Anda di halaman 1dari 42

REPLIK

Terhadap
JAWABAN PARA TERGUGAT
No. Register Perkara: 123/Pdt.G/1998/PN.JAK-PUS
Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
u/p
Majelis Hakim
Yang menerima perkara No. 123./Pdt.G/1998/PN.Jak-Pus
Di Jakarta

Yang bertanda tangan dibawah ini:

1. Prof. DR. Iur. Riki Susanto, S.H., LL.M., Ph.D.

2. Tiur Henny Monica Sianturi, S.H., LL.M.

3. Agnes Ide Megawati, S.H., LL.M.

4. Romian Herda Nainggolan, S.H., LL.M.

5. Steffi Elizabeth Manalu, S.H., LL.M.


Secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama, Advokat
di Riki Susanto& Partners beralamat di Susanto Tower, Lantai 8 - 9, Jalan Jenderal
Sudirman Nomor 123, Jakarta Pusat, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor
589/SK/IV/PDT.G/RSP/1997, tanggal 15 April 1998, bertindak untuk dan atas nama:
1. Yanto Suyanto, S.E., M.A., bertempat tinggal di Margonda Raya No. 7, RT 03/09,
Kelurahan Pondok Cina, Depok.
(Untuk selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT I)
2. Roni Empang, S.T., M.M., bertempat tinggal Akses UI No. 8, RT 005/002, Kelurahan
Desa Tugu, Depok.
(Untuk selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT II)
3. Bilma Kuku Bima, S.Sos., bertempat tinggal di Jalan KH. Ahmad Dahlan No. 9, RT/RW
05/00, Kelurahan Pondok Anggur, Kecamatan Pisang Timur, Ambon.
(Untuk selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT III)
4. Shanti Barel, S.Kom., bertempat tinggal di Jalan Mustopo No. 10, RT/RW 06/09,
Kecamatan Sunda Manis, Kelurahan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
(Untuk selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT IV)
5. dr. Gogon Gondrong, bertempat tinggal di Jalan Mustopo No. 10, RT/RW 006/009,
Kecamatan Sunda Manis, Kelurahan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
(Untuk selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT V)
Selanjutnya PENGGUGAT I, PENGGUGAT II, PENGGUGAT III,PENGGUGAT IV,
dan PENGGUGAT V secara bersama-sama disebut PARA PENGGUGAT.
PARA PENGGUGAT bersama ini mengajukan REPLIK terhadap JAWABAN:

1. Asep Resepsiong, bertempat tinggal di Jalan Sudirman No. 1, Kecamatan Kebayoran


Baru, Kelurahan Senayan, Jakarta Pusat, yang diajukan melalui kuasa hukumnya dari
kantor hukum Lumintang, Gea, and Partners.

(Untuk selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT I)

2. Jojon Kojonik, bertempat tinggal di Jalan Sudirman No. 2, Kecamatan Kebayoran Baru,
Kelurahan Senayan, Jakarta Pusat, yang diajukan melalui kuasa hukumnya dari kantor
hukum MD and Partners.

(Untuk selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT II)

3. Timbul Sitinjak, bertempat tinggal di Jalan Sudirman No. 3, Kecamatan Kebayoran


Baru, Kelurahan Senayan, Jakarta Pusat, yang diajukan melalui kuasa hukumnya dari
kantor hukum Maztreeandi Herlinda and Partners.

(Untuk selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT III)

4. Lesus Mengendus, bertempat tinggal di Jalan Sudirman No. 4, Kecamatan Kebayoran


Baru, Kelurahan Senayan, Jakarta Pusat, yang diajukan melalui kuasa hukumnya dari
kantor hukum Lumintang, Gea, and Partners.

(Untuk selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT IV)

5. Didik Tindik, bertempat tinggal di Jalan Sudirman No. 5, Kecamatan Kebayoran Baru,
Kelurahan Senayan, Jakarta Pusat, yang diajukan melalui kuasa hukumnya dari kantor
hukum SM and Partners.

(Untuk selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT V)

6. Buntara Bun Hutapea, bertempat tinggal di Jalan Sudirman No. 6, Kecamatan


Kebayoran Baru, Kelurahan Senayan, Jakarta Pusat, yang diajukan melalui kuasa
hukumnya dari kantor hukum Lenggo Laksmita and Partners.
(Untuk selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT VI)

Selanjutnya TERGUGAT I, TERGUGAT II, TERGUGAT III, TERGUGAT IV, dan TERGUGAT
V, dan TERGUGAT VI secara bersama-sama disebut PARA TERGUGAT.
Dengan hormat,
Untuk dan atas nama Penggugat bersama ini kami sampaikan replik kami selengkapnya
sebagai berikut :
1. PARA PENGGUGAT berpegang teguh pada dalil-dalil yang dikemukakan dalam
gugatannya, dan menolak dengan tegas semua dalil PARA TERGUGAT dalam
Jawabannya tertanggal 29 Juli 1998 baik dalam eksepsi maupun dalam pokok perkara,
kecuali yang diakui secara tegas oleh PARA PENGGUGAT.
2. PARA PENGGUGAT menyatakan secara tegas bahwa apa yang telah diungkapkan
oleh PARA PENGGUGAT dalam gugatannya tertanggal 18 Juni 1998 merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari REPLIKPARA PENGGUGAT ini dan sekaligus
untuk membantah dalil-dalilPARA TERGUGAT dalam jawabannya.
DALAM EKSEPSI TERHADAP JAWABAN PARA TERGUGAT
3. BAHWA PARA PENGGUGAT MENGAJUKAN PIHAK YANG TIDAK SALAH (ERROR
IN PERSONA)
Bahwa berdasarkan Surat Jawaban dari TERGUGAT II angka 2 halaman 3 paragraf 1
dinyatakan sebagai berikut :
Bahwa gugatan yang diajukan oleh PARA PENGGUGAT
adalah Error in Persona. Bahwa dalam gugatan yang
diajukan oleh PARA PENGGUGAT disebutkan TERGUGAT II
adalah Jojon Kojonik, padahal nyatanya klien kami
bernama Jojon Jonatan, S.E. (videbukti P-1). Oleh
karena klien kami bukanlah orang yang dimaksud oleh
PARA PENGGUGAT dalam gugatannya, dengan demikian klien
kami terbukti tidak bersalah.
3.1.1. Bahwa dalil yang telah dikemukakan Tergugat II mengenai gugatan Error in
Persona adalah tidak dapat dibenarkan.Mengenai identitas TERGUGAT
II yang bernama Jojon Kojonik yang bertempat tinggal di Jalan Sudirman No.
2, Kecamatan Kebayoran Baru, Kelurahan Senayan, Jakarta Pusat sudahlah
benar, hal ini telah dikuatkan dari hasil pemantauan RT setempat yaitu Tono
Silalahi (vide Bukti P-13) serta data pada Kantor Penduduk (vide Bukti P-
14).
3.1.2 Bahwa karena bukti yang PARA PENGGUGAT ajukan merupakan bukti yang
sah yang di dapatkan langsung dari pejabat setempat dan pihak-pihak yang
mendedikasikan dalam pemerintahan
3.2 Bahwa berdasarkan Surat Jawaban dari TERGUGAT IV halaman 2 angka 1
dinyatakan sebagai berikut :
Bahwa orang yang menjadi Tergugat IV adalah orang yang
bernama Lesus Mengendus yang berdomisili di Jalan Sudirman
Nomor 4, Kecamatan Kebayoran Baru, Kelurahan Senayan,
Jakarta Pusat, dan bukan Klien Kami yang bernama H. Lesus
Makandus yang berdomisili di Jalan Sudirman Nomor 4,
Kecamatan Kebayoran Baru, Kelurahan Senayan, Jakarta Pusat
(vide bukti T-1 Kartu Tanda Penduduk dan T-2 Akta
Kelahiran). Oleh karena itu dapat diketahui bahwa Klien
kami merupakan orang yang sama sekali tidak bersalah.
3.2.1 Bahwa pernyataan TERGUGAT IV yang menyatakan bahwaPARA
PENGGUGAT salah menentukan pihak merupakan pendapat yang tidak
tepat dan tidak dapat dipertahankan kebenarannya.
3.2.2 Bahwa menurut Ny. Retnowulan Sutantio, S.H. dan Iskandar Oeripkartawinata,
S.H. dalam buku Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek, Cetakan
VIII, Tahun 1997, Penerbit CV Mandar Maju, halaman 3 penggugat adalah
seorang yang merasa bahwa haknya dilanggar dan menarik orang yang
dirasa melanggar haknya sebagai tergugat dalam suatu perkara ke
depan hakim.
3.2.3 Bahwa Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H. dalam bukuHukum Acara Perdata
Indonesia, Edisi Keenam, Cetakan I, Februari 2002, Penerbit Liberty
Yogyakarta, halaman 48-49 menyebutkan bahwa pada dasarnya seseorang
dapat mengajukan gugatan (tuntutan hak) selama ia mempunyai
kepentingan hukum sebagaimana asas:point d’interest, point
d’action. Hal ini juga sesuai dengan putusan Mahkamah Agung tanggal 7
Juli 1971 No. 294 K/Sip/1971 yang mensyaratkan bahwa gugatan harus
diajukan oleh orang yang mempunyai hubungan hukum.
3.2.4 Bahwa putusan Mahkamah Agung No. 4 K/Rup/1958 tertanggal 13 Desember
1958 menyebutkan bahwa untuk dapat menuntut seseorang di
depan Pengadilan adalah syarat mutlak bahwa harus ada perselisihan
hukum antara kedua belah pihak yang berperkara. Selanjutnya putusan
Mahkamah Agung No. 305 K/Sip/1971 tertanggal 1971 dinyatakan
bahwa penggugatlah yang berwenang untuk menentukan siapa-siapa
yang digugatnya.
3.2.5 Bahwa berdasarkan uraian di atas jelas bahwa setiap orang berwenang untuk
mengajukan gugatan kepada siapapun yang dianggap merugikan
kepentingan (melanggar hak) orang yang menggugat tadi.
3.2.6 Bahwa PARA TERGUGAT yang salah satunya TERGUGAT IV telah
melakukan perbuatan yang menyebabkan kerugian kepada PARA
PENGGUGAT sehingga PARA PENGGUGAT berhak untuk
menggugat TERGUGAT IV.
3.2.7 Bahwa mengenai identitas TERGUGAT IV yang bernama Lesus Mengendus
sudahlah benar, hal ini telah dikuatkan dari hasil pemantauan RT setempat
yaitu Tono Silalahi (vide Bukti P-13) serta data pada Kantor Penduduk dan
Pencatatan Sipil (vide Bukti P-14), oleh karena itu seseorang yang bernama
H. Lesus Makandus tidak dikenal dalam daftar penduduk yang tinggal di
Jalan Sudirman Nomor 4, Kecamatan Kebayoran Baru, Kelurahan Senayan,
Jakarta Pusat.
3.2.8 Bahwa karena bukti PARA PENGGUGAT ajukan merupakan bukti yang sah
yang di dapatkan langsung dari pejabat setempat dan pihak-pihak yang
mendedikasikan dalam pemerintahan, maka sudah tidak diragukan lagi
mengenai kebenarannya atau keabsahannya, sehingga TERGUGAT
IV semakin menunjukkan sikap dalam persidangan tidak
koopratif dan terkesan ingin mengelabui Majelis Hakim serta
mengindikasikan adanya itikad buruk dari pihakTERGUGAT IV.
3.2.9 Bahwa berdasarkan uraian di atas jelas bahwa telah terdapat hubungan hukum
antara PARA PENGGUGAT danTERGUGAT IV, sehingga PARA
PENGGUGAT berhak untuk menggugat TERGUGAT IV yang dirasa telah
merugikan (melanggar hak) PARA PENGGUGAT.
3.2.10 Bahwa berdasarkan uraian di atas jelas bahwa TERGUGAT IV merupakan
pihak yang tepat untuk digugat dalam perkara aquo.
3.2.11 Bahwa dengan demikian gugatan PARA PENGGUGATsudah benar dan
Jawaban dalam Eksepsi dari TERGUGATIV haruslah DITOLAK.
3.3 Bahwa PENGGUGAT menolak jawaban TERGUGAT V yang menyatakan
gugatan PENGGUGAT error in persona.
3.3.1 Bahwa berdasarkan Surat Jawaban dari TERGUGAT Vhalaman 2 angka 1
dinyatakan sebagai berikut:
Bahwa gugatan yang diajukan oleh Penggugat kepada
Tergugat tidak tepat. Dikarenakan dalam hal ini, Para
Penggugat bukan orang yang berhak, sehingga tidak
mempunyai hak dan kapasitas untuk menggugat (Eksepsi
diskualifikasi ataugemis aanhoedanigheid). Bapak
Nurdin S Top bukanlah pemilik dari tanah yang
ditempati tergugat V di Jalan Sudirman No. 5,
Kecamatan Kebayoran Baru, Kelurahan Senayan, Jakarta
Pusat karena hak milik atas tanah tersebut sudah
hilang berdasarkan Pasal 27 Undang-Undang Pokok
Agraria nomor 5 tahun 1960. Tanah tersebut sudah
ditelantarkan oleh ayah dari Para Penggugat, yaitu
Bapak Nurdin S Top sesuai. Sehingga berakibat tidak
diterimanya gugatan Para Penggugat karena para
Penggugat tidak dapat menguasai tanah tersebut sebagai
harta warisan milik Bapak Nurdin S. Top. Berdasarkan
Undang-Undang Pokok Agraria tersebut diatas, maka
Bapak Nurdin S Top, bukan lah pemilik dari tanah yang
berada di Jalan Sudirman No. 5, Kecamatan Kebayoran
Baru, Kelurahan Senayan, Jakarta Pusat dan tanah
tersebut tidak termasuk dalam harta warisan (Boedel).
Gugatan para Penggugat karena alasan diatas tidak
dapat diterima;
3.3.2 Bahwa pernyataan TERGUGAT V yang menyatakan bahwagugatan yang
diajukan oleh PENGGUGAT kepadaTERGUGAT tidak tepat dikarenakan
dalam hal ini, para Penggugat bukan orang yang berhak, sehingga tidak
mempunyai hak dan kapasitas untuk menggugatmerupakan pendapat yang
tidak tepat dan tidak dapat dipertahankan kebenarannya;
3.3.3 Bahwa pernyataan TERGUGAT V mengenai error in persona tidaklah tepat
dikarenakan dalam hal ini TERGUGAT Vtidak memahami dengan jelas apa
yang dimaksud dengan error ini persona.
3.3.4 Bahwa nampaknya TERGUGAT V tidak memahami apa
yangPENGGUGAT dalilkan dikarenakan apa yang dimaksud dengan error in
persona adalah kepada siapa gugatan tersebut dilayangkan yang dalam hal
ini diartikan penunjukan kepada salah pihak. Dalam kasus ini tidak
dicantumkan pihak mana yang salah.
3.3.5 Bahwa dalam kapasitasnya sebagai TERGUGAT, TERGUGAT tidak memiliki
landasan yang jelas untuk mengatakan gugatan error in persona.
Dikarenakan dalam hal ini TERGUGAT V mempersoalkan masalah gugatan
sehingga tidak menjadi suatu alasan yang kuat dikarenakan tidak adal
landasan yang kuat.
3.3.6 Bahwa berdasarkan uraian di atas jelas bahwa TERGUGAT V merupakan
pihak yang tepat untuk digugat dalam perkaraaquo.
4. BAHWA GUGATAN PARA PENGGUGAT TIDAK KABUR (OBSCUUR LIBEL)
4.1 TERGUGAT I dalam Jawabannya pada halaman 2 angka 1 pada pokoknya
menyatakan bahwa gugatan PARA PENGGUGATtidak jelas.
Bahwa dalam gugatan PENGGUGAT menyatakan bahwa
tindakan TERGUGAT menguasai tanah aquo telah
mengakibatkan kerugian secara materiil karena
tidak dapat menikmati miliknya sendiri dan
imateriil karena kehilangan keuntungan yang
diharapkan justru bertentangan dengan dalil-dalil
PENGGUGAT. Jelas dalam gugatan PENGGUGAT bahwa
PENGGUGAT tidak pernah mengelola, merawat ,
bahkan ada keinginan untuk menikmati tanah aquo,
bahkan dalam waktu keadaan tanah aquo dalam
keadaan kosong yaitu sebelum tahun 1963 dan
antara tahun 1964-1968. Karena itu gugatan
PENGGUGAT tidak jelas dan kabur.
4.1.1 Bahwa jawaban TERGUGAT I yang menyatakanPENGGUGAT tidak pernah
mengelola, merawat, bahkan ada keinginan untuk menempati tanah aquo
adalah tidak benar.
4.1.2 Bahwa setelah PENGGUGAT membeli tanah aquo dari Tuan Tomi Trihatmojo
selaku pemilik sah tanah aquo pada tanggal 1 Juni 1961. Dimana tanah aquo
merupakan tanah adat.
4.1.3 Bahwa berdasarkan Sertipikat Hak Milik (SHM) No. 52 Tahun
1961, PENGGUGAT merupakan pemilik sah dari tanah aquo.
4.1.4 Bahwa setelah sertipikat kepemilikan atas tanah aquo
keluar,PENGGUGAT tidak langsung mendirikan bangunan apapun. Hal
tersebut terjadi karena saat itu PENGGUGATsedang menunggu kompensasi
biaya serta keuntungan-keuntungan (penagihan) yang menjadi
hak PENGGUGATkarena telah berhasil menyelesaikan suatu proyek
pembangunan pusat perbelanjaan yang cukup besar. Akibatnya saldo
tabungan PENGGUGAT ketika itu masih belum cukup untuk dapat
mendirikan sebuah bangunan di atas tanah aquo.
4.1.5 Bahwa PENGGUGAT berencana untuk mendirikan bangunan di atas tanah
aquo pada tanggal 10 Januari 1964, tepat pada tanggal ulang tahun
pernikahannya.
4.1.6 Bahwa sembari menunggu penagihannya keluar,PENGGUGAT mengambil
hasil rambutan yang telah ditanam pada tanah aquo oleh pemilik tanah
sebelum dijual pada PENGGUGAT.
4.1.7 Bahwa dalil TERGUGAT I menyatakan PENGUGAT telah menelantarkan dan
tidak mengelola tanah aquo adalah tidak benar. Hal tersebut dikarenakan
sebelum tahun 1963 dan antara tahun 1964-1968 PENGGUGAT telah
mengelola dan bahkan memiliki usaha di atas tanah aquo.
4.1.8 Bahwa TERGUGAT I-lah yang justru telah beritikad buruk dalam menempati
tanah aquo tanpa sepengetahuan, tanpa hak, dan tanpa adanya izin
dari PENGGUGAT pada tanggal 28 Desember 1963.
4.2 TERGUGAT II dalam Jawabannya menyatakan bahwa gugatanPARA
PENGGUGAT tidak jelas.
4.2.1 Bahwa dalil yang diajukan oleh TERGUGAT II dalam jawaban yang ditujukan
pada PENGGUGAT yang mengatakan bahwa gugatan PENGGUGAT kabur
mengenai sistem tanggung renteng dalam gugatannya adalah tidak
benar.PARA TERGUGAT dikatakan membayar ganti rugi kepadaPARA
PENGGUGAT secara tanggung renteng dikarenakanPARA
TERGUGAT memiliki hubungan hukum yang sama dimana didalamnya
memiliki kepentingan yang sama atas perkara ini. Selain itu dengan adanya
sistem tanggung renteng, justru mempercepat dan memudahkan penggugat
dalam proses pembayaran ganti rugi kepadaPARA PENGGUGAT.
4.2.2 Bahwa, jika memang PARA TERGUGAT tidak memiliki hubungan hukum satu
sama lain maka, seharusnya dimasukkan kedalam error in persona yang
berarti tidak dapat digugatnya penggugat tersebut secara tanggung renteng.
Gugatan yang obscuur libel adalah ketika uraian atas gugatan tidak jelas
uraiannya, dilebih-lebihkan maupun tidak terdapat kecermatan dalam
penentuan pasal dan objek sengketa. Tidak disangkutpautkan kembali
kepada identitas para pihak dan hubungan hukumnya.
4.2.3 Bahwa adanya dalil dari gugatan yang mewajibkan PARA
TERGUGAT membayar sejumlah uang paksa (dwangsom) sebesar Rp
10.000.000,- merupakan hal yang wajar, mengingat kerugian materiil dan
immateriil yang diterima PENGGUGAT sudah terlampau besar, sehingga
mengantisipasi adanya usaha perlambatan pembayaran ganti rugi yang
dilakukan TERGUGAT II apabila putusan telah dijatuhkan.
4.3 TERGUGAT III dalam Jawabannya menyatakan bahwa gugatanPARA
PENGGUGAT tidak jelas.
Dalam melakukan somasi seharusnya diberikan
jangka waktu untuk berfikir kepada pihak yang
diberikan somasi sedangkan para penggugat tidak
memberikan waktu atau tenggang waktu bagi
tergugat untuk berfikir dan melakukan tindakan.
Padahal dalam pemberian somasi I dan somasi II
diberikan waktu selama 30 hari. Sedangkan dalam
pemberian somasi tidak ada jangka waktu yang
diberikan oleh penggugat.

