Anda di halaman 1dari 29

Biokimia dan Biologi Molekular

ANALISIS DARAH DAN URIN

1. Chatrien Wijaya Santoso / 110120301


2. Roselina Turnip / 110120306
3. Ni Komang Ayu Ratih Ramaswati / 110120265
TUJUAN
1. Mengetahui Indeks Massa Tubuh dan kebutuhan energi harian
2. Mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi BMR
3. Mengkaji kebutuhan diet seseorang
4. Menentukan saran nutrisi berdasarkan problem klinis yang dialami
01
INDEKS MASSA TUBUH
Tabel 1. Indeks Massa Tubuh

No. Nama/NRP Berat badan Tinggi badan BMI

1. Roselina Turnip / 55 kg 155 cm 22,9 kg/m2


110120306

2. Chatrien Wijaya / 76 kg 174 cm 25,1 kg/m2


110120301

3. Ni Komang Ayu RR / 56 kg 160 cm 21,9 kg/m2


110120265
KESIMPULAN
Pada tabel 1 dapat disimpulkan bahwa BMI (body mass index) atau
index massa tubuh dapat digunakan sebagai parameter untuk
mengetahui berat badan seseorang apakah normal atau tidak. Data
nomer 2 di ketahui bahwa ada seseorang yang mengalami
overweight. Sedangkan pada data nomer 1 dan 3 kedua orang
tersebut mengalami berat badan yang normal.
02
KEBUTUHAN ENERGI
Tabel 2. Kebutuhan Energi

No. Nama/NRP Jenis Kelamin Kebutuhan energi

H-benedict schofield

1. Roselina Turnip / P 1372,7 kkal/hari 1299 kkal/hari


110120306

2. Chatrien Wijaya / P 1613,2 kkal/hari 1609,8 kkal/hari


110120301

3. Ni Komang Ayu RR / p 1396 kkal/hari 1313,8 kkal/hari


110120265
KESIMPULAN
Pada tabel 2 dapat disimpulkan bahwa perhitungan menggunakan
persamaan H-benedict lebih besar karena H-benedict cara
menentukannya menggunakan aktivitas fisik, sedangkan
shofield menentukannya dengan persamaan angka metabolisme
basal.
03
DATA RLPP & PENILAIAN
Tabel 3. Data RLPP dan Penilaian

No. Nama_Usia_Jenis Kelamin Riwayat Penyakit Rasio Lingkar Analisis


Pinggang-Pinggul Praktikum

1. CW_18_P - 78:100 = 0,78 RLPP Normal

2. RT_19_P - 80,5 : 97,5= 0,82 RLPP Normal

3. HS_41_P - 84:103 = 0,81 RLPP Normal


KESIMPULAN
Pada tabel 3 dapat disimpulkan bahwa semakin besar rasio seseorang, maka akan rentang untuk obesitas yang dapat
menimbulkan resiko penyakit jantung. Hal ini berkaitan dengan teori bentuk tubuh pir dan apel. Bentuk tubuh pir
ditandai dengan bagian bawah tubuh yang lebih besar dibandingkan bagian atas. Ciri fisiknya, bagian pinggul
lebih lebar dibanding pundak karena distribusi lemak kita lebih banyak di wilayah panggul. Apel: Pemilik tubuh ini
memiliki bagian atas yang lebih lebar dibanding tubuh bagian bawah. Itu mengapa mulai dari dada hingga perut
lebih besar ukurannya dibanding panggul. Itu sebabnya ketika bobot tubuh bertambah yang paling terlihat
menumpuk lemak adalah bagian atas tubuh. Mereka yang memiliki bentuk tubuh buah apel harus lebih berhati-hati
karena lebih beresiko terserang penyakit, khususnya yang berhubungan dengan jantung.
04
SPEKTRUM KONDISI KLINIS
NUTRISI & JENIS DIET
Tabel 4.Spektrum Kondisi Klinis Nutrisi dan jenis diet

No Nama/Nrp Kondisi Klinis Diet

1 - Obesitas - Diet rendah kalori

- Konsumsi buah buahan yang rendah gula dan sayur sayuran

- Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan gula

2 Konstipasi
- - Mengkonsumsi buah buahan ( cth. Apel, pir, pepaya, pisang)

- Memperbanyak konsumsi makanan yang berserat

3 - Intoleransi latosa - Mengkonsumsi makanan/produk yang bebas laktosa

- Menghindari produk yang terbuat dari susu hewani (cth. Susu sapi)

- Mengkonsumsi sayur sayuran/makanan yang mengandung kalsium


3 Intoleransi latosa - Mengkonsumsi makanan/produk yang bebas laktosa

- Menghindari produk yang terbuat dari susu hewani (cth. Susu sapi)

- Mengkonsumsi sayur sayuran/makanan yang mengandung kalsium

4 Operasi besar Abdomen


- Mengkonsumsi makanan yang berprotein tinggi ( ayam,daging)

- Mengkonsumsi makanan yang lunak (wortel, labu)

- Menghindari fast food

5 Penyakit Coeliac - Diet rendah gluten yang sehat dan seimbang (cth. youghurt)
KESIMPULAN
Pada tabel 4 dapat disimpulkan bahwa setiap penyakit memiliki jenis diet yang berbeda sesuai dengan penyakit
yang dideritanya. Pada penderita obesitas disarankan melakukan diet rendah karbohidrat dan menghindari
makanan yang mengandung lemak jenuh dan gula. Pada penderita konstipasi disarankan mengkonsumsi
makanan yang berserat tinggi seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Pada penderita intoleransi laktosa
disarankan menghindari konsumsi produk berbahan dasar susu (hewani) dan produk hewani . Mengonsumsi
makanan yang berkalsium. Pada pasien pasca operasi besar abdomen disarankan mengkonsumsi makanan
yang lunak seperti yoghurt dan bubur dan banyak konsumsi protein. Pada penderita penyakit coeliac
disarankan untuk melakukan diet rendah gula. Pada penderita anemia pernisiosa disarankan untuk banyak
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin B12
05
TUGAS BACA
No. Kebutuhan Diet Sumber Besar Asupan

