2002: 180).
83
b. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan setelah data yang diperoleh telah selesai diuji
yang bisa digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama,
2002: 180).
( Σx ) 2
Σx 2 −
σ= n
n
84
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
b. Heteroskedastisitas
85
dimana sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang
Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
c. Multikoliniearitas
variabel bebas yang lain dalam model regresi saling berkorelasi linear.
korelasinya tinggi atau bahkan satu). Deteksi tersebut dapat dilihat dari
VIF dan TOL. Jika nilai VIF tidak lebih dari 1,0 dan nilai TOL tidak
4. Uji Hipotesis
86
dari 0.05 maka tidak ada pengaruh dari variabel independen terhadap
nilai probability t lebih kecil dari 0.05 maka terdapat pengaruh dari
rs n − 1
t0 =
2
1 − rs
sebesar 0.05. Jika nilai probabiliti F lebih besar dari 0.05 maka model
87
kuat kemampuan variable independen dapat menjelaskan variabel
Y = α + β 1 X 1 + β 2 X2 + e
α = Konstanta
e = Error
88
E. Operasional Varibel Penelitian
sebagai berikut:
auditor internal dibatasi oleh dua sub variabel motivasi, yaitu: motivasi
89
2. Variabel terikat (Dependent variable).
Risk management bank syari’ah dibatasi pada tiga jenis risiko, yaitu: risiko
Tabel 3. 3
Operasional Variabel Penelitian
Skala
Variabel Subvariabel Indikator
Pengukuran
• Kepercayaan pada keahlian
Keahlian
Ciri-ciri • Kemampuan komunikasi Skala
auditor
psikologis • Kemampuan bekerjasama Interval
internal (X1)
• Kreatifitas
• Kemampuan membuat
Strategi keputusan secara sistematis
penentuan • Kemampuan membuat
keputusan keputusan sendiri tanpa
tekanan pihak lain
• Latar belakang pendidikan
• Pengetahuan terhadap metode
audit
• Pengetahuan terhadap teknik
Komponen audit
Pengetahuan • Pengetahuan terhadap
prosedur audit
• Pengalaman audit
• Pelatihan teknis yang
memadai
• Kemampuan memfokuskan
pada fakta-fakta yang relevan
• Kemampuan mengabaikan
Kemampuan
fakta yang tidak relevan
berpikir
• Kemampuan untuk
90
menghindari tekanan-tekanan
yang mengganggu objektivitas
hasil audit.
• Kemampuan beradaptasi pada
situasi baru
• Penilaian terhadap kesulitan
Analisis
tugas
Tugas
• Evaluasi tugas
• Kebutuhan fisiologis
Intrinsik • Tujuan-tujuan (goals) Skala
(individu) • Kemampuan aktualisasi diri Interval
• Sikap (attitudes)
Motivasi • Gaji (pay)
auditor • Keamanan pekerjaan
internal (X2) • Hubungan dengan rekan kerja
Ekstrinsik
• Penghargaan (reward)
(organisasi)
• Pengawasan (supervision)
• Pekerjaan itu sendiri
• Kebijakan perusahaan
• Kegagalan klien untuk
melakukan pelunasan
pembiayaan pada waktu yang Skala
Risiko Kredit
diperjanjikan Interval
• Kemacetan pembiayaan
(kualifikasi menurun)
• Kerugian akibat nilai tukar
Risk Risiko Pasar • Perubahan-perubahan nilai
Mangement
pasar pada asset yang dikuasai
Bank
• Kegagalan sistem informasi
Syari’ah (Y)
• Tidak berfungsinya
pengawasan internal
Risiko • Human error
Operasional • Ketidakcukupan prosedur
• Problem eksternal yang
mempengaruhi operasional
bank
91
BAB IV
waktu selama tiga bulan, yaitu antara bulan Februari sampai April.
bahwa teknik ini merupakan cara yang sederhana karena pengambilan sampel
92
responden, sehingga jumlah sampel yang disebar merupakan penjumlahan
antara angka sampel berdasarkan populasi dengan jumlah yang diestimasi agar
Tabel 4. 1
Data Populasi Penelitian
Jumlah 135 87
Tabel 4. 2
Rekapitulasi Sampel Responden
Tidak Diterima/
No Keterangan Disebar
kembali sampel
Syari’ah
Jumlah 85 55 30
93
B. Deskripsi Data
Tabel 4. 3
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-Laki 24 80.0 80.0 80.0
Perempuan 6 20.0 20.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Sumber: Data diolah
oleh jenis kelamin laki-laki, dan sisanya berjenis kelamin perempuan. Hal
ini dapat terlihat di lapangan bahwa auditor internal lebih banyak laki-laki
dibandingkan perempuan.