4.3.1 Bahwa PENGGUGAT menolak dengan tegas jawabanTERGUGAT III yang


menyatakan tidak adanya kejelasan dalam gugatan PENGGUGAT (obscuur
libel) karenaPENGGUGAT tidak memberikan jangka waktu pada saat
memberikan somasi kepada TERGUGAT III.
4.3.2 Bahwa TERGUGAT III di dalam jawabannya menyatakan bila antara somasi I
dan somasi II harus diberikan tenggang waktu selama 30 hari.
4.3.3 Bahwa jawaban tersebut sangatlah tidak benar dan tidak jelas. Dalam hal
ini PENGGUGAT sudah memberikan tenggang waktu yang cukup toleran
kepada TERGUGAT III, yaitu selama 7 hari. Dimana Somasi I diberikan pada
tanggal 17 januari 1997 dan Somasi II diberikan pada tanggal 24 januari
1997. Hal tersebut dilakukan karena mengingat bahwa
sebelum PENGGUGAT memberikan 2 (dua) somasi
pada TERGUGAT, TERGUGAT sudah pernah mendapatkan dua kali somasi
dari Ayah PENGGUGATyaitu Bapak Nurdin S. Top dengan jangka waktu 70
hari. Dimana somasi I diberikan pada tanggal 5 Januari 1964 dan Somasi II
diberikan pada tanggal 10 Maret 1964, bukan 30 hari seperti yang didalilkan
oleh TERGUGAT. Jadi, TERGUGAT lah yang sebenarnya tidak cermat
dalam menafsirkan somasi tersebut.
4.4 TERGUGAT IV dalam Jawabannya pada halaman 2 angka 2 pada pokoknya
menyatakan bahwa gugatan PARA PENGGUGATtidak jelas.
4.4.1 Bahwa pernyataan yang demikian menunjukkan bahwaTERGUGAT IV tidak
memahami Perbuatan Melawan Hukum (PMH) yang didalilkan oleh PARA
PENGGUGAT.
4.4.2 Bahwa PARA PENGGUGAT telah menjelaskan gugatan ditujukan
kepada TERGUGAT IV karena adanya tindakanTERGUGAT IV yang
merugikan PARA PENGGUGATsebagaimana dijelaskan dalam gugatan.
4.4.3 Bahwa gugatan PARA PENGGUGAT telah merumuskan perbuatan yang
dilakukan oleh PARA TERGUGAT yang salah satunya adalah
pihak TERGUGAT IV serta dalam gugatan telah digambarkan adanya kerja
sama antara pihak TERGUGAT I, TERGUGAT II, TERGUGAT III,
TERGUGAT IV, TERGUGAT V, TERGUGAT VI untuk menguasai tanah
seluas ± 850 meter2 (delapan ratus lima puluh meter persegi) atas nama
pemilik Bapak Nurdin S. Top yang merupakan Pewaris
dari PARA PENGGUGAT.
4.4.4 Bahwa gugatan PARA PENGGUGAT juga telah mengkaitkan dengan fakta-
fakta yang sebenarnya terjadi dalam lapangan dan menuliskan apa adanya,
tidak dilebih-lebihkan maupun tidak dikurang-kurangi.
4.4.5 Bahwa berdasarkan Surat Jawaban TERGUGAT IV pada halaman 2 – 3 angka
2 huruf b dinyatakan:
Para Penggugat tidak memberikan Akta Peralihan Hak atas
Tanah yang diwariskan kepada Para Penggugat, padahal Akta
tersebut diwajibkan untuk dibuat oleh Para Penggugat yang
mengklaim sebagai ahli waris yang mempunyai hak atas tanah
tersebut, seperti yang dinyatakan oleh Pasal 19 jo. Pasal
20 ayat (1) PP No. 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah.
4.4.6 Bahwa dari perumusan dalil dari TERGUGAT IV terkesan kacau, karena
bagaimana mungkin PARA PENGGUGATdapat memberikan Akta Peralihan
Hak atas Tanah untuk diwariskan kepada PARA PENGGUGAT pula. Hal ini
lagi-lagi mengindikasikan bahwa TERGUGAT IV ingin mengelabui Majelis
Hakim.
4.4.7 Bahwa adapun Akta Peralihan Hak atas Tanah telah dibuat (vide Bukti P-15)
sesuai dengan Surat Wasiat atas nama Bapak Nurdin S. Top yang secara
sah terbuka pada tanggal 25 Desember 1997 (vide Bukti P-1 Akta
Penetapan dan Pembagian Warisan Nomor: 116/APW/1963/PA.JAK-PUS
tanggal 17-8-1997).
4.4.8 Bahwa Jawaban yang dibuat oleh TERGUGAT IV tidak konsisten
sehingga alasan/dalil Tergugat tersebut mengada-ada dan tidak berdasar.
4.4.9 Bahwa dengan demikian gugatan PARA PENGGUGATsudah jelas dan tidak
kabur (obscuur libel).
4.4.10 Bahwa dengan demikian gugatan PARA PENGGUGATsudah benar dan
Jawaban dalam Eksepsi dari TERGUGAT IV haruslah DITOLAK.
4.5 TERGUGAT V dalam Jawabannya pada halaman 2 angka 2 pada pokoknya
menyatakan bahwa gugatan PARA PENGGUGATtidak jelas.
4.5.1 Bahwa pernyataan yang demikian menunjukkan bahwaTERGUGAT V tidak
memahami Perbuatan Melawan Hukum (PMH) yang didalilkan oleh PARA
PENGGUGAT.
4.5.2 Bahwa TERGUGAT V sebenarnya tidak memahami apa yang dimaksud
dengan gugatan Obscuur Libel.
4.5.3 Bahwa gugatan PARA PENGGUGAT telah merumuskan perbuatan yang
dilakukan oleh PARA TERGUGAT yang salah satunya adalah
pihak TERGUGAT V.
4.5.4 Bahwa gugatan PARA PENGGUGAT juga telah mengkaitkan dengan fakta-
fakta yang sebenarnya terjadi dalam lapangan dengan pasal-pasal yang ada
dan menuliskan apa adanya, tidak dilebih-lebihkan maupun tidak dikurang-
kurangi. Sehingga wajar apabila PENGGUGAT meminta ganti rugi.
4.5.5 Bahwa keuntungan yang bisa didapat apabila TERGUGAT Vtidak berada di
tanah tersebut maka PARA PENGGUGATbisa mendapatkan keuntungan,
seperti penawaran yanglebih tinggi terhadap tanah tersebut, tidak ada
pengeluaran biaya untuk mengirisi perkara yang terjadi, bisa memperoleh
prospek yang lebih tinggi dari tanah tersebut.
4.5.6 Bahwa TERGUGAT V hanya menuntut kerugian yang semata-mata mengenai
keutungan yang hilang saja.
4.6 TERGUGAT VI dalam Jawabannya pada halaman 2 angka 2 pada pokoknya
menyatakan bahwa gugatan PARA PENGGUGATtidak jelas.
4.6.1 Bahwa gugatan yang diajukan oleh PARA PENGGUGATsudah jelas karena
seluruh dalil yang ingin diajukan PARA PENGGUGAT telah disebutkan
secara eksplisit dalam gugatan.
4.6.2 Bahwa penggunaan tanah yang dilakukan oleh TERGUGAT
VI menyebabkan PARA PENGGUGAT tidak dapat mengambil manfaatkan
atas tanah tersebut untuk mendirikan ruko untuk menjalankan usahanya,
sehingga menyebabkan kerugian baik material maupun immaterial yang
jumlahnya terlampau besar. Beradasarkan hal tersebutlah maka, PARA
PENGGUGAT mengajukan gugatan ganti rugi.
4.6.3 Bahwa gugatan penggugat mengenai pembayaran ganti rugi sebagai uang
paksa (dwangsom) tiap bulannya setidaklah mengada-ada mengingat
kerugian materiil dan immateriil yang telah diterima PENGGUGAT, hal
tersebut dilakukan demi mengantisipasi diperlambatnya penyelesaian
proses pembayaran ganti rugi oleh PARA TERGUGAT.
DALAM POKOK PERKARA (TERHADAP JAWABAN TERGUGAT)
5 Bahwa PENGGUGAT mohon apa yang diuraikan di atas termasuk pula dalam bagian ini.
6 Bahwa PENGGUGAT menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil yang dikemukakan
oleh PARA TERGUGAT kecuali yang dikemukakan secara tegas dan nyata
diakui oleh PENGGUGAT.
6.1 TERGUGAT I menyatakan :
6.1.1 Bahwa berdasarkan Surat Jawaban TERGUGAT I halaman 2 angka 2
menyatakan
Bahwa memang benar semenjak tahun 1963,TERGUGAT I
menempati tanah kosong yang terletak di Jalan Jendral
Sudirman No. 1, Jakarta Pusat. TERGUGAT I telah
sebelumnya mengobservasi bahwa tanah tersebut selama 5
tahun terakhir semenjak tahun 1958 tidak pernah
diberdayakan oleh seorang pun (Saksi TI-1 dan Saksi
TI-2). Terlebih lagi tanah kosong tersebut tidak
dipagari dan tidak ada suatu keterangan apapun (papan
pemberitahuan) mengenai siapa pemilik tanah tersebut.
6.1.1.1 Bahwa jawaban TERGUGAT I yang menyatakan telah melakukan
observasi hanya mendasarkan observasi tersebut pada keterangan
saksi adalah suatu hal yang keliru. Dimana apabila TERGUGAT
I hendak melakukan observasi untuk mengetahui kepemilikan tanah
tersebut, observasi tersebut seharusnya dilakukan pada Kantor
Pendaftaran Tanah bukan hanya didasarkan pada keterangan para
saksi.
6.1.1.2 Bahwa jawaban TERGUGAT I yang menyatakan telah melakukan
observasi hanya mendasarkan observasi tersebut pada keterangan
saksi adalah suatu hal yang keliru. Dimana apabila TERGUGAT
I hendak melakukan observasi untuk mengetahui kepemilikan tanah
tersebut, observasi tersebut seharusnya dilakukan pada Kantor
Pendaftaran Tanah bukan hanya didasarkan pada keterangan para
saksi.
6.1.1.3 Bahwa jawaban TERGUGAT I yang menyatakan tanah tersebut tidak
pernah diberdayakan oleh siapapun sejak tahun 1958 adalah tidak
benar. SebabPENGGUGAT telah menanami tanah tersebut dengan
tanaman singkong, pisang, jagung, dan sayur sawi.
Namun TERGUGAT I justru melakukan pengrusakan terhadap
tanaman-tanaman tersebut dan menempati tanah tersebut.
6.1.1.4 Bahwa jawaban TERGUGAT I yang menyatakan tanah tersebut tidak
pernah diberdayakan oleh siapapun sejak tahun 1958 adalah tidak
benar. SebabPENGGUGAT telah menanami tanah tersebut dengan
tanaman rambutan, mangga, dan kelapa. NamunTERGUGAT I justru
melakukan pengrusakan terhadap tanaman-tanaman tersebut dan
menempati tanah tersebut.
6.1.2 Berdasarkan surat jawaban TERGUGAT I halaman 3 angka 3 menyatakan :
Bahwa sebelum tanggal 28 Desember 1963, enam
bulan sebelumnya pada tanggal 6 Juni 1963,
TERGUGAT I telah mengusahakan sebuah ladang di
atas tanah tersebut. Dalam kurun waktu tersebut,
tidak ada seorang pun yang melakukan protes
hingga akhirnya TERGUGAT I memutuskan untuk
mendirikan rumah di atas tanah tersebut.
6.1.2.1 Bahwa jawaban TERGUGAT I yang menyatakan enam bulan sebelum
tanggal 28 Desember 1963, yaitu pada tanggal 6 Juni
1963, TERGUGAT I telah mengusahakan sebuah ladang di atas tanah
tersebut dan tidak ada seorang pun yang melakukan protes
adalah tidak benar. PENGGUGAT telah memberikansurat peringatan
berkali-kali pada TERGUGAT I, yaitu pada tanggal 5 Januari 1964 dan
pada tanggal 10 Maret 1964. Namun peringatan-peringatan tersebut
nyatanya tidak dipedulikan oleh TERGUGAT I.
6.1.2.2 Bahwa pada tanggal 12 Maret 1964 PENGGUGATjuga telah melapor
kepada Kepolisian Resort (Polres) Jakarta Pusat (vide Bukti P-7)untuk
mendapatkan perlindungan hukum atas tanah tanah tersebut. Dan
pada tanggal 13 April 1964, sesuai dengan surat perintah pengosongan
