Anda di halaman 1dari 6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Candi Prambanan
Terletak 13 km dari Kota Klaten, menuju barat pada jalur jalan ke Yogyakarta
dan 17 km dari Yogya menuju timur pada jalur ke kota Klaten/Surakarta, Candi
Prambanan atau Candi Roro Jonggrang adalah candi Hindu terbesar di Jawa Tengah.
Candi Prambanan adalah kelompok percandian Hindu yang dibangun oleh raja-raja
Dinasti Sanjaya pada abad XI. Bangunan Candi Prambanan mempunyai luas 40.000 m2
Candi-candi tersebut disebar di atas tiga halaman yang dipisah satu
dengan lain oleh tembok tembok pembatas. Halaman induk berbentuk sebuah
teras yang ditinggikan yang dikelilingi oleh sebuah tembok persegi empat yang kokoh,
tembok dari batu ini kurang lebih masih utuh walaupun tidak memiliki bagian atas berhias
yang sekali waktu bisa saja dipunyainya. Tiga dari empat gapura yang dibangun diatas
susunan tangga, hanya tersisa puing puing reruntuhan belaka. Tembok ini, dan berikutnya
yang hampir lenyap, dikiblatkan persis ke mata angin.

B. Batu Andesit
Batu Andesite adalah batuan beku yang mempunyai kandungan silica lebih tinggi
dibandingkan dengan batuan basalt, dan mempunyai kandungan silika lebih rendah
dibandingkan dengan batuan rhyolite atau felsite. Secara umum mempunyai warna yang
menandakan dengan baik akan kandungan silika dari lava, dengan kandungan basalt
yang terlihat gelap dan kandungan felsitenya terang.
Batuan Andesite mempunyai kandungan fluida lebih sedikit dibandingkan batuan
basalt dan diletuskan dengan hebatnya dikarenakan adanya gas gas terlarut yang
terdapat di dalamnya. Jenis batuan Andesite ini berbentuk kristalin. Bagian-bagian kecil
yang berwarna hitam disebut mineral biotite dan yang berwarna putih disebut potassium
feldspar. Hornblende dan pyroxen adalah mineral-mineral gelap lainnya yang terdapat
pada batuan Andesite.

1. Proses terbentuk : Batuan ini berasal dari lelehan lava gunung merapi yang
meletus, batu Andesit terbentuk (membeku) ketika temperatur lava yangmeleleh
turun antara 900 sampai dengan 1,100°C. Merupakan jenis batuan beku luar.
2. Massa Jenis : 2,8 – 3 gram/cm3
3. Skala Mohs : 5-6 Skala Mohs [2]
4. Warna : agak gelap (abu-abu tua).
5. Fungsi :
 Nisan kuburan  Cungkup (kap lampu
 Cobek taman)
 Lumping jamu  Arca untuk hiasan

C. Gaya Gesek
Gaya gesekan antar permukaan zat padat merupakan gaya sentuh, yang muncul
jika permukaan dua zat padat bersentuhan secara fisik, dengan arah gaya gesekan
sejajar dengan permukaan bidang sentuh dan berlawanan dengan kecenderungan arah
gerak relative benda satu dengan terhadap benda lainnya.
Gaya gesekan adalah suatu gaya penting yang menyumbang pada kondisi
keseimbangan benda. Gaya gesekan statis cenderung untuk mempertahankan keadaan
diam benda ketika sebuah gaya dikerjakan pada benda yang diam. Gaya gesekan
4
kinetis (dinamis) cenderung untuk mempertahankan keadaan gerak dari benda yang
sedang bergerak. Gaya gesek statis maksimum ( f s , maks) adalah gaya gesek statis
membesar mulai dari nol sampai suatu harga maksimum. Kemudian, gaya dorong yang
diberikan untuk mempertahankan agar suatu benda terus bergerak, cenderung tetap
besarnya, disebut gaya gesek kinetis ( f k ).
Dari hasil pendekatan f s , maks dan f k adalah sebanding dengan gaya normal yang
bekerja pada suatu benda, sehingga dapat disimpulkan bahwa
1. Besar gaya gesekan statis antara dua permukaan yang bersentuhan dapat
memiliki nilai – nilai
permukaan Koefisien gesekan statis μs Koefisien gesekan kinetis μk
Kayu pada kayu 0,40 0,20
Kayu pada baja 0,70 0,40
Kayu pada salju 0,08 0,06
Baja pada baja 0,74 0,57
Alumunium pada baja 0,61 0,47
Tembaga pada baja 0,53 0,36
Kaca pada kaca 0,94 0,40
Tembaga pada kaca 0,68 0,53
Teflon pada teflon 0,04 0,04
Teflon pada baja 0,04 0,04
Karet pada beton (kering) 1,00 0,08
Karet pada beton (berair) 0,30 0,25
Bola gotri yang diberi oli < 0,01 < 0,01
f s ≤ μs. N

Dengan tetapan tanpa dimensi μs disebut koefisien gesekan statis, dan N adalah
gaya normal. Tanda kesamaan “=” digunakan ketika benda tepat akan bergerak atau
ketika. Tanda ketaksamaan “¿” dipakai untuk gaya dorong yang diberikan lebih kecil
daripada nilai ini.

