Penyusun
Ketua : dr. Dwi Herli Widya Tarigan
Anggota :
Asih Kurniati, Amd.Keb
Ajeng Gina Sondari, S.Tr.Keb
Elia Zulfah, S. Gz
Ns. Putri Ananda Fitria S.Kep
Daftar Isi
Daftar Isi 2
Pengantar 3
First Assessment 4
1. Pemetaan Wilayah dan Kependudukan 4
2. Kondisi awal program 9
3. Sumber Daya di Puskesmas 17
4. Promosi Kesehatan 23
5. Desa/Kelurahan Siaga Aktif 24
6. Manajemen Data 25
7. Sumber Daya Manusia 25
Plan of Action 29
Pengantar
Penilaian awal dan rencana kerja (plan of action) ini disusun oleh tim PUSPA. Puskesmas
Terpadu dan Juara (PUSPA) adalah sebuah program kerjasama Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Barat dengan Pusat Inisiatif Strategis untuk Pembangunan Indonesia (CISDI) untuk
menangani COVID- 19 melalui penguatan Puskesmas sebagai garda terdepan pelayanan
kesehatan Indonesia. Program PUSPA 2022 memiliki tujuan utama untuk menurunkan angka
kematian terkait COVID- 19 di komunitas. Untuk mencapai tujuan utama ini, ada beberapa
luaran yang harus dicapai yaitu menurunnya angka transmisi COVID-19 di komunitas, pulihnya
pelayanan hipertensi, pulihnya pelayanan diabetes melitus dan meningkatnya status gizi balita.
Penilaian awal ini dilakukan selama 30 hari untuk mendapatkan gambaran awal usaha
penanganan pandemi di wilayah kerja puskesmas secara komprehensif. Responden terdiri dari
kepala puskesmas, tenaga kesehatan di puskesmas, pemerintah kecamatan dan
kelurahan/desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pihak-pihak lain yang tergabung dalam
Satuan Gugus Tugas COVID-19 tingkat kecamatan. Penilaian ini dilakukan secara kuantitatif dan
kualitatif dan diperkaya dengan data-data sekunder yang ada di puskesmas dan
kelurahan/desa. Secara umum, akan disajikan gambaran awal dari beberapa indikator, yaitu
penyelidikan kasus, pengujian, pengelolaan kasus, promosi kesehatan, desa siaga aktif,
mekanisme pencatatan dan pelaporan, manajemen logistik (APD, VTM, dan rapid test kit), serta
pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), gizi, dan penyakit tidak menular (PTM).
Rencana kerja disusun untuk periode 2 bulan ke depan berdasarkan temuan masalah dan
potensi pengembangan dari penilaian cepat. Fokus dalam periode ini adalah pemberdayaan
masyarakat berdasarkan desa/kelurahan siaga aktif untuk intervensi kelompok rentan serta
surveilans dan promosi kesehatan berbasis masyarakat.
Rencana kerja disusun dengan metode SMART: (1) memiliki target yang spesifik dan jelas
(specific); (2) bisa terukur sesuai dengan indikator output (measurable); (3) bersifat realistis dan
dapat dicapai sepanjang waktu penugasan (achievable); (4) bersifat relevan terhadap tujuan
program secara keseluruhan (relevant); dan (5) dapat terukur dengan batasan waktu yang jelas
(time-bound).
First Assessment
Kepadatan
No Luas wilayah Jumlah Jumlah
Desa/Kelurahan Penduduk Jumlah RW
. (Ha) penduduk RT
Jiwa/KM
Kawasan/komunitas khusus yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bojongsari yang memerlukan
intervensi spesifik yaitu ada 11 pesantren dan 7 panti asuhan. Salah satu pesantren yaitu Pesantren An
Nadhloh merupakan pesantren pertama yang terkena COVID-19 pada tahun 2020, pada saat itu semua
santri dan tenaga pengajar terkena COVID-19. Maka dari itu diperlukan intervensi spesifik yaitu edukasi
mengenai COVID-19 dan juga PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), serta diadakannya vaksin serta
edukasi ke sekolah – sekolah sekitar di wilayah kerja Puskesmas Bojongsari. Selain dari pesantren
tersebut, diperlukannya intervensi yang spesifik juga untuk pesantren lainnya., seperti pemberian tablet
tambah darah untuk para santriwati serta anak remaja perempuan yatim piatu yang berada di panti
asuhan di wilayah kerja Puskesmas Bojongsari.