tanah No. 1364/IV/1964 Polres Jakarta Pusat (vide Bukti P-8) telah
mengadakan pengamanan terhadap tanah aquo dengan cara
membantu mengosongkan tanah milik PENGGUGATyang telah di
duduki oleh TERGUGAT I.
6.1.2.3 Bahwa setelah diadakan pengosongan oleh Polres Jakarta
Pusat, TERGUGAT I sempat tidak menempati tanah tersebut. Namun
pada tanggal 28 November 1968,TERGUGAT I kembali menempati
tanah tersebut serta merusak tanaman-tanaman dan pagar yang telah
didirikan oleh PENGGUGAT. TERGUGAT Ikembali menempati tanah
tersebut dan mendirikan bangunan di atas tanah tersebut. Dimana
setelah diketahui bangunan tersebut ternyata digunakan sebagai
tempat perjudian. Yang mana sebenarnya hal tersebut sangat
bertentangan dengan norma-norma kesusilaan yang ada serta dilarang
oleh undang-undang. TERGUGAT I yang justru memanfaatkan tanah
tersebut semata-mata untuk kepentingan pribadinya bahkan melanggar
fungsi sosial seperti yang diatur dalam pasal 6 Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
Agraria.
6.1.3 TERGUGAT I menyatakan tidak merespon somasi-
somasiPENGGUGAT tertanggal 5 Januari 1964 dan 10 Maret 1964 adalah
karena TERGUGAT I buta huruf dan tidak mengerti isi dari somasi-somasi
tersebut.
6.1.3.1 Bahwa TERGUGAT I memang tidak pernah memiliki itikad baik
terhadap PENGGUGAT karena dalam hal ini TERGUGAT I sama sekali
tidak pernah menanyakan maksud dari isi surat tersebut
padaPENGGUGAT. Apabila TERGUGAT I memiliki itikad baik,
seharusnya TERGUGAT I menanyakan maksud dari isi surat tersebut
pada PENGGGUGAT. Namun nyatanya hal tersebut tidak dilakukan
olehTERGUGAT I. Dimana Bapak Nurdin S Top sendiri telah
memberikan tiga kali peringatan padaTERGUGAT I.
6.1.3.2 Bahwa Polres Jakarta Pusat pun pada tanggal 13 April 1964 telah
memerintahkan TERGUGAT I untuk meninggalkan tanah tersebut.
Namun TERGUGAT Ikembali menempati tanah aquo pada tanggal 26
November 1964. Dalam hal ini TERGUGAT I memang secara nyata
tidak memiliki itikad baik padaPENGGUGAT dalam menempati tanah
aquo karenaTERGUGAT I bahkan tidak mempedulikan surat perintah
dari Kepolisian Resort Jakarta Pusat yang memerintahkan TERGUGAT
I mengosongkan tanah aquo.
6.1.3.3 Bahwa jawaban TERGUGAT I yang mengatakan tidak pernah
melakukan penyerangan pada PENGGUGATadalah tidak benar.
Penyerangan tersebut memang pernah dilakukan oleh TERGUGAT
I dan mengatakan bahwa tanah tersebut merupakan tanah
milikTERGUGAT I.(vide Saksi P-1)
6.1.4 TERGUGAT I menyatakan PENGGUGAT bersama dengan Polres Jakarta
Pusat telah melakukan pengusiran dan penganiayaan terhadap TERGUGAT
I adalah tidak benar.
6.1.4.1 PENGGUGAT memang telah meminta bantuan Polres Jakarta Pusat
untuk membantu mengosongkan tanah aquo dari TERGUGAT I dengan
melapor pada Polres Jakarta Pusat tanggal 12 Maret 1964.
6.1.4.2 Bahwa PENGGUGAT maupun Polres Jakarta Pusat sama sekali tidak
melakukan penganiayaan kepadaTERGUGAT I. Dalam hal ini
pengosongan yang dilakukan pada TERGUGAT I oleh Polres Jakarta
Pusat bersama dengan PENGGUGAT ketika itu pun disaksikan oleh
banyak penduduk sekitar (vide Saksi P-1 dan Saksi P-2).
6.1.5 Berdasarkan surat jawaban halaman 3 angka 7, TERGUGATI menyatakan :
Bahwa tanah yang menjadi objek sengketa dalam kasus
ini sudah lama dibiarkan tak terurus yaitu semenjak
tahun 1958 sampai dengan tahun 1963 oleh pemiliknya,
Bpk. Nurdin S. Top. Kemudian pada saat tahun 1964
(setelah terjadi pengusiran) sampai pada akhirnya
ditempati kembali oleh TERGUGAT I pada tahun 1968
hingga saat ini.
6.1.5.1 Bahwa TERGUGAT I dalam hal ini tidak cermat dan tidak teliti dalam
membaca gugatan yang disampaikan oleh PENGGUGAT. Dimana
jawabanTERGUGAT I yang menyatakan tanah tersebut tidak terurus
semenjak tahun 1958 hingga 1963 adalah tidak tepat.
6.1.5.2 Bahwa sebelum PENGGUGAT memiliki Sertipikat Hak Milik (SHM) No.
52 Tahun 1961, yaitu sebelum tahun 1961, tanah tersebut merupakan
tanah adat. Sehingga yang menguasai tanah tersebut
bukanlahPENGGUGAT, melainkan Tuan Tommi Trihatmojo
berdasarkan hak milik adat.
6.1.5.3 Bahwa TERGUGAT I tidak dapat menjadikan hal ini sebagai dasar
ditelantarkannya tanah olehPENGGUGAT seperti yang ditulis di dalam
surat jawaban. Hal tersebut dikarenakan sebelum tahun 1961, tanah
tersebut belum menjadi milikPENGGUGAT.
6.1.5.4 Bahwa TERGUGAT I dalam hal ini tampak kurang memahami prinsip-
prinsip pemilikan tanah. Dimana berdasarkan pasal 6 Undang-
undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
Agraria, tanah memanglah berfungsi sosial. Namun tidak serta merta
tanah yang tidak digunakan lantas dapat disebut sebagai tanah yang
ditelantarkan. Dalam hal terdapat tanah yang ditelantarkan, maka
haruslah didahului oleh adanya suatu surat penetapan dari pejabat
berwenang pada pemilik tanah yang menyatakan bahwa tanah tersebut
kembali pada negara/menjadi tanah negara karena telah ditelantarkan
oleh pemiliknya. Dimana surat penetapan tersebut juga harus didahului
oleh adanya peringatan-peringatan baik secara lisan maupun tertulis
dari pejabat yang berwenang yang menyatakan tanah tersebut akan
kembali pada negara karena telah ditelantarkan.
6.1.5.5 Bahwa dalam hal ini PENGGUGAT sama sekali tidak pernah menerima
peringatan-peringatan baik secara lisan maupun tertulis dari pejabat
berwenang yang mneyatakan tanah tersebut akan jatuh pada negara
karena PENGGUGAT telah menelantarkannnya.PENGGUGAT juga
tidak pernah menerima adanya surat penetapan dari pejabat
berwenang yang menyatakan bahwa PENGGUGAT telah
menelantarkan tanah tersebut dan tanah tersebut kemudian jatuh pada
negara.
6.1.5.6 Bahwa menurut Prof. Boedi Harsono dalam bukunya yang
berjudul Hukum Agraria Indonesia, tanah yang dibiarkan kosong tidak
serta merta dapat dikatakan telah ditelantarkan. Sebab dikatakan
bahwa seringkali untuk mengembalikan atau mempertahankan
kesuburan tanah, pengusahanya perlu menyelenggarakan apa yang
disebut dengan sistem “rotasi”. Dimana sistem rotasi tersebut
dilaksanakan dengan membiarkan tanah dalam keadaan kosong untuk
mengembalikan atau mempertahankan kesuburan tanah. Oleh sebab
itu sangatlah kurang tepat jika TERGUGAT I,
menyatakan PENGGUGATtelah menelantarkan tanah karena
membiarkan tanah tersebut dalam keadaan kosong.
6.1.5.7 Bahwa kepemilikan tanah dalam Undang-undang Pokok Agraria itu
sendiri menganut suatu asas yang dikenal dengan ”komunalistik
religius”. Asas ini mengakui hak kepemilikan tanah sebagai fungsi
sosial, namun tetap harus memperhatikan kepentingan pribadi. Dalam
hal ini, PENGGUGATtidak segera membangun di atas tanah tersebut
karena kondisi keuangan PENGGUGAT saat itu masih belum cukup
untuk mendirikan sebuah bangunan. Oleh sebab itu TERGUGAT I tidak
dapat langsung mengatakan bahwa tanah tersebut telah ditelantarkan
oleh PENGGUGAT dan secara serta merta tanah tersebut jatuh pada
negara. Dalam hal ini kepentingan PENGGUGAT sebagai pemilik sah
tanah tersebut tetaplah harus dipertimbangkan.
6.1.5.8 Bahwa PENGGUGAT tidak lantas membiarkan lahan tersebut kosong
begitu saja. PENGGUGAT mengajak beberapa orang penduduk sekitar
untuk menanami tanah tersebut dengan berbagai tanaman.
DimanaPENGGUGAT melakukan hal tersebut sembari menunggu
uang PENGGUGAT cukup untuk mendirikan rumah di atas tanah
seluas 850 meter persegi.
6.1.6 TERGUGAT I menyatakan PENGGUGAT telah melanggar fungsi sosial.
6.1.6.1 Bahwa dalam hal ini TERGUGAT I yang justru telahmelanggar fungsi
sosial tanah itu sendiri. Hal tersebut terbukti dengan
tindakan TERGUGAT I yang mendirikan bangunan di atas tanah
tersebut dan menjadikan bangunan tersebut sebagai tempat bisnis
perjudian. Dimana perjudian merupakan kegiatan yang bertentangan
dengan norma-norma dan hukum positif di Indonesia serta telah
meresahkan masyarakat sekitar.
6.1.6.2 Bahwa penguasaan tanah oleh TERGUGAT I pada tanggal 28
Desember 1964 dan penguasaan kembali oleh TERGUGAT I pada
tanggal 26 November 1968tidak dapat dijustifikasi. Hal tersebut
karenaPENGGUGAT masih menjadi pemilik sah atas tanah
tersebut. PENGGUGAT tidak pernah menerima surat penetapan
apapun dari pejabat berwenang yang menyatakan PENGGUGAT telah
menelantarkan tanah tersebut, dan tanah tersebut jatuh kembali
negara. Oleh sebab itu perbuatan TERGUGAT I yang menguasai tanah
tanpa adanya izin dari pemilik tanah atau kuasanya merupakan suatu
perbuatan yang bertentangan dengan hukum dan karena itu tidak dapat
dijustifikasi. Dalam hal ini perbuatanTERGUGAT-lah yang justru telah
melawan hukum, karena bertentangan dengan hukum positif, yaitu
Undang-undang Nomor 51 PRP Tahun 1960.
6.1.6.3 Bahwa penjelasan Pasal 32 ayat (2) paragraf 4 dan 5 Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 1997 merujuk pada apabila pemilik tanah
benar-banar sama sekali tidak mengerjakan tanahnya, adanya itikad
baik dari si pengelola tanah, dan dikeluarkannya surat penetapan dari
pejabat berwenang yang mencabut kepemilikan atas tanah tersebut.
Dimana ketiga hal tersebut tidak terpenuhi oleh TERGUGATI I, yaitu :
Pemilik tanah benar-benar sama sekali tidak mengerjakan tanahnya
Adanya itikad baik dari pengelola tanah
Menurut Prof. Ny. Hj. Frieda Husni Hasbullah SH.,
MH., suatu itikad baik dapat dibuktikan apabila selama
pengelolaan tanah tersebut si pengelola tanah tidak pernah
mendapatkan teguran baik secara lisan maupun tulisan yang
dapat mengganggu penguasaannya atas tanah tersebut.
Dalam hal ini itikad baik tidak terpenuhi pada TERGUGAT I,
