Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MANAJEMEN RISIKO DARI SILCON VALLEY BANK DAN


SIGNATURE BANK

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah “Pratikum Keuangan dan Risiko Bank”

Dibimbing oleh: Hendra Irawan dkk (Tim BSI)

Di Susun Oleh:

Fathol Bari (204105010027)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACMAD SIDDIQ JEMBER

2023

2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya  panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya  dapat
menyelesaikan Makalah yg berjudul “Manajemen Risiko dari Silicon

Valley Bank dan Signature Bank”Adapun makalah ini telah saya usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya  tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
saya dalam pembuatan Makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada saya sehingga saya dapat
memperbaiki Makalah ini.Saya mengharapkan semoga dari  Makalah ini dapat
diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap
pembaca.

Jember,07 April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................i
KATA PENGANTAR ........................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................2
1.1 Latar Belakang................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................2
1.3 Tujuan .............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................4
2.1 Profil Silicon Valley Bank..............................................................4
2.2 Penyebab Kegagalan Siganture Bank dan SiliconValley Bank......5
2.3 Solusi Kasus Risiko Siganture Bank dan Silicon Valley Bank.......6
2.4 Regulasi Pemerintah Terhadap Kasus Resiko nya..........................8
2.5 Tindak Lanjut..................................................................................9
BAB III PENUTUP...........................................................................14
3.1 Kesimpulan....................................................................................14
3.2 Saran .............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................15

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada tahun 2019, Silicon Valley Bank dilaporkan mengalami kerugian besar-
besaran akibat kegagalan manajemen risiko dalam mengelola portofolio
pinjamannya. Bank ini sebelumnya telah memberikan pinjaman kepada
beberapa perusahaan teknologi yang tidak berhasil, dan hal ini menyebabkan
kerugian besar bagi bank. Beberapa faktor yang mempengaruhi situasi ini
adalah rendahnya diversifikasi portofolio pinjaman, rendahnya risiko penilaian
yang tepat, dan rendahnya pengawasan terhadap kinerja perusahaan yang
diharapkan.
Sementara itu, pada tahun 2020, Signature Bank juga melaporkan mengalami
masalah manajemen risiko yang serupa. Bank ini sebelumnya telah
memberikan pinjaman kepada beberapa perusahaan fintech yang kemudian
mengalami masalah keuangan, dan hal ini menyebabkan kerugian besar bagi
bank. Beberapa faktor yang menghambat situasi ini adalah rendahnya
penilaian risiko yang tepat, rendahnya diversifikasi pinjaman portofolio, dan
rendahnya pengawasan terhadap kinerja perusahaan yang diharapkan.
Kedua kasus ini menunjukkan betapa pentingnya manajemen risiko yang tepat
dalam keberhasilan sebuah bank, terutama bagi bank yang berfokus pada
sektor teknologi dan inovasi. Kegagalan dalam mengelola risiko dapat
menyebabkan kerugian besar bagi bank dan dapat membahayakan
keberlangsungan bisnis mereka. Oleh karena itu, penting bagi bank untuk
melakukan penilaian risiko yang tepat, diversifikasi portofolio pinjaman, dan
pengawasan terhadap kinerja perusahaan, untuk
meminimalkan risiko kerugian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana tentang profil Silicon Valley Bank?
2. Apa Penyebab Kegagalan nya Signature Bank dan Silicon Valley Bank
2
3. Bagaimana Solusi dari kasus manajemen risiko silicon valley bank dan
signature bank?
4. Bagaimana regulasi pemerintah terhadap kasus kegagalan silicon valley
bank dan signature bank?
5. Bagaimana Tindak Lanjut terhadap kasus kegagalan silicon valley bank
dan signature bank?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Profil Silicon Valley Bank
2. Untuk mengetahui Penyebab Kegagalan nya Signature Bank dan Silicon
Valley Bank
3. Untuk mengetahui Solusi dari kasus manajemen risiko silicon valley bank
dan signature bank?
4. Untuk mengetahui regulasi pemerintah terhadap kasus kegagalan silicon
valley bank dan signature bank?
5. Untuk mengetahui Tindak Lanjut terhadap kasus kegagalan silicon valley
bank dan signature bank?

