Anda di halaman 1dari 27

Welcome!!

BAB 7.
PENGEMBANGAN PERENCANAAN
PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
A. KONSEP PERUBAHAN PERILAKU

Saat ini, perubahan perilaku ini menjadi sangat penting karena ada pergeseran pola penyakit yang menj
adi penyebab kematian, baik di tingkat nasional maupun internasipnal. Pergeseran pola penyakit terga
mbarkan dari data dan laporan yang disajikan oleh berbagai organisasi di dunia berbagai tahun terakhir,
termasuk di antaranya WHO. Menurut laporan WHO tahun 2001, bahwa di dunia telah terjadi 55.694.00
0 kematian yang 59% di antaranya diakibatkan oleh penyakit tidak menular 9,1% akibat cidera, dan sisa
nya akibat banyak infeksi.
WHO juga memperkirakan tahun 2005 proporsi kematian akibat penyakit tidak menular di dunia terbesa
r adalah penyakir jantung (30%), penyakit kanker (13%), penyakit kronik (9%), kecelakaan dan cidera (9
%), dan Diabetes Melitus (2%). Di Asia Tenggara penyakit tidak menular sebanyak 49,7% penyebab ke
matian dan menimbulkan DALYs (Disability Adjusted Life Years) sebesar 42,2%.
Beberapa Teori Ahli Tentang Pe Hal Ini Juga Dijelaskan dengan penjel
asan Kamm dan Close (1995), bahwa
rubahan Prilaku terdapat 5 faktor yang mempengaruhi
status kesehatan, yaitu genetik, kebut
uhan dasar, lingkungan fisik, gaya hidu
p, serta lingkungan yang mempengaru
hi gaya hidup.
Menurut Yach, et.al., (2004 cit. Glanz, et.al., 2
008) bahwa penyebab kematian terbanyak di
dunia adalah penyakit kronik, termasuk penya
kit jantung, kanker, penyakit paru-paru, dan di
abetes. Selanjutnya, faktor perilaku, konsumsi
Simon-Morton (1995) juga berpendapat bahwa
rokok, alkohol, diet, dan aktifitas fisik, perilaku
kesehatan dipengaruhi oleh genetik, lingkunga
seksual, dan perilaku pemilihan pertolongan g
n fisik, lingkungan sosial, pelayanan kesehatan
awat darurat merupakan faktor kontribusi yang
, dan perilaku individu. Selanjutnya, dijelaskan
paling menonjol sebagai penyebab kematian k
bahwa Faktor perilaku merupakan faktor deter
asus tersebut (Schoroeder, 2007; Mokdad, et.
minan yang sentral. Faktor perilaku ikut memp
al.2004, 2005 cit.Glanz, Et.al., 2008).
engaruhi faktor determinan lain dalam mempen
garuhi derajat kesehatan masyarakat.
Menurut Simon-Morton (1995), bahwa akar masalah lain
dari perilaku berputar pada tiga hal,yaitu genetik berdasarkan insting dan
kecenderungan, pengaruh lingkungan, dan pandangan tentang kebebasan
berkehendak (free will) dari tiap individu.

1. Cognitive Atas Dasar Ini, dikelompokanlah teori perubahan perilaku


and ke dalam lima golongan besar.
affective
learning

5.
2.
Community
Behaviorism
and social
e
Change

4.
3. Social
Organizatio
Cognitive
nal Change
Behaviorism
Cognitive and affective learning

