Anda di halaman 1dari 42

DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan 3
1.1. Latar Belakang 3
1.2. Tujuan Pembahasan 4
1.3. Metoda Pembahasan 4
1.4. Garis Besar Pembahasan 4
2.1. ITS Secara Umum 5

Bab II Gambaran ITS 5


2.2. Advanced Traffic Managemen Systems 6
2.3. Advanced Traveller Information Systems 9
2.4. Advanced Public Transportatoin Systems 10
2.5. Advanced Public Transportatoin Systems 10
2.6. Commercial Vehicle Operations 10
2.6.1. Arsitektur ATIS dan Vehicle Control Systems 11
2.6.2. Arsitektur Advanced Public Transportation Systems 13
2.7. Teknologi Advanced Traffic Management System 14
2.8. ATIS dan Advanced Vehicle Control System 16
2.9. Teknologi Advanced Public Transportation Systems (APTS) 17
2.10. Manfaat ITS 18

Bab III Faktor Pendukung ITS 21


3.1. Dukungan Faktor Eksternal 21
3.1.1. Infrastruktur Jalan 21
3.1.2. Lalu Lintas Jalan 22
3.1.3. Penduduk dan Lahan 23
3.1.4. Sumber Daya Biaya 23
3.2. Perkembangan ITS di Indonesia 23
3.3. Kondisi Negara Maju 24
3.3.1. Sejarah Perkembangan ITS 24
3.3.2. Kondisi Dukungan ITS 25
Bab IV ITS Untuk Indonesia 29
4.1. ITS Untuk Pemula 29
4.2. Karakteristik Wilayah Terhadap ITS 30
4.4. Karakteristik ITS di Negara Berkembang 31
4.5. Manfaat ITS Untuk Negara Berkembang 31
4.5. Faktor Kunci Lompatan ke Infrastruktur Baru 32
4.5.1. Persyaratan 34
4.6. Pendekatan Inovatif Untuk Negara Berkembangan 36

Bab V Kesimpulan 39

Daftar Pustaka 41

ITS UNTUK INDONESIA


1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Contoh Traffic Control Centre (Dia, 2000) 6

Gambar 22 Persimpangan dengan pengaturan SCATS di Bandung (Sutandi 2006) 8

Gambar 23 Electronic toll collection system (Dian, 2000) 8

Gambar 24 Proses electronic road pricing system (Dian, 2000) 9

Gambar 25 Penerapan APTS untuk penggunaan moda transportasi kereta api (Warnock, 2000) 10

Gambar 26 Arsitektur ITS (Adler, 2000) 11

Gambar 28 Konsep Real Time Passenger Information (Web, 2000) 13

Gambar 29 Arsitektur real time passenger information (Web, 2000) 13

Gambar 210 Contoh teknologi video imaging AUTOSCOPE dari Amerika Serikat (Dia, 2000) 14

Gambar 211 Contoh system prioritas bis yang dioperasikan di Brisbane, Australia (dian, 2000) 15

Gambar 212 Changeable Massage Sign (CMS) (Dian, 2000) 16

Gambar 213 Variable Massage Sign (VMS) (Dian, 2000) 16

Gambar 214 Teknologi dalam Traveler Informasi System dalam menyajikan informasi kepada pengguna (Dian, 2000) 16

Gambar 215 Validator smartcard dan mesin add value (Webb, 2000) 17

Gambar 216 Sistem informasi reak time untuk penumpang (Warnock, 2000) 17

Gambar 31 Proses kebijakan transportasi jalan 22

Gambar 32 Sejarah perjalanan pengembangan ITS Indonesia 23

Gambar 33 Organisasi ITS di Indonesia (Thn. 2011) 23

Gambar 41 Lompatan dengan ITS 33

Gambar 42 Tambahan Pengetahuan Persyaratan untuk Penerapan ITS 36

2 ITS UNTUK INDONESIA


Pendahuluan

BAB I

Pendahuluan
1.1. Latar Belakang waktu, biaya operasi kendaraan, dan belum lagi
dari aspek emisi gas buang yang menyebabkan
Jaringan transportasi jalan adalah serangkaian polusi udara. Sedangkan dalam hal keselamatan
simpul dan/atau ruang kegiatan yang dihubungkan jalan, data menunjukkan bahwa Indonesia tengah
oleh prasarana transportasi jalan, sehingga menghadapi masalah keselamatan yang serius,
membentuk satu kesatuan sistem jaringan jalan dengan terjadinya korban 40.000 jiwa dalam
untuk keperluan penyelenggaraan lalu lintas. kejadian tabrakan lalu lintas setiap tahunnya. Hasil
Jaringan jalan di Indonesia masih terkendala oleh salah satu studi menyimpulkan bahwa total biaya
penyediaan prasarana transportasi jalan. Dimana yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas sudah
pertumbuhan kendaraan pertahun mencapai 18 mencapai 2,9 persen dari PDB Indonesia (IndII,
persen (BPS, 2009), sedangkan pertumbuhan 2010).
panjang jalan belum bisa mengimbanginya. Kondisi Masalah ini menjadi semakin komplek terutama
tersebut sering menimbulkan permasalahan lalu yang dialami negara-negara berkembang, karena
lintas, seperti kemacetan, konflik, dan tidak jarang perkembangan kota yang pesat, terbatasnya
berakibat pada terjadinya kecelakaan. lahan dan dana, dan perilaku pengguna jalan
Dampak kemacetan lalu lintas bagi pengguna jalan yang spesifik (Sutandi, 2007, Dia, 2000). Salah
merupakan kerugian besar, baik dalam hal materi satu solusi untuk mengatasi permasalahan
maupun sosial, seperti biaya pemborosan nilai kemacetan dan kecelakaan lalu lintas, seperti

ITS UNTUK INDONESIA


3
Pendahuluan

yang dilakukan Negara maju adalah, dengan 1.2. Tujuan Pembahasan


penerapan teknologi transportasi cerdas seperti
Intelligent Transportation Systems (ITS). Sistem ITS Dengan rumusan masalah, belum adanya model
merupakan proses pengintegrasian dari teknologi ITS yang sesuai dengan kondisi sistem transportasi
telekomunikasi, elektronik, dan informasi, atau jalan di Indonesia, maka tujuan tulisan ini,
disingkat telematika dengan rekayasa transportasi, memberikan gambaran tentang sistem ITS dan
untuk merencanakan, merancang, mengoperasikan, bagaimana membangun yang sesuai dengan
memelihara dan mengelola sistem transportasi kondisi sistem transportasi jalan di Indonesia.
jalan. Khususnya menerangkan tentang tahapan-
tahapan dan prasyaratan dalam membangun lebih
Implementasi ITS di Negara maju, terbukti bisa cepat kearah sistem transportasi jalan yang cerdas,
memberikan hasil yang cukup signifikan terhadap yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi
peningkatan kinrja sistem jaringan transportasi infrastruktur jalan dan lalu lintas yang ada.
jalan, seperti peningkatan akan hal; mobilitas,
aksesibilitas, dan pengurangan kecelakaan, serta
ramah terhadap lingkungan (Vanderschuren, 2006). 1.3. Metoda Pembahasan
Penerapannya ITS di Indonesia perlu perhatian
khusus karena kondisi jaringan jalan yang spesifik Untuk mencapai tujuan dari penulisan naskah
dengan kepadatan jaringan jalan yang rendah yaitu ilmiah ini, metoda yang digunakan melalui
hanya 6% s/d 11% dari luas total kota, sedangkan langkah-langkah seperti; me-review dan mengkaji
kepadatan jaringan jalan di kota-kota besar di dari beberapa literatur terkait, mengidentifikasi
negara maju, seperti London, Paris, dan New York permaslahan kondisi eksisting sistem transportasi
adalah 20% s/d 25% (Morichi, 2005). Hal ini sangat yang ada di Indonesia, dan melakukan diskusi
berbeda dengan kondisi di negara maju dimana ITS dengan pihak lain (pakar) dari dalam dan luar
dibuat. negeri.

Pada dasarnya pengelola jaringan jalan menyadari 1.4. Garis Besar Pembahasan
bahwa penerapan sistem ITS diperlukan karena
bisa mengefisienkan sistem transportasi jalan dan Gari besar pembahasan dari uraian naskah ini,
meningkatkan kapasitas jalan yang ada. Atas dasar meliputi:
permasalahan latar belakang tersebut di atas dan Bab 1. Latar belakang permasalahan sistem
kita menyadari pula bahwa, teknologi informasi transportasi jalan di Indonesia, tujuan, dan
merupakan kebutuhan sistem transportasi perumusan masalah;
jalan dimasa akan datang. Untuk itu, perlunya Bab 2. Gambaran peran dan fungsi yang ada pada
mengetahui tentang sistem ITS dan bagaimana sistem intelligent transportation system (ITS);
untuk mengaplikasikan sistem ITS tersebut yang Bab 3. Gambaran tentang factor dukungan dalam
sesuai dengan kondisi sistem transportasi jalan di aplikasi sistem ITS;
Indonesia. Bab 4. Menguraikan tentang tahapan-tahapan
membangun dan prasyarat dalam aplikasi
intelligent transportation system

4 ITS UNTUK INDONESIA


Gambaran ITS

BAB II

Gambaran ITS
2.1. ITS Secara Umum yang lebih besar dengan dampak yang ditimbulkan
terhadap lingkungan lebih kecil. Beberapa manfaat
Intelligent Transportation Systems (ITS), adalah dari aplikasi sistem ITS pada sistem transportasi
sistem yang menerapkan teknologi informasi jalan seperti:
dan komunikasi secara elektronika melalui • Memungkinkan kendaraan untuk
software dan hardware komputer dalam bidang berkomunikasi langsung dengan infrastruktur
transportasi jalan, yang mengintegrasikan unsur- di sekitar mereka, memungkinkan pengemudi
unsur lalu lintas seperti jalan, kendaraan, dan untuk membuat keputusan yang lebih baik
orang/pengemudi. Tujuan sistem ITS adalah untuk tentang rute yang dipilih dan menanggapi
mengurangi kepadatan lalu lintas, mengurangi peringatan tentang kemacetan dan kecelakaan
waktu perjalanan (travel time), meningkakan yang terjadi;
keselamatan, meningkatkan kualitas lingkungan, • Menjaga kendaraan pada jarak yang aman dari
dan pada akhirnya berdampak pada peningkatan satu sama lain;
produktivitas ekonomi. • Pengemudi diberitahu tentang batas kecepatan
Dengan berbagi informasi tersebut, memungkinkan yang harus dilakukannya;
masyarakat pengguna jalan untuk mendapatkan • Memberi tahu kepada pengemudi akan tanda-
lebih banyak tentang permasalahan dan manfaat tanda kelelahan dan sekaligus memberitahukan

ITS UNTUK INDONESIA


5
Gambaran ITS

sudah waktunya untuk mengambil istirahat; kendaraan, antara kendaraan dan infrastruktur
• Memberikan kepada pengguna angkutan jalan, dan antara sistem infrastruktur seperti
umum, sebagai informasi akan waktu antara traffic signal controllers dan the traffic
pelayanan (berangkat, tiba, dan hambatan control centre. Gambar 2-1 menunjukkan contoh
hambatan lain) serta penyediaan tiket; traffic control centre.
• Mengintegrasikan transportasi publik ke dalam
sistem manajemen lalu lintas, memberikan
prioritas untuk bis dan trem;
• Memungkinkan operator angkutan umum dan
otoritas bea cukai untuk berbagi informasi
tentang kiriman dan melacak posisi mereka
dan status, serta memberikan informasi
mengenai rute yang paling efisien, ekonomis
dan aman untuk pengangkutan;
• Meningkatkan efisiensi angkutan penumpang
dan barang dan mengurangi kemacetan pada
jaringan dengan manfaat jaringan yang jelas
serta lingkungan;
• Menyediakan informasi perjalanan secara real
time yang dapat diandalkan di mana saja dan
kapan saja. Gambar 21 Contoh Traffic Control Centre (Dia, 2000)
Penerapan sistem ITS pada lingkup sistem
transportasi jalan, secara garis besar dapat dibagi
menjadi dua kelompok besar, yaitu: Untuk menyajikan current real-time data kepada
1) Penerapan sistem ITS yang utama: pengguna jalan, maka fungsi pemrosesan data
• Advanced Traffic Management Systems tidak hanya menggunakan data eksisting, tetapi
(ATMS); juga data historis. Seluruh data ini diperlukan
• Advanced Traveller Information Systems (ATIS); untuk mengevaluasi kinerja jaringan jalan.
• Advanced Vehicle Control Systems (AVCS). Model algoritma data dengan menggunakan
2) Penerapan sistem ITS yang khusus: komputer diperlukan dalam mengolah data
• Advanced Public Transport Systems (APTS); menjadi informasi yang akurat. Informasi yang
• Commercial Vehicle Operations (CVO). disajikan antara lain adaptive traffic control, ramp
Dalam penerapannya, sistem-sistem dalam ITS metering, automated incident detection, travel
memerlukan fungsi-fungsi pendukung, fungsi time estimation, real-time traffic information,
pendukung tersebut meliputi; pengawasan digitised maps, alternative routes dan route
(surveillance), komunikasi (communications), guidance. Data dan informasi hasil analisis ini
pemrosesan data (data processing), strategi kontrol disajikan untuk keperluan adaptive traffic control
(control strategies), navigasi panduan (navigation system (Dia, 2000).
and guidance), dan informasi kepada pengguna Informasi detail tentang masing-masing sistem
jalan (traveler interface). Untuk melaksanakan dalam ITS disajikan dalam subbab-subbab berikut.
fungsi-fungsi ini, maka diperlukan alat-alat
pendeteksi (detection devices) yang berfungsi 2.2. Advanced Traffic Managemen
sebagai pengumpul data dalam jumlah yang besar.
Data ini dapat berupa data lalu lintas seperti Systems
speed, volume, density, travel time, beban sumbu
kendaraan, queue length, data cuaca, masalah Advanced Traffic Managemen Systems (ATMS)
kondisi dan geometri jalan, dan lingkungan seperti telah banyak dikenal sebagai salah satu metoda
kabut, salju, banjir di permukaan jalan, atau langsung untuk mengurangi kemacetan lalu lintas
bencana alam (disaster) seperti longsor. di daerah perkotaan (Sutandi, 2005, Sutandi,
Sistem pendukung komunikasi dibutuhkan untuk 2006). Salah satu contoh bagian dari ATMS adalah
melakukan transmisi data yang diperoleh, antara Advanced Traffic Control Systems (ATCS), adalah
alat yang efektif dalam mengkoordinasi traffic

6 ITS UNTUK INDONESIA


Gambaran ITS

signal di simpang untuk mengurangi delays, stops, surveillance dan image processing, traffic and
dan konsumsi bahan bakar (Sutandi, 2010, Sutandi, environmental monitoring, dan vehicle tracking.
2007, Midenet, Sophie, et al., 2004, Taylor, James C., Sistem ini bertanggung jawab atas pengumpulan
et al., 2004, Ogden and Taylor, 1999, Hendrickson, real-time data dari lapangan.
et al., 1998), memaksimalkan throughput sebagai Sistem pendukung communication berupa input-
respon terhadap kebutuhan lalu lintas melalui output manager. Sistem ini berfokus pada transmisi
detektor-detektor, (Giannakodakis, 1995), dan data dari lapangan ke traffic control centre dimana
meningkatkan keselamatan (PATH, ITS, 2005). data akan dianalisis dengan menggunakan
Secara lebih detail, ATMS terutama berfokus pada perangkat lunak untuk kemudian digunakan dalam
memaksimalkan efisiensi dari eksisting infrastruktur. berbagai sistem aplikasi ITS.
Pengumpulan data dilakukan dari berbagai sumber Sistem pendukung traffic management terdiri
di lapangan seperti menggunakan loop detector di dari berbagai aplikasi ITS seperti: adaptive traffic
badan jalan dan CCTV serta pedestrian push button control systems, co-ordinated area-wide freeway
di simpang. Data ini kemudian ditransmisikan and arterial network traffic management, incident
melalui sistem komunikasi ke traffic control centre management, traffic prediction, dan dynamic route
untuk dianalisis menggunakan perangkat lunak guidance.
yang dinamis sebagai bagian integral dari ATMS. Sistem pendukung analysis and modelling terdiri
Analisis terhadap kinerja lalu lintas dilakukan dari incident detection algorithms, dynamic traffic
dengan menyesuaikan parameter-parameter assignment models, adaptive traffic control and
secara real time. Hasil analisis akan digunakan optimisation models, simulation models seperti
untuk mengontrol operasional berbagai komponen Paramics, Aimsun2, Integration and Synchro,
dari traffic control system, misalnya traffic signal di dan historical data analysis. Software tools
simpang dan ramp metering. Data disimpan dalam dan model dalam sistem ini diperlukan untuk
bentuk basis data berisi data eksisting dan data mentransformasikan data mentah dari lapangan
historis. menjadi informasi yang bermanfaat.
Pada umumnya data ITS dikumpulkan setiap Sistem pendukung system management terdiri dari
perioda waktu tertentu, misalnya setiap perioda maintenance and repair scheduling dan hardware
1 (satu) sampai 15 (lima belas) menit. Data ini and software monitoring. Sistem ini bertanggung
digunakan untuk mengestimasi keadaan lalu lintas jawab untuk memonitor komponen-komponen
kedepan (future traffic conditions). Data yang hardware dan software dalam sistem, sehingga
disimpan sebagai data historis akan digunakan dalam waktu singkat dapat dideteksi (dengan
untuk analisis kalibrasi dan benchmarking terhadap memberikan warning) jika terdapat kerusakan.
berbagai strategi traffic control dan sistem-sistem Sistem ini sangat sensitive terhadap ketersediaan
ITS lainnya. data. Jika data yang tersedia tidak memadai atau
ATMS terdiri dari beberapa sistem pendukung, yaitu terlalu sedikit, maka hasil yang diperoleh tidak
data management, monitoring, communications, akurat.
traffic management, analysis and modelling, dan Beberapa contoh ATMS adalah:
system management. Sistem pendukung ini • Adaptive Traffic Control Systems;
diperlukan untuk mengatur dan memonitor kerja • Automatic Incident Detection;
sistem. • Ramp Metering;
Sistem pendukung data management terdiri • Electronic Toll Collection;
dari data validation and storage, data exchange, • Electronic Road Pricing.
dan document and file management. Sistem ini Adaptive Traffic Control Systems (ATCS):
bertanggung jawab terhadap validasi dan integritas mengadaptasi perubahan arus lalu lintas dari menit
data yang diterima dan menjamin bahwa alat-alat ke menit sehingga traffic signal timing berubah
pendeteksi berfungsi dengan baik. Sistem ini juga setiap cycle sesuai dengan kondisi lalulintas riil yang
berfungsi sebagai basis data untuk menyimpan terjadi. Hal ini sangat berbeda dengan fixed time
data, baik data eksisting maupun data historis., systems yang selalu tetap dan tidak terpengaruh
yang memungkinkan pula penggunaan data untuk dengan kondisi lalulintas riil. Contoh dari ATCS
aplikasi lain dari ITS. adalah SCATS (Sydney Coordinated Adaptive Traffic
Sistem pendukung monitoring terdiri dari System) yang banyak diterapkan di kota-kota besar

ITS UNTUK INDONESIA


7
Gambaran ITS

di Asia, Australia dan Amerika Utara, SCOOT (Split SCATS yang dalam operasionalnya didukung oleh
Cycle Offset Optimisation Technique) dengan inductive loop detectors (intersection stop-line),
letak loop detectors yang dipasang 50-300 meter traffic signal control boxes, dedicated telephone
dari stop line untuk mendeteksi antrian, BLISS lines, regional computers, dan master computer
(Brisbane Linked Intersection Signal System) dan adalah sistem advanced traffic control yang
TRAC (Traffic Responsive Area Control) System yang diterapkan di Kota Bandung sejak Bulan Juni 1997
terintegrasi ke dalam satu sistem yaitu STREAMS. (AWA, 1996, 1997, Sutandi, 2006). Gambar 1-2

Gambar 22 Persimpangan dengan pengaturan SCATS di Bandung (Sutandi 2006)

menunjukkan contoh persimpangan di bawah


kendali SCATS di Bandung.

