Anda di halaman 1dari 16

PERUBAHAN PERILAKU

(BEHAVIOR CHANGES)
Dalam konteks Promosi Kesehatan, yang dimaksud
dengan “Behavior Changes” mempunyai 3 dimensi
yakni: pemgembangan (development), pemeliharaan
(maintenance), perubahan itu sendiri (change).
DIMENSI PERUBAHAN
PERILAKU KESEHATAN
 Pengembangan:
 Menumbuhkan perilaku kesehatan dengan
cara pembiasaan (pada anak kecil)
 Adalah proses terbentuknya kebiasaan untuk
melakukan hal-hal yang sehat
 Pemeliharaan:
 Mempertahankan perilaku atau kebiasaan
hidup sehat.
 Perubahan:
 Melakukan kebiasaan yang sehat dari
kebiasaan-kebiasaan yang tidak sehat.
PENDEKATAN
PERUBAHAN PERILAKU
 Enforcement:
 Melalui cara paksaan
 Baik secara fisik, maupun non fisik
 Regulation:
 Melalui peraturan, perundangan, perintah, dsb.
 Diikuti dengan upaya penegakan hukum atau
peraturan (law enforcement)
 Education:
 Melalui pemberian informasi untuk menimbulkan
pemahaman dan kesadaran
 Perubahan perilaku yang didasari oleh kesadaran.
TEORI-TEORI PERUBAHAN
PERILAKU
1. Teori S-O-R:
a. Perubahan perilaku didasari oleh: Stimulus--
Organisme--Respons.
b. Perubahan perilaku akan terjadi dengan cara
meningkatkan atau memperbanyak rangsangan
(stimulus).
c. Oleh sebab itu perubahan perilaku terjadi melalui
proses pembelajaran (learning process).
d. Materi pembelajaran adalah merupakan stimulus.
Prose perubahan perilaku menurut teori
S-O-R.:
a. Adanya stimulus (rangsangan):
. Diterima atau ditolak
b. Apabila diterima (adanya perhatian)-
mengerti (memahami) stimulus.
c. Subyek (organisme) mengolah stimulus,
dan hasilnya:
. Kesediaan untuk bertindak terha-
dap stimulus (attitude))
. Bertindak (berperilaku) apabila
ada dukungan fasilitas (practice)
CONTOH KASUS: IBU HAMIL
TIDAK MAU PERIKSA HAMIL
 STIMULUS: Penyuluhan manfaat periksa
hamil, kerugian-kerugian bila ibu hamil
tidak periksa hamil, dimana harus periksa
hamil, dsb . Oleh kader atau bidan.
 ORGANISME : Ibu hamil memahami atau
menyadari pentingnya periksa hamil, dan
mengolah informasi tsb).
 RESPONS: Ibu hamil datang ke bidan
(Posyandu) untuk periksa hamil.
2.Teori “Dissonance” : Festinger.
a. Perilaku seseorang pada saat tertentu karena
adanya keseimbangan antara sebab atau
alasan dan akibat atau keputusan yang diambil
(conssonance).
b. Apabila terjadi stimulus dari luar yang lebih
kuat, maka dalam diri orang tersebut akan
terjadi ketidak seimbangan (dissonance).
c. Kalau akhirnya stilmulus tersebut direspons
positif (menerimanya dan melakukannya) maka
berarti terjadi perilaku baru (hasil perubahan),
dan akhirnya kembali terjadi keseimbangan lagi
(conssonance).
Rumus perubahan perilaku menurut
Festinger:
Pentingnya StimxJml kog dis
Dissonance:----------------------------------------
Pentingnya StimxJml kog con
Terjadinya perubahan perilaku karena
adanya perbedaan elemen kognitif yang
seimbang dengan elemen tidak seimbang.
CONTOH: IBU BALITA
MENGIMUNISASIKAN ANAKNYA
 COSONANCE:
 Perilaku ibu: tidak mengimunisasikan
anaknya (adanya kesimbangan)
 DISSONANCE:
 Mendengar penyululuhan bahwa anak bisa
meninggal karena tidak imnisasi (terjadi
ketidak seimbangan)
 CONSONANCE:
 Ibu mengimunisasikan anaknya (terjadi
keseimbangan lagi)
3. Teori fungsi: Katz
. Perubahan perilaku terjadi karena adanya
kebutuhan. Oleh sebab itu stimulus atau obyek
perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang
(subyek).
. Prinsip teori fungsi:
a. Perilaku merupakan fungsi instrumental
(memenuhi kebutuhan subyek)
b. Perilaku merupakan pertahanan diri
dalam mengahadapi lingkungan (bila hujan,
panas)
c. Perilaku sebagai penerima obyek dan
pemberi arti obyek (respons terhadap gejala
sosial)
d. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif
dalam menjawab situasi.(marah, senang)
CONTOH: SEORANG BAPAK TIDAK MAU
MEMBUAT JAMBAN DIDALAM RUMAH
 Bapak tersebut tidak merasakan perlunya
jamban dalam rumahnya (jamban bukan
kebutuhannya)
 Setelah memperoleh informasi pentingnya
jamban bagi kesehatan. Adanya kasus
anak balita yang meninggal karena diare,
akibat air yang digunakan tercemar oleh
tinja yang dibuang sembarangan.
 Bapak tersebut akirnya mau membuat
jamban karena memang butuh.
4. Teori “Driving forces”: Kurt Lewin
. Perilaku adalah merupakan keseimbangan
antara kekuatan pendorong (driving forces) dan
kekuatan penahan (restraining forces).
. Perubahan perilaku terjadi apabila ada ketidak
seimbangan antara kedua kekuatan tersebut.
. Kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan
perilaku:
a. Kekuatan pendorong meningkat,
kekuatan penahan tetap.
b. Kekuatan pendorong tetap, kekuatan
penahan menurun.
c. Kekuatan pendorong meningkat,
kekuatan penahan menurun.
Kekuatan pendorong
Perilaku semula
Kekuatan penahan

Prilaku baru

Kekuatan pendorong
Perilaku semula
Kekuatan penahan

Perilaku baru

Kekuatan pendorong
Perilaku semula
Kekuatan penahan

Perilaku baru
BENTUK-BENTUK
PERUBAHAN PERILAKU
 Perubahan alamiah (natural change):
 Perubahan perilaku karena terjadi perubahan alam
(lingkungan) secara alamiah
 Perubahan terencana (planned change):
 Perubahan perilaku karena memang direncanakan
oleh yang bersangkutan
 Kesiapan berubah (Readiness to change):
 Perubahan perilaku karena terjadinya proses internal
(readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana
proses internal ini berbeda pada setiap individu.
STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
UNTUK PERUBAHAN PERILAKU
 Pendekatan “directive”:
 Pendekatan dari atas, atau diarahkan dari atas (dari pihak
“provider”
 Program perubahan perilaku dirancang dan dilaksanakan oleh
petugas.
 Masyarakat sebagai obyek
 Pendekatan “non directive”:
 Pendekatan dari bawah
 Program perubahan perilaku dirangcang bersama masyarakat
(melibatkan masyarakat)
 Petugas berfungsi sebagai “fasilitator” dan “motivator”
perubahan
 Masyarakat sebagi subyek dan obyek perubahan
 Contoh kasus:
 Desa X terletak diapit oleg dua sungai, yang airnya
mengalir sepanjang tahun. Sebagian besar keluarga
di desa ini (80%) tidak mempunyai jamban
dirumahnya, dengan alasan tidak perlu karena b.ab.
Dikali lebih praktis. Disamping itu, hanya 65% saja
penduduk yang meggunakan air bersih baik dari
sumur sendiri maupun dari sumber air lainnya.
Selebihnya menggunakan air sungai untuk mandi dan
cuci.
 Pertanyaan:
 Pendekatan “enforcement” seperti apa untuk mempercepat
perubahan perilaku masyarakat yang tidak sehat in?
 Apabila dilakukan “promosi/pendidikan” kesehatan dengan
pendekatan “non directive” apa langkah-langkahnya.

Anda mungkin juga menyukai