karena TERGUGAT I telah mendapat peringatan/ somasi
sebanyak tiga kali, yaitu pada tanggal 5 Januari 1964, 10
Maret 1964, serta 17 Desember 1968. TERGUGAT Ibahkan
pernah mendapatkan tindakan langsung dari Kepolisian
Resort Jakarta Pusat agar meninggalkan tanah tersebut.
Selain itu itikad baik juga tidak terpenuhi oleh TERGUGAT I,
karena ternyata tanah tersebut digunakan untuk mendirikan
bangunan yang kemudian dijadikan sebagai tempat untuk
melakukan bisnis perjudian
Adanya surat penetapan dari pejabat berwenang yang
mencabut kepemilikan tanah PENGGUGAT
Surat penetapan dari pejabat berwenang adalah surat
penetapan yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan
Nasional (BPN) yang menyatakan
bahwa PENGGUGATtelah menelantarkan tanah tersebut
dan karenanya hak kepemilikan PENGGUGAT atas tanah
tersebut menjadi hapus. Dimana surat ini didahului oleh
peringatan-peringatan baik secara lisan ataupun tertulis dari
Badan Pertanahan Nasional pada PENGGUGAT. Dimana
dalam hal ini PENGGUGAT sama sekali tidak
pernah menerima peringatan ataupun surat penetapan yang
menyatakan bahwa dirinya telah menelantarkan tanah
tersebut dan karenanya hak
kepemilikan PENGGUGATmenjadi hapus
6.1.7 Berdasarkan surat jawaban halaman 4 angka 11,TERGUGAT I menyatakan :
Bahwa keinginan untuk tidak menyelesaikan perkara
ini secara tuntas datang dari pihak Alm. Bpk.
Nurdin S. Top itu sendiri. Selama ± 20 tahun
semenjak tahun 1968 sampai pada perkara ini
diperkarakan, Alm. Bpk. Nurdin S. Top tidak
pernah mengusik keberadaan TERGUGAT I. Alm. Bpk.
Nurdin S. Top membiarkan tanah tersebut untuk
diusahakan oleh TERGUGAT I. Oleh karena hal ini,
hilanglah hak PARA PENGGUGAT untuk menuntut
kembali tanah yang menjadi objek perkara dalam
kasus ini.
6.1.7.1 Bahwa PENGGUGAT telah memiliki niat untuk menyelesaikan masalah
ini dari awal, yaitu semenjak TERGUGAT I menempati tanah tersebut.
Namun niat itu tidak dapat terlaksana karena adanya itikad buruk dari
TERGUGAT I untuk menguasai tanah tersebut. Niat itu telah
dilaksanakan PENGGUGAT dengan mengirimkan somasi sebanyak 3
kali dan meminta bantuan pihak Kepolisian Resort Jakarta Pusat dalam
kurun waktu 20 tahun tersebut. Sehingga TERGUGAT I tidak dapat
mengatakan bahwa PENGGUGAT telah kehilangan haknya karena
tidak mengusik keberadaan TERGUGAT I selama kurun waktu 20
tahun tersebut.
6.1.8 Berdasarkan surat jawaban halaman 4 angka 12,TERGUGAT I menyatakan :
Bahwa tuntutan ganti rugi yang dilayangkan oleh
PENGGUGAT akibat perbuatan melawan hukum
berdasarkan pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (“KUHPer”) adalah tidak pada
tempatnya. TERGUGAT I tidak memiliki suatu
kewajiban untuk melakukan ganti rugi sepeser pun
kepada PENGGUGAT. Kewajiban melakukan penggantian
kerugian menurut pasal 1365 KUHPer muncul apabila
ada “perbuatan yang melanggar hukum dan membawa
kerugian kepada orang lain…” Sedangkan dalam
kasus ini, tidak satupun perbuatan TERGUGAT I
yang melanggar ketentuan hukum dan merugikan
PENGGUGAT.Bahkan seperti telah dijelaskan diatas
bahwa TERGUGAT I adalah tergugat yang beritikad
baik dengan mengelola dan mengusahakan tanah aquo
sehingga tanah tersebut mempunyai fungsi sosial.
6.1.8.1Bahwa tuntutan ganti rugi yang dilayangkan oleh PENGGUGAT akibat
perbuatan melawan hukum berdasarkan pasal 1365 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (“KUHPer”) adalah tidak pada
tempatnya. TERGUGAT I tidak memiliki suatu kewajiban untuk
melakukan ganti rugi sepeser pun kepada PENGGUGAT. Kewajiban
melakukan penggantian kerugian menurut pasal 1365 KUHPer muncul
apabila ada “perbuatan yang melanggar hukum dan membawa
kerugian kepada orang lain…” Sedangkan dalam kasus ini, tidak
satupun perbuatan TERGUGAT I yang melanggar ketentuan hukum
dan merugikan PENGGUGAT.Bahkan seperti telah dijelaskan diatas
bahwa TERGUGAT I adalah tergugat yang beritikad baik dengan
mengelola dan mengusahakan tanah aquo sehingga tanah tersebut
mempunyai fungsi sosial.
6.1.8.2 Bahwa jawaban TERGUGAT I yang menyatakan ganti rugi yang
diajukan oleh PENGGUGAT berdasarkan pasal 1365 HUKPerdata tidak
pada tempatnya adalah tidak benar. Dalam kasus ini telah nyata bahwa
tindakan yang dilakukan oleh TERGUGAT I dengan menguasai tanah
tersebut tanpa seizin Bapak Nurdin S Top selaku pemilik tanah yang
sah, merupakan suatu tindakan yang melawan hukum dan melanggar
ketentuan hukum positif, yaitu Undang-undang Nomor 51 PRP Tahun
1960. TERGUGAT I juga tidak mematuhi Kepolisian Resort Jakarta
Pusat dengan kembali menempati tanah milik Bapak Nurdin S Top
tanpa adanya alas hak yang sah. Perbuatan-perbuatan TERGUGAT I
tersebut juga telah melanggar kepatuhan, ketertiban, dan kehati-hatian
sehingga dapat diajdikan dasar tuntutan ganti rugi berdasarkan pasal
1365 KUHPerdata.
6.1.9 Berdasarkan surat jawaban halaman 4 angka 12,TERGUGAT I menyatakan :
Bahwa permohonan PENGGUGAT untuk meletakkan sita
jaminan(conservatoir beslag) adalah tidak
beralasan. Sita jaminan, menurut pasal 227 HIR,
dapat dilakukan apabila “ada persangkaan yang
beralasan bahwa si berhutang…mencari akal akan
menggelapkan atau membawa barangnya…dengan
maksud menjauhkan barang itu dari penagih
utang…”Dalam kasus ini, TERGUGAT I tidak
berhutang terhadap siapapun. Selain itu, tidak
mungkin bagi TERGUGAT I untuk menjual rumah
kediaman satu-satunya.
6.1.9.1 Bahwa jawaban TERGUGAT I yang menyatakan sita jaminan tidak
dapat dilakukan karena TERGUGAT I tidak berhutang terhadap
siapapun dan tidak mungkin bagi TERGUGAT I untuk menjual rumah
kediaman satu-satunya adalah tidak benar. Dalam hal ini PENGGUGAT
memohon pada Majelis Hakim untuk tetap dilaksanakannya sita
jaminan untuk mencegah TERGUGAT I menghindar dari tanggung
jawab gugatan ini. Dalam penjelasan pasal 227 HIR juga disebutkan
apabila pihak yang berkepentingan dan memiliki hak atas suatu benda
yang dipersengketakan dapat mengajukan permohonan pada Majelis
Hakim agar dilaksanakan penyitaan terhadap benda tersebut.
6.1.9.2 Bahwa jawaban TERGUGAT I yang menyatakan sita jaminan tidak
dapat dilaksanakan karena TERGUGAT I tidak berhutang pada
siapapun adalah tidak tepat. Karena sita jaminan tidak hanya dapat
dilaksanakan pada sengketa hutang-piutang dan apabila TERGUGAT I
memiliki hutang, namun sita jaminan juga dapat dilaksanakan pada
sengketa milik dan ganti-rugi.
6.2 TERGUGAT II menyatakan
6.2.1 Bahwa PENGGUGAT mohon apa yang diuraikan diatas termasuk pula dalam
bagian ini.
6.2.2 Bahwa PENGGUGAT menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil yang
dikemukakan tergugat kecuali secara tegas dan nyata diakui
oleh PENGGUGAT.
6.2.3 TERGUGATII dalam jawabannya menyatakan bila Bapak Nurdin S. Top tidak
pernah memberitahukan kapadaPARA PENGGUGAT selaku ahli warisnya
(vide bukti P-1)mengenai adanya perjanjian sewa menyewa antara Bapak
Nurdin S. Top dengan TERGUGAT II.
6.2.3.1 Bahwa Bahwa dalam hal ini, maka dapat dipersangkakan adanya
itikad buruk dariTERGUGAT II dengan memberikan informasi
palsuyang secara nyata-nyata dan jelas-jelas tidak pernahdilakukan
oleh Nurdin S. Top dengan TERGUGAT II.
6.2.3.2 Bahwa berdasarkan pasal 1365 BW, disebutkan bahwa tiap perbuatan
melanggar hukum yang membawa kerugian kepada seorang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,
mengganti kierugian tersebut.
6.2.3.3 Bahwa dalam pasal 1449 BW disebutkan bahwa perikatan-perikatan
yang dibuat dengan paksaan, kekhilafan atau penipuan, menerbitkan
suatu tuntutan untuk membatalkannya.
6.2.3.4 Bahwa dalam pasal 1456 BW disebutkan tuntutan untuk pernyataan
batal gugur, jika orang belum dewasa, orang yang ditaruh dibawah
pengampuan, perempuan yang bersuami yang bertindak tanpa bantuan
suaminya, atau orang yang dapat memajukan adanya paksaan,
kekhilafan, atau penipuan secara tegas atau secara diam-diamtelah
menguatkan perikatannya setelah ia menjadi dewasa, setelah
penghapusan penghapusan pengampuannya, setelah pembubaran
perkawinannya setelah paksaan berhenti atau stelah diketahuinya
tentang adanya kekhilafan atau penipuan.
6.2.3.5 Bahwa dengan adanya hal tersebut, yang dapat dipersangkakan
bahwa TERGUGAT II Telah melakukan suatu tindakan penipuan, dan
dapat dikenai dengan ketentuan pidana.
6.2.4 Bahwa jawaban TERGUGAT II mengenai somasi I (satu)adalah mengada-
ada.
6.2.4.1 Jawaban TERGUGAT II adalah mengada-ada karenaTERGUGAT
II sama sekali tidak mengindahkan isi somasi tersebut dengan tidak
segera pergi dari tanah milik Bapak Nurdin S. Top dan justru
membangun bangunan sebagai rumah tinggal.
6.2.5 Bahwa jawaban TERGUGAT II mengenai somasi II (dua) adalah mengada-
ada.
6.2.5.1 Jawaban tergugat yang menyatakan tidak menerima somasi 2 (dua)
karena TERGUGAT II sedang pergimenjalankan tugas ke luar kota
selama 3 (tiga) bulan, terhitung sejak tanggal 10 Februari 1964 sampai
dengan tanggal 8 Maret 1964 adalah mengada-ada. Karena dalam
somasi tersebut secara jelas-jelasdituliskan bahwa TERGUGAT
II memiliki jangka waktu 2 (dua) bulan untuk segera meninggalkan
tanah tersebut.. Terhitung sejak tanggal 10 Maret 1964 sampai dengan
tanggal 10 April 1964.( Vide bukti P-6b)
6.2.5.2 Bahwa, alasan TERGUGAT II yang menyatakan bahwa lanjutan somasi
1 (satu) yang tidak diterima oleh TERGUGAT II karena sedang betugas
ke luar kota adalah mengada-ada dan tidak dapat dijadikan alasan,
karena pelaksanaan dan eksekusi dari somasi tesebut dapat
diwakilkan oleh keluarga dariTERGUGAT II.

