ep u ep
KRISTEN dan
b
P U T U S A N
ng
gu
memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara :
I. 1. DJERO NERIDA, diwakili oleh para ahli warisnya : a. A.A. GEDE AGUNG
ah
Jalan Blimbing No. 22 Kodya Denpasar, 2. I GUSTI KETUT ADI SUEDANDI, diwakili oleh para ahli warisnya :
am
ah k
ah
A gu ng
3. DR. I. WAYAN MASTRA, yang bertindak untuk dan atas nama Gereja Kristen Protestan Bali, beralamat Hotel
PUTRA WIBAWA,SH., dan kawan-kawan, para Advokat, berkantor di Perumahan Teras Ayung Blok C No. 40, Gatot
II. GEREJA
PROTESTAN
lik
berkedudukan di Jalan Dr. Sutomo 101 Denpasar, Bali, yang dalam hal ini memberikan kepada kuasanya : BRURTJE MARAMIS,SH.MH., kawan-kawan, para Advokat
ka
ah
Para Pemohon Kasasi dahulu para Tergugat/Tergugat Intervensi /para Terbanding dan Penggugat Intervensi/turut Terbanding ;
ep
ub
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 1
es
In do ne si
BALI (GKPB),
ub lik
In do ne si a
hk am
ep u
Kasasi dahulu
b
melawan: A.A. NGURAH MAHAYUN NINGRAT,SE., bertempat tinggal di
ng
Penggugat/Tergugat
ah
gu
Pembanding ;
telah menggugat sekarang para Pemohon Kasasi dahulu sebagai para Tergugat/Tergugat Intervensi/para Terbanding di muka persidangan Pengadilan Negeri Denpasar pada pokoknya atas dalil-dalil :
am
bahwa benar antara Penggugat dengan Tergugat I (Djero Nerida) tidak ada hubungan waris mewaris atau hubungan waris baik terhadap orang tua Penggugat (A.A. Alit Raka) sudah almarhum, kakek Penggugat (A.A. Alit Oka)
ah k
kini telah almarhum dan buyut Penggugat (I Gusti Ngurah Gede Togor, telah almarhum) dan bahwa oleh karena Tergugat I (Djero Nerida) sudah meninggal
ep
ah
A gu ng
dunia, maka gugatan ini Penggugat tujukan kepada ahli waris dari Tergugat I yaitu : 1. A.A. Gede Agung dan 2. A.A. Gede Jambe ;
Penggugat lampirkan dalam surat gugatan ini mengenai atau tentang Susunan keluarga atau Silsilah Keluarga dari Penggugat (bukti P1) ;
mempunyai seorang putera yang bernama AA. Alit Oka yang kawin dengan
AA. Alit Oka dengan Jero Miana, telah melahirkan 3 (tiga) orang anak/putera yang bernama : 1. AA. Alit Raka, 2. AA. Alit Giri dan 3. AA. Ngurah Putera. Sedangkan untuk AA. Alit Giri dan AA. Ngurah Putera, sudah mendapat warisan dari mendiang I Gusti Ngurah Gede Togor, sehingga dalam perkara ini
ka
bahwa benar dalam perkawinan antara AA. Alit Raka dengan AA. Ratus Agung (istri pertama) telah mempunyai putera 2 (dua) orang yaitu AA. Gede Agung dan AA. Made Agung dan kemudian dalam perkawinan dengan isteri kedua yaitu AA. Rai Suprapti, telah melahirkan 5 (lima) orang putera yang masing-masing bernama :
ah
ep
AA. Alit Giri dan AA. Ngurah Putera tidak perlu diikutkan sebagai Penggugat ;
ub
lik
Jero Miana (kini semua sudah almarhum). Kemudian dari perkawinan antara
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 2
es
In do ne si
ub lik
In do ne si a
Intervensi/
hk am
ep u ep R
b
1. AA. NGURAH MAHAYUN NINGRAT, SE. 2. AA. NGURAH DARMA NINGRAT. 3. AA. NGURAH HARTA NINGRAT, BA. 4. AA. NGURAH WIJAYA NINGRAT, SE.,Msi. 5. AA. NGURAH SEMARA NINGRAT, yang ketujuh orang tersebut diatas
ah
gu
sebagai ahli waris dari Mendiang I Gusti Ngurah Gede Togor yang dalam
gugatan ini diwakilkan kepada AA. Ngurah Mahayun Ningrat, SE. , berdasarkan Surat Kuasa dibawah tangan tanggal 2 Oktober 2006 (P2) ;
keluarga atau silsilah tersebut diatas (P1), juga mendiang I Gusti Ngurah Gede Togor telah meninggalkan beberapa Harta Warisan, yang antara lain berupa tanah tegal, yang terletak di Desa Seminyak, Kuta dengan persil No. 10, pipil No. 255, Klas II dengan luas 3 Hektar 6 are (30600 m2) dengan batas-batasnya terperinci dalam surat gugatan ;
am
ah k
bahwa benar Tergugat I (Djero Nerida) sewaktu masih hidup telah menjual tanah sengketa kepada Tergugat II (I Gusti Ketut Adi Suedandi) kini
warisnya sebagai mewakili almarhum I Gusti Ketut Adi Suedandi ayah dari para
ah
A gu ng
Tergugat II ;
bahwa benar sebagai bukti Tergugat I (Djero Nerida) telah menjual tanah
adanya Akte Jual beli No. 568/1973, tanggal 5 Mei 1973, dihadapan Pejabat Pembuat Akte tanah (PPAT) oleh Kecamatan atau Camat Kuta, yang pada waktu itu dijabat oleh I Made Suwendha, BA. (bukti P3) ;
ka
Tergugat II (I Gusti Ketut Adi Suedandi) juga sudah almarhum sebagaimana dalam Akte Jual beli No. 568/1973, Sabtu, tanggal 5 Mei 1973. Sebab sudah menjadi fakta hukum, yaitu sesuai dengan susunan/silsilah keluarga dari
ah
ep
adalah sebagai orang yang tidak berhak untuk menjual tanah sengketa kepada
ub
(PPAT) sebagaimana umumnya orang yang telah melakukan jual beli tanah,
lik
transaksi jual beli tanah sengketa tersebut, Tergugat sama sekali tidak pernah
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 3
(Tergugat I), Penggugat akan buktikan dalam pembuktian perkara ini. Sehingga
ng
Penggugat, dimana sama sekali tidak tercantum nama dari pada Djero Nerida
es
In do ne si
telah almarhum dan yang dalam gugatan ini Penggugat gugat para ahli
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep R
b
dengan demikian, disamping Tergugat I (Djero Nerida) adalah sebagai orang yang tidak mempunyai hak untuk menjual tanah sengketa juga Tergugat I telah melakukan perbuatan Melawan Hukum ; bahwa benar oleh karena itu, perbuatan Tergugat I sebagaimana Penggugat uraikan tersebut diatas sebagai perbuatan melawan hukum, dan
ah
gu
sebagai orang yang tidak mempunyai hak untuk menjual tanah sengketa, maka
oleh karenanya transaksi jual beli yang pernah dilakukan atau dilaksanakan
antara Tergugat I (Djero Nerida) dengan Tergugat II (I Gusti Ketut Adi Suedandi) adalah transaksi jual beli yang cacat hukum atau tidak sah oleh karenanya jual beli tanah sengketa harus batal demi hukum ;
bahwa benar oleh karena transaksi jual beli tanah sengketa antara Tergugat I dengan Tergugat II adalah cacat hukum atau tidak sah dengan akte jual beli No. 568/1973, tanggal 5 Mei 1973 maka dari itu pendaftaran peralihan Hak yang dimohonkan oleh Tergugat II (I Gusti Ketut Adi Suedandi) kepada Badan Pertanahan Nasional (BPN) Tingkat II Badung, yang kemudian terbit Sertifikat Hak Milik No. 355 dan Hak Milik No. 481 Desa Kuta, atas nama I Gusti Ketut Adi Suedandi, harus juga dinyatakan cacat hukum atau tidak sah serta
ah k
am
ah
A gu ng
Adi Suedandi) telah melepaskan haknya terhadap tanah sengketa dengan ganti
rugi kepada Dr. I Wayan Mastra, yang bertindak untuk dan atas nama Gereja Kristen Protestan Bali (Penggugat sebut sebagai Tergugat III). Kemudian oleh Tergugat III mengajukan permohonan Hak atas tanah sengketa kepada Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia, sehingga pada tanggal 10 Juli 1975, keluarlah Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No : SK 26/HGB/DA/75, yang
sengketa yang dilakukan oleh Tergugat I (Djero Nerida) kepada Tergugat II (I Gusti Ketut Adi Suedandi) adalah sebagai orang yang tidak berhak, sehingga
ka
oleh karena itu perbuatan transaksi apapun bentuknya atas tanah sengketa oleh Tergugat II (I Gusti Ketut Adi Suedandi) kepada Tergugat III adalah juga cacat hukum dan perbuatan itu juga dikatakan sebagai perbuatan Melawan
ah
ep
ub
bahwa benar oleh karena perbuatan transaksi jual beli atas tanah
lik
dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 26, Desa Kuta atas nama Gereja
ng
Hukum ;
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 4
es
In do ne si
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep R
b
bahwa benar atas uraian Penggugat tersebut diatas, Hak apapun yang didapat oleh Tergugat III dari Tergugat II atas tanah sengketa adalah juga cacat hukum dan tidak sah, maka dari itu sudah sepatutnya pula Hak berupa SK No. 261/HGB/DA/75, tanggal 10 Juli 1975 dan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 26 Desa Kuta atas nama Gereja Kristen Protestan Bali yang bertindak
ah
gu
untuk dan atas nama Gereja Kristen Protestan Bali yang dimohonkan oleh
Tergugat III (DR. I Wayan Mastra) kepada Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia adalah juga cacat hukum, tidak sah, maka oleh karenanya harus batal demi hukum ;
