Anda di halaman 1dari 4

OBESITAS

No. Dokumen :
SOP No. Revisi :

Tanggal :

Terbit
Halaman :

PUSKESMAS ARIF EKO TRILIANTO,SKM


RANUGEDANG NIP. 198310032010011009

1. Pengertian Obesitas merupakan keadaan dimana seseorang memiliki


kelebihan lemak (body fat) sehingga orang tersebut memiliki risiko
kesehatan. Riskesdas 2013, prevalensi penduduk laki-laki dewasa
obesitas pada tahun 2013 sebanyak 19,7% lebih tinggi dari tahun
2007 (13,9%) dan tahun 2010 (7,8%). Sedangkan pada
perempuan di tahun 2013, prevalensi obesitas perempuan dewasa
(>18 tahun) 32,9 persen, naik
18,1 persen dari tahun 2007 (13,9%) dan 17,5 persen dari tahun
2010 (15,5%). WHO, dalam data terbaru Mei 2014, obesitas
merupakan faktor risiko utama untuk penyakit tidak menular seperti
penyakit kardiovaskular (terutama penyakit jantung dan stroke),
diabetes, gangguan muskuloskeletal, beberapa jenis kanker
(endometrium, payudara, dan usus besar). Dari data
tersebut, peningkatan penduduk dengan obesitas, secara
langsung akan meningkatkan penyakit akibat kegemukan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan pasien dengan obeitas
3. Kebijakan 1. SK Kepala Puskesmas Nomor 440/124/SK/426.102.10/2021
tentang Jenis-Jenis Pelayanan Medis di UPT Puskesmas
Ranugedang;
2. SK Kepala Puskesmas Nomor 440/027/SK/426.102.11/2021
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis di UPT Puskesmas
Ranugedang.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Media Aesculap. Tahun 2014.

5. Prosedur / 1. Petugas menerima pasien


Langkah – 2. Petugas melakukan anamnesis secara singkat dan terfokus.
langkah 3. Petugas melakukan cuci tangan dan memakai APD level 1
(masker medis dan handscoon) sebelum melakukan
pemeriksaan pada pasien.
4. Petugas melakukan TTV dan melakukan pemeriksaan fisik,

5. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan pada


pasien.
6. Petugas menegakkan diagnosis.
7. Petugas memberikan terapi pada pasien
Penatalaksanaan Non- medikamentosa

 Penatalaksanaan dimulai dengan kesadaran pasien bahwa


kondisi sekarang adalah obesitas, dengan berbagai
risikonya dan berniat untuk menjalankan program
penurunan berat badan
 Diskusikan dan sepakati target pencapaian dan cara yang
akakn dipilih (target rasional adalah penurunan 10% dari BB
sekarang)
 Usulkan cara yang sesuai dengan factor resiko yang dimiliki
pasien, dan jadwalkan pengukuran berkala untuk menilai
keberhasilan program
 Penatalaksanaan ini meliputi perubahan pola makan
(makan dalam porsi keci; namun sering) dengan
mengurangi konsumsi lemak dan kalori, meningkatkan
latian fisik dan bergabung dengan kelompok yang bertujuan
sama dalam pencapaian target penurunan berat badan
ideal
 Pengaturan pola makan dimulai dengan mengurangi
asupan kalori sebesar 300-500 kkal/ hari dengan tujuan
untuk menurunkan berat badan sebesar ½-1 kg per minggu
 Latian fisik dimulai secara pelahan dan tingkatkan secara
bertahap intensitasnya. Pasien dapat melalui dengan
berjalan selama 30 menit dengan jangka waktu 5 kali
seminggu dan dapat ditingkatkan intensitasnya selama 45
menit dengan jangka waktu 5 kali seminggu

8. Petugas melakukan konseling dan edukasi


 Perlu diingat bahwa penanganan obesitas dan
kemungkinan besar seumur hidup. Adanya motivasi dari
pasien dan keluarga untuk menurunkan berat badan hingga
mencapai BB ideal sangat membantu keberhasilan terapi
 Menjaga agar berat badan tetap normal dan mengevaluasi
adanya penyakit penyerta
 Membatasi asupan energy dari lemak dan gula
 Meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, serta kacang-
kacangan, dan biji-bijian
 Terlibat dalam aktivasi fisik secara teratur (60 menit sehari
untuk anak-anak dan 150menit per minggu untuk dewasa)

9. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan


6. Bagan Alir
melakukan anamnesa secara
menerima singkat dan terfokus
pasien

melakukan cuci tangan dan


memakai APD level 1
sebelum melakukan
pemeriksaan pada pasien.

melakukan TTV dan


melakukan pemeriksaan fisik

mencuci tangan setelah


melakukan pemeriksaan pada
pasien dan menegakkan
diagnose defisiensi mineral

menegakkan diagnosis

memberikan terapi pada


pasien

melakukan konseling
dan edukasi

Pasien
sembuh melakukan pencatatan
pulang
dan pelaporan

7. Hal-hal yang Kriteria Rujukan :


perlu a. Kondisi klinis pasien tidak dapat ditangani.
diperhatikan b. Alat dan bahan untuk melakukan tatalaksana tidak
tersedia.
8. Unit terkait 1. Loket pendaftaran
2. Poli KIA/KB
3. Poli umum
4. Apotek
9. Dokumen 1. Rekam Medis
terkait 2. Register kunjungan Poli Umum, Register KIA/KB,
Register UGD, Register Rawat Inap
3. SIMPUS-EVO
10. Rekaman
Tanggal
historis
No Yang Diubah Isi Perubahan Mulai
perubahan
Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai