Anda di halaman 1dari 74

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Fungsi Unit Transmisi Distribusi


Sub-Golongan Pengelolaan Air

KATA PENGANTAR

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) merupakan salah satu media


pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media transformasi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja kepada peserta pelatihan
untuk mencapai kompetensi tertentu berdasarkan program pelatihan yang
mengacu pada standar kompetensi.

Materi yang berorientasi pada Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK atau


Competence Based Training) ini diformulasikan menjadi dua buah buku,
yaitu Buku Materi dan Buku Asesmen.

Buku Materi adalah referensi yang berisi informasi tentang pengetahuan,


keterampilan, dan sikap kerja yang berkaitan dengan unit kompetensi yang
akan dipelajari. Didalamnya juga mencakup panduan yang dapat
digunakan peserta untuk melakukan aktivitas pelatihan, baik teori maupun
praktik yang berkaitan dengan unit kompetensi yang harus dikuasai dan
sekaligus merupakan media penilaian untuk memantau kemajuan
kompetensi peserta dalam proses belajar sebagai penilaian formatif.

Buku Asesmen adalah panduan penilaian yang digunakan oleh


pelatih/instruktur untuk menilai penguasaan teori, kemampuan
kerja/praktik dan sikap kerja peserta pelatihan pada akhir pelatihan
sebagai penilaian sumatif untuk menentukan peserta tersebut sudah
memenuhi kriteria capaian pembelajaran atau belum pada unit kompetensi
tersebut.

Kedua buku tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan


dalam penggunaannya sebagai referensi dalam media belajar bagi peserta
pelatihan dan instruktur agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan
secara efektif dan efisien. Untuk memenuhi kebutuhan pelatihan berbasis
kompetensi tersebut, disusunlah Buku Materi pelatihan berbasis
kompetensi dengan judul “Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K-3)”.

Kami berharap agar modul yang kami susun ini bermanfaat bagi peserta
pelatihan dan instruktur. Selain itu, kami juga sangat mengharapkan agar
tujuan penyusunan modul ini mencapai sasaran dan efektif.

Buku Materi Menerapkan Keselamatan dan Keseharan Kerja (K3) Versi: 2022 Halaman: i
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan tuntunan kepada kita dalam
melakukan berbagai upaya untuk menunjang pelaksanaan pelatihan
berbasis kompetensi di lembaga-lembaga pelatihan kerja.

Jakarta, ........................ 2022

Direktur Air Minum,

Ir. Anang Muchlis, Sp.PSDA.


NIP. 196511211997031001

Buku Materi Menerapkan Keselamatan dan Keseharan Kerja (K3) Versi: 2022 Halaman: ii
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ v
A. Pendahuluan ...................................................................................................... 1
B. Panduan Penggunaan Materi .............................................................................. 3
C. Daftar Ikon ......................................................................................................... 4
D. Pengantar Teori .................................................................................................. 6
1. Mengidentifikasi Peraturan dan Dokumen K-3 ............................................. 6
2. Melaksanakan Ketentuan K-3 .................................................................... 14
3. Mengevaluasi Pelaksanaan Ketentuan K-3.................................................. 33
4. Membuat Laporan ...................................................................................... 35
E. Langkah Kerja .................................................................................................. 46
F. Implementasi Unit Kerja ................................................................................... 50
1. Implementasi Mengidentifikasi Peraturan dan Dokumen K-3 ...................... 50
a. Referensi Material/Manual ....................... Error! Bookmark not defined.
b. Aktivitas ................................................... Error! Bookmark not defined.
2. Implementasi Melaksanakan Ketentuan K-3 ............................................... 52
a. Referensi Material/Manual ................................................................... 52
b. Aktivitas ............................................................................................... 52
3. Implementasi Mengevaluasi Pelaksanaan Ketentuan K-3 ............................ 54
c. Referensi Material/Manual ................................................................... 54
d. Aktivitas ............................................................................................... 54
4. Implementasi Membuat Laporan .................... Error! Bookmark not defined.
a. Referensi Material/Manual ....................... Error! Bookmark not defined.
b. Aktivitas ................................................... Error! Bookmark not defined.
H. Penilaian .......................................................................................................... 58
I. Lampiran ......................................................................................................... 58
1. Referensi .................................................................................................... 58
2. Unit Kompetensi......................................................................................... 60
3. Daftar Nama Penyusun .............................................................................. 61

Buku Materi Menerapkan Keselamatan dan Keseharan Kerja (K3) Versi: 2022 Halaman: iii
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

DAFTAR TABEL

Tabel 1.Daftar Ikon....................................................................................................... 5


Tabel 2.Pemeriksaan Peraturan dan Dokumen K-3 ....................................................... 8
Tabel 3.Contoh Format Tabel Daftar Potensi Bahaya .................................................. 17
Tabel 4.Prioritas Risiko ............................................................................................... 21
Tabel 5.Penilaian Resiko ............................................................................................. 21
Tabel 6.Kotak P-3-K Berdasarkan Jumlah Orang ........................................................ 27
Tabel 7.Klasifikasi Kotak P-3-K dan Jumlah/Unit Kerja .............................................. 28
Tabel 8.Rencana Penanganan/Mitigasi Risiko............................................................. 31
Tabel 9.Contoh Formulir Laporan ............................................................................... 38

Buku Materi Menerapkan Keselamatan dan Keseharan Kerja (K3) Versi: 2022 Halaman: iv
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Matrik Kategori Risiko ............................................................................... 19


Gambar 2. Gambar Sprayer ........................................................................................ 29

Buku Materi Menerapkan Keselamatan dan Keseharan Kerja (K3) Versi: 2022 Halaman: v
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

A. PENDAHULUAN

1) Latar Belakang

Jaringan perpipaan transmisi dan distribusi merupakan bagian dari


Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang memiliki fungsi cukup vital,
karena membawa air baku dari sumbernya menuju unit produksi dan
mengantarkan dan/atau membagikan air minum dari unit produksi ke
bangunan-bangunan penunjang pada unit distribusi dan selanjutnya
dialirkan kepada pelanggan.

Untuk menjamin terselenggaranya pelayanan air minum yang memenuhi


standar Kuantitas, Kualitas, Kontinuitas dan Tekanan (K3T), diperlukan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang memenuhi standar
kompetensi sesuai dengan okupasi atau jabatan seseorang yang bekerja
di institusi pengelola air minum, misalnya Badan Usaha Milik Daerah Air
Minum (BUMDAM).

Dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 15 tahun 2018 tentang


Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bidang
Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum, telah ditentukan bahwa
seluruh Sumber Daya Manusia (SDM) bidang air minum harus memiliki
sertifikat kompetensi paling lambat pada tahun 2022, baik pada tingkat
manajemen maupun operator.

Penerapan SKKNI bidang pengelolaan SPAM mengacu pada kerangka


kualifikasi nasional Indonesia (KKNI) Pengelolaan SPAM yang ditetapkan
oleh Menteri PUPR. Didalam KKNI dimaksud, terdapat 9 level kualifikasi
SDM di Indonesia untuk seluruh bidang termasuk bidang teknis
pengelolaan SPAM. Level 1-3 adalah operator, level 3-6 adalah ahli, dan
seterusnya sampai dengan level 9.

Berdasarkan data yang diperoleh dari tautan berikut ini :


http://ciptakarya.pu.go.id/satupintu/detail_berita-41, diantara 56.000
karyawan PDAM yang terbanyak terdapat pada level 1-3 dengan latar
belakang pendidikan mayoritas SMK untuk level 1 dan 2, dan D1 hingga
D3 atau S1 untuk level 3. Berkaitan dengan hal tersebut, maka sebagai
upaya dalam mengimplementasikan peraturan tersebut perlu disusun
Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 1 dari 67
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

materi Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) untuk Operator Transmisi


dan Distribusi dimana pada Peta Okupasi termasuk pada Jenjang
Kualifikasi II, dengan salah satunya materinya membahas tentang Unit
Kompetensi (UK) berjudul : Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) dengan Kode Unit Kompetensi M.711000.001.01.

2) Tujuan Umum

Setelah mempelajari materi pembelajaran ini, peserta pelatihan mampu


Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) .

3) Tujuan Khusus

Tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku materi Menerapkan


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) ini adalah untuk memfasilitasi
peserta pelatihan agar pada akhir pelatihan peserta pelatihan memiliki
kemampuan sebagai berikut.

a) Mengidentifikasi Peraturan dan Dokumen K-3 yang meliputi :


Identifikasi lingkup pekerjaan K-3 berdasarkan dokumen kontrak,
Pemeriksaan kesesuaian antara peraturan dan dokumen K-3 yang
akan digunakan dengan lingkup pekerjaan, Penyusunan
daftar/checklist peraturan dan dokumen K-3 sesuai dengan hasil
pemeriksaan.

b) Melaksanakan Ketentuan K-3 yang meliputi : Identifikasi potensi


bahaya dan risiko kecelakaan kerja berdasarkan lingkup pekerjaan,
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan Alat Pengaman Kerja (APK)
sesuai dengan ketentuan, Penerapan prosedur pencegahan dan
penanganan terhadap bahaya dan risiko kecelakaan kerja serta
keadaan darurat pada pelaksanaan pekerjaan.

c) Mengevaluasi Pelaksanaan Ketentuan K-3 yang meliputi :


Pemeriksaan hasil pelaksanaan K-3 di lingkungan kerja diperiksa
sesuai dengan peraturan, Pembandingan hasil pelaksanaan K-3
dengan peraturan dan dokumen yang berlaku, Penguraian hambatan
dan permasalahan dalam pelaksanaan K-3 sesuai dengan hasil
pemeriksaan di lapangan, Pembuatan kesimpulan hasil evaluasi
sesuai dengan uraian hambatan dan permasalahan.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 2 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

d) Membuat Laporan yang meliputi : Pencatatan hasil kegiatan


menerapkan keselamatan kerja dan kesehatan kerja (K-3) di dalam
format laporan, Penyusunan catatan dalam bentuk laporan sesuai
dengan POS, dan Pengarsipan laporan sesuai dengan POS.

Catatan : Jika peserta pelatihan yang berasal dari BUMD-BUMD Air Minum
belum memiliki Prosedur Operasional Standar (POS) untuk kegiatan-
kegiatan yang tersebut di atas, maka dapat mengakses Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 4 tahun 2020 tentang
Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air
Minum melalui tautan berikut ini : https://jdih.pu.go.id/detail-
dokumen/2727/1 sebagai salah satu referensi.

B. PANDUAN PENGGUNAAN MATERI

Rujukan

Penyusunan materi terkait dengan penyelenggaraan pelatihan


bagi peningkatan kapasitas sumber daya manusia BUMD Air
Minum, mempertimbangkan norma-norma peraturan sebagai
kerangka dasar pengembangan pelatihan berbasis
kompetensi. Peraturan dan perundang-undangan yang
dijadikan acuan antara lain dapat dilihat pada Bagian I , yaitu
Lampiran 1.

Referensi

Referensi yang dapat digunakan oleh peserta dalam kegiatan


pelatihan ini adalah Slide powerpoint, video, etc sebagai
referensi

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 3 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

Peran Pelatih

Peran pelatih didalam pelatihan berbasis kompetensi antara


lain adalah mempersiapkan bahan paparan (Power Point)
pelatihan, melatih peserta, memfasilitasi diskusi diantara
peserta dalam forum pelatihan, memandu dinamika kelompok
yang terjadi dalam ruangan atau luar ruangan pelatihan,
mengobservasi kondisi energi peserta selama pelatihan dan
membuat laporan akhir pelatihan. Pelatih juga bertanggung
jawab dalam mengevaluasi capaian pembelajaran
peserta pelatihan, baik mencakup pemahaman terhadap
materi, dikuasainya keterampilan sesuai kompetensi yang
dilatihkan, maupun perkembangan terhadap sikap kerja yang
ditunjukkan oleh peserta.