bahwa benar hak apapun bentuknya yang diterima oleh Tergugat III dari
Tergugat II adalah cacat hukum dan tidak sah, sebab semua perbuatan yang dilakukan oleh Tergugat I Kepada Tergugat II adalah perbuatan melawan hukum, maka oleh karenanya penguasaan atas tanah sengketa oleh Tergugat III (Gereja Kristen Protestan Bali) adalah penguasaan tanah tanpa alas hak yang sah, maka oleh karena itu sudah sepatutnya tanah sengketa harus diserahkan kepada Penggugat secara ikhlas ; bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat mohon kepada
ah k
am
ah
A gu ng
2. Menyatakan hukum bahwa antara Penggugat dengan Tergugat I adalah tidak ada hubungan waris atau waris-mewaris ;
sengketa yang pernah dilakukan oleh Tergugat I (Djero Nerida) dengan Tergugat II (I Gusti Ketut Adi Suedandi) adalah perbuatan Melawan
ka
ah
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 5
hukum ;
ng
adalah cacat Hukum dan tidak sah, oleh karenanya harus batal demi
es
ep
ub
diwujudkan dalam Akte jual beli No. 568/1973, pada hari Sabtu tanggal
lik
Hukum oleh karena Tergugat I adalah orang yang tidak mempunyai Hak
In do ne si
Pengadilan Negeri Denpasar agar terlebih dahulu meletakkan sita jaminan atas
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep R
b
4. Menyatakan hukum bahwa Sertifikat Hak Milik No. 355 dan Hak Milik No. 481, Desa Kuta atas nama I Gusti Ketut Adi Suedandi yang diterbitkan dari dasar transaksi jual beli tanah sengketa dengan Akte No. 568/1973, tanggal 5 Mei 1973, yang dimohonkan oleh Tergugat II (I Gusti Ketut Adi Suedandi) kepada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Badung adalah
ah
gu
cacat hukum dan tidak sah oleh karenanya harus dinyatakan batal demi hukum ;
5. Menyatakan hukum, bahwa oleh karena transaksi jual beli atas tanah
sengketa antara Tergugat I dengan Tergugat II adalah perbuatan melawan hukum dan atau cacat hukum atau tidak sah, maka oleh karena itu transaksi jual beli atau transaksi apapun yang pernah dilakukan oleh Tergugat II (I Gusti Ketut Adi Suedandi) kepada Tergugat III (DR. I Wayan Mastra,
am
mewakili Gereja Kristen Protestan Bali) adalah juga cacat hukum dan tidak sah ;
6. Menyatakan hukum bahwa Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 26 Desa Kuta, atas nama Gereja Kristen Protestan Bali yang pernah dimohonkan oleh Tergugat III (DR. I Wayan Mastra) kepada Menteri Dalam Negeri
ah k
dinyatakan batal demi hukum, sebab transaksi yang pernah dilakukan oleh
ah
A gu ng
sebab transaksi jual beli tanah sengketa adalah didasarkan pada transaksi yang cacat hukum dan tidak sah ;
Protestan Bali (Tergugat III, DR. I Wayan Mastra, bertindak untuk dan atas nama Gereja Kristen Protestan Bali) adalah Penguasaan tanah sengketa tanpa alas hak yang sah ;
(Gereja Kristen Protestan Bali) atau kepada barang siapa yang mempunyai
secara ikhlas (lasia) dan dalam keadaan kosong, serta bila perlu penyerahan tersebut dengan bantuan dari yang berwajib atau Polisi ;
ka
dilaksanakan oleh Juru Sita Pengadilan Negeri Denpasar atas tanah sengketa yang dikuasai dan dikelola oleh Gereja Kristen Protestan Bali (Tergugat III) adalah sah dan berharga ;
ah
ep
ub
lik
8. Menyatakan hukum bahwa oleh karena itu, menghukum kepada Tergugat III
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 6
ng
10. Menyatakan
hukum
putusan
ini
dapat
dilaksanakan
lebih
dahulu
es
In do ne si
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep R
b
11. Menghukum kepada Tergugat I, II, III (para Tergugat) secara tanggung renteng untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara ini ; DAN ATAU : Penggugat mohon putusan yang seadil-adilnya ; Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat II dan III mengajukan eksepsi pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai beikut :
ah
gu
Eksepsi Tergugat II : -
Dalam gugatan Penggugat, nama-nama Tergugat II ditulis secara salah. Para Tergugat II disebutkan berkasta Anak Agung, padahal sebenarnya kasta para Tergugat II adalah berkasta I Gusti ;
berbeda dengan yang ayah para Tergugat II (I Gusti Ketut Adi Suedandi) alihkan kepada Gereja Kristen Protestan Bali yaitu seluas 28.000 m2 ; Eksepsi Tergugat III : -
am
Bahwa pada saat ini tanah sengketa dikuasai berdasarkan Hak Guna Bagunan oleh Gereja Kristen Protestan Bali. Pada saat memohon Hak Guna Bangunan, Tergugat III hanyalah selaku wakil dari Gereja Kristen Protestan Bali. Oleh karena itu selayaknya Gereja Kristen Protestan Bali dilibatkan
ah k
ah
A gu ng
gugatan balik (rekonpensi) yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut :
(Tergugat I asal) mempunyai nenek bernama I Gusti Ayu Agung Ripig, sebagai
satu-satunya ahli waris perempuan di Puri Djambe Kaliungu yang berhak mewarisi harta Pusaka Puri Djambe Kaliungu baik itu harta materiil maupun
4 istri, diminta oleh Puri Djambe Kaliungu untuk dapat memberi keturunan di Puri Kaliungu melalui perkawinan yang sah ; secara Perselang atau ditoroni
ka
Kaliungu), sehingga dalam perkawinan Perselang atau ditoroni itulah lahirlah seorang anak perempuan bernama Anak Agung Sagung Manik, selanjutnya Anak Agung Sagung Manik, kawin keluar meninggalkan Puri ;
ah
ep
dengan I Gusti Ayu Agung Ripig (satu-satunya ahli warus di Puri Djambe
ub
Kaliungu maka I Gusti Ngurah Gde Togor dari Puri Langon yang sudah memiliki
lik
harta immaterial ;
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 7
ng
bahwa oleh karena Anak Agung Sagung Manik sudah kawin dan untuk
es
In do ne si
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep R
b
Ripig, atas persetujuan suaminya I Gusti Ngurah Gde Togor, mengangkat dua orang anak bernama ; Anak Agung Gde Djambe dan Anak Agung Ayu Made Ngurah ; kedua anak tersebut adalah anaknya I Gusti Ngurah Gde Togor sendiri, hasil perkawinan dengan istrinya yang lain bernama Ni Gusti Ketut Rai Lailis ;
ah
gu
bahwa Anak Agung Gde Djambe dan Anak Agung Ayu Made Ngurah ;
anak angkat pelanjut keturunan di Puri Djambe Kaliungu ; status anak angkatnya itu dikuatkan oleh ; Putusan majelis Pengadilan Kerta di Denpasar
No. 2/1984/Civiel, tanggal 3 Februari 1948, sebagai akli waris di Puri Djambe
Kaliungu, yang berhak mewarisi harta Pusaka Puri Djambe, peninggalan I Gusti Ayu Agung Ripig ;
bahwa Anak Agung Gde Djambe dan Anak Agung Ayu Made Ngurah, (selaku pelanjut keturunan di Puri Djambe Kaliungu, sebagai ahli waris dari I Gusti Ayu Agung Ripig) ; telah melakukan pembagian tanah-tanah peninggalan I Gusti Ayu Agung Ripig, termasuk juga tanah sengketa, sebagaimana tertuang dalam putusan Pengadilan Negeri Denpasar ; Perdata No. 494/1954, tanggal 16 Nopember 1954, dimana :
ah k
am
ah
A gu ng
Negeri Denpasar, Perdata No. 494/1954, halaman 2 butir 1, yang diterima oleh Djero Nerida bersama anak-anaknya yaitu para Tergugat I adalah :
Harta Pusaka, sawah dan tegal sebanyak dan sebagai yang termuat dalam
sebuah Gedong batu/sewaaan yang letaknya disebelah utara Puri Djambe Kaliungu, dengan beban menanggung memelihara bangunan serta ngodalin di :
b. Sebuah Pura Metjampuh terletak di Dlod-Alang c. Sebuah Pura Tukad Nangka, terletak di Bukit -
Untuk Anak Agung Ayu Made Ngurah mendapat bagian untuk menghasili tanah-tanah seperti tersebut dalam putusan Pengadilan Negeri Denpasar,
ka
Harta Pusaka, berupa sawah dan tegal sebanyak dan sebagai termuat dalam daftar (lampiran Putusan Pengadilan) diberi tanda D,E,F biru dan dua buah Gedong batu/sewaan yang letaknya di sebelah timur Puri Djambe
ah
ep
ub
lik ik In d on
Halaman 8
gu
ng
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
es
In do ne si
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep R
b
a. Satu Pelemahan Pemrajan di Puri Djambe Kaliungu b. Satu Pelemahan Pura Sutji Bahwa adapun tanah sengketa, masuk dan termuat dalam daftar Drowe Puri Djambe Kaliungu yang merupakan bagian/dihasili oleh Anak Agung Ayu Made Ngurah ; daftar lampiran putusan Pengadilan Negeri Denpasar, Perdata
