KATA PENGANTAR
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat
digunakan sebagai media transformasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja kepada pes
pelatihan untuk mencapai kompetensi tertentu berdasarkan program pelatihan yang mengacu p
standar kompetensi.
Modul yang berorientasi pada Pelatihan Berbasis Kompetensi (Competence Based Training) ini
diformulasikan menjadi dua buah buku, yaitu Buku Materi dan Buku Asesmen.
Buku materi adalah referensi yang berisi informasi tentang pengetahuan, keterampilan, dan sik
kerja yang berkaitan dengan unit kompetensi yang akan dipelajari. Didalamnya juga mencakup
panduan yang digunakan peserta untuk melakukan pekerjaan, baik teori maupun praktik yang
berkaitan dengan unit kompetensi yang akan dikerjakan dan sekaligus merupakan media pen
untuk memantau kemajuan kompetensi peserta dalam proses belajar sebagai penilaian forma
Buku Asesmen adalah panduan penilaian yang digunakan oleh pelatih untuk menilai penguasa
teori, kemampuan kerja/praktik dan sikap kerja peserta pelatihan pada akhir pelatihan sebaga
penilaian sumatif untuk menentukan peserta tersebut sudah kompeten atau belum terhadap u
kompetensi tersebut.
Kedua buku tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penggunaannya
sebagai referensi dalam media belajar bagi peserta pelatihan dan instruktur agar pelaksanaan
pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Untuk memenuhi kebutuhan pelatihan
berbasis kompetensi tersebut, disusunlah modul pelatihan berbasis kompetensi dengan judul
“Melakukan Tes Jar”.
Buku Materi Melakukan Tes Jar Versi: 2022 Halaman: i
dan efektif.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan tuntunan kepada kita dalam melakukan berbagai u
untuk menunjang pelaksanaan pelatihan di lembaga pelatihan kerja.
……………………………………
NIP …………………………….
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
DAFTAR ISI
1. Umum ....................................................................................................6 a.
Defenisi ...................................................................................................6 b. Fungsi dan
Tujuan ..................................................................................7 c. Bagian-Bagian Alat Tes
Jar .....................................................................8
2. Menyiapkan Proses Tes Jar ....................................................................9
a. Mencatat data kualitas air baku dan hasil tes jar di dalam formulir laporan sesuai dengan
POS. ..................................................................34
c. Referensi Material/Manual....................................................................48 d.
Aktivitas ................................................................................................48
3. Implementasi Menentukan Dosis Optimum Koagulan ..........................49 e. Referensi
Material/Manual....................................................................49 f.
Aktivitas ................................................................................................50
4. Implementasi
Buku Membuat
Materi Melakukan Tes Jar Laporan TesVersi: Jar2022
..............................................51
Halaman: iv
a. Referensi Material/Manual....................................................................51
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
Fungsi Unit Air Bakub.
dan Produksi
Aktivitas ................................................................................................51
G. Penilaian ...................................................................................................52
H. Lampiran ...................................................................................................53
1. Kamus Istillah......................................................................................53
2. Referensi .............................................................................................54
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
DAFTAR GAMBAR
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
A. Pendahuluan
1) Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi pembelajaran ini, peserta pelatihan mampu melakukan Tes Jar
2) Tujuan Khusus
Tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku materi melakukan test jar ini adalah untuk
memfasilitasi peserta pelatihan agar pada akhir pelatihan, mereka memiliki kemampuan sebaga
berikut.
a) Menyiapkan proses tes jar yang meliputi: Peralatan tes jar diperiksa kelaikan operasionalnya
sesuai dengan Prosedur Operasional standar (POS), Sampel air baku yang akan diuji disiapkan
sesuai dengan kebutuhan, Koagulan disiapkan sesuai dengan kebutuhan, dan Formulir isian
disiapkan sesuai dengan proses tes jar yang akan dilakukan.
b) Memeriksa kualitas air baku meliputi: Sampel air baku diperiksa kekeruhan, pH, dan warnan
dan hasil pemeriksaan dicatat dalam formulir laporan sesuai dengan POS.
c) Menentukan dosis optimum koagulan meliputi: Sampel air baku dikondisikan sesuai dengan
pemeriksaan kualitas air, dan Tes jar dilakukan untuk mendapatkan dosis optimum koagulan.
Buku Materi Melakukan Tes Jar Versi: 2022 Halaman: 1 dari 65
Rujukan
Penyusunan modul terkait dengan penyelenggaraan pelatihan bagi peningkatan kapasitas sumb
daya mansuia BUMD Air Minum, mempertimbangkan norma-norma peraturan sebagai kerangk
dasar pengembangan pelatihan berbasis kompetensi. Peraturan dan perundang-undangan yang
dijadikan acuan antara lain;
1. Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republi
Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279
2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional (Lemb
Negara Republik Indonesia, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4637);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah (Lemb
Negara Republik Indonesia Nomor 6173);
4. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 24);
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
8 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (Beri
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 364);
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
3 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (Beri
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 258);
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2018 ten
Pemberlakuan SKKNI Bidang Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum. (Berita Negara Republ
Indonesia Tahun 2018 Nomor
800);
8. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 452/KPTS/2018Versi:tentang
Buku Materi Melakukan Tes Jar 2022
Kerangka Halaman: 2 dari 65
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
Kualifikasi Nasional Indonesia Pengelola Sistem
Penyediaan Air Minum. (lembaran negara )
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 16 T
2020 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Di Kementerian Pekerjaan Umu
dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
554).
10. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas No.
2/554/LP.00.01/VII/2020 tentang Penyusunan Program dan Materi Pelatihan Berbasis Kompet
Referensi
Referensi yang dapat digunakan oleh peserta dalam kegiatan pelatihan ini adalah Slide powerp
video, etc sebagai referensi
Peran Pelatih
Peran pelatih didalam pelatihan berbasis kompetensi antara lain adalah mempersiapkan bahan
pelatihan, melatih peserta, memfasilitasi diskusi diantara peserta dalam forum pelatihan, mema
dinamika kelompok yang terjadi dalam ruangan atau luar ruangan pelatihan, mengobservasi ko
energi peserta selama pelatihan dan membuat laporan akhir pelatihan. Pelatihpun
bertanggung jawab dalam mengevaluasi capaian peserta pelatihan, baik itu mencakup pemaham
terhadap materi, dikuasainya keterampilan sesuai kompetensi yang dilatihan, dan perkembang
terhadap sikap kerja yang ditunjukkan oleh peserta.
Buku Asesmen
Buku Materi Melakukan Tes Jar Versi: 2022 Halaman: 3 dari 65
Buku Asesmen sendiri disusun sebagai panduan penilaian yang digunakan oleh pelatih untuk
menilai penguasaan teori, kemampuan kerja/praktik dan sikap kerja peserta pelatihan pada ak
pelatihan sebagai penilaian sumatif untuk menentukan peserta tersebut sudah kompeten atau
belum terhadap unit kompetensi tersebut.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
C. Daftar Ikon
Daftar ikon berisi tentang kumpulan gambar yang mewakili bentuk penugasan dalam rangka
implementasi unit kompetensi. Daftar ikon adalah:
Ikon Keterangan
Ikon ini memiliki arti anda diminta untuk mencari atau menemui seseorang untuk mendapatkan inform
Pemeriksaan
Icon ini memiliki arti anda diminta untuk menuliskan/mencatat, melengkapi, latihan/aktivitas (bermain
peran, presentasi) dan mencatatkan dalam
Aktivitas lembar kerja pada buku/media lain sesuai instruksi
Icon ini memiliki arti anda harus melihat pada aturan atau kebijakan yang berlaku dan prosedur- prose
atau materi pelatihan/sumber informasi lain untuk
Referensi dapat melengkapi latihan/aktivitas ini.
material/manual
Icon ini memiliki arti ambil waktu untuk Anda dapat berpikir/menganalisa informasi dan catat gagasa
gagasan yang anda miliki.
Berpikir
Icon ini memiliki arti berbicara/berdiskusi lah dengan rekan anda untuk gagasan yang anda miliki.
Komunikasi/
Buku DiskusiTes Jar
Materi Melakukan Versi: 2022 Halaman: 5 dari 65
Icon ini memiliki arti pilihlah bacaan yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan materi pelatihan.
Membaca
Icon ini memiliki arti pilihlah video/youtube yang dibutuhkan dalam materi pelatihan.
Video/Youtube
Ikon tersebut diatas bersifat baku dan jumlah ikon yang digunakan disesuaikan dengan kebutu
ketercapaian unit kompetensi.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
D. Pengantar Teori
1. Umum
a. Defenisi
Jar test adalah suatu percobaan yang berfungsi untuk menentukan dosis optimum dari koagul
yang digunakan dalam proses pengolahan air bersih. Apabila percobaan dilakukan secara tepat
informasi yang berguna akan diperoleh untuk membantu operator instalasi dalam mengoptimal
proses-proses koagulasi-flokulasi dan penjernihan.
Jar test memberikan data mengenai kondisi optimum untuk parameter-parameter proses seper
2) pH
4) Kekeruhan, warna dan alkalinity air baku dan air yang telah diolah
5) Kecepatan pengadukan larutan kimia ( waktu dan intensitas pengadukan cepat dan lam
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
7) Metode pembubuhan bahan kimia (pada atau di bawah permukaan air, pembubuhan bebera
bahan kimia secara bersamaan atau berurutan, lokasi pembubuhan relatif terhadap peralatan
pengadukan, dll :
Jar test dapat digunakan untuk merancang suatu instalasi pengolahan air, untuk menentukan
intensitas pengadukan, periode pengadukan cepat dan lambat, periode sedimentasi, jenis dan
jumlah bahan kimia yang akan digunakan.
Kebanyakan pada instalasi pengolahan yang ada, Jar test digunakan untuk menetukan kondisi
operasional optimum untuk berbagai kualitas air baku, khususnya dosis bahan kimia yang tep
Berbagai tabung Jar test memungkinkan untuk menyelidiki perbandingan terhadap pengaruh
kondisi-kondisi yang berbeda, untuk suatu variabel proses yang spesifik. Misalkan dalam
memonitor pengaruh variasi suatu parameter proses koagulasi- flokulasi penjernihan, parame
parameter lainnya harus dibuat bernilai sama untuk semua tabung yang digunakan dalam stud
perbandingan contoh, jika suatu Jar test dilakukan untuk menentukan dosis optimum koagul
(alum sulfat) untuk air baku tertentu, kondisi proses berikut ini harus dibuat sama pada semu
tabung, yaitu :
2) Temperatur
3) pH
6) Periode pencampuran
7) Periode sedimentasi.
Buku Materi Melakukan Tes Jar Versi: 2022 Halaman: 7 dari 65
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
Jika tujuan dari Jar test adalah untuk menetukan intensitas pengadukan optimum, maka terh
berbagai tabung digunakan berbagai rotor dan stater yang berbeda. Semua parameter proses
termasuk dosis alum harus mempunyai nilai yang sama dalam semua tabung.
Untuk instalasi pengolahan yang ada Jar test sering digunakan untuk menentukan dosis optim
penggunaan bahan kimia (koagulan).
2) Batang-batang pengaduk dengan impeler, atau rotor, kecepatan rotasi rotor dapat diatur
3) Sebuah gelas beaker atau tabung dibawah setiap rotor
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
2. Menyiapkan Proses Tes Jar
a. Memeriksa Kelayakan Peralatan Tes Jar Operasionalnya sesuai dengan Prosedur Operasiona
Standar (POS).
Bahan dan peralatan yang digunakan dalam kegiatan tes jar adalah sebagai berikut:
a) Peralatan
▪ Alat jartest
▪ Turbidi Meter
▪ Batang pengaduk
▪ Measuring Pipet 10 ml
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
▪ Gelas Ukur 1000 ml, 200 ml, 100 ml
Sub-Golongan Pengelolaan Air
▪ Aqudest
▪ Larutan kaporit
▪ Larutan kapur
Beberapa hal yang harus dilakukan pengecekan kelayakannya pada saat akan mengoperasikan
tes jar yaitu
1) Pengecekan tombol power on/off pengadukan, apakah berfungsi bisa dialiri arus listri
2) Pemeriksaan motor penggerak alat tes jar
3) Pekmeriksaan batang-batang pengaduk dengan impeler, atau rotor, kecepatan rotasi rotor d
diatur
4) Pengecekan kebersihan gelas beaker, gelas ukur , tabung pembbuh kimia, tabung imho
tempat sampel.
5) Pemeriksaan dan pengecekan peralatan ukur kualitas air: alat turbidimeter, pH meter dll
b. Menyiapkan Sampel Air Baku yang akan diuji sesuai dengan kebutuhan.
Pengambilan air baku (air sungai) untuk kebutuhan proses Analisa Tes Jar, kira-kira 20 liter at
langsung dari sungai (intake) atau dari pipa air baku di instalasi pengolahan, bila instalasi telah
berjalan beberapa jam.
1) Jenis KoagulanModul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
Koagulan adalah zat kimia yang digunakan untuk pembentukan flok pada proses pencampuran
(koagulasi-flokulasi). Koagulan menyebabkan destabilasi muatan negatif partikel didalam suspe
Secara umum koagulan berfungsi untuk: mengurangi kekeruhan akibat adanya partikel koloid
anorganik maupun organik, mengurangi warna yang diakibatkan oleh partikel koloid didalam a
mengurangi rasa dan bau yang diakibatkan oleh partikel koloid di dalam air (Rifa’i 2007 : 34).
a) Spesifikasi Koagulan
Aluminium Chloro
Hydrate (ACH) Al2(OH)5Cl·2H2O Bubuk Basa 5 - 9,5
NaAlO atau
2
Sodium aluminat Bubuk Basa 6,0 - 7,8
Na Al O
2 2 4
kebasaan % 45-6
Fe % 0,01
Mn Ppm maks. 25
Cd Ppm maks. 2
Buku Materi Melakukan Tes Jar Versi: 2022 Halaman: 12 dari 65
Pb Ppm maks. 10
Cr ppm maks. 10
Feri klorida (Fe Cl3) % Min. 58 bagian tidak larut % Maks. 0,5
Ferri Klorida teknis
4 dalam air
(SNI 06-4895-1998)
timbal (Pb) Mg/kg Maks. 50
Zat Koagulan terhidrolisa yang paling umum digunakan dalam proses pengolahan air minum
adalah garam Aluminium (ion Al3+) yang terdapat didalam bentuk yang berbeda-beda sepert
tercantum di atas dan bentuk lainnya seperti : AlCl3; Aluminium klorida dan sulfat yang bersifa
basa/alkalis dan senyawa kompleks dari zat-zat tersebut diatas. Sebelum digunakan satu h
yang harus disiapkan yaitu larutan koagulan. Di dalam larutan, koagulan harus lebih efektif, b
berada pada bentuk trivalen (valensi 3) seperti Al3+, menghasilkan pH < 1,5.