Buku Asesmen

Untuk kegiatan pelatihan berbasis kompetensi, selain Buku


Materi, sebagai pelengkap juga disusun Buku Asesmen. Kedua
buku ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dalam penggunaannya sebagai referensi dalam media belajar
bagi peserta pelatihan dan instruktur agar pelaksanaan
pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

Buku Asesmen sendiri disusun sebagai panduan penilaian


yang digunakan oleh pelatih untuk menilai penguasaan teori,
kemampuan kerja/praktik dan sikap kerja peserta pelatihan
pada akhir pelatihan sebagai penilaian sumatif untuk
menentukan peserta tersebut sudah memenuhi kriteria
capaian pembelajaran atau belum pada unit kompetensi
tersebut.

C. DAFTAR IKON

Daftar ikon berisi tentang kumpulan gambar yang mewakili bentuk


penugasan kepada peserta pelatihan dalam rangka implementasi unit
kompetensi. Daftar ikon adalah:

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 4 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

Tabel 1. Daftar Ikon

Ikon Keterangan

Ikon ini memiliki arti peserta pelatihan diminta


untuk mencari atau menemui seseorang untuk
mendapatkan informasi
Pemeriksaan

Icon ini memiliki arti anda diminta untuk


menuliskan/mencatat, melengkapi, latihan/aktivitas
(bermain peran, presentasi) dan mencatatkan dalam
Aktivitas lembar kerja pada buku/media lain sesuai instruksi

Icon ini memiliki arti peserta pelatihan harus melihat


pada aturan atau kebijakan yang berlaku dan
prosedur- prosedur atau materi pelatihan/sumber
Referensi informasi lain untuk dapat melengkapi
material/manual latihan/aktivitas ini.

Icon ini memiliki arti ambil waktu untuk peserta


pelatihan agar dapat berpikir/menganalisa informasi
dan catat gagasan- gagasan yang anda miliki.
Berpikir

Icon ini memiliki arti berbicara/berdiskusi lah


dengan sesama rekan pelatihan untuk gagasan yang
anda miliki. Peserta pelatihan dapat
Komunikasi/ mendiskusikannya lebih lanjut dengan instruktur
Diskusi untuk memperkaya pengetahuan.

Icon ini memiliki arti pilihlah bacaan yang


dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan materi
pelatihan.
Membaca

Icon ini memiliki arti pilihlah video/youtube yang


dibutuhkan dalam materi pelatihan.
Video/Youtube

Ikon tersebut di atas bersifat baku dan jumlah ikon yang digunakan
disesuaikan dengan kebutuhan ketercapaian unit kompetensi.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 5 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

D. PENGANTAR TEORI

1. Mengidentifikasi Peraturan dan Dokumen K-3

Pengetahuan yang diperlukan dalam mengidentifikasi Peraturan dan


Dokumen K-3, antara lain sebagai berikut :

A. Definisi K-3

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang


Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang
selanjutnya disingkat K-3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

B. Tujuan K-3

Tujuan K-3 adalah

a. meningkatkan efektivitas perlindungan keselamatan dan kesehatan


kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;

b. mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat


kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh,
dan/atau serikat pekerja/serikat buruh; serta

c. menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk


mendorong produktivitas.

C. Pengidentifikasian lingkup pekerjaan K-3 berdasarkan dokumen


kontrak

Cara mengidentifikasi lingkup pekerjaan K-3 berdasarkan dokumen


kontrak adalah

a. memahami dokumen kontrak yang ada;

b. mengidentifikasi potensi bahaya yang timbul dari suatu pekerjaan


yang tercantum di dalam kontrak pekerjaan;

c. mengidentifikasi risiko, penilaian risiko, dan pengendalian risiko


dari suatu pekerjaan yang tercantum di dalam kontrak pekerjaan;

d. mengidentifikasi peraturan perundang-undangan dan persyaratan


lainnya yang tercantum di dalam kontrak pekerjaan;

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 6 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

e. mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki dan digunakan dari


suatu pekerjaan yang tercantum di dalam kontrak pekerjaan.

D. Pemeriksaan peraturan dan dokumen K-3 yang akan digunakan


sesuai dengan lingkup pekerjaan

Cara memeriksa peraturan dan dokumen K-3 yang akan digunakan


sesuai dengan lingkup pekerjaan adalah

a. membaca peraturan dan dokumen K-3;

b. mempelajari peraturan dan dokumen K-3.

Peraturan yang harus dibaca dan dipelajari, secara umum, terdiri


atas

1) UU Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;

2) Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang


Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja;

3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor


04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan;

4) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor


PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja;

5) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor


PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri;

6) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014


tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K-3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum *);

7) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 48 Tahun 2016 tentang


Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran;

8) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 05 tahun 2018 tentang


K-3 Lingkungan Kerja.

*) Peraturan ini khusus dilaksanakan untuk setiap proyek/pekerjaan konstruksi.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 7 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

Dokumen K-3 yang harus dibaca dan dipelajari adalah lingkup


pekerjaan yang mengindikasikan lingkup penerapan K-3 yang diatur
untuk dilaksanakan oleh suatu perusahaan. Lingkup K-3 dapat
bersifat fleksibel, tetapi harus mencakup seluruh aktivitas/kegiatan
serta produk dan pelayanan yang berada di dalam kendali organisasi
yang dapat memengaruhi kinerja K-3. Dengan demikian, dokumen K-3
juga dapat mengikuti lingkup pekerjaan yang ada.

E. Pembuatan daftar cek peraturan dan dokumen K-3 sesuai dengan


hasil pemeriksaan

Cara membuat daftar cek peraturan dan dokumen K-3 sesuai dengan
hasil pemeriksaan adalah

a. membuat tabel peraturan dan dokumen K-3 pada formulir laporan;

b. menuliskan hasil pengecekan ke dalam formulir;

c. membuat kesimpulan hasil pengecekan.

Tabel untuk memeriksa peraturan dan dokumen K-3 secara umum


dapat diperinci pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.
Pemeriksaan Peraturan dan Dokumen K-3

Jenis Peraturan dan


No. Kriteria Hasil Pengecekan
Dokumen K-3

1 Kebijakan K-3 Terdapat kebijakan K-3 yang tertulis,


bertanggal, ditandatangani oleh pengusaha
atau pengurus, secara jelas menyatakan
tujuan dan sasaran K-3 serta komitmen
terhadap peningkatan K-3.
2 Organisasi Pengelola Terdapat organisasi pengelola K-3 beserta
K-3 personel yang kompeten, tugas, dan tanggung
jawab yang disahkan oleh pimpinan tertinggi.
3 Prosedur Konsultasi Terdapat prosedur yang memudahkan
konsultasi mengenai perubahan yang
mempunyai implikasi terhadap K-3.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 8 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

Jenis Peraturan dan


No. Kriteria Hasil Pengecekan
Dokumen K-3

4 Prosedur identifikasi Terdapat prosedur terdokumentasi untuk


potensi bahaya, identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan
penilaian, dan pengendalian risiko K-3.
pengendalian risiko K-
3
5 Prosedur identifikasi Terdapat prosedur yang mencakup
dan kepatuhan a. komunikasi/sosialisasi peraturan
terhadap peraturan perundang-undangan dan persyaratan
perundang-undangan lainnya;
dan persyaratan b. daftar peraturan perundang-undangan dan
lainnya persyaratan lainnya yang berkaitan;
c. mendokumentasikan dan apabila perlu
memajang surat izin, lisensi, dan/atau
sertifikat;
d. membuat daftar tanggal habis berlaku dan
perpanjangan seluruh surat izin, lisensi,
dan sertifikat;
e. evaluasi dan audit atas kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lainnya yang berkaitan.
6 Prosedur Informasi Terdapat prosedur yang terdokumentasi untuk
Terdokumentasi mengidentifikasi, memperoleh, memelihara,
dan memahami peraturan perundang-
undangan, standar, pedoman teknis, dan
persyaratan lain yang relevan di bidang K-3
untuk seluruh tenaga kerja di perusahaan.
7 Prosedur Komunikasi Terdapat prosedur untuk mengomunikasikan
informasi yang dibutuhkan mengenai kegiatan
K-3 untuk disebarluaskan secara sistematis
kepada seluruh tenaga kerja, tamu, kontraktor,
pelanggan, dan pemasok.
8 Prosedur Pengendalian Terdapat prosedur untuk persetujuan,
Dokumen pengeluaran dan pengendalian dokumen; serta
perubahan dan modifikasi dokumen.
9 Prosedur Pembelian Terdapat prosedur yang dapat menjamin
dan Pengendalian bahwa spesifikasi teknik dan informasi lain
Produk yang relevan dengan K-3 telah diperiksa
sebelum keputusan untuk membeli;
pemeriksaan kesesuaiannya dengan spesifikasi
pembelian; pengendalian barang dan jasa yang
dipasok pelanggan, dan kemampuan telusur
produk.
10 Prosedur Izin Kerja Terdapat prosedur izin kerja untuk tugas
Khusus khusus dan/atau berisiko tinggi.
11 Prosedur Penyediaan Terdapat prosedur yang mencakup penilaian
dan Penggunaan Alat kebutuhan, penyediaan, penggunaan, dan
Pengaman Kerja (APK) pemeliharaan APK sesuai dengan standar
dan/atau peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 9 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

Jenis Peraturan dan


No. Kriteria Hasil Pengecekan
Dokumen K-3

12 Prosedur Pengawasan Terdapat prosedur pengawasaan terhadap


setiap pekerjaan yang dilaksanakan dengan
aman dan mengikuti prosedur dan petunjuk
kerja yang telah ditentukan.
13 Prosedur Area Terdapat prosedur untuk area dengan
Terbatas pembatasan izin masuk dan pemasangan
rambu-rambu K-3 sesuai dengan standar dan
pedoman teknis.
14 Prosedur Pemeliharaan Terdapat prosedur yang mencakup penetapan
serta Perawatan program, jadwal, pelaksanaan, penyediaan
Sarana, Prasarana, peralatan, dan pengujian kelayakan secara
dan Peralatan berkala terhadap sarana, prasarana, dan
peralatan.
15 Prosedur Pengelolaan Terdapat prosedur yang mencakup
Lingkungan Kerja a. pengelolaan lingkungan kerja yang
(Ruang Kerja) sekurang-kurangnya terdiri atas
pengendalian debu, kebisingan, getaran,
pencahayaan, kualitas dan kuantitas udara
kerja, radiasi, faktor kimia dan biologi, serta
kebersihan lingkungan kerja;
b. identifikasi, kalibrasi, pemeliharaan, dan
penyimpanan untuk alat-alat pemeriksaan,
ukur, dan uji lingkungan kerja sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, dan standar yang berlaku; dan
c. pengelolaan tata graha (housekeeping)
tempat kerja yang sekurang-kurangnya
terdiri atas kebersihan, kerapihan,
keteraturan tata letak, penataan, dan
sanitasi.
16 Prosedur Pengelolaan Terdapat prosedur yang mencakup
Kesehatan Kerja a. pengelolaan kesehatan kerja dalam rangka
mencegah terjadinya sakit dan penyakit
akibat kerja serta menciptakan budaya
hidup bersih dan sehat;
b. pemeriksaan kesehatan pekerja yang
terpapar bahaya kesehatan di tempat
kerja;
c. pengelolaan dan pengembangan kegiatan
kesehatan di tempat kerja dengan
pendekatan empat pilar kesehatan kerja,
yaitu promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif;
d. pengelolaan keselamatan makanan dan
minuman untuk menjaga kesehatan
pekerja, mencegah kasus keracunan
makanan dan minuman, dan memastikan
asupan gizi yang memadai ketika makanan
disediakan oleh penyedia jasa;

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 10 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