Tabel 4. 4
Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dibawah 30 Tahun 3 10.0 10.0 10.0
30-45 Tahun 23 76.7 76.7 86.7
Diatas 45 Tahun 4 13.3 13.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Sumber: Data diolah
sampai 45 tahun. Sebanyak 10% dan 13.3% berusia dibawah 30 tahun dan
diatas 45 tahun.
94
3. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 4. 5
Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Akademi (DI/ DII/
1 3.3 3.3 3.3
DIII)
Sarjana (S1)/
29 96.7 96.7 100.0
Sederajat
Total 30 100.0 100.0
Sumber: Data diolah
40% 3-5 tahun dan 36.7% diatas 5 tahun. Hal ini dipengaruhi oleh faktor
Tabel 4. 6
Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dibawah 3
7 23.3 23.3 23.3
Tahun
3-5 Tahun 12 40.0 40.0 63.3
Diatas 5 Tahun 11 36.7 36.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Sumber: Data diolah
95
5. Deskripsi Responden Berdasarkan Golongan
Tabel 4. 7
Deskripsi Responden Berdasarkan Golongan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Auditor Ahli/ Senior 19 63.3 63.3 63.3
Auditor Pemula/
11 36.7 36.7 100.0
Junior
Total 30 100.0 100.0
Sumber: Data diolah
mayoritas berasal dari golongan auditor ahli/ senior, yaitu sebesar 63.3%.
a. Uji validitas
pernyataan dikatakan valid bila r hitung lebih besar atau sama dengan r
tabel.
Dalam hal ini jumlah sampel try out (N) yang diuji adalah 10
96
Tabel 4. 8
Uji Validitas Tingkat Keahlian Auditor Internal (Variabel X1)
karena r hitung < r tabel. Pernyataan tersebut antara lain Q_1 dengan r
hitung 0.485, Q_2 dengan r hitung -0.162, Q_3 dengan r hitung -0.546,
97
Tabel 4. 9
Uji Validitas Motivasi Auditor Internal (Variabel X2)
hitung < r tabel. Pernyataan tersebut antara lain Q_23 dengan r hitung
0.184, Q_25 dengan r hitung -0.060, Q_26 dengan r hitung -0.135 dan
Q_29 dengan r hitung 0.354. Empat item pernyataan yang tidak valid
Tabel 4. 10
Uji Validitas Risk Management Bank (Variabel Y)
98
Berdasarkan hasil uji validitas risk management bank syari’ah
diperoleh hasil bahwa, terdapat dua item pernyataan tidak valid karena
r hitung < r tabel. Pernyataan tersebut antara lain Q_32 dengan r hitung
-0.223 dan Q_33 dengan r hitung -0.53. Dua item pernyataan yang
pada variabel tingkat keahlian auditor internal (X1) yang tidak valid
(pernyataan no 23, 25, 26 dan 29), dan variabel risk management bank
b. Uji reliabilitas
Tabel 4. 11
Uji Reliabilitas Tingkat Keahlian Auditor Internal (Variabel X1)
99
Terlihat dari hasil analisis bahwa semua butir pernyataan pada
Tabel 4. 12
Uji Reliabilitas Motivasi Auditor Internal (Variabel X2)
Tabel 4. 13
Uji Reliabilitas Risk Management Bank (Variabel Y)
Terlihat dari uji validitas pada try out sebelumnya, bahwa ada
beberapa item pernyataan yang hasilnya tidak valid. Tetapi pada uji
yang cukup tinggi yaitu > 0.6, sehingga penelitian ini tetap
100
objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama pula
(konsisten).
a. Uji normalitas
0.8
Expected Cum Prob
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
Gambar 4. 1
Grafik diatas memperlihatkan hasil dari uji normalitas dengan
101
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Maka dapat
b. Heteroskedastisitas
suatu pola, baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal
homoskedastisitas.