Automatic Incident Detection (AID): mendeteksi


kemacetan baik yang berulang maupun yang tidak
berulang dengan dukungan automatic detection
disepanjang ruas jalan yang dipantau. Algoritma
digunakan untuk menganalisis data dari loop
detector dan wide area video detection systems jika
terjadi kondisi yang diindikasi abnormal. Algoritma
AID adalah memaksimalkan detection rate,
meminimalkan false alam rate, dan meminimalkan
time to detect. Dengan adanya AID maka delay di
ruas jalan dapat segera diatasi.
Ramp Metering: mengatur jumlah kendaraan
yang memasuki jalan yang dipantau berdasarkan
kondisi lalulintas jalan tersebut. Dua tujuan ramp Gambar 23 Electronic toll collection system (Dian,
metering adalah memudahkan kendaraan di enter 2000)
ramp untuk memasuki jalan yang dipantau dan
mengurangi kemacetan lalulintas di jalan yang kecepatan apalagi berhenti. Proses toll collection
dipantau tersebut. berlangsung secara elektronik. Contoh electronic
Electronic Toll Collection (ETC): Systems membuat toll collection adalah seperti pada Gambar 1-3.
proses manual pembayaran di gerbang tol menjadi Electronic Road Pricing: adalah teknik manajemen
otomatis sehingga pengemudi diharapkan tetap kebutuhan yang mensyaratkan agar kendaraan
berkendara dalam keadaan free flow karena yang melewati jalan alternatif tertentu membayar
tidak perlu kehilangan waktu untuk mengurangi sejumlah uang yang tergantung dari kondisi

8 ITS UNTUK INDONESIA


Gambaran ITS

lalulintas. Dalam kondisi lalulintas macet, misalnya pada saat jam puncak, pengendara disyaratkan membayar
lebih. Untuk moda angkutan umum dan kendaraan yang berpenumpang banyak, jumlah uang yang harus
dibayar lebih sedikit. Teknik ini sukses diterapkan di beberapa negara, untuk mengurangi kemacetan lalu
lintas, misalnya di Singapura. Gambar 1-4 adalah proses electronic road pricing system.

Gambar 24 Proses electronic road pricing system (Dian, 2000)

sistem yang didukung teknologi canggih ini adalah


2.3. Advanced Traveller Information meningkatkan keselamatan traveler dan berperan
Systems meminimalkan kemacetan lalulintas.
Secara lebih detail, informasi tentang keadaan
Advanced Traveller Information Systems (ATIS) lingkungan jalan yang disajikan dapat berupa
dan Advanced Vehicle Control Systems (AVCS) informasi cuaca (hujan, mendung, berawan),
memberi informasi real time kepada traveler kondisi parkir, jadwal dan waktu tempuh moda
tentang keadaan lingkungan jalan dan kondisi transportasi umum, dan kondisi polusi. Sedangkan
lalulintas jalan sehingga kemudian mempengaruhi informasi tentang kondisi lalulintas jalan, antara
perilaku traveler dalam menentukan rute jalan, lain kecepatan berkendara di jalan tertentu, waktu
moda transportasi, dan waktu perjalanan. Tujuan tempuh ke lokasi tertentu, kemacetan lalulintas

ITS UNTUK INDONESIA


9
Gambaran ITS

di daerah tertentu, adanya kecelakaan, insiden, operasi dari kendaraan-kendaraan komersial


pekerjaan jalan, dan alternatif rute yang sebaiknya dalam mengatur dan memberikan pelayanan,
dipilih untuk menghindari kemacetan. ATIS meminimalkan gangguan rute dan tundaan
disampaikan kepada traveler melalui signs display perjalanan, memelihara tingkat keselamatan
di sepanjang jalan yang dilalui, internet, radio, yang tinggi dan tingkat efisiensi biaya. Sistem
telepon, fax, dan mobile phone. ini mempunyai peranan yang penting untuk
Advanced Vehicle Control Systems (AVCS) meningkatkan efisiensi manajemen truck fleets,
meningkatkan keselamatan jalan dengan dukungan dan mengurangi kemacetan dan polusi udara.
sistem canggih dalam kendaraan yang memandu Beberapa contoh penerapan CVO baik dalam
pengemudi untuk menghindari terjadinya lingkup domestik maupun internasional antara
kecelakaan. Salah satu penerapan AVCS adalah lain: mempermudah pengecekan status kendaraan
Automated Highway Systems (AHS). komersial sesuai standar, seperti klasifikasi
kendaraan, surat-surat kendaraan, total berat
kendaraan, total tinggi kendaraan dan muatan,
2.4. Advanced Public Transportatoin dan kecepatan yang diijinkan dalam memenuhi
Systems inspeksi yang dilakukan pihak berwenang tanpa
perlu menunggu atau berhenti. Penerapan CVO ini
Seperti juga sistem lain dalam ITS, Advanced Public mendukung peningkatan produktifitas.
Transportatoin Systems (APTS) (Dia, 2000) didukung
oleh sistem canggih dengan tujuan meningkatkan
keselamatan, efisiensi, dan efektifitas sarana 2.6. Arsitektur ITS
dan prasarana jalan yang ada. Manfaat dari
Arsitektur ITS adalah kerangka kerja yang
APTS antara lain mengurangi tundaan, memberi
menyatukan dunia transportai dan dunia
kenyamanan bagi traveler dalam memperoleh
telekomunikasi yang kreatif dan efektif untuk
tiket moda trnasportasi umum, rute yang akurat,
pengiriman data dalam lingkup yang luas untuk
dan informasi jadwal yang tetap. Gambar 2-5
pelayanan sistem-sistem dalam ITS. Arsitektur
menunjukkan contoh-contoh penerapan APTS.
ITS membantu mengidentifikasikan fungsi-fungsi
sistem dan arus informasi dan pengembangan
persyaratan fungsional untuk system baru atau
perbaikan. Ruang lingkup arsitektur ITS menurut
The US National ITS Architecture dapat dilihat
pada Gambar 2-6. Proses dan aliran data yang
dikelompokkan untuk membentuk fungsi-fungsi
manajemen transportasi tertentu (mengatur
lalu lintas), dalam diagram tersebut proses
direpresentasikan sebagai kotak dan data arus
sebagai garis. Dalam krangka tersebut terbaginya
empat bagian sistem adalah, pusat (centres), jalan
(roadside), kendaraan (vehicles), dan pengguna
(travelers), dan 4 link komonukasi umum (oval)
digunakan untuk pertukaran informasi antara
subsistem, serta 19 link subsistem transporasi jalan.
Arsitektur ITS yang standar digunakan untuk
seluruh perangkat keras sistem transport seperti
Gambar 25 Penerapan APTS untuk penggunaan moda PC based dan distributed based dan perangkat
transportasi kereta api (Warnock, 2000) lunak seperti Single Supplier (satu jalur telepon
untuk seluruh masalah) (Lees, 2000).
2.5. Commercial Vehicle Operations Intelligent Transportation Systems pada dasarnya
sebagai aplikasi sensor canggih, computer,
Penerapan sistem canggih Commercial Vehicle elektronik, dan teknologi komonokasi dan strategi
Operations (VCO) memperhatikan manajemen manajemen secara terpadu.

10 ITS UNTUK INDONESIA


Gambaran ITS

Hardware yang dibutuhkan adalah servers (PC Software yang digunakan adalah sistem operasi
Servers), Communications Processors (Routers (MS Windows dan Phar Lap’s Embedded Tool Set),
dan Gateways terhadap traffic signal controllers manajemen basis data (MS SQL server), Geographic
eksisting), field Processors, dan workstations Information System (MapInfo), komunikasi
(Desktop PCs). Hardware ini terdiri dari platform data (TCP/IP). Sistem software ini mengatur
untuk distribusi, skala, perhitungan, dan hubungan prosesor dengan jalur komunikasi untuk
komunikasi yang mendukung software yang mendukung aplikasi software.
digunakan. Hardware komunikasi lapangan Manfaat arsitektur ITS adalah mengurangi waktu
didisain agar dapat digunakan oleh sistem yang dan biaya penggunaan sistem karena sistem dapat
berbeda, seperti variable message sign service digunakan berulang untuk berbagai sistem dalam
dapat digunakan untuk traffic signal control system, ITS, sistem- sistem dalam ITS dapat terintegrasi
incident management system atau toll collection dengan mudah, dan dapat dikembangkan sesuai
system. kebutuhan.

Gambar 26 Arsitektur ITS (Adler, 2000)

2.6.1. Arsitektur ATIS dan Vehicle Control mungkin berdasarkan client base application.
Untuk kecepatan dan kemudahan akses ke web
Systems
maka digunakan bahasa pemrograman Java and
Sistem arsitektur dalam Advanced Traffic Visual C++. Kedua bahasa pemrogrman ini dapat
Information Systems (ATIS) berfokus pada penyajian memberi fasilitas komunikasi antara client dan
real-time traffic information system terhadap computer server melalui aplikasi di internet (Dia,
penguna (client). Karena sistem ini akan diakses 1998).
secara luas oleh pengguna dengan berbagai tingkat Sistem arsitektur ATIS ini juga merupakan sistem
pengetahuan tentang sistem komunikasi, maka terbuka sehingga dapat pula dimanfaatkan untuk
akses dan penyajian informasi dibuat sesederhana menyajikan informasi tentang moda transportasi

ITS UNTUK INDONESIA


11
Gambaran ITS

umum atau informasi lain jika diperlukan. Gambar data Advanced Public Transportation Systems.
1-6 menunjukkan Client server architecture yang 2) Traffic Information Server. Server ini
menyajikan real time traffic information system. mengumpulkan data dari basis data lalulintas,
Penjelasan lebih detail dari Gambar 1-7 adalah manajemen insiden, panduan rute, prediksi
sebagai berikut: lalulintas, dan sistem informasi real time.
Traffic processor. Traffic processor adalah Pertimbangan adanya keterlibatan provider
interface antara regional computer dengan traffic swasta untuk meningkatkan kualitas pelayana
information system. Processor berfungsi untuk kepada pengguna juga dapat dilakukan.
mengumpulkan data lalulintas dari regional 3) Component Applications. Aplikasi-aplikasi
computer untuk kemudian diproses sesuai dengan yang digunakan untuk menyajikan real time
format basis data lalulintas. Teknologi deteksi informasi kepada pengguna antara lain berupa:
lalulintas yang umum adalah loop detectors di • Personalised Travel Information. Informasi
pavement untuk mengumpulkan data kecepatan, ini disajikan kepada pengguna secara pribadi
arus lalulintas, dan occupancy dan CCTV (video misalnya melalui internet, radio, atau mobile
detection) untuk mengumpulkan data panjang phone tentang kondisi lalulintas yang ingin
antrian (Michalopoulos et al., 1993). Data dari diketahui pengguna. Dalam sistem arsitektur
loop detectors dan video detection ditransmisi ke ini, informasi hanya diperoleh dari Traffic
traffic control boxes kemudian dittransmisikan ke Information Server di Traffic Control Centre;
regional computer. Data kemudian dikirim ke traffic • Traffic Prediction. Prediksi kondisi lalulintas
processor system di Traffic Control Centre. Jika dapat disajikan dengan menggunakan data
teknologi pengumpulan data melalui GPS, maka real time dan data historis;
data dapat ditransmisikan ke regional computer • Incident Management. Automatic incident
atau langsung ke traffic processor. detection (AID) management menganalisis
1) Traffic Database. Basis data berisi informasi data yang diperoleh dari Traffic Control Centre
lalulintas real time dari daerah yang dimonitor. dan menyajikannya menjadi informasi yang
Data disajikan sesuai dengan real time berguna bagi pengguna berupa dynamic
aplikasi, misalnya: manajemen dan deteksi message signs seperti tundaan lalulintas,
insiden, panduan rute dinamik, dan prediksi alternative rute untuk menghindari insiden,
kondisi lalulintas. Setelah data real time dan waktu tempuh ke lokasi tertentu;
diambil setiap 5 – 10 menit sekali, maka data • Dynamic Route Guidance. Sistem dynamic
kemudian ditransfer sebagai data historis yang route guidance systems (DRGS) menggunakan
dapat digunakan untuk aplikasi lain untuk GPS dan in-vehicle navigation systems sebagai
memprediksi kondisi lalulintas dalam jangka alat bantu untuk menyajikan informasi kepada
pendek (Reid and Pymont, 1997). Karena pengguna tentang rute untuk menuju lokasi
sistem arsitektur ATIS yang terbuka, maka data tertentu sesuai dengan kondisi lalu lintas
ini dapat pula digunakan untuk menyajikan eksisting.

12 ITS UNTUK INDONESIA


Gambaran ITS

2.6.2. Arsitektur Advanced Public Transportation Systems


Advanced Vehicle Control Systems (APTS) pengembangan real time passenger information systems berbasis
intranet disajikan dalam Gambar 1-8 dan arsitektur real time passenger information disajikan dalam Gambar
9 (Webb, 2000).

Gambar 28 Konsep Real Time Passenger Information (Web, 2000)

Secara lebih detail Gambar 1-9 menunjukkan bahwa penyajian real time passenger information kepada
penumpang moda transportasi umum seperti bis, kereta api, atau kapal feri dapat melalui media internet
atau telepon termasuk mobile phone.