6.2.6 Bahwa tidak benar PENGGUGAT telah menelantarkan tanah aquo sela 1964 -
1968.
6.2.6.1 Bahwa dari tahun 1964 sampai dengan tahun 1968 Bapak Nurdin S.
Top sedang melakukan perencanaan yang matang mengenai
pembangunan ruko untuk usaha yang akan dilakukannya atas tanah
tersebut. Sehingga Bapak Nurdin tidak dapat dikatakan sama sekali
telah menelantarkan tanah tersebut begitu saja.
6.2.6.2 Bahwa selain dari perencanaan pembangunan ruko, Bapak Nurdin
S.Top juga menanam tanaman musiman (kelapa, mangga dan
rambutan) di sebagian besar tanah miliknya tersebut. Dan secara
periodik tetap membersihkan tanah tersebut dari tumbuhnya
ilalang dan menyemai hasil dari tanaman musimam miliknya selama 2
kali dalam setahun.
6.2.6.3 Bahwa tidak diterimanya somasi 2 (dua) olehTERGUGAT
II dikarenakan identitas TERGUGAT IIyang penggugat dapatkan
bernama Jojon Kojonik yang bertempat tinggal di Jalan Sudirman No. 2,
Kecamatan Kebayoran Baru, Kelurahan Senayan, Jakarta Pusat
sudahlah benar, hal ini telah dikuatkan dari hasil pemantauan RT
setempat yaitu Tono Silalahi (vide Bukti P-13) serta data pada Kantor
Penduduk (vide Bukti P-14).
6.2.7 Jawaban TERGUGAT II atas ketidakberhakan PENGGUGATdalam somasi II
adalah mengada-ada.
6.2.7.1 PARA PENGGUGAT berhak mengajukan somasi, karena para
penggugat memiliki kepentingan hukum atas tanah tersebut. Hal ini
disebabkan PARA TERGUGAT adalah ahli waris dari bapak Nurdin S.
Top, berdasarkan akta penetapan waris (vide bukti P-1).
6.2.7.2 Bahwa berdasarkan Penjelasan Pasal 27 UUPA“tanah ditelantarkan
kalau dengan sengaja tidak dipergunakan sesuai dengan keadaannya
atau sifat dan tujuan daripada haknya” Penggugat tidak dengan
sengaja menlantarkan tanah tersebut, karena adanya keadaan force
majour dengan alasan sakit.
6.2.7.3 Bahwa berdasarkan Pasal 15 (2) PP No.36 tahun 1998 tentang
Penertiban dan Pendayagunaaan Tanah “kepada bekas pemegang
hak atau pihak yang sudah memperoleh dasar penguasaan atas tanah
yang kemudian dinyatakan sebagai tanah terlantar diberikan ganti rugi
sebesar harga perolehan yang berdasarkan bukti-bukti tertulis yang ada
telah dibayar oleh yang bersangkutan untuk memperoleh hak atau
dasar penguasaan atas tanah tersebut yang jumlahnya ditetapkan oleh
Menteri “
6.2.7.4 Bahwa dalam kasus ini, penggugat tidak menerima ganti rugi
apapun yang menunjukkan bahwa tanah tersebut telah menjadi milik
negara karena ditelantarkan.
6.2.7.5 Bahwa sampai dengan saat ini di Indonesia, tidak ada satu lembaga
pun yang berhak melakukan penetapan bahwa suatu tanah telah
ditelantarkan. Sehingga tanah milik Bapak Nurdin tidak dapat dikatakan
telah ditelantarkan.
6.2.7.6 Bahwa seperti yang telah didalilkan PENGGUGATdalam gugatannya,
sebelumnya pada tanggal 13 Juni 1962 terjadi pembebasan lahan atas
tanah milik Bapak Nurdin S. Top yang terletak di Jalan Sudirman
tersebut untuk pembangunan jalan umum sesuai dengan Keputusan
Presiden No. 52/VI/1962 seluas ± 150 meter2 (seratus lima puluh meter
persegi) (videBukti P-3), dimana tanah milik Bapak Nurdin S. Top
tersisa ± 850 meter2 (delapan ratus lima puluh meter persegi). Dimana
dengan kata lain, negara pun masih mengakui hak kepemilikan
tanah tersebut di tangan Bapak Nurdin S. Top.
6.2.7.7 Bahwa, jikapun PARA TERGUGAT II ingin menempati tanah tersebut
haruslah dengan prosedural yang tepat dan jelas dimata hukum.
Karena menurut hemat PENGGUGAT, PARA TERGUGAT langsung
menempati begitu saja tanah tersebut dengan itikad buruk.
6.2.8 Bahwa TERGUGAT II telah melakukan perbuatan melawan hukum.
6.2.8.1 Bahwa hal tersebut didasarkan karena penguasaan tanah aquo
milik PARA PENGGUGAT oleh PARA TERGUGAT dengan mengaku
sebagai pemilik tanah aquo tanpa pernah membeli tanah aquo
dari PARA PENGGUGAT.
6.2.8.2 Bahwa TERGUGAT II telah mendirikan bangunan di atas tanah
milik PARA PENGGUGAT tanpa sepengetahuan, tanpa hak dan
tanpa seizin Bapak Nurdin S. Top ataupun PARA PENGGUGAT.
6.2.8.3 Bahwa rumusan Pasal 6 UU No 5 Tahun 1960 tidak serta merta
memberikan hak milik yang menempati tanah milik orang lain menjadi
pemilik sesungguhnya. Tanah yang bersifat sosial itu digunakan untuk
kemakmuran rakyat, bukan untuk penyerobotan tanah sehingga satu
kesatuan dari itikad buruk TERGUGATII terlihat ketika musyawarah
yang diadakan oleh Bapak Nurdin S. Top tidak dihiraukan dan bahkan
menempati kembali tanah yang sudah di pagari selama jeda 4 (empat)
tahun, artinya TERGUGAT IIsudah memang mempunyai keinginan
untuk menempati dan memiliki tanah Bapak Nurdin S. Top.
6.2.9 Bahwa penggunaan PP No. 36 Tahun 1998 oleh TERGUGAT II sebagai dasar
hukum salah satu point dalam jawabannya tidaklah ada relevansinya
mengingat PP tersebut lahir di tahun 1998 dan ketentuannya tidak dapat
berlaku surut pada kasus ini.
6.2.9.1 Berdasarkan pada pasal 28i (1) Undang-Undang Dasar 1945,
disebutkan bahwa hak hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan
pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak
untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi
manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.
6.2.10 Bahwa bentuk Perbuatan Melawan Hukum (PMH) yang dilakukan
oleh TERGUGAT II telah dijelaskan oleh PARA PENGGUGAT dalam
gugatan PARA PENGGUGATtertanggal 12 Juni 1998 dan dengan ini
dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari REPLIK sekaligus untuk
menjawab jawaban TERGUGAT II.
6.3 TERGUGAT III menyatakan :
6.3.1 Bahwa PENGGUGAT mohon apa yang diuraikan di atas termasuk pula
dalam bagian ini.
6.3.2 Bahwa PENGGUGAT menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil yang
dikemukakan TERGUGAT III kecuali yang dikemukakan secara tegas
dan nyata diakui oleh PENGGUGAT.
6.3.3 PENGGUGAT menolak dengan tegas dalil yang
dinyatakanTERGUGAT III halaman 3 butir 3 :
Bahwa Tergugat III tidak mengetahui bahwa tanah
tersebut beralaskan hak, yaitu Hak Milik, yang
dimiliki oleh Bpk Nurdin S. Top. Hal ini
dikarenakan Tergugat III melihat bahwa tanah
tersebut dibiarkan kosong dan terlantar tanpa
adanya pengurusan dari Bpk Nurdin atas tanah
tersebut.

