Anda di halaman 1dari 11

Advokat

Tony Gunawan, seorang Advokat yang melanggar Kode Etik Advokat


Kelompok 2
Clara Vynka/190513633
Elizabeth Ompusunggu/190513506
Mika Tobias/190513642
Bernadetta Sabrina/190513643
Vicensia Nirmala Dewi Harsani/190513631
Kasus Posisi
I. Peristiwa pelanggaran kode etik bermula saat Tony III. Sedangkan Tony yang ditemui usai
Gunawan menjadi kuasa hukum Domiri, yang terlibat sidang, mengaku banding atas putusan
kasus gugatan pengosongan tanah berupa tambak yang ditujukan kepadanya. Dia
seluas 23.010 meter persegi di Desa Sawahan, menyangkal dan mengaku jika
Buduran Sidoarjo, 4 Mei 2012 lalu. Saat itu, Domiri kedatangannya ke Pengadu 2 tak lain
diketahui memiliki tanah di lokasi yang sama, namun untuk menyelesaikan perkara lain yang
menumpang sertifikat milik H. Yahya dan Zainal menjerat kliennya, Arief Rahman.
Arifin sebagai Pengadu I dan II.

II. Tony dilaporkan menemui Pengadu 2 di rumahnya


dengan dugaan hendak melakukan pemaksaan agar
yang bersangkutan mengakui Awal Lestari sebagai
kuasa hukum pengadu. Tindakan inilah, yang dianggap
melanggar kode etik advokat dan dilaporkan kepada
DK Peradi Jatim.
Permasalahan
• Tony Gunawan merupakan advokat
senior yang telah paham kode etik
namun memberikan keterangan tak
jujur selama proses persidangan sejak
26 April, 10 dan 31 Mei 2013.
• Teradu juga disebut melakukan
tindakan tak terpuji sebagai advokat,
dengan memanfaatkan keterbatasan
fisik dan kesehatan Pengadu I yang
berusia 81 tahun untuk memaksa
menandatangani surat pernyataan yang
tidak dibenarkan.
Pembahasan Kronologi Pelanggaran Kode Etik Advokat

1. Kasus Tony Gunawan dalam pelanggaran kode etik saat menjadi kuasa hukum dari Domiri dalam sengketa
pengosongan tanah seluas 23.010 meter persegi di daerah Sawahan, Kecamatan Sinduran, Sidoarjo, Jawa
Timur, pada 4 Mei 2012. Klien Tony Gunawan saat itu yaitu Domiri memiliki tanah dengan lokasi yang sama,
namun menumpang pada sertifikat tanah milik H. Yahya dan Zainal Arifin sebagai pengadu 1 dan Pengadu 2.

2. Tony Gunawan sebagai kuasa hukum Domiri menemui Zainal Arifin di rumahnya dengan dugaan ingin
mendesak Pengadu 2 agar mengakui Awal Lestari sebagai kuasa hukum dari Pengadu mengadukan tindakan
Tony Gunawan kepada Peradi Jawa Timur.

3. Pada 25 Mei 2012, Tony Gunawan menemui Pengadu 1 di kediamannya dengan memanfaatkan kesehatan
Pengadu 1 yang telah lanjut usia yaitu 81 tahun, Tony memaksakan pengadu 1 untuk menandatangani surat
pernyataan yang dapat meringankan kliennya yaitu Domiri.
Pembahasan Tindakan Tony Gunawan dikatakan Melanggar Kode Etik

Menurut Pasal 6 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat tindakan Tony Gunawan ini dapat dituntut
dengan alasan sebagai berikut:

1. Tony Gunawan telah mengabaikan kepentingan kliennya;

2. Tony Gunawan telah berperilaku dengan tidak patut terhadap lawan atau rekan seprofesinya dengan melakukan
pemaksaan terhadap pengadu 2 untuk serta mengakui Awal Lestari sebagai kuasa hukum pengadu 2

3. Tony Gunawan telah bersikap, bertutur kata, atau mengeluarkan pernyataan tidak hormat terhadap hukum,
peraturan perundang-undangan, atau pengadilan dengan memaksa pihak pengadu 2 untuk mengakui Awal
lestari sebagai kuasa hukum pengadu 2 serta memaksa pengadu 1 untuk menandatangani pernyataan pada
tanggal 25 Mei 2012