Jenis Peraturan dan


No. Kriteria Hasil Pengecekan
Dokumen K-3

e. penyediaan unit pelayanan kesehatan kerja


dan dokter untuk memeriksa kesehatan
pekerja; dan
f. pemantauan kesehatan secara berkala.
17 Prosedur Pengamanan Terdapat prosedur yang mencakup
Lingkungan Tempat a. penyediaan petugas pengamanan yang
Kerja memadai dan kompeten;
b. penyediaan pos pengamanan dan
peralatan/perlengkapan yang memadai;
c. sosialisasi dan pemahaman kepada pekerja
tentang pentingnya keamanan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi;
d. koordinasi dan pelaporan kepada pihak
yang berwenang;
e. penyediaan akses bantuan keamanan dari
pihak yang berwenang.
18 Prosedur Pengamanan Terdapat prosedur pengamanan yang
Instalasi mencakup
a. instalasi kelistrikan;
b. instalasi hidraulik;
c. instalasi pneumatik;
d. instalasi bahan bakar cair;
e. instalasi gas;
f. instalasi air;
g. instalasi proteksi kebakaran; dan
h. instalasi komunikasi.
19 Prosedur Menangani Terdapat prosedur yang mencakup
Kedaan Darurat a. penyediaan tim tanggap darurat yang
memadai, memiliki kompetensi, pembagian
peran dan tanggung jawab yang jelas, dan
selalu siap siaga;
b. penyediaan sarana dan prasarana keadaan
darurat yang memadai dan selalu siap
digunakan; misalnya pintu keluar darurat.
c. penyediaan ruang pusat kendali darurat
yang dilengkapi dengan peta, papan tulis,
jam, daftar nama dan nomor kontak
anggota tim, nomor eksternal yang terkait,
serta peralatan komunikasi dua arah;
b. penyediaan akses bantuan dari pihak luar
apabila diperlukan dalam penanganan
keadaan darurat.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 11 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

Jenis Peraturan dan


No. Kriteria Hasil Pengecekan
Dokumen K-3

20 Prosedur Pertolongan Terdapat Prosedur untuk P-3-K yang


Pertama Pada mencakup
Kecelakaan (P-3-K) a. evaluasi untuk menjamin bahwa sistem P-
3-K yang ada memenuhi peraturan
perundang-undangan, standar, dan
pedoman teknis;
b. petugas P-3-K telah dilatih dan ditunjuk
sesuai dengan peraturan perundangan-
undangan;
c. penyediaan kotak dan isi serta peralatan P-
3-K yang memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan;
d. pencatatan penggunaan isi kotak P-3-K.
21 Prosedur Rencana dan Terdapat prosedur untuk pemulihan, baik
Pemulihan Keadaan kondisi tenaga kerja maupun sarana dan
Darurat peralatan produksi yang mengalami
kerusakan, telah ditetapkan dan dapat
diterapkan sesegera mungkin setelah
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
22 Prosedur Penyelidikan Terdapat prosedur yang mencakup
Insiden (Kecelakaan, a. pelaporan awal;
Kejadian Berbahaya, b. pengamanan lokasi dan barang bukti di
dan Penyakit Akibat tempat kejadian;
Kerja) c. pembentukan tim penyelidik;
d. penyelidikan yang terdiri atas
1) pengumpulan data dan informasi,
2) evaluasi dan analisis,
3) penyusunan kesimpulan dan
rekomendasi;
e. tindak lanjut hasil penyelidikan;
f. pelaporan dan dokumentasi hasil
penyelidikan;
g. komunikasi hasil penyelidikan.
23 Prosedur Pengelolaan Terdapat prosedur untuk penanganan bahan
Material dan yang meliputi
Perpindahannya a. metode pencegahan terhadap kerusakan,
tumpahan, dan/atau kebocoran;
b. penyimpanan dan pemindahan dengan cara
yang aman sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
c. persyaratan pengendalian bahan yang
dapat rusak atau kedaluwarsa;
d. pembuangan bahan dengan cara yang
aman sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 12 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

Jenis Peraturan dan


No. Kriteria Hasil Pengecekan
Dokumen K-3

24 Prosedur Pengendalian Terdapat prosedur yang mencakup


Bahan Kimia a. lembar data keselamatan BKB (Material
Berbahaya (BKB) Safety Data Sheets);
b. identifikasi dan pemberian label secara jelas
pada bahan kimia berbahaya;
c. rambu peringatan bahaya terpasang sesuai
dengan persyaratan peraturan perundang-
undangan dan/atau standar yang relevan;
d. penanganan BKB dilakukan oleh petugas
yang berkompeten dan berwenang.
25 Prosedur Terdapat prosedur yang mencakup
Pengumpulan Dan a. identifikasi, pengumpulan, pengarsipan,
Penggunaan Data K3 pemeliharaan, penyimpanan, dan
penggantian catatan K-3;
b. menentukan persyaratan untuk menjaga
kerahasiaan catatan;
c. pemeliharaan catatan kompensasi
kecelakaan dan rehabilitasi kesehatan
tenaga kerja;
d. laporan rutin kinerja K-3 dibuat dan
disebarluaskan di tempat kerja.
26 Prosedur Audit Terdapat prosedur yang mencakup
Internal a. audit internal terjadwal dilaksanakan
untuk memeriksa kesesuaian kegiatan
perencanaan dan untuk menentukan
efektivitas kegiatan tersebut;
b. audit internal dilakukan oleh petugas yang
independen, berkompeten, dan berwenang;
c. laporan audit didistribusikan kepada
pengusaha atau pengurus dan petugas lain
yang berkepentingan dan dipantau untuk
menjamin dilakukannya tindakan
perbaikan.
27 Prosedur Terdapat prosedur yang mencakup
Pengembangan a. analisis kebutuhan pelatihan K-3;
Keterampilan dan b. rencana pelatihan K-3 bagi semua
Kemampuan tingkatan (manajemen dan penyelia, tenaga
kerja, pelatihan pengenalan dan pelatihan
untuk pengunjung dan kontraktor);
c. jenis pelatihan K-3 yang dilakukan harus
disesuaikan dengan kebutuhan untuk
pengendalian potensi bahaya;

d. pelatihan dilakukan oleh orang atau badan


yang berkompeten dan berwenang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan;
e. terdapat fasilitas dan sumber daya
memadai untuk pelaksanaan pelatihan
yang efektif;
f. peninjauan program pelatihan secara
teratur untuk menjamin agar tetap relevan
dan efektif.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 13 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

Jenis Peraturan dan


No. Kriteria Hasil Pengecekan
Dokumen K-3

28 Prosedur Tinjauan Terdapat prosedur tinjauan manajemen yang


Manajemen harus mencakup
A. perubahan dalam isu eksternal dan internal
yang berkaitan dengan sistem manajemen
K-3, termasuk
1) kebutuhan dan harapan pihak yang
berkepentingan;
2) ketentuan peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lainnya yang
berkaitan;
3) risiko dan peluang;
B. sejauh mana pencapaian kebijakan dan
tujuan keselamatan konstruksi;
C. informasi tentang kinerja K-3, termasuk
tren dalam
1) insiden, ketidaksesuaian, tindakan
korektif, dan perbaikan berkelanjutan;
2) pemantauan dan hasil pengukuran;
3) hasil evaluasi kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lainnya;
4) hasil audit;
5) konsultasi dan partisipasi pekerja;
6) risiko dan peluang;
D. kecukupan sumber daya untuk memelihara
sistem manajemen K-3 yang efektif;
E. komunikasi dengan pihak yang
berkepentingan;
F. peluang untuk peningkatan yang
berkelanjutan.

2. Melaksanakan Ketentuan K-3

Pengetahuan yang Diperlukan dalam melaksanakan ketentuan K-3

A. Definisi potensi bahaya dan penilaian risiko

Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan


terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan
dapat mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan proses dan
sistem kerja yang berasal dari sumber yang berpotensi menyebabkan
luka dan kesehatan yang buruk. Bahaya dapat mencakup sumber yang
berpotensi menyebabkan bahaya atau situasi berbahaya, atau keadaan
yang berpotensi menimbulkan paparan yang menyebabkan cedera dan
kesehatan yang buruk.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 14 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

Penilaian risiko adalah kegiatan mengidentifikasi seluruh risiko atau


potensi risiko yang dapat memengaruhi pencapaian tujuan/sasaran
organisasi, yang dilakukan melalui proses yang sistematis dan terukur.

Penilaian risiko digunakan untuk menetapkan besar kecilnya suatu


risiko yang telah diidentifikasi sehingga digunakan untuk menentukan
prioritas pengendalian terhadap tingkat risiko kecelakaan atau
penyakit akibat kerja.

B. Mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja


berdasarkan lingkup pekerjaan

Untuk melakukan penilaian risko, langkah pertama adalah


mengidentifikasi potensi bahaya. Cara mengidentifikasi potensi
bahaya:

a. mengumpulkan data potensi bahaya;

b. mengelompokkan data potensi bahaya;

c. menyusun hasil pengelompokan potensi bahaya.

Untuk dapat mengumpulkan data potensi bahaya, perlu diindifikasi


lebih dulu sumber yang dapat menyebabkan bahaya dan risiko
kecelakaan kerja. Sumber yang dapat menyebabkan bahaya dan risiko
kecelakaan kerja, terdiri atas

a. peraturan dan prosedur kerja, faktor sosial (termasuk beban kerja,


jam kerja, viktimisasi, pelecehan, dan intimidasi), kepemimpinan
dan budaya dalam organisasi;

b. kegiatan rutin dan nonrutin, termasuk bahaya yang timbul dari

1) kondisi bangunan (infrastruktur), peralatan, material, zat, dan


kondisi fisik tempat kerja;

2) desain produk dan layanan, penelitian, pengembangan,


pengujian, produksi, perakitan, rancang bangun, penyampaian
layanan, pemeliharaan dan pembuangan;

3) faktor manusia;

4) bagaimana pekerjaan itu dilakukan.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 15 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

c. insiden yang pernah terjadi pada periode sebelumnya, baik dari


internal maupuan eksternal organisasi, termasuk keadaan darurat
dan penyebabnya;

d. potensi keadaan darurat;

e. orang termasuk di dalamnya:

1) mereka yang memiliki akses ke tempat kerja dan/atau kegiatan


pekerjaan konstruksi, termasuk pekerja, kontraktor,
pengunjung, dan orang lain;

2) orang-orang di sekitar tempat kerja yang dapat dipengaruhi oleh


kegiatan pekerjaan konstruksi;

3) pekerja di lokasi yang tidak berada di bawah kendali langsung


organisasi;

f. isu lainnya, meliputi

1) desain area kerja, proses, instalasi, mesin/peralatan, prosedur


operasi dan organisasi kerja, termasuk kesesuaiannya dengan
kebutuhan dan kemampuan pekerja yang terlibat;

2) situasi yang terjadi di sekitar tempat kerja yang disebabkan oleh


kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan yang berada di
bawah kendali organisasi;

3) situasi yang tidak di bawah kendali organisasi dan terjadi di


sekitar tempat kerja yang dapat menyebabkan cedera dan
penyakit/kesehatan yang buruk bagi orang-orang di tempat
kerja;

g. perubahan aktual atau perubahan yang diusulkan oleh organisasi,


operasi, proses, kegiatan dan sistem manajemen K-3;

h. perubahan pengetahuan dan informasi tentang bahaya.