2. Besar gaya gesekan kinetis yang bekerja pada suatu benda adalah tetap dan
diberikan oleh
f k =μk . N

f k =μk . m. g

Tabel 2.1 Koefisien gesek beberapa benda


Sumber : College Physics, Serway R,A, Faughn J.S.

5
Koefisien gesekan statis dan kinetis dapat
kita tentukan dengan teknik bidang
horisontal atau bidang miring. Dalam
percobaan dengan teknik bidang horisontal,
benda dihubungkan ke kait dinamometer,

Gambar 2.1 ilustrasi gaya gesek


sedangkan ujung kait yang bebas anda tarik dengan gaya horisontal. Diawali dari gaya P kecil,
perbesar tarikan sampai suatu saat merasa benda tepat akan bergerak. Kemudian cek pada
skala yang telah ditunjukan dinamometer. Angka tersebut menunjukan besar gaya gesekan
statis maksimum, f s , maks. Dengan demikian, koefisien gesekan statis, μs dapat dihitung dengan
f s , maks=μs N

μ f s, maks
s =¿ ¿
N

N sama dengan berat benda.


Ketika benda bergerak, atur besar gaya P, sehingga benda bergerak dengan kecepatan
konstan. Ketika benda bergerak dengan kecepatan konstan, dengan dinamometer kembali,
angka yang ditunjukan dinamometer merupakan besar gaya gesekan kinetis, f k . dengan
demikian koefisien gesekan kinetis, μk adalah
f k =μk . N
f
μk = x
N

D. Elastisitas
Sifat elastis atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke
bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu dihilangkan
(dibebaskan).
1. Tegangan
Tegangan adalah hasil bagi antara gaya tarik F yang dialami kawat dengan luas
penampangnya (A).

gaya F
tegangan= atau σ =
luas A

2. Regangan
Gaya tarik yang dikerjakan pada batang berusaha meregangkan kawat hingga
panjang kawat semula l bertambah sebesar ∆ l . Regangan didefinisikan sebagai
hasil bagi antara pertambahan panjang ∆ l dengan panjang awal l.
pertambahan panjang ∆l
regangan= atau ¿
panjang awal l

3. Grafik tegangan terhadap regangan


Kebanyakan benda adalah elastis sampai ke suatu besar gaya tertentu,
dinamakan batas elastis. Jika gaya yang dikerjakan pada benda lebih kecil daripada
batas elastisnya, benda akan kembali ke bentuk semula jika gaya dihilangkan.

6
Tetapi, jika gaya yang diberikan melampaui batas elastis, benda tidak kembali ke
bentuk semula, melainkan secara permanen berubah bentuk.

Gambar 2.2 grafik tegangan dan regangan

4. Modulus Elastis
Perbandingan antara tegangan dan regangan yang konstan, disebut modulus
elastis. Dengan demikian modulus elastis E suatu bahan didefinisikan sebagai
perbandingan antara tegangan dan regangan yang dialami bahan.
tegangan σ
modulus elastis= atau ε =
regangan e

Modulus elastis juga disebut modulus young (diberi lambang Y) untuk menghargai
Thomas Young.
Satuan SI untuk tegangan adalah Nm−2 atau Pa, sedang regangan tidak memiliki
satuan.
σ
ε=
e

F.l
¿
A .l

E. Tekanan
Tekanan didefinisikan sebagai gaya normal (tegak lurus) yang bekerja pada
suatu bidang dibagi dengan luas bidang.
F
P=
A

Satuan SI untuk tekanan adalah pascal (Pa) untuk memberi penghargaan


kepada Blaisse Pascal, penemu pascal.
1 Pa=1 N m−2

F. Pengikisan

7
Pengikisan dapat diartikan terlepasnya material material batuan dari suatu
tempat di muka bumi oleh aktivitas tenaga eksogen. Ini sering disebut dengan sitilah
erosi. Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi. Peristiwa pengikisan
tidak lepas dari proses transportasi ( berpindahnya batuan yang lapuk dari suatu tempat
ke tempat lain baik secara mendatar maupun secara vertical)

