Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahansehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalahini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
bagindatercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya
diakhirat nanti.Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmatsehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulismampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliahHukum Pidana Internasional.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurnadan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supayamakalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, danapabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yangsebesar-besarnya.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnyakepada dosen pengajar mata kuliah Hukum Pidana Internasional yang telahmembimbing kami
dalam menulis makalah ini.Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.Gorontalo, 14
Februari 2019Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I :PENDAHULUAN
BAB II :PEMBAHASAN
Kesimpulan .................................................................................... 20
Saran ................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 21
BAB I
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang
pidana internasional beberapa peradilan sudah pernah didirikan untuk mengadili penjahat
perang terkhusus setelah perang dunia kedua terjadi. Nuremberg Trial dan Tokyo
Trial dibentuk untuk mengadili para pelaku kejahatan perang dan kejahatan terhadap
kemanusiaan yang terjadi pada perang dunia kedua saat itu. Hal tersebut menjadi batu
penjuru atau the corner stone bagi perkembangan hokum pidan internasional. Sehingga
membentuk sebuah pegadilan pidana internasional yang dulu gagal untukdigagas karena
suatu sebab. Upaya kali ini juga sempat surut lagi pada masa perang dingin, tapi
kembali menghangat karena adanya pembantaian ribuan manusia akibat perang saudara
atau suku etnis di Rwanda yang melahirkan ICTR ( International Criminal Tribunal For
The Former Rwanda) dan pembasmian etnis di Yugoslavia yang melahirkan ICTY
( International Criminal Tribunal For The former Rwanda) dan pembasmian etnis di
yogoslavia yang melhirkan ICTY ( International Criminal Tribunal For The Former
Yugoslavia) pada tahun 90-an. Sehingga pada tahun 1999 di roma, PBB dengan
ICC) yang dikenal sebagai statuta Roma. Kasus-kasus kejahatan yang terjadi di
mengalami peningkatan
diciptakan, dimulai dari kejahatan yang dilakukan anakadam terhadap saudaranya, oleh
karena itu kejahatan sering dikatakansebagai the oldest of social problem, karena
direkam pada tahun 1990-an saja, dalam catatan kepoisian rata-rat selama satu hari terjadi
muda mudi atau kaum tua secara bebas adalahsuatu kondisi yang sangat menghawatirkan
adalah salah satu puncak darisemakin maraknya pelanggaran terhadap hukum dan
perhatian dunia internasional terhadap kejahatan kekerasan terhadap wanita ini direspon
salah satu mekanisme sosial penting yangmenempatkan kaum perempuan dalam posisi
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
2. J.G Starke
Sekumpulan hukum (Body of Law) yang sebagian besar terdiri dari asas-asas. Oleh
karena itu, hukum internasional wajib ditaati oleh negara-negara di seluruh dunia
3. Wirjono Prodjodikoro
4. Ivan A.Shearer
5. Hugo de Groot
Hukum yang didasarkan pada kemauan bebas dan berdasarkan persetujuan sebagian
atau seluruh negara demi tercapainya kepentingan bersama dari negara-negara yang
6. Rebecca M.Wallace
Peraturan dan norma yang mengatur tindakan negara-negara dan kesatuan lain yang
ada pada suatu saat diakui mempunyai kepribadian internasional dan individu, dalam
1. Asas Teritorial
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. Menurut asas ini, negara
melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di wilayahnya.
2. Asas Kebangsaan
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya. Menurut asas ini,
setiap warga negara mendapat perlakuan hukum dari negaranya di mana pun ia
negara tersebut tetap berlaku juga bagi warga negaranya, walaupun berada di negara
asing.
kehidupan bermasyarakat.
hukum yang mengatur tentang kejahatan internasional yang dilakukan oleh subyek-
subyek hukumnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Istilah ini menunjukkan bahwa
nasional ataupun domestik. Kaidah-kaidah dan asas-asas hukum pidana yang benar-benar
internasional adalah kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yang dapat dijumpai dalam
adanya suatu peristiwa kejahatan yang sifatnya internasional, atau yang lintas batas
Negara, atau yang menyangkut kepentingan dari dua atau lebih Negara. Kejahatan-
dan lain-lain.
B. KASUS
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/38348459/HUKUM_PIDANA_INTERNASIONAL
https://referensi.elsam.or.id/2014/09/hukum-pidana-internasional/
https://tesishukum.com/pengertian-hukum-internasional-menurut-para-ahli/
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/gk/article/view/9075
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-51219018