Bila larutan alum ditambahkan ke dalam air yang akan diolah terjadi reaksi sebagai berikut :
Jika ada CO32- : CO32- + H+ → HCO3- + H2O ……..2) Atau dengan : HCO3- +
→ CO2 + H2O ……..3)
Dari reaksi di atas menyebabkan pH air turun setelah
koagulasi.
Kelarutan Al(OH)3 sangat rendah, jadi pengendapan akan terjadi dalam bentuk flok. Pada
kenyataannya ion Al3+ dalam larutan koagulan terhidrasi dan akan berlangsung dengan
ketergantungan kepada pH hidrolisa. Senyawa yang terbentuk bermuatan positip dan dapat
berinteraksi dengan zat kotoran seperti koloid.
Buku Materi Melakukan Tes Jar Versi: 2022 Halaman: 13 dari 65
Larutan dengan pH > 6 (dipengaruhi oleh Ca) akan terbentuk senyawa logam netral (OH) 3 yang
bisa larut dan mempunyai volume yang besar dan bisa diendapkan sebagai flok ( di IPA ).
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
Senyawa Al yang lainnya adalah Sodium Aluminat, NaAlO 2 atau Na2Al2O4. Kelebihan NaOH yan
ditambahkan (rasio Na2O/Al2O3 dalam Na2Al2O4 adalah : 1,2 - 1,3/1 ) untuk menaikkan stabilit
sodium aluminat.
Penambahan zat ini dalam bentuk larutan akan menghasilkan reaksi berikut :
Reaksi kedua hanya mungkin bila asiditas dalam air cukup untuk menghilangkan ion OH - yang
terbentuk.
Kadang-kadang bila air tidak mengandung alkalinitas , perpaduan antara sodium alunina
alum digunakan untuk menghindari perubahan pH yang besar dan untuk membuat pH relatif
konstan. Pada prakteknya satu hal dipertimbangkan memberikan kelebihan asam dari larutan
(pH 1,5) yang ditambahkan dan yang lainnya kelebihan NaOH di dalam sodium aluminat (untuk
stabilitas).
Senyawa Al yang lain yang penting untuk koagulasi adalah Polyaluminium Chloride (PAC), den
formula : Aln(OH)mCl3n-m . Senyawa ini dibuat dengan berbagai cara untuk menghasilkan larutan
yang agak stabil.
Selain penggunaan koagulan Alumunium Sulfat dan PAC, di beberapa PDAM sekarang sudah
mengunakan koagulan Aluminium Chloro Hydrate (ACH).
Buku Materi Melakukan Tes Jar Versi: 2022 Halaman: 14 dari 65
USP-34
Spesifikasi, diakui secara internasional sebagai minum air pengobatan agen.
• Meningkatkan eliminatethe fluor selain kadmium selain radioactive selain minyak terapung
kemampuan.
Menyiakan larutan bahan kimia dalam persipan ini, adalah menyiapkan larutan untuk kebut
operasional IPA dan untuk kebutuhan ujicoba laboratorium.
Konsentrasi larutan dalam system operasional IPA cukup sederhana, yaitu Prosen Berat per Vo
(% w/v); atau Prosen Volume per Volume (% v/v); sebagai contoh:
Untuk membuat larutan dapat juga dilakukan dengan cara pengenceran, dengan menggunakan
formula sbb :
V1 x N 1 = V 2 x N 2
dimana :
Pada beberapa kasus, bahan kimia digunakan dalam bentuk larutan yang dicairkan atau disiap
dari larutan dalam bentuk pekat atau padat.
▪ Tangki penyimpan;
▪ Bahan Kimia diletakkan dalam keranjang yang berlubang dan dibenam kedalam tangki;
▪ Dilarutkan dalam air;
▪ Pengaduk, digunakan pengaduk agar hasil larutannya tercampur dengan sempurna setelah b
kimia dilarutkan. Pada Instalasi Pengolahan Air pada skala yang besar, pengadukan secara mek
kadang-kadang digantikan dengan pompa kompresor udara. Proses pelarutan dapat dipercepat
dengan menggunakan pompa yang dapat mengembalikan larutan dari dasar tangki ke dalam
keranjang.
Buku Materi Melakukan Tes Jar Versi: 2022 Halaman: 16 dari 65
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
c) Menyiapkan Larutan Alumunium Sulfat
Sub-Golongan Pengelolaan Air
Biasanya alum sulfat dibubuhkan dalam bentuk larutan dan konsentrasi larutan yang dibuat
biasanya 5 - 10 %. Bila menggunakan Alum Sulfat, satu hal penting yang harus diingat adalah
bahwa larutan dengan konsentrasi 1 %, Alum Sulfat tersebut akan terhidrolisa (berkelompok de
zat
kimia yang terkandung di dalam air) sebelum dibubuhkan dan bercampur dengan air baku. Un
mencegah hal tersebut, konsentrasi larutan yang dibuat, harus selalu lebih besar dari 1,5 %.
Larutan Alum Sulfat disiapkan pada tangki khusus untuk kebutuhan pembubuhan selama min
10 jam. Biasanya disediakan dua buah tangki, satu tangki untuk pelarutan dan yang lainnya u
tangki pembubuh.
Persentase larutan, biasanya dihubungkan dengan zat kimia yang sesungguhnya digunakan, ti
kepada elemen dasar (Aluminium) yang terkandung di dalamnya.
Konsentrasi larutan Alum Sulfat (C) = 100 mg/ml Contoh membuat larutan Koagulan Alum Sul
dengan konsentrasi 10 % sebanyak 500 liter, perhitungan menjadi : Larutan 10 % = 10 gr/100
100 kg/m3 = 100 kg/1000 liter = 50 kg/500 liter
Contoh cara membuat Larutan Alum Sulfat dengan konsentrasi 10 % sebanyak 500 liter larut
dengan langkah – langkah sebagai berikut :
Cara perhitungan berat dan konsentrasi untuk menyiapkan bahan kimia alkali caranya sama
dengan pembuatan larutan Alum Sulfat, hanya berbeda dalam cara penentuan konsentras
( terutama untuk kapur ), seperti dijelaskan berikut ini.
Untuk pembuatan larutan kapur dibuat bubur kapur (larutan jenuh), berdasarkan kelarutan k
dalam air, kemudian konsentrasi larutan kapur dinyatakan oleh nilai alkalinitas dan ditentuka
dengan cara titrasi. Bubur kapur biasanya dibuat dalam tangki yang disebut Lime Saturator,
dimana kapur dilarutkan sebagai bubur, kemudian diendapkan sampai endapan mengendap
sempurna (4 – 6 jam). Endapan dipisahkan dari supernatan (bagian cairan yang relatif jernih), d
yang diambil untuk digunakan/dibubuhkan adalah supernatan.