4. Tony Gunawan telah berbuat hal-hal yang bertentangan dengan kewajiban, kehormatan, atau harkat dan
martabat profesinya;

5. Tony Gunawan telah melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan dan atau perbuatan
tercela;
6. Tony Gunawan telah melanggar sumpah/janji Advokat dan/atau kode etik profesi Advokat

7. Tindakan Tony Gunawan tersebut telah melanggar ketentuan Kode etik Advokat yang telah tercantum pada Pasal
2 yang berisi Advokat Indonesia adalah warga negara Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
bersikap satria, jujur dalam mempertahankan keadilan dan kebenaran dilandasi moral yang tinggi, luhur dan mulia,
dan yang dalam melaksanakan tugasnya menjunjung tinggi hukum, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia,
Kode Etik Advokat serta sumpah jabatannya.

8. Berdasarkan ketentuan kode etik tersebut, Tony Gunawan dikatakan telah melanggar kode etik karena dianggap
tidak bermoral karena melakukan pemaksaan kepada pihak lawan klien.

9. Tony Gunawan juga telah melanggar pasal 7 kode etik advokat Indonesia huruf c yang isinya Dalam perkara
perdata yang sedang berjalan, Advokat hanya dapat menghubungi hakim apabila bersama-sama dengan Advokat
pihak lawan, dan apabila ia menyampaikan surat, termasuk surat yang bersifat "ad informandum" maka hendaknya
seketika itu tembusan dari surat tersebut wajib diserahkan atau dikirimkan pula kepada Advokat pihak lawan.

10. Tony Gunawan telah melanggar ketentuan pasal 7 huruf c, karena dalam perkara perdata tersebut dia langsung
menemui langsung pihak lawan klien dan tidak menemui advokat dari pihak lawan pihak c serta tidak menghubungi
hakim Ketika perkara tersebut masih berjalan.
Pembahasan Mengenai penyelesaian masalah dan putusan Peradi Jawa Timur

Pada tanggal 23 Juli 2013, H.Yahya dan Zainal Arifin adalah pengadu 1 dan pengadu 2, telah melaporkan
kasus kepada Peradi Jawa Timur.

Pada tanggal 4 Mei 2012, Tony Gunawan dilaporkan oleh pengadu dikarenakan menemui lawan yang
memiliki perkara dan melakukan pemaksaan pada pertemuan tersebut.
Pada tanggal 25 Mei 2012, keputusan yang sudah dibacakan oleh Majelis yang diketuai Trimulya D
Koesnadi, Tony Gunawan terbukti bersalah dikarenakan melanggar kode etik yang ada pada Undang-Undang
No 18 Tahun 2003 pada pasal 6 huruf B dan D dan KEAI Pasal 2 dan 7 huruf F yang dimana Tony Gunawan
memaksa pihak pengadu 1 untuk menandatangani pernyataan.
Putusan Peradi memberi sanksi terhadap Tony Gunawan yaitu memberhentikan jabatannya selama 12 bulan dan
meminta untuk membayar uang perkara sebesar 3.500.000

Ketua Peradi Jawa Timur menyatakan bahwa Tony Gunawan adalah advokat senior yang mengerti kode etik
tetapi tidak memberi keterangan secara tidak jujur pada proses persidangan pada tanggal 26 April, 10 Mei, dan
31 Mei 2013. Tony Gunawan diringankan sebagai teradu dikarenakan bersikap sopan selama proses
persidangan.
Pembahasan tanggapan Tony
Gunawan mengenai putusan
Peradi Jawa Timur
Pada pernyataannya disebutkan
bahwa ia tidak sengaja bertemu
dengan H Yahya, dan tujuan awal
adalah untuk menyelesaikan kasus
penipuan kliennya yaitu Arif
Rahman, bukan mengenai kasus
pengosongan tanah.
Kesimpulan:

Bahwa atas tindakannya menemui lawan Putusan Peradi memberi sanksi terhadap
lawan klien, memanfaatkan keterbatasan Tony Gunawan yaitu memberhentikan
fisik maupun kesehatan Pengadu I untuk jabatannya selama 12 bulan dan
pemaksaan dan memberikan keterangan meminta untuk membayar uang
palsu selama proses persidangan maka ia perkara sebesar Rp 3.500.000.
terbukti melakukan pelanggaran terhadap
Pasal 6 UU 18/2003 Advokat.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai