Anda di halaman 1dari 2

NAMA : RIZAL OKTA NUGRAHA

NIM : 21040704167

KELAS : 2021 A

MATA KULIAH : ETIKA PROFESI HUKUM

1. Istilah officium nobile pada advokat adalah menurut ketentuan pasal 3 huruf g Kode Etik
Advokat Indonesia bahwa advokat harus senantiasa menjunjung tinggi profesi advokat
sebagai profesi terhormat. Sehingga officium nobile merupakan suatu kehormatan dalam
mengemban tugas sebagai seorang advokat. Sehingga ditegaskan kembali pada pasal 8
huruf a bahwa profesi Advokat adalah profesi yang mulia dan terhormat (officium nobile),
dan karenanya dalam menjalankan profesi selaku penegak hukum di pengadilan sejajar
dengan Jaksa dan Hakim, yang dalam melaksanakan profesinya berada di bawah
perlindungan hukum, undang-undang, dan kode etik ini.

2. Dalam praktik hukum, sering kali dikenal istilah komunikasi “sans prejudice” atau
“without prejudice”. Komunikasi “sans prejudice” atau “without prejudice” sendiri dapat
diartikan bahwa komunikasi tersebut tidak akan berpengaruh dan/atau mengurangi hak-
hak pihak yang berkomunikasi. Sebagai contoh, dalam konteks komunikasi untuk suatu
upaya perdamaian, tawaran pembayaran oleh suatu pihak tidak dapat dijadikan pengakuan
(admission of liability) bahwa pihak tersebut berkewajiban untuk membayarkan ganti
kerugian. Baik di Indonesia maupun di Inggris, komunikasi “sans prejudice” atau “without
prejudice” merupakan suatu komunikasi untuk melindungi pihak-pihak yang melakukan
komunikasi. Pengadilan, majelis arbitrase atau badan/institusi yang mengadili suatu
sengketa tidak dapat menggunakan dokumen-dokumen tersebut sebagai bukti dalam
pertimbangannya ketika memutus sengketa tersebut.
3. H. Yahya dan Zainal Arifin mengadukan terkait pertemuan keduanya yang merupakan
lawan hukum dalam sebuah perkara. Dalam siding kode etik yang digelar Toni disebut
melakukan pelanggaran berat dengan menemui lawan kliennya dalam berperkara. Tak
hanya itu, pria keturunan itu juga disebut melakukan pemaksaan dalam pertemuan yang
terjadi pada 4 Mei 2012. Dalam putusan dibacakan Majelis Dean Kehormatan Peradi Jatim
disebutkan jika Tony sebagai teradu melanggar UU No. 18 pada pasal 6 huruf b dan d,
pasal 2 dan pasal 7 huruf f terbukti melakukan tindakan menyalahi etik dengan memaksa
pengadu menanda tangani pernyataan tanggal 25 Mei 2012. Tony Gunawan merupakan
advokat senior yang paham kode etik namun selam proses persidangan sejak 26 april
memberikan keterangan tidak jujur. Teradu disebut melakukan perbuatan tidak terpuji
dengan memanfaat keterbatasan fisik pengadu yang berusia 81 tahun untuk memaksa harus
tanda tangan surat pernyataan yang tidak dibenarkan. Dengan adanya hal ini maka telah
melanggar pasal 6 huruf b dan d, pasal 2 dan pasal 7 huruf f sehingga akan dilakukan
pemberhentian sementara kepada tersangka advokat yang melanggar kode etik tersebut.

Anda mungkin juga menyukai