Tabel 2 Kawasan/Komunitas Khusus Wilayah Kerja Puskesmas Bojongsari yang Berisiko Penularan
COVID-19
Serua 7 orang
NA NA
Curug 12 orang
Serua 1 orang
NA NA
Curug 4 orang
Serua 87 orang
NA NA
Curug 53 orang
Serua 1 orang
NA NA
Curug 1 orang
Serua 35 orang
NA NA
Curug 34 orang
9 Masalah asam urat pada usia > 60 tahun Pondok Petir 4 orang
Serua 2 orang
NA NA
Curug 1 orang
*Catatan: 0
Kelompok rentan yaitu orang-orang yang memiliki kondisi penyerta ATAU berisiko secara epidemiologis.
Kondisi penyerta: lansia (≥60 tahun), penyakit kronik (hipertensi, DM, jantung, penyakit paru, ginjal,
kanker, dll), kehamilan/nifas/menyusui, usia balita. Risiko epidemiologis: tinggal atau bekerja di tempat
yang padat dan tertutup (panti, pesantren, dll), bekerja dalam pelayanan kesehatan (di faskes atau
rumah).
Kondisi awal program
2.1 Kondisi saat ini terkait dengan tujuan utama dan luaran akhir program
Tabel di bawah ini menyajikan kondisi terakhir beberapa variabel yang menjadi tujuan utama dan luaran
akhir program pada bulan April 2022.
Variabel angka kematian terkait dengan COVID-19 dengan satuan jumlah kematian kasus COVID-19 per
100.000 penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bojongsari dengan kondisi di bulan April 2022 ialah 0
kasus, karena semua pasien dengan positif COVID-19 mendapat perawatan dan pemantauan dari tenaga
kesehatan Puskesmas Bojongsari. Variabel kasus konfirmasi COVID-19 baru dengan satuan kasus
konfirmasi COVID-19 per 100.000 penduduk di wilayah Kerja Puskesmas Bojongsari kondisi di bulan April
2022 ialah 25 kasus, karena pada saat itu angka kasus konfirmasi COVID-19 di Depok sedang mengalami
penurunan.
Persentase pasien Hipertensi yang tekanan darahnya terkontrol ialah 100%. Seluruh pasien dengan
Hipertensi melakukan kontrol rutin datang ke Puskesmas Bojongsari dan melakukan skrining kesehatan
serta mendapatkan pengobatan oleh tenaga kesehatan Puskesmas Bojongsari. Persentase pasien
Diabetes Melitus yang kadar gulanya terkontrol ialah 91%. Tidak semua pasien dengan Diabetes Melitus
melakukan kontrol rutin datang ke Puskesmas Bojongsari dan melakukan skrining kesehatan serta
mendapatkan pengobatan oleh tenaga kesehatan Puskesmas Bojongsari. Jumlah kasus balita dengan
status gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Bojongsari terdapat 2 orang, balita tersebut datang dan
melakukan timbang berat badan serta diberikan edukasi mengenai pentingnya gizi seimbang di
Posyandu, balita tersebut juga menerima PMT Pemulihan dan susu yang telah disediakan oleh
pemerintah.
2.2 Kapasitas tes COVID-19
Pada bulan April 2022, kapasitas testing yang dapat dilakukan oleh puskesmas sebesar 4 orang per 1000
penduduk per minggu.