PT PT PT System VASP VASP


Operator Operator Manager

Dellivery Delivery Delivery Delivery


Medium Medium Medium Medium

VASP = Value Added Sercice Provider

Gambar 29 Arsitektur real time passenger information (Web, 2000)

ITS UNTUK INDONESIA


13
Gambaran ITS

2.7. Teknologi Advanced Traffic keberadaan, jumlah dan kecepatan kendaraan.


Keuntungan detektor ini adalah tidak sensitive
Management System
terhadap cuaca sehingga dapat beroperasi
Dalam Advanced Traffic Management Systems, sepanjang hari dengan akurat. Microwave
teknologi yang digunakan untuk mendeteksi dan merupakan teknologi dengan biaya sedang.
mengumpulkan data lapangan adalah in-pavement
devices, roadside/overhead mounted devices, dan Ultrasonic (acoustic) terdiri dari Pulsed-Doppler
probe vehicles. Ketiga alat pendeteksi ini terdiri Ultrasound dan Pulsed Ultrasound. Pulsed-
dari beberapa jenis dan akan diuraikan lebih detail Doppler Ultrasound adalah alat deteksi yang
di bawah ini (Dia, 2000). beroperasi dengan prinsip-prinsip radar Doppler
In-pavement devices terdiri dari: kecuali jika memancarkan gelombang suara
• inductive loop detectors. dengan frekwensi 20 – 200 kHz yang berada diluar
• Magnetometer. kemampuan pendengaran manusia. Detektor ini
Detektor dengan teknologi ini dapat ditempatkan dapat mendeteksi keberadaan, jumlah, kecepatan,
di permukaan jalan atau di sisi jalan. dan panjang antrian kendaraan. Sedangkan
Loop detector berupa kawat di keliling luas Pulsed Ultrasound adalah detektor ini dapat pula
sekitar 2 meter persegi atau lebih yang dipasang mendeteksi waktu tempuh jika ditempatkan pada
di permukaan jalan di tiap lajur. Detektor ini ketinggian tertentu. Karena gelombang suara dari
mendeteksi keberadaan setiap kendaraan yang kedua jenis ultrasonik ini menggunakan media
lewat di atasnya dan mengirimkan hasilnya ke Traffic udara, maka detektor ini sensitive terhadap
Control Centre tiap 20 atau 30 detik sekali. Single gangguan cuaca dan temperatur. Ultrasonic
loop detector dapat mendeteksi arus lalulintas merupakan teknologi dengan biaya sedang sampai
dan okupansi kendaraan. Dual loop detector dapat dengan tinggi.
mendeteksi pula kecepatan kendaraan. Tingkat
keakuratan pengukuran yang dihasilkan tergantung Video image processing dapat mendeteksi daerah
dari pemasangan dan kalibrasi loop detector yang yang cukup luas. Penerapan teknologi ini potensial
baik. Loop detector merupakan teknologi dengan untuk mendeteksi kecepatan, volume, densiti,
biaya yang rendah. panjang antrian dan nomor pelat kendaraan.
Magnetometer berupa alat berbentuk silinder yang Video image processing merupakan teknologi
terdiri dati kabel dan amplifier. Magnetometer dengan biaya investasi awal yang tinggi dan biaya
adalah detektor kendaraan yang aktif yang pemeliharaan yang rendah. Contoh teknologi ini
mengukur berbagai magnetik bumi di lapangan adalah teknologi AUTOSCOPE dari Amerika Serikat,
saat kendaraan lewat, yang berupa gangguan seperti pada Gambar 1-10.
magnetik. Teknologi ini akurat untuk mendeteksi
jumlah kendaraan yang lewat. Magnetometer
merupakan teknologi dengan biaya yang rendah
sampai dengan sedang.
Roadside/overhead mounted devices terdiri dari:
• microwave (radar);
• ultrasonic (acoustic);
• video image processing;
• infrared (passive and active);
• closed circuit television (CCTV).
Uraian lebih detail dari tiap roadside/overhead
mounted devices adalah sebagai berikut:

Microwave (radar) merupakan alat deteksi yang


mengirimkan transmisi energi elektromaknetik
dengan frekwensi antara 2,5 – 24 GHz ke kendaraan
yang lewat dan menangkap kembali transmisi Gambar 210Contoh teknologi video imaging AUTO-
energy tersebut. Detektor ini dapat mendeteksi SCOPE dari Amerika Serikat (Dia, 2000)

14 ITS UNTUK INDONESIA


Gambaran ITS

Infrared (passive and active). Active infrared adalah Closed circuit television (CCTV) adalah teknologi
detektor laser yang beroperasi dengan prinsip yang yang memonitor kondisi lalulintas secara
sama dengan microwave radar, tetapi melakukan keseluruhan tanpa dapat mendeteksi dan
tranmisi energi dengan frekuensi yang lebih tinggi menyajikan data kuantitatif lalu lintas dan data
(panjang gelombang yang rendah). Teknologi lingkungan. Detektor ini memverifikasi terjadinya
detektor ini dapat mendeteksi keberadaan, insiden antara lain kecelakaan dan kemacetan
kecepatan, volume, okupansi kendaraan dan lalulintas. Kemampuan yang dimiliki adalah
karena menggunakan media detektor ini sensitive gerakan miring, zoom, dan focus dengan daerah
terhadap gangguan cuaca dan temperatur. Active cakupan sejauh 2 km dengan kemiringan.
infrared merupakan teknologi dengan biaya tinggi. Probe vehicles. Teknologi automatic vehicle
Dalam mendeteksi keberadaan kendaraan, pasive location (AVL) mendeteksi lokasi, kecepatan, dan
infrared tidak melakukan transmisi energi sendiri, keberadaan kendaraan dan mentransmisi data
tetapi mendeteksi perbedaan energi (temperatur) ke traffic control centre untuk dianalisis. Probe
antara jalan dan kendaraan. Teknologi detektor ini Vehicles, terutama bis, kendaraan sewa, atau taxi
dapat mendeteksi keberadaan, volume, okupansi yang dilengkapi alat deteksi yang menunjukkan
kendaraan dan karena menggunakan media lokasi kendaraan, juga banyak digunakan untuk
detektor ini sensitive terhadap gangguan cuaca dan mengumpulkan data real time waktu tempuh.
temperatur. Pasive infrared merupakan teknologi Contoh probe vehicles disajikan dalam Gambar
dengan biaya rendah sampai sedang. 2-11.

Gambar 211 Contoh system prioritas bis yang dioperasikan di Brisbane, Australia (dian, 2000)

Teknologi lain dalam penerapan ITS adalah global Advanced Traveller Information Systems dan
positioning system (GPS). Teknologi ini akurat, tidak Advanced Public Transportation Systems.
dipengaruhi oleh cuaca dan berbiaya sangat rendah.
Dengan GPS maka informasi yang dapat disajikan Hal lain yang juga penting dalam penerapan ITS
adalah waktu tempuh dari satu lokasi ke lokasi lain adalah sistem komunikasi. Sistem komunikasi
tertentu, panduan rute yang dinamis tergantung diperlukan dalam transmisi data antar kendaraan,
kondisi lalulintas, pencarian terhadap kendaraan antar kendaraan dengan infrastruktur jalan, dan
yang dicuri, dukungan terhadap informasi untuk antar infrastruktur jalan melalui traffic control

ITS UNTUK INDONESIA


15
Gambaran ITS

centre. Dalam ATMS sistem komunikasi wireline memberikan informasi kepada pengguna jalan
adalah yang umum digunakan. Telephone line disajikan melalui Message Sign Technologies,
adalah sistem komunikasi antara peralatan deteksi antara lain: Changeable Message Signs (CMS),
di lapangan dengan traffic control centre. Variable Message Signs (VMS), dan Dynamic
Message Signs (DMS) yang merupakan gabungan
dari kedua message sign sebelumnya. Contoh dari
2.8. ATIS dan Advanced Vehicle Control message sign disajikan dalam Gambar 2-12 dan
System Gambar 1-12.

Penerapan teknologi yang digunakan untuk

Gambar 212 Changeable Massage Sign (CMS) (Dian, Gambar 213 Variable Massage Sign (VMS) (Dian, 2000)
2000)

Beberapa penerapan teknologi dalam Traveler


Information Systems yang ada sekarang adalah
sebagai berikut.
1) Radio, yang dapat diakses dari rumah, kantor,
atau dalam kendaraan selama perjalanan.
2) Jalur informasi telepon, yang juga dapat
diakses dari berbagai lokasi.
3) Sistem navigasi (GPS atau panduan rute
dinamik) di dalam kendaraan.
4) Dynamic message signs yang diinformasikan
kepada pengguna selama perjalanan.
5) Internet, yang dapat diakses dari berbagai
lokasi. Dalam ATIS dan APTS, informasi melalui
internet yang dapat disajikan antara lain:
kepadatan dan kemacetan lalulintas, jadwal
perjalanan, rute perjalanan, alternative rute
perjalanan, harga tiket, tundaan perjalanan,
polusi udara, dan cuaca.
Gambar 1-14 menunjukkan penerapan teknologi
yang umum digunakan dalam Traveler Information
Systems untuk menyajikan informasi kepada
pengguna Gambar 214 Teknologi dalam Traveler Informasi System
dalam menyajikan informasi kepada pengguna (Dian,
2000)

16 ITS UNTUK INDONESIA


Gambaran ITS

video kamera. Hal yang dideteisi dari sistem


Manfaat dari penerapan teknologi ATIS dan detektor APTS adalah nomor pelat kendaraan,
APTS yang disajikan kepada pengguna adalah terutama kendaraan umum, dan tanggal serta
pengurangan kepadatan lalulintas karena kondisi waktu kendaraan tersebut lewat di lokasi tertentu.
lalulintas eksisting diketahui oleh pengguna Output dari teknologi APTS adalah sistem informasi
jalan, misalnya dengan menunda perjalanan atau real time untuk penumpang, antara lain harga
memilih jalur alternative menuju lokasi tertentu tiket, jenis tiket (dewasa, anak-anak, atau pelajar),
sesuai yang disarankan. jenis, jadwal perjalanan dan lama perjalanan ke
lokasi tertentu, perkiraan waktu kedatangan moda
transportasi umum, tundaan perjalanan, dan
2.9. Teknologi Advanced Public kondisi lalulintas secara umum.
Transportation Systems (APTS) Beberapa contoh penerapan teknologi APTS
disajikan dalam Gambar 1-15 dan Gambar 1-16.
Advanced Public Transportation Systems (APTS), Gambar 1-15 menunjukkan validasi dan add
filosofi penerapan teknologi ITS didasarkan pada value untuk smartcard. Dengan menggunakan
beberapa pertimbangan, antara lain komersial, smartcard maka bukan saja penumpang yang
efektifitas dan produktifitas operasional, standar pelayanannya dipermudah, tetapi juga operasional
pelayanan kepada pelanggan, dan kinerja transportasi umum juga dipermudah, dengan biaya
keamanan. Selain juga memanfaatkan teknologi pemeliharaan yang rendah. Dalam APTS smartcard
deteksi yang digunakan dalam sistem lain ITS, dapat digunakan bersama untuk beberapa moda
maka teknologi dalam APTS adalah menggunakan transportasi yang melayani rute di daerah tertentu.

Gambar 215 Validator smartcard dan mesin add value (Webb, 2000)

Gambar 216 Sistem informasi reak time untuk penumpang (Warnock, 2000)

ITS UNTUK INDONESIA


17
Gambaran ITS

2.10. Manfaat ITS serius lagi yang dirasakan oleh negara-negara


berkembang termasuk Indonesia. Masalah yang
Aplikasi sistem ITS pada sistem transportasi jalan, dihadapi negara berkembang seperti, jumlah yang
dimana sebelumnya masih menggunakan sistem tinggi dan tingkat kepadatan karena terjadinya
transportasi yang konvensional. Pada dasarnya urbanisasi, penggunaan kendaraan bermotor yang
menggunakan sistem ITS bisa menyediakan dua meningkat tinggi terutama buming kendaraan
jenis manfaat. Salah satunya berkaitan dengan jenis sepeda motor, dan terbatasnya lahan, serta
perubahan pola karakteristik kinerja lalu lintas, sumber daya yang terbatas. Kemacetan lalu lintas
seperti pola kemacetan, kecelakaan, dan polusi menyebabkan terjadinya; penundaan (delay),
udara. Jenis lainnya berkaitan dengan kinerja ketidak pastian perjalanan, limbah gas buang
manajemen perjalanan bagi para pelancong, dan bahan bakar yang menghasilkan polusi udara, dan
peningkatan efisiensi sistem transportasi jalan, berpotensi terjadinya konflik dan bahkan sampai
serta kinerja operator dalam penyelenggara terjadinya kecelakaan.
perjalanan (Travel). ITS dapat membantu untuk mengurangi kemacetan
Manfaat secara umum dengan mengaplikasikan lalu lintas melalui sinyal-sinyal informasi layanannya,
sistem ITS yang bisa dirasakan oleh pengguna informasi tersebut dapat membantu orang/
sistem transportasi jalan, khususnya untuk pengemudi untuk merencanakan perjalanan lebih
Negara berkembang (Toshiyuki Yokota. 2004), awal/baik sebelum melakukan perjalanannya,
adalah menyangkut, mobilitas, kemacetan lalu sebagai contoh menyarankan rute alternatif dengan
lintas, dampak terhadap lingkungan, dan tingkat waktu perjalanan yang akan didapat, meratakan
kecelakaan, infrastruktur transportasi, dan ketidak beban lalu lintas pada sistem jaringan jalan yang
pastian perjalanan, keamanan, efisiensi operator, ada, dan membantu menanggapi kejadian insiden
dan efisiensi pengguna. yang lebih tepat dan cepat.
1) Mobilitas; 3) Dampak Lingkungan
Adanya mobilitas perekonomian yang meningkat, Menjaga kualitas udara pernah dipandang sebagai
itu artinya pada wilayah terjadi perpindahan, sebuah kemewahan terutama dirasakan oleh
pergerakan, dan pergeseran komponen negara-negara berkembang, di negara maju lebih
perekonomian sebagai dampak dari aktifitas mudah teknisnya dalam menjaga emisi gas buang
masyarakat dan pemerintah yang fleksibel. Pada kendaraan yaitu dengan menanggung biaya
akhirnya perekonomian secara wilayah dan bahkan teknologi kendaraan di bawah suatu kontrol yang
nasional akan lebih baik dan kuat. Untuk itu setiap ketat. Namun, dampak kualitas udara yang terus
individu/orang memerlukan kemampuan untuk memburuk yang berdampak pada kesehatan
melakukan perjalanan asal dan tujuan, dimana dan produktivitas, kini polusi yang diakibatkan
mereka melakukan aktifitas dengan nyaman, andal, oleh lalu lintas tersebut di negara maju diakui
dan terjangkau oleh setiap orang, dan juga perlu sebagai berbiaya besar yang berdampak pada
mendapatkan akses perjalanan untuk melakukan perekonomian nasional dan juga termasuk di
aktifitas ke pusat-pusat aktifitas, seperti sekolah, negara-negara berkembang.
toko-toko, dan rekreasi. Terjadinya pergeseran Karena sistem ITS bisa membantu mengurangi
demografi, urbanisasi, dan perubahan dalam pola dampak lingkungan dari lalu lintas/perjalanan
di mana orang melakukan aktifitas. dengan mengoptimalkan perjalanan itu sendiri
ITS dengan berbagai layanan informasinya yang yang menghasilkan pengurangan kemacetan dan
bisa bisa meningkatkan mobilitas perpindahan kecelakaan, meningkatkan kinerja pengemudi, dan
orang dan barang dan bisa terjadi hampir di semua membantu untuk mengelola sistem transportasi
mode transportasi jalan. Layanan informasi didapat jalan dengan lebih baik. Perubahan tersebut yang
melalui sinyal-sinyal yang efektif bagi parjalanan, tentunya berdampak pada pengurangan emisi gas
dengan informasi itu bisa membantu menghindari buang kendaraan.
kemacetan, pilihan rute yang tepat pada akhirnya 4) Mengurangi Kematian dan Keparahan
akan meningkatkan kinerja lalu lintas. Kecelakaan
2) Kemacetan Lalu Lintas; Jumlah kejadian kecelakaan tiap tahun meningkat di
Kemacetan lalu lintas merupakan masalah serius, seluruh dunia, diklaim menyebabkan jutaan cedera
hampir dirasakan diseluruh bagian dunia ini, lebih dan biaya jutaan rupiah untuk penanganan serta

18 ITS UNTUK INDONESIA


Gambaran ITS

menurunnya produktifitas dari korban. Organisasi Ketidakpastian dalam perjalanan ini berarti bahwa
Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa hampir pengguna jalan atau pengirim barang harus
1,2 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap memberikan waktu ekstra untuk kemungkinan
tahun akibat kecelakaan lalu lintas jalan. Negara- terburuk atau risiko terlambat setidaknya untuk
negara berkembang memiliki tingkat kematian beberapa waktu. Kondisi tersebut tentunya tidak
lalu lintas secara signifikan lebih tinggi daripada bermanfaat dan berisiko pada biaya operasi yang
negara-negara maju (World Bank, 2004). menjadi mahal.
Aplikasi sistem ITS bisa membantu untuk Sistem ITS dapat membantu mengurangi
mengurangi jumlah dan kadar keamanan/ ketidakpastian perjalanan dengan mengurangi
keselamatan melalui sinyal-sinyal informasi varians perjalanan sebelum kita memilihnya.
yang diberikan sebelum pengemudi memasuki Karena sistem ITS memberikan informasi secra
lokasi yang berpotensi terjadinya kecelakaan. real-time dan prediktif baik yang memungkinkan
Hal lain yang bisa didapat dari sinyal informasi pengguna jalan untuk merencanakan perjalanan
berupa saran-saran seperti; penggunaan sabuk yang lebih baik dan memungkinkan pengirim dan
pengaman, tempat sandaran kepala, melengkapi operator untuk merencanakan pengiriman yang
elemen penyerap benturan, dll. Uni Eropa telah lebih baik dari informasi yang didapat.
menetapkan tujuan dari program “jumlah kematian Dalam sistem navigasi kendaraan dapat
lalu lintas nihill” pada tahun 2020, sedangkan ITS menggabungkan atara informasi lalu lintas secara
di Amerika Serikat telah melaksanakan “Visi Nol” real-time dan dinamis untuk menyesuaikan rute
untuk transportasi permukaan jalan di masa depan mengemudi dalam mengoptimalkan perjalanannya.
dengan nol kematian, nol penundaan. 7) Meningkatkan Keamanan
5) Mengelola Infrastruktur Transportasi Keprihatinan yang terjadi dalam sektor transportasi
Sistem transportasi modern yang lebih kompleks, yang menguat secara signifikan dalam beberapa
dimana pada setiap bagian sub-sistem saling tahun terakhir. Kekhawatiran ini berupa kecemasan
tergantung. Manajemen yang efektif dari sistem pada perjalanan orang dan barang yang dibawa
transportasi modern membutuhkan manajemen yang bisa disebabkan oleh memburuknya atau
yang lebih baik, karena lebih cepat, komprehensif ketidak kompatibelnya unsure-unsur lalu lintas
, inovatif, dan kreatif. Data input sistem ITS untuk seperti; pengemudi, kendaraan, dan infrastruktur
layanan informasi yang didukung oleh peralatan jalan. Sebagai contoh angkutan barang dengan
traffic data collection, melalui sensor yang peti kemas diakui sebagai yang harus diperhatikan
dipasang dibadan jalan/sisi jalan. Dengan demikian, secara khusus, karena sistem kontainer tersebut
masalah kondisi infrastruktur jalan dan lalu lintas dapat dimuat dengan terlebih dahulu disegel di
yang ada dapat dipantau lalu didiagnosis lebih lokasi asal yang jauh, kontainer tersebut bisa saja
awal sebelum lalu lintas dihadapkan pada situasi tidak dikelola dengan benar, yang kemungkinan
lebih buruk dengan biaya lebih mahal. Sistem data mengandung bahan berbahaya seperti; bahan
base infrastruktur jalan dan lalu lintas yang didapat peledak, biohazards, dan lainnya, dengan tujuan
dari aplikasi ITS tersebut yang dapat memberikan untuk menyebabkan kerusakan oleh teroris di
gambaran yang lebih akurat dan komprehensif tempat/negara lain. Bahkan bahan berbahaya
pada analisis lanjutan seperti manajemen aset yang sah bisa saja dibajak atau disalahgunakan.
penyelenggara jalan sperti; HDM atau IRMS. Demikian pula para pelancong berpotensi berisiko
6) Mengurangi Ketidakpastian Perjalanan buruk karena hunian tinggi, seperti saat di terminal
Dalam perencanaan sistem transportasi jalan untuk bis dan atau stasiun kereta api.
perpindahan orang dan barang dari suatu tempat Sistem ITS menyediakan teknologi layanan untuk
ke tempat lainnya, dimana para teknisi (traffic mengatasi masalah tersebut di atas, dengan
engineer) telah menetapkan beberapa asumsi- melalui penggunaan tambahan GPS (atau
asumsi perancangan yang diambil untuk segala teknologi penentu posisi lainnya), komunikasi
kemungkinan kondisi yang akan terjadi. Asumsi yang bisa menggunakan media kabel dan atau
tersebut bisa berubah dengan variasi yang berbeda nirkabel. Sistem ITS yang dilengkapi GPS tersebut
dari waktu ke waktu. Hal ini dapat disebabkan oleh dapat memantau perjalanan container meliputi;
factor keadaan cuaca, permintaan, kejadian lalu dimana ia berada, rute yang dilalui dan yang
lintas, atau sejumlah faktor dari eksternal lainnya. akan dilalui, isi barang. Informasi yang didapat,

