Anda di halaman 1dari 3

Penyimpanan Vaksin dan Pelarut

No Dokumen :12.1/115/KAPUS/I/2016
No.Revisi :0
SOP
TanggalTerbit :12 Januari 2016
Halaman :1/2

Dr.PutuKarnasih
PUSKESMAS SAWAN I
NIP. 19730623 200904 002

1. Pengertian Penyimpanan Vaksin dan Pelarut Vaksin adalah suatu prosedur yang dipergunakan
untuk menjaga vaksin pada suhu dingin yang telah ditetapkan agar memiliki potensi
yang baik mulai dari pembuatan vaksin sampai pada saat pemberiannya kepada
sasaran.
2. Tujuan Meningkatkan kualitas program imunisasi melalui penerapan system penyimpanan
yang memenuhi standar.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Sawan I No:11.1/1.1.1/001/KAPUS/I/2016 tentang jenis
pelayanan

4. Referensi 1. PerMenkes nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat


2. KepMenkes nomor 1611/Menkes/SK/XI/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Imunisasi.
3. Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas oleh Dirjen PP &PL Depkes RI
Tahun 2005.
4. Standarisasi dan Spesifikasi Peralatan Program Imunisasi oleh Dirjen PPM & PL
Depkes dan Kessos Tahun 2000
5. Buku Pedoman Teknis Vaksin dan Cold Chain
5. Prosedur Alat dan bahan:
1. Lemari es
2. Alat pemantau paparan suhu beku (Freeze TagR)
3. Alat pemantau paparan suhu panas (Vaccine Cold Chain Monitor,
VCCM R)
4. Thermometer
5. Grafik catatan suhu
6. Petunjuk pembacaan VVM (poster, leaflet)
7. Cool pack / kotak dingin cair

6. Langkah- 1. Pastikan lemari es buka atas dalam kondisi baik dengan ketentuan sebagai
Langkah berikut
a. Lemari es pada posisi datar
b. Terlindung dari sinar matahari langsung
c. Terdapat stabilisator pada setiap lemari es
d. Satu stop kontak untuk setiap lemari es
e. Jarak antara lemari es dengan dinding 15-20 cm
f. Jarak antar lemari es yang satu dengan yang lain 15-20 cm
g. Tidak terdapat bunga es yang tebal pada evaporator
2. Letakkan grafik catatan suhu pada bagian atas lemari es
3. Letakkan coolpack pada bagian dasar lemari es
4. Pastikan bahwa semua vaksin berada didalam dus vaksin.
5. Letakkan vaksin sesuai dengan sensitifitasnya:
a. Sensitif panas (BCG, Campak dan Polio) dekat evaporator
b. Sensitif beku (Hepatitis B, DPT-HB, TT, DT dan Td) jauh
evaporator
6. Pelarut disimpan pada suhu ruang terlindung dari sinar matahari
1
langsung.
7. Vaksin dengan masa kadaluarsa pendek atau VVM B diletakkan dibagian
atas.
8. Beri jarak antar dus vaksin 1-2 cm untuk sirkulasi udara.
9. Letakkan 1 buah thermometer pada bagian tengah diantara vaksin
10. Letakkan 1 buah alat pemantau paparan beku diantara vaksin yang
Vaks
sensitif beku
11. Letakkan VCCM pada tempat penyimpanan vaksin BCG
12. Periksa suhu lemari es 2 kali sehari pagi dan sore (termasuk hari libur)
kemudian catat pada grafik suhu
7. Bagan Alir
Pastikan lemari es buka atas Grafik catatan suhu di atas Letakkan coolpack di
dalam kondisi baik lemari es dasar lemari es

Sensitif panas (BCG,


Campak, polio) Letakkan Pastikan semua vaksin di
vaksin sesuai dalam dus vaksin
sensitifitasn

Dekat evaporator
Sensitif beku
(hepatitis B,DPT-HB,
Pelarut di simpan pada
TT, DT dan Td)
suhu ruang terhindar
sinar matahari

Vaksin kadaluarsa pendek


dan VVM B di letakkan di Jauh evaporator
bagian atas

1 alat pemantau
Beri jarak 1-2 cm paparan beku
1 termometer di
antar kardus diantara vaksin
bagian tengah
vaksin sensitif beku
antara vaksin

Letakkan VCCM

Cek suhu lemari es 2 kali sehari


(pagi-sore) dan catat pada grafik
suhu

8. Hal-hal yang perlu 1. Penyimpanan vaksin pada suhu 2-8° C


diperhatikan 2. Jarak minimal lemari es dengan dinding belakan minimal 10 -15 cm
3. Lemari es tidak terkena sinar matahari langsung
4. Ruangan mempunyai sirkulasi udara yang cukup
5. Setiap 1 unit lemari es menggunakan hanya 1 stop kontak listrik tersendiri
9. Unit terkait 1. Pengurus barang Puskesmas
2. Pemegang program imunisasi
10. Dokumen terkait. 1. Buku pencatatan suhu lemari es
11. Rekaman historis N Yang di ubah Isi perubahan Tanggal mulai di
perubahan o berlakukan

2
3

Anda mungkin juga menyukai