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Profil Silicon Valley Bank
Silicon Valley Bank beroperasi sebagai bank layanan penuh. Bank
menerima simpanan dan memberikan pinjaman, serta menyediakan
manajemen treasury, perbankan internasional, penasihat kekayaan,
perbankan online, valuta asing, pembiayaan perdagangan, dan layanan
lainnya. Silicon Valley melayani pelanggan di seluruh dunia.
Didirikan pada tahun 1983, Silicon Valley Bank adalah bank komersial
yang berkantor pusat di Santa Clara, California. Bank menawarkan
layanan perbankan online, pembayaran, deposito, dan layanan pencegahan
penipuan.
Selain itu, bank juga menawarkan layanan investasi dan manajemen
aset, solusi kredit dan program kartu komersial, dan layanan konsultasi
strategis, seperti sumber kesepakatan, penilaian strategis pembandingan,
dan dukungan transaksi.
Pada kuartal 4 (Q4) tahun 2022, SVB melaporkan memiliki aset
sebesar US$ 212 miliar atau setara Rp 3.286 triliun (asumsi kurs Rp
15.503 per US$). Sebesar US$ 74 miliar setara Rp 1.147 triliun pinjaman,
dan sebesar US$ 342 miliar atau Rp 5.302 triliun dana klien.
Pada tahun 2019, SVB mengakuisisi bank investasi kesehatan Leerink
Partners, Membuka Pusat Pengiriman Global di India, Membuka kantor
Kanada, Membuka kantor Denmark
Di tahun 2020, SVB mengakuisisi Bisnis Investasi Hutang
WestRiver Group, Merayakan 10th Annual Tech Gives Back week of
community service.
Tahun 2021 SVB mengakuisisi Boston Private, penyedia layanan
pengelolaan kekayaan, kepercayaan, dan perbankan terkemuka,
Mengumumkan $11,2 miliar, Rencana Manfaat Komunitas lima tahun,
Meluncurkan Nasdaq Private Market dengan Nasdaq, Citi, Goldman

4
Sachs, dan Morgan Stanley, Meluncurkan praktik perbankan investasi
teknologi dan mengakuisisi firma riset ekuitas MoffettNathanson.
Dan di tahun 2022, SVB mengumumkan komitmen untuk menyediakan $5
miliar dalam keuangan berkelanjutan dan menetapkan tujuan untuk
mencapai operasi netral karbon pada tahun 2025, Menyambut Kay
Matthews sebagai Ketua Dewan Direksi SVB.
Sebagai informasi, SVB berfokus pada pemberian pinjaman
kepada perusahaan teknologi, menyediakan berbagai layanan untuk modal
ventura, pembiayaan berbasis pendapatan, dan perusahaan ekuitas swasta
yang berinvestasi dalam teknologi dan bioteknologi, dan juga pada
layanan perbankan swasta untuk individu berpenghasilan tinggi, di pasar
asalnya di Bukit silicon
Selain mengambil simpanan dan memberikan pinjaman, bank
mengoperasikan modal ventura dan divisi ekuitas swasta yang terkadang
berinvestasi di klien perbankan komersial perusahaan.
Bank beroperasi dari 29 kantor di Amerika Serikat dan dari kantor
di India, Inggris, Israel, Kanada, Cina, Jerman, Hong Kong, Irlandia,
Denmark, dan Swedia1

2.2 Penyebab Kegagalanya Signature Bank dan Silicon Valley Bank

Kejatuhan Silicon Valley Bank (SVB) diikuti oleh Signature Bank.