Gambar 2.3 faktor- factor yang mempengaruhi erosi

G. Anatomi Sepatu

Gambar 2.4 bagian- bagian sepatu

1. Sole: Seluruh bagian bawah sepatu dari depan ke belakang.


2. Upper: Seluruh bagian atas / penutup sepatu.
3. Heel (Tumit) merupakan bagian yang meninggi di belakang sepatu. Heel ini ada 2
bagian yakni "Heal Seat" yang merupakan bagian atas dari tumit, dan "Top Piece"
yakni bagian dari yang tumit yang bersentuhan dengan tanah.
4. Breast: bagian yang menghadap kedepan bagian tumit, di bawah lengkung yang
tunggal
5. Feather: bagian dari sepatu di mana dari ujung upper bertemu dengan Sole .
6. Counter: Bagian yang agak keras dari Heel yang terdapat diantara lapisan atas dan
Heel. yang membantu menjaga bentuk sepatu. Counter ini membantu memperkuat
belakang dari sepatu.
7. Insole: Sebuah lapisan bahan yang di antara Sole dan telapak kaki. Insole ini
menambah kenyamanan pemakai, dan memsisahkan kaki dengan Heal Seat.
8. Outsole: Bagian terbawah dari sepatu yang bersentuhan dengan tanah. Bahan
pemuat outsole ini beragam, bis akaret, plastik, kulit keras bahkan kayu. Karakteristik
outsole yang baik antara lain: Cengkeraman (grip), daya tahan, dan tahan air.
Outsole terbuat dari bahan-bahan berikut :

8
a. Rubber sole
Rubber sole atau yang biasa kita sebut sole karet ini sering di gunakan
untuk sepatu safety atau sepatu lapangan ,Sole berbahan rubber ini tidak ada
expirednya ( kadaluwarsa ), rubber sole ini selain kuat dan lentur dan sole
ini ,juga bisa kita tambah jahitan di samping di lem dan di press. Namun ada
juga kekurangan dari sole ini yaitu lebih berat dan lebih licin.

b. PU (polyrethine )
Bahan sole PU ( polyrethine ) adalah bahan sole yang anti slip dan ringan
dan juga ringan tahan terhadap minyak( oil resistant ) kalau di banding
dengan sole berbahan lain. Sole PU ini tergolong mahal, dan juga mempunyai
expired date atau kadaluwarsa, jika sudah kadaluwarsa maka sole berbahan
pu ini akan hancur sendiri seperti sepotong roti jika di biarkan dalam waktu
yang lama
c. TPR ( thermo plastic rubber )
Sole dengan bahan ini adalah campuran dari bahan plastic dan rubber.
Namun sole berbahan ini mempunyai kekurangan yaitu kurang elastis
biasanya sole berbahan ini cocok di gunakan untuk produksi sepatu yang
tahan air, karena bahannya menggunakan campuran dari bahan plastic dan
rubber maka sole berbahan ini tidak licin.

9. Quarter: berada di bagian tumit sepatu sebelah dalam yang menutupi tumit kaki
bagian belakang. Untuk sepatu wanita, biasanya Heel dan Quarter dicetak dalam
satu bagian
10. Seat: Dudukan heel pada sepatu. Bentuknya harus cocok dengan heel yang
dipasang dan dapat menyangga dengan baik dan nyaman
11. Shank: Plat besi yang terpasang antara Sole dan insole ke arah depan. Biasanya
terdapat pada sepatu safety / TNI.
12. Throat: Bagian depan Vamp sebelum ujung sepatu (Toe Cap). Beberapa sepatu
memiliki Vamp dan Quarter yang bersatu sehingga tidak ada bagian Throat secara
terpisah.
13. Toe cap: Ujung sepatu bagian atas. Ada banyak ragam dari Toa caps yang berfungsi
sebagai bagian dekorasi dan pelindung jari ini
14. Top Piece: Bagian paling bawah dari Heel / tumit yang bersentuhan dengan tanah.
Biasanya terbuat dari bahan yang kuat untuk bergesekan dengan segala jenis
permukaan tanah.
15. Vamp: Penutup bagian atas sepatu dari depan sampai ke Quarter.
16. Waist: Alas bagian depan (dalam) sepatu
17. Welt: Meterial penghubung Upper dengan Sole .
18. Tongue : Lidah sepatu. Biasanya pada sepatu pria yang bertali sepatu, sebagai
pemisah antara tali dengan kaki bagian atas.

H. Perumusan Hipotesa
Berdasarkan tinjauan pustaka dapat dirumuskan hipotesa bahwa gesekan antara
sol sepatu dengan batu candi dapat menyebabkan pengikisan yang akumulatif.

Anda mungkin juga menyukai