Apabila pengambilan sample dilakukan pada pagi hari kemudian di lanjutkan pengiriman ke Labkesda
untuk tes NAAT/PCR pada hari kedua. Hasil tes NAAT/PCR akan keluar setelah 2 – 3 hari tergantung
banyaknya permintaan pemeriksaan NAAT/PCR di Labkesda, setelah hasil tes keluar akan dikirimkan
oleh lab melalui e-mail Puskesmas Bojongsari. Selanjutnya hasil tes tersebut akan diperiksa oleh dokter
yang berjaga pada hari itu, apabila ada hasil PCR yang positif serta hasil Swab Antigen positif untuk
pasien partus akan ditegakkan diagnosa COVID-19. Kemudian, apabila ada hasil yang positif COVID-19
akan langsung terdaftar di NAR secara otomatis dan akan masuk di case rilis harian kasus konfirmasi
positif di Kota Depok.
Penilaian kapasitas testing COVID-19 dilihat dari beberapa indikator sebagaimana yang tercantum
dalam tabel di bawah ini.
Jumlah tenaga kesehatan swabber yang terlatih di Puskesmas Bojongsari terdapat 17 orang yang terdiri
dari 8 orang dokter, 6 orang perawat dan 3 orang analis. Frekuensi pelaksanaan tes antigen dan PCR di
Puskesmas Bojongsari dilakukan 1 kali dalam seminggu karena angka COVID-19 sedang menurun saat
bulan April 2022. Frekuensi pelaksanaan active case finding oleh puskesmas dilakukan 1 kali dalam 1
minggu, yaitu pelaksanaannya pada hari senin hingga sabtu dengan NAR dan disesuaikan dengan
pelaporan pasien terkonfimasi positif Covid 19 ke HP MOD Puskesmas, kader, RT serta RW.
Pengambilan sampel dalam tes NAAT/PCR dilakukan di pagi hari sebelum jam 10 sudah dikirimkan ke
Labkesda, tapi jika kasus sedang meningkat banyak maka dikirimkan pada hari berikutnya. Hasil tes
Covid
-19 akan keluar setelah 1-3 hari dari pengiriman sample. Untuk penegakan diagnosis Covid-19
menggunakan PCR positif dan antigen positif untuk pasien Poned. Ada kendala dalam melakukan testing
pada kontak erat yang tidak kooperati, sehingga untuk hal ini biasanya biasanya melibatkan lintas sector
terkait seperti satgas Covid 19 RT dan RW.
Tindak lanjut dari teridentifikasinya kasus, adalah dilakukannya isolasi (baik secara mandiri maupun
terpusat) hingga tuntas. Di puskesmas Bojongsari pelaksanaan isolasi pada kasus dilakukan selama 10 –
14 hari. Berdasarkan laporan tracing Covid-19 bulan April 2022 jumlah kasus konfirmasi yang melakukan
isolasi mandiri secara tuntas sebanyak 64%.
Untuk dapat mencapai kepatuhan melakukan isolasi, ada beberapa indikator yang perlu dinilai yang
mana kondisi terakhir dari indikator tersebut disajikan dalam tabel berikut ini.
Terjadinya tren COVID-19 meingkat pada bulan Januari ke Februari 2022 bisa jadi disebabkan oleh
adanya libur nasional dan perayaan tahun baru Cina, dimana masyarakat berlibur secara bersamaan, hal
ini mengakibatkan berkumpulnya orang banyak di tempat wisata seperti pantai, taman hiburan dan lain
sebagainya. Sedangkan pada bulan Maret dan April mengalami penurunan yang cukup drastis, hal ini
terjadi karena sudah banyaknya masyarakat yang telah di vaksin COVID-19.
Terdapat bantuan warga yang sedang isolasi mandiri atau karantina, bantuan tersebut didapatkan dari
BNPB, Polri, dan PMI. Terdapat juga bantuan berupa makanan sehari – hari dari warga sekitar yang sehat
berurunan untuk memberikan makan 3x dalam 1 hari kepada warganya yang positif COVID-19, namun
seiring meningkatnya kasus konfirmasi COVID-19 maka sudah tidak dilakukan lagi karena warga yang
positif COVID-19 lebih banyak daripada warga yang sehat.