Untuk pembuatan larutan kapur dalam tangki pelarut biasa dan dengan konsentrasi larutan ya
dibuat berdasarkan persen volume seperti cara yang sama dengan pembuatan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
larutan Alum Sulfat, yaitu berdasarkan satuan berat per volume larutan.
Untuk melarutkan Kapur dan Kaporit, perlu waktu untuk memisahkan endapan dengan laruta
yang bening, yaitu 4 – 6 jam, karena dari reaksi kapur dengan air dan Kaporit dengan air,
menghasilkan endapan, yang tidak digunakan dalam proses ini. Dibawah ini ada tabel kelaruta
kapur dalam air.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
▪ Pindahkan larutan kedalam tangki pembubuh dengan mengalirkan larutan dengan cara
membuka katup/kran
▪ Buang endapan/lumpur dari dalam bak/tangki
▪ Bersihkan bak/tangki
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
d. Menyiapkan Formulir Isian sesuai dengan proses tes jar yang akan dilakukan.
Secara umum, pengertian formulir adalah lembaran kartu atau kertas dengan ukuran tertentu
di dalamnya memuat data, informasi, atau keterangan yang bersifat tetap dan terdapat beb
bagian lain yang akan diisi dengan data, informasi, atau keterangan yang tidak tetap.
(3) untuk mencari atau mendapatkan suatu keterangan tertentu; (4) untuk menghimpun dat
yang sama;
(5) untuk menyampaikan informasi yang sama pada beberapa bagian yang berbeda;
(7) sebagai dasar petunjuk untuk melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu.
Formulir laporan bersifat tertulis yang secara umum memuat hal- hal sebagai berikut:
(13) pihak yang melaporkan (nama beserta jabatan dan tanda tangan).
Pengetahuan yang diperlukan dalam memeriksa kualitas air baku. a. Memeriksa Sampel Air Ba
Kekeruhan, pH, dan Warna.
1) Jenis Peralatan Ukur Kualitas Air
Buku Materi Melakukan Tes Jar Versi: 2022 Halaman: 21 dari 65
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sebelum jar test dimulai, tingkat kekeruhan sampel air baku, pH, suhu dan alkalinitas (optio
Sub-Golongan Pengelolaan Air
5. Total TDS meter • Mengetahui Dissolved besar total zat Solid (TDS)
padat yang
terlarut di dalam
sampel air. Satuan mg/l
Satuan mg/l
O2
1) Termometer
a) termometer langsung dicelupkan ke dalam contoh uji dan biarkan 2 menit sampai dengan 5
sampai termometer menunjukkan nilai yang stabil;
b) catat pembacaan skala termometer tanpa mengangkat lebih dahulu termometer dari air.
b) masukkan alat pengambil contoh uji ke dalam air pada kedalaman tertentu untuk mengamb
contoh uji;
d) catat skala yang ditunjukkan termometer sebelum contoh air dikeluarkan dari alat pengamb
contoh.
2) pH meter
a) Lakukan kalibrasi alat pH-meter dengan larutan penyangga sesuai dengan instruksi kerja al
setiap kali akan melakukan pengukuran.
b) Untuk contoh uji yang mempunyai suhu tinggi, kondisikan contoh uji sampai suhu kamar.
c) Keringkan dengan kertas tisu selanjutnya bilas elektroda dengan air suling.
3) Turbidimeter
c) Masukkan cell sampel dalam ruang cell dengan mengorientasikan tanda garis pada bagia
depan ruang cell.
d) Pilih daerah/range secara manual atau otomatis dengan menekan tombol RANGE.
e) Pilih mode sinyal rata-rata dengan menekan tombol SIGNAL AVERAGE dan monitor akan
f) Tekan READ, monitor akan menunjukkan NTU, kemudian angka turbiditas akan muncul da
NTU. Catat angka turbiditas setelah simbol lampu padam.
c) Catat hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan konduktimeter dan catat suhu conto
5) TDS meter
b) Celupkan bagian ujungnya sedalam 3--4 cm ke dalam air yang akan diuji, biarkan beberapa
hingga angkanya stabil.
c) Jika angka telah stabil, tekan HOLD lalu angkat dan sudah bisa dibaca berapa angka TDS-n
d) Setelah alat digunakan, segera cuci bagian ujungnya dengan air bersih hingga benar-benar
bersih, pada bagian ujung ini terdapat sensor yang harus selalu bersih agar pembacaan TDS ak
Celupkan alat Dissolved Oxygen Meter ke dalam sampel air lalu lihat hasil skala yang tertera pa
layar DO Meter.
Buku Materi Melakukan Tes Jar Versi: 2022 Halaman: 25 dari 65
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
b. Mencatat hasil pemeriksaan dalam formulir laporan sesuai dengan
Sub-Golongan Pengelolaan Air
POS.
Hasil pemeriksaan kualitas sumber air baku untuk parameter pH dan turbidity dicatat dalam fo
yang telah disiapkan sebagai informasi awal.
Gambar 4.
Contoh Formulir Isian Kondisi Kualitas Air Baku
a. Mengkondisikan sampel air baku sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air.
Bila terjadi kondisi dimana kualitas air baku hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi yang tida
memenuhi persyaratan, maka di perlukan pengkondisian sampel air baku. Pengkondisian air b
yang akan diolah biasanya dengan bahan zat kimia tambahan yang digunakan untuk membant
berlangsungnya proses koagulasi – flokulasi. Zat ini biasanya ditambahkan sebelum proses koa
dilakukan. Zat ini ditambahkan dan berfungsi :
1) Untuk penetapan pH
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
pH berada pada jangkauan yang disyaratkan untuk setiap jenis koagulan yang digunakan. Zat
kimia yang digunakan untuk penetapan pH pada pengolahan air adalah :
a) Untuk menaikan pH
b) Untuk menurunkan pH
• CO2
Biasa digunakan pada pengolahan air dimana kekeruhan air relatip rendah juga pada pengolah
berwarna. Zat ini ditambahkan untuk meningkatkan efisiensi proses koagulasi – flokulasi. Deng
adanya partikel-partikel suspensi yang ditambahkan, akan terjadi tumbukan antar partikel,
sehingga terjadi aglomerasi antar partikel.
Disamping tumbukan antar partikel zat ini juga dapat meningkatkan daya adsorpsi partikel/flo
terdestabilisasi.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
▪ Tanah liat Sub-Golongan Pengelolaan Air
▪ Bentonit
▪ Kaolin
▪ Karbon aktif disamping sebagai adsorben juga dapat dianggap sebagai zat pemberat. Zat ini
digunakan pada pengolahan air berwarna disamping untuk mengadsorpsi warna juga dapat
menambah partikel-partikel suspensi untuk tumbukan antar partikel.
3) Sebagai Oksidan
Dalam hal ini oksidan/Oksidator diperlukan pada air baku sebelum diolah dengan tujuan
mengoksidasi senyawa-senyawa yang mengganggu kelangsungan proses koagulasi – flokulasi,
seperti zat organik (senyawa pembentuk warna alami/zat humus), besi dan mangan terlarut d
lain-lain. Senyawa- senyawa tersebut harus dikonversikan menjadi bentuk yang tidak
mengganggu terhadap koagulasi/flokulasi.