Setelah mengetahui sumber bahaya dan risiko kecelakaan kerja,


data potensi bahaya dikelompokkan dan disusun berdasarkan
sumbernya. Contoh penyusunan daftar potensi bahaya adalah
sebagai berikut.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 16 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

Tabel 3.
Contoh Format Tabel Daftar Potensi Bahaya

No Potensi Bahaya Sumber

1 Pegawai yang bekerja di Bagian Peraturan dan prosedur kerja yang


Transmisi dan Distribusi tidak belum tersedia
mengetahui potensi bahaya tetapi
langsung merasakan akibatnya,
misalnya : Kaki terkena pecahan
benda tajam, tersengat aliran listrik
dari kabel bawah tanah
2 Bagian tubuh tertimpa bangunan, Kondisi bangunan (infrastruktur),
atau tangan patah atau kulit telapak peralatan dan material yang sudah
tangan terkelupas lama dan kurang terawat, disertai
tidak dipakainya APD
3 Kecelakaan di perjalanan, misalnya Faktor manusianya yang kurang
tertabrak, terjatuh dari bak terbuka bugar, misalnya karena sakit, kurang
kendaraan operasional atau di tidur dan kurang asupan gizi.
tempat terkena cangkul/alat gali
tanah.
4 Tersengat aliran listrik saat Panel listrik, motor listrik, generator
mengoperasikan atau merawat listrik. Pencegahan dengan
pompa dan genset. mengenakan APD anti sengatan
listrik
5 Kebakaran akibat korsleting yang Kabel panas dan terkelupas. Kontak
menimbulkan percikan bunga api kabel dengan panel/motor listrik
listrik. kendor. Pencegahan/
penanggulangan APAR (Alat
Pemadam Api Ringan) harus tersedia
6 Terganggunya/rusaknya alat Suara pompa atau genset
pendengaran

C. Penilaian risiko potensi bahaya berdasarkan lingkup pekerjaan

Setelah mengidentifikasi potensi dan sumber bahaya yang dapat


menyebabkan risiko dan kecelakaan kerja, dilakukan penilaian risiko
bahaya berdasarkan lingkup pekerjaan. Cara melakukan penilaian
risiko bahaya berdasarkan lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 17 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

a. Melakukan identifikasi risiko

Identifikasi risiko dilakukan dengan cara mengidentifikasi kejadian,


penyebab, dan konsekuensi dari peristiwa risiko yang dapat
menghalangi, menurunkan, atau menunda pencapaian suatu
pekerjaan. Identifikasi risiko dapat berasal dari

1) proses rutin, nonrutin, dan darurat;

2) proses yang dilaksanakan oleh personel yang mempunyai akses


ke area kerja, termasuk tamu;

3) fasillitas dan peralatan di tempat kerja.

b. Melakukan analisis risiko

Analisis Risiko dilakukan dengan cara menentukan tingkat


konsekuensi (dampak) dan tingkat kemungkinan terjadinya risiko
berdasarkan kriteria risiko, dengan mempertimbangkan keandalan
sistem pengendalian yang ada. Analisis risiko dilakukan dengan
cara berikut.

1) Menetapkan tingkat kemungkinan risiko, yang menjelaskan


seberapa besar kemungkinan risiko terjadi:

1 = Sangat jarang terjadi

2 = Jarang terjadi

3 = Cukup sering terjadi

4 = Sering terjadi

5 = Sangat sering terjadi

2) Menetapkan tingkat dampak/keparahan risiko, yang


menjelaskan dampak/keparahan yang dialami apabila risiko
terjadi:

1 = Dampak sangat kecil

2 = Dampak kecil

3 = Dampak cukup besar

4 = Dampak besar

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 18 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

5 = Dampak sangat besar

3) Menetapkan nilai risiko sesuai dengan matriks perkalian


tingkat kemungkinan risiko dan tingkat dampak risiko.
Dilanjutkan dengan menetapkan kategori risiko, yaitu

Warna hijau = Risiko rendah

Warna kuning = Risiko sedang

Warna merah = Risiko tinggi

5
Kemungkinan

4
3
2
1
1 2 3 4 5
Dampak

Gambar 1.
Matrik Kategori Risiko

c. Melakukan Evaluasi Risiko

1) Evaluasi risiko dilakukan untuk membantu dalam pengambilan


keputusan mengenai perlu tidaknya dilakukan upaya
penanganan risiko lebih lanjut serta penentuan prioritas
penanganannya.

2) Evaluasi risiko dilakukan berdasarkan hasil penilaian risiko,


yaitu menetapkan apakah risiko dapat diterima atau tidak
dapat diterima. Secara umum, risiko sedang dan risiko tinggi
tidak dapat diterima dan harus dilakukan mitigasi atau
pengendalian risiko ke nilai risiko yang rendah, sedangkan
risiko rendah masih dapat diterima dan harus dijaga agar nilai
risiko tidak naik.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 19 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

3) Penentuan prioritas risiko yang memerlukan penanganan lebih


lanjut dapat menggunakan ketentuan sebagai berikut.

a) Prioritas risiko ditetapkan dengan kategori sebagai berikut:

1 = Sangat Tinggi

2 = Tinggi

3 = Sedang

4 = Rendah

5 = Sangat Rendah

b) Tingkat risiko yang tertinggi mendapat prioritas paling


tinggi.

c) Apabila terdapat lebih dari satu risiko yang memiliki tingkat


risiko yang sama, prioritas risiko ditentukan berdasarkan
tingkat dampak risiko dari yang tertinggi hingga yang
terendah.

d) Apabila masih terdapat lebih dari satu risiko yang memiliki


tingkat risiko dan tingkat dampak yang sama, prioritas
risiko ditentukan berdasarkan kategori risiko dari yang
tertinggi hingga yang terendah.

e) Apabila masih terdapat lebih dari satu risiko yang memiliki


tingkat risiko, tingkat dampak, dan kategori yang sama,
prioritas risiko ditentukan berdasarkan judgment dari
pimpinan unit pemilik risiko.

f) Risiko yang berada dalam area penerimaan risiko organisasi


tidak perlu ditangani lebih lanjut atau tidak dimitigasi.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 20 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

Tabel 4. Prioritas Risiko


Tingkat Prioritas
Tingkatan Kategori Risiko Warna
Risiko Risiko
25 1
5 Sangat Tinggi 24 2
23 3
22 4
21 5
4 Tinggi 20 6
19 7
18 8
17 9
16 10
15 11
14 12
3 Sedang 13 13
12 14
11 15
10 16
9 17
8 18
7 19
2 Rendah 6 20
5 21
4 22
3 23
1 Sangat Rendah 2 24
1 25

Untuk memudahkan penilaian risiko dapat menggunakan tabel di


bawah ini.

Tabel 5. Penilaian Resiko


Keputusan
Identifikasi
Penilaian Risiko Mitigasi
Risiko
(Ya/Tidak)
No Kegiatan
Tingkat
Keja Penye Dam Tingkat Tingkat Prioritas
Kemung Dampak
dian bab pak Risiko Risiko
kinan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(6 X 7)

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 21 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

Keterangan:
1) diisi nomor urut
2) diisi nama kegiatan
3) diisi kejadian risiko yang dapat terjadi
4) diisi penyebab kejadian
5) diisi dampak yang timbul dari kejadian
6) diisi dengan tingkat kemungkinan
7) diisi dengan tingkat dampak
8) diisi dengan perkalian nomor 6 dengan nomor 7
9) diisi dengan prioritas risiko dari hasil tingkat risiko
10) diisi dengan keputusan untuk melaksanakan mitigasi atau tidak

D. Penggunaaan Alat Pelindung Diri (APD) dan Alat Pengaman Kerja (APK)
sesuai dengan ketentuan

Untuk memperkecil terjadinya risiko kecelakan kerja diperlukan


penggunaan APD dan APK. Penggunaan APD dan APK harus sesuai
dengan kondisi, tempat, dan prosedur yang berlaku.

a. Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat


yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang
berfungsi untuk mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari
potensi bahaya di tempat kerja. Alat Pelindung Diri (APD) adalah
sebagai berikut.

1) Alat pelindung kepala. Jenis alat pelindung kepala terdiri atas


helm pengaman (safety helmet), topi atau tudung kepala,
penutup atau pengaman rambut, dan lain-lain.

2) Alat pelindung mata dan muka. Jenis alat pelindung mata dan
muka terdiri atas kacamata pengaman (spectacles), goggles,
tameng muka (face shield), masker selam, tameng muka dan
kacamata pengaman dalam kesatuan (full face masker).

3) Alat pelindung telinga. Jenis alat pelindung telinga terdiri atas


sumbat telinga (ear plug) dan penutup telinga (ear muff).

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 22 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

4) Alat pelindung pernapasan beserta perlengkapannya. Jenis alat


pelindung pernapasan dan perlengkapannya terdiri atas
masker, respirator, katrit, kanister, Re-breather, Airline
respirator, Continues Air Supply Machine=Air Hose Mask
Respirator, tangki selam dan regulator (Self-Contained
Underwater Breathing Apparatus /SCUBA), Self-Contained
Breathing Apparatus (SCBA), dan emergency breathing
apparatus.

5) Alat pelindung tangan. Jenis pelindung tangan terdiri atas


sarung tangan yang terbuat dari logam, kulit, kain kanvas, kain
atau kain berpelapis, karet, dan sarung tangan yang tahan
bahan kimia.

6) Alat pelindung kaki. Jenis pelindung kaki berupa sepatu pada


pekerjaan peleburan, pengecoran logam, industri, kontruksi
bangunan, pekerjaan yang berpotensi bahaya peledakan,
bahaya listrik, tempat kerja yang basah atau licin, bahan kimia
dan jasad renik, dan/atau bahaya binatang, dan lain-lain.

7) Pakaian pelindung. Jenis pakaian pelindung terdiri atas rompi


(Vests), celemek (Apron/Coveralls), Jacket, dan pakaian
pelindung yang menutupi sebagian atau seluruh bagian badan,
misalnya jas lab.

8) Alat pelindung jatuh perorangan. Jenis alat pelindung jatuh


perorangan terdiri atas sabuk pengaman tubuh (harness),
karabiner, tali koneksi (lanyard), tali pengaman (safety rope),
alat penjepit tali (rope clamp), alat penurun (decender), alat
penahan jatuh bergerak (mobile fall arrester), dan lain-lain.

9) Pelampung. Jenis pelampung terdiri atas jaket keselamatan (life


jacket), rompi keselamatan ( life vest), rompi pengatur
keterapungan (Bouyancy Control Device).

Beberapa jenis alat pelindung diri (APD) yang umumnya dipakai


adalah sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 23 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

Tabel 6.
Jenis Alat Pelindung Diri (APD)
No. Nama Fungsi Gambar

1 Helm Untuk
melindungi
kepala

2 - Kacamata biasa Untuk


melindungi
- Kacamata goggles
mata
- Tameng muka
atau kedok las

3 - Sumbat telinga Untuk


melindungi
- Tutup telinga
telinga

4 - Respirator Untuk
melindungi
- Breathing
pernapasan
apparatus

5 - Sarung tangan Untuk


katun melindungi
tangan dan
- Sarung tangan
jari-jari
laboratorium
(lateks)
- Sarung tangan
yang dilapisi plat
logam
- Sarung tangan
untuk pengelasan

Sarung Tangan Karet dan Kulit

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 24 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

No. Nama Fungsi Gambar

6 - Alas kaki yang Untuk


cocok untuk di melindungi
laboratorium kaki, betis,
- Sepatu kulit tungkai, dan
mata kaki
- Sepatu bot karet
- Sepatu karet
- Sepatu anti- selip Sepatu di Laboratorium
- Sepatu yang
dilapisi baja
- Sepatu plastik

Sepatu antiselip dan kulit

Sepatu Boot Karet dan Kulit


7 - Vest Untuk
melindungi
- Raincoat
tubuh
- Rainsuit
- Apron
- Tyvek

1) APD yang wajib digunakan

1. pelindung kepala,
2. sepatu boot,
3. pakaian pelindung,
4. rambu pengaman.

2) APD yang digunakan sesuai dengan kebutuhan

1. jas hujan,
2. tali pengaman,
3. penutup telinga,
4. pakaian selam.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 25 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

3) Cara penggunaan APD sesuai dengan kebutuhan

Cara menggunakan APD dilakukan sesuai dengan unit


kompetensi K-3.
Penggunaan APD harus sesuai dengan kondisi, tempat, dan
prosedur yang berlaku.

b. Alat Pengaman Kerja (APK), antara lain alat pemadam kebakaran


api ringan (APAR) dan peralatan Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan (P-3-K).

1) Alat Pemadam kebakaran Api Ringan (APAR)

Alat pemadam api ringan ialah alat yang ringan serta mudah
dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api pada awal
terjadi kebakaran.

a) Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus


ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas,

b) mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan


pemberian tanda pemasangan.

c) Pemberian tanda pemasangan sesuai dengan ketentuan.

d) Tinggi pemberian tanda pemasangan adalah 125 cm dari


dasar lantai tepat di atas satu atau kelompok alat pemadam
api ringan bersangkutan.

e) Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan


harus sesuai dengan jenis dan penggolongan kebakaran.

f) Penempatan alat pemadam api yang satu dengan lainnya


atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15
meter, kecuali ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau
ahli keselamatan kerja.

g) Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya


berwarna merah.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 26 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

2) Fasilitas P-3-K meliputi

a. Ruang P-3-K

(1) dekat dengan toilet/kamar mandi;

(2) dekat jalan keluar;

(3) mudah dijangkau dari area kerja; dan

(4) dekat dengan tempat parkir kendaraan

b. Kotak P-3-K dan isi

Tabel 7.
Kotak P-3-K Berdasarkan Jumlah Orang
Kotak A Kotak B Kotak C
(Untuk 25 (Untuk 50 (Untuk 100
NO. Isi
pekerja/buruh pekerja/buruh pekerja/buruh
atau kurang) atau kurang) atau kurang)
1. Kasa steril 20 40 40
terbungkus
2. Perban (lebar 5 cm) 2 4 6
3. Perban (lebar 10 cm) 2 4 6
4. Plester (lebar 10 cm) 2 4 6
5. Plester cepat 10 15 20
6. Kapas (25 gr) 1 2 3
7. Kain segitiga/mitela 2 4 6
8. Gunting 1 1 1
9. Peniti 12 12 12
10. Sarung tangan sekali 2 3 4
pakai
11. (Pasangan) 2 4 6
12. Masker 1 1 1
13. Pinset 1 1 1
14. Lampu senter 1 1 1
15. Gelas untuk cuci 1 2 3
mata
16. Kantong plastik 1 1 1
bersih
17. Aquades (100 ml 1 1 1
lar.Saline)
18. Povidon Iodin (60 ml) 1 1 1
19. Alkohol 70% 1 1 1
20. Buku panduan P-3-K 1 1 1
di tempat kerja
21. Buku catatan 1 1 1
daftar isi kotak

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 27 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

Tabel 8. Klasifikasi Kotak P-3-K dan Jumlah/Unit Kerja


Jumlah Jumlah Kotak P-3-K Tiap
Jenis Kotak P-3-K
Pekerja/Buruh 1 (Satu) Unit Kerja

Kurang dari 26 A 1 Kotak A


pekerja/buruh

26--50 pekerja/buruh B/A 1 Kotak B atau

2 Kotak A

51--100 pekerja/buruh C/B/A 1 kotak C atau,

2 Kotak B atau,
4 Kotak A atau,
1 Kotak B dan 2 Kotak A
Setiap 100 C/B/A 1 kotak C atau,
pekerja/buruh
2 Kotak B atau,
4 Kotak A atau,
1 Kotak B dan 2 Kotak A
Keterangan:

1 kotak B setara dengan 2 Kotak A

1 Kotak C setara dengan 2 Kotak B

c. Alat evakuasi dan alat transportasi

(1) Tandu atau alat lain untuk memindahkan korban ke


tempat yang aman atau rujukan;

(2) Mobil ambulance atau kendaraan yang dapat digunakan


untuk pengangkutan korban.

d. Fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri dan/atau


peralatan khusus di tempat kerja yang memiliki potensi
bahaya yang bersifat khusus. Misalnya sprayer (alat
penyemprot) air untuk menangani keadaan darurat ketika
kebocoran gas chlor, safety shower untuk menangani
keadaan darurat ketika terjadi tumpahan bahan kimia
berbahaya.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 28 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

Gambar 2.
Gambar Sprayer

Sumber: Balai Teknik Air Minum, Cipta Karya

E. Pemeliharaan APD dan APK sesuai dengan ketentuan

APD dan APK harus selalu dalam kondisi siap digunakan. Oleh
karenanya, perlu dilakukan pemeliharaan APD dan APK sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut:

a. meletakkan APD dan APK pada tempat yang tersedia;

b. memeriksa APD dan APK secara berkala berdasarkan fungsinya.

Khusus untuk APR, setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa
dua kali dalam setahun, yaitu

a. pemeriksaan dalam jangka enam bulan;

b. pemeriksaan dalam jangka dua belas bulan.

Cacat pada alat perlengkapan pemadam api ringan yang ditemui waktu
pemeriksaan, harus segera diperbaiki atau alat tersebut segera diganti
dengan yang tidak cacat.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 29 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

F. Penerapan prosedur pencegahan dan penanganan terhadap bahaya


dan risiko kecelakaan kerja serta keadaan darurat pada pelaksanaan
pekerjaan.

Untuk menerapkan prosedur pencegahan dan penanganan terhadap


bahaya dan risiko, dilakukan dengan menyusun penanganan/mitigasi
risiko dari hasil penilaian risiko pada butir nomor 5 di atas, dengan
langkah-langkah sebagai berikut.

1) Menentukan opsi penanganan/mitigasi risiko, terdiri atas pilihan


sebagai berikut.

a) Eliminasi, yaitu menghilangkan penyebab risiko agar peluang


terjadinya risiko semakin kecil. Dapat dilakukan dengan
menghilangkan aktivitas dalam proses yang menimbulkan
risiko. Opsi ini dapat dilakukan dalam hal penyebab risiko
berada dalam kontrol internal organisasi.

b) Substitusi, yaitu mengganti aktivitas dalam proses dan/atau


peralatan kerja dengan yang mempunyai risiko lebih kecil.

c) Pengendalian teknik, yaitu mengubah/menambah secara


teknik pada prosedur atau peralatan kerja untuk mengurangi
risiko.

d) Pengendalian administrasi, yaitu membuat prosedur/instruksi


kerja, rambu peringatan, pelatihan, dan/atau sosialisasi untuk
kesadaran dan pengendalian risiko dan penempatan SDM yang
kompeten.

e) Penggunaan APD dan APK yang sesuai dengan potensi bahaya.

2) Menyusun rencana penanganan/mitigasi risiko, yang memuat


rincian rencana sebagai berikut:

a) rincian kegiatan secara jelas dan spesifik;

b) ukuran dan target dari setiap kegiatan;

c) jadwal pelaksanaan dari setiap kegiatan;

d) penanggung jawab dari setiap kegiatan.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 30 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

Untuk memudahkan dalam menyusun penanganan/mitigasi risiko


dapat menggunakan contoh tabel di bawah ini.

Tabel 8.
Rencana Penanganan/Mitigasi Risiko

Rencana Penanganan/Mitigasi Risiko


Opsi
Prioritas Nomor
Penanganan Kegiatan/ Jadwal
Risiko Risiko Penanggung
/Mitigasi Pengendalian Target Imple-
Jawab
Tambahan mentasi

Opsi untuk upaya pencegahan dan penanganan terhadap bahaya dan


risiko kecelakaan kerja serta keadaan darurat pada pelaksanaan
pekerjaan secara lebih terperinci adalah sebagai berikut.

a. Upaya pencegahan kecelakaan kerja melalui pengendalian


bahaya di tempat kerja:

1) pemantauan dan pengendalian kondisi tidak aman di


tempat kerja;

2) pemantauan dan pengendalian tindakan tidak aman di


tempat kerja.

b. Upaya pencegahan kecelakaan kerja melalui pembinaan dan


pengawasan:

1) pelatihan dan pendidikan K-3 terhadap tenaga kerja;

2) konseling dan konsultasi mengenai penerapan K-3


bersama tenaga kerja;

3) pengembangan sumber daya atau teknologi yang berkaitan


dengan peningkatan penerapan K-3 di tempat kerja.

c. Upaya pencegahan kecelakaan kerja melalui sistem


manajemen:

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 31 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

1) prosedur dan aturan K-3 di tempat kerja;

2) penyediaan sarana dan prasarana K-3 dan pendukungnya


di tempat kerja;

3) penghargaan terhadap diterapkannya K-3 di tempat kerja


kepada tenaga kerja.

4) sanksi terhadap tidak diterapkannya K-3 di tempat kerja


kepada tenaga kerja.

Adapun faktor-faktor yang harus ditangani terdiri atas

a. manusia;

b. lingkungan;

c. teknis.

Contoh penanganan penyebab kecelakaan kerja sebagai berikut.

a. Faktor manusia:

1) sangat dominan di lingkungan konstruksi;

2) pekerja heterogen, tingkat keterampilan, dan


pendidikannya;

3) pengetahuannya tentang keselamatan kerja rendah;

4) perlu penanganan khusus.

Penanganan:

1) pemilihan tenaga kerja;

2) pelatihan sebelum mulai kerja;

3) pembinaan dan pengawasan selama kegiatan berlangsung.

b. Faktor lingkungan:

1) gangguan dalam bekerja, misalnya suara bising berlebihan


dapat mengganggu konsentrasi pekerja;

2) debu dan material beracun mengganggu kesehatan kerja


sehingga menurunkan efektivitas kerja;

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 32 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

3) cuaca (panas, hujan).

Penanganan:

Pekerja menggunakan penutup telinga dan masker.

c. Faktor teknis berkaitan dengan:

1) kegiatan kerja proyek, seperti penggunaan peralatan dan


alat berat, penggalian, pembangunan, dan pengangkutan;

2) kondisi teknis dan metode kerja yang tidak memenuhi


standar keselamatan.

Penanganan:

1) perencanaan kerja yang baik;

2) pemeliharaan dan perawatan peralatan;

3) pengawasan dan pengujian peralatan kerja;

4) penggunaan metode dan teknik konstruksi yang aman;

5) penerapan sistem manajemen mutu.

3. Mengevaluasi Pelaksanaan Ketentuan K-3

Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mengevaluasi pelaksanaan


Ketentuan K-3

A. Pemeriksaan pelaksanaan K-3 di lingkungan kerja sesuai dengan


peraturan

Cara memeriksa pelaksanaan K-3 di lingkungan kerja:

a. memantau kegiatan sosialisasi K-3 terhadap kebijakan;

b. memantau ketersediaan sarana K-3;

c. memantau pelatihan K-3 yang telah diadakan;

d. melaksanakan audit terhadap pelaksanaan K-3;

e. mencatat dan melaporkan pelaksanaan K-3.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 33 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

B. Pembandingan hasil pelaksanaan K-3 dengan peraturan dan


dokumen yang berlaku

Cara membandingkan hasil pelaksanaan K-3 dengan peraturan dan


dokumen yang berlaku:

a. memantau dan mengukur kegiatan proses pelaksanaan K-3


terhadap kebijakan, sasaran, peraturan perundang-undangan, dan
persyaratan K-3;

b. melaporkan hasil kegiatan pelaksanaan K-3;

c. melakukan tindakan untuk perbaikan kinerja K-3 secara


berkelanjutan.

C. Penguraian hambatan dan masalah dalam pelaksanaan K-3 sesuai


dengan hasil pemeriksaan di lapangan

Cara menguraikan hambatan dan masalah dalam pelaksanaan K-3


sesuai dengan hasil pemeriksaan di lapangan:

a. membuat daftar hambatan dan masalah dalam pelaksanaan K-3


sesuai dengan hasil pemeriksaan di lapangan;

b. mempelajari hambatan dan masalah dalam pelaksanaan K-3 sesuai


dengan hasil pemeriksaan di lapangan yang tercatat dalam daftar;

c. menyusun daftar penyelesaian hambatan dan masalah dalam


pelaksanaan K-3;

d. membuat simpulan penyelesaian hambatan dan masalah dalam


pelaksanaan K-3.

D. Pembuatan simpulan hasil evaluasi sesuai dengan uraian hambatan


dan masalah

Cara membuat simpulan hasil evaluasi sesuai dengan uraian


hambatan dan masalah:

a. mengkaji hasil evaluasi inspeksi dan pengujian K-3;

b. mengkaji hasil evaluasi audit K-3;

c. menyimpulkan hasil evaluasi tindakan hambatan dan


masalah/perbaikan dan pencegahan;

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 34 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

d. mempelajari laporan hasil evaluasi;

e. mengidentifikasi hasil evaluasi;

f. menganalisis hail evaluasi; membuat simpulan.

4. Membuat Laporan

Pengetahuan yang diperlukan dalam membuat laporan

A. Pencatatan hasil kegiatan di dalam formulir laporan.

a. menuliskan hari, tanggal, dan tahun pelaporan;

b. menuliskan hasil kegiatan pada kolom yang tersedia;

c. menandatangani formulir laporan pada kolom yang tersedia.