ah
gu
dengan data tanah, pipil 255, persil 10, tersebut dipipil atas nama I Gusti Ngurah Gde Togor, Klas III, luas 3.06 ha, Padjeg 12,83 sen, Desa/Klasiran Seminyak Butun ;
bahwa walaupun tanah sengketa itu atas nama I Gusti Ngurah Gde
Togor, tidaklah serta merta tanah sengketa adalah milik I Gusti Ngurah Gde Togor, oleh karena dalam putusan Pengadilan Negeri Denpasar, Perdata No. 494/1954, tanggal 16 Nopember 1954 dalam (lampiran) daftar yang diberi tanda F biru butir ke 3 ; jelas-jelas disebutkan bahwa tanah sengketa adalah Druwe Puri Djambe Kaliungu yang dihasili oleh Anak Agung Ayu Made Ngurah. Disamping iitu, dalam (lampiran) daftar yang diberi tanda E bitu masih ada tanah-tanah atas nama orang lain yaitu atas nama I Gusti Ngurah dan Saju
ah k
am
yang diberi tanda E biru jelas-jelas dinyatakan sebagai tanah Druwe Puri
ah
A gu ng
Djambe Kaliungu ;
bahwa setelah Anak Agung Ayu Made Ngurah meninggal, maka harta
Pusaka yang termuat dalam putusan Pengadilan, Perdata No. 494/1954, tanggal 16 Nopember 1954 (lampiran) diberi tanda E biru, termasuk tanah
sengketa yang termuat dalam butir uturan ke 3, beralih kepada saudara angkatnya Anak Agung Ngurah Gde Djambe, selanjutnya diwarisi oleh
Nerida ;
Pusaka Puri Djambe Kaliungu, peninggalan dari pewaris I Gusti Ayu Agung Ripig, yang selanjutnya diwarisi oleh anak-anak angkatnya Anak Agung Ngurah
ka
para Penggugat Rekonpensi/para Tergugat I Konpensi (semula Tergugat I asal) selaku ahli waris dari Anak Agung Ngurah Gde Djambe ; bahwa berdasarkan kepada, silsilah kewarisan Puri Djambe Kaliungu,
ah
ep
Gde Djambe dan Anak Agung Ayu Made Ngurah, dan selanjutnya diwarisi oleh
ub
bahwa oleh karena itu, tanah sengketa adalah jelas harta warisan
lik
Tergugat I Konpensi (semula para Tergugat I asal) selaku anak-anak dari Djero
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 9
ng
es
In do ne si
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u
hal-hal
b
494/1954 tanggal 16 Nopember 1954, membuktikan bahwa para Penggugat Rekonpensi/para Tergugat I Konpensi (semula para Tergugat I asal) adalah benar-benar ahli waris tanah sengketa, selanjutnya Penggugat rekonpensi/para Tergugat I Konpensi (semula Tergugat I asal) sah dapat melakukan penjualan tanah sengketa kepada I Gusti Ketut Adi Suedandi di hadapan camat Kuta I
ah
gu
Made Suwendha BA, sebagaimana diikat dengan Akta Jual Beli No. 568/1973
Kabupaten Badung, dan terbitlah sertifikat hak Milik No. 355 tanggal 8 April 1974, Gambar Situasi tanggal 29 April 1974 No. 292/1974 luas tanah 28.000 m2 atas nama I Gusti Ketut Adi Suedandi ; bahwa Rekonpensi berdasarkan menuntut tersebut di atas
ub lik
Negeri Konpensi/Tergugat
kepada
Pengadilan
am
ah k
ah
A gu ng
2. Menyatakan hukum, tanah sengketa adalah harta Pusaka Druwe Puri Djambe Kaliungu, peninggalan I Gusti Ayu Agung Ripig ;
3. Menyatakan hukum Anak Agung Ngurah Gde Djambe dan Anak Agung Ayu
Made Ngurah adalah anak angkat sah dari I Gusti Ayu Agung Ripig yang berhak mewarisi tanah sengketa ;
4. Menyatakan hukum Djero Nerida dan para Penggugat Rekonpensi adalah ahli waris dari Anak Agung Ngurah Gde Djambe dan Anak Agung Ayu Made
Akta Jual Beli No. 568/73, tanggal 5 Mei 1973 dan Sertifikat Hak Milik No. 568/1973, tanggal 5 Mei 1973, atas nama Adi Suedandi yang diterbitkan
ka
ah
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 10
ng
Atau :
es
ep
berdasarkan Akta Jual Beli No. 568/73, tanggal 5 Mei 1973 adalah sah ;
ub
lik
In do ne si
ep
In do ne si a
Penggugat dalam supaya Denpasar Rekonpensi untuk
ng
hk am
ep u ep R
b
Menimbang, bahwa dalam perkara ini diajukan gugatan intervensi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut : bahwa Penggugat Intervensi adalah pemegang hak yang sah atas tanah sengketa, yaitu secutak tanah Sertifikat HGB No. 26/Kuta, tanggal 10 Juli 1975, atas nama Gereja Kristen Protestan di Bali, sesuai dengan gambar situasi
ah
gu
No. 1145/1975 tanggal 11 Oktober 1975 seluas 28.000 m2, yang kemudian
telah diperpanjang dengan sertifikat HGB No. 2/Seminyak, tanggal 15 Agustus 2003, Surat Ukur No. 154/2002 tanggal 13 Agustus 2002 ;
melalui tata cara/prosedur yang sah yang ditentukan oleh peraturan perundangundangan yang berlaku ;
bahwa semula tanah sengketa tersebut adalah Tanah Hak Milik I Gusti Ketut Adi Suedandi, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik No. 355/Kuta tanggal 8 April 1974 atas nama I Gusti Ketut Adi Suedandi, sesuai dengan gambar situasi No. 291/1974 tanggal 29 April 1974, luas 28.000 m (dua puluh delapan ribu meter persegi) ;
ah k
am
di Bali. Semua proses dan tata cara pelepasan hak dan perolehan hak telah
ah
A gu ng
bahwa sebelum pelepasan hak, tanah sengketa adalah sah milik I Gusti
Ketut Adi Suedandi, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik No. 355 sebagaimana tersebut di atas. Sertifikat Hak Milik adalah bukti terkuat tentang kepemilikan
tanah. Sejak saat itu dan setelah pelepasan hak serta penerbitan Sertifikat Hak
Guna Bangunan atas nama Gereja Kristen Protestan di Bali, dan berlanjut
secara sah oleh Penggugat Intervensi sudah berlangsung lebih dari 30 tahun tanpa ada gangguan ataupun keberatan dari siapapun. Bahkan peraturan
ka
pihak yang berkeberatan dengan penerbitan sertifikat, baik Sertifikat Hak Milik atas tanah maupun Sertifikat Hak Guna Bangunan harus sudah menyatakan keberatannya paling lambat dalam tenggang waktu 90 hari kerja sebagaimana
ah
ep
ub
bangunan dengan itikad baik demi hukum harus dilindungi. Apalagi penguasaan
lik
sampai lebih dari 30 tahun tidak ada pihak-pihak yang berkeberatan. Oleh
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 11
ng
diatur dalam Permen Agraria/Kepala BPN No. 3 tahun 1997 tentang Ketentuan
es
In do ne si
dengan penerbitan hak guna bangunan atas nama Gereja Kristen Protestan
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u
perlindungan
b
Oleh karenanya, Sertifikat Hak Milik No. 355 atas nama I Gusti Ketut Adi Suedandi seperti tersebut di atas, yang tidak pernah digugat/diajukan keberatan dalam tenggang waktu lebih dari 30 tahun, adalah telah sangat kuat dan tidak dapat digugat lagi ; bahwa demikian pula, Sertifikat HGB No. 26 atas nama Gereja Kristen
ah
gu
Protestan di Bali yang diperpanjang dengan Sertifikat HGB No. 2 atas nama
digugat dalam tenggang waktu lebih dari 30 tahun sudah sangat kuat dan tidak dapat diganggu gugat lagi, sebagaimana diatur dalam pasal 1963 Kitab
baik, dan berdasarkan suatu alas hak yang sah, memperoleh suatu benda tak bergerak .. menguasainya selama tiga puluh tahun, memperoleh hak milik, dengan tidak dapat dipaksa untuk mempertunjukkan alas haknya, dan peraturan Pemerintah Republik Indonesia PP Nomor 24 Tahun 1997 dalam Pasal 3, menentukan bahwa pendaftaran tanah bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dan
am
ep
ub lik
hukum kepada
ah k
pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain
ah
A gu ng
yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan; b. untuk menyediakan informasi kepada
dapat memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun yang sudah
terdaftar; c. untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan . (bukti P-4 dan P-5) ;
ketentuan pasal 32 ayat 2 PP Nomor 24 tahun 1997 yang berbunyi, Dalam hal
atau badan hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan secara nyata menguasainya, maka pihak lain yang merasa mempunyai hak atas
ka
ah
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 12
(bukti P-6).
ng
es
ep
tanah itu tidak dapat lagi menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam
ub
atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertifikat secara sah atas nama orang
lik
In do ne si
In do ne si a
pemegang hak,
ng
hk am
ep u
mengabulkan
b
Dengan demikian gugatan Penggugat asal (Tergugat I Intervensi) sudah seharusnya sepenuhnya. ditolak
dan
gugatan
Penggugat
ah
gu
sebagai berikut :
i.