2.5 Cakupan Vaksinasi COVID-19 Dosis ke-2 dan ke-3 pada lansia
Berdasarkan laporan cakupan vaksinasi lansia bulan April 2022 sebanyak 14.1% lansia telah
mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis kedua. Sementara itu, cakupan vaksinasi dosis ke-3 pada lansia
baru mencapai 18%. Sedangkan target yang telah ditetapkan oleh pemerintah terhadap cakupan
vaksinasi lansia dosis kedua yaitu 80%, dan vaksinasi lansia dosis ketiga yaitu 50%.
Untuk dapat mencapai target tersebut tentunya diperlukan beberapa hal pendukung lainnya seperti
banyaknya tenaga vaksinator yang dilibatkan, frekuensi pelaksanaan vaksinasi serta serta tentunya
sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan partisipasi lansia dalam mengikuti vaksinasi. Kondisi terkini
untuk setiap upaya akselerasi vaksinasi pada lansia di puskesmas Bojongsari disajikan pada tabel berikut
ini.
Tabel 9 Capaian Vaksinasi COVID-19 pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Bojongsari
No Variabel Satuan Kondisi pada bulan April 2022
Tabel 10 Capaian Kemampuan Kader dalam Respons COVID-19 di Wilayah Kerja Puskesmas
Bojongsari
No Variabel Satuan Kondisi pada bulan April 2022
Dalam pemilihan kader biasanya tidak ada kriteria khusus hanya saja biasanya istri – istri dari tokoh
masyarakat seperti ibu RT/RW, anggota PKK, dan yang bersedia serta aktif di kegiatan masyarakat.
Terdapat SK untuk kader, namun yang mengeluarkan SK tersebut ialah Kelurahan. (Lampiran data SK
Kader menyusul)
Jumlah kader yang mendapatkan pelatihan SBM dan KPP ialah 2 orang, 2 orang tersebut mengikuti
pelatihan KPP. Sebelumnya Dinas Kesehatan menunjuk 2 orang kader dengan kriteria kelurahan yang
memiliki angka balita dengan stunting paling tinggi di wilayah kerja Puskesmas Bojongsari, kemudian 2
orang kader tersebut mengikuti pelatihan KPP selama 1 hari yang diselenggarakan oleh Kemenkes. Pada
pelatihan KPP tidak terdapat sertifikat. Selain kader pegawai Puskesmas Bojongsari juga ada 2 orang
yang mengikuti pelatihan tersebut bersama dengan 2 orang kader.
Perekrutan kader baru sangat mungkin di lakukan. Tim PUSPA sudah mendapatkan 30 orang yang akan
di rekrut untuk menjadi kader baru di wilayah kerja Puskesmas Bojongsari.
2.7 Pelibatan fasyankes swasta utama dalam pelaporan program COVID-19
Di wialyah kerja Puskesmas Bojongsari terdapat 18 fasilitas kesehatan swasta, yang terdiri dari 13 praktik
mandiri (dokter/bidan), 4 faskes pratama dan 1 faskes utama.
Bidan Rimbun
Bidan Susi
5
Bidan Bila
Mustika
Bidan Nurmila
Bidan Hernawati
3
Selain pelibatan masyarakat, tentunya pelibatan dengan fasyankes swasta juga menjadi sangat penting
mengingat fasyankes swasta ini juga menjaring/menerima kasus COVID-19 di masyarakat. Gambaran
pelibatan fasyankes swasta di wilayah kerja Puskesmas Bojongsari disajikan sebagai berikut.
Puskesmas Bojongsari belum melakukan sosialisasi ke FKTP utama tentang pelaporan COVID-19 karena
belum tersedianya dana. Apabila dananya ada Puskesmas Bojongsari bersedia untuk melakukan
sosialisasi ke FKTP utama mengenai pelaporan COVID-19.
2.7 Cakupan pasien hipertensi dan DM yang mendapatkan pelayanan sesuai standar
Salah satu pelayanan yang cukup mengalami disrupsi adalah pelayanan PTM khususnya penyakit
hipertensi dan DM. Kedua penyakit ini merupakan salah satu komorbid yang sangat berkontribusi dalam
meningkatkan risiko infeksi dan keparahan COVID-19. Oleh karena itu, tatalaksana sesuai dengan
pelayanan standar pada penderita penyakit ini menjadi sangat penting, begitu juga sosialisasi dan
edukasi untuk meningkatkan kepatuhan pemeriksaan rutin dan perilaku pengendalian penyakit ini.