ITS UNTUK INDONESIA


19
Gambaran ITS

dapat mendukung untuk menyederhanakan dan dengan sendirinya/otomatis. Keuntungan tidak


meningkatkan visibilitas logistik transportasi. Ini langsung adalah penurunan secara keseluruhan
adalah area di mana peningkatan keamanan dari keterlambatan (delay) di jalan tol untuk semua
yang bisa dapat selama perjalanan orang dan kendaraan. Mekanisme yang sama dari kendaraan
barang, dan ini bisa memfasilitasi peningkatan sudah dipasang tranponder dan terintegrasi
efisiensi dan produktivitas yang standar dengan dengan smart card (Sebuah kartu berisi sirkuit
mengintegrasikan proses untuk mengelola terpadu yang dapat menyimpan dan memproses
transportasi orang dan barang. data dalam beberapa kasus) yang dapat membantu
8) Meningkatkan Efisiensi untuk Operator Jalan pengguna jalan dalam layanan lainnya, misalnya
Ada layanan lain di mana ITS dapat meningkatkan untuk digunakan membayar berbagai biaya lain
efisiensi operasional dari sistem transportasi jalan. seperti perpanjangan STNK, asuransi, dan pajak. Di
Salah satu layanan lain dari sistem ITS yang paling banyak bagian dunia, smart card yang sama dapat
sukses dan meluas dalam penggunaannya adalah digunakan sebagai kartu tarif untuk pembayaran
yang disebut dengan electronic toll collection lainnya seperti, angkutan umum, untuk parkir, dan
(ETC). ETC, dimana pengemudi membuat account untuk tujuan lain.
dengan badan pengelola jalan tol dan menerima Smart card adalah cara yang nyaman bagi
transponder elektronik yang mengidentifikasi pemerintah untuk memberikan subsidi perjalanan
kendaraan dan account mereka terlebih dahulu. ke warga miskin atau lansia. Hal ini dapat dilakukan
Teknis operasinya, ketika kendaraan melewati titik secara elektronik dengan menyimpan uang
pengumpul (gerbang tol) yang sudah dilengkapi pada kartu pintar atau dengan memiliki sistem
transponder, beban pengguna jalan tol secara pengumpulan ongkos menyesuaikan jumlah
otomatis akan dipotong dari rekening pemilik yang dikumpulkan tergantung pada kartu cerdas
account/transponder. Keuntungan yang didapat pembayar ongkos-ongkos.
badan pengelola jalan tol adalah dari aspek biaya Sebuah aplikasi ITS sangat populer di negara-negara
dan tenaga kerja lebih rendah, selain itu koleksi maju di dalam kendaraan navigasi, adalah sistem
pencatatan lebih dapat diandalkan, pada akhirnya navigasi di dalam kendaraan yang bisa menganalisa
operasi jalan tol yang lebih efisien dan akan menarik dan memberikan rute dan arah bagi mengemudi
lebih banyak pengguna. Dalam jangka panjang, ETC sampai ke tujuan dengan tidak tersesat. Dalam
membuka kemungkinan penggua jalan tol yang sistem navigasi kendaraan termasuk database peta,
lebih fleksibel dalam besaran pembayaran dan bisa lokasi sensor, komputer, dan antarmuka pengguna
lebih bervariasi disesuaikan dengan waktu hari, (misalnya, layar sentuh).
tingkat kemacetan atau permintaan, dan berbagai Sistem navigasi tersebut akan menerima informasi
faktor lainnya. secara real-time yang beradaptasi secara dinamis
Lebih umum, ITS menyediakan operator dengan kondisi saat ini. Sebagai biaya sistem
transportasi sistem dengan informasi yang lebih navigasi akan terus menurun jika pengguna telah
baik dan lebih terkini tentang status dari sistem mencapai bata yang ditentukan, diharapkan bahwa
transportasi dan alat yang lebih baik untuk sistem ini akan semakin membudaya digunakan
merencanakan, mengoperasikan, dan memelihara oleh pengguna sistem transportasi jalan di negara-
sistem. negara berkembang. di Indonesia sudah banyak
9) Meningkatkan Efisiensi Untuk Pengguna yang mempunyai fasilitas seperti navigasi tersebut
Sistem ITS juga membantu penguna jalan secara terbatas.
(pelancong) untuk menjadi lebih terencana dan Secara umum, sistem ITS tersebut dapat
efisien dalam perjalanannya. Sebagai contoh memberikan berbagai layanan informasi bagi para
yaitu ETC seperti disebutkan di atas yang bisa pelancong dan pengguna lainya dengan lebih baik
memiliki keuntungan bagi pengguna jalan serta dan terkini tentang kondisi sistem transportasi
operator jalan tol itu sendiri. Keuntungan langsung jalan. Informasi ini akan membantu pelancong/
pengemudi dengan menggunakan ETC adalah, pengguna lainnya sperti penyelenggara jalan/
bahwa kendaraan tidak perlu berhenti untuk operator traveler dalam merencanakan perjalanan
melakukan transaksi pembayaran/tol di gerbang merekalebih baik dan tepat, sehingga hipotesa
tol, transaksi dapat langsung diproses sementara ketidak pastian perjalanan bisa dikurangi secara
kendaraan terus bergerak dan pintu tol terbuka signifikan.

20 ITS UNTUK INDONESIA


Faktor Pendukung ITS

BAB III

Faktor Pendukung ITS


3.1. Dukungan Faktor Eksternal eknsternal, ini akan sulit untuk diaplikasikan untuk
sama seperti di negara maju.
Banyak faktor yang bisa memberi dukungan Dari uraian sebelumnya menyatakan bahwa,
terhadap keberhasilan sistem ITS dalam penerapan sistem ITS di negara maju bisa
meningkatkan kinerja sistem transportasi jalan. memberikan peningkatan yang signifikan terhadap
Adanya dua bagian kelompok faktor, pertama kinerja sistem transportasi jalan, peningkatan
faktor yang disebabkan dari kondisi internal sistem kinerja tersebut tentunya atas didukung kedua
ITS, seperti; peralatan, organisasi, dan aspek legal, kelompok faktor pembentuk. Dimana faktor
kedua dari faktor yang disebabkan dari kondisi eksternal secara data dan visual, sangat berbeda
eksternal, sperti; infrastruktur, geografis, lalu dibandingkan antara di negara maju dengan di
lintas, jumlah penduduk, karakteristik masyarakat Indonesia.
pengguna jalan, dan tentunya biaya.
Pada bab ini, akan membahas faktor pendukung
yang disebabkan dari faktor eksternal, alasan 3.1.1. Infrastruktur Jalan
sederhana, karena faktor internal lebih mudah Kondisi jaringan jalan di Indonesia, untuk mencapai
untuk diaplikasikan oleh siapapun dan dimanapun, tujuan sebagai prasarana transportasi jalan yang
sehingga bisa sama dengan apa yang dilakukan bisa menghubungkan pusat-pusat kegiatan yang
di Negara maju. Lain halnya pengaruh dari faktor memenuhi aspek; selamat dan lancar. Untuk

ITS UNTUK INDONESIA


21
Faktor Pendukung ITS

mengaplikasikan tujuan tersebut, yang dimulai dari 3.1.2. Lalu Lintas Jalan
perencanaan, perancangan, dan pengoperasian
Proses pelaksanaan untuk menuju prasaran
telah didukung oleh seperangkat peraturan dan
transportasi yang memenuhi aspek aman dan
perundang-undangan, seperti:
lancar, ada tiga level proses berkaitan dengan
• Undang-Undang RI, No. 38, Tahun 2004,
perwujudan, yang masing-masing level mempunyai
tentang Jalan;
permasalahan dan konsekwensi tersendiri, adalah
• Undang-Undang RI, No. 22, Tahun 2009,
sebagai berikut:
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
1) Pada level Makro, merupakan perumusan
• Undang-Undang RI, No. , Tahun 2007, tentang
kebijakan berkaitan dengan sistem tata ruang
Penataan Ruang;
dan sistem transportasi;
• Peraturan Pemerintah RI, No. 34, Tahun 2006,
2) Pada level Mezo, merupakan kebijakan
tentang Jalan;
berkaitan dengan masalah perancangan/
Pada pasal-pasal tertentu dari peraturan dan
desain dan implementasi; dan
perundang-undangan tersebut, dijabarkan lagi
3) Pada level Mikro, merupakan kebijakan
dalam aturan yang lebih teknis. Pada dasarnya
berkaitan dengan operasional, yaitu
untuk menggiring pembangunan dan operasional
menyangkut tingkat pelayanan jalan, yang tidak
infrastruktur jalan untuk mewujudkan jalan
lain persoalan berkaitan dengan kebutuhan,
memenuhi aspek aman dan lancar seharusnya
kapasitas, hambatan samping/friksi, dan
bisa diwujudkan. Namun kenyataan sulit untuk
perilaku pengguna jalan.
diwujudkan, banyak factor lain yang belum bisa
lebih jelasnya disajikan dalam Gambar 3-1.
sejalan dengan tujuan tersebut.

KEBIJAKAN
TATA RUANG LEVEL
MAKRO

KAPASITAS

LEVEL
MEZO

TINGKAT
PERENCANAAN KEBUTUHAN PELAYANAN FRIKSI IMPLEMENTASI
JALAN

LEVEL
MIKRO

PERILAKU
SOSIAL

KEBIJAKAN
TRANSPORTASI

Gambar 31 Proses kebijakan transportasi jalan

kinerja lalu lintas memburuk, seperti seringnya


Ketidak seimbangan antara kebutuhan dan mengalami kemacetan dan kecelakaan pada
permintaan yang ada pada sistem transportasi jalan, ruas jalan maupun simpang. Persoalan kapasitas,
menyebabkan kebijakan yang sudah ditetapkan hambatan samping, dan manajemen lalu lintas
pada level makro, sering mengalmi deviasi serta rekayasa yang tidak optimal, selalu menjadi
dimasing-masing level. Tingkat pelayanan jalan atau penyebab utama.
kinerja lalu lintas) yang ada, merupakan cerminan Hambatan samping dalam kapasitas jalan Indonesia,
dari permasalahan sistem transportasi jalan secara adalah factor luar yang mempengaruhi kelancaran
keseluruhan yang muncul kepermukaan. arus lalu lintas. Faktor hambatan samping tersebut
Masih banyak ditemui kondisi infrastruktur jalan meliputi adanya kegiatan lain yang ada dibadan
yang memberikan tingkat pelayanan yang tidak jalan, seperti; pejalan kaki, parkir, konflik, pedagang
sesuai dengan yang seharusnya, ini menjadikan kaki lima, kendaraan tidak bermotor, naik turun

22 ITS UNTUK INDONESIA


Faktor Pendukung ITS

penumpang kendaraan, dan akses keluar masuk mengaplikasikan sistem ITS, namun itu masih
kendaraan. Makin tinggi faktor hambatan, maka dalam status sebagian dari sistem yamng dipunyai
semakin buruk kinerja lalu lintas yang akan didapat. ITS. Seperti contoh apa yang sudah di aplikasikan
Ada suatu indikator ciri-ciri lalu lintas pada di kota Bandung, yaitu Area Traffic Control System
suatu ruas jalan manakala terjadi bercampurnya (ATCS) yang dikelola Dinas Perhubungan, namun
berbagai jenis kendaraan (mixtraffic) dan/atau dalam perjalanannya belum belum begitu optimal,
tingginya hambatan samping, itu menandakan seperti pada aspek sistem intergreen time yang
bahwa adanya ketidak teraturan dalam sistem tata belum dinamis sesuai dengan kondisi lalu lintas.
ruang yang ada di wilayah tersebut. Contoh kedua yaitu Traffic Monitoring Central
Nasional yang dilaksanakan POLRI, dan banyak lagi
3.1.3. Penduduk dan Lahan yang dilakukan oleh pemerintah daerah melalui
Pusat-pusat lapangan pekerjaan seperti industry dinas-dinas teknis yang terkait. Secara umum
baru yang berorientasi tumbuh di sekitar perkotaan. pelaksanaan sistem ITS di Indonesia masih berjalan
Kondisi tersebut mengakibatkan ketimpangan sendiri-sendiri diantara stakeholder yang ada, yang
lapangan pekerjaan antara daerah perkampungan seyogyanya harus ada road-map nasional tentang
dan perkotaan, yang akhirnya terjadi urbanisasi pengembangan sistem ITS secara nasional.
penduduk ke kotaa dengan alasan untuk mencari Perkembangan sistem ITS di Indonesi walaupun
lapangan pekerjaan. Aktifitas perekonomian yang belum secara utuh dan masing berjalan sendiri-
terkonsentrasi di perkotaan, menjadikan sistem sendiri, perkembangan mengarah ke sistem ITS
jaringan jalan dan lahan yang ada menjadi berat yang utuh dan terintegrasi diantara staheldor
untuk menerima beban lalu lintas dan penduduk. sudah dimulai tahun 1996, dengan rincian seperti
Terbatasnya kapasitas jalan, ditangani dengan diuraikan pada bagan tersebut pada Gambar.. di
melebarkan atau menambah panjang jalan, selalu bawah ini.
terbentur dengan sempitnya lahan dan kalaupun
bisa dengan konsekwensi biaya yang mahal.

3.1.4. Sumber Daya Biaya


Umumnya negara berkembang seperti juga
dialami Indonesia, dalam biaya penganggaran
pembangunan infrastruktur, masih menganut
prinsip anggaran berimbang dengan kondisi
pendapatan negara atau daerah yang relative
kecil. Dengan kondisi anggaran seperti tersebut, Gambar 32 Sejarah perjalanan pengembangan ITS
hampir selalu sector penganggaran pembangunan Indonesia
dihadapkan pada masalah keterbatasan biaya. Akhir tahun 2011, sudah terbentuk organisasi ITS
Kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah Indonesia. Bentuk susunan organisasi ITS Indonesia
tersebut selalu mengetengahkan pembangunan seperti diuraikan pada Gambar di bawah ini.
dengan prinsip skala prioritas, baik pendekatan
lokasi maupun spesifikasi.

3.2. Perkembangan ITS di Indonesia


Walaupun kebutuhan dan manfaat sudah
banyak diketahui orang bahwa sistem ITS bisa
membawa perubahan terhadap kinerja sistem
transportasi jalan secara keseluruhan, namun
dalam pelaksanaan/penyebaran sistem ITS di
Indonesia aga tersendat-sendat. Sudah ada
beberapa lembaga pemerintah dan swasta yang Gambar 33 Organisasi ITS di Indonesia (Thn. 2011)

ITS UNTUK INDONESIA


23
Faktor Pendukung ITS

Dengan terbentuknya organisasi ITS Indonesia, dimana organisasi mempunyai program yang disusun seperti
diilustrasikan pada Tabel di bawah ini, dan itu merupakan Road-Map pengembangan ITS di Indonesia sampai
tahun 2015.

