Anda di halaman 1dari 5

Plasenta Adalah – Pengertian, Letak, Struktur, Fungsi, Proses 

– Plasenta atau yang juga sering disebut


dengan ari-ari adalah organ dalam kandungan yang dapat ditemukan pada masa kehamilan. Plasenta
merupakan organ yang berperan sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan janin.
Fungsi utama dari plasenta ialah untuk memberikan nutrisi dan pertukaran produk-produk metabolisme
antara janin dan ibu. Plasenta manusia memiliki diameter rata-rata 15-22 cm dengan berat sekitar 470 gram.
Tebal pada bagian tengah organ ini biasanya sekitar 2,5-5 cm, pada plasenta juga terdapat tali pusar
“umbilical cord” yang terbentuk dari pembuluh darah.
Fungsi Plasenta “Ari-Ari”

1. Nutrisi : memberikan bahan makanan pada janin


2. Ekskresi : mengalirkan keluar sisa metabolisme janin
3. Respirasi : memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin
4. Endokrin : menghasilkan hormon-hormon : hCG, HPL, estrogen,progesteron, dan sebagainya (cari /
baca sendiri).
5. Imunologi : menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin
6. Farmakologi : menyalurkan obat-obatan yang mungkin diperlukan janin, yang diberikan melalui ibu.
7. Proteksi : barrier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat-zat toksik (tetapi akhir2 ini diragukan, karena
pada kenyataanya janin sangat mudah terpapar infeksi / intoksikasi yang dialami ibunya).

Adapun fungsi plasenta “ari-ari” yang diantaranya yaitu:

 Pernapasan
Janin sebagai manusia yang masih dalam tahap perkembangan dan pertumbuhan tentu membutuhkan
oksigen, nah oksigen yang dihirup oleh ibu akan dialirkan kepada janinnya melalui tali pusar. Lalu organ ini
akan mengedarkan darah yang berisi oksigen dari ibu ke janin melalui proses difusi, kemudian
karbondioksida yang terbentuk akan dibawa melalui tali pusar dan berdifusi ke tubuh ibu dengan bantuan
sistem peredaran darah, sebelum akhirnya dikeluarkan melalui sistem pernapasan ibu.

 Nutrisi
Plasenta dapat mengubah glukosa menjadi glikoden “bentuk karbohidrat yang dapat disimpan di hati sebagai
cadangan glukosa”, nutrisi yang didapatkan oleh janin akan berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan
jaringan ketika dibutuhkan.

 Eksresi “Pembuangan”
Plasenta akan membuang setiap produk limbah yang tidak diperlukan oleh tubuh janin “contohnya urea dan
karbodioksida”.

 Pertahanan “Kekebalan Tubuh”


Fungsi pertahanan pada plasenta dicapai dari dua cara yaitu kimia dan fisik. Secara kimia fungsi pertahanan
ini berjalan melalui fungsi enzim, dimana plasenta akan menetralisir aktivitas toksik yang dicurigai. Selain
itu ibu juga memberikan antibodinya pada janin, sedangkan secara fisik sudah terbentuk struktur yang
diciptakan sedemikian rupa sehingga bayi terlindungi dengan baik. Pertahanan “kekebalan” tubuh sangatlah
penting bagi janin, karena hati mereka belum mampu mengatasi unsur berbahaya yang berasal dari darah
ibu.

 Produksi Hormon
Plasenta juga berperan dalam memproduksi beberapa hormon antara lain yaitu:

1. Human Chorionic Gonadotripin “HCG”


Berfungsi untuk mencegah terjadinya menstruasi dan menjaga kehamilan.
2. Chorionic Somatomammotropin “Placental Lactogen”
Memiliki fungsi khusus dalam hubungannya dengan nutrisi bagi ibu dan janin.
3. Estrogen
Berfungsi untuk membantu pembesaran uterus, pembesaran dan perkembangan payudara.
4. Progesteron
Berfungsi untuk memberikan nutrisi awal bagi embrio dan mencegah kontraksi uterus spontan yang
dapat menyebabkan keguguran.
5. Tirotropin Korionik Dan Relaksin
Hormon penunjang “hanya memberikan sedikit perubahan/dampak” dalam kehamilan

Plasenta “dewasa”
Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap pada
usia kehamilan sekitar 16 minggu. (struktur plasenta dewasa : gambar)
Plasenta “dewasa” / lengkap yang normal :

1. bentuk bundar / oval


2. diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm.
3. berat rata-rata 500-600 g
4. insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di tengah / sentralis, di samping /
lateralis, atau di ujung tepi / marginalis.
5. di sisi ibu, tampak daerah2 yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi selaput tipis desidua
basalis.
6. di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion) menuju tali pusat. Korion
diliputi oleh amnion.
7. Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu) meningkat sampai 600-700 cc/menit
(aterm).