Scatterplot
2
Regression Studentized Residual
-1
-2
-3
-2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 4. 2
102
c. Multikoliniearitas
Tabel 4. 14
Multikoliniearitas
Dari tabel diatas terlihat bahwa VIF 0.1980 dan TOL 0.505, ini
2006).
3. Uji Hipotesis
Tabel 4. 15
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
Std.
B Error Beta
1 (Constant) 20.732 3.993 5.192 .000
Tingkat_Keahlian .190 .063 .589 3.008 .006
Motivasi .084 .121 .136 .697 .492
a Dependent Variable: Risk_Management
Sumber: Data diolah
103
keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis tiap variabel
1) Jika nilai probabilitas sig lebih kecil atau sama dengan nilai
2) Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari nilai probabilitas 0.05
atau (sig > 0.05), maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak
bahwa variabel tingkat keahlian memiliki sig 0.006, ini berarti nilai
probabilitas sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0.05 atau (0.006 <
104
terhadap opini audit sebesar 0.217 atau 21.7%. Namun tidak
probabilitas sig lebih besar dari nilai probabilitas 0.05 atau (0.492
105
Namun, bukan berarti motivasi tidak berpengaruh sama
meminimalisasi risiko.
Tabel 4. 16
b
ANOVA
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression a
301.536 2 150.768 12.357 .000
Residual 329.430 27 12.201
Total 630.967 29
a Predictors: (Constant), Motivasi, Tingkat_Keahlian
b Dependent Variable: Risk_Management
sumber: Data diolah
1) Jika nilai probabilitas sig lebih kecil atau sama dengan nilai
106
2) Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari nilai probabilitas 0.05
atau (sig > 0.05), maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak
12.357 dengan nilai probabilitas (sig) sebesar 0.000, ini berarti nilai
probabilitas sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0.05 atau (0.000 <
107
c. Uji R2 (koefisien determinasi)
Tabel 4. 17 b
Model Summary
dan tidak termasuk dalam analisa regresi ini. Hal ini menunjukkan
menghasilkan nilai R2 15% dengan SEE 2.724. Ini berarti keahlian dan
108
Nursyofah (2007) menghasilkan R2 20.7% dengan SEE 6.436. Ini
Tabel 4. 18
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
Std.
B Error Beta
1 (Constant) 20.732 3.993 5.192 .000
Tingkat_Keahlian .190 .063 .589 3.008 .006
Motivasi .084 .121 .136 .697 .492
a Dependent Variable: Risk_Management
Sumber: Data diolah
109
BAB V
A. Kesimpulan
1. Tingkat keahlian auditor internal (variabel X1) yang diukur oleh risk
nilai probabilitas sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0.05. Berdasarkan
2. Motivasi auditor internal (variabel X2) yang diukur oleh oleh risk
nilai probabilitas sig lebih besar dari nilai probabilitas 0.05. Berdasarkan
sig sebesar 0.000, ini berarti nilai probabilitas sig lebih kecil dari nilai
110
motivasi auditor internal berpengaruh secara simultan terhadap
B. Implikasi
mengelola risiko yang ada pada lini bisnis. Dan dalam kenyataannya,
rancangan audit tidak hanya dibuat oleh auditor internal tetapi rancangan
audit yang telah di-review oleh Komite audit dan disetujui oleh Dewan
111
2. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa motivasi auditor
prosedur yang telah dibuat oleh Komite audit, Dewan komisaris dan
112
C. Saran
itu faktor lain seperti: knowledge dan moral hazard auditor internal
perlu melakukan sosialisasi yang lebih baik terhadap dunia luar terutama
113
tugas dan tanggung jawab yang menuntut kualilfikasi tinggi dari seorang
auditor. Hal tersebut akan sejalan dengan hasil yang akan diberikan
pula.
lain selain yang bergerak di bidang jasa. Hal tersebut dapat dimaklumi
karena banyaknya tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh profesi
auditor internal.
akan diteliti.
114
DAFTAR PUSTAKA
Bank Mandiri. “Annual Report Bank Mandiri”, Bank Mandiri, Jakarta, 2004.
Bank Mega. “Annual Report Bank Mega”, Bank Mega, Jakarta, 2003.
115
Hamid, Abdul. “Pedoan Penulisan Skripsi”, FEIS UIN, Jakarta, 2007.
Mathis L, Robert dan Jackson H, John. “Sumber Daya Manusia”, Salemba Empat,
Jakarta, 2001.