2. Menghukum Penggugat asal (Tergugat I Intervensi) untuk membayar segala biaya yang timbul dari perkara ini. Dalam Gugatan Intervensi
ii.
1. Mengabulkan gugatan Penggugat Intervensi seluruhnya. 2. Menyatakan Penggugat Intervensi adalah sah pemegang HGB atas tanah sengketa Sertifikat HGB No. 2/Seminyak, tanggal 15 Agustus 2002, Surat ukur No. 154/2002, tanggal 13 Agustus 2002. 3. Menghukum Tergugat I Invervensi (Penggugat asal) untuk membayar segala biaya yang timbul dari perkara ini.
am
ah k
ah
A gu ng
Intervensi mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut :
(Penggugat asal) mengajukan jawaban ini kedepan persidangan, ternyata Surat Kuasa dari Gereja Kristen Protestan Bali, belum pernah Tergugat I Intervensi melihat Kuasa Khusus tersebut, apalagi para Kuasa Hukum dari Penggugat
sebab kalau yang memberikan kuasa itu hanya dari Gereja Kristen Protestan
tidak bisa membubuhkan tanda tangan atau Cap Jempol, dalam Surat Kuasa kecuali ada Pimpinan dari Gereja Kristen Protestan Bali yang dalam Gugatan
ka
formil gugatan yang demikian itu adalah tidak memenuhi syarat gugatan oleh
ah
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 13
adalah pemegang Hak Guna Bangunan atas tanah sengketa, Sertifikat HGB
ng
es
karena itu gugatan intervensi tersebut sudah sepatutnya untuk tidak dapat
ep
ub
Bali adalah suatu hal yang tidak mungkin, sebab Gereja Kristen Protestan Bali,
lik
In do ne si
Atau :
ep
ub lik
In do ne si a
Intervensi
ng
hk am
ep u ep R
b
(Hak Guna Bangunan) No. 26/Desa Kuta, tanggal 9 Oktober 1975, Gambar Situasi tanggal 11 Oktober 1975, No. 1145/1975, seluas 28.000 m2 (28 are) yang telah di perpanjang dengan HGB No. 2/Seminyak, tanggal 15 Agustus 2002 Surat Ukur No. 154/2002, tanggal 13 Agustus 2002 ; bahwa benar, atas uraian tersebut di atas Penggugat Intervensi telah
ah
gu
Bali) mendapatkan tanah sengketa Sertifikat HGB No. 26/Desa Kuta, tanggal 9
Oktober 1975, Gambar Situasi tanggal 11 Oktober 1975, No. 1145/1975 seluas 28.000 m2 (28 are) telah didapat dari atas permohonan Tergugat III asal (DR. I Wayan Mastra) yang bertindak untuk dan atas nama Gereja Kriten Protestan
Bali yang pada saat itu (tahun 1975) sebagai orang dipercaya sebagai Pimpinan Gereja Kristen Protestan Bali ;
am
bahwa benar semua tindakan yang dilakukan oleh Tergugat III asal (DR. I Wayan Mastra) atas tanah sengketa tersebut yang didapat atas memberikan ganti kerugian kepada Tergugat II asal (I Gusti Ketut Adi
ah k
Suedandi) semasih hidup, untuk mendapatkan Sertifikat HGB No. 26/Desa Kuta 9 Oktober 1975 adalah tidak sah, oleh karena Tergugat II asal telah membeli
yang tidak mempunyai hak untuk menjual tanah sengketa sehingga dengan
ah
A gu ng
demikian perbuatan transaksi jual beli tanah sengketa, antara Tergugat I asal dengan Tergugat II asal adalah cacat hukum atau melakukan perbuatan
melawan hukum, oleh karenanya transaksi yang demikian itu harus batal demi hukum ;
Mastra pada saat ini tidaklah menjabat sebagai Pimpinan Gereja Kristen
Protestan Bali, tetapi pada tahun 1975 sebagaimana telah diuraikan tersebut
Kristen Protestan Bali sehingga sampai keluar Sertifikat Hak Guna Bangunan
permohonan dari Tergugat III asal (DR. I Wayan Mastra), oleh karena itu Penggugat Intervensi sebenarnya tidak perlu sangat terkejut, tanah sengketa
ka
oleh karena apapun yang didapat oleh Tergugat III asal dari Tergugat II asal, adalah cacat hukum termasuk Sertifikat Hak Milik No. 355/Desa Kuta, tanggal 8 April 1974 atas nama Tergugat II asal (I Gusti Ketut Adi Suedandi) dengan
ah
ep
ub
No. 26/Desa Kuta tanggal 9 Oktober 1975 adalah sudah jelas atas tindakan dan
lik
diatas DR. I Wayan Mastra adalah bertindak untuk dan atas nama Gereja
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 14
mendapatkan Sertifikat Hak Milik tersebut dari hasil transaksi jual beli antara
ng
Gambar Situasi No. 291/1974, tanggal 29 April 1974, sebab Tergugat II asal
es
In do ne si
tanah sengketa dari Tergugat I asal (Jero Nerida) semasih hidup, sebagai orang
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep R
b
Tergugat I asal dengan Tergugat II asal, dimana Tergugat I asal sebagai orang yang tidak berhak menjual tanah sengketa, untuk hal itu Penggugat asal (Tergugat I Intervensi) akan membuktikannya pada saat pembuktian dalam perkara ini (in casu), perkara perdata No. 23/Pdt.G/2007/PN.Dps ; bahwa benar, berdasarkan atas uraian-uraian dalam eksepsi tersebut
ah
gu
Intervensi adalah penguasaan tanah tanpa alas hak yang sah, oleh karena
didapat dari perbuatan melawan hukum yang dilakukan antara Tergugat asal dengan Tergugat II asal ;
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Denpasar telah mengambil putusan, yaitu putusan No. 23/PDT.G/2007/PN.DPS tanggal 18 September 2007 yang amarnya sebagai berikut : DALAM PERKARA POKOK : DALAM KONPENSI : DALAM EKSEPSI : -
ah k
am
ah
A gu ng
2. Menyatakan hukum bahwa antara Penggugat dengan Tergugat I adalah tidak ada hubungan waris atau waris mewaris ;
3. Memerintahkan kepada Jurusita Pengadilan Negeri Denpasar untuk mengangkat Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) terhadap tanah sengketa
sebagaimana Berita Acara Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) Nomor : 23/Pdt.G/2007/PN.Dps tanggal 22 maret 2007 ;
2. Menyatakan hukum, Tanah sengketa adalah harta Pusaka Druwe Puri Djambe Kaliungu, peninggalan I Gusti Ayu Agung Ripig ;
ka
Ayu Made Ngurah adalah anak angkat dari I Gusti Agung Ripig yang berhak mewarisi tanah sengketa ;
ah
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 15
ng
ahli waris dari Anak Agung Ngurah Gede Djambe dan Anak Agung Ayu
es
ep
3. Menyatakan hukum ; Anak Agung Ngurah Gede Djambe dan Anak Agung
ub
untuk seluruhnya ;
lik
In do ne si
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u
DALAM
b
5. Menyatakan hukum jual beli tanah sengketa antara para Penggugat Rekonpensi/para Tergugat Konpensi dengan I Gusti Ketut Adi Suedandi, Akte jual beli No. 568/73, tanggal 5 Mei 1973 dan Sertifikat Hak Milik No. 355, tanggal 8 April 1974 atas nama Adi Suedandi yang diterbitkan berdasarkan Akta Jual Beli No. 568/73 tanggal 5 Mei 1973 adalah sah ;
ah
gu
2. Menyatakan Penggugat Intervensi adalah sah pemegang HGB atas tanah sengketa sertifikat HGB No. 2/Seminyak, tanggal 15 Agustus 2002, surat ukur No. 154/2002 tanggal 13 Agustus 2002 ; DALAM PERKARA POKOK
am
ub lik
KONPENSI, tingkat banding
REKONPENSI
ep
ah k
Konpensi/Tergugat
Rekonpensi
Rp. 1.899.000,- (satu juta delapan ratus sembilan puluh sembilan ribu
A gu ng
rupiah) ;
Menimbang,
bahwa
dalam
atas
oleh Pengadilan Tinggi Denpasar dengan putusan No. 142/PDT/2007/PT.DPS tanggal 14 Desember 2007 yang amarnya sebagai berikut : -
ah
ka
ah
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 16
es
ep
ub
lik
In do ne si
permohonan
timbul dalam perkara ini yang sehingga saat ini ditetapkan berjumlah
In do ne si a
DAN perkara
ng
hk am
ep u ep R
b
3. Menyatakan bahwa para Penggugat adalah ahli waris dari I Gusti Ngurah Gede Togor yang patut mewarisi warisannya ; 4. Menyatakan hukum bahwa perbuatan transaksi jual beli atas tanah sengketa yang pernah dilakukan oleh Tergugat I (Djero Nerida) dengan Tergugat II (I Gusti Ketut Adi Suedandi) adalah perbuatan Melawan
gu
Hukum oleh karena Tergugat I adalah orang yang tidak mempunyai hak untuk menjual tanah sengketa. Karenanya pelaksanaan jual beli yang diwujudkan dalam Akte Jual Beli No. 568/73, pada hari sabtu tanggal 5 Mei 1973 dengan batas-batas disebelah : Utara Timur : DN ; : Tanjung Reg ;
ah
am
Oleh Pejabat pembuat akte tanah atau Camat I Made Suwendha, BA, adalah cacat hukum dan tidak sah, oleh karenanya harus batal demi hukum ;
ah k
5. Menyatakan hukum, bahwa Sertifikat Hak Milik No. 355 dan hak milik
diterbitkan dari dasar transaksi jual beli tanah sengketa dengan akte
ah
A gu ng
(I Gusti Ketut Adi Suedandi) kepada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Badung adalah cacat hukum dan tidak sah oleh karenanya harus dinyatakan tidak mengikat ;
6. Menyatakan hukum, bahwa oleh karena transaksi jual beli atas tanah
melawan hukum dan atau cacat hukum atau tidak sah, maka oleh karena
Tergugat II (I Gusti Ketut Adi Suedandi) kepada Tergugat III (Dr. I Wayan
ka
7. Menyatakan hukum bahwa Sertifikat hak Guna Bangunan No. 26, Desa
oleh Tergugat III (Dr. I Wayan Mastra) kepada Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia adalah juga cacat hukum, oleh karenanya harus dinyatakan batal demi hukum, sebab transaksi yang pernah dilakukan
ah
ep
Kuta, atas nama Gereja Kristen Protestan Bali yang pernah dimohonkan
ub
Mastra, mewakili Gereja Kristen Protestan Bali) adalah juga cacat hukum
lik
itu transaksi jual beli atau transaksi apapun yang pernah dilakukan oleh
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 17
es
In do ne si
No. 481, Desa Kuta atas nama I Gusti Ketut Adi Suedandi yang
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep R
b
hukum sebab transaksi jual beli tanah sengketa adalah didasarkan pada transaksi yang cacat hukum dan tidak sah ; 8. Menyatakan hukum bahwa Penguasaan tanah sengketa oleh Gereja Kriten Protestan Bali (Tergugat III, Dr. I Wayan Mastra, bertindak untuk dan atas nama Gereja Kristen Protestan Bali) adalah penguasaan tanah
ah
gu
Tergugat III (Gereja Kristen Protestan Bali) atau kepada barang siapa yang mempunyai hak dari padanya untuk menyerahkan tanah sengketa
kepada Penggugat secara ikhlas (lasia) dan dalam keadaan kosong, serta bila perlu penyerahan tersebut dengan bantuan dari yang berwajib atau Polisi ;
am
ah k
DALAM INTERVENSI : -
ah
A gu ng
DALAM KONPENSI/REKONPENSI : -
Menghukum Tergugat I/II/III Konpensi/Penggugat Rekonpensi I/II/III untuk membayar biaya perkara ini dalam dua tingkat peradilan, yang dalam tingkat
banding ditetapkan sebesar Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) ;
27 Februari 2008 diajukan permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 28 Februari 2008 dan 29 Februari 2008 sebagaimana ternyata dari akte
ka
2007/PT.Dps yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Denpasar, permohonan mana diikuti dengan memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal
ah
ep
permohonan
kasasi
No.
