Anda di halaman 1dari 2

1.

   Khitan dalam agam Islam termasuk bagian dari  fitrah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
‫ارب‬
ِ ‫ش‬ ُّ ‫ف اِإل ْبطِ َو َق‬
َّ ‫ص ال‬ ِ ‫س مِنَ ا ْلف ِْط َر ِة – ا ْل ِخ َتانُ َواالِ ْست ِْحدَ ا ُد َو َت ْقلِي ُم اَأل ْظ َف‬
ُ ‫ار َو َن ْت‬ ٌ ‫س – َأ ْو َخ ْم‬ ٌ ‫ا ْلف ِْط َرةُ َخ ْم‬
“Fitrah itu ada lima perkara : khitan, mencukur bulu kemaluan, menggunting kuku, mencabut bulu ketiak, dan
mencukur kumis “  (H.R Muslim 257).
Akan tetapi kuku-kuku tersebut jangan dibiarkan tumbuh lebih dari 40 hari karena hal itu dilarang,
sebagaimana dalam hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:
‫وُ ِّقتَ لَ َنا فِي َقص‬
‫ب َو َت ْقلِي ِْم‬ِ ‫ار‬ ِ ‫ال َّش‬
ِ‫ار َو َن ْتف‬ ْ ‫َأل‬
ِ ‫ْا ظ‬
‫ف‬َ
َ‫ْاِإلبْطِ َو َح ْل ِق ْال َعان ِة‬
‫ُك َأ ْك َث َر‬ َ ‫َأنْ الَ َن ْتر‬
ً‫مِنْ َأرْ َب ِعي َْن لَ ْيلَة‬
“Ditetapkan waktu bagi kami dalam memotong kumis, menggunting kuku, mencabut rambut ketiak dan
mencukur rambut kemaluan, agar kami tidak membiarkannya lebih dari empat puluh malam.” (HR. Muslim
no. 598)
Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullahu berkata:
“Pendapat yang terpilih adalah ditetapkan waktu 40 hari sebagaimana waktu yang ditetapkan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga tidak boleh dilampaui. Dan tidaklah teranggap menyelisihi
sunnah bagi orang yang membiarkan kuku/rambut ketiak dan kemaluannya panjang (tidak dipotong/dicukur)
sampai akhir dari waktu yang ditetapkan.” (Nailul Authar, 1/163)
Dari sini, maka seseorang diperbolehkan membiarkan tidak mencukur bulu kemaluan dengan waktu tidak
melebihi dari dari empat puluh malam. Kalau lebih dari empat puluh malam, maka tidak dipebolehkan.
Seharusnya orang muslim itu mengagungkan hukum-hukum Allah Ta’ala, Allah berfirman,
ِ ‫َو َمنْ ُي َع ِّظ ْم ُح ُر َما‬
‫ت هَّللا ِ َفه َُو َخ ْي ٌر َل ُه عِ ْندَ َر ِّب ِه‬
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka
itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya.” (QS. al-Hajj: 30).
‫اِئر هَّللا ِ َفِإ َّن َها مِنْ َت ْق َوى ْالقُلُوب‬َ ‫ َو َمنْ ي َُع ِّظ ْم َش َع‬: ‫وقال تعالى‬
Dan firman Allah Ta’ala, “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah,
maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS. al-Hajj: 32)
Yang dimaksud dengan fitrah adalah sunnah yang merupakan ajaran agama para Nabi ‘alaihimus salam[1].
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, “ Fitrah ada dua jenis. Pertama adalah fitrah yang berkaitan
dengan hati, yaitu ma’rifatullah (mengenal Allah) dan mencintai-Nya serta mengutamakan-Nya lebih dari
yang selain-Nya. Kedua yaitu fitrah amaliyyah, yaitu fitrah yang disebutkan dalam hadits di atas. Fitrah jenis
yang pertama menyucikan ruh dan membersihkan hati sedangkan fitrah yang kedua menyucikan badan.
Keduanya saling mendukung dan menguatkan satu sama lain. Yang utama dan pokok dari fitrah badan
adalah khitan”[2].