Merupakan teori yang berpandangan bahwa peri Teori ini berawal dari pandangan tentang sul
laku dipengaruhi atau dibentuk oleh faktor-faktor itnya mengukur dan mengidentifikasi denga
internal (alasan dan perasaan), seperti pengetah n tepat dan akurat faktor-faktor cognitif dan
uan, nilai, sikap, skill, dan keyakinan. affective. Behaviorism fokus pada variabel y
ang dapat ditunjukan dalam maniffestasi ya
Teori-teori Cognitive and affective tersebut berke ng visible, yaitu spesifik, objektif, dan dapat
mbang menjadi teroi pembelajaran (learning) de diobservasi.
ngan pendapat bahwa perilaku dapat diubah den
gan memengaruhi perubahan pengetahuan, skill Setidaknya ada tiga proses utama di mana li
, kepercayaan dan sikap, serta mediator perilaku ngkungan ikut berpengaruh, yaitu reinforce
nya, seperti motivasi, intensi untuk berubah, dan ment atau inhibitation, kesempatan, dan pen
faktor enable-nya. Teori-teori yang dihasilkan se guatan dari pengalaman (reinforcement vica
perti health belief model, planned behavior, dan rios).
state of change.
Organizational Change Social Change

Teori yang populer dalam kelompok i Atau perubahan sosial merupan peru
ni yaitu planned organizational chan bahan yang terjadi pada struktur dan
ge yang dikemukakan oleh Brager d fungsi dari sistem sosial. Keunikan d
an Holloway, yang berpandangan ba ari proses perubahan sosial adalag p
hwa perubahan perilaku pada organi enekanan pada perubahan norma so
sasi juga memiliki tahapan. Tahapan sial dan kondisi sosial. Adapun strate
tersebut meliputi initial assessment, gi yang dapat digunakan dalam peru
preinitiation, inititiation, implementati bahan sosial yaitu empirical-rational
on, dan institionalization. education, normatuve re-education,
community organizing, dan advocac.
Davies dan MacDowall (2006), mengolongka
n teori perubahan ke dalam lima area peruba
han.

1. Teori yang menjelaskan perilaku kesehatan dan perubahan perilaku yang fokus pada invi
dual.
2. Teori yang menjelaskan perubaha pada komunitas dan perilaku sehat komunitas.
3. Teori yang panduan penggunaan strategi komunikasi untuk perubahan dalam promosi ke
sehatan.
4. Model yang menjelaskan perubahan dalam organisasi dan terciptanya dukungan sosial.
5. Model yang menjelaskan pengembangan dan implementasi dari kebijakan kesehatan.
Teori perubahan perilaku dikelompokan menjadi tiga, yaitu

a. Health Belief Model

1.
b. Theory Planned Intraperson
Behavior (TPB) and
Theory of Reasonned al Level
Action (TRA)
( Tingkat
Individu )
c. Transtheorical Model
and Stages of Changes
2. Interpersonal Level

b. Social Network and


Supporty Theory
01 a. Social Cognitif 02
Theory ( Albert
Bandura, 1996)
3. Population Level (Komunitas)

01 Communication Theory

02 Diffusion of Innovation Model (Rogers, 1995)

03 Community Mobilization
Dari berbagai teori perubahan perilaku ya
ng sudah dijelaskan di atas, perlu dikaji ju
ga terkait sasaran perubahan perilaku. Me
nurut Davies dan MacDowall (2006), sasar
an perubahan perilaku berdasarkan peng
golongan teori perubahan memiliki lima a
rea perubahan.
1. Perubahan perilaku yang fokus pada in
dividual.
2. Perubahan pada komunitas dan perilak
u sehat komunitas.
3. Penggunaan strategi komunikasi untuk
perubahan dalam promosi kesehatan.
4. Perubahan dalam organisasi dan tercip
tsnya dukungan sosial dalam organisa
si.
5. Pengembangan dan implementasi dari
kebijakan kesehatan
PEMILIHAN METODE DAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN
1. Definisi Metode Promosi Kesehatan

Dignan & Carr (1992) Metode promosi kesehatan adalah sebuah


alat yang digunakan oleh petugas kesehatan
untuk membuat perubahan pada target
grup atau sasaran