Bank dengan kantor pusat di New York itu dinyatakan diambil alih
regulator negara bagian pada Minggu (12/3/2023). Penutupan ini
memperpanjang kegagalan terbesar dalam sejarah perbangkan Amerika
Serikat (AS), setelah pihak berwenang gulung Silicon Valley Bank (SVB)
dalam keruntuhan yang menyebabkan miliaran deposito hilang. Dilansir
dari Reuters pada Senin (13/3/2023), Departemen Jasa Keuangan negara
bagian New York mengatakan Federal Deposit Insurance Corporation

1
“ Feri Sandria,”, Gawat Bank Kripto Signature Bank di AS tutup, March 13, 2023,
https://www.cnbcindonesia.com/market/20230313111330-17-421121/gawat-bank-kripto-
signature-bank-di-as-tutup-aset-rp1650-t

5
(FDIC) mengambil alih kendali atas Signature, yang memiliki aset sebesar
US$110,36 miliar dan deposito sebesar US$88,59 miliar pada akhir 2022.
"Semua deposan Signature Bank dan Silicon Valley Bank akan dibayar
penuh, dan tidak ada kerugian yang akan ditanggung oleh pembayar
pajak," kata pihak Departemen Keuangan AS dan regulator bank lainnya.

Kegagalan Signature disebabkan kendala yang sama dengan Silicon


Valley Bank yang mengalami penarikan dana besar besaran dan berakhir
bangkrut pada Jumat. Kondisi ini merupakan yang terbesar kedua dalam
sejarah AS setelah Washington Mutual, yang runtuh selama krisis
keuangan 2008. Para investor terkejut dengan kecepatan SVB yang
berfokus pada startup, pemberi pinjaman terbesar ke-16 di AS,
digulingkan oleh penarikan dana nasabah. Kejadian minggu lalu
menghapus lebih dari US$100 miliar nilai pasar dari bank-bank AS,
mendorong tindakan cepat dari para pejabat pemerintah pada akhir pekan
untuk mencoba memulihkan kepercayaan pada sistem keuangan.
FDIC mendirikan sebuah bank penghubung yang akan memungkinkan
para nasabah untuk mengakses dana mereka pada hari Senin. Para deposan
dan peminjam Signature Bank akan secara otomatis menjadi nasabah dari
bank pengganti tersebut. Regulator tersebut menunjuk mantan Chief
Executive Fifth Third Bancorp Greg Carmichael sebagai CEO bank
penghubung. Nasabah Silicon Valley Bank akan memiliki akses ke
deposito mereka mulai hari Senin, para pejabat AS mengatakan pada hari
Minggu. Pemerintah federal juga mengumumkan tindakan untuk
menopang deposito dan mencoba membendung dampak yang lebih luas.
Signature adalah bank komersial dengan kantor klien pribadi di New
York, Connecticut, California, Nevada, dan North Carolina, dan memiliki
sembilan lini bisnis nasional termasuk properti komersial dan perbankan
aset digital.2
2
“Retno Wulandhari,” Signature Bank ditutup buntut Kejatuhan SVB, March 14, 2023,
https://www.cnbcindonesia.com/market/20230313111330-17-421121/gawat-bank-kripto-
signature-bank-di-as-tutup-aset-rp1650-t

6
2.3 Solusi KasusValley Bank dan Signature Bank

Krisis perbankan AS yang dimulai dari kejatuhan Silicon Valley Bank


(SBV) kini memakan korban baru. Signature Bank ditutup oleh regulator
pada hari Minggu (12/3) malam waktu AS dan menambah daftar
kegagalan bank besar kedua dalam tiga hari terakhir.
Bank yang berbasis di New York menghadapi krisis kepercayaan setelah
krisis SVB dan ikut bergejolak dari pertaruhan pada crypto banking.
Kegagalan tersebut merupakan yang terbesar ketiga dalam sejarah AS.

Bank berlomba untuk menemukan pembeli atau solusi lain untuk


menopang keuangannya sebelum Senin pagi, tetapi gagal menyelesaikan
penjualan tepat waktu, menurut orang yang mengetahui masalah tersebut.
Petinggi Signature Bank, Barney Frank yang merupakan mantan anggota
kongres yang memprakarsai aturan keuangan Dodd-Frank setelah krisis
keuangan 2008, mengatakan Signature menderita kerugian miliaran dolar
pada hari Jumat.