Tabel 31 Road Map Pengembangan ITS di Indonesia

3.3. Kondisi Negara Maju dipandang sebagai kesempatan untuk merevolusi


dunia transportasi secara lebih luas. Diakui juga
bahwa penanganan seperti kemacetan lalu lintas,
3.3.1. Sejarah Perkembangan ITS keselamatan dan keamanan lalu lintas, lingkungan,
Nagara-negara maju seperti; Amerika Serikat, dan isu-isu produktivitas harus ditangani tidak lagi
Jepang, Australian, dan Negara-negara di Eropa, harus dilakukan dengan cara lama/konvensional,
selalu prihatin dengan kondisi sistem transportasi yaitu membangun dan memelihara jalan dengan
yang terus memburuk dan berdampak terhadap menambah kapasitas atau memperpanjang jalan.
lingkunagn serta berimplikasi terhadap kebijakan Hal tersebut khususnya jalan-jalan yang ada di
energi transportasi. Setiap inisiatif kebijakan daerah perkotaan, karena hal tersebut selalu
baru dalam dunia transportasi darat harus secara berdampak pada biaya ekonomi, social, dan politik
eksplisit mempertimbangkan isu-isu lingkungan yang dilakukannya menjadi terlalu mahal.
dan energi. Konsep penanganan sistem transporatasi jalan
Dua motivasi utama untuk mempertimbangkan tidak selalu dengan bentuk fisik saja, tetapi bisa
masa depan transportasi jalan, menuju produktivitas dengan konsep menyatukan unsur teknologi
nasional dan efisiensi sistem transportasi yang dengan infrastruktur transportasi jalan. Teknologi
lebih baik. Awal tahun 1986, negara maju tersebut, yang dimaksud mencakup sistem informasi,
memulai mengambil langkah penanganan sistem komunikasi, dan sensor pencatat lalu lintas, sistem
transportasi jalan, dimana cara konvensional teknologi tersebut apa yang kemudian disebut
beralih pada penanganan dengan menggunakan sistem transportasi cerdas (ITS).
konsep teknologi tinggi untuk diterapkan pada Penerapan sistem ITS yang berkembang cukup
sistem informasi dan komunikasi. Konsep itu signifikan di negara maju, merupakan revulusi
dalam dunia transportasi jalan, ini akan

24 ITS UNTUK INDONESIA


Faktor Pendukung ITS

meningkatkan daya saing negara-negara maju baik, seperti; Amerika Serikat, Canada, Eropa,
dalam menyediakan dukungan infrastruktur Jepang, Korea, China, dan Singapura, masyarakat
pendukung terutama pada sektor industri dalam mereka merasakan bahwa sistem ITS, yang bisa
merebut pasar. Negara seperti Amerika Serikat, menjadikan sistem transportasi jalan lebih baik
Jepang, dan beberapa Negara di Eropa telah dengan logika yang diterima, dan user-friendly.
mulai dengan litbangnya agar bisa menghasilkan Toshiyuki Yokota. 2004 dalam buku ITS untuk
komponen infrastruktur pendukung sistem ITS negara berkembang (Word Bank), dalam ulasannya
yang lebih inovatif. menyatakan bahwa negara-negara maju dalam
upaya pengembangan sistem ITS, menguraikan hal
3.3.2. Kondisi Dukungan ITS seperti berikut ini:
Negara-negara maju dalam penerapan dan
Amerika Serikat:
pengembangan sistem ITS yang sudah berjalan
Pemerintah Amerika Serikat mengakui bahwa
cukup lama, ini menjadikan tujuan dari sistem
sistem ITS sebagai bagian penting dalam
ITS bisa dicapai dengan penyimpangan yang
meningkatkan sistem transportasi jalan untuk
relative kecil. Beberapa faktor kelebihan yang
masa depan. Upaya pemerintah AS di bidang
ada di negara-negara maju dalam mendukung
ini bertujuan untuk memperkenalkan manajer
pelaksanaan sistem ITS berjalan sesuai dengan
operasional ITS, yang bekerja untuk menuju
tujuannya, faktor kelebihan tersebut merupakan
manajemen lalu lintas interoperable dengan
modal dasar dalam aplikasi sistem ITS. Faktor
sistem informasi bagi pengguna jalan/pelancong.
kelebihan yang ada di negara maju tersebut secara
ITS juga telah menjadi bagian penting dalam me-
umum yang diantaranya meliputi:
regulasi sistem transportasi jalan, dimana pada
1) Kondisi Infrastruktur Jalan; Sebagian besar
pasal-pasal hukum ditujukan untuk mengatur arah
elemen-elemen jalan pada jaringan jalan,
pemerintah dalam menyediakan dana yang lebih
memenuhi persyaratan teknis standar jalan,
besar. Pelaksanaan regulasi tersebut yang akan
baik dalam aspek geometri jalan, kapasitas
dilaksanakan dalam musim gugur tahun 2014.
jalan, manajemen lalu lintas, rekayasa lalu
Keselamatan juga merupakan isu penting
lintas, dan fungsional jalan. Kondisi tersebut
di AS, meskipun dipandang kurang agresif
akan memudahkan dalam pengoperasian
dibandingkan dengan negara-negara Eropa.
sistem ITS;
Departemen Transportasi AS juga mensponsori
2) Kondisi Transportasi Umum; Seperti jumlah
inisiatif “Kendaraan Cerdas” (Smartcar) untuk
dan jenis moda yang sudah memadai, seperti
meningkatkan keamanan berkendara. Program
adanya:
ini sekarang telah menyimpulkan, suatu bagian
• Transportasi masal berbasis rael, seperti
yang penting, yaitu pengembangan sistem
monorail dan subway, moda ini mempunyai
menghindari tabrakan di persimpangan dengan
jalan sendiri yang tidak mengganggu jalan
sistem kendaraan yang terintegrasi terhadap
raya, dengan daya angkut yang besar serta
keselamatan. Program baru yang paling penting
ketepatan waktunya yang akurat. Modan ini
di AS apa yang disebut “Kendaraan-Infrastruktur
didukung pula oleh layanan feeder feeder yang
Integrasi.” (Vehicle-Infrastructure Integration).
memadai.
Tujuan dari program ini adalah untuk menciptakan
• Transportasi masal berbasis jalan, seperti bus
sebuah sistem, permukaan jalan yang terintegrasi
dan taksi dengan jumlah dan fasilitas yang
intercommunicating transportasi jalan. Sistem
memadai/standar.
akan menggunakan komunikasi nirkabel, terutama
Kondisi ini, sangat mendukung terutama
DSRC ((Dedicated Short Range Communication)
mengurangi pembebanan lalu lintas terhadap jalan
untuk menghubungkan infrastruktur jalan,
menjadi lebih ringan;
manajer, dan dengan kendaraan pengemudi/
3) Kondisi penerapan sistem manajemen dan
driver. Ini akan mengumpulkan dan berbagi
rekayasa lalu lintas yang relative lebih baik
informasi tentang sistem transportasi jalan untuk
dibanding dengan negara berkembang;
membantu meningkatkan kinerja infrastruktur
4) Kondisi dukungan kesiapan sumberdaya
jalan, kendaraan, dan driver.
manusia, biaya, dan teknologi yang lebih baik.
Program lain yang menjadi luas penggunaannya
Negara yang sudah menjalankan sistem ITS lebih

ITS UNTUK INDONESIA


25
Faktor Pendukung ITS

di AS, apa yang disebut “511”. Angka 511 telah ekonomi. Hal ini memicu terjadinya peningkatan
dicadangkan sebagai nomor telepon nasional untuk arus lalu lintas pada jaringan jalan-jalan utama,
memperoleh informasi perjalanan/wisatawan. dengan sering terjadi kemacetan dan pengemudi
Beberapa negara sudah menyediakan 511 layanan, yang frustasi. Sehingga dibutuhkan solusi yang
yang terdiri dari informasi lalu lintas, cuaca, dan inovatif dan efektif terhadap sistem trasnportasi
kondisi jalan saat ini, dan informasi transportasi jalan yang sudah ada. Calgary melakukan proses
umum lainnya. diskusi secara ekstensif dengan para stakeholder
Sejak serangan teroris 11 September 2001, untuk merumuskan penerapan sistem ITS. Proses
keamanan transportasi jalan, telah menjadi isu ini terkait dengan tantangan yang dihadapi oleh
utama di AS, meskipun sebagian besar fokus sistem yang sudah ada dan menetapkan untuk
dipusatkan pada perjalanan udara. Begitu juga beralih pada sistem teknologi informasi yang
pada Biro Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan dapat mengatasi masalah lalu lintas. Hasil diskusi
AS oleh Departemen Homeland Security menghasilkan suatu kesepakatan yang tercantum
menggunakan sistem ITS untuk memantau lalu dalam Intelligent Strategic Plan for Calgary.
lintas yang menyeberang dari dan ke AS.
Dalam penerapan sistem electronic toll collection Eropa:
(ETC) sudah meluas di AS, sebagai alat untuk Komisi Eropa dengan dukungan The Trans-
mengurangi keterlambatan di jalan tol dan European Transport Network Executive Agency’s,
menurunkan biaya operator pengumpulan tol. mengeluarkan sebuah kerangka hukum (Directive
Namun demikian, sistem ETC banyak yang tidak 2010/40/EU) untuk mempercepat penyebaran
kompatibel di AS, namun ada juga beberapa teknologi transportasi yang inovatif di Eropa.
keberhasilan dalam membuat sistem interoperable Komisi telah mengambil langkah besar terhadap
di daerah tertentu, upaya ini bahwa mengatur penyebaran dan penggunaan sistem ITS pada
dengan teknologi yang kompatibel tidak sulit transportasi jalan. Kongres Intelligent Mobility
termasuk membuat pengaturan organisasi dan untuk ITS di Eropa yang berkelanjutan untuk
administrasinya. menuju pengembangan konsep dan teknologi
Di AS, ada resistensi politik yang besar untuk informasi.
mengubah jalan yang ada dari “bebas”, meskipun Negara-negara di Eropa memiliki pengalaman
AS berpotensi merasakan masih dalam krisis panjang dalam penerapan teknologi maju sistem
dalam konstruksi jalan dan pendanaan untuk transportasi jalan, termasuk dalam komunikasi
pemeliharaan. Pendanaan sekarang sangat isu-isu sosial yang lebih luas. Masyarakat di
tergantung pada pajak penggunaan bahan bakar, Eropa, memandang sistem ITS sudah merupakan
dan itu relative cukup kecil (kurang dari lima sen per bagian dari kehidupannya, karena sistem tersebut
liter). Jumlah total yang dikumpulkan cenderung dianggap lebih baik dan dirasakan memainkan
akan menurun di tahun-tahun mendatang, karena peran penting dalam menurunkan hambatan
ada kecenderungan sebagai kendaraan menjadi untuk pergerakan orang dan barang di seluruh
lebih hemat bahan bakar dan mulai menggunakan Eropa, termasuk teknologi untuk membatasi batas
bahan bakar alternatif seperti etanol dan hidrogen. kecepatan kendaraan yang aman dalam melakukan
ITS menawarkan prospek cara yang jauh lebih perjalanan. Eropa sangat memperhatiak dengan
fleksibel pengisian untuk penggunaan infrastruktur serius dan agresif terutama berkaitan dengan
(misalnya, berdasarkan pada waktu hari, tingkat keselamatan lalu lintas, dengan tujuan untuk
kemacetan, tingkat layanan yang diperlukan, mengurangi separuh jumlah kematian lalu lintas
permintaan, dll), tetapi ini akan membutuhkan pada tahun 2010 dan bertujuan untuk mencapai
pergeseran dalam pemikiran tentang bagaimana jumlah nihil kematian lalu lintas (zero traffic
untuk mendanai pembangunan dan pemeliharaan fatalities) pada tahun 2020. Ini adalah bagian dari
prasarana transportasi jalannya. inisiatif sektor public swasta yang disebut “eSafety”
yang sedang dipimpin oleh the EU’s Information
Canada: Society Directorate.
Canada pada tahun 2003 – 2013. Contoh kasus Tujuan eSafety adalah untuk meningkatkan
yang terjadi kota Calgary, kota tersebut mengalami keselamatan di jalan dengan menggunakan Sistem
perkembangan pesat dalam bidang sosial dan Keamanan Kendaraan Cerdas (Intelligent Vehicle

26 ITS UNTUK INDONESIA


Faktor Pendukung ITS

Safety Systems), dan itu telah membentuk sebuah lingkungan dan biaya sosial yang dihasilkan oleh
program untuk melaksanakan sistem kontrol sistem transportasi jalan, telah mengidentifikasi
pada kendaraan seperti pada aspek rem, kontrol manfaat ITS bisa mewujudkan tingkat kecelakaan
stabilitas, pemberitahuan kecelakaan otomatis, dll yang lebih rendah, meningkatkan keselamatan
Eropa telah sangat berhasil dalam membangun pejalan kaki, dan kemacetan lalu lintas dikurangi,
kemitraan untuk melakukan tes dan demonstrasi dan rendah konsumsi bahan bakar. Dengan
antara pemerintah nasional dan daerah, produsen bekerjasama pihak swasta, mereka mulai untuk
kendaraan, dan pemasok, serta dengan universitas. memulai uji lapangan yang ambisius itu.
Eropa juga telah berhasil membangun industri Pemerintah dan masyarakat semakin
yang kuat untuk sistem infrastruktur ITS dengan merekomendasikan sebagai solusi untuk mengatasi
pelanggannya di seluruh dunia. masalah lalu lintas, kendala yang dihadapi yang
Eropa juga mencoba mereformasi penggunaan sama dalam memenuhi permintaan transportasi
cara konvensional dalam memperbaiki kinerja yang terus meningkat dengan konsekwensi biaya
transportasi jalan, dengan mulai menerapkakan investasi yang besar. Pilihan sistem ITS bisa terjadi
teknologi informasi pada kendaraan, meskipun jika implementasinya direncanakan dengan hati-
proses ini masih dianggap sebagai sangat hati dan menggunakan langkah-langkah yang tepat.
controversial dan berbau politis. Dimulai dengan Rencana tersebut telah diterima dan disetujui,
jenis kendaraan tertentu seperti truk berat, dengan sasaran sebagai berikut:
kendaraan jarak tempuh jauh, dan kriteria lainnya. • Blue print ITS untuk memenuhi kebutuhan
Eksperimental ini telah diperkenalkan di Jerman, nasional;
Swiss, dan dan Inggris yang dimulai tahun 2006. • Sistematis untuk melaksanakan proyek ITS;
Eropa juga mengambil peran sangat aktif dan agresif • Memberikan target yang jelas dan tindakan
dalam kegiatan standar sistem ITS pada lingkup dalam pelaksanaan ITS;
regional dan internasional untuk memajukan • Mengembangkan teknologi ITS.
teknologi ITS di pasar dunia. Komite Eropa untuk Pengembangan sistem ITS di Jepang yang dipimpin
Standarisasi (Comité Europeen de Normalisasi oleh empat Departemen dan Agen untuk status
- CEN) memiliki komite teknis (TC278 - Jalan Lalu nasional. Sejak tahun 1995 dalam “Pedoman
Lintas dan Transportasi Telematika) difokuskan dasar dalam promosi masyarakat telekomunikasi”
pada isu-isu standar ITS. TC278 bekerjasama bahwa Jepang mengakui sistem ITS memberikan
dengan Komite Teknis ITS (TC204) ISO, banyak item kesempatan untuk memajukan kepentingan industri
standar ITS dikembangkan secara paralel oleh ISO/ dan perdagangan serta sarana untuk meningkatkan
TC204 dan CEN/TC278. transportasi domestik. Jepang dan Korea mengejar
Dibagian dunia lain, Eropa memiliki sedikit aspek standardisasi secara internasional, dengan
keberhasilan dalam memperkenalkan telematika tujuan untuk mendorong kompetisi internasional
(pengiriman nirkabel informasi dan layanan dan menjaga posisi kompetitif Jepang dan/atau
untuk kendaraan). Beberapa upaya untuk Korea didunia internasional.
mengembangkan layanan telematika oleh produsen Jepang telah sangat sukses dalam menerjemahkan
kendaraan dan operator nirkabel, seperti oleh kekuatan dalam teknologi elektronik unggul
industri General Motors ‘OnStar mencoba untuk termasuk ITS. Program ITS paling menonjol di
memasuki pasar Eropa, beberapa perusahaan di Jepang adalah penggunaan sistem navigasi mobil,
Inggris dan Prancis juga telah memberikan dasar- penyebaran informasi, dan sistem komunikasi
dasar metoda real-time dalam menyampaikan yang menyediakan secra real-time diantara lalu
informasi lalu lintas. lintas kendaraan. Sistem jaringan jalan yang
kompleks dan padat di Jepang telah membuat
Jepang dan Korea Selatan: teknologi ini sangat menarik bagi pengemudi.
Jepang dan Korea Selatan memiliki tujuan Selain itu, konsumen Jepang secara tradisional
ambisius untuk sistem ITS. Agenda pemerintah telah menggunakan teknologi baru yang berbasis
ingin menjadikan pemimpin dunia yang paling produk dan jasa.
signifikan untuk pengembangan ITS. Ini dengan Aspek lain dari bagian ITS yang dilakukan di Jepang
memanfaatkan iklim mekanisme pasar yang ada. pada penggunaan Electronic Toll Collection (ETC),
Pemerintah Jepang dan Korea Selatan, menilai isu yang digunakan untuk mengurangi kemacetan dan

ITS UNTUK INDONESIA


27
Faktor Pendukung ITS

hambatan di jalan tol saat transaksi di gerbang tol, sistem ITS. Kepentingan perkumpulan tersebut
dengan penekanan lebih pada peningkatan efisiensi mengembangkan sistem kerja dan teknologi ITS,
dan keandalan koleksi saat transaksi. Penyebaran untuk lebih meningkatnya sistem manajemen dan
ETC relatif terlambat di Jepang karena kebijakan pengoperasian sistem transportasi jalan yang bisa
kepemilikan sistem interoperable nasional. memenuhi aspek keamanan, nyaman, dan efisien,
Namun, ini tidak diragukan lagi pendekatan serta ramah terhadap lingungan.
jangka panjang akan kebutuhan dan kinerja yang Penerapan sistem ITS dimulai dari jalan bebas
baik. Jepang telah mendorong penyebaran ETC hambatan dalam lingkup terbatas baik jenis
dengan mendiskontokan tol elektronik oleh subsidi pelayanan dan wilayah. Sekarang ini aplikasi ITS
pembelian transponder ETC. Antara Mei 2003 sudah berkembang sejalan dengan kesadaran
dan Mei 2004, jumlah transponder ETC dalam masyarakat akan manfaat ITS dalam bertransportasi
pelayanan di Jepang tiga kali lipat. di jalan, hampir disemua jaringan jalan utama
Dedicated Short-Range Communications (DSRC), sudah dilengkapi jenis layanan ITS yang disesuaikan
yang digunakan untuk ETC, juga sedang dikerahkan dengan kebutuhan lokasi.
untuk digunakan pihak operator. Tujuannya adalah
untuk menggunakan infrastruktur komunikasi China:
sebagai dasar untuk beberapa aplikasi lain dalam Pemerintah dan Masysrakat di China, dengan
kemampuan ITS. permasalahan sistem transportasi jalan yang
kurang menguntunkan saat itu, Penerapan sistem
Singapura: ITS merupakan metode yang efektif yang bisa
Penerapan sistem ITS di Singapura, dimulai menyelesaikan masalah konflik karena jumlah
tahun 2001, dengan dibentuknya masyarakat ITS, kendaraan yang tinggi dan ifrastrutur jalan yang
merupakan perkumpulan masyarakat non-profit terbatas. Ini terlihat dari investasi yang ditanamkan
sebagai organisasi umum yang mewadahi pihak samapai 1,2 miliar Yuan dan keuntungan dari itu
pemerintah, swasta, praktisi, akademisi, dan yang didapat dari sektor sosial dan ekonomi sekitar
peneliti yang terkait dengan sistem ITS. Tujuannya 26,8 miliar Yuan. Atas dasar itu pemerintah China,
adalah untuk menyediakan forum bagi anggota pada tahun 2005-2008 menginvestasikan lebih
untuk bertukar ide dan informasi berkaitan tinggi lagi sampai 22 kali.
peningkatan dan penambahan lingkup layanan Namun dalam aplikasinya di negara tersebut, masih
didapat hambatan-hambatan terutama dalam
penyebaran diseluruh lintas wilayah perbatasan
administrasi.

