Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keberadaan kawasan hutan mempunyai peranan penting dalam kehidupan dan juga
pembangunan bangsa. Keberadaan kawasan hutan yang baik selalu diupayakan untuk
dapat memberikan hasil yang maksimal. Pembangunan kawasan hutan dapat dilakukan
dengan berbagai cara dengan tetap memperhatikan kelestarian dari kawasan tersebut.
Adakalanya dalam waktu tertentu kawasan hutan digunakan oleh kepentingan sector
tertentu diluar kehutanan, maka oleh karena itu perlu dikelola secara bijak untuk
optimalisasi pemanfaatan sumber daya hutan dan secara keseluruhan sesuai dengan
peraturan dan ketentuan teknis yang berlaku.

Areal Penggunaan Lain yang selanjutnya disebut APL yang telah dibebani izin peruntukan
adalah areal hutan yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang
Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Propinsi, atau berdasarkan tata guna hutan
kesepakatan (TGHK) menjadi bukan kawasan hutan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Kegiatan ini dimaksudkan untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik sebagai
pendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan mencapai target rasio elektrifikasi,
diperlukan tambahan kapasitas pembangkit tenaga listrik.

C. GAMBARAN UMUM PEKERJAAN


Nama Pekerjaan : Pekerjaan Inventarisasi Lahan Untuk Dedieselisasi Terkait
Pengadaan Tanah Lahan Pembangkit Listrik Tenaga Surya PT. PLN
Nusantara Power
Pemberi Pekerjaan : PT. REKADAYA ELEKTRIKA CONSULT
Pelaksana : PT. Asmanur Jaya Prospindo
Lokasi Pekerjaan : Meliputi 6 lokasi yang tersebar :

No. Nama Pembangkit Provinsi Kabupaten Kecamatan Est. Luas Fungsi


(Ha) Kawasan
1. PLTD Seurapung Aceh Aceh Besar Pulo Aceh 1.15 APL
2. PLTD Haloban Aceh Aceh Singkil Pulau Banyak 0.53 APL
Barat
3. PLTD Enggano Bengkulu Bengkulu Utara Enggano 0.92 APL
4. PLTD Pulau Tabuan Lampung Tanggamus Cukuh Balak 0.12 APL
5. PLTD Legundi Lampung Pesawaran Punduh 0.23 APL
Pidada
6. PLTD Pulo Panjang Banten Serang Pulo Ampel 0.94 APL
D. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi PT. ASMANUR JAYA PROSPINDO Pekerjaan Inventarisasi Lahan
Untuk Dedieselisasi dapat digambarkan sebagai berikut :

Project Manager

Surveyor Surveyor Surveyor Surveyor Surveyor Surveyor

E. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


Jangka waktu Pelaksanaan Pekerjaan Inventarisasi Lahan Untuk Dedieselisasi Terkait
Pengadaan Tanah adalah 3 (tiga) bulan sejak tanggal Surat Permintaan Konsultan
untuk pekerjaan ini dengan Jadwal Pelaksanaan sebagai berikut :
BAB II
RUANG LINGKUP KEGIATAN

Ruang Lingkup Pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan Inventarisasi Lahan Untuk Dedieselisasi


Terkait Pengadaan Tanah meliputi :

a. Pembuatan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT)


- Survey Sosial Ekonomi
- Kelayakan Lokasi
- Analisa Biaya dan Manfaat pembangunan bagi wilayah dan masyarakat
- Perkiraan Nilai Tanah
- Dampak Lingkungan dan Dampak Sosial yang mungkin timbul akibat dari
Pengadaan Tanah dan Pembangunan
- Studi lain yang diperlukan
b. Pembuatan Dokumen Studi Kelayakan
- Letak Tanah (Peta Letak Tanah)
- Luas Tanah yang dibutuhkan
- Gambaran Umum Status Tanah (Peta Gambaran Umum Status Tanah)
- Perkiraan Jangka Waktu Pelaksanaan Pengadaan Tanah
- Perkiraan Jangka Waktu Pelaksanaan Pembangunan
- Perkiraan Nilai Tanah
- Rencana Penganggaran
- Preferensi Bentuk Ganti Rugi

c. Sosialisasi, Pemberkasan, Inventarisasi, Pendampingan Negosiasi dan Pendampingan


Sertifikasi
- Melakukan koordinasi tahapan pemberian kompensasi atas tanah, tanaman dan
bangunan kepada pihak-pihak terkait (Camat/ Kepala Desa dan Aparat setempat)
- Melaksanakan sosialisasi Perluasan Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan di
hadiri oleh wakil dari PT. PLN Nusantara Power sebagai Narasumber
- Melaksanakan Inventarisasi dan Identifikasi serta Pemetaan lahan Perluasan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya
- Verifikasi data Inventarisasi dan Identifikasi serta pemetaan bila dikemudian hari
ada ketidaksesuaian dengan kondisi lapangan diperbaiki sesuai kondisi yang
sebenarnya
- Kualitas data hasil Inventarisasi dan Identifikasi sepenuhnya tanggung jawab
Penyedia Jasa. Apabila dikemudian hari terjadi kesalahan pembayaran akibat
kesalah dan kelalaian Penyedia Jasa, maka Penyedia Jasa bertanggung jawab
terhadap biaya yang sudah dikeluarkan oleh Pemberi Pekerjaan sesuai dengan
Hukum Perdata KUHP yang berlaku di Indonesia
- Mempresentasikan kepada Pemberi Pekerjaan (apabila diperlukan), memberikan
keterangan kepada pihak lain yang berkepentingan dan terkait dengan penugasan
serta maksud dan tujuan dalam pekerjaan ini.
- Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan didapati adanya hambatan-hambatan
seperti misalnya yang berkaitan dengan kepemilikan hasil inventarisasi tanah
dan/atau kebun dan/atau sawah seseorang, Penyedia Jasa harus dapat
meyelesaikan secara bijaksana. Apabila pekerjaan pada suatu lokasi diperkirakan
akan tertunda akibat adanya hambatan seperti diatas, maka Penyedia Jasa harus
bekerja sama dengan perangkat pemerintah setempat dan Direksi Pekerjaan.
- Melakukan musyawarah penyampaian harga dan penetapan bentuk ganti kerugian
- Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan didapati adanya hambatan-hambatan
seperti penolakan oleh pemilik tanah, maka Penyedia Jasa wajib melakukan
negosiasi ke pemilik tanah sekurang kurangnya 3 (tiga) pertemuan dengan
dibuktikan notulen dan absen pembahasan dan apabila pemilik masih menolak
maka Penyedia Jasa membuat berita acara penolakan yang ditanda tangani oleh
pemilik tanah.
- Apabila pekerjaan pada suatu lokasi diperkirakan akan tertunda akibat adanya
hambatan seperti diatas, maka Penyedia Jasa harus bekerja sama dengan
perangkat pemerintah setempat dan Direksi Pekerjaan

Anda mungkin juga menyukai