23/Pdt.G/2007/PN.DPS
ub
lik
dan
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 18
es
In do ne si
No. 23/Pdt.G/
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u
diberitahu
b
Bahwa setelah itu oleh Penggugat/Pembanding yang pada tanggal 14 Maret 2008
telah
tentang
memori
Tergugat/Terbanding diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Denpasar pada tanggal 25 Maret 2008 ;
ah
gu
tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima ;
1. Bahwa Pengadilan Tinggi Denpasar telah melakukan kesalahan formal dalam mencantumkan sebagai kuasa Tergugat dalam perkara ini, dimana Pengadilan tersebut menyebutkan dalam putusannya orang yang tidak pernah diberikan kuasa dinyatakan sebagai kuasa ;
am
Bahwa sebagai kuasa dari Tergugat I, II, III dalam permohonan banding perkara ini adalah I Made Putra Wibawa, SH. Advokat/Pengacara yang berkantor di Perumahan teras Ayung Blok C No. 40, Gatot Subroto Timur,
ah k
ah
A gu ng
kuasa dengan menyebutkan pihak lain (Luh Aniek Era M, SH. dan Ketut Parmenas, SH.), selaku kuasa Tergugat II dan Tergugat III, yang kedua orang tersebut tidak pernah menerima kuasa untuk perkara banding dari Tergugat II dan Tergugat III ;
2. Bahwa Pengadilan Tinggi Denpasar dalam mengadili perkara ini, bersifat memihak kepada Penggugat, dengan cara membelokkan pokok sengketa ;
Penggugat) atau tanah sengketa adalah milik Puri Djambe Kaliungu (dalil
Pengadilan Tinggi Denpasar justru membelokkan pokok sengketa dengan menekankan kepada dalil apakah benar tanah sengketa milik Puri Djambe
ka
ah
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 19
peristiwa lama, yang tidak perlu lagi dibuktikan (baca. Ter Haar, 1958.
ng
es
hak milik. Tentang hak milik Tergugat I telah membuktikan dan mengajukan
adalah tentang tukar menukar, padahal pokok persoalan perkara ini adalah
ep
Kaliungu, yang diperoleh dari tukar menukar tanah Puri Djambe Kaliungu
ub
Tergugat I) ;
lik
benar tanah sengketa adalah milik I Gusti Ngurah Gde Togor (dalil
In do ne si
ep
ub lik
In do ne si a
kasasi dari para
ng
hk am
ep u ep R
b
azas-azas dan susunan hukum adat, Pradnya Paraminta, Djakarta Halaman 228) ; 3. Pengadilan Tinggi Denpasar tidak cermat memperhatikan bukti-bukti yang diajukan dalam perkara ini, sehingga akhirnya mengambil kesimpulan yang keliru ;
ah
gu
menyimpulkan tidak ada bukti atau saksi dari para Tergugat I yang dapat menjelaskan bahwa I Gusti Ngurah Gde Togor kawin peselang dengan
I Gusti Ayu Agung Ripig, sedangkan saksi para Penggugat dengan jelas menerangkan bahwa I Gusti Ngurah Gde Togor tidak pernah kawin keluar .
Bahwa sesudahnya Tergugat I sudah mengajukan bukti-bukti surat sesuai dengan aslinya yang menyatakan bahwa I Gusti Ngurah Gde Togor kawin peselang dengan I Gusti Ayu Agung Ripig yaitu : b. T.I.2
am
Foto copy sesuai dengan aslinya, putusan Pengadilan, Majelis Pengadilan Kerta No. 2/1948/Civiel, tanggal 3 Februari 1948 ;
ah k
b. T.I.1
Foto copy sesuai dengan aslinya, Surat silsilah Kewarisan Tergugat I di Puri Djambe Kaliungu, tertanggal 26 Mei 1965 ;
yang dibuat oleh Djero Nerida, A.A. Raka Mas, A.A. Gde Agung,
ah
A gu ng
A.A. Gde Djambe, A.A. Alit yang disahkan oleh Klian Banjar Kaliungu Klod, kepada Desa Dangin Puri, Camat Denpasar, tertanggal 10 Juli 1972 ;
jawaban Tergugat I butir No. 5 dapat diberikan replik sebagai berikut : bahwa terhadap jawaban gugatan butir No. 5 Penggugat menyatakan
waktu kemudian I Gusti Ngurah Gde Togor kawin lagi dengan seorang
sehingga kemudian I Gusti Ngurah Gde Togor meninggalkan Puri Kaliungu dan selanjutnya membuat Puri baru yang diberi nama Puri
ka
Bahwa saksi yang diajukan oleh Penggugat bernama Anak Agung Ngurah Oka yang menerangkan bahwa I Gusti Ngurah Gde Togor tidak pernah kawin keluar , adalah saksi Nullus testis Unnus testis , dan oleh
ah
ep
ub
lik
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 20
es
In do ne si
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep
Negeri
b
83 putusan Pengadilan Negeri Denpasar), kesaksian mana menurut hukum tidak mempunyai kekuatan pembuktian ; 4. Pengadilan Tinggi Denpasar Keliru Dalam Menilai Kekuatan Pembuktian tentang Hak Milik ; Bahwa Pengadilan Tinggi Denpasar dalam memenangkan Penggugat
ah
gu
pengakuan dari para pihak bahwa tanah sengketa dalam pipilnya tersebut atas nama I Gusti Ngurah Gde Togor (vide halaman 7 alinea ke 3 putusan PT. Denpasar) dan walaupun pipil bukan bukti hak milik, akan tetapi karena
ada saksi dari Penggugat yang mendukungnya bernama Anak Agung Ngurah Oka yang menyaksikan bahwa tanah sengketa adalah milik I Gusti Ngurah Togor (vide halaman 8 alinea 2 putusan PT. Denpasar), maka Pengadilan Tinggi Denpasar berkesimpulan bahwa tanah sengketa adalah milik I Gusti Ngurah Gde Togor ;
am
Bahwa baik dalam gugatan, jawab menjawab serta dalam pembuktian dipersidangan di Pengadilan Denpasar meunjukkan bahwa
ah k
nama I Gusti Ngurah Gde Togor. Akan tetapi dalam pembuktian, Penggugat
ah
A gu ng
asal (Termohon Kasasi) tidak pernah menunjukkan suatu surat pipil asli sebagai bukti untuk menguatkan dalilnya itu. Sedangkan saksi Penggugat
asal (Termohon Kasasi) bernama Anak Agung Ngurah Oka adalah saksi de auditu (vide halaman 83 alinea terakhir putusan Pengadilan Negeri
butir 2, yo kesimpulan Tergugat II asal, tertanggal 28-8-2007 halaman 5 butir 13 yo kesimpulan Tergugat III asal tertanggal 28-8-2007, halaman 2
halaman 4 butir 11), yang menerangkan bahwa tanah sengketa adalah milik
ka
kepemilikan
ub
I Gusti Ngurah Gde Togor, karena ia (saksi) pernah mendengar dari Anak
lik
tanah
ah
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 21
ng
es
asli surat pipil yang diajukan oleh Penggugat asal, dan yang ada hanya
nama I Gusti Ngurah Gde Togor (tidak ada pengakuan) dan tanpa ada bukti
ep
disimpulkan oleh Pengadilan Tinggi Denpasar adalah jelas hanya dalil dari
In do ne si
sengketa yang
sengketa adalah milik I Gusti Ngurah Gde Togor karena dalam pipilnya atas
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep R
b
sengketa hanya berdasarkan dalil dari Penggugat asal dan satu orang saksi de auditu ; Bahwa sebaliknya Tergugat I asal (Pemohon Kasasi), telah membuktikan kepemilikan tanah sengketa dengan putusan Pengadilan Negeri Denpasar, Perdata No. 494/1954, tanggal 16 Nopember 1954 (T.I.3) yang isinya
ah
gu
Djambe Kaliungu, yang sudah dibagi oleh ahli warisnya bernama Anak Agung Gde Djambe dan Anak Agung Ayu Made Ngurah, tersebut salah
satunya (tanah sengketa) tersebut dipilil atas nama I Gusti Ngurah Gde Togor, disamping ada juga Deruwe Puri Djambe Kaliungu yang dibagi itu tersebut dipililnya atas nama I Gusti Al. Bantiran, I Gusti Ngurah dan I Saju Nyobeleng ;
am
Bahwa dengan disebutnya oleh putusan Pengadilan aquo (Perdata No. 494/1954), bahwa tanah sengketa itu, tersebut dipipil atas nama I Gusti Ngurah Gde Togor, maka bukanlah berarti tanah sengketa itu milik I Gusti Ngurah Gde Togor, oleh karena putusan Pengadilan Negeri Denpasar, Perdata No. 494/1954 (T.I.3) tersebut sudah secara jelas menyatakan tanah
ah k
ah
A gu ng
sengketa ada pada Tergugat I, dalam pada itu Tergugat I asal juga
menjadi Punggawa pada saat I Gusti Ayu Agung Ripig masih hidup secara jelas menyakan dalam kesaksiannya bahwa tanah sengketa adalah Deruwe
Puri Kaliungu yang pewarisnya I Gusti Ayu Agung Ripig (vide putusan Pengadilan Negeri Denpasar No. 23/Pdt.G/2007/PN. Dps, halaman 41) ;