Zat sebagai Oksidator yang biasa digunakan pada pengolahan air adalah:
▪ Khlor / Senyawa khlor → untuk mengoksidasi besi, mangan, zat organik, tetapi dalam kasus
organik alami pemakaian khlor/senyawa khlor harus dibatasi dengan pertimbangan pada
pembentukan THMs (Tri halo metan) yang bersifat karsinogenik.
▪ Ozon (O3) → digunakan untuk kasus yang sama dengan penggunaan klor/senyawa khlor, han
pemakaian O3 relatif aman bila dibandingkan dengan pemakaian khlor/senyawa khlor.
Zat ini digunakan pada pengolahan air berwarna disamping untuk mengadsorpsi warna juga da
menambah partikel- partikel suspensi untuk tumbukan antar partikel.
Karbon aktip zat yang paling banyak digunakan sebagai adsorben, terutama dalam kasus
penghilangan zat organik yang terkandung dalam air baku, dimana zat organik ini akan mengg
proses koagulasi, karena dapat mengurangi efisiensi kerja koagulan. Zat ini biasa
ditambahkan pada air baku sebelum proses koagulasi dengan waktu kontak yang cukup an
air dengan karbon aktip.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
Disamping sebagai penghilang zat organik, karbon aktif juga dapat menghilangkan warna deng
cara adsorpsi.
Disamping karbon aktip , zat lain sebagai adsorben seperti yang tergolong sebagai zat
pemberat.
▪ Siapkan enam buah beaker glass satu liter. Isi kedalam masing-masing tabung, air baku
sebanyak satu liter.
▪ Letakkan masing-masing tabung dibawah rotor. Turunkan masing-masing rotor kedalam setia
▪ Ukur tinggi air dari permukaan air sampai 10 cm.
▪ Siapkan dosis alum sulfat, dengan memasukkan larutan kedalam tabung pembubuh untu
masing-masing jar, misalnya tabung A = 15, B =20, C = 25 D= 25, E = 35, dan F
= 40 mg/L (dengan interval dosis 5 mg), jadi pembubuhan alum masing- masing : 1,5 ; 2 ; 2,5 ;
3,5 dan 4 ml. Catat data ini pada form 1.
▪ Atur kecepatan motor sampai 100 – 150 rpm untuk pengadukan cepat dengan waktu 30
detik atau sesuai dengan kondisi operasi IPA yang dipakai.
Buku Materi Melakukan Tes Jar Versi: 2022 Halaman: 29 dari 65
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
▪ Memasukkan secara serentak bahan-bahan kimia (alum dan soda ash) kedalam masing-masin
waktu pengadukan cepat dihitung, mulai dari saat bahan-bahan kimia dimasukkan. Hitung wa
yang dibutuhkan.
▪ Amati dan catat saat flok pertama mulai “dapat” terlihat.
▪ Setelah pengadukan cepat berjalan 60 detik (sesuai dengan waktu yang ditentukan)
turunkan kecepatan (intensitas) pengadukan sampai 30 – 50 rpm, lakukan proses flokulasi ini
selama 10 – 20 menit.
▪ Pada saat flokulasi berlangsung, amati ukuran flok dengan membandingkan ukuran
dengan gambar- ukuran flok (gambar5), kemudian catat misalnya diambil untuk setiap interval
waktu 5 menit sampai waktu flokulasi berakhir (pengaturan interval tergantung kebutuhan).
▪ Setelah pengadukan lambat selesai, hentikan pengadukan, kembalikan pengatur waktu ke-0 d
perhatikan secara seksama, waktu pengendapan dari kumpulan flok yang “dominan”, mulai da
permukaan sampai tanda batas (10 cm), catat hasil. Biarkan flok-flok yang terbentuk mengenda
selama total waktu 20 – 30 menit.
▪ Ambil contoh air secara siphon atau dengan menggunakan slang plastik secara hati-hati. Usah
pengambilan contoh air seragam (jumlah, posisi pengambilan dll) untuk setiap jar.
▪ Periksa pH, alkalinitas dan turbidity, untuk setiap contoh yang diambil, catat hasil dan buat g
hubungan antara dosis alum dengan turbidity (lihat data hasil analisa pada form 1).
▪ Tentukan dosis optimum alum secara grafis, dengan cara sebagai berikut (lihat gambar 2):
➢ Tarik garis tangen = 1 (sudut = 45)
➢ Buat garis sejajar garis tangen = 1, yang pertama menyinggung kurva disatu titik
➢ Tarik garis dari titik singgung ke bawah, sehingga akan menunjukkan dosis optimum yang
diperoleh. Dosis alum ini adalah dosis alum optimum sebagai hasil dari jar test pertama.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
Gambar 5. Grafik Penentuan Dosis Optimum Koagulan
2) Penentuan pH Optimum
▪ Semua bagian peralatan jar tes, harus dibersihkan sepenuhnya, sebelum penentuan p
optimum dimulai.
▪ Siapkan tabung dengan kode A’ ; B’ ; C’ ; dan D’. Isi masing- masing tabung dengan 1 liter air
▪ Siapkan dosis alum optimum untuk setiap jar, sebesar nilai yang diperoleh percobaan 4
misalnya X mg/L dengan memasukkan larutan alum, kedalam tabung pembubuh.
▪ Siapkan larutan basa (yang sesuai dengan bahan kimia yang digunakan di instalasi, atau deng
menggunakan NaOH) dengan konsentrasi 1% (1 ml – 1 mg, dimana cara pembuatannya sama d
yang telah diterangkan sebelumnya).
▪ Buat variasi dosis bahan basa (yang diperkirakan akan menetralisasi 0; 20 ; 50 dan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
▪ 100% dari produksi keasaman dari dosis alum, masukkan masing-masing kedalam tabung
pembubuh.
▪ Langkah seterusnya yang diperoleh sama dengan percobaan
D.3.
▪ Buat grafik hubungan antara pH dengan turbidity. Kemudian tentukan pH optimum, dengan c
sebagai berikut:
▪ Tarik garis sejajar sumbu horizontal pada grafik, untuk kekeruhan sebesar 5 NTU dan
kekeruhan 2 NTU lalu baca nilai pH pada perpotongan garis-garis dengan grafik.
▪ Batas-batas pH, dimana kekeruhan diantara 2 – 5 NTU, dipertimbangkan sebagai batas-b
optimum untuk koagulasi/flokulasi.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
(1) Ambil air hasil saringan (outlet filter), air yang akan masuk ke reservoir dan telah mengalam
penetapan pH untuk proses
Stabilisasi/Netralisasi, masukkan satu liter air tersebut ke dalam beaker glass
(2) Bubuhkan 3 ml larutan Kaporit 0,1 %, aduk rata dengan batang pengaduk
(3) Tempatkan beaker glass di tempat yang terlindung cahaya dan panas dengan waktu sesuai
dibutuhkan ( minimum
30 menit) atau :
▪ Sampai mencapai sisa khlor yang konstan untuk interval waktu yang ditentukan (misa
pengukuran sisa khlor bebas dilakukan setiap 15 menit)
▪ Waktu kontak di reservoir
(4) Uji sisa khlor bebas sesuai waktu tersebut pada butir (4) →
misal hasil pengukuran : a mg/l Cl2
(6) Hitung DPK dan Dosis Kaporit / gas Khlor, dengan cara sebagai berikut :
Rumus :
Proses Desinfektan
a. Mencatat data kualitas air baku dan hasil tes jar di dalam formulir laporan sesuai dengan PO
Secara umum, pengertian formulir adalah lembaran kartu atau kertas dengan ukuran tertentu
di dalamnya memuat data, informasi, atau keterangan yang bersifat tetap dan terdapat beberap
bagian lain yang akan diisi dengan data, informasi, atau keterangan yang tidak tetap.