Soekidjo Notoatmojo (2002) Metode adalah suatu cara menyampaikan


informasi secara tidak langsung dengan
menggunakan media sesuai peruntukannya

Simon-Morton (1995) Memanganggap bahwa memilih metode


merupakan salah satu kemampuan dari seorang
pendidik kesehatan

Egger, Donovan, dan Spark (1993) Metode adalah model penyampaian pesan. Ada
tiga metode promosi kesehatan yaitu
adverstisting, publicity dan edutaiment
2. Jenis Metode Promosi Kesehatan dan Karakteristiknya
Metode Karakteristik
Audiovisual aids (aids: cassette tapes, record; visual: Cocok untuk audiensi yang spesifik, dapat digunakan dengan
textbook, chart, poster, diagram, film-strips, pamflet; metode lain, dampak dapat dievaluasi untuk
audiovisual: movies, film, slide/tape program perubahan kognitif

Modifikasi perilaku Interaksi tinggi, potensial digunakan untuk setting


klinis, untuk perubahan keterampilan psikomotor,
diperlukan motivasi yang tinggi dari populasi

Pemberdayaan Masyarakat Dilakukan pada kelompok masyarakat yang tertarik


dan compatible, membutuhkan peran serta dari
masyarakat

Televisi pendidikan Adanya program instruksional, digunakan untuk


sistem kelas, diterima pendidik di sekolah,
mendorong ada diskusi, meningkatkan perubahan
kognitif, interaksi rendah

Individual instruction (konseling, pendidikan pasien) Individual sangat cocok untuk penggunaan pasien di
rumah sakit dan rumah, fokus pada kognitif, adanya motivasi
rendah pada individu, membutuhkan ruang
khusus, interaksi tinggi.
Inquiry learning Fokus pada proses pembelajaran, mengembangkan keteramp
ilan kognitif, promotes affective outcome, untuk semua umur,
untuk masalah kesehatan yang kompleks, evaluasi sulit,
keterbatasan sumber informasi, membutuhkan waktu dan
keterlibatan dari petugas dan peserta
Kuliah-diskusi Mudah digunakan, memengaruhi pendapat, mendorong berpikir,
membangun crtitical thinking, murah, adaptable, praktis adanya
dialog antara guru dengan peserta, peserta pasif, adanya
modelling, lebih efektif dibanding metode yang lain.
Media massa (televisi, radio, majalah, outdoor advertising, surat, Sasaran luas, pesan terbagi pada beberapa unit, murah, meningkat
telepon) kan pengetahuan, memperkuat sikap, menyebabkan perubahan
perilaku jika diawali aksi yang sudah terbentuk, sedikit keterlibat
an pada sasaran, tidak membedakan sasaran, sulit mengevaluasi d
ampak, diumumkan lewat pelayanan masyarakat.
Pengembangan organisasi Memanfaatkan team building, ada feedback data, training, menci
ptakan kondisi kerja yang efektif pada institusi, adanya kekuatan
grup dalam masyarakat, sesuai dengan masalah lingkungan dan
ekonomi, evaluasi sulit, membutuhkan banyak waktu dan sumber
daya
Diskusi kelompok sebaya Cocok untuk setting yang sudah diatur, efektif meningkatkan per
ubahan perilaku, partisipasi aktif dari peserta, meningkatkan moti
vasi, mempengaruhi sikap, membutuhkan tempat yang khusus, da
pat disesuaikan dengan masalah kesehatan yang kompleks, memb
utuhkan waktu dan sumber daya yang besar.
Programmed learning (menggunakan mesin, teks program Adanya pelajaran yang komplet, guru sering tidak
komputer) dibutuhkan, tergantung dari kemauan individu dalam
belajar, membutuhkan motivasi dari pembelajar, butu
h feedback cepat, informasi faktual dan sensitif, mahal
, tidak fleksible, interaksi sedikit antara staf dan partis
ipan, evaluasi agar sulit.

Simulasi dan permainan (game,dramatisa, sosiodrama, rol Dapat disesuaikan dengan masalah kesehatan yang
e playing, studi khusus) kompleks, keterbatasan ruang dan waktu, dapat
dimanfatkan untuk pembelajar dengan kemampuan yang
luas, kemungkina meningkatkan motivasi, menggunakan
prosedur eksperimen pembelajaran, sangat berkaitan
dengan keterampilan kognitif, jarang digunakan oleh
petugas kesehatan, sulit mengevaluasi, butuh waktu dan
sumber daya yang besar, meningkatkan interaksi semua
yang terlibat, membutuhkan perencanaan ruang.