28 ITS UNTUK INDONESIA


ITS Untuk Indonesia

BAB IV

ITS Untuk Indonesia


Bagian ini memperkenalkan gagasan dalam mulai dari tahap perencanaan, perancangan/
membangun sistem Intelligent Transportation desain, pelaksanaan, dan operasional. Begitu
Systems (ITS) dan menjelaskan bagaimana sistem juga halnya pada sektor transportasi jalan baik
tersebut telah dilaksanakan di berbagai wilayah/ pada lingkup pemerintahan maupun lembaga
kota di seluruh dunia. Ada beberapa pendekatan atau swasta sudah memanfaatkan TI. Penerapan
yang bisa dilaksanakan dalam membangun, TI untuk lingkup transportasi jalan yang salah
termasuk beberapa perbedaan antara aplikasi satunya adalah “Sistem Transportasi Cerdas” atau
sistem ITS di negara maju dan negara seperti Intelligent Transportation System (ITS). Dalam
Indonesia (berkembang). dunia modern, kemampuan ini sangat penting
untuk pembangunan dan mengoperasikan sistem
transportasi jalan yang lebih efektif dan ekonomis
4.1. ITS Untuk Pemula serta ramah terhadap lingkungan.
Ada dua kata kunci dari konsep dasar yang
Hampir semua urusan disegala lingkup kegiatan di dikembangkan dalam sistem ITS, yaitu:
seluruh dunia ini baik negara maju maupun negara 1) Jika informasi permasalahan sistem
berkembang, seperti kegiatan sektor pertanian, transportasi jalan yang ada pada rute yang
militer, dan kedokteran, serta lainnya sudah akan dituju disampaikan kepada pengguna
memanfaatkan Teknologi Informasi (TI), digunakan jalan sebelum sampai pada lokasi bermasalah

ITS UNTUK INDONESIA


29
ITS Untuk Indonesia

tersebut. Maka pengguna jalan akan memilih penyebaran ITS dapat dilakukan secara selektif dan
apa yang harus dilakukannya, tentunya apa- langkah demi langkah yang disesuaikan dengan
apa yang paling menguntungkan. sumber daya yang dimiliki dan memungkinkan.
2) Bahwa IT bisa mempermudah proses pengadaan
data, mengolah, dan menginpormasikan
4.2. Karakteristik Wilayah Terhadap ITS
dengan cepat dan tepat.
Penanganan permasalahan sistem transportasi
Untuk itu, sangat menarik apa yang dirumuskan
jalan diberbagai kota/wilayah, yang salah satunya
oleh; Toshiyuki Yokota. 2004), yang menyatakan
bisa ditangani dengan sistem ITS. Banyak alasan,
bahwa:
tetapi alasan yang mendasar dan hampir sama
• TI dapat dan sangat membantu dalam
untuk setiap daerah, yaitu menyangkut pola lojik
membangun dan mengoperasikan sistem
dari sistem arsitektur ITS dengan informasi yang
transportasi jalan. Penggunaan TI tidak secara
merupakan masukan dalam proses manajemen
khusus dalam ITS, tetapi sangat membantu
lalu lintas, maka kinerja sistem transportasi jalan
dalam meletakkan dasar lojik berpikir menjadi
yang didapat berkaitan langsung dengan efisiensi,
mudah menerima sistem arsitektur ITS
mobilitas, keselamatan, dan lingkungan.
berjalan;
Toshiyuki Yokota. 2004 dalam buku ITS untuk
• ITS itu sendir digolongkan sebagai “peralatan
negara berkembang, menguraikan tentang unsur-
cerdas” yang dapat diinstal sebagai bagian
unsur kinerja sistem transportasi yang paling
dari infrastruktur transportasi jalan untuk
dirasakan oleh pengguna/masyarakat, adalah
mengumpulkan dan menyebarkan informasi
sebagai berikut:
kepada pengguna jalan melalui sinyal kontrol
lalu lintas, variable tanda-tanda pesan,
Efisiensi, dalam lingkup sistem tansportasi jalan
elektronik mengumpulkan tol, dan membantu
meliputi terjadinya perubahan pada aspek:
mengelola sistem;
• Peningkatan mobilitas bagi perpindahan orang
• ITS memberikan dukungan penting dalam
dan barang dari suatu tempat ke tempat lain;
sistem operasional transportasi jalan,
• Pengurangan kemacetan lalu lintas;
termasuk manajemen lalu lintas, pemantauan
• Pengelolaan infrastruktur transportasi jalan
ruang sisi jalan/trotoar, pengawasan sistem
yang lebih efektif dan ekonomis serta ramah
pemeliharaan, dan lebih efektif dan handal
terhadap lingkungan.
dalam mengelola transportasi umum;
• ITS dapat menyimpan dan mengevaluasi data
Keselamatan, aspek keselamataan yang terjadi
arsip (data base) tentang sistem transportasi
di jalan berkaitan dengan terjadinya kejadian
jalan yang berguna untuk perencana dan
kecelakaan baik tabrakan kendaraan dengan
mengevaluasi untuk perbaikan sistem
kendaraan, kendaraan dengan pejalan kaki, atau
transportasi jalan serta untuk mengevaluasi
kendaraan karena hilang kendali. Kecelakaan
aspek keselamatan jalan;
tersebut diartikan adanya perubahan dalam
• ITS juga menyediakan beragam di dalam
bentuk pengurangan jumlah dan tingkat keparahan
teknologi kendaraan untuk menjalankan
kecelakaan terutama kearah kematian;
keselamatan, produktivitas, dan kenyamanan
dalam perjalanan. Sistem ini merupakan hal
Lingkungan, aspek lingkungan yang bisa didapat
baru dalam komunikasi secara nirkabel antara
karena adanya pengurangan seperti:
kendaraan dan infrastruktur jalan.
• Pemborosan bahan bakar akibat waktu tempuh
Ada beberapa prasyarat untuk pengenalan
yang lama dan panjang;
keberhasilan penyebaran ITS, termasuk keberadaan
• Emisi gas buang yang tinggi dari kendaraan
dan kemampuan kelembagaan serta teknologi
akibat kemacetan;
tertentu yang diperlukan.
Satu pertimbangan penting adalah bahwa
Negara-negara maju yang memimpin penerapan
kemampuan ITS tidak semua harus diaplikasikan
dan pengenalan sistem ITS, seperti di Eropa, Amerika
di suatu wilayah atau negara tertentu, dan
Serikat, dan Jepang dengan berkembangnya
kemampuan yang dipilih tidak semua harus
penggunaan sistem ITS, memanfaatkan dan
dilaksanakan sekaligus. Pengenalan dan
menggunakan pendekatan dengan kepentingan

30 ITS UNTUK INDONESIA


ITS Untuk Indonesia

lain seperti dalam hal: telah menjadi umum dengan menggunakan


• Megejar teknologi canggih dan inovatif yang media berupa penyiaran dan komunikasi lewt
dikaitkan dengan aspek ekonomi yang lebih broadcast (radio dan TV).
komfetitif; • Di Eropa Timur: Kondisi infrastruktur jalan
• Keinginan untuk memperluas kemampuan dengan sistem manajemen lalu lintas telah
dengan sistem transportasi yang didapat lebih diperkenalkan untuk mengidentifikasi kondisi
baik dan terpadu; permukaan jalan, yang mencerminkan
• Keinginan yang kuat untuk memperluas pasar penekanan pada peningkatan pemeliharaan
yang ada dan membuka yang pasar baru; infrastruktur tersebut. Selain itu, mobilisasi
• Sebuah keyakinan bahwa akan didapat hasil perdagangan menggunakan kargo telah
lebih baik yang dihasilkan melalui usaha menjadi umum, untuk meningkatkan efisiensi
kemitraan, seperti dengan industri, pemerintah, logistik angkutan barang.
dan akademisi; • Di Amerika Latin: Menyangkut aspek perbatasan
toritorial negara, yang mengatur pelintas batas
Tingkat keberhasilan penggunaan sistem ITS, banyak perdagangan dalam upaya peningkatan aspek
faktor lain yang mempengaruhinya, dimana setiap kekuatan ekonomi wilayahnya bersangkutan.
wilayah/kota di dunia ini juga memiliki pendekatan
sendiri-sendiri dalam hal menjalankan sistem ITS,
yaitu adanya penyesuaian dengan karakteristik
lokal, wilayah/kota (Toshiyuki Yokota. 2004). 4.5. Manfaat ITS Untuk Negara
Berkembang
4.4. Karakteristik ITS di Negara Sub-bab ini menjelaskan tentang berbagai jenis
Berkembang manfaat yang bisa didapat jika mengaplikasikan
sistem ITS. Adanya sedikit perbedaan manfaat
Banyak negara berkembang dalam perjalanannya yang dirasakan dari aplikasi ITS antara di negara
menggunakan sistem ITS, adanya beberapa hal maju dan negara berkembang (hasil penelitian
yang spesifik. Hasil identifikasi dan penyelidikan yang dilakukan oleh World Bank tahun 2004).
dilakukan World Bank, 2004 di tiga wilayah/bagian Sistem ITS menyediakan manfaat bagi masyarakat
dunia negra berkembang (Asia Timur, Eropa Timur, luas dan pemerintah berkewajiban mendorong
dan Amerika Latin) mengindikasikan adanya terselenggaranya ITS pada jaringan sistem
karakteristik secara umum dan lokal. transportasi jalan. Manfaat pertama yang bisa
Dari ketiga wilayah tersebut telah memperkenalkan dirasakan langsung oleh masyarakat luas secara
sistem dasar untuk mengatur lalu lintas. Lingkup langsung dalam memecahkan masalah transportasi
layanan informasi sistem ITS yang umum jalan termasuk dalam mengurangi kematian
digunakan di Negara berkembang, seperti sistem dan/atau cedera lalu lintas, mengurangi tingkat
sinyal lalu lintas (APILL), sistem pengawasan lalu kemacetan secara keseluruhan, dan mengurangi
lintas menggunakan CCTV, dan sistem traveler emisi gas buang kendaraan. Manfaat pertama
informasi berdasarkan tanda-tanda pesan variabel tersebut yang diantaranya adalah:
(VMS). Pada prinsipnya jenis layanan informasi • Peningkatan mobilitas orang dan barang;
yang bisa memberikan tingkat pengembalian lebih • Pengurangan kadar dan lokasi kemacetan lalu
tinggi dibandingkan dengan investasi yang ditanam, lintas;
itu kemungkinan yang akan dipilih. Termasuk • Pengelolaan infrastruktur jalan dan lala lintas
sistem pengumpulan tol elektronik dan sistem yang lebih baik;
tarif pembayaran, sistem pelacakan kendaraan • Mengurangi dampak/polusi lingkungan akibat
komersial, bus dan sistem manajemen. transportasi jalan;
Karakteristik wilayah atau local untuk masing- • Mengurangi jumlah kematian dan tingkat
masing wilayah di dunia ini yang sering keparahan kecelakaan.
menggunakan jenis layanan informasi, adalah Manfaat ini berpotensi sangat besar dan terbukti
sebagai berikut: secara signifikan, itulah salah satu alasan mengapa
• Di Asia Timur: Layanan informasi lalu lintas pemerintah perlu mendorong dan mengaplikasikan

ITS UNTUK INDONESIA


31
ITS Untuk Indonesia

sistem ITS. Sebagai contoh, sistem untuk 4.5. Faktor Kunci Lompatan ke
manajemen lalu lintas, dan manajemen permintaan
Infrastruktur Baru
dapat diklasifikasikan sebagai menyediakan ITS
yang memberikan manfaat yang lebih luas bagi Negara-negara berkembang sering mengalami
masyarakat. kerugian, yang relatif terhadap negara-negara
Alasan dari manfaat kedua dalam melaksanakan maju, dalam membangun infrastruktur dasar saat
sistem ITS dibandingkan dengan penanganan cara- menyediakan fondasi untuk membangun ekonomi
cara konvensional, manfaat yang memberikan efek negara dan masyarakat. Hal ini sebagian besar
signifikan dalam solusi masalah sistem transportasi disebabkan oleh sumber daya keuangan, teknis,
jalan dalam meningkatkan kualitas layanan bagi dan teknik terbatas yang ada di negara-negara
para pelancong individu dan atau operator berkembang. Namun, negara-negara berkembang
transportasi jalan adalah sebagai berikut: juga memiliki beberapa keunggulan relatif terhadap
• Mengurangi ketidakpastian perjalanan bagi negara-negara maju, terutama ketika infrastruktur
pelancong; yang akan dibangun memiliki konten tinggi dalam
• Meningkatkan keamanan untuk perjalanan teknologi informasi (TI).
orang dan barang; Negara-negara berkembang, dalam menginstal
• Meningkatkan efisiensi kerja pelayanan untuk infrastruktur elektronik pada saat yang sama
operator perjalanan; saat dengan infrastruktur fisik sedang dibangun
• Meningkatkan efisiensi bagi pengguna jalan. (dimulai dari awal yang sama). Ini jauh lebih murah
Manfaat ini termasuk keandalan yang lebih besar daripada penambahan/perkuatan infrastruktur
dan kekurangan dalam ketidakpastian dalam fisik sudah ada seperti yang sering dilakukan
perjalanan, yang menjadikan perjalanan lebih di negara maju. Negara-negara berkembang
nyaman dan lebih produktif, lebih efisien dalam mendapatkan keuntungan lebih murah dalam biaya
operasi sistem transportasi jalan, dan lebih aman, TI, artinya membangun infrastruktur TI baru dari
serta ramah terhadap lingkungan. Sebagai contoh, awal sering lebih murah daripada memperbarui
sistem dalam pengelolaan perjalanan, operasi sistem yang ada. Negara-negara berkembang dapat
kendaraan komersial, dan manajemen transportasi menggunakan langsung sistem lain seperti telepon
publik dapat diklasifikasikan sebagai meningkatkan seluler dan internet yang menyebar dengan
kehandalan efisiensi bisnis. cepat secara paralel. Akhirnya, negara-negara
Manfaat di atas mungkin lebih sederhana dalam berkembang dapat mengambil keuntungan dari
hal dampak nasional secara keseluruhan. Namun, TI dan produk ITS dan aplikasi yang telah diuji dan
jenis layanan sistem ITS yang menarik karena setiap digunakan di negara maju dan yang sudah stabil,
individu menerima manfaat ini lebih langsung dan dan bisa dipahami dengan baik, dan mulai menjadi
lebih segera. Selain itu, memanfaatkan layanan lebih murah untuk memperoleh dan beroperasi.
informasi yang ada di ITS lebih cepat dengan Akibatnya, negara-negara berkembang sering
biaya lebih rendah dibanding upaya-upaya skala dapat melompati langsung ke pengoperasian
yang lebih besar dengan cara konvesional. Dalam infrastruktur transportasi qjalan dengan sistem
beberapa kasus, jenis ini memiliki daya tarik ITS lebih jauh dan cepat serta lebih murah
komersial dari sistem ITS yang dapat digunakan dibandingkan dikembangkan negara maju (Gambar
oleh organisasi sektor swasta tanpa perlu 2-1). Ada banyak alasan untuk bergerak agresif
menghabiskan dana. terhadap infrastruktur pintar, tetapi juga banyak
Meskipun aplikasi ITS seperti pengumpulan tol prasyarat yang harus dipenuhi untuk membuat ini
elektronik sering dioperasikan oleh lembaga berhasil. Bagian ini juga membahas pendekatan
publik, kenyataan bahwa mereka menghasilkan yang inovatif bahwa negara-negara berkembang
penerimaan (serta manfaat bagi pengguna) dapat menggunakan untuk mengejar penyebaran
membuat pengenalan mereka jauh lebih menarik. sistem ITS lebih luas.
Alasan lain bahwa sistem ITS penting adalah
bahwa hal itu membantu untuk memberikan 1) Insentif Manfaat
landasan politik dan sosial bagi masyarakat yang Manfaat lain yang lebih luas dari aplikasi sistem ITS
memberikan manfaat lebih luas. seperti manfaat langsung untuk masyarakat luas
dan manfaat langsung bagi penyelenggara jalan,