2. Dari ‘Utsaim bin Kulaib dari bapaknya dari kakeknya bahwasanya ia pernah datang kepada Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam lalu mengatakan:
ْ ‫ك َش ْع َر ْال ُك ْف ِر َو‬
‫اختَتِ ْن‬ ِ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأ ْل‬
َ ‫ق َع ْن‬ ُّ َِّ‫ال لَهُ الن‬
َ ‫بي‬ ُ ‫قَ ْد َأ ْسلَ ْم‬
َ َ‫ت فَق‬
“Sungguh saya telah masuk Islam.” Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Buangkanlah darimu rambut/bulu kekufuran (yakni rambut/bulu yang tumbuh semasa kamu kafir), kemudian
berkhatanlah” (HR Imam Ahmad dan Abu Daud dari ‘Uthaim bin Kulaib r.a. Lihat; al-Jami’ as-Saghier, hadis no;
1580).
3. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ْ ‫ِإ ْختَتَنَ ِإب َْرا ِه ْي ُم خَ لِ ْي ُل الرَّحْ َم ِن بَ ْع َد ما َ َأت‬
ً‫َت َعلَ ْي ِه ثَ َمانُوْ نَ َسنَة‬
“Ibrahim Khalilur Rahman berkhitan setelah berumur delapan puluh tahun.”
Khitan merupakan ajaran Islam, warisan Nabi Ibrahim. Namun agama-agama selain islam, nasrani dan yahudi
sebenarnya juga mengajarkan pemeluknya, untuk melaksanakan khitan ini.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dinyatakan,
:4 ‫ مسلم‬.‫سنَةً بِا ْلقَد ُْو ِم‬
َ َ‫سالَ ُم َو ُه َو ابْنُ ثَ َمانِيْن‬
َّ ‫اختَتَنَ اِ ْب َرا ِه ْي ُم النَّبِ ُّي َعلَ ْي ِه ال‬
ْ :‫س ْو ُل هللاِ ص‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:‫عَنْ اَبِي ُه َر ْي َرةَ قَا َل‬
Dari Abu Hurairah, ia berkata; Rasulullah SAW bersabda, "Nabi Ibrahim 'AS berkhitan saat beliau berusia
delapan puluh tahun dengan menggunakan kampak". [HR. Muslim juz 4, hal.
 “Nabi Ibrahim melaksanakan khitan ketika berumur 80 tahun dengan menggunakan kapak.” Jadi, klo
sekarang bapak-bapak, para pemuda, anak-anak, ncang, ncing, enya, babeh, kita wajib bersyukur, kenapa kita
wajib bersyukur??? karena sekarang dikhitan, ngga pake kampak lagi, coba klo dikhitan masih pake kampak.
Yang dikhitan, bisa pada kabur men!!  Bisa Ngaciiir coy!! Bisa Ngibrit mabro!! Pa lagi orang jepang yang
muallaf, baru masuk islam, bisa-bisa ngga jadi masuk islam, orang pake bambu runjing aja takut, apalagi pake
kampak…hehe.
=Para bapak para undangan yang kami hormati.Kita selaku ummat islam dan ummat Muhammad
seharusnya mensyreatkan apa yang telah diperintahkan pada kita semua diantaranya adalah
perintah mengkhitan anak.karena dengan khitan berarti kita telah menghilangkan najis dan
sebelum anak itu dikhitan maka berarti belum suci dari najis dan solatnya belum dianggap
sah.Selain itu khitan merupan sunnah nabi Ibrahim sekaligus mmemberi kesehatan itu pada anak
itu sendiri dan mendapat pahala dari Allah swt..
Sejak itulah Nabi Ibrahim mensyariatkan khitan pada ummat dan keturunannya begitu pula Nabi
Muhammad juga meneriuskan syariat mengkhitan anak kepada umatnya termasuk kita semua.Apa yang
disariatkan pada nabi Ibraim juga disyariaatkan pada nabi Muhammad agama yang di bawa nabi Ibrahim
juga diikuti oleh nabi Muhammad.Hal ini sesuai dengan firman Allah

