KAK Perencanaan Pembangunan Posko
KAK Perencanaan Pembangunan Posko
LOKASI : KABUPATEN
Uraian Pendahuluan
1. Latar Belakang Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten akan
melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang.
Untuk melaksanakan teknis operasional dan teknis penunjang di
Lingkungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah melaksanakan salah
satu tupoksi pengendalian kebakaran hutan dan lahan melalui kegiatan
Aktivasi Komando Penanganan darurat Bencana, dalam bentuk
Pembangunan Posko Jaga Kebakaran Hutan dan Lahan (KARHUTLA) di
beberapa wilayah Kecamtan yang ada di Kabupaten,
Kebakaran hutan dan lahan menyebabkan berbagai dampak bagi lingkungan
dan masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung. Kebakaran hutan
dan lahan yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh faktor alam dan
manusia. Faktor manusia yang menjadi pemicu kebakaran hutan dan lahan
diantaranya konversi lahan, kegiatan penyiapan lahan, dan pembukaan
lahan untuk pertanian maupun perkebunan dengan cara pembakaran.
Tingginya konversi lahan di Indonesia disebabkan oleh faktor sosial-
ekonomi masyarakat, kebijakan kepemilikan lahan, bencana alam, dan
demografi serta konversi lahan.
Upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan merupakan langkah yang
tepat dan berguna bagi penyelamatan hutan dan lahan dari bahaya
kebakaran. Untuk menumbuh-kembangkan peran serta masyarakat dalam
kegiatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan pada wilayah Kabupaten.
Patroli Pengendalian kebakaran hutan dan lahan dapat dilakukan dengan
berbagai upaya. Namun perlu disiapkan Posko Karhutla yang memadai
representatatif namun tidak berlebihan, sehingga petugas dapat menjalankan
tugas dan fungsinya dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan
hanyalah sebagai usaha menekan atau usaha mengetahui lebih dini
terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Pemilihan lokasi pelaksanaan pembangunan Posko Karhutla di delapan
Kecamatan dengan mempertimbangkan pemadaman kebakaran hutan dan
lahan harus didasarkan pada teknik-teknik yang benar, agar diperoleh hasil
yang optimal
Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD melalaui DPA-SKPD
Tahun 2023 telah mengalokasikan kegiatan ini dan diharapkan kebakaran
hutan dan lahan dapat dicegah dan ditindak secara hukum terhadap pelaku
pembakaran hutan dan lahan baik langsung, maupun tidak langsung,
khususnya pada wilayah Kabupaten.
Untuk membentuk kesamaan persepsi dan panduan teknis serta untuk
tertib administrasi pelaksanaan kegiatan dilapangan maka perlu disusun
Kerangka Acuan Kerja (KAK) kegiatan Aktivasi Sistem Komando
Penanganan darurat Bencana Pembangunan Posko Jaga Kebakaran Hutan
dan Lahan ( KARHUTLA ).
b. Tujuan
Tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil desain Perencanaan Posko
yang efektif dan efisien berdasarkan kajian dan penelitian secara teknis
dapat dipertanggung jawabkan dalam rangka Pembangunan Posko
KARHUTLA Kecamatan.
Pelaksanaan Kegiatan Aktivasi Sistem Komando Penanganan Darurat
Bencan Pembangunan Posko Kebakaran Hutan dan Lahan adalah
mencegah terjadinya kebakaran hutan, memadamkan dan meminimalisir
terjadinya dampak kebakaran hutan dan lahan diwilayah Kabupaten.
4. Lokasi Kecamatan.
Kegiatan
5. Sumber Kegiatan perencanaan ini dibiayai dari sumber DBH Sumber Daya Alam
Pendanaan Kehutanan – Dana Reboisasi (DR) APBD Kabupaten Tahun Anggaran
2023. Berdasarkan Kegiatan Aktivasi Sistem Komando Penanganan
Darurat Bencana DPA-SKPD Nomor :
DPA/A/A.1/1.05.0.00.0.00.04.0000/001/2023 Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Tahun Anggaran 2023.
Total perkiraan biaya yang diperlukan dengan hasil Harga Perkiraan Sendiri
(HPS) Rp. 80.000.000,- (Delapan Puluh Juta Rupiah).
Biaya Pekerjaan Perencanaan dan tata cara pembayaran akan diatur secara
kontraktual setelah melalui tahapan proses Pengadaan Jasa Konsultansi
sesuai peraturan yang berlaku, antara lain terdiri dari:
a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga pendukung;
b. Biaya Bahan-Bahan;
c. Operasional Kantor;
d. Biaya Pelaporan.
.