CATATAN : pada kehamilan multipel / kembar, dapat terjadi variasi jumlah dan ukuran plasenta dan
selaput janin.

Tali Pusat
Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang
menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi TALI PUSAT.
Pada tahap awal perkembangan, rongga perut masih terlalu kecil untuk usus yang berkembang, sehingga
sebagian usus terdesak ke dalam rongga selom ekstraembrional pada tali pusat. Pada sekitar akhir bulan
ketiga, penonjolan lengkung usus (intestional loop) ini masuk kembali ke dalam rongga abdomen janin yang
telah membesar.
Kandung kuning telur (yolk-sac) dan tangkai kandung kuning telur (ductus vitellinus) yang terletak dalam
rongga korion, yang juga tercakup dalam connecting stalk, juga tertutup bersamaan dengan proses semakin
bersatunya amnion dengan korion. Setelah struktur lengkung usus, kandung kuning telur dan duktus
vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah umbilikal (2 arteri
umbilikalis dan 1 vena umbilikalis) yang menghubungkan sirkulasi janin dengan plasenta.  Pembuluh darah
umbilikal ini diliputi oleh mukopolisakarida yang disebut Wharton’s jelly.
Struktur Dan Bagian Plasenta “Ari-Ari”
Plaenta berbentuk bundaran yang merupakan kumpulan jaringan dengan lebih dari 200 pembuluh darah.
Letak plasenta dalam rahim normalnya pada bagian korpus uterus. Plasenta dikelilingi oleh lapisan amnion,
plasenta ini berisi pembuluh darah lanjutan dari tali pusat, plasenta terdiri dari 3 bagian utama yaitu:
Plasenta atau tembuni adalah suatu organ dalam kandungan pada masa kehamilan. Pertumbuhan dan
perkembangan plasenta penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin.[1] Fungsi plasenta adalah
pertukaran produk-produk metabolisme dan produk gas antara peredaran darah ibu dan janin, serta
produksi hormon.[1][2] [3]

Plasenta manusia memiliki diameter rata-rata 22 cm, berat rata-rata 470 gram, dan rata-rata tebal (pada bagian
tengah plasenta) 2,5 cm.[4] [5] Plasenta mempunyai dua komponen yaitu bagian ibu yang dibentuk oleh desidua
basalis dan bagian janin yang dibentuk oleh korion frondosum.[2]
Fungsi]
Fungsi plasenta adalah pertukaran produk-produk metabolisme dan produk gas antara peredaran darah ibu dan
janin, serta produksi hormon.[1][2][3] Hormon steroid paling penting yang diproduksi plasenta
adalah estrogen dan progesteron yang konsentrasinya meningkat selama kehamilan.[6]

Pengertian Plasenta
Plasenta atau yang biasa disebut dengan ari-ari merupakan organ dalam kandungan yang bisa ditemukan
pada masa kehamilan. Plasenta adallah organ yang berperan sangat penting dalam pertumbuhan serta
perkembangan janin. Fungsi utama dari plasenta ialah guna memberikan nutrisi serta pertukaran produk-
produk metabolisme antara janin dan ibu. Plasenta manusia mempunyai diameter rata-rata 15-22 cm dengan
berat sekitar 470 gram. Tebal pada bagian tengah organ tersebut biasanya sekitar 2,5-5 cm. Pada plasenta
juga ada tali pusar (umbilical cord) yang terbentuk dari pembuluh darah.