Barney mengatakan kekhawatiran pelanggan atas eksposur Signature


terhadap kripto meningkat setelah SVB runtuh. Pelanggan yang mayoritas
merupakan perusahaan rintisan (startup) mengatakan kepada para
eksekutif bahwa mereka merasa lebih nyaman menyimpan dana di bank
raksasa seperti JPMorgan Chase & Co., katanya
"Itu adalah kepanikan yang ditimbulkan oleh SVB," katanya dalam sebuah
wawancara, dilansir The Wall Street Journal. "Kami baik-baik saja sampai
beberapa jam terakhir pada hari Jumat."
Pelanggan Signature akan mendapatkan kembali semua simpanan mereka,
termasuk uang di atas batas US$ 250.000 (Rp 3,75 miliar) yang diasuransi
simpanan federal, kata regulator perbankan.

7
Langkah bersama oleh Federal Reserve dan Departemen Keuangan
mengambil langkah luar biasa dengan menunjuk SVB dan Signature Bank
sebagai risiko sistemik terhadap sistem keuangan, memberikan
fleksibilitas regulator untuk mendukung simpanan yang tidak
diasuransikan. Regulator berharap kebijakan tersebut dan langkah lain
untuk melindungi simpanan nasabah akan menahan efek domino atas
kejatuhan bank raksasa AS.

Signature Bank mulai beroperasi pada tahun 2001 dan menawarkan


layanan keuangan kepada pelaku bisnis dan individu sebagai alternatif dari
bank besar. Signature membanggakan diri pada layanan pelanggannya dan
birokrasi yang tidak rumit dan berkepanjangan.
Lembaga penjamin simpanan AS, FDIC, mengatakan telah membentuk
entitas baru, Signature Bridge Bank, yang akan dibuka seperti biasa pada
hari Senin di bawah kendali regulator. Pelanggan akan dapat mengakses
semua dana mereka dan cek akan dihapus, kata regulator. FDIC menunjuk
Greg Carmichael, yang mengundurkan diri sebagai chief executive officer
dari Fifth Third Bancorp pada bulan Juli, sebagai CEO dari Signature
Bridge Bank yang baru.
Signature Bank memiliki aset US$ 110 miliar (Rp 1.650 triliun), dan
deposito US$ 88,6 miliar (Rp 1.328 triliun) pada akhir tahun 2022.
Berdasarkan deposito, Signature adalah bank terbesar ke-30 di AS tahun
lalu.3

2.4 Regulasi Pemerintah pada Kasus Sigature Bank dan Silicon Valley Bank

Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan


regulasi perbankan dan aturan pengawasan perlu dikaji ulang setelah
kejadian kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank guna

3
“Agus Rodani,” Dampak Kollapsnya Valley Bank,
https://www.cnbcindonesia.com/market/20230313111330-17-421121/gawat-bank-kripto-
signature-bank-di-as-tutup-aset-rp1650-t

8
memastikan hal serupa tidak terjadi lagi. Yellen juga menyerukan
pentingnya ada regulasi yang lebih kuat untuk sektor non-bank yang
sedang berkembang, termasuk reksadana pasar uang, hedge fund, dan aset
kripto. Dilansir dari Reuters pada Jumat (31/3/2023), Yellen
menyampaikan pengurangan persyaratan modal bank pada 2018 dan
pengawasan yang lebih kuat untuk bank-bank kecil dan menengah dengan
aset di bawah US$250 miliar harus dikaji ulang.
Dia menambahkan reformasi regulasi yang diberlakukan setelah krisis
keuangan 2008 telah membantu sistem keuangan AS menghadapi
guncangan, termasuk pandemi Covid-19. Yellen memaparkan kegagalan
dua bank regional bulan ini menunjukkan bahwa bisnis kita belum selesai.
Bahkan, sistem keuangan secara signifikan lebih kuat daripada 15 tahun
yang lalu
Meski demikian, Yellen meyakini penting bagi otoritas regulator AS untuk
memeriksa apakah rezim pengawasan dan regulasi yang ada saat ini cukup
memadai untuk risiko-risiko yang dihadapi bank-bank saat ini. Kita harus
bertindak untuk mengatasi risiko-risiko ini jika perlu. Adapun, menkeu
mengulangi komentarnya minggu lalu bahwa Departemen Keuangan,
Federal Reserve (The Fed) dan Federal Deposit Insurance Corporation
(FDIC) siap untuk kembali menggunakan alat yang sama dengan yang
digunakan untuk melindungi para deposan dalam kegagalan SVB dan
Signature Bank.