Pengembangan keterampilan Menjelaskan kebutuhan akan prosedur dan bagaimana


mealksanakannya. Adanay kesempatan bagi pembelajar
untuk mempraktikkan keterampilannya, menigkatkan
komunikasi prokomotor, evaluasi agak sulit,
membutuhkan waktu dan keterlibatan yang banyak di
antara staf dan partisipan, membutuhkan perencanaan
ruang.
Gerakan masyarakat Tidak harus ada konsensus di antara kelas
sosial di masyarakat, disesuaikan dengan masal
ah lingkungan dan ekonomi masyarakat, sering
tidak membutuhkan kehadiran petugas
kesehatan jika filosofi sudah diterima masyarak
at, butuh keterampilan sulit mengevaluasi,
butuh waktu dan keterlibatan yang tinggi dari
petugas dan partisipan

Perencanaan sosial (para ahli menyelesaikan masal Menggunakan teknik penyelesaian masalah yang
ah sosial melalui perubahan dan deliberation yang rasional, meningkatkan tujuan intitusi dalam
rasional) konteks masalh kesehatan masyarakat, efektif
untuk grup yang tidak integrated, sulit
mengevaluasi, mebutuhkan waktu dan keterlibatan
yang tinggi dari petugas dan partisipan.

Sumber: Dignan & Carr, 1992.


3. Media Promosi Kesehatan
menurut Depkes 2004, media adalah alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar,
dirasa,diraba, untuk memperlancar komunikasi dan penyebaran informasi.

Urgensi media promosi kesehatan adalah:

(1) Untuk menargetkan perubahan perilaku

(2) Meningkatkan tujuan sosial politik (media


advokasi)

(3) Sebagai media pemberitahuan kepada


masyarakat
Jenis media promosi kesehatan dan karakteristiknya

Jenis Karakteristik

Elektronik Televisi Adanya peran kesadaran, kegairahan, modelling, dan kretivitas


gambar, membutuhkan skill training.
Radio Infomatif, interaktif (talkback), hemat biaya dan berguna
menciptakan kesadaran dalam memberikan informasi.
Video Kemungkinan berlebihan untuk promosi kesehatan secara
umum, bermanfaat untuk grup yang spesifik, bagus untuk
training.

Komputer Bermanfaat untuk penyampaian infomasi, berbasis data, self


care program.
4. Jenis Media Promosi Kesehatan dan Karakteristiknya

Menurut Simon-Morton (1995), ada empat tipe media pendidikan kesehatan

01 Media yang dicetak (printed material)

02 Media audiovisual

03 Media interaksi dengan komputer

04 Media massa
Media cetak Surat kabar Informasi panjang dan pendek, materi tergantung jenis koran dan hari

Majalah Pembaca luas dan mempengaruhi, bermanfaat untuk pendukung, dan


menyampaikan kepercayaan masyarakat

Pamplet Sarana informasi, untuk sasaran perubahan kognitif bukan emosi

Lembar info Cepat, informasin mudah, berseri dengan menggunakan folder, bukan untuk
perubahan perilaku yang kompleks

Laporan Berkelanjutan, bersifat pribadi, padat karya, butuh komitmen yang detail dan
berkala evaluasi kebutuhan.

Poster Berfungsi sebagai agenda, pesan visual, dibutuhkan masukan kreatif.

