Anda di halaman 1dari 2

Alarm Kekerasan Seksual di Sekolah

Kasus kekerasan seksual di sekolah seolah tak berhenti terjadi dari waktu ke waktu.
Ini alarm keras pada kondisi darurat kekerasan seksual di lingkungan pendidikan.
Audio Berita
3 menit
Oleh
REDAKSI
13 April 2023 03:30 WIB·1 menit baca
TEKS 

Kasus kekerasan seksual di sekolah seolah tak berhenti terjadi dari waktu ke waktu.

Kasus kekerasan seksual oleh pondok pesantren terhadap 15 santriwatinya di Batang, Jawa
Tengah (Kompas, 12/4/2023), mengingatkan kita pada kasus serupa yang menimpa 13
santriwati di Kota Bandung, Jawa Barat, pada 2021.

Laporan Komisi Perlindungan Anak Indonesia, pada 2021 terjadi 18 kasus kekerasan seksual
di sekolah dan pada 2022 terjadi di 17 sekolah. Pada 2023, di Banten, berdasarkan
data Komisi Nasional Perlindungan Anak Banten, terjadi 5 kasus kekerasan seksual di
sekolah. Banyak kasus tak terungkap, korban memilih diam karena berbagai alasan.

Sangat ironis, sekolah yang seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-
anak untuk belajar dan mengoptimalkan kemampuan mereka ternyata justru menjadi tempat
yang paling tidak aman bagi mereka. Kemendikbudristek juga menyatakan, kekerasan
seksual di sekolah merupakan ancaman bagi masa depan anak bangsa.

Dari aspek regulasi, tak kurang upaya pemerintah untuk mencegah kasus kekerasan seksual
di sekolah, mulai dari Undang-Undang Perlindungan Anak, Peraturan Presiden tentang
Strategi Nasional Penghapusan Kekerasan terhadap Anak yang disahkan menjelang Hari
Anak 2022, Permendikbud No 82/2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak
Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan, hingga Peraturan Menteri Agama No 73/2022
tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Satuan Pendidikan pada
Kementerian Agama yang dikeluarkan pascakasus kekerasan seksual di sebuah pondok
pesantren di Kota Bandung pada 2021.

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO (WAK)

Para menteri dan kepala lembaga mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Joko
Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin untuk membahas penanganan kasus
kekerasan terhadap anak di Kantor Presiden, kompleks Istana Kepresidenan
Jakarta, 9 Januari 2020.

Baca juga: Perberat Hukuman Pemerkosa Belasan Santri, Pengadilan Tinggi Bandung Vonis
Mati Herry Wirawan

Namun, semua itu sebatas regulasi jika para para pihak terkait tidak bergerak untuk
mewujudkan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan bebas kekerasan seksual.
Kasus kekerasan seksual di sekolah yang terus terjadi hendaknya menjadi peringatan keras
bagi semua pihak untuk bersama-sama bergerak mengatasinya. Strategi terencana untuk
mencegah kekerasan seksual di sekolah serta komitmen dan tanggung jawab setiap pihak
untuk mengarusutamakan pelindungan anak menjadi kuncinya.

Baca juga: Melindungi Anak dan Masa Depan Kita

Di lingkungan sekolah terutama, praktik pendidikan yang menempatkan guru pada posisi
dominan harus diubah karena menyuburkan ketimpangan relasi kuasa antara guru dan murid,
akar masalah kekerasan seksual di sekolah. Guru mempunyai peran penting untuk
membangun budaya positif di sekolah yang menjunjung tinggi hak anak dan menghargai
anak.

Anda mungkin juga menyukai