tanah sengketa adalah Deruwe Puri Djambe Kaliungu, dikuatkan oleh saksi
menyatakan dalam kesaksian bahwa tanah sengketa adalah Deruwe Puri Kaliungu dengan pewarisnya I Gusti Ayu Agung Ripig, justru tidak
ka
dengan demikian Pengadilan Tinggi Denpasar jelas telah melakukan kekeliruan dalam memberikan penilaian kekuatan pembuktian hak milik atas tanah sengketa, yang sebenarnya dengan demikian menurut hukum tanah
ah
ep
ub
pejabat Punggawa saat itu bernama I Gusti Made Adi yang secara jelas
lik
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 22
es
In do ne si
sengketa yang tersebut dipipil atas nama I Gusti Ngurah Gde Togor adalah
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep R
b
5. Pengadilan Tinggi Denpasar Keliru Dalam Menilai Dasar Hukum Dari Akta Jual Beli No. 568/1973 Tertanggal 5 Mei 1973 ; Bahwa Pengadilan Tinggi Denpasar dalam putusan halaman 10 alinea 1 dan 2 menyatakan bahwa menimbang akta jual beli No. 568/73 antara lain tersebut pada bukti T.I. 4 tertulis dengan jelas bahwa Jero Nerida bertindak
ah
gu
untuk dan atas namanya sendiri dan atas kuasa dari putra-putranya yang
sama-sama sebagai ahli waris dari I Gusti Ngurah Gde Togor, padahal sejak awal para Tergugat I mengakui bahwa antara Penggugat dengan Tergugat I tak ada hubungan waris mewaris. Menimbang bahwa dengan tak
terbuktinya I Gusti Ngurah Gde Togor kawin peselang antara lain juga karena terbukti meninggal dan diaben di Puri Langon, serta meninggalkan
ahli waris yaitu kini para Penggugat, sangatlah jelas bahwa tidak benar Jero Nerida dan anak-anaknya adalah ahli waris dari I Gusti Ngurah Gde Togor, sehingga karenanya akta tersebut telah dibuat berdasarkan fakta yang tidak benar ;
am
ah k
Bahwa Pengadilan Tinggi Denpasar jelas keliru dalam menilai dasar dari akta jual beli No. 568/1973 tersebut, oleh karena akta jual beli No. 568/1973
10 Juli 1972 (vide T.I.11, T.II.8) dan putusan Pengadilan Negeri Denpasar,
ah
A gu ng
menyatakan bahwa tanah sengketa adalah Deruwe Puri Djambe Kaliungu, dipipil tersebut atas nama I Gusti Ngurah Gde Togor. Bahwa I Gusti Ngurah
Gde Togor dalam perkawinan peselang/ditoroni (vide T.I.1, T.II.8, T.III.5) dengan I Gusti Ayu Agung Ripig, telah mengangkat anak secara sah, yaitu
istrinya yang lain, anak mana bernama Anak Agung Gde Jambe dan Anak
Gde Togor, disamping secara fakta hukum (T.I.2) para Tergugat I adalah keturunan dari Anak Agung Gde Jambe (anak dari I Gusti Ngurah Gde
ka
perkawinan peselang/ditoroni antara I Gusti Ngurah Gde Togor dengan I Gusti Ayu Agung Ripig) ;
ah
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 23
ng
es
ep
Togor sendiri yang diangkat sebagai anak angkat yang sah dalam
ub
Deruwe Puri Djambe Kaliungu tersebut dipilnya atas nama I Gusti Ngurah
lik
Agung Ayu Made Ngurah (Vide T.I.2, T.II.13, T.III.6), sehingga secara
In do ne si
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u
mengikat
b
Bahwa Pengadilan Tinggi Denpasar dalam putusannya tersebut, halaman 9 alinea 1 berbunyi menimbang meskipun dalam akta perdamaian No. 494/1954 (bukti T.II.12) tanah sengketa dimaksukkan sebagai milik Puri Djambe, tetapi perdamaian tersebut hanyalah menyangkut ahli waris Puri Djambe Kaliungu dan I Gusti Ngurah Togor tidak termasuk sebagai pihak
ah
gu
sehingga
karenanya tidak
Penggugat
tersebut ;
vergelijke) merupakan suatu keputusan tertinggi, tiada upaya banding dan kasasi baginya, maka majelis hakim harus mendasarkan keputusannya dalam perkara ini atas hal/keputusan perdamaian tersebut ; Bahwa Pengadilan Tinggi Denpasar, keliru dalam memberikan penilaian kekuatan pembuktian dari T.I.3 yo T.II.12, disamping karena alasan tersebut diatas (yurisprudensi), juga karena Pengadilan Tinggi Denpasar tidak memperhatikan dengan cermat bukti T.I. 1, dimana yang melakukan
am
ah k
Ngurah (yang anak I Gusti Ngurah Gde Togor sendiri yang diangkat
ah
A gu ng
sebagai anak angkat sah dalam perkawinan peselangnya dengan I Gusti Ayu Agung Ripig, di Puri Djambe Kaliungu) dengan para Tergugat I (adalah
keturunan Anak Agung Gde Djambe anaknya I Gusti Ngurah Togor sendiri yang diangkat sebagai anak angkat sah dalam perkawinan
peselangnya dengan I Gusti Ayu Agung Ripig di Puri Djambe Kaliungu vide T.I.2) yang mana berarti keturunan I Gusti Ngurah Togor dalam perkawinan peselangnya dengan I Gusti Ayu Ripiglah yang terbit dalam
Kaliungu (vide T.I.3), dimana salah satu/3 cuta harta warisan Deruwe Puri
ka
Hal itu berarti bahwa dalam putusan Pengadilan tersebut (T.I.3) telah
ah
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 24
es
Kaliungu (cc. Bukan keturunan I Gusti Ngurah Togor di Puri Langon), untuk
ep
terlibat para ahli waris sah/keturunan dari I Gusti Ngurah Togor dalam
ub
lik
In do ne si
perdamaian dalam perkara perdata No. 494/1954, adalah I Gusti Ayu Made
ep
ub lik
In do ne si a
dalam perdamaian
ng
hk am
ep u
Tidak
b
7. Pengadilan Tinggi Denpasar Mempertimbangkan Saksi Dari Tergugat I yang angat menentukan dalam perkara ini, tetapi justru memberikan kekuatan pembuktian kepada saksi de auditu yang diajukan oleh Penggugat ; Bahwa saksi I Gusti Made Adi (vide halaman 41 putusan Pengadilan Negeri
ah
gu
Denpasar) yang Tergugat I ajukan, dimana saksi adalah selaku pejabat Punggawa pada saat I Gusti Ayu Agung Ripig masih hidup, yang menerangkan bahwa tanah sengketa adalah milik Puri Djambe Kaliungu dengan pewarisnya I Gusti Ayu Agung Ripig adalah saksi yang sangat
menentukan kepastian kepemilikan tanah sengketa ada pada Puri Djambe Kaliungu, tidak dipertimbangkan dalam pertimbangan hukum Pengadilan Tinggi Denpasar ;
am
Dan bahkan justru sebaliknya Pengadilan Tinggi Denpasar, berkali-kali memberikan pertimbangan dan memberikan kekuatan hukum dalam pertimbangannya terhadap saksi Anak Agung Ngurah Oka, padahal saksi tersebut adalah saksi de Auditu (vide halaman 83 alinea terakhir putusan Pengadilan Negeri Denpasar) dimana saksi tahu tanah sengketa adalah
ah k
A gu ng
8. Pengadilan Tinggi Denpasar Mengabulkan hal yang tidak dituntut atau lebih dari pada yang dituntut oleh Penggugat ;
Bahwa Penggugat baik dalam gugatannya, jawab menjawab, maupun dalam permohonan banding, tidak pernah menuntut dalam petitum
gugatannya, bahwa ia (Penggugat) adalah ahli waris dari I Gusti Ngurah Gde Togor yang berhak mewarisi harta peninggalannya. Bahkan setelah Tergugat I dan Tergugat II tunjukkan kesalahannya/atas hal yang tidak
ah
dalam amar putusannya, melanggar ketentuan pasal 189 ayat 2 dan 3 Rbg yo pasal 67 ayat c UU No. 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung,
ka
ah
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 25
Desa Kuta atas nama Gereja Kriten Protestas Bali yang pernah
ng
berbunyi : Menyatakan tidak sah Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 26,
es
Kewenangan Absolut ;
ep
ub
Tinggi Denpasar, serta merta mengabulkan hal yang tidak dituntut tersebut
lik
dituntutnya
itu
dalam
jawaban
gugatan,
Penggugat
In do ne si
juga tidak
milik I Gusti Ngurah Gde Togor karena saksi diberitahu oleh cucunya
ep
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u
Negeri
b
dimohonkan oleh Tergugat III (Dr. I Wayan Mastra) kepada Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia adalah cacat hukum, oleh karenanya dinyatakan batal demi hukum ; Bahwa