Nausution dan Idris. “Menuju Bank Syari’ah Yang Berdaya Saing”, artikel diakses
tanggal 01 Oktober 2007, dari http://www.Google/Bisnis.Com-Bisnis
Indonesia.html.
Permata Bank. “Annual Report Permata Bank”, Permata Bank, Jakarta, 2002.
116
Prima Consulting Group. “Membangun Profesionalisme Auditor Intern Bank”,
artikel diakses tanggal 13 Mei 2007, dari http://www.Google/Membangun-
profesionalisme-auditor.html.
Stanislaus dan Uyanto. “Pedoman Analisis Data Dengan SPSS”, Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2006.
Zulfikar. “Manajemen Risiko Bank Syari’ah”, artikel diakses tanggal 18 Juli 2007,
dari http://www/Googel/manajemen-bank-syari’ah.html.
117
Lampiran 1: Daftar Kuesioner
PENDAHULUAN
Peneliti,
Maryati
NIM. 204082002324
118
BAGIAN I: KARAKTERISTIK RESPONDEN
Nama Bank :
30 – 45 Tahun
Akademi(DI/DII/DIII) Lainnya……………
3 – 5 tahun
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu-Ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
119
BAGIAN III: PENDAPAT RESPONDEN
120
Keahlian auditor didukung oleh kemampuan
14
mengabaikan fakta yang tidak relevan
Keahlian seorang auditor dapat menghindari tekanan
15
yang menggangu objektivitas hasil audit
Keahlian seorang auditor mampu beradaptasi pada
16
situasi baru
ANALISIS TUGAS
Penilaian terhadap kesulitan tugas merupakan bagian
17
dari keahlian auditor
Evaluasi tugas merupakan bagian dari keahlian
18
auditor
121
seorang auditor
Sistem pengawasan yang baik dapat memotivasi
27
seorang auditor
28 Bidang pekerjaan ikut menentukan motivasi auditor
Kebijakan perusahaan ikut menentukan motivasi
29
auditor
3. RISK MANAGEMENT BANK SYARI’AH (Y)
NO PERNYATAAN SS S R TS STS
RISIKO KREDIT
Kegagalan klien melakukan pelunasan pembiayaan
30 pada waktu yang diperjanjikan merupakan penyebab
risiko kredit
Kemacetan angsuran pinjaman merupakan penyebab
31
risiko kredit
RISIKO PASAR
Risiko pasar ditentukan oleh kerugian akibat nilai tukar
32
mata uang asing
Risiko pasar ditentukan oleh perubahan nilai pasar
33
pada penguasaan asset
RISIKO OPERASIONAL
Kegagalan sistem informasi merupakan indikator risiko
34
operasional
Risiko operasional bisa terjadi bila tidak berfungsinya
35
pengawasan internal
Terjadinya human error merupakan indikator risiko
36
operasional
Risiko operasional bisa terjadi bila kekurangan
37
prosedur
Problem eksternal yang mempengaruhi opersional bank
38
merupakan indikator risiko operasional
122
Lampiran 6: Uji Hipotesis
b
Variables Entered/Removed
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1
Motivasi,
a . Enter
Tingkat_Keahlian
Model Summary(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression a
301.536 2 150.768 12.357 .000
Residual 329.430 27 12.201
Total 630.967 29
a Predictors: (Constant), Motivasi, Tingkat_Keahlian
b Dependent Variable: Risk_Management
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
Model
B Std. Error Beta
1 (Constant) 20.732 3.993 5.192 .000
Tingkat_Keahlian .190 .063 .589 3.008 .006
Motivasi .084 .121 .136 .697 .492
a Dependent Variable: Risk_Management
a
Collinearity Diagnostics
Variance Proportions
Model Dimension Eigenvalue Condition Index
123
Residuals Statisticsa
124
Lampiran 3: Uji Kualitas Data Tingkat Keahlian Auditor Internal
(Variabel X1)
N %
Cases Valid 10 100.0
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.878 18
125
Item Statistics
Item-Total Statistics
126
Scale Statistics
N %
Cases Valid 10 100.0
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.784 11
127
Item Statistics
Item-Total Statistics
Scale Statistics
128
Lampiran 5: Uji Kualitas Data Risk Management Bank Syari’ah (Variabel Y)
N %
Cases Valid 10 100.0
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.766 9
Item Statistics
129
Item-Total Statistics
Scale Statistics
130