Data-data Penunjang
7. Data Dasar a. Site Plan Posko KARHUTLA.
b. Data-data lainnya yang harus dicari sendiri oleh penyedia jasa.
Ruang Lingkup
9) Persyaratan Pencahayaan
a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup,
baik alami maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya
satuan kerja dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan
pencahayaan secara baik.
b. Azas-azas Perancangan
Selain dari kriteria diatas didalam melaksanakant ugasnya konsultan
perencana hendaknya memperhatikan azas-azas bangunan gedung
Negara sebagai berikut :
1) Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik
tetapi tidak berlebihan.
2) Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekan pada kelatahan gaya
dan kemewahan material tetapi pada kemampuan mengadakan
sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan, terutama
sebagai bangunan gedung negara.
3) Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya
investasi dan pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya,
hendaknya diusahakan serendah mungkin.
4) Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga
bangunan dapat dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat
dimanfaatkan secepatnya.
5) Bangunan gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas
lingkungan, dan menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan
disekitarnya.
11. Keluaran Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan Perencana berdasarkan Kerangka
Acuan Kerja ini merupakan Dokumen Perencanaan Teknis dan lebih
lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi:
a. Dokumen Laporan Pendahuluan Perencanaan
b. Dokumen Laporan Akhir Perencanaan, yang terdirid ari:
- Dokumen Gambar Rencana DED Uk.A3.
- Dokumen Analisis Perhitungan Struktur Bangunan.
- Dokumen RAB dan Perhitungan Volume/Aktual Chek.
- Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
c. Flash Disk
12. Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan selama 60 (Enam
Penyelesaian Puluh) hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai
Kegiatan Kerja (SPMK)
13. Tenaga Ahli Untuk melaksanakan pekerjaan Jasa Konsultansi Perencana, diperlukan Tenaga
dan Tenaga Ahli ataupun tenaga pendukung, yang terdiri dari :
Pendukung
1. Tenaga Ahli
No. Jabatan dalam Jumlah Pendidikan Pengalaman Sertifikasi
proyek (Org) kerja /Ijasah
1. Team Leader 1 S1 Teknik Min 2 SKA Ahli
Sipil/Arsitektur Tahun Muda
Bangunan
Gedung
2. Tenaga Pendukung
No. Jabatan dalam Jumlah Pendidikan Pengalaman Sertifikasi
proyek (Org) kerja /Ijasah
1. Drafter 1 S1 Teknik Min Ijazah
Sipil/Arsitektu 1Tahun
r
2. Surveyor 1 S1 Teknik Min Ijazah
Sipil/Arsitektu 1Tahun
r
3. Operator 1 STM/SMK Min Ijazah
Komputer Bangunan 1Tahun
Sederajat
14. Jadwal Tahapan Sesuai dengan schedule pelaksanaan pada Dokumen Penawaran
Pelaksanaan Penyedia Jasa Konsultansi.
Kegiatan
Jenis Laporan
15. Laporan Laporan Pendahuluan memuat: Uraian yang memuat pendekatan dan
Pendahuluan metodologi perencanaan dan inventarisasi data-data dasar perencanaan
serta permasalahan yang dihadapi.
Draft Laporan ini harus diserahkan sebagai materi pembahasan Rapat
Konsultasi/Diskusi/Presentasi/Seminar tahap Pendahuluan
Perencanaan sesuai Jadwal Pelaksanaan pada dokumen penawaran
penyedia jasa. Laporan Pendahuluan disahkan untuk dapat diserahkan
selambat-lambatnya 30 (Tiga Puluh) hari kalender sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 5
(lima) buku laporan.
16. Laporan Akhir Laporan Akhir berupa Dokumen Perencanaan yang terdiri dari:
- Dokumen Gambar Rencana DED Uk.A3.
- Dokumen Analisis Perhitungan Struktur Bangunan.
- Dokumen RAB dan PerhitunganVolume/Aktual Chek.
- Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
Draft Laporan ini harus diserahkan sebagai materi pembahasan Rapat
Konsultasi/Diskusi/Presentasi/Seminar tahap Pendahuluan
Perencanaan sesuai Jadwal Pelaksanaan pada dokumen penawaran
penyedia jasa. Laporan Akhir disahkan untuk dapat diserahkan
selambat-lambatnya 60 (Enam Puluh) hari kalender sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan
16. Dokumen Lelang Dalam hal ini Konsultan Perencana berkewajiban membantu Pejabat
Pengadaan dalam menyusun dokumen lelang hingga selesai tahap
pelelangan.
Hal-hal Lain
17. Produk Dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan
di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain
Negeri dalam KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam
negeri.
…………………………………..
NIP. ……………………….