6.3.4 Bahwa dalil TERGUGAT III terkesan sangat tidak logis.Tergugat III tidak
mungkin tidak mengetahui bila tanah aquo adalah milik Bapak Nurdin S. Top.
6.3.4.1 Bahwa dengan dilakukannya somasi sebanyak dua kali oleh Bapak
Nurdin S. Top, sudah membuktikan kalau Bapak Nurdin S. Top memiliki
hubungan psikologis-emosional terhadap tanah tersebut yang lebih dari
hanya sekedar hubungan lugas yang memberi kewenangan memakai
suatu bidang tanah tertentu.
6.3.4.2 Bahwa hubungan emosional – psikologis Bapak Nurdin S. Top terhadap
tanah tersebut oleh UUPA diakomodir sebagai Hak Milik. Jauh sebelum
ada UUPA, hubungan emosional – psikologis terhadap suatu tanah
yang dihaki sudah dikenal oleh masyarakat pribumi Indonesia
sebagai handarbenitanah yang bersangkutan ( dirasakan tanah itu
sebagai kepunyaannya ).
6.3.4.3 Bahwa sebagai orang Indonesia asli ( pribumi ) yang sejak lahir tinggal
di Indonesia sudah semestinyaTERGUGAT III mengetahui tanah aquo
beralaskan hak, yaitu Hak Milik yang dimiliki oleh Bapak Nurdin S. Top.
6.3.5 Bahwa PENGGUGAT dengan tegas menolak dalil yang
dinyatakan TERGUGAT III dalam butir 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 11 yang pada
intinya menyatakan bahwaPENGGUGAT telah menelantarkan tanah tersebut
sehingga tanah tersebut tidak dapat berfungsi sosial. Oleh karena itu,
menurut TERGUGAT berdasarkan Pasal 27 UUPA, PENGGUGAT telah
kehilangan alas hak berupa Hak Milik karena telah menelantarkan tanah
tersebut sehinggan tidak berfungsi sosial.
6.3.5.1 Bahwa jawaban TERGUGAT III yang menyatkanPENGGUGAT telah
menelantarkan tanah sangatlah tidak benar. Karena pada
kenyataannya sampai perkara sengketa tanah ini diperkarakan di
Pengadilan, PENGGUGAT-lah yang membayar Pajak Bumi dan
Bangunan atas tanah tersebut.
6.3.5.2 Bahwa PENGGUGAT tidak dapat memelihara dan memanfaatkan
tanah aquo secara langsung karena selama ini penguasaan secara de
facto dilakukan olehTERGUGAT III. Dimana TERGUGAT III telah
menyerobot tanah aquo dengan menempatinya. Dimana Bapak Nurdin
S. TOP dan PARA PENGGUGAT-lah yang sebenarnya merupakan
pemegang Hak Milik yang sah terhadap tanah aquo.
6.3.5.3 Bahwa PENGGUGAT telah beriktikad baik dengan melakukan berbagai
upaya damai agar TERGUGAT III mau dengan suka rela menyadari
bahwaTERGUGAT III sama sekali tidak memilki hak atas tanah aquo
dan meninggalkan tanah yang bukan miliknya tersebut.
6.3.5.4 Bahwa TERGUGAT III sama sekali tidak memiliki iktikad baik terhadap
Bapak Nurdin S. Top. DimanaPENGGUGAT sama sekali tidak pernah
menanggapi somasi yang diberikan oleh PENGGUGAT.
6.3.6 Bahwa jawaban TERGUGAT III pada halaman 5 butir 12 adalah tidak benar.
6.3.6.1 Bahwa PENGGUGAT dapat memastikan bila dirinya hadir dalam
musyawarah tersebut. DimanPENGGUGAT dapat menghadirkan saksi
yaitu orang – orang yang hadir dalam musyawarah tersebut dan
menyaksikan bila pada saat musyawarah tersebut
berlangsung, PENGGUGAT hadir.
6.3.6.2 Bahwa PENGGUGAT sangat yakin bila TERGUGAT III dan istrinya
tidak hadir dalam musyawarah karenaPENGGUGAT tidak melihat
kehadiran TERGUGAT IIIdan istrinya pad musyawarah tersebut.
6.3.7 Bahwa TERGUGAT III pada halaman 6 butir 15 menyatakan bila alas hak guna
bangunan yang dimiliki oleh TERGUGAT III atas tanah tersebut merupakan
suatu kelalaian BPN dalam menyelidiki status Hak Milik tanah tersebut.
6.3.7.1 Bahwa karena hal tersebut, Hak Guna Bangunan yang dimiliki
oleh TERGUGAT III adalah tidak sah dan BPN juga harus
bertanggungjawab dalam penyelesaian sengketa ini.
6.4 TERGUGAT IV menyatakan :
6.4.1 Bahwa PENGGUGAT mohon apa yang diuraikan di atas termasuk pula
dalam bagian ini.
6.4.2 Bahwa PENGGUGAT menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil yang
dikemukakan TERGUGAT III kecuali yang dikemukakan secara tegas
dan nyata diakui oleh PENGGUGAT.
6.4.3 Bahwa berdasarkan Surat Jawaban TERGUGAT IV halaman 3 angka 3
menyatakan:
Bahwa Tergugat IV menolak dalil-dalil dari Para Penggugat
termasuk bukti-bukti yang didalilkan (vide P-1 sampai
dengan P-12) yang merupakan bukti-bukti sepihak yang
dikeluarkan oleh pihak Penggugat yang tidak memiliki dasar
hukum yang sah dan kuat yang dapat membuktikan dalil-dalil
dari Penggugat.
6.4.3.1 Bahwa perlu dijelaskan dalam hal ini PARA PENGGUGAT telah
melampirkan bukti-bukti yang otentik dan bukanlah bukti-bukti yang
sepihak (seperti apa yang dinyatakan oleh pihak TERGUGAT
IV),PARA PENGGUGAT mempunyai alat-alat bukti surat yang
dikeluarkan oleh pejabat berwenang secara sah dan kuat dalam
membuktikan dalil-dalilnya.
6.4.3.2 Bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 408
K/Sip/1970 tertanggal 5 Mei 1971 menyatakanapabila dalam buku
Letter C Desa ternyata bahwa orang yang tercantum di dalamnya, telah
membeli tanah yang bersangkutan dan disamping itu terdapat pula
keterangan pajak hasil bumi dari pada tanah tersebut atas nama orang
yang namanya tercantum dalam buku Letter C itu maka terbuktilah
dengan sah, bahwa orang tersebut adalah pemilik tanah yang
bersangkutan.
6.4.3.3 Bahwa sejalan dengan Yurisprudensi diatas, Yurisprudensi Mahkamah
Agung RI No. 219 K/Sip.1971 menyatakan hanya apabila orang yang
tercantum di dalam surat ketetapan pajak hasil bumi adalah sesuai
dengan nama yang tercantum di dalam buku Letter C, sedang di dalam
buku Letter C itu dengan jelas disebutkan sebab-sebab (rechtstitel)
perpindahan hak atas tanah yang bersangkutan dari orang namanya
sebelumnya tercantum di dalam buku Letter C itu dapat dinyatakan
sebagai pemilik.
6.4.3.4 Bahwa PARA PENGGUGAT telah salah satunya telah melampirkan
Sertipikat Hak Milik No. 52 Tahun 1961 serta Pajak Bumi dan
Bangunan dimana sebagai subjek pajaknya adalah Bapak Nurdin S.
Top yang telah beralih kepada PARA PENGGUGAT, maka dengan
demikian terbuktilah secara sah tanah aquoadalah milik PARA
PENGGUGAT.
6.4.3.5 Bahwa berdasarkan Pasal 155 HIR/PasaI 285 Rbg,daya bukti dari akta
otentik ialah daya bukti cukup antara para pihak, ahli waris mereka dan
semua orang yang memperoleh hak dari mereka dan akta otentik
merupakan suatu bukti yang mengikat dalam arti bahwa apa yang
ditulis dalam akta tersebut harus dipercaya oleh Hakim yaitu harus
dianggap sebagai benar selama ketidakbenarannya tidak dibuktikan
(merupakan alat bukti sempurna.
6.4.4 Mengenai perbuatan melawan hukum pihak TERGUGAT IV.
6.4.4.1 Perbuatan TERGUGAT IV Dilandasi Itikad Buruk
6.4.4.1.1 Bahwa berdasarkan Surat JawabanTERGUGAT IV halaman 3
angka 4 huruf a menyatakan “bahwa Tergugat IV berdasarkan
pada Itikad Baik memanfaatkan tanah” adalah tidak benar.
6.4.4.1.2 Bahwa TERGUGAT IV mengakui telah menggunakan tanah
yang dimiliki oleh Bapak Nurdin S. Top sebagai Pewaris
dariPARA PENGGUGAT di Jalan Sudirman Nomor 4,
Kecamatan Kebayoran Baru, Kelurahan Senayan, Jakarta
Pusat.
6.4.4.1.3 Bahwa perbuatan TERGUGAT IV dilandasi oleh Itikad
Buruk yang terbukti dari peringatan yang diberikan beberapa
kali oleh Bapak Nurdin S. Top dan PARA PENGGUGAT,
bahkan TERGUGAT IVmengakui tanah yang ditempatinya
adalah milik TERGUGAT IV sendiri.
6.4.4.1.4 Bahwa rumusan Pasal 6 UU No 5 Tahun 1960 tidak serta merta
memberikan hak milik yang menempati tanah milik orang lain
menjadi pemilik sesungguhnya. Tanah yang bersifat sosial itu
digunakan untuk kemakmuran rakyat, bukan untuk
penyerobotan tanah sehingga satu kesatuan dari itikad
burukTERGUGAT IV terlihat ketika musyawarah yang
diadakan oleh Bapak Nurdin S. Top tidak dihiraukan dan
bahkan menempati kembali tanah yang sudah di pagari
selama jeda 4 (empat) tahun, artinya TERGUGAT IVsudah
memang mempunyai keinginan untuk menempati dan memiliki
tanah Bapak Nurdin S. Top.
6.4.4.1.5 Bahwa dengan demikian perbuatanTERGUGAT IV memang
dilandasi oleh itikad yang buruk dan tidak dilandasi itikad baik
sebagaimana di dalilkan oleh TERGUGAT IVsendiri.
6.4.4.1.6 Bahwa dalil TERGUGAT IV pada halaman 4 paragraf 1 yang
menyatakan “Penggugat tidak mengurus dan menguasai
tanah tersebut secara efektif sejak tahun 1968”adalah tidak
benar.
6.4.4.1.7 Bahwa kepemilikan atas tanah aquodidasarkan atas bukti Surat
Keterangan Penggarapan Tanah tanggal 1 Januari 1962
(vide bukti P-16), bahwa secara phisik maupun secara
hukum, tanah aquo masih dikuasai oleh PARA
PENGGUGAT atau masih dirawat oleh PARA PENGGUGAT,
terbukti dengan tumbuh suburnya pohon Kelapa, Mangga dan
Rambutan.
6.4.4.1.8 Bahwa Bapak Nurdin S. Top juga sering mengajak keluarganya
(termasuk juga PARA PENGGUGAT sebagai anak Bapak
Nurdin S. Top) untuk memetik dan mengambil hasil pohon
kelapa, mangga dan pohon rambutan yang ditanam Bapak
Nurdin S. Top.
6.4.4.1.9 Bahwa pohon kelapa, mangga dan pohon rambutan merupakan
tanaman musiman yang dapat diambil hasilnya, sehingga hal
ini menunjukkan Bapak Nurdin S. Top maupunPARA
PENGGUGAT mengurus dengan baik tanah yang dimilikinya
hingga berbuah 3 kali dalam setahun dan Bapak Nurdin S.
Top tidak pernah membiarkan tanah miliknya terbengkalai
apalagi ditelantarkan begitu saja.
6.4.4.1.10 Bahwa TERGUGAT IV terlalu terburu-buru menyimpulkan
suatu permasalahan yang terlihat dari jawaban halaman 4
paragraf 2 yang menyatakan “Penggugat tidak pernah
mengurus dan menguasai secara efektif tanah tersebut, maka
Penggugat dapat dianggap menurut hukum telah melepaskan
haknya atas tanah tersebut (rechtsverwerking)” adalah tidak
benar.
6.4.4.1.11 Bahwa PARA PENGGUGAT maupun Bapak Nurdin S. Top
selalu menjaga dan apabila tidak sempat menyuruh tukang
kebunnya Kang Edi Raos untuk memupuk tanah dan
memotong ilalang tiap bulannya maka Bapak Nurdin S. Top
menguasai efektif tanah aquo. Dengan demikian, PARA
PENGGUGATtidak melepaskan hak atas tanah aquo.
6.4.4.1.12 Bahwa TERGUGAT IV juga sudah mengetahui prosedur
apabila terjadi pelepasan hak yaitu tanah milik negara dan
tidak serta merta jatuh kepada orang yang menempati bahkan
membuat bangunan diatas tanah pemiliknya sehingga
menurut hemat PARA PENGGUGAT tindakanTERGUGAT
IV merupakan Perbuatan Melawan Hukum (PMH).
6.4.4.1.13 Bahwa apabila memang terjadi pelepasan hak terdapat
prosedur hukum yang ditempuh yang tidak secara otomatis
menjadi milik dariTERGUGAT IV dan tidak ada lembaga
manapun yang mempunyai kewenangan untuk menilai suatu
tanah itu terlantar atau bukan, akan tetapi in casu tidak
ditemukan adanya pelepasan hak (rechtsverwerking)
sebagaimana di didalilkan oleh TERGUGAT IV.
6.4.4.2 TERGUGAT IV adalah Pihak yang Tidak Berhak Mengurus Tanah.
6.4.4.2.1 Bahwa dalam Jawaban TERGUGAT IVhalaman 5 – 6 huruf b
menyatakan “Tergugat IV, sebagai orang yang beritikad baik
untuk mengurus tanah tersebut agar mempunyai fungsi sosial,
merupakan orang yang berhak untuk meminta perolehan hak
atas tanah aquo kepada Negara”
6.4.4.2.2 Bahwa pernyataan subjektif dari pihakTERGUGAT IV sangatlah
tidak berdasar, karena sampai saat ini negara belum pernah
mengumumkan tanah milik Bapak Nurdin S. Top adalah tanah
yang terlantar dan sudah jatuh kepada negara, artinya pemilik
aslinya masih dimiliki oleh PARA PENGGUGATsebagai ahli
waris dari Bapak Nurdin S. Top.
6.4.4.2.3 Bahwa negara juga mengakui tanah milik Bapak Nurdin S. Top
dengan adanya 3 (tiga) kwitansi pembayaran atas
pembebasan lahan pada tanggal 13 Juni 1962 sejumlah Rp.
10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) (videBukti P-17).
6.4.4.2.4 Bahwa berdasarkan Pasal 163 H.I.R menyatakan Barangsiapa
mengaku mempunyai suatu hak, atau menyebutkan suatu
kejadian untuk meneguhkan hak itu atau untuk membantah
hak orang lain, harus membuktikan adanya hak itu atau
adanya kejadian itu. Menurut R. Soesilo dalam bukunya yang
berjudul Komentar H.I.R mengatakan bahwa bukti adanya hak
salah satunya dapat menunjukkan 3 kwitansi terakhir.
6.4.4.2.5 Bahwa 3 Kwitansi yang dipunyai oleh Bapak Nurdin S. Top atas
pembayaran tanah yang dibebaskan kepada Pemerintah
untuk membuat Jalan Raya Sudirman merupakan bukti dari
kepemilikan hak, dengan demikian pihak yang berhak atas
suatu tanah adalahPARA PENGGUGAT sebagai ahli waris
Bapak Nurdin S. Top, bukanlah PARA
TERGUGAT (termasuk TERGUGAT IV).
6.4.4.2.6 Bahwa pendapat subjektif di atas dariTERGUGAT IV akan
mengalihkan pokok apa yang disengketakan, sehingga
mengenai hal ini haruslah dikesampingkan.
6.4.4.3 IMB Bukan Merupakan Tanda Kepemilikan Tanah dan Cacat Hukum
6.4.4.3.1 Bahwa penerbitan IMB yang dilakukan oleh Walikota Jakarta
Pusat kepada TERGUGAT IV bukanlah suatu tanda yang
dapat membuktikan kepemilikan tanah yang sah.
6.4.4.3.2 Bahwa penerbitan IMB tidak sesuai dengan asas Good
Governance atau melanggarAzas-Azas Umum Pemerintahan
yang Baik (AAUPB) karena IMB yang dikeluarkan cacat
hukum, dimana persyaratan IMB yang harus dipenuhi salah
satunya adalah Sertipikat Hak Milik dan Fotocopy
Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
6.4.4.3.3 Bahwa TERGUGAT IV tidak bisa menunjukkan dan bahkan