2.5 Tindak Lanjut

aru-baru ini santer diberitakan bank terbesar keenam belas di Amerika


Serikat kolaps. Kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB) disinyalir
disebabkan banyaknya penarikan dana yang dilakukan oleh perusahaan
start up untuk menjaga likuiditas keuangan perusahaannya. Selain itu,
dampak dari pandemik covid-19 yang melanda tiga tahun sebelumnya dan
memanasnya geo politik antara Rusia dan Ukraina sebagai penyebab
naiknya harga barang dan jasa.
9
Kenaikan harga barang dan jasa karena kurangnya pasokan baik dari lokal
dan luar negeri mengakibatkan terjadinya inflasi. Guna mengatasi inflasi
setiap negara memiliki kebijakan. Kebijakan tersebut berupa menaikkan
suku bunga dengan tujuan mengurangi jumlah uang yang beredar di
masyarakat. Penetapan suku bunga yang tinggi dapat mengurangi
masyarakat untuk meminjam atau menghabiskan uang secara berlebihan.
Selain itu dapat mengurangi permintaan barang dan jasa sehingga
produsen cenderung untuk menurunkan harga.

Sedikit informasi tentang SVB adalah bank yang khusus menyediakan


layanan untuk perusahaan teknologi rintisan start up. Bank ini berkantor
pusat di Santa Clara, California, Amerika Serikat. Berdiri sekitar tahun
1980, yang pada awal berdiri memiliki usaha pembiayaan real estate.
Dikarenakan usaha properti mengalami anjlok pada tahun 1992, SVB
beralih pembiayaan pada sektor perusahaan start up pada tahun 2000
sampai dengan kolapsnya SVB.

Berdasarkan beberapa sumber yang penulis dapatkan, penyebab utama


kolapsnya SVB adalah kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat. Federal
Reserve telah menaikkan suku bunga dari rekor terendahnya sejak tahun
2022 dalam upayanya untuk menekan inflasi. Hal ini menyebabkan para
investor cederung takut mengambil risiko dimana uang tunai yang tersedia
menjadi mahal karena suku bunga yang tinggi. Hal ini berdampak para
investor pada perusahaan rintisan teknologi start up sebagai klien utama
SVB memilih untuk hengkang dalam upaya menghindari risiko.

Banyaknya klien SVB menarik uang untuk memenuhi kebutuhan likuiditas


mengakibatkan SVB kesulitan untuk menyediakan dana penarikan
tersebut. Upaya SVB untuk memenuhi melalui penjualan sahamnya yang
bernilai 2,25 miliar Dollar AS. Namun yang terjadi saham tersebut turun
10
nilainya sampai dengan 60% sehingga perusahaan yang berniat membeli
saham tersebut batal dan penjualan saham mengalami kegagalan. Akhirnya
SVB mencari alternatif pendanaan lain salah satunya dengan penjualan
perusahaan, akan tetapi Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC)
malahan mengumumkan untuk menutup SVB.