Kaos Membangun emosi, personal, berguna untuk memengaruhi sikap, dan komitmen
program/ide.
Sticker Pesan singkat untuk memotivasi pengguna dan menciptakan komitmen, murah,
dapat menembus.
Surat-menyurat Relatif murah dan jangkauan pembaca luas target tersedia, diharapkan ada
perubahan perilaku

Sumber: Egger, Donovan, dan Spark (1993)


Dalam menggunakan media promosi kesehatan terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Menurut
Bogart (1990), Rossiter dan Percy (1987) cit. Egger, et.al. (1993),
terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam upaya memilih media yang digunakan dalam
kampanye kesehatan. Faktor tersebut yaitu:

01 Selektivitas 04 Biaya (cost)


(selectivity)

02 Pencakupan 05 Dukungan editorial


(coverage) (editorial support)

03 Fleksibilitas 06 Usia media


(flexibility) (permonence)
C. Merancang Evaluasi Program Promosi Kesehatan

1. Definisi Evaluasi
Menurut Morton, Green, dan Gottlieb (1995), evaluasi adalah sistem pengumpulan, analisis,dan inte
rpretasi data yang bertujuan menentukan nilai kebijakan sosial, dan digunakan untuk membuat kepu
tusan tentang kebijakan atau program.

2. Tujuan Evaluasi Program Promosi Kesehatan


Menurut Simon,Green, dan Gottlieb (1995) tujuan evaluasi adalah :
a. Untuk mengetahui efektivitas program
b. Untuk mengetahui implementasi program
c. Untuk mengetahui apakah tujuan program sudah tercapai
d. Untuk mengetahui apakah program dapat berjalan dengan semestinya.
3. Jenis Evaluasi Program Promosi Kesehatan

Menurut Simon,Green, dan Gottlieb (1995), ada tiga kategori evaluasi, yaitu e
valuasi diagnostik yang dilakukan pada saat need assessment, evaluasi
formatif yang dilakukan pada proses kegiatan untuk mengidentifikasi kebutuh
an program, dan evaluasi sumatif yang dilakukan ketika pelaksanaan program
promosi kesehatan berjalan dan merupakan bagian dari proses.
Selain itu,terdapat tiga tipe evaluasi ; evaluasi proses , yaitu melihat bagaima
na program promosi kesehatan diimplementasikan ;
evaluasi dampak, yaitu melihat perubahan perilaku pada sasaran program
dan evaluasi outcome, yaitu melihat dampak program terhadap status keseha
tan sasaran.
4. Metode Evaluasi Program Promosi Kesehatan

Untuk melakukan perencanaan evaluasi terdapat serangkaian langkah yang harus ditempuh.
Pertama yaitu menggambarkan program dan model logika yang utuh. Menyusun pertanyaan
evaluasi berdasarkan tujuan hasil program pada kualitas hidup, kesehatan, perilaku, dan
lingkungan. Kemudian menyusun pertanyaan evaluasi seputar matriks yang terfokus pada
tujuan pelaksaan dan determinan dari tujuan perubahan. Selanjutnya, kembali menyusun
pertanyaan evaluasi, tetapi seputar gambaran metode, kondisi, strategi, program, dan
implementasi. Langkah terakhir yaitu mengembangkan indikator dan pengukuran serta
menetapkan rancangan evaluasi (Bartholomew,et,al.,2009).
5. Tahapan Evaluasi Program Promosi Kesehatan

Langkah-langkah evaluasi menurut Bartholomew,et,al.,2006 , yaitu


:
a. Mendiskripsikan outcome program dari kualitas hidup, kesehat
an, perilaku, lingkungan, dan menuliskan tujuan dan
pertanyaan evaluasi.
b. Menulis pertanyaan dalam matriks
c. Menuliskan proses evaluasi pertanyaan berdasarkan deskripsi
metode, kondisi, strategi, program, dan pelaksanaan.
d. Mengembangkan indikator dan ukuran program.
Dalam melakukan perencanaan evaluasi diperlukan indikator untuk
mengukur keberhasilan program promosi kesehatan. Indikator
evaluasi program promosi kesehatan menurut Bartholomew,et.al.
(2006) adalah :
a. Context
b. Reach
c. Dose Delivered
d. Dose Received
e. Fidelity
f. Implementation
g. Recruitment
FOR ATENTTION

Anda mungkin juga menyukai