tidak mempunyai bukti-bukti tersebut untuk membuat IMB,
sehingga ada indikasi IMB yang dikeluarkan adalah cacat
hukum.
6.4.5 MENGENAI SOMASI DAN TINDAKAN PAKSA
6.4.5.1 Bahwa berdasarkan Jawaban TERGUGAT IV pada halaman 7 angka
menyatakan “Tergugat IV tidak pernah sekalipun menerima surat
peringatan (somasi) yang benar dan sah dari Para Penggugat” adalah
tidak benar.
6.4.5.2 Bahwa sebagaimana telah dijelaskan diatas, PARA PENGGUGAT dan
Bapak Nurdin S. Top telah memberikan peringatan (somasi)
kepada PARA TERGUGAT yang termasuk juga TERGUGAT IVuntuk
musyawarah baik secara langsung maupun melalui RT dan RW
setempat mengenai tanah yang ditempati PARA
TERGUGAT (termasuk TERGUGAT IV).
6.4.5.3 Bahwa somasi telah disampaikan kepada orang yang tepat dan tidak
salah pihak. Walaupun demikian,TERGUGAT IV bisa saja mengada-
ada bahwaTERGUGAT IV tidak menerima atau namanya salah
sehingga menurut PARA PENGGUGAT haruslah dikesampingkan.
6.4.5.4 Bahwa jawaban TERGUGAT IV halaman 7 yang
menyatakan “perbuatan Nurdin S. Top yang memindahkan secara
paksa Tergugat IV dari tanah yang menjadi Hak Tergugat IV secara
paksa dan brutal pada tanggal 13 April 1964, sehingga menimbulkan
luka-luka, baik fisik maupun mental bagi Tergugat IV dan
keluarganya” adalah tidak benar.
6.4.5.5 Bahwa sebelumnya Bapak Nurdin S. Top dan PARA
PENGGUGAT sudah berusaha secara kekeluargaan dengan jalan
musyawarah agar PARA TERGUGATmenyerahkan
tanah aquo kepada PARA PENGGUGAT, akan tetapi tidak berhasil,
maka sudah tidak ada jalan lain sehingga dengan berat hati Bapak
Nurdin S. Top mengambil langkah-langkah hukum yang merupakan
konsekuensi dari kenakalan PARA TERGUGAT termasuk
juga TERGUGAT IV.
6.4.5.6 Bahwa mengenai adanya kekerasan ataupun luka-luka baik fisik
maupun mental bagi TERGUGAT IVdan keluarganya, hal tersebut
bukanlah kesalahan dari PARA PENGGUGAT ataupun Bapak Nurdin
S. Top, karena Bapak Nurdin S. Top hanya meminta perlindungan
hukum atas tanah miliknya yang ditempati PARA
TERGUGAT (termasuk TERGUGAT IV) kepada Polisi Resort Jakarta
Pusat dan Polisi membantu mengosongkan tanah milik Bapak Nurdin S.
Top seluas ± 850 meter2 (delapan ratus lima puluh meter persegi) yang
terletak di Jalan Jenderal Sudirman No. 1 – 20, Jakarta Pusat
6.4.5.7 Bahwa apabila memang betul adanya kekerasan ataupun luka-luka, hal
itu merupakan kesalahan dariTERGUGAT IV sendiri yang berusaha
melawan Polisi dan seharusnya TERGUGAT IV dapat menggugat
kepada Polisi bukanlah kepada PARA PENGGUGATsehingga hal
tersebut bukan suatu kesalahan dariPARA PENGGUGAT ataupun
Bapak Nurdin S. Top.
6.4.6 Bahwa bentuk Perbuatan Melawan Hukum (PMH) yang dilakukan
oleh TERGUGAT IV telah dijelaskan oleh PARAPENGGUGAT dalam
gugatan PARA PENGGUGATtertanggal 12 Juni 1998 dan dengan ini
dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari REPLIK sekaligus untuk
menjawab jawaban TERGUGAT IV.
6.5 TERGUGAT V menyatakan :
6.5.1 Bahwa PARA PENGGUGAT dengan ini menolak seluruh dalil-
dalil TERGUGAT IV dalam pokok perkara, kecuali yang diakui secara tegas
oleh PARA PENGGUGAT.
6.5.2 Bahwa dalil dari TERGUGAT V adalah mengada-ada dikarenakan adanya
pengakuan bahwa telah menempati tanah tersebut akan tetapi tidak
mengetahui bahwa tanah kosong tersebut milik ayah dari Para Penggugat,
padahalTERGUGAT V telah menerima somasi dari PENGGUGAT.
6.5.2.1 Bahwa sebagaimana telah dijelaskan diatas, PARA PENGGUGAT dan
Bapak Nurdin S. Top telah memberikan peringatan (somasi)
kepada PARA TERGUGAT yang termasuk juga TERGUGAT V untuk
musyawarah baik secara langsung maupun melalui RT dan RW
setempat mengenai tanah yang ditempatiPARA
TERGUGAT (termasuk TERGUGAT V). akan tetapi tidak ada itikad
dari TERGUGAT V untuk tidak menghadiri musyawarah tersebut.
6.5.2.2 Bahwa tidak adanya perbuatan balasan yang dilakukan TERGUGAT
V untuk menunjukan bahwaTERGUGAT V menanggapi somasi yang
diberikan oleh pihak PENGGUGAT.
6.5.3 Bahwa jawaban yang dibuat oleh TERGUGAT V adalah kacau, hal tersebut
dapat dilihat dari jawaban poin 7 dan 8 yang mengatakan TERGUGAT
V tidak pernah mendengar kabar dari Bapak Nurdin S. Top selama kurang
lebih 20 tahun. Yang mana sebenarnya dari tahun 1968 sampai 1998 adalah
30 tahun
6.5.3.1 Bahwa tanpa adanya gangguan dari pihak Nurdin S Top dikarenakan
Bapak Nurdin S Top sedang sakit keras dan dirawat ke luar negeri. Hal
ini dapat dibuktikan dengan adanya rekam medis yang menunjukan
bahwa Bapak Nurdin sedang menderita penyakit jantung yang akut,
yang mana pada waktu itu bapak nurdin ditangani oleh dr. Irawati,
SPJP (vide bukti P-18)
6.5.4 Bahwa TERGUGAT V seharusnya tidak hanya melihat pada pasal 1963 Kitab
Undang-undang Hukum Perdata, akan tetapi juga melihat ketentuan lanjutan
dari pasal tersebut yakni Pasal 1979 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
yang mana pada pokonya menjelaskan hal untuk mencegah suatu daluwarsa
dimana dalam kasus iniTERGUGAT V sudah menerima somasi yang
dilayangkan kepadanya.
6.5.4.1 Bahwa penggunaan Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah yang membahas mengenai hukum adat dalam
kasus ini adalah tidak relevan melihat bahwa kasus ini adalah kasus
mengenai tanah yang bukan merupakan tanah adat dilihat dari adanya
sertifikasi terhadap tanah tersebut.
6.5.4.2 Bahwa penggunaan Peraturan Pemerintah nomor 36 tahun 1998
tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah
Terlantar oleh TERGUGAT V adalah tidak benar melihat bahwa kasus
ini terjadi pada tahun 1964 sampai 1997.
6.5.5 Bahwa dalam hal ini TERGUGAT V terlalu menyimpulkan dari apa yang
didalilkan sendiri,mengenai istilah tanah terlantar.
6.5.5.1 Bahwa Bapak Nurdin S Top memelihara pohon rambutan, mangga, dan
kelapa. Sehingga tanah tersebut masih diurus. Oleh karena itu tidak
daoat dikatakan sebagia tanah terlantar.
6.5.6 Bahwa TERGUGAT V terlalu mudah menyimpulkan bahwa terdapat salah satu
unsur PMH yang tidak terbukti.
6.5.6.1 Bahwa TERGUGAT V terlalu premature untuk mengatakan bahwa
gugatan sudah gugur dikarenakan tidak terbuktinya salah satu unsur
dari PMH yang dilayangkan oleh PENGGUGAT.
6.5.6.2 Bahwa pernyataan TERGUGAT V mengenai tidak terpenuhinya unsur-
unsur Perbuatan Melawan Hukum secara kumulatif adalah mengada-
ada sehingga perlu dikesampingkan.
6.5.7 Bahwa PENGGUGAT sudah menjelaskan dalam gugatannya mengenai
kerugian materil dan immaterial.
6.5.8 Bahwa TERGUGAT V mencari-cari kesalahan dari pihakPENGGUGAT dan
mengada-ada.
6.5.9 Bahwa terdapat kesalahan dalam petitum dimana disitu hanya dijelaskan
menerima eksepsi tergugat, tanpa menjelakan lebih lanjut siapa tergugat
yang dituju.
6.5.10 Bahwa bentuk Perbuatan Melawan Hukum (PMH) yang dilakukan
oleh TERGUGAT V telah dijelaskan oleh PARA PENGGUGAT dalam
gugatan PARA PENGGUGATtertanggal 12 Juni 1998 dan dengan ini
dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari REPLIK sekaligus untuk
menjawab jawaban TERGUGAT V
6.6 TERGUGAT VI menyatakan :
6.6.1 Bahwa PENGGUGAT mohon apa yang diuraikan diatas termasuk pula dalam
bagian ini.
6.6.2 Bahwa PENGGUGAT menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil yang
dikemukakan tergugat kecuali secara tegas dan nyata diakui
oleh PENGGUGAT.
6.6.3 Bahwa Jawaban TERGUGAT VI adalah mengada-ada
karena TERGUGAT VI sama sekali tidak mengindahkan isi
somasi tersebut dengan tidak segera pergi dari tanah milik Bapak
Nurdin S. Top.
6.6.4 Bahwa tidaklah benar Bapak Nurdin S. Top tidak lagi melakukan tindakan atau
upaya lebih lanjut, karena Bapak Nurdin S. Top mengajukan somasi kembali
pada tanggal 10 maret 1964 karena TERGUGAT VI tidak mengindahkan
somasi pertama dari Bapak Nurdin S. Top tersebut. (videBukti P-6f)
6.6.5 Bahwa tidaklah benar penggugat telah menelantarkan tanah aquo dari
tahun1964 -1968.
6.6.5.1.1 Bahwa dari tahun 1964 sampai dengan tahun 1968 Bapak
Nurdin S. Top sedang melakukan perencanaan yang
matang mengenai pembangunan ruko untuk usaha yang
akan dilakukannya atas tanah tersebut. Sehingga Bapak
Nurdin dapat dikatakan sama sekali tidak menelantarkan
tanah tersebut begitu saja.
6.6.5.1.2 Bahwa selain dari perencanaan pembangunan ruko, Bapak
Nurdin S.Top juga menanam tanaman musiman (kelapa,
mangga dan rambutan) di sebagian besar tanah miliknya
tersebut. Dan secara periodik tetap membersihkan tanah
tersebut dari tumbuhnya ilalang dan menyemai hasildari
tanaman musimam miliknya selama 2 kali dalam setahun.
6.6.5.1.3 Bahwa seharusnya tergugat memperhatikan secara
keseluruhan bagian dari Penjelasan Umum II angka 4 UU
No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria karena pada paragraph berikutnya disebutkan:“
kepentingan masyarakat dan kepentingan perseorangan
haruslah saling mengimbangi hingga pada akhirnya akan
tercapailah tujuan pokok: kemakmuran, keadilan ,dan
kebahagiaan bagi rakyat seluruhnya sepeti tertuang dalam
Pasal 2 ayat (3) UUPA No 5 tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria”
6.6.5.1.4 Bahwa berdasarkan pasal 2 ayat (3) UUPA kepentingan Nurdin
S Top sebagai pemegang hak milik atas tanah tersebut juga
harus diperhatikan.
6.6.6 Bahwa tidaklah benar jika Bapak Nurdin tidak melakukan pengurusan dan
perawatan terhadap tanah tersebut yang menyebabkan tanah tersebut
dikatakan sebagai tanah terlantar, Berdasarkan: Penjelasan pasal 27 UUPA“
tanah ditelantarkan kalau dengan sengaja tidak dipergunakan sesuai
dengan keadaannya atau sifat dan tujuan daripada haknya”
6.6.6.1 Bapak Nurdin tidak secara sengaja menelantarkan tanahnya tersebut,
karena force major yaitu sakit.
6.6.7 Pasal 15 (2) PP No.36 tahun 1998 tentang penertiban dan pendayagunaaan
tanah disebutkan, kepada bekas pemegang hak atau pihak yang sudah
memperoleh dasar penguasaan atas tanah yang kemudian dinyatakan
sebagai tanah terlantar diberikan ganti rugi sebesar harga perolehan yang
berdasarkan bukti-bukti tertulis yang ada telah dibayar oleh yang
bersangkutan untuk memperoleh hak atau dasar penguasaan atas tanah
tersebut yang jumlahnya ditetapkan oleh Menteri “
6.6.7.1 Bahwa penggugat sama sekali tidak menerima ganti rugi
apapun yang menunjukkan bahwa tanah tersebut telah menjadi milik
negara karena ditelantarkan.
6.6.8 Bahwa sampai dengan saat ini di Indonesia, tidak ada satu lembaga pun yang
berhak melakukan penetapan bahwa suatu tanah telah ditelantarkan.
Sehingga tanah milik Bapak Nurdin tidak dapat dikatakan telah ditelantarkan.
6.6.9 Bahwa seperti yang telah didalilkan PENGGUGAT dalam gugatannya,
sebelumnya pada tanggal 13 Juni 1962 terjadi pembebasan lahan atas tanah
milik Bapak Nurdin S. Top yang terletak di Jalan Sudirman tersebut untuk
pembangunan jalan umum sesuai dengan Keputusan Presiden No.
52/VI/1962 seluas ± 150 meter2 (seratus lima puluh meter persegi)
(vide Bukti P-3), dimana tanah milik Bapak Nurdin S. Top tersisa ± 850
meter2 (delapan ratus lima puluh meter persegi). Dimana dengan kata
lain,negara pun masih mengakui hak kepemilikan tanahtersebut di tangan
Bapak Nurdin S. Top.
6.6.10 Bahwa, jikapun PARA TERGUGAT VI ingin menempati tanah tersebut
haruslah dengan prosedural yang tepat dan jelas dimata hukum. Karena
menurut hemat PENGGUGAT, PARA TERGUGAT langsung menempati
begitu saja tanah tersebut dengan itikad buruk.
6.6.11 BAHWA TELAH JELAS BAHWA TERGUGAT VI TELAH MELAKUKAN
PERBUATAN MELAWAN HUKUM
6.6.11.1 Bahwa hal ini karena penguasaan tanah milik PARA
PENGGUGAT oleh PARA TERGUGATdengan mengaku sebagai
pemilik tanpa pernah membeli dari PARA PENGGUGAT dan
telah mendirikan bangunan di atas tanah PARA
PENGGUGAT tanpa sepengetahuan, tanpa hak dan tanpa
seizin Bapak Nurdin S. Topataupun PARA PENGGUGAT.
6.6.11.2 Bahwa rumusan Pasal 6 UU No 5 Tahun 1960 tidak serta merta
memberikan hak milik yang menempati tanah milik orang lain
menjadi pemilik sesungguhnya. Tanah yang bersifat sosial itu
digunakan untuk kemakmuran rakyat, bukan untuk penyerobotan
tanah sehingga satu kesatuan dari itikad
buruk TERGUGAT VI terlihat ketika musyawarah yang diadakan
oleh Bapak Nurdin S. Top tidak dihiraukan dan bahkan
menempati kembali tanah yang sudah di pagari selama jeda 4
(empat) tahun, artinya TERGUGAT VI sudah memang
mempunyai keinginan untuk menempati dan memiliki tanah
Bapak Nurdin S. Top.
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas maka PENGGUGATmemohon dengan
kerendahan hati agar Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa perkara ini
berkenan untuk memutuskan antara lain :
DALAM EKSEPSI
- Menolak eksepsi TERGUGAT IV
DALAM POKOK PERKARA
- Menolak seluruh jawaban TERGUGAT IV
- Mengabulkan gugatan PENGGUGAT seluruhnya sebagaimana tercantum dalam
gugatan PENGGUGAT tertanggal 12 Juni 1998.
- Menghukum TERGUGAT IV untuk membayar biaya perkara.
Demikian REPLIK PARA PENGGUGAT atas JAWABAN TERGUGAT IV, atas perhatian Majelis
Hakim yang terhormat kami mengucapkan terima kasih.
Hormat Kami,

Kepada Yth.
Majelis Hakim Yang Memeriksa
dan Mengadili Perkara No. 52/Pdt.G/2012/PN.Jkt.Sel
pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
di Jakarta

Perihal : REPLIK
Perkara No. 52/Pdt.G/2012/PN.Jkt.Sel

Dengan hormat,
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Eva Dwinopianti, perempuan, agama Islam, umur 48 tahun, pekerjaan wiraswasta, bertempat
tinggal di Jl. Kebayoran Lama No. 23 Jakarta Selatan. Dalam hal ini diwakili oleh
kuasanya Gandi Husodo, SH., MH. dan Lidya Desnia Ida Masta Sinaga, SH., MH.,
Advokat / Pengacara berkantor di Jl. Raya Lenteng Agung No. 24 Jakarta Selatan,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 28 Januari 2012 yang didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan Register
No.146SK/HKM/III/2012 disebut sebagai PENGGUGAT.

Melawan:

Jaksa Agung RI Cq. Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Cq. Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan,
beralamat di Jl. Rambai No.1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, disebut sebagai
TERGUGAT I.

Reyza Andrian, laki-laki, agama Kristen Protestan, umur 45 tahun, pekerjaan karyawan
swasta, bertempat tinggal di Jl. Ruko Pondok Lestari Blok C1 No.12A Tanggerang,
disebut sebagai TERGUGAT II.

Dengan ini Penggugat mengajukan Replik terhadap Jawaban Tergugat I yang


diajukan oleh kuasa Tergugat I tertanggal 3 April 2012, dalam Perkara No.
52/Pdt.G/2012/PN.Jkt.Sel.

DALAM EKSEPSI:
1. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berhak untuk mengadili Perkara No.
52/Pdt.G/2012/PN.Jkt.Sel karena dalam Perkara ini terdapat dua tergugat di mana
salah satu tergugat, yakni Tergugat II bukan merupakan pemerintah. Sehingga sesuai
dengan Pasal 1 butir 12 UU No. 51 Tahun 2009, yang berbunyi “Tergugat dalam
Pengadilan Tata Usaha Negara adalah badan atau pejabat tata usaha negara yang
mengeluarkan keputusan berdasarkan wewenang yang ada padanya atau yang
dilimpahkan kepadanya.”, maka Perkara ini tidak dapat di PTUN kan dan benarlah
apabila Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menangani Perkara ini;

2. Pokok permasalahan sengketa antara Penggugat dan Para Tergugat adalah karena
adanya penyerahan sertifikat Hak Milik No. 605/Grogol Selatan oleh Tergugat I kepada
Tergugat II dan dalam penyerahan tersebut tidak ada bukti melibatkan saksi Hadeli
Firman;

3. Dalam gugatan Penggugat telah jelas menguraikan tentang perbuatan melawan hukum
oleh masing-masing Tergugat sebagaimana pada posita angka 13 gugatan Penggugat
telah menguraikan bahwa tindakan Tergugat I mengembalikan barang bukti tersebut
kepada Tergugat II, demikian pula pada posita angka 14 bahwa tindakan Tergugat II
menguasai objek sengketa adalah perbuatan melawan hukum, demikian pula tidak
terdapat pertentangan antara posita dan petitum gugatan Penggugat;

DALAM POKOK PERKARA:


1. Bahwa Penggugat tetap pada dalil-dalil sebagaimana telah dikemukakan dalam
gugatan dan menolak seluruh dalil-dalil yang dikemukakan oleh Tergugat I di dalam
jawabannya kecuali yang diakui Penggugat secara tegas;
2. Bahwa Tergugat I adalah benar pihak yang memberikan sertifikat Hak Milik No. 605/
Grogol Selatan kepada Tergugat II sesuai dengan Surat dari Kejaksaan Negeri Jakarta
Selatan kepada Reyza Andrian No. B.2658/0.1.14/Euh.2/10/2011 tanggal 29 Oktober
2011; (vide bukti P.06)
3. Bahwa Tergugat I juga telah mengeluarkan Surat Perintah Pelaksanaan Putusan
Pengadilan No. PRIN-16/0.1.14.3/Euh.1/01/2012 berisi perintah antara lain
mengembalikan barang bukti atas sebidang tanah sertifikat Hak Milik tersebut; (vide
bukti P.07)
4. Bahwa sesuai dengan fatwa Mahkamah Agung Republik Indonesia yang menyatakan
barang bukti harus dikembalikan kepada pihak yang paling berhak atau kepada pihak
darimana benda itu disita, maka Tergugat I seharusnya mengembalikan sertifikat Hak
Milik tersebut kepada Penggugat. Hal ini dikarenakan Penggugat adalah pihak
darimana benda itu disita, artinya Penggugat menguasai obyek sengketa tersebut
sebelum obyek sengketa tersebut disita dan Penggugat pula yang merupakan pihak
yang paling berhak karena Penggugat telah membeli tanah dan bangunan di atasnya
yang bersertifikat Hak Milik No. 605/Grogol Selatan tersebut dari Sugijanto, yang
tertuang di dalam Akta Jual Beli No. 1/Kebayoran Lama/2003; (vide bukti P.02)

Dengan ini Penggugat mengajukan Replik terhadap Jawaban Tergugat II yang


diajukan oleh kuasa Tergugat II tertanggal 1 April 2012, dalam Perkara No.
52/Pdt.G/2012/PN.Jkt.Sel.

DALAM EKSEPSI :
1. Pokok permasalahan sengketa antara Penggugat dan Para Tergugat adalah karena
adanya penyerahan sertifikat Hak Milik No. 605/Grogol Selatan oleh Tergugat I kepada
Tergugat II dan dalam penyerahan tersebut tidak ada bukti melibatkan saksi Hadeli
Firman dan Sugijanto;
2. Bahwa eksepsi Tergugat II angka 2 adalah tidak benar, karena persoalan siapa
sebenarnya pemilik tanah sengketa tersebut adalah termasuk pokok perkara dan
merupakan hal yang harus dibuktikan dalam persidangan;
DALAM POKOK PERKARA :
1. Bahwa Penggugat tetap pada dalil-dalil sebagaimana telah dikemukakan dalam
gugatan dan menolak seluruh dalil-dalil yang dikemukakan oleh Tergugat II di dalam
jawabannya kecuali yang diakui Penggugat secara tegas;
2. Bahwa apabila Tergugat II telah melakukan pembayaran untuk melunasi pinjaman
kredit di Bank Natin sesuai dengan Tanda Bukti Pembayaran yang Tergugat II
sebutkan, seharusnya Tergugat II menerima atau meminta untuk dikembalikan sertifikat
Hak Milik No. 605/Grogol Selatan yang menjadi jamanin atas pinjaman Tergugat II di
Bank Natin;
3. Bahwa Tergugat II tidak meminta sertifikat Hak Milik No. 605/Grogol Selatan di Bank
Natin, sehingga tindakan tersebut adalah tindakan kelalaian yang Tergugat II lakukan
sendiri;
4. Bahwa Penggugat tidak mengetahui terjadinya proses jual beli tanah bersertifikat hak
milik dan bangunan yang ada di atasnya tersebut antara Tergugat II dan Sugijanto
adalah melawan hukum karena pihak penjual, yakni Bank Natin yang diwakili
pimpinannya memalsukan tanda tangan Tergugat II;
5. Bahwa Penggugat membeli tanah bersertifikat hak milik dan bangunan yang ada di
atasnya tersebut dari Sugijanto adalah sesuai dengan hukum atau tidak melawan
hukum karena Penggugat sebagai pihak pembeli dan Sugijanto sebagai pihak penjual,
melakukan jual beli tersebut dihadapan Notaris Ny. Hanny dan dibuatkan Akta Jual Beli
No. 1/Kebayoran Lama/2003 tanggal 16 Juli 2003; (vide bukti P.02)
6. Bahwa dengan dikeluarkannya Surat Perintah Pelaksanaan Putusan Pengadilan No.
PRIN-16/0.1.14.3/Euh.1/01/2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Kejaksaan Negeri
Jakarta Selatan, Tergugat II menguasai objek sengketa, yakni sertifikat Hak Milik No.
605/Grogol Selatan;
7. Bahwa setelah menguasai sertifikat Hak Milik tersebut, Tergugat II mengirim surat
sebanyak tiga kali kepada Penggugat yang isinya agar Penggugat mengosongkan
rumah di atas tanah bersertifikat Hak Milik tersebut;

Maka berdasarkan uraian-uraian tersebut, Penggugat mohon kepada yang


terhormat Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menjatuhkan
Putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut:

PRIMER:
A. Dalam Eksepsi
1. Menolak seluruh eksepsi dari Tergugat I dan Tergugat II;
B. Dalam Pokok Perkara
1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Penggugat adalah pemilik sah atas objek sengketa berupa: sebidang
tanah luas 450 meter persegi, berikut bangunan rumah di atasnya terletak di jalan
Tepekong No. 10 Grogol Selatan Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan,
sertifikat Hak Milik No. 605/Grogol Selatan;
3. Menyatakan para Tergugat yaitu Tergugat I dan Tergugat II telah melakukan Perbuatan
Melawan Hukum;
4. Menyatakan surat Tergugat I Nomor No.B-2658/0.1.14/Euh.2/10/2011 tanggal 29
Oktober 2011 dan Surat Tergugat I No: PRINT-16/0.1.14.3/Euh.1/01/2012 tanggal 21
Januari 2012 tidak mempunyai kekuatan hukum tetap;
5. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk mengembalikan atau menyerahkan
tanah sengketa berikut sertifikat Hak Milik No. 605/Grogol Selatan kepada Penggugat;
6. Menyatakan putusan perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu meskipun ada
perlawanan, banding, kasasi ataupun upaya hukum lainnya dari para Terguggat atau
pihak ketiga lainnya (uitvoerbaar bij vorraad);
7. Menghukum para Tergugat yaitu Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng
untuk membayar biaya perkara yang timbul;

SUBSIDAIR:
Apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat lain,
Penggugat mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);

Jakarta, 10 April 2008


Hormat kami,
Kuasa Hukum Penggugat

Anda mungkin juga menyukai