(1) untuk mencari atau mendapatkan suatu keterangan tertentu; (2) untuk menghimpun data y
sama;
(3) untuk menyampaikan informasi yang sama pada beberapa bagian yang berbeda;
(5) sebagai dasar petunjuk untuk melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu.
Formulir laporan bersifat tertulis yang secara umum memuat hal-hal sebagai berikut:
(6) pihak yang melaporkan (nama beserta jabatan dan tanda tangan).
Gambar 7.
Contoh Formulir Isian Penentuan Dosis Optimum Koagulan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
Gambar 8.
Contoh Formulir Isian Penentuan Dosis Alkali, pH Optimum
Gambar 9.
Contoh Formulir Isian Penentuan Dosis Khlor, Kaporit dan Kadar Lumpur
• Daftar Isi
• Kata Pengantar
• Ringkasan
• Isi Laporan
• Penutup
• Lampiran
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
d) menuliskan garis besar laporan;
2) Isi Laporan
a) jenis kegiatan;
1) Metode pengarsipan
Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan disebutkan bahwa arsip adal
rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembang
teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintah
daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Buku Materi Melakukan Tes Jar Versi: 2022 Halaman: 37 dari 65
2009 tentang Kearsipan disebutkan bahwa dalam rangka pemeliharaan arsip dinamis dapat
dilakukan alih media arsip. Alih media arsip dalam rangka pemeliharaan arsip dinamis
dimaksudkan untuk menjaga keamanan, keselamatan, dan keutuhan arsip yang dialihmediaka
Selanjutnya, pada Pasal 49 ayat (1), disebutkan bahwa alih media arsip dilaksanakan dalam be
dan media apa pun sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Di
dalam penjelasan ayat tersebut disebutkan bahwa setiap penyelenggara sistem kearsipan
elektronik mengoperasikan sistem kearsipan elektronik yang memenuhi persyaratan minimum
sebagai berikut:
a) dapat menampilkan kembali informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik secara utuh
sesuai dengan masa retensi yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan;
c) dapat beroperasi sesuai dengan prosedur atau petunjuk dalam penyelenggaraan sistem elekt
tersebut;
d) dilengkapi dengan prosedur atau petunjuk yang diumumkan dengan bahasa, informasi, atau
simbol yang dapat dipahami oleh pihak yang bersangkutan dengan penyelenggaraan sistem
elektronik tersebut; dan
Kebijakan alih media arsip, antara lain, meliputi metode (pengopian, konversi, migrasi), prasara
dan sarana, serta penentuan pelaksana alih media.
Dengan demikian, secara sederhana, metode pengarsipan dapat dibagi ke dalam dua kelompok
yaitu metode konvensional, pengarsipan pada dokumen yang tercetak dan pengarsipan yang
dilakukan dengan alih media.
Hal tersebut sejalan dengan definisi dari International Council on Archival (1996:5) bahwa Reco
Electronic sebagai “an electronic record is a record that is suitable for manipulation, transmision
processing by a digital computer”. Pengolahan
Buku Materi Melakukan Tes Jar Versi: 2022
rekod elektronik adalah rekod yang senantiasa m
Halaman: 38 dari 65
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dokumen/rekod elektronik adalah arsip yang
diciptakan, dikomunikasikan, dan dikelola secara elektronik serta menggunakan teknologi kom
Rekod elektronik ini merupakan hasil alih media dari arsip konvensional atau suatu proses yan
diciptakan secara elektronik.
2) Pengarsipan Laporan
(2) Memeriksa kelengkapan lampiran berkas laporan. Jika belum lengkap atau terdapat
kekurangan, lampiran diberi catatan khusus di lembar yang berbeda dan diberi keterangan “be
lengkap”.
(3) Menyusun berkas laporan yang akan diarsipkan berdasarkan jenis kegiatan, tanggal, bulan,
tahun pelaksanaannya.
• Kode dimaksudkan untuk menyingkat tulisan mengenai masalah pada klasifikasi arsip.
• Indeks dimaksudkan untuk menetapkan istilah atau kode arsip yang digunakan untuk pene
kembali arsip dan sebagai informasi arsip terhadap klasifikasi.
• Tunjuk silang dimaksudkan untuk memberi informasi mengenai lampiran arsip yang memer
tempat penyimpanan khusus, misalnya lampiran berupa peta.
Buku Materi Melakukan Tes Jar Versi: 2022 Halaman: 39 dari 65
• Arsip yang diberkaskan berdasarkan kesamaan urusan (dosir), diatur menurut urutan dasar
proses kegiatan/pekerjaan.
• Arsip yang diberkaskan berdasarkan kesamaan masalah
• Arsip yang diberkaskan berdasarkan kesamaan jenis (seri), diatur menurut urutan angka jik
indeks berupa angka, dan menurut abjad jika indeks berupa huruf.
(9) Menata sekat (guide) sesuai dengan kode klasifikasi arsip yang akan disimpan dan sesuai
dengan urutan sekat.
Langkah-langkah melakukan alih media arsip kertas ke bentuk digital adalah sebagai berik
Buku Materi Melakukan Tes Jar Versi: 2022 Halaman: 40 dari 65
• melakukan proses pemindaian gambar (capture image). d) Meregistrasikan file hasil alih med
• melakukan registrasi file hasil alih media ke database pada komputer server, dengan membe
nomor ID arsip sesuai dengan nama arsip aslinya;
• membuat daftar arsip yang telah digitalisasi disertakan dengan nomor ID arsip.
e) Menyimpan file
f) File dapat disimpan dalam beberapa bentuk format file, seperti JPEG, GIF, BMP atau TIFF.
Sebagai rekomendasi, sebaiknya digunakan format JPEG karena kapasitasnya kecil dan kualita
cukup bagus.
h) Untuk keamanan data, sebaiknya file tersebut disimpan dalam format lain sebagai back-up,
seperti CD, flash disk, hard disk, atau media lainnya.
Sistem penyimpanan arsip berdasarkan nama, misalnya menggunakan nama pelanggan berdas
urutan abjad.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
b) Sistem Tanggal
Sistem tanggal adalah sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang disusun berdasa
tahun, bulan, dan tanggal arsip dibuat. Sistem ini merupakan sistem yang sederhana dan mud
tetapi sistem ini sering menggunakan alat bantu lain (kartu indeks) untuk menemukan arsip ya
dicari. Hal ini karena orang sangat sulit untuk mengingat tanggal kapan berkas tersebut dibuat
Apalagi, jika arsip yang dicari sudah terjadi beberapa tahun yang lalu.
Dalam sistem tanggal tidak diperlukan daftar klasifikasi karena bagian tanggal sangat sederhan
yaitu hanya terdiri atas tiga bagian saja, yaitu tahun, bulan, dan tanggal.
c) Sistem Nomor
Sistem nomor adalah sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang disusun denga
menggunakan kode angka atau nomor. Sistem ini disebut juga inderect filing system, karena
penentuan nomor yang akan digunakan memerlukan pengelompokan masalahnya lebih dahulu
d) Sistem Wilayah
Sistem penyimpanan arsip wilayah atau geographical filling system adalah suatu sistem
penyimpanan dan penemuan kembali arsip berdasarkan pembagian wilayah atau daerah yang
menjadi alamat suatu berkas.
Berkas disimpan dan ditemukan kembali menurut kelompok atau tempat penyimpanan berdas
geografi/wilayah/kota dari asal berkas dan/atau tujuan berkas.
e) Sistem Subjek
Buku Materi Melakukan Tes Jar Versi: 2022 Halaman: 42 dari 65
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
Sistem subjek atau subjectical filling system merupakan suatu sistem penyimpanan dan penem
kembali arsip berdasarkan masalah tempat berkas dikelompokkan ke dalam daftar indeks untu
ditentukan masalah yang pada umumnya terjadi.
Ada dua macam sistem subjek, yaitu sistem subjek murni (berdasarkan urutan abjad) dan siste
subjek bernotasi (berdasarkan notasi atau kode tertentu).
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
E. Langkah Kerja
1. Menyiapkan proses tes jar 1. Dapat menjelaskan Tahapan Kegiatan: bahan dan peralatan
1. Peralatan tes jar jar diperiksa
2. Dapat menjelaskan kelaikan kegiatan pengecekan operasionalnya kelayakan perala
tes sesuai dengan jar. Prosedur
3. Mampu memeriksa Operasional kelayakan peralatan tes standar (POS). jar.
2. Sampel air baku
4. Dapat menjelaskan yang akan diuji penyiapan sampel air disiapkan
baku yang akan sesuai dengan diujikan sesuai kebutuhan. kebutuhan
3. Koagulan
5. Dapat menjelaskan disiapkan
jenis-jenis koagulan sesuai dengan
6. Dapat menjelaskan kebutuhan. penyiapan koagulan 4. Formulir isian larutan bahan
disiapkan
7. Mampu membuat sesuai dengan larutan bahan kimia proses tes jar dalam kegiat
yang akan pengolahan air minum dilakukan.
8. Dapat menjelaskan cara
penyiapan formular hasil kegiatan tes jar
9. Mampu membuat formulir hasil kegiatan tes jar.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
F. Implementasi Unit Kerja
Membaca 1.1:
Mohon dibaca dan dipelajari referensi terkait memeriksa kelayakan peralatan tes jar.
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hanga. Apabila belum pernah menyampaika
di kelas ini, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap
instansi tempat bekerja, dan materi yang akan disampaikan.
2. Sampaikan tujuan pembelajaran materi ini dan pokok bahasan yang akan disampaikan,
sebaiknya menggunakan bahan tayang.
C. Penyampaian Materi
1. Fasilitator menyampaikan paparan materi sesuai urutan pokok bahasan dan sub pokok baha
dengan menggunakan bahan tayang. Kaitkan juga dengan pendapat atau pemahaman yang
dikemukakan oleh peserta agar mereka merasa dihargai.
2. Sebelum melanjutkan pokok bahasan berikutnya, fasilitator akan menanyakan apakah peser
memahami pokok bahasan yang baru saja disampaikan dan memberi kesempatan untuk tanya
jawab.
D. Praktek
1. Fasilitator mengajak seluruh peserta untuk melakukan praktek penyiapan proses test jar di
Ruang Workshop yang telah disediakan.
2. Peserta akan dibimbing dalam melakukan praktek sesuai dengan materi yang dipraktekkan d
Ruang Workshop.
b. Aktivitas
Aktivitas Pelatihan
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hanga. Apabila belum pernah menyampaikan
di kelas ini, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama
lengkap, instansi tempat bekerja, dan materi yang akan disampaikan.
2. Sampaikan tujuan pembelajaran materi ini dan pokok bahasan yang akan disampaikan,
sebaiknya menggunakan bahan tayang.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
Aktivitas 1.2:
Icon ini memiliki arti anda diminta untuk menuliskan/mencatat, melengkapi, latihan/aktivitas (bermain
peran, presentasi) dan mencatatkan dalam lembar kerja pada buku/media lain sesuai instruksi.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
4. Implementasi Membuat Laporan Tes Jar a. Referensi Material/Manual
b. Aktivitas
Aktivitas 1.2:
Icon ini memiliki arti anda diminta untuk menuliskan/mencatat, melengkapi, latihan/aktivitas (bermain
peran, presentasi) dan mencatatkan dalam lembar kerja pada buku/media lain sesuai instruksi.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
G. Penilaian
Penilaian Catatan: Memenuhi/Belum Memenuhi
Capaian Pembelajaran
Peserta Instruktur
H. Lampiran
b) Air Minum
air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahanyang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum
c) IPA
IPA adalah Instalasi Pengolahan Air kapasitas produksi adalah volume air hasil olahan IPA per
satuan waktu koagulan adalah bahan (kimia) yang digunakan untuk pembentukan flok pada pr
pencampuran.
d) Koagulasi
e) Flok
flok adalah gumpalan lumpur/partikel yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi
Buku Materi Melakukan Tes Jar Versi: 2022 Halaman: 53 dari 65
f) Netralisasi Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
g) Desinfeksi
Langkah terakhir pengolahan sebelum air minum didistribusikan yang bertujuan memusnahka
patogen dalam air yang akan digunakan oleh manusia/hewan.
h) Desinfektan
Zat kimia yang mempunyai daya desinfeksi/daya bunuh, dimana keefektifan daya desinfeksi be
tergantung dari jenis/senyawa serta pengaruh faktor – faktor lainnya.
pengoperasian unit paket IPA adalah suatu rangkaian kegiatan pengolahan dari air baku menja
minum
j) Koloid
koloid adalah partikel-partikel dalam air yang terdispersi halus, yang mempunyai ukuran lebih
dari 1 µm dan lebih besar dari ukuran molekul-molekul itu sendiri.
k) Dosis Optimum
dosis optimum adalah dosis bahan kimia yang diaplikasikan pada pengolahan ditinjau dari segi
kualitas dan ekonomis memenuhi standar.
l) Jar Test
jar test adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menentukan dosis optimum koagulan.
2. Referensi
A. Dasar Perundang-undangan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
2. Peraturan MenteriSub-Golongan
Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor
Pengelolaan Air
492/Menkes/PER/IV/2010
2. Standar Nasional Indonesia Nomor 6775 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengoperasian dan
Pemeliharaan Unit Paket Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA).
3. Buku Modul Pelatihan OP IPA, Modul Penggunaan Bahan Kimia, Program Center Of Excellen
(COE), Tahun 2017
4. Buku Modul Pelatihan OP IPA, Modul Persiapan Bahan Kimia dan Sistem Pembubuh, Modul
Petunjuk Praktek Pengoperasian IPA dikeluarkan oleh Balai Teknik Air Minum (BTAM)
C. Referensi Lainnya
1. .