Menteri
dalam
Republik
Indonesia,
ah
gu
T.III.11), telah memutuskan pemberian Hak Guna Bangunan atas tanah sengketa kepada Gereja Kristen Protestan Bali, sehingga berdasarkan keputusan tersebut, terbitlah Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 26/1975
atas nama Gereja Kristen Protestan dengan jangka waktu berlaku selama 25 tahun ;
Dengan demikian Sertifikat Hak Guna Bangunan tersebut adalah jelas merupakan Surat Keputusan Tata Usaha Negara (dalam hal ini Keputusan Menteri Dalam Negeri) yang keputusannya bersifat publik (erga omnes ; jangka berlaku hak HGB selama 25 tahun) dan menurut ketentuan pasal 53 ayat 1 UU No. 9 tahun 1004 ; bahwa yang mempunyai kewenangan absolut menyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan Tata Usaha Negara adalah Pengadilan Tata Usaha Negara, dan bukan Pengadilan Umum/
am
ah k
10. Pengadilan Tinggi Denpasar dalam mengadili perkara ini, tidak menerapkan
ah
A gu ng
Bahwa pengalihan tanah sengketa oleh Tergugat I kepada Tergugat II berlangsung pada tanggal 5 Mei 1973 (T.I.4) dan pada tanggal 8 April 1974
bersertifikat atas nama I Gusti Ketut Adi Suedandi (T.II.14), hal mana berarti
penguasaan tanah sengketa oleh Tergugat I selanjutnya beralih kepada Tergugat II, kemudian ke Tergugat III berlangsung selama 34 tahun tanpa ada tuntutan/gangguan dari siapapun ;
tuntutan
hukum
baik
yang
bersifat
perbendaan,
lik
Bahwa sesuai ketentuan pasal 1967 KUHPerdata berbunyi : Segala maupun bersifat
sedangkan siapa yang menunjukkan akan adanya daluwarsa itu tidak usah menunjukkan suatu alas hak, lagi pula tak dapat dimajukan terhadapnya
ka
Bahwa sesuai ketentuan pasal 834 dan 835 KUHPerdata berbunyi : Tiap-
ah
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 26
ng
es
warisnya terhadap segala mereka yang baik atas dasar yang sama, baik
ep
ub
In do ne si
ep
ub lik
In do ne si a
dengan Surat
ng
hk am
ep u
b
penguasaan (pasal 834 KUHPerdata). Tiap-tiap tuntutan demikian gugur karena kadaluwarsa dengan tenggang waktu selama 30 tahun (pasal 835 KUHPerdata) ; Bahwa pasal 32 ayat 2 PP No. 24 tahun 1997 berbunyi : Dalam hal suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertifikat secara sah atas nama orang atau
ah
gu
badan hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan
secara nyata menguasainya, maka pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah itu tidak dapat menuntut lagi pelaksanaan hak tersebut apabila
dalam waktu lima tahun sejak diterbitkan sertifikat itu tidak mengajukan
keberatan secara tertulis kepada pemegang sertifikat dan kepada Kantor Pertanahan yang bersangkutan
ub lik
ataupun
mengajukan
Pengadilan mengenai penguasaan atas penerbittan sertifikat tersebut ; Bahwa hukum adat menentukan bahwa dalamnya waktu itu dapat melenyapkan hak seorang waris, yang mestinya diminta setahunya, dalam suatu perjanjian, padahal tidak, tetapi ia juga melawannya dalam jangka waktu yang patut (Mr. B Ter Haar 1958. azas-azas dan Susunan Hukum Adat, Pradnya Paramita, Djakarta, halaman 228) ;
am
ah k
ah
A gu ng
tahun , ketentuan mana dimuat oleh KUHPerdata yang juga merupakan hukum acara yang berlaku di Pengadilan Negeri, selain HIR/Rbg,
sebagaimana pasal dan ketentuannya sudah dikutip seperti diatas yang menyatakan dengan jelas bahwa tuntutan hak waris hapus atau gugur
karena kadaluarsa dengan lewatnya waktu 30 tahun. Bahkan PP No. 24 tahun 1974 tersebut diatas menentukan hak menuntut gugur karena
Bahwa pasal 531 KUHPerdata berbunyi : Kedudukan beritikad baik, manakala si yang memegang memperoleh kebendaan tadi dengan cara
ka
terkandung didalamnya ;
ah
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 27
ng
es
Bahwa dalam peristiwa aquo Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III adalah
ep
memperoleh hak milik, dalam mana tak tahulah dia akan cacat cela yang
ub
lik
In do ne si
ep
In do ne si a
gugatan ke
ng
hk am
ep u ep R
b
Tergugat II, memperoleh tanah sengketa dari Tergugat I dengan cara memperoleh hak milik (T.II.1) ; Tergugat III, memperoleh tanah sengketa mengikuti prosedur perolehan Hak Guna Bangunan atas tanah perseorangan yang dilepaskan kepada Negara dengan membayar harga tanah kepada pihak perseorangan
ah
gu
Negara, sehingga Tergugat III memperoleh Hak Guna Bangunan (T.III.1, T.III.2, T.III.8, T.III.9, T.III.10, T.III.11) ;
1. Bahwa yang menjadi sengketa dalam perkara aquo adalah kepemilikan tanah terhadap tanah pusaka milik dari Puri Djambe Kaliungu yang selanjutnya disebut Tanah Sengkata ;
am
2. Bahwa asal mula tanah sengketa adalah tanah pusaka milik Puri Djambe Kaliungu yang diwariskan kepada satu-satunya ahli waris Puri Djambe Kaliungu yaitu I Gusti Agung Ayu Ripig, sehingga sebagai hukum tanah
ah k
ah
A gu ng
No. 494/1954 tentang Akta Perdamaian, tanggal 16 November 1954, lampiran E, baris 3 yang secara tegas dinyatakan tanah sengketa adalah harta warisan I Gusti Ayu Agung Ripig/Puri Djambe Kaliungu ;
Agung Ripig secara hukum adat Bali melakukan kawin peselang (selang
hukum tanah sengketa tetap sebagai milik I Gusti Agung Ayu Ripig (vide
tentang perkawinan) ;
ka
5. Bahwa dari hasil perkawinan peselang tersebut, I Gusti Ayu Ripig dan
Sagung Manik, namun putrinya ini kemudian kawin keluar meninggalkan Puri, sebagai hukum adat Bali tidak berhak mewarisi harta pusaka Puri Djambe Kaliungu. Selanjutnya agar ada penerus/ahli waris dari Puri Djambe
ah
ep
I Gusti Ngurah Gde Togor, dikaruniai seorang putri bernama Anak Agung
ub
Pasal 35 ayat (1) dan pasal 37 ayat (2), Undang-Undang No. 1 tahun 1974
lik
Togor dengan membawa harta bawaan (in casu tanah sengketa), sebagai
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 28
Djambe dan Anak Agung Ayu Made Ngurah, sebagai hukum Anak Agung
ng
es
In do ne si
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep R
b
Gde Djambe dan Anak Agung Ayu Made Ngurah ialah satu-satunya ahli waris I Gusti Ayu Agung Ripig yang memiliki hak atas tanah sengketa. Mengenai pengangkatan anak ini telah dikuatkan dengan putusan majelis Pengadilan Kerta di Denpasar No. 2/1948/civiel, tanggal 3 Februari 1948 tentang pengangkatan Anak ;
ah
gu
6. Bahwa tanah sengketa dikelola/diolah oleh I Gusti Ngurah Gede Togor dan
pipilnya beratas namakan I Gusti Ngurah Grde Togor, akan tetapi sebagai
hukum kepemilikan atas tanah sengketa tidak beralih kepada I Gusti Ngurah Gede Togor karena pipil bukan merupakan bukti kepemilikan atas tanah dan hanya bukti pembayaran pajak ;
7. Bahwa berdasarkan fakta hukum terebut, sebagai hukum yang berhak mewarisi tanah sengketa ialah AA Gede Djambe dan AA Ayu Made Ngurah ;
am
8. Bahwa AA Gede Djambe menikah dengan Djero Nerida dan mendapatkan 4 (empat) orang anak yaitu Anak Agung Raka, Anak Agung Gde Agung, Anak Agung Gde Djambe dan Anak Agung Alit ; 9. Bahwa kemudian AA Gede Djambe dan AA Ayu Made Ngurah meninggal
ah k
ah
A gu ng
yaitu Anak Agung Raka, Anak Agung Gde Agung, Anak Agung Gde Djambe dan Anak Agung Alit sedangkan AA Ayu Made Ngurah tidak meninggalkan
ahli waris, maka sebagai hukum Djero Nerida, Anak Agung Raka, Anak
Agung Gde Agung, Anak Agung Gde Djambe dan Anak Agung Alit ialah ahli waris I Gusti Ayu Agung Ripig yang berhak mewarisi tanah sengketa ;
Bahwa Pemohon Kasasi I/Terbanding I/Tergugat I ialah ahli waris I Gusti Ayu Agung Ripig/Puri Djambe Kaliungu dengan bukti, sebagai berikut :
