Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Jehan Pramudya Nur

NIM : A1011201055

MODEL IRAC
IDENTIFICATION-RULES-ANALYSIS-CONCLUSION
ANALISIS KASUS

Judul Kasus: (sebutkan judul kasus yang di review)


IDENTIFIKASI Fakta: Jelaskan kronologis permasalahan atau fakta dalam kasus tersebut. Siapa saja
para pihak dalam kasus tersebut, apa perselisihan mereka, dan apa permasalahan hukumnya?
Jelaskan dengan kata-kata Anda sendiri, mencakup beberapa fakta penting yang diperlukan
untuk memahami kasus ini.
RULES/ Aturan: Apa aturan/prinsip hukum yang digunakan dalam kasus ini yang berkaitan
dengan materi perkuliahan? Periksa Konvensi/perundang-undangan dan cantumkan dalam
Pasal apa saja kasus ini terkait dengan hukum.
ANALISIS: Jelaskan apa pembelajaran atau hal penting yang dapat ditarik dari analisis kasus
ini. Jelaskan dengan menggunakan kata-kata anda sendiri secara ringkas.
CONCLUSION/ Kesimpulan: Buatlah suatu kesimpulan singkat dari kasus yang sudah saudara
analisis. Jelaskan juga keterkaitan kasus yang dibahas dengan materi bab perkuliahan yang
sudah diajarkan ataupun materi yang ada dalam referensi!
Catatan: Case Brief ini dibuat secara lengkap minimal 2 halaman
KASUS LA GRAND CASE
IDENTIFIKASI FAKTA
Karl LaGrand dan Walter LaGrand, dua orang warga negara Jerman pada tanggal 7 Januari
1982 yang telah tinggal di Amerika Serikat sejak berusia 3 tahun, mereka melakukan sebuah
perampokan bersenjata yang menewaskan 1 orang warga Negara Amerika dan melukai 1 orang
lainnya. Berdasarkan putusan yang dibuat oleh Lembaga Peradilan Amerika Serikat, LaGrand
bersaudara dijatuhi hukuman mati dengan dakwaan tindakan terorisme. LaGrand bersaudara
tidak diinformasikan sehubungan dengan adanya hak pendampingan konsuler berdasarkan
Vienna Convention of Consular Relation (VCCR) 1963, dan pemerintah Amerika Serikat pun
tidak memberitahukan Kantor Konsuler Pemerintah Jerman di wilayahnya (Marana, Arizona)
akan tertangkapnya dan diadilinya 2 orang warga Negara Jerman. LaGrand bersaudara pun
mengajukan permohonan asistensi konsuler agar mendapatkan keringanan putusan. Namun
pemerintah Amerika Serikat tidak menggubris permohonan ini.
Karl LaGrand dieksekusi mati dengan menggunakan metode suntik mati yang hukumannya
dijatuhkan pada 24 Februari 1999. Sedangkan Walter LaGrand dieksekusi mati dengan metode
gas chamber yang hukumannya dijatuhkan pada 3 Maret 1999. Namun, beberapa jam sebelum
eksekusi Walter LaGrand, pemerintah Negara Jerman mengajukan permohonan ke ICJ untuk
mendapatkan Provisional Court Order untuk menunda eksekusi Walter LaGrand, namun US
Supreme Court menyatakan bahwa ICJ tidak memiliki yurisdiksi dalam kasus ini dan tetap
menjalankan eksekusi Walter LaGrand. Putusan Melalui Putusan ICJ pada 27 Juni 2001, ICJ
menolak seluruh argumen pihak Amerika Serikat dan menyatakan bahwa Amerika Serikat telah
melanggar VCCR dengan menjalankan default prosedur-nya terhadap kasus ini.
RULES / ATURAN
Amerika dengan tidak memberitahukan LaGrand bersaudara atas hak-haknya telah melanggar
pasal 36 ayat 1(b) VCCR dan dengan mencegah Jerman untuk memberikan bantuan konsuler
AS telah melanggar pasal 36 ayat 1 VCCR; dengan tidak memberikan kesempatan bagi
LaGrand bersaudara untuk menggunakan VCCR dan dengan menerapkan Ketentuan procedural
defaults AS melanggar pasal 36 (2) VCCR; provisional orders ICJ bersifat mengikat dan AS
telah melanggar kewajiban intenasionalnya dengan tidak melaksanakan putusan sementara ICJ
pada kasus ini; dan Amerika Serikat diharuskan menyesuaikan hukum nasionalnya berdasarkan
konvensi tersebut dan memberikan jaminan terhadap Jerman bahwa diwaktu yang akan datang
bentuk-bentuk kelalaian tersebut tidak akan terulang kembali, terutama kepada warga negara
Jerman.
ANALISIS
Putusan Mahkamah pada kasus LaGrand adalah langkah baru yang besar terkait kekuatan
mengikat order, hal ini dipaparkan pada rationae dicta ketika Amerika Serikat dinyatakan
bersalah. Jerman menyatakan bahwa order tersebut mengikat, tetapi bagi Amerika Serikat
secara bahasa dan sejarah dari Pasal 41 Statuta Mahkamah Internasional ini menunjukkan
sebaliknya. Pada putusannya, Mahkamah menjelaskan bahwa kata indicate tidaklah menjadi
fokus dari pasal
tersebut, melainkan ought yang berarti kewajiban atau kebenaran yang seharusnya dilakukan.
Kata ought ini memiliki pengertian akan adanya suatu kewajiban, suatu referensi dari versi
Bahasa Prancis Statuta Mahkamah Internasional juga memberi kesimpulan yang sama, dalam
referensi tersebut menjelaskan bahwa dalam versi Bahasa Prancisnya yang digunakan adalah
kata doivent yang memiliki arti harus sehingga memiliki dasar yang kuat akan adanya suatu
kewajiban yang timbul dari pasal tersebut.
CONCLUSION / KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa order dari Mahkamah memiliki kekuatan mengikat bagi negara
yang bersengketa. Hal ini disimpulkan memperhatikan terminologi dari Pasal 41 Statuta
Mahkamah Internsional, doktrin, pendapat hakim-hakim terdahulu dan melihat putusan dari
Mahkamah Internasional sendiri yang menyatakan bahwa order memiliki kekuatan mengikat
bagi negara yang bersengketa meski sekalipun tidak memiliki sanksi yang jelas. Sebagaimana
semua putusan yang keluar dari Mahkamah tetaplah suatu putusan yang harus dilaksanakan
dan dipatuhi oleh mereka yang bersengketa.

Anda mungkin juga menyukai