Beberapa hal yang dibutuhkan dalam mencatat hasil kegiatan di


dalam formulir laporan.

a. Alat Tulis Kantor (ATK)

ATK adalah alat tulis yang digunakan untuk keperluan di dalam


kantor yang bisa dibedakan menjadi beberapa jenis sesuai dengan
fungsinya.

1) Kategori alat tulis. Jenis ATK yang digunakan untuk kebutuhan


menulis dan/atau mencatat, seperti pena, pensil, spidol,
stabilo, penggaris, penghapus, dan rautan.

2) Kategori kertas. Kertas mempunyai fungsi sebagai bahan cetak


untuk dokumen, surat, perjanjian, laporan, dan berbagai
macam hal lainnya, terdiri atas beberapa macam, antara lain
kertas HVS biasa berbagai ukuran, kertas foto, kertas print,
kertas faks, dan kertas continuous form.

3) Kategori buku. Jenis kertas yang disusun menjadi satu dan


mempunyai banyak jenis yang bisa untuk dipilih untuk
digunakan sebagai penunjang pekerjaan, seperti buku tamu,
buku kuitansi, buku tulis biasa, buku kas, buku folio, buku
nota, buku surat jalan, hingga jenis buku ekspedisi.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 35 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

4) Kategori file organizer. Alat kantor yang berfungsi sebagai


pengelola atau wadah untuk file-file, termasuk business file, box
file, ordner, binder clip, rak susun surat, expanding file, boks
untuk kartu nama dan macam jenis lainnya.

5) Kategori peralatan umum. Alat yang ada dan digunakan secara


umum di kantor dan juga di tempat lainnya, seperti stapler,
perforator, cutter, stempel, kalkulator, bak stempel, dan juga
termasuk alat yang mempunyai fungsi untuk menunjang
pekerjaan agar lebih efisien, seperti mesin, perabot kantor, dan
personal komputer.

b. Formulir Laporan

Ada dua kata di dalam formulir laporan yang perlu diberikan


penjelasan lebih dahulu, yaitu kata formulir dan kata laporan.
Secara umum, pengertian formulir adalah lembaran kartu atau
kertas dengan ukuran tertentu yang di dalamnya memuat data,
informasi, atau keterangan yang bersifat tetap dan terdapat
beberapa bagian lain yang akan diisi dengan data, informasi, atau
keterangan yang tidak tetap.

Ada beberapa fungsi pembuatan formulir, antara lain

1) untuk mencari atau mendapatkan suatu keterangan tertentu;

2) untuk menghimpun data yang sama;

3) untuk menyampaikan informasi yang sama pada beberapa


bagian yang berbeda;

4) sebagai bukti fisik atau bukti/rekaman hasil kerja;

5) sebagai dasar petunjuk untuk melakukan suatu pekerjaan atau


kegiatan tertentu.

Adapun laporan adalah suatu bentuk penyampaian data,


informasi, keterangan, atau berita yang dilakukan, baik secara
lisan maupun tertulis. Laporan merupakan produk dari kegiatan
atau pekerjaan dalam sebuah perusahaan/organisasi. Di dalam
laporan terdapat hasil aktivitas pengumpulan, pemeriksaan,

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 36 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

pencatatan, penulisan/pengetikan, dan pengolahan data. Laporan


memiliki beberapa fungsi, antara lain.

1) sebagai instrumen untuk menyampaikan data, informasi,


keterangan, atau berita;

2) sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan;

3) sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan


kegiatan;

4) sebagai salah satu sarana untuk melakukan pengawasan;

5) sebagai bahan untuk melakukan penilaian atau evaluasi


terhadap hasil kegiatan tertentu.

Formulir laporan bersifat tertulis yang secara umum memuat hal-


hal sebagai berikut:

1) judul laporan,

2) nomor laporan,

3) tempat membuat laporan,

4) hari/tanggal pelaporan,

5) uraian penjelasan hal-hal yang dilaporkan,

6) pihak yang melaporkan (nama beserta jabatan dan tanda


tangan).

c. Data yang Dilaporkan

Data yang dilaporkan adalah data pelaksanaan kegiatan beserta


data hasil kegiatan. Formulir laporan hasil kegiatan menerapkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) dapat menggunakan
contoh di bawah ini.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 37 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

Tabel 9. Contoh Formulir Laporan


LAPORAN HASIL KEGIATAN MENERAPKAN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (K3)
No. …./…../………
1. Pelaksanaan Sosialisasi Kebijakan: telah dilaksanakan sesuai prosedur
dan rencana.
2. Ketersediaan sarana K-3: memenuhi jumlah dan jenis sarana sebagai
berikut:
a. Alat Pelindung Diri (APD)
1) …………………
2) dst.
b. Alat Perlengkapan Kerja (APK)
1) ……………..
2) dst
c. dst.
3. Pelaksanaan Pelatihan K-3: telah dilaksanakan pelatihan K-3
sebanyak……kali terdiri atas
a. Pelatihan penggunaan APD
b. Pelatihan penggunaan APK
c. Simulasi terjadinya kebakaran
d. dst.
4. Pelaksanaan Audit Internal: telah dilaksanakan sesuai prosedur dan
jadwal yang ditetapkan dengan hasil sebagai berikut:
a. Nama Auditor:……..
b. Nama Auditee:……..
c. Temuan Hasil Audit
1) ……………..
2) dst
d. Tindakan perbaikan:
1) ……………..
2) dst
5. Laporan hasil pelaksanaan K-3:……………..
a. Jumlah kecelakaan kerja…….
b. Penyakit akibat kerja……

………………….. (tempat )…..tg/bln/th.

Pelapor

B. Penyusunan catatan dalam bentuk laporan:


(Nama Lengkap)
a. menyiapkan format laporan Jabatan

format laporan terdiri atas

1) Judul

2) Daftar Isi

3) Kata Pengantar

4) Ringkasan

5) Isi Laporan

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 38 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

6) Penutup

7) Lampiran

b. memeriksa seluruh catatan;

c. menuliskan judul laporan;

d. menuliskan garis besar laporan;

e. menyerahkan laporan kepada atasan langsung.

C. Isi laporan terdiri atas

a. jenis kegiatan;

b. tempat dan waktu;

c. petugas kegiatan;

d. hasil kegiatan;

e. kesulitan dan hambatan;

f. kesimpulan simpulan dan rekomendasi.

D. Metode pengarsipan

Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan


disebutkan bahwa arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa
dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh
lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan,
perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

Pada Pasal 48 di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012


tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan disebutkan bahwa dalam rangka pemeliharaan arsip
dinamis dapat dilakukan alih media arsip. Alih media arsip dalam
rangka pemeliharaan arsip dinamis dimaksudkan untuk menjaga
keamanan, keselamatan, dan keutuhan arsip yang dialihmediakan.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 39 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

Selanjutnya, pada Pasal 49 ayat (1), disebutkan bahwa alih media


arsip dilaksanakan dalam bentuk dan media apa pun sesuai dengan
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Di dalam penjelasan ayat
tersebut disebutkan bahwa setiap penyelenggara sistem kearsipan
elektronik mengoperasikan sistem kearsipan elektronik yang
memenuhi persyaratan minimum sebagai berikut:

a. dapat menampilkan kembali informasi elektronik dan/atau


dokumen elektronik secara utuh sesuai dengan masa retensi yang
ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan;

b. dapat melindungi ketersediaan, keutuhan, keautentikan,


kerahasiaan, dan keteraksesan informasi elektronik dalam
penyelenggaraan sistem elektronik tersebut;

c. dapat beroperasi sesuai dengan prosedur atau petunjuk dalam


penyelenggaraan sistem elektronik tersebut;

d. dilengkapi dengan prosedur atau petunjuk yang diumumkan


dengan bahasa, informasi, atau simbol yang dapat dipahami oleh
pihak yang bersangkutan dengan penyelenggaraan sistem
elektronik tersebut; dan

e. memiliki mekanisme yang berkelanjutan untuk menjaga


kebaruan, kejelasan, dan kebertanggungjawaban prosedur atau
petunjuk.

Kebijakan alih media arsip, antara lain, meliputi metode (pengopian,


konversi, migrasi), prasarana dan sarana, serta penentuan pelaksana
alih media.

Dengan demikian, secara sederhana, metode pengarsipan dapat


dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu metode konvensional,
pengarsipan pada dokumen yang tercetak dan pengarsipan yang
dilakukan dengan alih media.

Hal tersebut sejalan dengan definisi dari International Council on


Archival (1996:5) bahwa Record Electronic sebagai “an electronic
record is a record that is suitable for manipulation, transmision or

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 40 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

processing by a digital computer”. Pengolahan rekod elektronik adalah


rekod yang senantiasa mampu ditranmisikan, dikelola, dan diproses
dengan komputer secara digital.

Selanjutnya, Budiman (2009: 2) menyatakan bahwa “Rekod elektronik


adalah arsip yang diciptakan, dikomunikasikan, dan dikelola secara
elektronik, dan dalam hal ini adalah menggunakan teknologi
komputer, arsip tersebut diciptakan secara elektronik atau hasil alih
media dari arsip konvensional.”

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dokumen/rekod


elektronik adalah arsip yang diciptakan, dikomunikasikan, dan
dikelola secara elektronik serta menggunakan teknologi komputer.
Rekod elektronik ini merupakan hasil alih media dari arsip
konvensional atau suatu proses yang diciptakan secara elektronik.

E. Pengarsipan laporan

a. Cara mengarsipkan salinan cetak laporan.

1) Menyiapkan berkas laporan yang akan diarsipkan.

2) Memeriksa kelengkapan lampiran berkas laporan. Jika belum


lengkap atau terdapat kekurangan, lampiran diberi catatan
khusus di lembar yang berbeda dan diberi keterangan “belum
lengkap”.

3) Menyusun berkas laporan yang akan diarsipkan berdasarkan


jenis kegiatan, tanggal, bulan, dan tahun pelaksanaannya.

4) Menuliskan kode, indeks, dan tunjuk silang apabila


diperlukan:

a) Kode dimaksudkan untuk menyingkat tulisan mengenai


masalah pada klasifikasi arsip.

b) Indeks dimaksudkan untuk menetapkan istilah atau kode


arsip yang digunakan untuk penemuan kembali arsip dan
sebagai informasi arsip terhadap klasifikasi.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 41 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

c) Tunjuk silang dimaksudkan untuk memberi informasi


mengenai lampiran arsip yang memerlukan tempat
penyimpanan khusus, misalnya lampiran berupa peta.

5) Mengelompokkan arsip berdasarkan kode dan indeks. Bagi


arsip yang memiliki kode dan indeks yang sama
dikelompokkan menjadi satu berkas. Ada tiga jenis
pengelompokan berkas arsip.

a) Arsip yang diberkaskan berdasarkan kesamaan urusan


(dosir), diatur menurut urutan dasar proses
kegiatan/pekerjaan.

b) Arsip yang diberkaskan berdasarkan kesamaan masalah


(rubrik), diatur menurut urutan pokok masalah.

c) Arsip yang diberkaskan berdasarkan kesamaan jenis (seri),


diatur menurut urutan angka jika indeks berupa angka,
dan menurut abjad jika indeks berupa huruf.

6) Memasukkan arsip yang telah diberkaskan ke dalam folder.

7) Melakukan pemberian label pada tab folder.

8) Melakukan pemberian label pada tab sekat (guide).

9) Menata sekat (guide) sesuai dengan kode klasifikasi arsip yang


akan disimpan dan sesuai dengan urutan sekat.

10) Menata folder dalam susunan sekat.

11) Memasukkan ke dalam filling cabinet atau box file.

b. Cara melakukan alih media arsip ke bentuk digital

Langkah-langkah melakukan alih media arsip kertas ke bentuk


digital adalah sebagai berikut.

1) Melakukan pengecekan awal sebelum pengoperasian


peralatan.

2) Menyiapkan peralatan yang digunakan, terdiri atas

a) perangkat keras (hardware), dan

b) perangkat lunak (software).


Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 42 dari 67
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

3) Melakukan proses pemindaian (scanning)

a) menyiapkan arsip yang akan direproduksi;

b) membersihkan arsip dari kotoran dengan bahan


pembersih;

c) meletakkan arsip yang akan direproduksi di depan alat


pemindai (scanner);

d) melakukan proses pemindaian gambar (capture image).

4) Meregistrasikan file hasil alih media

a) melakukan registrasi file hasil alih media ke database pada


komputer server, dengan memberikan nomor ID arsip
sesuai dengan nama arsip aslinya;

b) membuat daftar arsip yang telah digitalisasi disertakan


dengan nomor ID arsip.

5) Menyimpan file

6) File dapat disimpan dalam beberapa bentuk format file, seperti


JPEG, GIF, BMP atau TIFF. Sebagai rekomendasi, sebaiknya
digunakan format JPEG karena kapasitasnya kecil dan
kualitasnya cukup bagus.

7) Ulangi langkah 3 dan 4 untuk dokumen laporan selanjutnya.

8) Untuk keamanan data, sebaiknya file tersebut disimpan dalam


format lain sebagai back-up, seperti CD, flash disk, hard disk,
atau media lainnya.

F. Jenis sistem pengarsipan

a. Sistem Abjad

Sistem abjad adalah sistem penyimpanan dan penemuan kembali


arsip yang disusun dengan menggunakan nama berdasarkan
abjad secara berurutan dari A sampai dengan Z. Sistem abjad
merupakan sistem yang tertua dan paling banyak digunakan.
Disebut juga dengan sistem langsung (direct filing system) karena
dapat langsung mencari arsip tanpa menggunakan kartu indeks.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 43 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

Sistem penyimpanan arsip berdasarkan nama, misalnya


menggunakan nama pelanggan berdasarkan urutan abjad.

b. Sistem Tanggal

Sistem tanggal adalah sistem penyimpanan dan penemuan


kembali arsip yang disusun berdasarkan tahun, bulan, dan
tanggal arsip dibuat. Sistem ini merupakan sistem yang sederhana
dan mudah, tetapi sistem ini sering menggunakan alat bantu lain
(kartu indeks) untuk menemukan arsip yang dicari. Hal ini karena
orang sangat sulit untuk mengingat tanggal kapan berkas tersebut
dibuat. Apalagi, jika arsip yang dicari sudah terjadi beberapa
tahun yang lalu.

Dalam sistem tanggal tidak diperlukan daftar klasifikasi karena


bagian tanggal sangat sederhana, yaitu hanya terdiri atas tiga
bagian saja, yaitu tahun, bulan, dan tanggal.

c. Sistem Nomor

Sistem nomor adalah sistem penyimpanan dan penemuan kembali


arsip yang disusun dengan menggunakan kode angka atau nomor.
Sistem ini disebut juga inderect filing system, karena penentuan
nomor yang akan digunakan memerlukan pengelompokan
masalahnya lebih dahulu.

Sistem pengarsipan berdasarkan urutan nomor, misalnya


menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang terdapat di
KTP atau Nomor Rekening Pelanggan.

d. Sistem Wilayah

Sistem penyimpanan arsip wilayah atau geographical filling


system adalah suatu sistem penyimpanan dan penemuan kembali
arsip berdasarkan pembagian wilayah atau daerah yang menjadi
alamat suatu berkas.

Berkas disimpan dan ditemukan kembali menurut kelompok atau


tempat penyimpanan berdasarkan geografi/wilayah/kota dari asal
berkas dan/atau tujuan berkas.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 44 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

e. Sistem Subjek

Sistem subjek atau subjectical filling system merupakan suatu


sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip berdasarkan
masalah tempat berkas dikelompokkan ke dalam daftar indeks
untuk ditentukan masalah yang pada umumnya terjadi.

Ada dua macam sistem subjek, yaitu sistem subjek murni


(berdasarkan urutan abjad) dan sistem subjek bernotasi
(berdasarkan notasi atau kode tertentu).

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 45 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

E. LANGKAH KERJA

MENERAPKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)

No. Panduan Gambar Capaian Keterangan


1. Mengidentifikasi 1. Dapat menjelaskan Mengidentifikasi
Peraturan dan definisi K-3. Peraturan dan
Dokumen K-3 2. Dapat menjelaskan tujuan Dokumen K-3:
K-3. 1. Lingkup pekerjaan
3. Dapat menjelaskan cara K-3 diidentifikasi
mengidentifikasi lingkup berdasarkan
pekerjaan K-3 dokumen kontrak.
berdasarkan dokumen 2. Peraturan dan
kontrak. dokumen K-3 yang
4. Mampu mengidentifikasi akan digunakan
lingkup pekerjaan K-3 diperiksa sesuai
berdasarkan dokumen dengan lingkup
kontrak. pekerjaan.
5. Dapat menjelaskan cara 3. Daftar
memeriksa peraturan dan cek/checklist
dokumen K-3 yang akan peraturan dan
digunakan sesuai dengan dokumen K-3
lingkup pekerjaan. dibuat sesuai
6. Mampu memeriksa dengan hasil
peraturan dan dokumen pemeriksaan.
K-3 yang akan digunakan
sesuai dengan lingkup
pekerjaan.
7. Dapat menjelaskan cara
membuat daftar cek
peraturan dan dokumen
K-3 sesuai dengan hasil
pemeriksaan.
8. Mampu membuat daftar
cek peraturan dan
dokumen K-3 sesuai
dengan hasil
pemeriksaan.
9. Harus cermat, disiplin,
dan taat sesuai dengan
POS.
2. Melaksanakan 1. Dapat menjelaskan Melaksanakan
Ketentuan K-3 definisi identifikasi potensi Ketentuan K-3 :
bahaya dan penilaian 1. Potensi bahaya dan
risiko. risiko kecelakaan
2. Dapat menjelaskan cara kerja diidentifikasi
mengidentifikasi potensi berdasarkan
bahaya dan risiko lingkup pekerjaan.
kecelakaan kerja 2. Penggunaan APD
berdasarkan lingkup dan APK dilakukan
pekerjaan. sesuai dengan
3. Dapat menjelaskan cara ketentuan
menilai risiko potensi 3. Prosedur
pencegahan dan
Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 46 dari 67
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

No. Panduan Gambar Capaian Keterangan


bahaya berdasarkan penanganan
lingkup pekerjaan. terhadap bahaya
4. Mampu mengidentifikasi dan risiko
potensi bahaya dan kecelakaan kerja
penilaian risiko serta keadaan
kecelakaan kerja darurat diterapkan
berdasarkan lingkup pada pelaksanaan
pekerjaan pekerjaan.
5. Dapat menjelaskan cara
menggunakan APD dan
APK sesuai dengan
ketentuan.
6. Dapat menjelaskan cara
memelihara APD dan APK
sesuai dengan ketentuan.
7. Mampu menggunakan
APD dan APK sesuai
dengan ketentuan.
8. Dapat menjelaskan cara
menerapkan prosedur
pencegahan dan
penanganan terhadap
bahaya dan risiko
kecelakaan kerja serta
keadaan darurat pada
pelaksanaan pekerjaan.
9. Mampu menerapkan
prosedur pencegahan dan
penanganan terhadap
bahaya dan risiko
kecelakaan kerja serta
keadaan darurat pada
pelaksanaan pekerjaan.
10. Harus cermat, disiplin,
dan taat sesuai dengan
POS.
3. Mengevaluasi 1. Dapat menjelaskan cara Mengevaluasi
Pelaksanaan Ketentuan memeriksa pelaksanaan Pelaksanaan
K-3 K-3 di lingkungan kerja Ketentuan K-3:
sesuai dengan peraturan. 1. Pelaksanaan K-3 di
2. Mampu memeriksa lingkungan kerja
pelaksanaan K-3 di diperiksa sesuai
lingkungan kerja sesuai dengan peraturan.
dengan peraturan. 2. Hasil pelaksanaan
3. Dapat menjelaskan cara K-3 dibandingkan
membandingkan hasil dengan peraturan
pelaksanaan K-3 dengan dan dokumen yang
peraturan dan dokumen berlaku.
yang berlaku. 3. Hambatan dan
4. Mampu membandingkan masalah dalam
hasil pelaksanaan K-3 pelaksanaan K-3
dengan peraturan dan diuraikan sesuai
dokumen yang berlaku. dengan hasil

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 47 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

No. Panduan Gambar Capaian Keterangan


5. Dapat menjelaskan cara pemeriksaan di
menguraikan hambatan lapangan.
dan masalah dalam 4. Kesimpulan hasil
pelaksanaan K-3 sesuai evaluasi dibuat
dengan hasil pemeriksaan sesuai dengan
di lapangan. uraian hambatan
6. Mampu menguraikan dan masalah.
hambatan dan masalah
dalam pelaksanaan K-3
sesuai dengan hasil
pemeriksaan di lapangan.
7. Dapat menjelaskan cara
membuat simpulan hasil
evaluasi sesuai dengan
uraian hambatan dan
masalah .
8. Mampu membuat
simpulan hasil evaluasi
sesuai dengan uraian
hambatan dan masalah.
9. Harus cermat, disiplin,
dan taat sesuai dengan
POS.
4. Membuat Laporan 1. Dapat menjelaskan cara Membuat Laporan :
mencatat hasil kegiatan 1. Hasil kegiatan
menerapkan keselamatan menerapkan
kerja dan kesehatan kerja keselamatan kerja
(K-3) ke dalam format dan kesehatan
laporan. kerja (K-3) dicatat
2. Mampu mencatat hasil di dalam format
kegiatan menerapkan laporan.
keselamatan kerja dan 2. Catatan disusun
kesehatan kerja (K-3) ke dalam bentuk
dalam format laporan. laporan sesuai
3. Dapat menjelaskan cara dengan POS.
menyusun catatan dalam 3. Laporan diarsipkan
bentuk laporan sesuai sesuai dengan POS.
dengan POS.
4. Dapat menyebutkan isi
laporan.
5. Mampu menyusun
catatan dalam bentuk
laporan sesuai dengan
POS.
6. Dapat menjelaskan
metode pengarsipan.
7. Dapat menjelaskan cara
mengarsipkan laporan.
8. Dapat menyebutkan
sistem pengarsipan
9. Mampu mengarsipkan
laporan sesuai dengan
POS.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 48 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

No. Panduan Gambar Capaian Keterangan


10. Harus cermat, disiplin,
dan taat sesuai dengan
POS.
Perilaku Kerja: Indikator Prilaku: Alat Yang digunakan:
1. Cermat dan teliti. 1. Cermat dan teliti. 1. ATK
2. Taat dan sesuai 2. Disiplin dalam pekerjaan 2. Peralatan K-3
dengan prosedur 3. Peralatan kerja
operasional standar 4. Formulir laporan
(POS)...

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 49 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

F. IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI

1. Elemen Kompetensi 1 : Mengidentifikasi Peraturan dan Dokumen K-3

a. Referensi Material/Manual
Bacalah :
1) Bagian D.1 Buku Materi ini;
2) UU No.1/1970 Pasal 14;
3) Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003;
4) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000;
5) Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012;
6) Permen PU No. 05/2014;

b. Berpikir

1) Pikirkan apakah di BUMD Air Minum tempat Sdr


bekerja, tersedia :

1) Peraturan-perundangan tentang K3 yang


disimpan di tempat yang mudah dijangkau;

2) Rambu-rambu/Papan peringatan tentang K3;

3) Alat Pelindung Diri (APD), baik bagi pegawai


maupun tamu;

4) Petugas khusus yang mengelola K3


2) Pengertian kriteria risiko

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 50 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

c. Aktivitas
Catatlah pada Lembar/Buku Kerja :
1) Peraturan-perundangan tentang K3 yang disimpan
di tempat kerja peserta pelatihan;

2) Rambu-rambu/Papan peringatan tentang K3 yang


ada di tempat kerja peserta pelatihan;

3) Alat Pelindung Diri (APD), baik bagi pegawai


maupun tamu yang ada di tempat kerja peserta
pelatihan;

4) Nama dan jabatan Petugas khusus yang mengelola


K3 di tempat kerja peserta pelatihan.

