Anda di halaman 1dari 3

Karakteristik Anak Slow Learner

1. Menyelesaikan tugas-tugas akademik sering terlambat dibandingkan teman-teman seusianya,


2. Daya tangkap terhadap pelajaran lambat,
3. Berfungsinya kemampuan kognisi, namun di bawah rata-rata. Kondisi ini membuatnya
mengalami hambatan atau keterlambatan berpikir.
4. Cenderung tidak matang dalam hubungan interpersonal.
5. Memiliki kesulitan dalam mengikuti petunjuk-petunjuk yang memiliki banyak langkah/
kompleks
6. Hanya memperhatikan saat ini dan tidak memiliki tujuan-tujuan jangka panjang.
7. Hanya memiliki sedikit strategi internal, seperti kemampuan organisasional, kesulitan dalam
belajar dan menggeneralisasikan informasi.
8. Nilai-nilai yang biasanya buruk dalam tes prestasi belajar (di bawah 6)
9. Dapat bekerja dengan baik dalam hand-on materials, yaitu materi-materi yang telah
dipersingkat dan diberikan pada anak, seperti kegiatan di laboratorium dan kegiatan
manipulatif.
10. Memiliki self-image yang buruk (pemalu, pendiam, kurang percaya diri, menarik diri dari
lingkungan sosial) sehingga mengalami kesulitan dalam berteman
11. Menguasai keterampilan dengan lambat, beberapa kemampuan bahkan sama sekali tidak
dapat dikuasai.
12. Memiliki daya ingat yang memadai, tetapi mereka lambat mengingat.
13. Terbatasnya kemampuan koordinasi (seperti olahraga, menggunakan alat tulis atau
mengenakan pakaian)
14. Pernah tidak naik kelas
Tantangan slow learner

1) Memiliki kesulitan dengan pola pikir atau penalaran yang lebih kompleks.
2) Kesulitan dalam mempelajari dan memahami konsep-konsep baru. Hal ini akan menjadi
semakin sulit, bila mayoritas kelas sudah menguasai konsep tersebut dan guru
melanjutkan materi pengajaran. Sementara anak dengan slow learner membutuhkan lebih
banyak waktu. Kondisi tersebut membuat anak cenderung mudah cemas, memiliki
konsep diri yang rendah dan mudah menyerah. Anak seringkali merasa dirinya ‘bodoh’
dan mulai membenci sekolah karena sepanjang hari berada di sekolah melakukan sesuatu
yang sulit baginya

Tips Pembelajaran anak slow learner:

1. Pengulangan secara terus menerus. Materi yang sedang dipelajari diulang-ulang


sebanyak 3-5 kali. Dibutuhkan penguatan kembali melalui kegiatan praktek atau yang
familiar, untuk dapat membantu proses generalisasi.
2. Berikan instruksi secara lebih sederhana dan secara bertahap.
3. Beri dukungan dan penguatan untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat
membuat anak mengalami keberhasilan.
4. Ajarkan strategi belajar yang efektif dan efisien.
5. Ikut sertakan dalam kegiatan tutorial di sekolah (peer tutoring) atau privat. Hal ini
bukan untuk meningkatkan prestasinya, namun agar anak optimis terhadap
kemampuannya dan memberinya harapan yang realistik dan dapat dicapai.
6. Ajarkan konsep-konsep yang penting dan abaikan detil-detil yang kurang
penting.
7. Bantu anak memiliki pemahaman dasar mengenai konsep baru dan tidak
menuntutnya untuk menghafal materi dan fakta yang tidak berarti baginya.
8. Gunakan alat peraga dan petunjuk visual sebanyak mungkin. Jangan
membingungkan anak dengan terlalu banyak verbalisasi. Pendekatan multisensori
juga dapat sangat membantu.
9. Tidak memaksa anak untuk bersaing atau berkompetisi dengan anak yang
memiliki kemampuan lebih tinggi. Melainkan ajak anak untuk belajar dengan
bekerjasama sehingga dapat mengoptimalkan pembelajaran, baik bagi yang
berprestasi maupun yang tidak.
10. Metode pembelajaran yang dipakai anak slow leaner dan peserta didik normal tidak
ada perbedaanya hanya anak slow leaner dimodifikasi dengan tambahan waktu dan
tambahan tugas khusus sebagai tindak lanjut
11. Menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan sistem
individual dan pendekatan remedial
12. metode ceramah, tanya jawab, latihan-latihan, demonstrasi dengan alat peraga,
metode reward punishment dan penugasan

Modifikasi yang bisa dilakukan


1) modifikasi alokasi waktu (penambahan jam)
2) modifikasi isi atau materi (diturunkan/ disederhanakan)
3) modifikasi proses pembelajaran (didampingi GPK)

Anda mungkin juga menyukai