Definisi Plasenta  Previa


Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim demikian rupa sehingga
menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum (Sarwono, 2008). Menurut Chalik plasenta previa
adalah plasenta yang berimplantasi pada bagian segmen bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian
atau seluruh jalan lahir yang ditandai dengan perdarahan uterus yang dapat keluar melalui vagina tanpa
adanya rasa nyeri pada kehamilan trimester terakhir, khususnya pada bulan kedelapan.
Sejalan dengan bertambah besrnya rahim dan meluasnya segmen bawah rahim ke arah proksimal
memungkinkan plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim ikut berpindah mengikuti perluasan
segmen bawah rahim seolah plasenta tersebut berimigrasi. Ostium uteri yang secara dinamik mendatar dan
meluas dalam persalinan kala satu bisa mengubah luas pembukaan seviks yang tertutup oleh plasenta.
Fenomena ini berpengaruh pada derajat atau klasifikasi dari plasenta previa ketika pemeriksaan dilakukan,
baik dalam masa antenatal maupun dalam masa intranatal, baik dengan ultrasonografi maupun digital
(Sarwono, 2008).
Fungsi Plasenta
 Pernapasan
Janin sebagai manusia yang masih dalam tahap perkembangan serta pertumbuhan tentu membutuhkan
oksigen. Nah oksigen yang dihirup oleh ibu akan dialirkan kepada janinnya lewat tali pusar. Kemudian
organ tersebut akan mengedarkan darah yang berisi oksigen dari ibu ke janin lewat proses difusi. Lalu
karbondioksida yang terbentuk akan dibawa lewat tali pusar serta berdifusi ke tubuh ibu dengan bantuan
sistem peredaran darah, sebelum akhirnya dikeluarkan lewat sistem pernapasan ibu.

 Nutrisi
Plasenta bisa mengubah glukosa menjadi glikoden (bentuk karbohidrat yang bisa disimpan di hati sebagai
cadangan glukosa). Nutrisi yang didapatkan oleh janin akan berguna guna pertumbuhan dan pembentukan
jaringan saat dibutuhkan.

 Eksresi (Pembuangan)
Plasenta akan membuang setiap produk limbah yang tidak diperlukan oleh tubuh janin (misalnya urea dan
karbodioksida).

 Pertahanan (Kekebalan Tubuh)


Fungsi pertahanan pada plasenta dicapai dari 2 cara, yakni kimia dan fisik. Secara kimia fungsi pertahanan
ini berjalan lewat fungsi enzim, dimana plasenta akan menetralisir aktivitas toksik yang dicurigai. Selain itu
ibu pun memberikan antibodinya pada janin. Sementara secara fisik sudah terbentuk struktur yang
diciptakan sedemikian rupa sampai bayi terlindungi dengan baik. Pertahanan (kekebalan) tubuh sangatlah
penting untuk janin, karena hati mereka belum bisa mengatasi unsur berbahaya yang berasal dari darah ibu.

 Produksi Hormon
Plasenta juga berperan dalam memproduksi beberapa hormon yaitu:

 Human Chorionic Gonadotropin (HCG), berfungsi guna mencegah terjadinya menstruasi serta
menjaga kehamilan.
 Chorionic Somatomammotropin (Placental lactogen), mempunyai fungsi khusus dalam hubungannya
dengan nutrisi bagi ibu dan janin.
 Estrogen, berfungsi guna membantu pembesaran uterus, pembesaran serta perkembangan payudara.
 Progesteron, berfungsi guna memberikan nutrisi awal untuk embrio serta mencegah kontraksi uterus
spontan yang bisa menyebabkan keguguran.
 Tirotropin korionik serta relaksin, hormon penunjang (hanya memberikan sedikit perubahan atau
dampak) dalam kehamilan.

Struktur Bagian Plasenta


 Bagian Pada Janin (Fetal Portion)
Bagian janin ini terdiri dari struktur yang dinamakan korion frondosum dan vili. Korion frondosum adalah
membran yang melindungi janin yang terdiri dari tropoblas.
Sementara vili dari plasenta yang matang terdiri dari :

 Vili koriali.
 Ruang-ruang Interviler.
 Amnion yang melapisi dinding permukaan plasenta Pada bagian bawah lapisan amnion tersebut ada
cabang-cabang pembuluh darah tali pusar.

 Bagian Pada Ibu (Maternal Portion)


pPrmukaan yang menghadap ke dinding rahim, berwarna merah serta terbagi oleh celah-celah yang berasal
dari jaringan ibu. Pada bagian ini ada  desidua kompakta yang terbentuk dari 15-20 struktur berupa bulatan
yang disebut kotiledon. Dan ada struktur yang disebut desidua basalis pada bagian maternal, desidua basalis
pada plasenta matang dinamakan lempeng korion.