5) Pengertian kriteria risiko

Aktivitas Pelatihan

a. Aktivitas Instruktur

1) menjelaskan pengantar teori Mengidentifikasi Peraturan dan


Dokumen K-3
2) mempersilahkan peserta pelatihan untuk bertanya;
3) memberikan waktu kepada peserta pelatihan untuk membaca
rujukan/referensi/daftar pustaka; berfikir dan menuliskan hal-hal
penting dari materi yang telah disampaikan.
4) menginstruksikan peserta pelatihan untuk membuat Tabel Daftar
Peraturan dan Dokumen K3 yang paling sesuai dengan kondisi di
tempat kerja masing-masing;

b. Aktivitas Peserta Pelatihan

1) bertanya kepada instruktur jika tidak memahami pemaparannya;

2) membaca rujukan/refernsi/daftar pustaka yang disarankan oleh


instruktur;

3) memikirkan pekerjaan persiapan yang telah/akan dilakukan di


tempat kerja peserta pelatihan dan

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 51 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

4) menuliskan hal-hal penting terkait pekerjaan Mengidentifikasi


Peraturan dan Dokumen K-3

5) membuat Daftar Peraturan dan Dokumen K3 yang menurut


peserta pelatihan

2. Elemen Kompetensi 2 : Melaksanakan Ketentuan K-3

a. Referensi Material/Manual

Bacalah :
1) Bagian D.2 Buku Materi ini
2) Referensi berkenaan dengan Petensi bahaya, risiko
kecelakaan kerja dan uapay pencegahan dan
penanggulangannya.

b. Berpikir

Pikirkan apakah di BUMD Air Minum tempat Sdr


bekerja :

1) Atasan Sdr menerangkan tentang potensi bahaya


dan risiko kecelakaan kerja;

2) Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja yang


Sdr ketahui

3) Ketika Sdr bekerja selalu memasang rambu-


rambu/Papan peringatan tentang K3 ?;

4) Ketika Sdr bekerja selalu memakai Alat Pelindung


Diri (APD);

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 52 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

c. Aktivitas
Catatlah dalam Lembar/Buku Kerja Sdr :
1) Daftar potensi bahaya dan sumbernya yang ada
di tempat kerja Sdr;
2) Pegawai dan/atau tamu yang pernah terpapar
bahaya, jelaskan penyebabnya dan berapa kali
mengalaminya.
3) APD dan APK yang sudah ada dan yang sudah
dipakai

Aktivitas Pelatihan

a. Aktivitas Instruktur

1) menjelaskan pengantar teori Melaksanakan Ketentuan K3

2) mempersilahkan peserta pelatihan untuk bertanya;


3) memberikan waktu kepada peserta pelatihan untuk membaca
rujukan/referensi/daftar pustaka; berfikir dan menuliskan hal-hal
penting dari materi yang telah disampaikan.
4) menginstruksikan peserta pelatihan untuk :

- membuat Tabel Daftar Potensi Bahaya dan Sumbernya yang


paling sesuai dengan kondisi di tempat kerja masing-masing;

- menuliskan APD, APK dan rambu-rambu K3 yang sudah ada


dan yang paling sering dipakai;

b. Aktivitas Peserta Pelatihan


1) bertanya kepada instruktur jika tidak memahami pemaparannya;

2) membaca rujukan/refernsi/daftar pustaka yang disarankan oleh


instruktur;

3) memikirkan pekerjaan persiapan yang telah/akan dilakukan di


tempat kerja peserta pelatihan dan

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 53 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

4) menuliskan hal-hal penting terkait pekerjaan Melaksanakan


Ketentuan K3

5) membuat Tabel Daftar Potensi Bahaya dan Sumbernya; Daftar APD


APK dan Rambu-rambu K3 yang sudah ada dan yang sering
dipakai.

6) Tugas lainnya sesuai instruksi instruktur.

3. Elemen Kompetensi 3 : Mengevaluasi Pelaksanaan Ketentuan K-3

c. Referensi Material/Manual
Bacalah :
1) Bagian D.3 Buku Materi ini;

d. Berpikir

Pikirkan apakah di BUMD Air Minum tempat Sdr


bekerja :

1) Telah/belum dilaksanakan pemantauan kegiatan


sosialisasi K3; ketersediaan sarana K3; pelatihan
K3.

2) Telah/belum ada audit terhadap pelaksanaan K3;

3) Hambatan dan masalah dalam pelaksanaan K3.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 54 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

c. Aktivitas
Catatlah dalam Lembar/Buku Kerja Sdr :
1) Ada/tidaknya kegiatan sosialisasi K3;
2) Sarana K3 yang tersedia;
3) Pelatihan K3 yang telah dilaksanakan
4) Ada/tidaknya audit terhadap pelaksanaan K3;
5) Hambatan dan masalah dalam pelaksanaan K3.

Aktivitas Pelatihan

a. Aktivitas Instruktur

1) menjelaskan pengantar teori Mengevaluasi Pelaksanaan


Ketentuan K-3

2) mempersilahkan peserta pelatihan untuk bertanya;


3) memberikan waktu kepada peserta pelatihan untuk membaca
rujukan/referensi/daftar pustaka; berfikir dan menuliskan hal-hal
penting dari materi yang telah disampaikan.
4) menginstruksikan peserta pelatihan untuk :

- membuat Tabel Pemantauan Pelaksanaan Sosialisasi K3;


Ketersediaan Sarana K3; Daftar Pelatihan K3 yang Telah
Dilaksanakan;

- menuliskan Hambatan dan Masalah Pelaksanaan K3;

b. Aktivitas Peserta Pelatihan


1) bertanya kepada instruktur jika tidak memahami pemaparannya;

2) membaca rujukan/refernsi/daftar pustaka yang disarankan oleh


instruktur;

3) memikirkan pekerjaan persiapan yang telah/akan dilakukan di


tempat kerja peserta pelatihan dan

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 55 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

4) menuliskan hal-hal penting terkait pekerjaan Mengevaluasi


Pelaksanaan Ketentuan K-3;

5) membuat : Tabel Pemantauan Pelaksanaan K3; Ketersediaan


Sarana K3; Daftar Pelatihan K3; Daftar Hambatan dan Masalah
Pelaksanaan K3.

6) Tugas lainnya sesuai instruksi instruktur.

4. Elemen Kompetensi 4 : Membuat Laporan

a. Referensi Material/Manual

Bacalah :
1) Bagian D.4 Buku Materi ini

5. Berpikir

1) Pikirkan apakah di BUMD Air Minum tempat Sdr


bekerja sudah ada format-format
laporan,termasuk laporan Menerapkan K3;

2) Jika ada apakah format tersebut cocok dipakai


sebagai sarana belajar membuat laporan dalam
pelatihan ini;

3) Bagaimana sistematika pengarsipan laporan


tersebut ?

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 56 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

b. Aktivitas

1) Pakailah contoh format laporan pada Lampiran


Buku Materi, jika belum ada cobalah membuatnya;
2) Pakai format tersebut untuk membuat laporan
Menerapkan K3;
3) Arsipkan laporan mengikuti salah satu sitem yang
disetujui.

Aktivitas Pelatihan:

a. Aktivitas Instruktur :

1) Menjelaskan pengantar teori Membuat Laporan;

2) Mempersilahkan peserta pelatihan untuk bertanya;

3) Memberikan waktu kepada peserta pelatihan untuk membaca


rujukan/referensi/daftar pustaka; berfikir dan menuliskan hal-hal
penting dari materi yang telah disampaikan.

4) Memberikan arahan kepada peserta pelatihan untuk


mempraktikkan pembuatan laporan.

b. Aktivitas Peserta Pelatihan

1) Bertanya kepada instruktur jika tidak memahami pemaparannya;

2) Membaca rujukan/referensi/daftar pustaka yang disarankan oleh


instruktur; memikirkan pekerjaan persiapan yang telah/akan
dilakukan di tempat kerja peserta pelatihan dan menuliskan hal-hal
penting terkait pekerjaan pembuatan laporan.

3) Mempraktikkan pembuatan laporan sesuai arahan instruktur

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 57 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

G. PENILAIAN

Catatan:
Penilaian

Memenuhi/Belum Memenuhi
Capaian Pembelajaran

Peserta Instruktur

Nama/Tanda Tangan/ Tgl Nama/Tanda Tangan/ Tgl

H. LAMPIRAN

1. Referensi

a. Dasar Perundang-undangan
1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
2) Undang-Undang No. 23/1992 Tentang Kesehatan;
3) Undang Undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja
4) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi;
5) Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
6) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan
7) Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional;
8) Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
9) Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha
Milik Daerah;
10) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan
Peran Masyarakat Jasa Konstruksi jo. PP No. 04 Tahun 2010 dan
PP No. 92 Tahun 2010 ;

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 58 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

11) Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka


Kualifikasi Nasional Indonesia;
12) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan;
13) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja;
14) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri;
15) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun
2012 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia;
16) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 3 Tahun
2016 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia;
17) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;
18) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air
Minum;
19) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
15/PRT/M/2018 tentang Pemberlakuan SKKNI Bidang Pengelolaan
Sistem Penyediaan Air Minum;
20) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
4 tahun 2020 tentang Prosedur Operasional Standar
Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum
21) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 452/KPTS/2018 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum.
22) Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan
Produktivitas No. 2/554/LP.00.01/VII/2020 tentang Penyusunan
Program dan Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 59 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

2. Buku Referensi

1) ISO 45001:2018 Occupational Health And Safety Management


System - Requirements with guidance for use.
2) Kementerian Pekerjaan Umum, Balai Peningkatan
Penyelenggaraan Konstruksi, Badan Pembinaan Konstruksi,
Pusat Pembinaan, Penyelenggaraan Konstruksi, Balai
Peningkatan Penyelenggaraan Konstruksi, Peraturan Perundangan
Terkait K3. viramakarya.co.id. , 3 Februari 2018.
3) Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Air Minum, Draft Buku
Modul Unit Kompetensi Menerapkan K3, 2018.

I. Unit Kompetensi
Elemen Kompetensi Kriteria Capaian

1. Mengidentifikasi Peraturan 1. Lingkup pekerjaan K-3 diidentifikasi


dan Dokumen K-3 berdasarkan dokumen kontrak.
2. Peraturan dan dokumen K-3 yang akan
digunakan diperiksa sesuai dengan
lingkup pekerjaan.
3. Daftar cek/checklist peraturan dan
dokumen K-3 dibuat sesuai dengan hasil
pemeriksaan.
2. Melaksanakan Ketentuan K- 4. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja
3 diidentifikasi berdasarkan lingkup
pekerjaan.
5. Penggunaan APD dan APK dilakukan
sesuai dengan ketentuan.
6. Prosedur pencegahan dan penanganan
terhadap bahaya dan risiko kecelakaan
kerja serta keadaan darurat diterapkan
pada pelaksanaan pekerjaan.

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 60 dari 67


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Fungsi Unit Transmisi Distribusi
Sub-Golongan Pengelolaan Air

Elemen Kompetensi Kriteria Capaian

3. Mengevaluasi Pelaksanaan 7. Pelaksanaan K-3 di lingkungan kerja


Ketentuan K-3 diperiksa sesuai dengan peraturan.
8. Hasil pelaksanaan K-3 dibandingkan
dengan peraturan dan dokumen yang
berlaku.
9. Hambatan dan masalah dalam
pelaksanaan K-3 diuraikan sesuai dengan
hasil pemeriksaan di lapangan.
10. Kesimpulan hasil evaluasi dibuat sesuai
dengan uraian hambatan dan masalah.
4. Membuat Laporan 11. Hasil kegiatan menerapkan keselamatan
kerja dan kesehatan kerja (K-3) dicatat di
dalam format laporan.
12. Catatan disusun dalam bentuk laporan
sesuai dengan POS.
13. Laporan diarsipkan sesuai dengan POS.

J. Daftar Nama Penyusun

NO. NAMA PROFESI

Buku Materi K-3 Versi: 2022 Halaman: 61 dari 67

Anda mungkin juga menyukai