32 ITS UNTUK INDONESIA


ITS Untuk Indonesia

operator, dan pemasok. Manfaat insentif lainnya, menempatkan pentingnya kecenderungan


yaitu terkait dengan masalah sosial dan ekonomi pertumbuhan atas variabel pembentuknya
melalui peningkatan teknologi dan ekonomi suatu sepeti faktor produksi, tenaga kerja, dan modal.
negara. Manfaat insentif lainnya terkait aspek Inovasi dalam pembangunan ekonomi secara
social ekonomi meliputi: tradisional penekanan utama pada peran modal.
• Membaiknya mobilitas, berdampak Dalam beberapa tahun terakhir bagaimanapun
berkembangnya dinamika perekonomian pembangunan ekonomi dan operasi pasar
daerah dan nasional halus saling tergantung, yang didukung oleh
• Berkembangnya industri pendukung TI, artinya kemampuan untuk mengumpulkan dan mengatur
menambah lapangan pekerjaan; berbagi informasi dan modal itu sendiri. Pesatnya
• Membantu integrasi regional kewilayahan perkembangan teknologi informasi, termasuk
lebih solid; teknologi sistem ITS dan manfaat yang didapat
• Penyebaran budaya TI lebih besar. oleh masyarakat, membantu untuk menanggapi
pertumbuhan ekonomi. Selain dari pada itu
2) Pengetahuan Ekonomi kegiatan untuk penelitian dan pengembangan,
Prinsip dasar pengetahuan ekonomi adalah pendidikan, pertukaran informasi, dan transfer

Gambar 41 Lompatan dengan ITS


teknologi merupakan langkah yang harus teknologi dari negara-negara maju daripada untuk
diperhatikan dan didorong semua pihak. Bank mengembangkan teknologi dalam negeri sendiri.
Dunia telah mendukung kuat untuk menuju Namun, ada beberapa kasus di mana permintaan
semacam kegiatan tersebut berkaitan dengan untuk peralatan yang berhubungan dengan TI
perkuatan pengetahuan ekonomi. termasuk peralatan ITS, dapat dibantu dari
industri yang dikembangkan di dalam negeri untuk
3) Industri manufaktur peralatan yang dibutuhkan. Paradigma
Dalam banyak kasus, itu lebih ekonomis untuk ini, baik untuk negara-negara berkembang yang
negara-negara berkembang dengan mengimpor sudah memiliki setidaknya beberapa infrastruktur

ITS UNTUK INDONESIA


33
ITS Untuk Indonesia

dasar dari industri TI. layanan ITS menggunakan telepon selular untuk
Selain itu, peralatan pendukung sistem ITS awal mereka berkomunikasi. Hal ini mendorong
membutuhkan pemeliharaan dan renovasi penyebaran seluler dan membantu untuk menjaga
sepanjang umur rencanya, jadi dalam beberapa biaya lebih murah, selain itu, peningkatan jumlah
hal bisa disediakan oleh sumber daya domestik. layanan ITS, termasuk informasi bagi pelancong,
Rencana untuk mengembangkan industri laporan cuaca, dan informasi layanan darurat
ini dapat dilakukan selama pengenalan dan dapat disampaikan secara langsung ke telepon
pelaksanaan sistem teknologi berjalan terus secara selular dan PDA nirkabel, meningkatkan nilai untuk
berkesinambungan. memiliki salah satu perangkat tersebut.
ITS juga memberikan banyak informasi bagi
4) Daerah Integrasi para pelancong perjalanan dan operator sistem
Di banyak negara berkembang maupun di negara- transportasi melalui Internet. Ini termasuk teks,
negara maju dan besar, seperti AS dan Jepang, grafik, dan gambar, yang memberikan alasan
sistem transportasi di berbagai bagian negara itu lain yang baik untuk penyebaran internet dan
sering dikembangkan secara terpisah. Akibatnya, membantu untuk menyebarkan aplikasi yang
alat yang digunakan untuk mengelola sistem bagus dan menarik.
transportasi jalan sering tidak kompatibel. Hal ini Ketersediaan di seluruh dunia dan biaya murah
membuat lebih sulit dan lebih mahal bagi daerah seperti Global Positioning System (GPS) bisa
untuk bekerja sama secara efektif dengan satu membantu penyebaran ITS lebih luas lagi. GPS
sama lain (misalnya, dalam waktu penetapan memberikan informasi lokasi tanpa biaya apapun,
darurat nasional). Bahkan dalam suatu daerah, yang sangat membantu terutama di negara
seringkali sulit bagi lembaga-lembaga publik yang berkembang. Selain itu, biaya perangkat untuk
berbeda untuk bekerjasama dan berkoordinasi menerima dan menafsirkan sinyal GPS juga
satu sama lain karena perbedaan dalam prosedur menjadi sangat mudah dan murah.
dan peralatan (misalnya, radio pada frekuensi yang
berbeda atau menggunakan protokol yang berbeda 4.5.1. Persyaratan
pula). Penyelenggaraan sistem ITS, terutama pada Penyebaran ITS di negara-negara berkembang
skala nasional, menawarkan peluang untuk sistem memiliki banyak manfaat baik langsung maupun
dan kelembagaan untuk menjadi lebih terintegrasi, tidak langsung bagi para pelancong perjalanan,
mempromosikan skala pembiayaan dan pengirim, operator sistem transportasi jalan, dan
kemampuan yang lebih melalui bekerja sama dan negara secara keseluruhan. Namun, penerapan
bertukar yang lebih efisien menyangkut teknologi, ITS merupakan suatu usaha yang kompleks, dan
data, dan informasi. harus mengambil keputusan serta memahami
prasyarat-persyaratan dalam penerapan ITS
5) Diseminasi Teknologi Informasi sebelum keputusan itu dibuat. Prasyarat tersebut
Ketika teknologi yang bermanfaat dapat digunakan menyangkut kelembagaan dan teknologi yang
lebih luas dan ekonomis, dan bermanfaat untuk digunakan.
seluruh wilayah dan negara. Beberapa teknologi, Perencana dan pengembang di negara-negara
seperti telepon internet dan seluler, yang berkembang harus memiliki dasar utama
lebih dari hanya berguna mendorong kegiatan keterampilan dan pengetahuan, itu akan
ekonomi. ITS membawa informasi dan layanan membawa negara untuk berhasil dalam lompatan
komunikasi kepada banyak orang yang sebelumnya dalam mengoptimalkan infrastruktur transportasi
dikecualikan. Hal ini sangat penting terutama di yang ada dengan sistem ITS. Setelah kedua poin
negara-negara berkembang di mana lebih sulit keterampilan dan pengetahuan memungkinkan
untuk membangun informasi yang sering dilakukan bagi para perencana dan pengembang untuk
secara tradisional. memahami interaksi antara transportasi sistem
Satu keuntungan dari penerapan sistem ITS, adalah tradisional dengan mengaktikan sistem ITS dan
bahwa hal itu bisa mempromosikan penyebaran dikembangkan secara paralel, dengan metodis dan
lebih luas dari TI. Pada saat yang sama, penyebaran sistematis.
TI membuat penyebaran lebih mudah memahami Dalam aplikasi sistem ITS, diperlukan beberapa
sistem dan logika ITS dan lebih ekonomis. Banyak tambahan sebagai alat pendukung yang bisa

34 ITS UNTUK INDONESIA


ITS Untuk Indonesia

mendorong lebih optimal, hal itu diuraikan sebagai stakeholder;


berikut: • Modal untuk investasi harus tersedia dan
dikelola secara profesional;
1) ITS Membutuhkan Pengetahuan Tambahan • Kebutuhan ITS harus dikoordinasikan
Seperti ditunjukkan pada Gambar 2-2, ITS dengan hukum dari peraturan dan perundang-
menambah dimensi lebih lanjut untuk semua undangan yang ada, dan lembaga yang dibentuk
aspek pembangunan sistem transportasi jalan harus mempunyai kekuatan hukum yang pasti;
dalam penyebarannya. Paradigma tradisional • Aplikasi baru sistem ITS, diharuskan untuk
dan keterampilan teknik sipil masih penting dan membeli perangkat lunak dan keras (software
utama, tetapi itu harus dilengkapi dengan sistem dan hardware) serta perangkat elektronik, yang
elektronik, komunikasi, dan rekayasa perangkat kemungkinan berbeda dalam sistem protokoler
lunak (software). Kegiatan perencanaan sistem dalam format yang sama;
transportasi jalan tradisional masih diperluas • Penyediaan peralatan pendukung, harus
untuk masuk sebagai bagian arsitektur sistem dibuat secara bersamaan dalam suatu pelatihan
yang meliputi infrastruktur elektronik serta sumber daya manusia untuk mengembangkan dan
infrastruktur fisik. Standar tradisional untuk mengelola ITS;
desain jalan dan konfigurasi sinyal lalu lintas harus • Dari sudut pandang penguna layanan
diperluas dengan mencakup standar dan protokol sistem ITS dan pengguna lainnya perlu dipahami
untuk perangkat TI dan sistem komunikasi maju dan dimasukkan ke dalam program penyebaran ITS
dengan ITS. Paragdima tradisional sektor publik (diseminasi).
berbasis manajemen proyek bisa berkembang
untuk menyertakan kemitraan publik-swasta 3) Teknologi Persyaratan
dan penyebaran sektor swasta juga. Berbagai isu Sebelum memulai pada penyebaran skala lebih
baru kelembagaan harus dipertimbangkan (lihat besar sistem ITS, akan sangat membantu untuk
pembahasan di bawah). Akhirnya, dengan operasi memiliki tingkat dasar teknologi. Ini termasuk
ITS dan pemeliharaan yang harus dilakukan pada kesepakatan antara organisasi yang terkena
perangkat elektronik, perangkat lunak, dan data dampak pada sejumlah isu teknologi yang terlibat,
base yang hasil penggabungan sistem ITS dengan seperti:
elemen infrastruktur fisik jalan dan lalu lintas • Karena seringnya aplikasi sistem ITS
yang sebenarnya. Pemeliharaan kegiatan untuk dengan informasi sebagai hasil dari proses
ITS memerlukan penganggaran agak berbeda dan pegumpulan data dari berbagai sumber/lokasi,
kinerja keterampilan khusus bagi para operator dan selanjutnya data tersebut didistribusikan
dan teknisi. untuk banyak pengguna, sistem tersebut
sangat membantu untuk menghindari
2) Persyaratan Kelembagaan keruwetan. Teknologi yang dibutuhkan untuk
Suatu kegiatan yang melibatkan stakeholder dan menyederhanakan sistem pengelolaan dan
publik secara luas, mengharuskan adanya suatu pengolahan data untuk memberikan dan
persyaratan kelembagaan dalam pelaksanaan pertukaran data informasi;
sistem ITS. Berikut ini beberapa persyaratan dan • Standar komunikasi untuk pertukaran data
saran-saran yang umum dalam pelaksanaan yang diperlukan, termasuk kamus data, set
aplikasi ITS yang melibatkan banyak stakeholder, pesan, dan protokol. Ini harus cukup kuat untuk
adalah sebagai berikut: mempromosikan interoperabilitas yang cukup
• Sebuah organisasi ITS, ini sangat membantu, fleksibel untuk mengakomodasi perubahan
seperti apa yang dilakukan di ITS Amerika, teknologi yang cepat;
ITS Jepang, ERTICO/ITS Eropa, dan lainnya. • Aplikasi ITS yang membutuhkan kabel
Banyak juga negara berkembang di Eropa, atau nirkabel untuk komunikasi dapat
Asia, dan Amerika Latin memiliki organisasi menggunakan infrastruktur yang ada
dalam promosi penerapan ITS. Organisasi komunikasi untuk mengurangi waktu dan biaya
tersebut dapat membantu membentuk dalam memperkenalkan ITS. Perencana perlu
kemitraan publik-swasta dan memperkenalkan, memastikan bandwidth cukup dan cakupan
serta mempromosikan konsep ITS kepada tersedia untuk ITS;

ITS UNTUK INDONESIA


35
ITS Untuk Indonesia

• ITS mungkin memerlukan instalasi kapasitas mana sebagian besar standar internasional
tambahan; ITS dikembangkan. Beberapa negara dapat
• Faktor standar juga sedang dikembangkan mengirim ahlinya untuk berpartisipasi dalam
untuk banyak aspek lain dari interoperabilitas penyusunan dokumen standar. Negara-negara
untuk membantu memberikan konsistensi, anggota dan peninjau berpartisipasi dengan
memperbesar pasar, meningkatkan memberikan suara pada draf standar yang
persaingan, dan meningkatkan ITS. Negara- konsensus, dan beberapa negara bertindak
negara berkembang harus melihat terutama hanya sebagai pengamat. Sebuah kelompok
untuk program-program standar internasional pengawasan standar dalam negeri untuk
sebagai sumber standar ITS di dalam aplikasi. mengkoordinasikan sebagai partisipasi dan
Banyak negara-negara berkembang sebagai pelaksanaan standar sangat membantu.
peserta yang sudah aktif dalam ISO/TC204, di

Gambar 42 Tambahan Pengetahuan Persyaratan untuk Penerapan ITS

4.6. Pendekatan Inovatif Untuk Negara untuk memenuhi prasyarat yang diperlukan dan
untuk keberhasilan dalam lompatan perbaikan
Berkembangan
sistem transportasi jalan lebih baik menggunakan
Ada sejumlah pendekatan inovatif untuk sistem ITS. Pendekatan-pendekatan secara singkat
perencanaan dan pengembangan ITS di negara- diringkas di bawah ini.
negara berkembang. Ini termasuk konsep 1) ITS yang Terjangkau;
“Penyebaran ITS”, dimana ITS meningkatkan Konsep keterjankauan aplikasi sistem ITS dalam
kehandalan dan efisiensi urusan dalam mendorong pengambil keputusan di negara-
pengembangan langkah demi lngkah, dan kemitraan negara berkembang untuk lebih fokus dalam
sektor swasta yang saling menguntungkan. Catatan proses penerapan sistem ITS, seperti:
teknis ITS memberikan pengenalan menyeluruh (1) dapat digunakan segera-segera mungkin atau
untuk pendekatan inovatif. Penggunaan dalam waktu dekat bisa dilaksanakan; dan
pendekatan inovatif ini membuat lebih mudah (2) dapat memberikan keuntungan besar atas

36 ITS UNTUK INDONESIA


ITS Untuk Indonesia

investasi yang ditanamkan, dalam hal uang Arsitektur sistem ITS mengidentifikasi pengguna
yang diinvestasikan sebanding dengan adanya layanan yang akan memberikan ITS di suatu
peningkatan pelayanan. negara, entitas utama yang akan memberikan
Aplikasi keterterjangkau penerapan sistem ITS atau menerima layanan ini, dan data aliran
umumnya akan memiliki dukungan khusus secara informasi bergerak diantara komponen-komponen
bersamaan dalam pengembangan infrastruktur ITS. Namun, sistem arsitektur komprehensif ITS
dan pelaksanaan yang saling menunjang, adalah yang lebih lebih besar dan lebih mahal daripada
sebagai berikut: kebutuhan negara berkembang. Oleh karena itu,
• Penyebaran aplikasi dapat dilanjutkan secara pendekatan arsitektur langkah-demi-langkah ini
paralel dan bekerjasama dengan pembangunan dianjurkan bagi negara-negara berkembang yang
infrastruktur jalan dan lalu lintas lainnya pada lebih khusus.
sistem transportasi umum yang ada; Pendekatan langkah-demi-langkah dapat
• Pengembangan dapat membuat lebih baik mengambil salah satu dari dua arah. Pertama
dengan penyebaran dan budaya penggunaan adalah, untuk beradaptasi dalam arsitektur
internet dan telepon selular lainnya; daerah/negara lain dari pada menciptakan sebuah
• Aplikasi yang cukup fleksibel untuk mengatasi arsitektur asli dari awal. Arsitektur yang sesuai
dengan pembangunan perkotaan yang cepat dengan wilayah atau negara lain dapat dilihat dalam
dan pertumbuhan serta karakteristik lokal pemilihan jenis layanan informasi yang diperlukan
yang spesifik; dan modul arsitektur yang komprehensif yang ada.
• Biaya pelaksanaan secara moderat, sederhana, Atau, suatu wilayah atau negara dapat memulai
dan pemeliharaan mudah untuk dilaksanakan; dengan mengembangkan sebuah arsitektur
• Sistem yang digunakan, dapat menggabungkan sederhana, ditinjau/dievaluasi dari waktu ke
skil petugas yang ada dan sesuai dengan waktu, selanjutnya bisa dikembangkan untuk
kebutuhan; mengembangkan proses langkah demi langkah.
• Pengembang dapat langsung mengadovsi/ Arsitektur dasar harus dipilih dengan tujuan untuk
menggunakan pengalaman ITS, arsitektur, dan mendapatkan interoperabilitas untuk masa depan
aplikasi operasional dari negara-negara maju. dengan lingkungan lebih luas disekitar wilayah/
negara tetangga.
2) ITS meningkatkan kehandalan dan efisiensi
usaha 4) Kemitraan publik-swasta
Layanan informasi sistem ITS mungkin saja tidak Banyak proyek ITS sedang dilakukan oleh kemitraan
memiliki dampak pada skala lebih luas yang publik-swasta di negara maju. Ada banyak alasan
menjangkau aspek sosial, tapi sistem ITS bisa untuk membentuk kemitraan tersebut seperti:
memberikan manfaat pada masyarakat lebih • Setiap sektor mengerjakan bagian dari
luas, tetapi itu menguntungkan sebagaian besar pekerjaan yang terbaik, salah satu contoh
orang, yang ditunjukan dalam kegiatan sehari- adalah, koperasi dari perkumpulan produsen
hari membantu untuk memudahkan pengenalan infrastruktur kendaraan, yang sedang
aplikasi ITS lebih luas. Akibatnya, aplikasi ITS ini dieksplorasi di sejumlah negara maju. Sektor
dapat dilihat sebagai tanda setengah jalan menuju publik berfokus pada bagian pekerjaan
pengenalan lebih luas yang dimiliki kemampuan infrastruktur dan sektor swasta berfokus pada
dari sistem ITS. Hal ini juga biasanya lebih mudah pekerjaan dari bagian kendaraan lainnya.
dan lebih murah untuk menyebarkan, dan itu • Berbagi risiko, beberapa resiko yang terlibat
menghasilkan manfaat lebih cepat. ITS membantu dalam mengembangkan sistem ITS, dapat
memberikan dasar politik dan sosial untuk diambil oleh sektor swasta (misalnya risiko
pengenalan jenis lain dari pelayanan informasi ITS pasar), dan beberapa risiko dapat lebih
yang dimilikinya. mudah ditangani oleh sektor publik. Dengan
menggabungkan publik-swasta skema efektif,
3) Langkah-langkah pendekatan baik di sektor publik dan swasta dapat
Sangat direkomendasikan bahwa semua negara menghasilkan manfaat spesifik bagi kekuatan
memiliki arsitektur sistem ITS untuk melayani mereka sendiri.
sebagai kerangka kerja untuk penyebaran ITS. • Pendekatan kolaboratif, dimana ITS adalah

