Pengakuan dalam hukum internasional merujuk pada tindakan suatu negara atau pemerintah
yang mengakui status atau hak-hak sebuah entitas hukum, seperti negara, pemerintah, atau
organisasi internasional. Pengakuan ini biasanya dilakukan melalui tindakan formal seperti
perjanjian, deklarasi, atau pengumuman resmi.
Dalam hukum internasional, pengakuan negara terhadap negara lain sangat penting karena
pengakuan tersebut menentukan hubungan hukum antara negara-negara tersebut. Namun,
penting untuk dicatat bahwa pengakuan tidak selalu diakui oleh seluruh negara di dunia.
Beberapa negara mungkin tidak mengakui status suatu entitas hukum karena alasan politik
atau ideologis, seperti yang terjadi pada kasus pengakuan beberapa negara terhadap Taiwan
atau Palestina.
Yurisdiksi negara dalam hukum internasional merujuk pada kekuasaan atau wewenang suatu
negara untuk mengatur dan menegakkan hukum di dalam wilayahnya, serta terhadap tindakan
atau subjek hukum tertentu di luar wilayahnya. Yurisdiksi ini berkaitan dengan penerapan
hukum nasional dan hukum internasional oleh negara.
Yurisdiksi negara dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu yurisdiksi wilayah, yurisdiksi
kepemilikan, dan yurisdiksi preskriptif.
Yurisdiksi Wilayah
Yurisdiksi wilayah merupakan yurisdiksi yang dimiliki oleh suatu negara atas wilayahnya.
Yurisdiksi ini mencakup kekuasaan suatu negara untuk membuat, menegakkan, dan
menerapkan hukum dalam wilayahnya. Dalam konteks hukum internasional, yurisdiksi
wilayah memiliki arti bahwa negara memiliki hak untuk menegakkan hukumnya di
wilayahnya tanpa campur tangan dari negara lain.
Yurisdiksi Kepemilikan
Yurisdiksi kepemilikan merujuk pada kekuasaan suatu negara atas subjek hukum tertentu
yang dimilikinya, seperti kapal, pesawat, atau bangunan di wilayah asing. Dalam konteks ini,
negara yang memiliki kepemilikan atas subjek hukum tersebut berhak untuk mengatur dan
menegakkan hukum terhadap subjek hukum tersebut.
Yurisdiksi Preskriptif
Yurisdiksi preskriptif merujuk pada kekuasaan suatu negara untuk membuat aturan dan
peraturan hukum yang berlaku untuk subjek hukum tertentu di luar wilayahnya. Yurisdiksi
ini mencakup kekuasaan suatu negara untuk mengatur dan menegakkan hukum internasional,
serta mengambil tindakan dalam kasus-kasus seperti pelanggaran hak asasi manusia atau
kejahatan internasional.
Pengakuan terhadap pemerintah baru adalah tindakan pengakuan yang diberikan oleh negara-
negara lain terhadap pemerintah baru yang telah berkuasa di suatu negara.Pemberian
pengakuan terhadap pemerintah baru dapat berdampak penting terhadap hubungan antara
negara-negara yang terlibat. Beberapa implikasi dari pengakuan terhadap pemerintah baru
antara lain:
Pengakuan dapat mempengaruhi akses pemerintah baru terhadap sumber daya internasional,
seperti dana internasional, bantuan kemanusiaan, atau keanggotaan di organisasi
internasional. Pengakuan oleh negara-negara lain dapat memudahkan pemerintah baru dalam
memperoleh sumber daya ini.
Pengakuan juga dapat menjadi sumber konflik antara negara-negara yang terlibat. Ketika
beberapa negara mengakui pemerintah baru sedangkan negara lain tidak, hal ini dapat
memicu perselisihan dan konflik diplomasi antara negara-negara tersebut.
Prinsip yuridiksi teritorial adalah salah satu prinsip dasar dalam hukum internasional yang
menetapkan bahwa suatu negara memiliki yurisdiksi atau kekuasaan hukum atas semua hal
yang terjadi di wilayahnya, termasuk orang, barang, dan peristiwa yang terjadi di wilayah
negara tersebut.
Dalam prakteknya, prinsip yuridiksi teritorial berarti bahwa suatu negara dapat membuat
hukum dan memaksakan hukum tersebut kepada semua orang yang berada di wilayahnya,
termasuk warga negara, penduduk tetap, dan wisatawan.
Prinsip yuridiksi teritorial juga mencakup wilayah laut yang terletak di sekitar wilayah
negara. Dalam hal ini, negara memiliki yurisdiksi atas perairan teritorialnya, yaitu perairan
laut yang terletak di dalam batas-batas wilayah negara.
Negara dapat memberikan izin atau meminta izin dari negara lain untuk melakukan tindakan
di wilayah atau perairan teritorialnya, seperti melakukan penangkapan ikan atau menjalankan
proyek kerjasama internasional.
Negara dapat menyerahkan yurisdiksinya atas wilayah atau perairan tertentu kepada lembaga
internasional, seperti Organisasi Maritim Internasional atau Badan Antariksa Internasional.