Kondisi cakupan pemberian pelayanan standar pada penderita Hipertensi dan DM di wilayah kerja
Puskesmas Bojongsari adalah sebagai berikut.
Tabel 13 Capaian Cakupan Pelayanan Hipertensi dan DM Sesuai Standar di Wilayah Kerja
Puskesmas Bojongsari
No Variabel Satuan Kondisi pada bulan April 2022
Dalam pemberian pelayanan standar pada pasien Hipertensi puskesmas mengalami hambatan seperti
kurangnya SDM dan banyaknya pasien yang datang di Puskesmas Bojongsari. Jumlah perawat di
Puskesmas Bojongsari terbilang kurang dengan jumlah yang hanya 6 orang, dan diberlakukannya jam
kerja shift menambah hambatan dalam pemberian pelayanan standar pada pasien Hipertensi. Namun,
tenaga kesehatan Puskesmas Bojongsari tetap bekerja keras dalam memenuhi dan memberikan
pelayanan yang optimal kepada masyarakat khususnya masyarakat dengan masalah kesehatan PTM.
Dalam melakukan pemberian pelayanan standar pada pasien gizi terdapat beberapa hambatan yaitu
sedikitnya SDM, terlambatnya kader dalam memberikan data laporan Posyandu pada hari itu dan
pelaporan data melalui aplikasi EPPBGM yang seringkali penuh atau error saat sedang diinput. Tenaga
gizi di Puskesmas Bojongsari hanya ada 1 orang, ia melakukan Posyandu pada pagi sampai siang hari dan
melakukan penginputan data melalui aplikasi EPPBGM yang sering penuh serta lama karena banyaknya
tenaga gizi lainnya yang sedang menginput data di jam yang sama, terlambatnya pelaporan yang kader
berikan juga membuat data laporan harian Posyandu jadi terlambat.
Unsur Dinas Kesehatan, Kecamatan, Kelurahan, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Organisasi
Kemasyarakatan, Babinsa, dan Babinkamtibmas berada di kluster 2 yang memiliki pengaruh dan
ketertarikan tinggi dalam upaya pengendalian COVID-19 dan peningkatan pelayanan esensial PTM dan
gizi pada balita. Contoh pada kasus terkonfirmasi COVID-19 pada masyarakat Bojongsari memiliki
inisiatif yang tinggi untuk melapor pada pelayanan telemedicine Puskesmas Bojongsari jika yang
bersangkutan atau ada anggota keluarganya yang terkonfirmasi COVID-19.
Hal ini juga dibuktikan pada kasus sebelumnya ada warga Bojongsari yang terkonfirmasi COVID-19
mengalami sesak lalu Bapak Lurah tersebut dengan tulus kesediaannya mengantar warganya (di fasilitasi
Puskesmas APD) mengantarkan warganya merujuk ke rumah sakit menggunakan ambulance desa yang
didapat dari hibah warganya. Begitu juga, jika ada sosialisasi mengenai promkes atau jadwal vaksinasi
COVID-19 pihak kecamatan beserta jajarannya mendukung dan membantu mensosialisasikan
pengumuman tersebut di grup whatsapp kader, pengajian atau posyandu di wilayah masing – masing.
Grafik 1. Pemetaan Stakeholder di Wilayah Kerja Puskesmas Bojongsari
Tinggi
Kluster 1 (Pengaruh rendah, ketertarikan tinggi) Kluster 2 (Pengaruh tinggi, Ketertarikan tinggi)
Harus Terlibat: Penggerak:
-
Dinas Kesehatan, Kecamatan, Kelurahan, Tokoh
Masyarakat, Tokoh Agama, Organisasi
Kemasyarakatan, Babinsa, dan Babinkamtibmas
Rendah
Pengaruh Tinggi
Rendah
Ketertarikan
Dari setiap stakeholder yang dipetakan diatas, selanjutkan dilakukan pemetaan stakeholder berdasarkan
peran yang dapat diambil dalam upaya pengendalian COVID-19 dan peningkatan pelayanan esensial
PTM dan gizi.