Lalu Bagaimana dampak kolapsnya SVB dengan industri perbankan


Indonesia? Berdasarkan pendapat dari beberapa Pakar Ekonomi Indonesia,
Menteri Keuangan Republik Indonesia dan Kepala Eksekutif Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), penulis dapat simpulkan sebagai berikut :
1. Sejak terjadinya krisis pada tahun 1998, industri perbankan Indonesia
mengalami perombakan/ perbaikan besar-besaran. Sistem perbankan di
Indonesia menjadi kuat, resilien dan stabil. Hal ini tercermin dari kinerja
perbankan di Indonesia terjaga dengan baik dan tumbuh positif di tengah
tekanan ekonomi baik domestik maupun global;

2. Perbankan di Indonesia tidak memiliki hubungan langsung sebagai


pemegang investasi atau hubungan bisnis langsung dengan SVB. Klien
SVB sebagian besar adalah perusahaan rintisan teknologi start up.

3. Likuiditas rata-rata perbankan di Indonesia sangat baik. Pada


September 2022, rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK)
masih tinggi mencapai 27,35 persen. Aset perbankan juga terjaga pada
komposisi yang proporsional dengan komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK)
didominasi oleh current account and saving account (CASA) atau dana
murah yang semakin meningkat sehingga tidak sensitif terhadap
pergerakan suku bunga
Hasil pemantauan perkembangan indikator terkait kondisi perekonomian
dan keuangan, baik domestik, regional maupun global sesuai laporan
Ekonomi dan Keuangan untuk periode 6 sampai dengan 12 Februari 2023
yang dibuat Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan dapat
11
disampaikan indeks saham di Amerika Serikat, Eropa dan Asia mayoritas
bergerak melemah. Kekhawatiran terhadap resesi menjadi sentimen utama
di pasar saham global; Indeks Dolar AS dan yield US Treasury menguat di
tengah sinyal hawkish yang disampaikan oleh the Fed; harga komoditas
minyak mentah dan CPO menguat. Sebaliknya, harga batu bara melemah
dalam sepekan, di tengah masih lemahnya permintaan dan prakiraan cuaca
di Eropa yang lebih hangat;

Di pasar keuangan domestic, IHSG melemah 0,45 persen, dengan yield


SUN seri benchmark bergerak naik antara 9 bps hingga 15 bps
dibandingkan pekan sebelumnya. Sementara itu nilai tukar rupiah
melemah sebesar 1,62 persen; Dari perekonomian global, perkembangan
pertumbuhan ekonomi tahun 2022 bervariasi di berbagai negara dengan
berbagai risiko yang masih harus diwaspadai. Dari dalam negeri,
perekonomian domestik melanjutkan tren penguatan yang tercermin dari
sejumlah indikator konsumsi masyarakat yang tetap positif. Selain itu,
cadangan devisa Indonesia periode Januari 2023 semakin meningkat.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis memberikan pandangan


penanganan dampak kolapsnya SVB terhadap ekonomi atau industri
perbankan Indonesia sebagai berikut: Indonesia tetap harus waspada dan
hati-hati terhadap dampak yang ditimbulkan dari kolapsnya SVB terhadap
perekonomian dan keuangan Indonesia. Secara umum belum akan
mendorong pelemahan PDB Indonesia kecuali apabila krisis perbankan ini
menjadi trigger lanjutan dari krisis global seperti tahun 2008. Pembuat
kebijakan (regulator) harus segera bertindak cepat memitigasi dampak dari
risiko volatilitas akibat kolapsnya SVB.

Kolapsnya SVB dapat menyebabkan investor akan cenderung lebih


berhati-hati dan selektif untuk mendanai start up di tanah air. Akan terjadi
potensi penurunan dari sisi nilai pendanaan perusahaan start up di
12
Indonesia akibat sentimen negatif dari kejadian kebangkrutan SVB ini.
Kabar baiknya regulator AS akan menanggung dana deposan. Di mana
rupiah cenderung bergerak menguat hingga ke level Rp 15.300. Kasus
SVB dapat menjadi pelajaran penting terkait concentrated risk serta risiko
dari kepemilikan obligasi di sektor perbankan, yang bila tidak dikelola
dengan baik, berpotensi mendorong krisis likuiditas perbankan. Apa yang
terjadi pada SVB setidaknya dapat menjadi studi kasus untuk para
pengambil kebijakan moneter dan keuangan di tanah air. Agar permodalan
bank jangan terfokus pada sumber yang berasal dari satu sektor saja.
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) harus terus memonitor
perkembangan penanganan SVB, sekaligus mempersiapkan semua
alternatif respons atas semua kemungkinan yang bisa terjadi, guna
meminimalkan dampaknya ke pasar keuangan dan perekonomian
Indonesia
4

