Anda di halaman 1dari 3

JAWABAN DALAM PERKARA

NO. 103/B/PDT/20/2022/PN MANADO

Antara :

Jeremia Mentu ( Direktur Utama PT Avpam Indonesia )

Lawan

Teddy Wilar ( Tergugat I )

Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini : ASYER YANEM , SH., Advokat/Penasehat hukum pada
kantor Lembaga Bantuan Hukum dan Keadilan (LBHK) beralamt di Jl Kairagi-Manado,
Kecamatan Kairagi, Kota Manado. Kode Pos 95254, Telp : 081354957924.

Dengan ini perkenankanlah kami selaku kuasa hukum Tergugat I

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Tergugat dengan ini menyampaikan jawaban.

Bahwa TERGUGAT I menolak seluruh dalil-dalil yang diajukan oleh penggugat, kecuali
yang diakui dan dinyatakan secara tegas dalam jawaban ini;

Pendahuluan :
1. Bahwa dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang jabatan Notaris.
Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan
kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini;
2. Bahwa pembuatan akta otentik oleh Notaris ada yang diharuskan oleh peraturan
perundang-undangan guna menciptakan kepastian, ketertiban, dan perlindungan
hukum;
3. Bahwa pembuatan akta otentik oleh Notaris bisa dibuat oleh pihak yang
berkepentingan untuk memastikan hak dan kewajiban para pihak demi kepastian,
ketertiban, dan perlindungan hukum bagi pihak yang berkepeintingan sekaligus bagi
masyarakat secara keseluruhan;
4. Bahwa tugas Notaris untuk mengatur secara tertulis dan otentik hubungan hukum
antara para pihak yang telah melakukan perjanjian secara mufakat menggunakan jasa
Notaris untuk memberikan kepastian hukum terhadap perjanjian yang telah
disepakati;
5. Bahwa Notaris merupakan jabatan bebas dari pengaruh tekanan apapun, tetapi
mempunyai kepastian hukum yang kuat;
6. Bahwa Notaris harus bersikap sesuai dengan kode etik profesinya, guna menjaga
kualitas pelayanan hukum yang diberikan kepada masyarkat.
Dalam Konvensi :
1. DALAM EKSEPSI
 Bahwa Error In Persona dalam konteks peradilan merupakan kekeliruan atas
orang yang diajukan sebagai tergugat melalui surat gugatan;
 Bahwa dalam praktik peradilan, error in persona dapat dibagi menjadi 3 jenis
kekeliruan yakni kekeliruan dari segi penggugat, kekeliruan dari sisi tergugat,
dan kekeliruan dalam kelengkapan pihak;
 Bahwa adanya kekeliruan dalam menentukan pihak tersebut dapat dibantah
dengan suatu eksepsi;
 Bahwa TERGUGAT I bukanlah pihak yang terlibat dalam gugatan karena ini
Error In Persona;
 Bahwa pihak penggugat dalam gugatannya salah sasaran pihak yang digugat.
 Bahwa terhadap gugatan penguggat apabila eksepsi diterima, maka terhadap
gugatan penggugat akan dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijke
verklaard).

2. DALAM POKOK PERKARA


 Bahwa dalam gugatan poin yang ke 10, kami selaku TERGUGAT I hanyalah
menjalankan tugas dan fungsi sebagai notaris, dimana kami juga tidak tahu
menahu bahwa apa yang menjadi keterangan dari TERGUGAT II merupakan
keterengan yang palsu, sehingga diterbitkanlah akta RUPS-LB
PETITUM :
1. DALAM EKSEPSI
- Meminta kepada Majelis Hakim untuk Mengabulkan EKSEPSI.

2. DALAM POKOK PERKARA


- Menolak gugatan dari penggugat dan menyatakan bahwa TERGUGAT I atas
nama Sdr. Sofian Tamawiwi (Notaris) bukanlah pihak yang terlibat dalam
gugatan karena ini Error In Persona;
- Menghukum penggugat untuk membayar biaya perkara.

Dalam Peradilan yang baik, dimohonkan Kepada Majelis Hakim untuk mengadili perkara
dengan seadil-adilnya (Ex Aequo et bono).
Demikian Eksepsi ini kami sampaikan, atas perhatian kami ucapkan Terima Kasih.
Hormat Kami

Asyer Yanem, SH
Kuasa Hukum Tergugat I

Anda mungkin juga menyukai