Acara: Laporan Kasus dr. Mahek “TB Paru pada pasien HIV”
Via: zoom
Tanggal: 07/04/2023
Dilakukan pemeriksaan OT PT dan bil. Total. Dan OAT diberikan kembali apabila ada
kenaikan 5x lebih dari normal. Dan saat terjadi DI hepatitis OAT dihentikan sembari
diberikan hepatoprotector sampai OT PT Billiribun membaik dan gejala berkurang
Karena dapat berinteraksi (sulfonilurea dapat bereaksi dengan ARV dan dapat
menyebabkan meniadakan obat dimana kerja obat jadi rendah) sehingga harus diberikan
bergantian. Saat CD4 >200 maka dapat diberikan OAT terlebih dahulu saaat fase insentif lalu
dilanjut ARV. Jika CD4<200 maka diberikan ARV terlebih dahulu selama fase intensif
3. indikasi rawat inap pada pasien ini apa dan sekiranya pada pasien dengan TB Paru secara
umum kapan kita perlu mempertimbangkan untuk rawat inap?
PDPI ada rawat inap jika ada batuk darah masif, sesak nafas, emfiema, efusi pleura
masif. Dan pada pasien ini datang dengan keluhan sesak dan keadaan umum lemah.
1. Ada perburukan KU
2. Komplikasi
3. TB dengan penyakit penyerta berat (HIV, TB Millier, DM)
6. Pada pasien TB dengan HIV, pemeriksaan bakteriolohis sering memberikan hasil negatif,
apa pemeriksaan penunjang lain yang dilakukan untuk konfirmasi TB?
TB lalu organnya, terkonfirmasi bila ada hasil TCM + atau BTA (1+,2+ atau trace +),
kasus baru/lama/putus obat
Pada kasus ini sudah minum OAT. Dikatakan putus obat jika sudah tidak minum OAT
1 bulan. Sehingga pada pasien ini masih dikatakan kasus baru
9. Pada pasien HIV dilakukan pengobatan OAT lalu ARV. Saat diberikan ARV apakah OAT
dihentikan atau dilanjutkan dan bagaimana cara pemberian obatnya? Ditambah jika ada
drug induce hepatitis
Jika CD4<200 maka bisa distop ARV atau diberikan OAT dan ARV bersamaan dengan
memberikan jarak waktu untuk cegah interaksi. OAT bisa didahulukan jika CD4 >200
selama fase intensif. Jika daya tahan tubuh menurun dan banyak komplikasi maka dapat
diberikan bersamaan untuk OAT dan ARV nya
Feedback:
o TB paru dengan komlikasi
o Guideline ketahui
o Cara nomenklatur diagnosa sesuai standar kemenkes/ WHO
o Tatalaksana TB dengan penyakit penyerta infeksi sekunder atau penyerta
lain
o Pemberian profilaksis dan pencegahan