 Tali Pusar
Tali pusar memanjang dari pusat janin ke plasenta bagian permukaan janin. Tali pusar mempunyai panjang
sekitar 50-55 cm, diameter sekitar 1-2,5 cm (sebesar jari). Tali pusar terdiri atas 2 arteri dan 1 vena. Fungsi
utama dari tali pusar ialah guna menghubungkan plasenta dengan bagian tubuh janin sehingga bisa
menyalurkan oksigen, antibodi serta komponen lain yang diperlukan janin.
Tali pusar terdiri dari 2 arteri dan satu vena. Vena umbilicalis akan membawa darah dari ibu ke janin,
sementara arteri umbilicalis membawa darah dari janin ke ibu.
Vena umbilicalis tersebut berfungsi mengalirkan darah yang mengandung oksigen, pun nutrisi dalam bentuk
sederhana, contohnya :

 Karbohidrat dalam bentuk glukosa.


 Protein dalam bentuk asam amino.
 Lemak dalam bentuk asam lemak.
 Vitamin.
 Mineral.
 Air.

Proses Terbentuknya Plasenta


Biasanya plasenta akan terbentuk secara sempurna sesudah kehamilan memasuki usia 16 minggu.
Pembentukan plasenta dimulai dari perkembangan trofoblas pada hari ke 8-9 sesudah pembuahan. Sel
membelah sehingga sel yang tadinya hanya selapis menjadi berlapis-lapis serta membentuk rongga yang
banyak pada lapisan sinsitiotrofoblas (sinsitium). Stadium tersebut dinamakan stadium berongga (Lacunar
Stage).
Selanjutnya sinsitium tumbuh ke dalam endometrium (dinding rahim) serta menyebabkan pembuluh darah
dinding rahim rusak sampai sinsitium tadi bisa dialiri oleh darah dari ibu dengan perbaikan otomatis
pembuluh darah sebab masuknya organ baru. Stadium tersebut dinamakan stadium sirkulasi utero-plasenta
(rahim ke plasenta) atau sistem feto-maternal (janin ke ibu).
Kemudian trofoblas menghasilkan lagi sekelompok sel yang akan membentuk jaringan penyambung lembut
yang dinamakan mesoderm ekstraembrional. Jaringan tersebut adalah jaringan penyambung antara lapisan
dalam sitotrofoblas dengan sel selaput heuser. Bagian yang melekat dengan sitotrofoblas akan menjadi
selaput korion (chorionic plate) sementara bagian yang melekat dengan sel selaput heuser akan menjadi
pelindung yolk sac (kantung kuning telur).
Kemudian pada akhir minggu ketiga kehamilan, mesoderm yang terbentuk dari sitotrofoblas itu menjadi sel
darah serta pembuluh darah kapiler. Dari waktu ke waktu, rongga korion semakin luas, sampai jaringan
embrional semakin terpisah dari sitotrofoblas atau selaput korion, cuma dihubungkan dari sedikit jaringan
mesoderm yang menjadi tangkai penghubung (connecting stalk). Nah connecting stalk itulah yang nantinya
akan berkembang menjadi tali pusar.
Lalu sesudah pembuluh darah dari trofoblas menembus rahim, trofoblas akan menjadi plasenta dewasa,
terbentuklah sirkulasi yang sempurna lewat pembuluh darah di tali pusar. Walaupun saling berhubungan,
darah ibu dan darah janin tetap tidak dapat bercampur, sistem ini disebut sistem hemochorial (tetap terpisah
oleh dinding pembuluh darah janin serta lapisan korion).

SISTEM SIRKULASI JANIN


Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi dan anak. Dalam rahim,
paru-paru tidak berfungsi sebagai alat pernafasan, pertukaran gas dilakukan oleh plasenta. Pembentukan
pembuluh darah dan sel darah dimulai minggu ke tiga dan bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen
dan nutrien dari ibu.

Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis yang terdapat dalam tali pusat. Jumlah
darah yang mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500 ml per menit.

Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke dalam vena cava inferior, bercampur darah
yang kembali dari bagian bawah tubuh, masuk atrium kanan di mana aliran darah dari vena cava
inferior lewat melalui foramen ovale ke atrium kiri, kemudian ke ventrikel kiri melalui arkus aorta, darah
dialirkan ke seluruh tubuh.

Darah yang mengandung karbondioksida dari tubuh bagian atas, memasuki ventrikel kanan melalui vena
cava superior. Kemudian melalui arteri pulmonalis besar meninggalkan ventrikel kanan menuju aorta
melewati ductus arteriosus. Darah ini kembali ke plasenta melaui aorta, arteri iliaka interna dan arteri
umbilikalis untuk mengadakan pertukaran gas selanjutnya.

Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang memungkinkan sebagian
besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke plasenta tanpa melalui paru-paru.

Anda mungkin juga menyukai