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
3. Unit Kompetensi
2. Memeriksa kualitas air 2.1 Sampel air baku diperiksa kekeruhan, baku
dan warnanya.
2.2 Hasil pemeriksaan dicatat dalam formulir laporan sesuai dengan POS..
3. Menentukan dosis 3.1 Sampel air baku dikondisikan sesuai optimum koagulan
dengan hasil pemeriksaan kualitas air.
3.2 Tes jar dilakukan untuk mendapatkan dosis optimum koagulan.
4. Membuat laporan tes jar 4.1 Data kualitas air baku dan hasil tes jar dicatat di dalam formulir lapo
sesuai dengan POS.
Buku Materi Melakukan Tes Jar Versi: 2022 Halaman: 56 dari 65
4.2 Catatan disusun dalam bentuk laporan
sesuai dengan POS.
4.3 Laporan diarsipkan sesuai dengan POS.
NO NAMA PROFESI
1.
2.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Fungsi Unit Air Baku dan Produksi
Sub-Golongan Pengelolaan Air
NO NAMA PROFESI
3.
4.
5.
Buku Materi Melakukan Tes Jar Versi: 2022 Halaman: 57 dari 65
duksi
k menilai penguasaan
ir pelatihan sebagai
u belum terhadap unit
am penggunaannya
agar pelaksanaan
utuhan pelatihan
ensi dengan judul
atihan
duksi dan instruktur.
ini mencapai sasaran
elakukan berbagai upaya
duksi
DAFTAR
gsi dan
lat Tes
duksi
iapkan Formulir Isian
ferensi
.......................................
ferensi
duksi
..... 5
.. 19
.. 22
.. 29
duksi
.... 8
. 18
. 20
. 26
.. 31
.. 32
. 35
.. 35
duksi
akukan Tes Jar
kan operasionalnya
kan diuji disiapkan
an Formulir isian
dicatat di dalam
duksi
an sesuai dengan POS,
tan kapasitas sumber
an sebagai kerangka
ang-undangan yang
ifikasi Nasional
5/PRT/M/2018 tentang
erita Negara Republik
duksi
donesia Nomor 16 Tahun
rian Pekerjaan Umum
or
.
an Berbasis Kompetensi
mpersiapkan bahan
um pelatihan, memandu
n, mengobservasi kondisi
latihan. Pelatihpun juga
mencakup pemahaman
n, dan perkembangan
pelengkap
duksi juga disusun
sahkan dalam
kukan secara efektif dan
duksi
an dalam rangka
mendapatkan informasi
an/aktivitas (bermain
materi pelatihan.
han.
duksi
embubuhan beberapa
erhadap peralatan
i)
untuk menentukan
mentasi, jenis dan
menetukan kondisi
han kimia yang tepat.
erhadap pengaruh
Misalkan dalam
njernihan, parameter-
gunakan dalam studi
sis optimum koagulan
at sama pada semua
duksi
duksi
rosedur Operasional
berikut:
duksi
an mengoperasikan alat
duksi
roses pencampuran
tikel didalam suspensi.
nya partikel koloid
kel koloid didalam air,
(Rifa’i 2007 : 34).
duksi
duksi
lahan air minum
rbeda-beda seperti
n sulfat yang bersifat
m digunakan satu hal
arus lebih efektif, bila
sebagai berikut :
n : HCO3- + H+
uk flok. Pada
ung dengan
ositip dan dapat
duksi
elebihan NaOH yang
menaikkan stabilitas
t:
M sekarang sudah
diproduksi
duksi oleh
dengan persyaratan
an agen.
ngkatkan kemampuan
in minyak terapung
n nilai pH pengaruh.
ngan menggunakan
icairkan atau disiapkan
dalam tangki;
duksi
1 ml larutan = 100 mg
duksi
apan dengan larutan
it dengan air,
ni ada tabel kelarutan
rna
duksi
an dengan cara
duksi
ukan.
k menghimpun data
ang berbeda;
n tertentu.
ai berikut:
duksi
n alkalinitas (optional)
r tersebut, berdasarkan
melindungi organisme
duksi
total zat Solid (TDS)
ah kadar Dissolved
tu untuk mengambil
ng.
nstrumen
duksi pada suatu
elakukan pengukuran.
l RANGE.
an monitor akan
as akan muncul dalam
njukkan pembacaan
ingga benar-benar
pembacaan TDS akurat.
duksi
as air.
duksi
ang digunakan. Zat
:
dsorpsi partikel/flok
duksi
dalam kasus
nik ini akan mengganggu
Zat ini biasa
tak yang cukup antara
duksi
angkan warna dengan
ng pembubuh untuk
an F
sing : 1,5 ; 2 ; 2,5 ; 3 ;
at dengan waktu 30 – 60
duksi
alam masing-masing jar,
sukkan. Hitung waktu
yang ditentukan),
proses flokulasi ini
bandingkan ukurannya,
ntuk setiap interval
ung kebutuhan).
ngatur waktu ke-0 dan
dominan”, mulai dari
erbentuk mengendap,
atu titik
sis optimum yang
est pertama.
duksi
belum penentuan pH
0; 20 ; 50 dan
duksi
kedalam tabung
duksi
duk
g ditentukan (misal
duksi
an sesuai dengan POS.
erbeda;
tertentu.
ai berikut:
duksi
duksi
duksi
n bahwa arsip adalah
engan perkembangan
negara, pemerintahan
asyarakatan, dan
n bernegara.
duksi
p dinamis dapat
sip dinamis
yang dialihmediakan.
n keteraksesan informasi
san, dan
tau terdapat
beri keterangan “belum
sifikasi arsip.
unakan untuk penemuan
duksi
as arsip.
duksi
r);
arsip.
n sebagai back-up,
g disusun dengan
gan Z. Sistem abjad
dengan sistem langsung
an kartu indeks.
a pelanggan berdasarkan
duksi
ng disusun berdasarkan
ederhana dan mudah,
menemukan arsip yang
kas tersebut dibuat.
mor Induk
uatu sistem
atau daerah yang
nyimpanan berdasarkan
duksi
mpanan dan penemuan
daftar indeks untuk
duksi
bahan dan peralatan tes
(POS). jar.
pkan
an. kebutuhan
emeriksaan dalam
duksi
ku sebelum
imum koagulan.
engan
standar
3. Peralatan kerja
duksi
duksi
.
n disampaikan,
ukan beberapa
ehingga dapat diketahui
Sebaiknya tuliskan kata
duksi
yang dipraktekkan di
u dan prosedur-
latihan/aktivitas ini.
duksi
an/aktivitas (bermain
uai instruksi.
duksi
l/Manual
u dan prosedur-
latihan/aktivitas ini.
an/aktivitas (bermain
uai instruksi.
duksi
u dan prosedur-
latihan/aktivitas ini.
an/aktivitas (bermain
uai instruksi.
duksi
duksi
i dan flokulasi
duksi
ujuan memusnahkan
n daya desinfeksi berbeda
m koagulan.
duksi
m Center Of Excellent
Pembubuh, Modul
m (BTAM)
duksi
getahuan, keterampilan,
feksi pada unit
pH,
koagulan