1. Energi Karbohidrat Pria: 2400 -2800 kkal/ hari


(55 gram)
Lipid
Protein Wanita: 2000 - 2200 kkal/ hari
(48 gram)

2. Mineral Air Pria: 38 gram/ hari


Buah
Wanita: 25 gram/ hari
Kacang-kacangan

3. Serat Sayur Pria: 800 gram / hari


(8 mg)
Buah
Kacang-kacangan Wanita: 1000 gram / hari
(18 mg)
STANDAR
BMI (BODY MASS INDEX)
NORMAL UNTUK ORANG ASIA
Untuk Laki-laki : Untuk Perempuan :
Kurus : < 18 kg/m2 Kurus : < 17 kg/m2
Normal : 18 - 25 kg/m2 Normal : 17 - 23 kg/ m2
Kegemukan : 25 - 27 kg/m2 Kegemukan : 23 - 27 kg/m2
Obesitas : > 27 kg/m2 Obesitas : > 27 kg/m

(Sumber : Pedoman praktis terapi gizi medis


Departemen Kesehatan RI 2003)
06
ANALISIS KASUS
ANALISIS KASUS
01
KASUS 1
1. Nyonya T. 29 tahun mengeluh tidak tahan panas, banyak keringat, jantung berdebar-
debar dan gemetar. Sejak 3 bulan ini, berat badannya turun drastis walaupun pola makan
tidak berubah dan nafsu makannya baik. Hasil pemeriksaan fisik denyut jantungnya 116
kali / menit, kulit terasa hangat, tremor dan nampaknya gelisah. Kelenjar tiroid tampak
membesar dan dokter pemeriksaan dilakukan pemeriksaan fungsi tiroid. Hasil
pemeriksaan menunjukkan bahwa nyonya T mengalami hipertiroidisme.
Jelaskan hubungan hipertiroidisme dengan keluhan yang dilaporkan dari sisi biokimia!
Jawab: Ny. T mengalami hipertiroidisme → produksi hormon tiroksin yang terlalu banyak.

● hipertiroid: menyebabkan konsentrasi T3 dan T4 meningkat. hormon tiroid ini menyebabkan sel otot peka
terhadap kerja glikogenolitik. efek T4 menyebabkan glikolisis di otot meningkat, badan menjadi semakin kurus.
● hormon tiroid ikut serta dalam respon akut ini dengan menyebabkan sistem saraf simpatis peka terhadap efek
stimulatorik pejaran dingin. kemampuan T4 meningkatkan pembentukan panas berkaitan dengan efeknya pada
jalur oksidasi bahan bakar yang menghasilkan ATP sekaligus membebaskan energi sebagai panas.
● hormon tiroid meningkatkan kerja katekolamin (norepinefrin dan epinefrin) karena menyebabkan regulasi
naik reseptor beta (β), oleh sebab itu hipertiroidisme menyebabkan peningkatan denyut jantung.
ANALISIS KASUS
02
KASUS 2
2. Seorang teman dari fakultas lain mengajak anda berdiskusi mengenai rencananya untuk
menurunkan berat badan dengan cara diet vegetarian yang terdiri dari banyak sayuran
tanpa daging, telur dan susu. Selain itu dia juga akan melakukan olahraga teratur.
Bagaimana menurut anda rencana diet tersebut? Apakah semua kebutuhan nutrisi
terutama asam amino untuk sintesis protein dalam tubuh terpenuhi?
Jawab: Diet yang dilakukan teman tersebut kurang tepat, karena hanya memenuhi kebutuhan serat dan

sayur-sayuran, sedangkan kebutuhan protein tidak terpenuhi karena tidak mengkonsumsi daging, telur, susu.

kelompok daging dan kacang-kacangan dan kelompok susu memiliki kandungan protein yang paling tinggi.

kelompok padi-padian serta sayuran mengandung lebih sedikit protein. hal yang harus dia lakukan adalah

mengonsumsi karbohidrat, protein, susu, sayur-sayuran dan buah-buahan dan perbanyak minum air putih.
ANALISIS KASUS
03
KASUS 3
3. Respon metabolik terjadi saat seseorang mengalami trauma. salah satu bentuk
respon metabolik adalah peningkatan protein C- reaktin (CRP) dan komplemen.
apakah tujuan peningkatan protein C- reaktin dan komplemen saat trauma? jelaskan
tujuan pengukuran CRP serum!
jawab:

CRP = catabolic reaktin protein

CRP adalah protein yang ditemukan dalam darah yang meningkat sebagai respon peradangan. peran

fisiologisnya yaitu mengikat fosfokolin yang diekspresikan pada permukaan sel mati/sekarat untuk

mengaktifkan komplemen melalui kompleks 14 (disintesis di hati) tujuan peningkatan tersebut untuk

berpartisipasi dalam pembentukan sel nekrosis dan apoptosis dengan cara mengikat fosfokolin pada mikroba

dan sel rusak serta meningkatkan fagositosis makrofag (sebagai sistem pertahanan awal terhadap infeksi)
THANK YOU !!!

Anda mungkin juga menyukai