Tabel 15 Peran Stakeholder dalam Upaya 3T dan Pelayanan Esensial Hipertensi, DM dan Gizi Balita
Peran*
Stakeholder
3T Promkes SBM Vaksinasi Pelayanan Pelatihan dan
dan KPP esensial pendampingan kader
Dinas Kesehatan
(Puskesmas)
Dinas Pendidikan
Kecamatan
Kelurahan
Tokoh Masyarakat
(RW, RT)
Tokoh Agama
Organisasi
Kemasyarakatan (PKK,
Karang Taruna, LPM)
Babinsa
Babinkamtibmas
*Setiap stakeholder yang masuk dalam pemetaan masuk dalam tabel ini; Beri tanda ceklis pada kolom
peran
Pelacakan case gizi berisiko (gizi buruk, Rp. 100.000 / gerak (maks 112x gerak,
gizi kurang) balita pada bulan max 2 kader per pasien)
penimbangan
Pelacakan case risk bayi seperti BBLR, bayi Rp. 100.000 / gerak (maks 168x gerak)
dengan penyakit penyerta
Pelacakan case risk ibu hamil dengan Rp. 100.000 / gerak (maks 168x gerak)
komplikasi
Pelacaran case risk ibu bersalin Rp. 100.000 / gerak (maks 1122x gerak)
Bias dalam usaha kesehatan sekolah Rp 100.000 / gerak (maks 504x gerak)
1 Software PWS imunisasi 1 orang Laporan imunisasi dari BPM sering terlambat
bentuk excel Beban kerja SDM tinggi karena harus mengerjakan
banyak kegiatan diluar dan dalam gedung
Karena tidak online jadi tidak tersimpan di database
Babinsa 1
Bidan Desa 1
Babinsa 1
Bidan Desa 1
Babinsa 1
Bidan Desa 1
Babinsa 1
Bidan Desa 1
1 Dana
2 Logistik
*terkait dana jika tim PUSPA tidak bisa menggali informasi sampai detail nominalnya, sebutkan saja alokasi
penggunaannya.
4. Sistem input data dan melaporkannya secara rutin yang selama ini dilakukan puskesmas?
Silaphar
Picodep
Spread Sheets
EPPBGM
SIPTM
Software PWS imunisasi
Tabel 22 Sumber Daya Program Pengendalian COVID-19 dan Pelayanan Esensial di Puskesmas
Bojongsari
Jenis SDM Jumlah SDM Keaktifan Asal wilayah Keterangan
(Skala 1-5)^ (desa/kelurahan)
SDM Puskesmas*
Kader Kesehatan**
Unsur Dinas 73 4
Pendidikan
1 hari/minggu
1 hari perminggu
pelaksanaan tes
Menambah akses Jadwal tes pelaksanaan tes 2 hari 3 hari
Ns. antigen dan PCR di
1.1.2 kapasitas tes antigen/PCR antigen dan PCR di kerja/ kerja/
Putri Puskesmas (38 tes
mingguan Puskesmas Puskesmas bulan minggu minggu
di tanggal 9, 10,
April 2022
11, 27 Mei 2022)
Dilakukan setiap
Dilakukan setiap
hari (senin s/d
hari (senin s/d
sabtu) dengan
Melakukan active sabtu) dengan NAR,
NAR, Data NAR, dan
case finding di Ns. dan disesuaikan 1 Keg/ 1 Keg/
1.1.3 Testing disesuaikan
faskes dan Putri dengan pelaoran minggu minggu
Puskesmas dengan pelaoran
komunitas MOD HP
MOD HP
Puskesmas, Kader,
Puskesmas, Kader,
RT/RW
RT/RW
0% ILI/Suspek yang 0% ILI/Suspek
Melakukan tes NAR, Data
di tes dalam 72 jam yang di tes dalam
1.1.4 (PCR/Antigen) pada dr. Dwi Testing 55% 60%
terakhir di bulan 72 jam terakhir di
ILI/suspek Puskesmas
April 2022 bulan Mei 2022
0% kontak erat
yang di tes dalam
33,3% kontak erat
Melakukan tes NAR, Daftar 72 jam terakhir di
yang di tes dalam
1.1.5 (PCR/Antigen) pda dr. Dwi Hadir,Dokume bulan Mei 2022 55% 60%
72 jam terakhir di
kontak erat ntasi (namun ada 7
bulan April 2022
daftar kontak
erat)
Kader melakukan
edukasi mengenai Daftar hadir, 0%, tidak ada kader
vaksinasi COVID-19 Ajeng Dokumentasi, yang melakukan D2 : 10 Lansia,
1.4.3 95 Lansia 100 Lansia
kepada lansia di STr.Keb Laporan edukasi mengenai D3 :85 Lansia
wilayah kerja Singkat COVID-19
Puskesmas.