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dilansir dari New York Times, penyebab jatuhnya Silicon Valley Bank adalah
karena kesalahan manajemen. Ketua eksekutifnya terlalu banyak berinovasi

4
“Alifian Asmayaasi”, Signature Bank Collaps Karena Efek Rush Money,
https://finansial.bisnis.com/read/20230313/90/1636855/signature-bank-kolaps-karena-efek-
rush-money-silicon-valley-bank

13
tentang masa depan, sehingga pekerjaan biasa namun penting tidak
diperhatikan dengan baik. Signature Bank Krisis perbankan AS yang dimulai
dari kejatuhan Silicon Valley Bank (SBV) kini memakan korban baru.
Signature Bank ditutup oleh regulator pada hari Minggu (12/3) malam waktu
AS dan menambah daftar kegagalan bank besar kedua dalam tiga hari terakhir.

Solusinya yaitu melakukan stress testing, Likuiditas Bukan Uang Tunai,


Pahami risiko konsentrasi dalam buku deposito, dan Perlu pedoman krisis di
era media sosial. Bank sentral AS (The Fed), Kementerian Keuangan, dan
Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), semacam Lembaga Penjamin
Simpanan/LPS di sini, yang bertindak sebagai penjamin simpanan nasabah
bank telah memberikan pernyataan bersama. Intinya, nasabah SVB tetap bisa
mengakses uang simpanan mereka. Otoritas tak akan memakai uang pembayar
pajak untuk mengembalikan uang nasabah.

Sedangkan untuk Signature bank Jaksa AS sedang menyelidiki pekerjaan


Signature Bank dengan klien crypto sebelum regulator tiba-tiba menangkap
pemberi pinjaman akhir pekan lalu, menurut orang yang mengetahui masalah
tersebut. Penyelidik Departemen Kehakiman di Washington dan Manhattan
sedang memeriksa apakah bank New York mengambil langkah yang cukup
untuk mendeteksi potensi pencucian uang oleh klien - seperti meneliti orang
yang membuka rekening dan memantau transaksi untuk tanda-tanda
kriminalitas.

3.2 Saran

Semoga dengan selesainya makalah ini, kita para pemakalah khususnya dan
para pembaca umumnya lebih memahami.Kritik dan saran kami butuhkan karna
kami sadari bahwa makalah ini masih kurang dari kata sempurna. Terimakasih.

14
DAFTAR PUSTAKA

“ Feri Sandria,”, Gawat Bank Kripto Signature Bank di AS tutup, March 13, 2023,
https://www.cnbcindonesia.com/market/20230313111330-17-421121/gawat-
bank-kripto-signature-bank-di-as-tutup-aset-rp1650-t

Retno Wulandhari,” Signature Bank ditutup buntut Kejatuhan SVB, March 14,
2023,
https://www.cnbcindonesia.com/market/20230313111330-17-421121/gawat-
bank-kripto-signature-bank-di-as-tutup-aset-rp1650-t
“Agus Rodani,” Dampak Kollapsnya Valley Bank,
https://www.cnbcindonesia.com/market/20230313111330-17-421121/gawat-
bank-kripto-signature-bank-di-as-tutup-aset-rp1650-t
“Alifian Asmayaasi”, Signature Bank Collaps Karena Efek Rush Money,
https://finansial.bisnis.com/read/20230313/90/1636855/signature-bank-kolaps-
karena-efek-rush-money-silicon-valley-bank

15

Anda mungkin juga menyukai