16 November 1954.
ka
waris I Gusti Ngurah Gede Togor dengan istrinya yang lain, sebagai hukum Termohon Kasasi/Pembanding/Penggugat tidak berhak mewarisi harta bawaan milik I Gusti Ayu Agung Ripig ;
ah
ep
ub
lik
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 29
ng
es
In do ne si
dunia dan AA Gede Djambe meninggalkan ahli waris yaitu Djero Nerida
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep
Surat
b
Jambe Kaliungu sebagai pemegang hak milik atas tanah sengketa dengan sah, sebegai hukum berhak menjual tanah sengketa dengan persetujuan keempat anaknya kepada I Gusti Ketut Suedandi, Pemohon Kasasi II/ Terbanding II/Tergugat II ; 12. Bahwa jual beli atas tanah sengketa yang dilakukan oleh Djero Nerida
ah
gu
10 Juli 1972) kepada I Gusti Ketut Adi Suedandi/Pemohon Kasasi II/ Terbanding II/Tergugat II secara riil dan kontan yang dituangkan dalam akta
jual beli No. 568/1973, tertanggal 5 mei 1973 dihadapan PPAT/Camat Kuta I Made Suwendha, BA dan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Badung telah diterbitkan Sertifikat Hak Milik No. 335 atas nama I Gusti Ketut Adi Suedandi/Pemohon Kasasi II/Terbanding II/Tergugat II sehingga sebagai hukum jual beli tanah sengketa adalah sah dengan itikad baik ;
am
13. Bahwa Pemohon Kasasi II/Terbanding II/Tergugat II telah melepaskan hak atas tanah sengketa kepada Negara serta mendapatkan ganti rugi dari Pemohon Kasasi III/Terbanding III/Tergugat III dan oleh Pemohon Kasasi III/Terbanding III/Tergugat III (Dr. I Wayan Mastra, mewakili Gereja Kristen
ah k
negara untuk ditunjuk sebagai pemegang hak atas tanah sengketa yang
ah
A gu ng
dikabulkan
dengan
Keputusan
Menteri
Dalam
Hak Guna Bangunan No. 26/Desa Kuta, tanggal 9 Oktober 1975, a/n Gereja
Penggugat Intervensi, hingga saat ini tanah sengketa telah dikuasai oleh Pemohon Kasasi/Terbanding Intervensi/Penggugat Intervensi dengan itikad baik ;
sengketa tersebut adalah sah dengan itikad baik, sebagai hukum berhak mendapatkan memperoleh perlindaungan hukum (yurisprudensi putusan
ka
15. Bahwa
berdasarkan
fakta-fakta
ep
Mahkamah Agung RI tanggal 28 Maret 1982 No. 1230 K/Sip/1980) ; hukum diatas, terhadap sengketa
ah
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 30
es
ub
lik
14. Bahwa jual beli tanah sengketa antara Pemohon Kasasi I/Terbanding I/
In do ne si
Negeri SK.
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep R
b
Menimbang, bahwa terlepas dari alasan-alasan yang diajukan para Pemohon Kasasi tersebut diatas, menurut pendapat Mahkamah Agung, Pengadilan Tinggi telah salah menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut : bahwa berdasarkan putusan Majelis Pengadilan Kerta di Denpasar No. 2/1948/Civiel tanggal 3 Februari 1948, dan putusan Pengadilan Negeri
Keturunan Djambe Kaliungu tanggal 26 Mei 1965, dapat diketahui bahwa Tergugat I sebagai yang berhak atas tanah sengketa (Pipil 225, Persil No.
10 a.n. I Gusti Ngurah Gde Togor luas 3,06 Ha Padjeg 12,83, Desa/Klasiran Seminyak Butun ;
ah
bahwa peralihan tanah sengketa berdasarkan Akta Jual Beli No. 568/1973 tanggal 5 Mei 1973 dari Tergugat I kepada Tergugat II, selanjutnya Tergugat III mendapatkan hak berdasarkan SK Mendagri No. 261/HGB/DA/75 kemudian terbit Sertifikat HGB No. 26/Desa Kuta tanggal 9 Oktober 1975 a.n. Gereja Kristen Protestan di Bali, adalah sah menurut hukum ;
ah k
am
A gu ng
pertimbangannya sendiri ;
permohonan kasasi dari para Pemohon Kasasi : ahli waris Djero Nerida dan kawan-kawan dan membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Denpasar
No. 143/PDT/2007/PT.Dps tanggal 14 Desember 2007 yang membatalkan putusan Pengadilan Negeri Denpasar No. 23/Pdt.G/2007/PN.Dps tanggal
ah
kalah, maka harus dihukum untuk membayar biaya perkara dalam semua tingkat peradilan ;
ka
Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan ;
ah
ep
ub
lik
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 31
es
In do ne si
ub lik
In do ne si a
gu
ng
hk am
ep u ep R
b
MENGADILI : Mengabulkan permohonan kasasi dari para Pemohon Kasasi : I. 1. DJERO NERIDA, diwakili oleh para ahli warisnya : a. A.A. GEDE AGUNG b. A.A. GEDE JAMBE,
ah
gu
2. I GUSTI KETUT ADI SUEDANDI, diwakili oleh para ahli warisnya : a. A.A. JAYA PERTAMA b. A.A. JAYA SEMARA c. A.A. JAYA PUTRA 3. DR. I. WAYAN MASTRA, dan
Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Denpasar No. 143/PDT/2007/ PT.Dps tanggal 14 Desember 2007 yang membatalkan putusan Pengadilan Negeri Denpasar No. 23/Pdt.G/2007/PN.Dps tanggal 18 September 2007 ; MENGADILI SENDIRI : DALAM KONPENSI : DALAM EKSEPSI : -
ah k
am
ah
A gu ng
2. Menyatakan hukum bahwa antara Penggugat dengan Tergugat I tidak ada hubungan waris atau waris mewaris ;
3. Memerintahkan kepada Jurusita Pengadilan Negeri Denpasar untuk mengangkat Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) terhadap tanah sengketa
sebagaimana Berita Acara Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) Nomor : 23/Pdt.G/2007/PN.Dps tanggal 22 Maret 2007 ;
DALAM REKONPENSI :
untuk seluruhnya ;
ka
3. Menyatakan hukum : Anak Agung Ngurah Gede Djambe dan Anak Agung Ayu Made Ngurah adalah anak angkat sah dari I Gusti Ayu Agung Ripig yang berhak mewarisi tanah sengketa ;
ah
ep
ub
lik
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 32
es
In do ne si
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep
Made I
b
4. Menyatakan hukum Djero Nerida dan para Penggugat Rekonpensi adalah ahli waris dari Anak Agung Ngurah Gede Djambe dan Anak Agung Ayu Made Ngurah yang berhak mewarisi tanah sengketa ; 5. Menyatakan hukum jual beli tanah sengketa antara para Penggugat Rekonpensi/para Tergugat Konpensi dengan I Gusti Ketut Adi Suedandi,
ah
gu
Akte jual beli No. 568/73, tanggal 5 Mei 1973 dan Sertifikat Hak Milik
No. 355, tanggal 8 April 1974 atas nama Adi Suedandi yang diterbitkan berdasarkan Akta jual beli No. 568/73 tanggal 5 Mei 1973 adalah sah ;
am
2. Menyatakan Penggugat Intervensi adalah sah pemegang HGB atas tanah sengketa sertifikat HGB No. 2/Seminyak, tanggal 15 Agustus 2002, Surat Ukur No. 154/2002 tanggal 13 Agustus 2002 ; Menghukum Termohon Kasasi/Penggugat untuk membayar biaya
ah k
A gu ng
Taufik,SH.,MH., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Tara,SH. dan Dr. H.
sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta
ah
ka
ep
Biaya kasasi : 1. M e t e r a i ..... Rp. 6.000,2. R e d a k s i .....Rp. 1.000,3. Administrasi kasasi Rp. 493.000,J u m l a h ..... Rp. 500.000,-
ah
ub
lik
Ketua :
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 33
es
In do ne si
Mohammad
perkara dalam semua tingkat peradilan yang dalam tingkat kasasi ini ditetapkan
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep R
b A gu ng R R ah A gu ng ep ub lik ng gu ik In d
Hal. 34 dari 33 hal. Put. No. 1042 K/Pdt/2008.
ah
ah k
am
ah
ka
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
on
Halaman 34
es
In do ne si
ub lik
In do ne si a