Peningkatan
kemampuan
kader dalam
respon
COVID-19
dan
1.5 pelayanan dr. Dwi
esensial
(diabetes
melitus,
hipertensi
dan gizi
balita)
Advokasi ke
Tidak ada anggaran
kelurahan/desa Undangan,
Ajeng dana untuk 2 2
1.5.3 untuk pendanaan Daftar Hadir, 0 Kelurahan
STr.Keb kegiatan SBM dan Kelurahan Kelurahan
kegiatan kader SBM Dokumentasi
KPP
dan KPP
21 FKTP di wilayah 21 FKTP di wilayah
kerja Puskesmas kerja Puskesmas
Pelibatan
Bojongsari (Dokter Bojongsari (Dokter
Fasyankes
1.6 dr. Dwi Praktek Mandiri : 3, Praktek Mandiri :
Swasta
Bidan Praktek 3, Bidan Praktek
Utama
Mandiri : 13, Klinik Mandiri : 13,
dalam
: 5) Klinik : 5)
pelaporan
COVID-19
Undangan,
Ajeng Daftar 100% posbindu 100% posbindu
2.1.3 Aktivasi posbindu 100% 100%
STr.Keb hadir,Dokume aktif aktif
ntasi
Peningkatan
cakupan 64.5% pasien DM
layanan Undangan, yang
Ns.
3.1 Diabetes Daftar hadir, Contoh: 100% mendapatkan 65% 70%
Putri
Melitus Dokumentasi pelayanan sesuai
sesuai standar
standar
100% pasien DM
100% pasien DM
diberikan
melakukan Undangan, diberikan konseling
Elia konseling oleh
3.1.1 konseling kepada daftar hadir, oleh nakes (hanya 100% 100%
S.Gz nakes (hanya yang
pasien diabetes dokumentasi yang datang kontrol
datang kontrol ke
ke Puskesmas)
Puskesmas)
4x aktivitas
Data Sasaran, 160 Masyarakat
penjangkauan atau
Outreach oleh kader Daftar Hadir, per puskesmas
Ajeng outreach kader
3.1.2 kepada masyarakat Dokumentasi, mendapat 160 180
STr.Keb pada masyarakat
umum Laporan informasi tentang
terkait diabetes
Singkat DM oleh kader
melitus
Puskesmas 1 Puskesmas
melakukan melakukan
Data Sasaran,
Pelaporan dan pencatatan dan pencatatan dan
Ns. Dokumentasi,
3.1.3 Pencatatan bulanan pelaporan rutin pelaporan rutin 1 1
Putri Laporan
PTM PTM setiap bulan PTM setiap bulan
Singkat
kepada Dinkes kepada Dinkes
untuk SIPTM untuk SIPTM
Data
Ajeng Sasaran,Dafta 100% posyandu 100% posyandu
4.1.1 Aktivasi posyandu 60% 70%
STr.Keb r Hadir, aktif aktif
Dokumentasi
100% balita
100% balita dengan
dengan masalah
Elia Data Sasaran, masalah gizi (gizi
4.1.5 Pemberian PMT gizi (gizi kurang) 100% 100%
S.Gz Dokumentasi kurang)
mendapatkan
mendapatkan PMT
PMT