َ ‫ َو َما َك‬.‫ثُ َّم اَ ْو َح ْينَآ اِلَ ْيكَ اَ ِن اتَّبِ ْع ِملَّةَ اِ ْبر ِه ْي َم َحنِ ْيفًا‬
ْ ‫ان ِم َن ْال ُم‬
123:‫ النحل‬.‫ش ِر ِك ْي َن‬
Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), “Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif. Dan
bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah”. [QS. An-Nahl : 123]
=Ayat ini memerintahkan umat nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk mengikuti tata cara
ritual Nabi Ibrahim alaihissalam,  dan salah satunya adalah berkhitan, sebagaimana disebutkan di dalam
hadits Bukhari.
Dalam ayat lain Allah berfirman

‫ت ِإ ْذ َقال َ لِ َبنِي ِه َما َت ْع ُبدُونَ مِن َب ْعدِي َقالُو ْا َن ْع ُب ُد ِإ َل َه َك َوِإ َل َه‬ َ ُ‫ض َر َي ْعق‬
ُ ‫وب ا ْل َم ْو‬ ُ ‫َأ ْم ُكن ُت ْم‬ 
َ ‫ش َهدَ اء ِإ ْذ َح‬
)133 ‫آ َباِئ َك ِإ ْب َراهِي َم َوِإ ْس َماعِ يل َ َوِإ ْس َح َق ِإ َل ًها َوا ِحدًا َو َن ْحنُ َل ُه ُم ْسلِ ُمونَ (البقرة‬
Adakah kamu hadir ketika Ya`qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa
yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek
moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.”
Ada pesan nabi Ibrahim untuk kita,sampai sekarang sampai kapanpun pesan itu harus selalu kita ingat,harus kita
masukkan dalam hati sedalam-dalamnya,harus kita letakkan kepikiran kita sekuat-kuatnya.Peasan nabi Ibrahim itu
diabadikan oleh Allah dalam surat al-baqarah ayat 132.Isi pesannyannya adalah

132 ‫ (البقرة‬ ‫ُون‬ َ ‫ين َفالَ َتمُو ُتنَّ َإالَّ َوَأن ُتم مُّسْ لِم‬َ ‫َيا َبنِيَّ ِإنَّ هّللا َ اصْ َط َفى َل ُك ُم ال ِّد‬
‫يت َل ُك ُم ْاِإلسْ الَ َم دِي ًنا‬ ُ ‫ت َل ُك ْم دِي َن ُك ْم َوَأ ْت َم‬
ُ ِ‫مْت َع َل ْي ُك ْم ِنعْ َمتِي َو َرض‬ ُ ‫ْال َي ْو َم َأ ْك َم ْل‬
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu. (Qs al-Mâidah/5:3).
Kita sebagai hamba Allah yang beragama islam wajib hukumnya berkhitan karena dengan
berkhitan berarti kita telah menghilangkan najis yang merupakan salah satu syarat sahnya
solat . Didalam kita b ushul fiqih dijelaskan:
.‫ب‬ ِ ِ ‫صل بِِه اِىَل الْو ِاج‬
ٌ ‫ب َف ُه َو َواج‬ َ ُ َّ ‫ُك ُّل َمايَُت َو‬
Artinya:
Semua perkara yang dibuat lantaran untuk melaksanakan perkara wajib, maka hukumnya pun
wajib.

Para hadirin sekalian!


Demikianlah sekedar uraian tentang khitan yang dapat kami sampaikan, semoga ada manfaatnya.
Dan sekali lagi marilah kita berdo’a semoga adik......yang baru dikhitan ini segera sembuh dan semoga
kelak bisa menjadi anak yang taat kepada Allah SWT, taat kepada Rosulullah SAW dan taat kepada kedua
orang tuanya dan bisa berguna bagi agama, bangsa dan negara. Amin..!.

Anda mungkin juga menyukai