ITS UNTUK INDONESIA


37
ITS Untuk Indonesia

bidang yang memerlukan pengembangan efek lebih menguntungkan pada seluruh aspek
terus-menerus terutama dalam aspek teknologi, perekonomian, baik melalui peningkatan sumber
sekarang maupun di masa depan. Sektor publik daya transportasi dan manajemen mereka dan
swasta dan akademis masing-masing memiliki bisa merangsang pertumbuhan industri dan
kekuatan sendiri-sendiri dalam melakukan perdagangan. ITS juga membantu kegiatan-
penelitian dan yang dapat saling diperkuat kegiatan koperasi untuk berfungsi lebih baik
melalui kerjasama berkesinambungan. dengan meningkatkan arus informasi dan dengan
Kemitraan publik dan swasta ini, dilakukan dengan menyediakan alat manajemen yang lebih baik. ITS
benar bisa membawa kekuatan dari masing-masing membantu memfasilitasi administrasi koperasi
sektor yang sama untuk kepentingan bersama. publik-swasta kegiatan dan membantu pihak-pihak
Sektor swasta, misalnya, yang umumnya lebih yang berkomunikasi lebih baik dan lebih efektif
baik untuk memperkenalkan inovasi teknologi satu sama lain diantara publik.
dan bereaksi lebih cepat untuk perubahan dalam Kemitraan publik-swasta untuk menjadi sukses,
lingkungan teknologi. Sektor swasta juga sering kedua pihak harus saling berkontribusi terhadap
lebih efektif dalam menganalisis dan pemasaran kemitraan kedua belah pihak dan harus manfaat
data yang berasal dari kegiatan pengumpulan data dari aktivitasnya. Beberapa isu penting dalam
dari sektor publik. Hal ini sangat cocok untuk lalu menjalin kebersamaan kemitraan, yang diantranya
lintas dan informasi bagi para pelancong perjalanan. adalah:
Sektor publik dapat membantu mengurangi risiko • Tanggung jawab masing-masing pasangan
penyebaran terdepan dan mendorong lebih cepat harus dinyatakan dengan jelas dan disepakati
pengenalan teknologi yang ada pada ITS. bersama (konsensus);
Di negara maju dan berkembang, strategi inovatif • Masing-masing kontribusi uang, bahan, dan
untuk penyebaran infrastruktur transportasi usaha harus secara jelas didefinisikan;
jalan sering mengambil bentuk kemitraan • Kontribusi, penggunaan, dan kepemilikan akhir
publik-swasta. Salah satu model umum untuk dari kekayaan intelektual harus disepakati
kerjasama publik-swasta dalam pembangunan bersama;
infrastruktur dan operasi disebut Build, Operate, • Proses pengambilan keputusan bersama dan
Transfer (BOT). Dalam model ini, perusahaan meninjau kemajuan bersama dan proses
swasta berinvestasi dalam pembangunan penerimaan harus dilaksankan ditempat yang
infrastruktur dan dengan dukungan sektor publik, sudah disepakati;
memiliki dan mengoperasikan infrastruktur dan • Dalam melakukan hal-hal yang bersifat besar,
mengumpulkan biaya tol (ETC). Setelah investasi kiriman, dan jadwal harus didefinisikan dengan
telah diperhitungkan, fasilitas tersebut dialihkan jelas;
ke sektor publik untuk operasi untuk dilaksanakan. • Setiap pasangan mungkin harus membuat
Daerah potensial lainnya untuk dilaksanakan oleh beberapa penyesuaian dalam cara melakukan
bentuk kemitraan publik-swasta diantaranya: bisnis. Mitra dari sektor publik perlu mencari
• Pengelolaan aset dan pemeliharaan melalui cara untuk mengurangi overhead administratif
konsesi sektor publik untuk perusahaan dan birokratis dan merampingkan pengambilan
swasta; keputusan dan proses pengadaan. Mitra
• Upaya koperasi upaya untuk mengumpulkan, dari sektor swasta mungkin perlu untuk
merakit, dan mendistribusikan informasi bagi memperkenalkan langkah-langkah tambahan
para pelancong perjalanan; untuk menjamin visibilitas akuntabilitas dan
• Partisipasi sektor swasta dalam administrasi proses di mana penggunaan dana publik yang
dan pelaksanaan yang luas seperti road pricing; bersangkutan, langkah tersebut sebaiknya
• Dorongan publik dari industri barang dilakukan dalam bentuk surat perjanjian yang
pengangkutan, di negara-negara di mana mempunyai kekuatan hukum (Notaris).
industri ini tidak berkembang dengan baik. Dengan menangani isu-isu ini dan menemukan
Dalam kebanyakan kasus, tidak hanya sistem cara untuk bekerja sama bersama-sama, para
transportasi yang diuntungkan dari kerjasama peserta dalam kemitraan publik-swasta semua bisa
ini. Kemitraan publik-swasta dalam sistem mendapatkan keuntungan dari hasil sinergi yang
transportasi permukaan jalan juga dapat memiliki dihasilkan

38 ITS UNTUK INDONESIA


Kesimpulan

BAB V

Kesimpulan
Naskah ilmiah bejudul ”Membangun Intelligent umum;
Transportation System (ITS) Untuk Indonesia”
ini, mencoba untuk menunjukkan bahwa sistem Dengan membantu untuk menyebarkan teknologi
ITS merupakan komponen penting dalam informasi di pasaran, ITS juga menyediakan
pengembangan sistem transportasi jalan dimasa berbagai manfaat umum yang terkait dengan
akan datang. ITS menawarkan potensi yang perbaikan infrastruktur informasi yang mungkin
signifikan akan manfaat dalam pengguna jalan tidak secara khusus terkait seperti:
yang lebih luas. Manfaat tersebut antara lain: • Mendorong gerakan menuju “Pengetahuan
• Peningkatan mobilitas perpindahan orang dengan prinsip-prisip yang lebih ekonomi”;
dan barang dari suatu tempat ke tempat lain, • Membantu untuk mendorong industri
termasuk akses lebih luas seperti, orang tua, Teknologi Informasi (TI) dan budaya masyarakat
orang cacat, dan orang-orang yang tinggal di dalam penggunaan TI;
lokasi terpencil; • Membantu mengintegrasi lembaga-lembaga
• Berkurangnya lokasi dan kadar kemacetan lalu publik dan wilayah, lebih terintegrasi dan
lintas; berdampak lebih efisien dalam pelaksanaan;
• Kompatibilitas lebih besar dalam sistem • Mempromosikan penyebaran umum lebih
transportasi permukaan jalan dengan besar dari TI.
lingkungannya;
• Lebih sedikit kejadian kematian dan Memperkenalkan ITS di negara-negara berkembang
fatalitas cedera terkait kecelakaan lalu lintas; termasuk Indonesia memiliki tantangan khusus
• Sebuah sistem transportasi yang lebih baik dan dan kendala, tetapi sekaligus juga kesempatan
logis. khusus. Peluang ini khusus memungkinkan
negara-negara berkembang untuk melompati ke
ITS juga menawarkan berbagai manfaat langsung dan sistem transportasi-enabled ITS lebih cepat dari
nyata kepada orang-orang yang mengoperasikan pada negara-negara maju yaitu dengan biaya
dan menggunakan sistem transportasi permukaan lebih rendah. Ini meliputi kesempatan untuk
jalan dengan menambahkan stabilitas, visibilitas, menyebarkan ITS dalam infrastruktur pada saat
informasi, dan kontrol. Manfaat dari meningkatkan yang sama bahwa infrastruktur fisik juga sedang
kehandalan dan efisiensi ITS usaha tersebut dibangun, dan kesempatan untuk menggunakan
meliputi: alat dukung aplikasi ITS yang sudah jadi/matang
• Mengurangi ketidak pastian dalam perjalanan, yang dikembangkan dan sudah diuji di negara
yang meliputi akses ke; jenis moda, jadwal, dan maju, serta kesempatan untuk memanfaatkan
rute, memungkinkan untuk lebih terencana, penyebaran secara simultan dari jaringan teknologi
perjalanan lebih cepat, dan lebih murah; lainnya seperti telepon selular dan internet.
• Lebih baiknya aspek keamanan untuk Sukses lompatan ke transportasi-enabled ITS,
pergerakan barang dan penumpang yang bisa sistem tersebut bergantung pada sejumlah prinsip.
dikontrol; ITS yang diantranya meliputi:
• Meningkatkan efisiensi untuk operator dari • Didorong permintaan, bahwa pengenalan
sistem transportasi jalan yang ada; ITS memenuhi kebutuhan pengguna yang
• Meningkatkan efisiensi bagi pengguna sistem sebenarnya dan logis;
transportasi jalan, termasuk para pelancong/ • Terjangkau, dalam menggunakan teknologi
wisatawan, pengirim, dan operator angkutan yang tepat, dengan fokus pada proyek-proyek

ITS UNTUK INDONESIA


39
Kesimpulan

dengan keuntungan besar atas investasi negara lainnya untuk saling tukar pengalaman;
yang ditanam, dan membuat lebih baik Catatan (2); menyediakan model pengambilan
bagi penggunaan, dan mungkin mendapat keputusan untuk memilih jenis aplikasi ITS yang
pengalaman dari negara-negara lain; sesuai untuk suatu dengan situasi wilayah/daerah;
• Pembangunan bertahap dan fleksibel, Catatan (3); menyediakan serangkaian pendekatan
memungkinkan untuk pertumbuhan karena inovatif untuk membantu mengembangkan
permintaan meningkat dan sumber daya rencana ITS dan melakukan penyebaran, operasi,
mengijinkan, dan tidak over building dalam dan pemeliharaan jenis aplikasi ITS;
tahap awal; Catatan (4); memperkenalkan standar ITS,
• Terbentuknya Public Private Partnership. termasuk bagaimana mereka membantu untuk
memungkinkan penyebaran untuk sukses ITS,
Meskipun demikian, memperkenalkan sistem ITS berbagai jenis standar ITS dan bagaimana mereka
ini, dapat mendapatkan tantangan, dimana dalam dikembangkan dan digunakan di seluruh wilayah
pengambil keputusan dan perencana di negara bahkan dunia, dan pendekatan untuk standar ITS
berkembang perlu memahami bahwa penggelaran yang sesuai;
sistem ITS tersebut memerlukan berbagai Catatan (5); menyediakan pengenalan pada
tambahan pengetahuan dan keterampilan di Arsitektur Sistem ITS, termasuk gambaran dari
luar yang digunakan dalam penanganan secara arsitektur sistem yang ada di seluruh seperti di
tradisional infrastruktur jalan dan transportasi negara lain dan beberapa pendekatan untuk negara
umum. Selain itu, ada berbagai prasyarat sendiri untuk menciptakan arsitektur mereka
institusional dan teknologi yang perlu dimasukkan sendiri dalam sistem ITS yang lebih dibutuhkan.
ke dalamnya untuk pengenalan keberhasilan Potensi dan manfaat dari sistem ITS, baik di tingkat
pelaksanaan sistem ITS. Kemitraan publik-swasta masyarakat dan individu, yang cukup besar untuk
sering merupakan cara yang paling produktif untuk menjamin pertimbangan lebih hati-hati tapi energik
mendekati pengenalan ITS, yang bisa menggambar oleh para pembuat keputusan dan perencana di
pada kekuatan dari masing-masing sektor untuk negara berkembang. Dengan perencanaan dan
kepentingan semua fihak. kebijakan dan dengan bimbingan dari catatan
tersebut di atas, negara seperti Indonesia
Ada beberapa catatan yang harus diperhatikan dapat meminimalkan risiko dan mempercepat
dan dilaksnakan dalam membangun ITS seperti di terwujudnya manfaat dari penggunaan sistem
Indonesia, yaitu: ITS, dalam upaya untuk menciptakan sistem
Catatan (1); memberikan bimbingan teknis transportasi jalan yang lebih baik, lebih responsif,
dan sifat tantangan ITS dan bagaimana fihak aman, dan lebih melayani kebutuhan yang nyata.
penyelenggara dapat bertemu dengan negara-

40 ITS UNTUK INDONESIA


Daftar Pustaka

Daftar Pustaka
Adler, Jeffrey, 2000, Introducton to Telecommunications, Proceedings of Short course on Intelligent
Transportation Systems, 2-3 November 2000, The University of Queensland, Brisbane,
Australia.
AWA Plessey, 1996, Bandung Area Traffic Control, Final System Design, Directorate General of Land
Transport, Ministri of Communications, Government of Republic of Indonesia.
AWA Plessey, 1997, Bandung “After” Traffic Study, Supply and Installation of An Area Traffic Control ATC,
System Bandung, Volume I.
Dia, Hussein, 1998, A Client Server Architecture for A Real Time Traffic Information System on the Internet,
Proceedings of the 19th ARRB Transport Research Conference, Roads 98: Investing in
Transport, Sydney, Australia, December 7-11, 1998, pp. 50-70.
Dia, Hussein, 2000, Introduction of ITS, Proceedings of Short course on Intelligent Transportation Systems,
2-3 November 2000, The University of Queensland, Brisbane, Australia.
Giannakodakis, G., 1995, ‘The Strategic Application of Intelligent Transport Systems ITS’, Technical Note,
Road and Transport Research, Volume 4, no. 4, pp. 56-63.
Hendrickson, C & Ritchie, S., 1998, ‘Applications of Advanced Technologies in Transportation’, 5th
International Conference of American Society of Civil Engineers, ASCE, proceedings, April
1998, 1801 Alexander Bell Drive Reston, Virginia 20191 - 4400, USA. ITS Australia, Intelligent Transportation
System Australia [online] available from http://www.its-australia.com.au/, access 2005.
Karl, Charles A Jr dan Trayford, Roslyn, 2000, Deliver of Real Time and Predictive Travel Time Information:
Experiences from a Melbourne Trial, 7th ITS World Congress, Turin, 6-9 November, paper
no. 3513.
Lees, John, 2000, STREAMS- Queensland’s Intelligent Transport System, Proceedings of Short course on
Intelligent Transportation Systems, 2-3 November 2000, The University of Queensland,
Brisbane, Australia.
Michalopoulos, P.G., Jacobson, R.D., Anderson, C.A. and DeBruyker, B., 1993, Automatic Incident Detection
Through Video Image Processing, Traffic Engineering and Control, 34(2),66-75.
Ogden, KW & Taylor, SY., 1999, Traffic Engineering and Management, Institute of Transport Studies,
Department of Civil Engineering, Monash University, Clayton Vic 3168, Australia.
PATH, ITS., 2005, The Intelligent Transportation Systems Decision Support System Web site [online]
available from http://www.path.berkeley.edu/ Signal Control System.
Midenet, S, Boillot, F & Pierrela, J-C., 2004, ‘Signalised Intersection with Real-time adaptive Control on
Field Assessment of CO2 and Pollutant Emission Reduction’, Transportation Research Part
D, Transport and Environment, volume 9, issue 1, pp. 29 – 47, January 2004, available from
http://www.sciencedirect.com/science/article
Reid, P. and Pymont, B., 1997, SAFE-T-CAM Benefits of Using This AVI System to Regulate Fetigue, Improve
Road and Vehicle Safety and Driver Behaviour, Proceedings of the Third International
Conference of ITS Australia, Brisbane, Australia.
Sutandi, AC & Dia, H., 2005, ‘Evaluation of the Impacts of Traffic Signal Control Parameters on Network
Performance’, the 27th Conference of the Australian Institutes of Transport Research,
proceedings, December 2005, Queensland University of Technology, Brisbane, Australia.

ITS UNTUK INDONESIA


41
Daftar Pustaka

Sutandi, A. Caroline (2006) Performance Evaluation of Advanced Traffic Control Systems In A Developing
Country, PhD Dissertation, Department of Civil Engineering, The University of Queensland,
Brisbane, Australia.
Sutandi, A. Caroline. (2007) Advanced Traffic Control Systems Impacts On Environmental Quality In A Large
City In A Developing Country, Journals of Eastern Asia Society of Transportation Studies,
Volume 7, 2007, ISSN: 1881-1124, pp. 1169 – 1179.
Sutandi, A. Caroline, 2010, Green Transport Using Advanced Technologies In Large City In Developing
Country, Proceeding of 1st International Conference of Sustainnable Building and
Infrastructure, July 2010, Kuala Lumpur, Malaysia.
Toshiyuki Yokota NRI, 2004, ITS Technical Note For Developing Countries, World Bank.
Taylor, JC, Mc Kenna, PG, Young, PC, Chotai, A & Mackinon, M., 2004, ‘Macroscopic Traffic Flow Modelling
and Ramp Metering Control Using Matlab / Simulink’, Environmental Modelling and
Software, volume 19, issue 10, pp 975 – 988, October 2004.
Warnock, Chris, 2000, ITS Application in QR City Train, Proceedings of Short course on Intelligent
Transportation Systems, 2-3 November 2000, The University of Queensland, Brisbane,
Australia.
Webb, Adrian, 2000, Integrated Ticketing: Smartcard Based Ticketing Systems for Public Transport
, Proceedings of Short course on Intelligent Transportation Systems, 2-3 November 2000,
The University of Queensland, Brisbane, Australia

42 ITS UNTUK INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai