Anda di halaman 1dari 18

PLASENTA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Janin di dalam kandungan memerlukan makanan dan nutrisi yang menjadikannya tumbuh
dan berkembang. Di dalam rahim ibu, janin mempunyai saluran pengikat antara ibu dan bayi
yang biasa kita sebut sebagai plasenta. Plasenta merupakan organ yang luar biasa. Plasenta
berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung dengan sirkulasi ibu untuk
melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin itu sendiri selama kehidupan
intra uterin. Keberhasilan janin untuk hidup tergantung atas keutuhan dan efisiensi plasenta.
Plasenta berperan penting dalam pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup bayi.
Plasenta atau biasa kita sebut ari-ari, baru terbentuk pada minggu keempat kehamilan. Ia lalu
tumbuh dan berkembang bersama janin dan akan lepas saat bayi dilahirkan. Jadi, plasenta
merupakan bagian dari konsepsi atau bagian dari sel telur yangdibuahi sperma. Sel telur yang
dibuahi sperma itu kelak akan berkembang menjadi janin, air ketuban, selaput ketuban, dan
plasenta. Plasenta berbatasan dan berhubungan dengan selaput ketuban. Di dalam selaput
terdapat kantong amnion (ketuban), di mana didalamnya terdapat bayi berada. Plasenta dikenal
juga dengan istilah uri/tembuni.
Plasenta adalah organ lunak, berbentuk bulat atau oval, yang tumbuh bersama dengan bayi. Pada
minggu ke-10 kehamilan, berat plasenta sekitar 12 gram, sampai saat bayi lahir, beratnya sekitar
700 gram.
Pada saat perlekatan awal kehamilan di dalam rahim, plasenta tumbuh dan mengirimkan
pembuluh darah ke dalam rahim. Pembuluh darah tersebut memindahkan makanan dan oksigen
dari tubuh ibu hamil untuk digunakan oleh si bayi. Produk sampah dari bayi akan masuk kembali
ke dalam aliran darah melalui pembuluh tersebut untuk dibuang oleh tubuh ibu hamil.
Plasenta diduga berperan sebagai sawar (penghalang) dari semua zat-zat di luar tubuh. Namun
pada beberapa keadaan, plasenta tidak dapat menjaga bayi dari pemajanan terhadap zat-zat yang
digunakan oleh ibu hamil. Alkohol, obat-obatan, substansi lainnya (seperti nikotin), serta
berbagai vitamin dan mineral dapat menembus plasenta masuk ke dalam tubuh bayi. Itulah yang
menyebabkan ibu hamil diperingatkan untuk menghindari berbagai pemajanan zat-zat asing
selama kehamilan.
Plasenta bukan sekedar organ untuk transport makanan yang sederhana, tetapi juga mampu
menseleksi zat-zat makanan yang masuk dan proses lainnya ke janin. Suplai zat-zat makanan ke
janin yang sedang tumbuh tergantung pada jumlah darah ibu yang mengalir melalui plasenta dan
zat-zat makanan yang diangkutnya. Efisiensi plasenta dalam mengkonsentrasikan, mensintesis,
dan transport zat-zat makanan akan menentukan suplai makanan ke janin. Janin yang mengalami
malnutrisi pada umumnya disebabkan oleh gangguan suplai makanan dari ibu, misalnya pada
kelainan pembuluh darah plasenta yang berakibat berkurangnya transport zat-zat makanan
melalui plasenta.
Plasenta sangat penting artinya bagi kehamilan dan tetap akan penting sampai kelahiran si bayi.
Pada waktunya, ketika rahim mengecil setelah bayi lahir, plasenta akan terlepas dari rahim dan
lahir dengan sendirinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Plasenta?
2. Bagaimana bentuk dan ukuran Plasenta?
3. Dimana letak Plasenta?
4. Apa saja bagian-bagian Plasenta

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Plasenta?
2. Mengetahui bagaimana bentuk dan ukuran Plasenta?
3. Mengetahui dimana letak Plasenta?
4. Mengetahui apa saja bagian-bagian Plasenta
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Plasenta
Plasenta merupakan organ lunak yang berbentuk bulat atau oval, yang berasal dari
trofoblas pada ovum yang dibuahi, dan terhubung dengan sirkulasi ibu untuk membantu fungsi
yang belum dapat dilakukan oleh janin dalam kandungan (Manuaba, 2010). Berat plasenta
bertambah akibat pertumbuhan vilus-vilus plasenta. Vilus ini berfungsi sebagai tempat
pertukaran makanan, oksigen dan zat sisa janin, sehingga berat plasenta akan berperan penting
dalam proses penyaluran nutrisi ke janin (Manuaba, 2010).
Pada saat perlekatan awal kehamilan di dalam rahim, plasenta tumbuh dan mengirimkan
pembuluh darah ke dalam rahim. Pembuluh darah tersebut memindahkan makanan dan
oksigendari tubuh ibu hamil untuk digunakan oleh si bayi. Produk sampah dari bayi akan masuk
kembalike dalam aliran darah melalui pembuluh tersebut untuk dibuang oleh tubuh ibu hamil.
Plasenta diduga berperan sebagai sawar (penghalang) dari semua zat-zat di luar tubuh. Namun
pada beberapa keadaan, plasenta tidak dapat menjaga bayi dari pemajanan terhadap zat-zat
yangdigunakan oleh ibu hamil. Alkohol, obat-obatan, substansi lainnya (seperti nikotin), serta
berbagai vitamin dan mineral dapat menembus plasenta masuk ke dalam tubuh bayi. Itulah yang
menyebabkan ibu hamil diperingatkan untuk menghindari berbagai pemajanan zat-zat asing
selama kehamilan.
Plasenta bukan sekedar organ untuk transport makanan yang sederhana, tetapi juga
mampu menseleksi zat-zat makanan yang masuk dan proses lainnya ke janin. Suplai zat-zat
makanan ke janin yang sedang tumbuh tergantung pada jumlah darah ibu yang mengalir melalui
plasenta dan zat-zat makanan yang diangkutnya. Efisiensi plasenta dalam mengkonsentrasikan,
mensintesis, dan transport zat-zat makanan akan menentukan suplai makanan ke janin. Janin
yang mengalami malnutrisi pada umumnya disebabkan oleh gangguan suplai makanan dari ibu,
misalnya pada kelainan pembuluh darah plasenta yang berakibat berkurangnya transport zat-zat
makanan melalui plasenta.

2
3

Plasenta sangat penting artinya bagi kehamilan dan tetap akan penting sampai kelahiran si bayi.
Pada waktunya, ketika rahim mengecil setelah bayi lahir, plasenta akan terlepas dari rahim dan
lahir dengan sendirinya.
Istilah plasenta mulai diperkenalkan pada zaman Renaissance oleh Realdus Columbus
pada tahun 1559. Plasenta diambil dari istilah Latin yang memberi arti flat cake. Plasenta adalah
struktur yang berfungsi sebagai media penyambung/penghubung antara organ fetus dan jaringan
maternal agar pertukaran fisiologis dapat terjadi. (Pizzi et al., 2012) Pada persalinan aterm,
plasenta yang dilahirkan berbentuk cakram dengan ukurannya dapat mencapai diameter 22 cm,
tebal 2,5 cm, dan berat sekitar 450-500 gram. (Avagliano et al., 2016).
Plasenta merupakan organ yang berasal dari trofoblas pada ovum yang dibuahi,dan terhubung
dengan sirkulasi ibu untuk membantu fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin dalam
kandungan (Manuaba, 2010).
Fungsi plasenta adalah memberikan makanan kepada janin, ekskresi hormon, respirasi
janin, membentuk hormon estrogen, menyalurkan berbagai antibodi dari ibu, sebagai barrier
terhadap janin dari kemungkinan masuknya mikroorganisme atau kuman (Sulistyawati, 2011).

B. Perkembangan Plasenta
Setelah nidasi/ implantasi, trofoblas terdiri atas 2 lapisan, yaitu bagian dalam disebut
sitotrofoblas dan bagian luar disebut sinsitotrofoblas. Endometrium atau sel desidua di mana
terjadi nidasi menjadi pucat dan besar disebut reaksi desidua yang berfungsi sebagai sumber
pasokan makanan. (Dunk, Huppertz and Kingdom, 2018).
Sel-sel paling luar pada trofoblast berkembang menjadi tonjolan-tonjolan yang menyerupai jari-
jari (vili). Vili primitif ini menjorok ke dalam pembuluh kapiler maternal untuk memudahkan
pertukaran oksigen, nutrient dan bahan sisa. Pada bagian tengah setiap vili akhirnya terbantuk
pembuluh darah halus dari embrio. Diantara pembuluh-pembuluh darah janin dan ibu akan
tumbuh empat lapisan jaringan yang berbeda. Lapisan-lapisan ini sangat rapat satu sama lain dan
secara kolektif disebut sebagai membrane (selaput) plasenta. Karena sawar (barrier) ini, aliran
darah janin dan ibu tidak bercampur.
Desidua kemudian melapisi keseluruhan uterus. Pada tempat produk kehamilan menanamkan
dirinya, lapisan desidua tersebut pecah menjadi dua. Desidua yang langsung berada di bawah
4

blastokist disebut desidua basalis dan desidua yang letaknya superficial terhadap blastokist
(yaitu bagian desidua yang akan menutupi produk pembuahan setelah implantasi terjadi)
dinamakan desidua kapsularis. Bagian desidua lainnya yang melapisi kavum uteri dinamakan
desidua vera. (Gambar 1.1)

Kapsula ovum tumbuh sampai desidua kapsularis bertemu dengan desidua vera. Kedua desidua
ini menyatu dan kavum uteri akan tersumbat pada akhir minggu ke-12 kehamilan.
Vili yang mengelilingi ovum semakin bertambah jumlahnya dan dalam setiap vili
terbentuk bagian inti yang mengandung pembuluh darah. Vili yang bersentuhan dengan desidua
kapsularis (chorion laevae) segera mengalami atrofi dan akhirnya menjadi membrane luar
(korion). Vili yang bersentuhan dengan desidua basalis tidak mengalami atrofi dan akan tumbuh
menjadi korion frondosum.
Korion frondosum (berasal dari ovum) dan desidua basalis (berasal dari ibu) secara
bersama-sama membentuk plasenta. Proses ini selesai pada akhir bulan ke-3. Plasenta akan terus
tumbuh di sepanjang kehamilan sampai usia aterm (40 minggu). Gambar 1.2 Memperlihatkan
plasenta dalam potongan melintang.
5

Gambar 1.2 Plasenta dalam potongan melintang


Proses invasi trofoblas tahap kedua akan mencapai bagian miometrium terjadi pada kehamilan
14-15 minggu dan saat ini perkembangan plasenta telah lengkap, dan lakuna yang terbentuk akan
menjadi ruang intervilli. Pada minggu ke 16 dan seterusnya jumlah dan ukuran pembuluh darah
fetal meningkat, sedangkan dinding vilinya menjadi lebih tipis, sehingga selama trimester tengah
permeabilitas plasenta meningkat. Setelah minggu ke 20, plasenta terus bertambah luas, tetapi
tidak bertambah tebal sampai pada kehamilan cukup umur (aterm) diameternya sekitar 23 cm,
merupakan organ yang bulat, datar, dengan ketebalan 2 cm di bagian tengahnya tetapi lebih tipis
di tepi tepinya dan memiliki berat ± 500 g. (Maltepe and Penn, 2017) (Dunk, Huppertz and
Kingdom, 2018)
1. Sirkulasi Plasenta (secara umum)
Darah dipompakan lewat janin oleh jantung janin. Darah meninggalkan janin melalui pembuluh-
pembuluh arteri pada funikulus umbilikalis dan berjalan ke plasenta. Pembuluh arteri umbilikalis
ini bercabang di seluruh permukaan plasenta, terbagi lagi dan kemudian berakhir dalam vili
korialis.
Vili korialis terendam dalam darah maternal namun tidak terdapat hubungan langsung
antara darah fetal dan darah maternal. Karbon dioksida dan setiap produk limbah akan diangkut
keluar sementara oksigen dan nutrient diambil lewat sawar plasenta. Darah yang sudah
diperbarui ini akan kembali ke janin lewat vena umbilikalis.
6

2. Sirkulasi Plasenta
Sirkulasi embrio-plasenta-ibu terjadi pada hari ke-17, saat jantung embrio mulai berdenyut. Pada
minggu ketiga, darah embrio bersirkulasi diantara embrio dan villi korion. Darah venosa (tapan
oksigen) meninggalkan janin melalui arteri umbilikalis dan masuk kedalam plasenta. Didalam
villi ia membentuk sistem arteri-kapiler-vena. Villi ini terbenam dalam lakuna (pada saat ini
adalah spasium intervilosum), sehingga sebenarnya tidak terdapat percampuran darah antara
darah vena janin dan darah ibu.Darah arteri (teroksigenasi) masuk kedalam janin melalui vena
umbilikalis. Darah maternal masuk kedalam spasium intervilosum dengan cara menyemprot.
Karena perbedaan tekanan yang tinggi antara tempat masuknya darah (60-70mmHg) dengan
tekanan diantara villi (20mmHg) maka darah sempat berputar-putar disekitar villi.Pada saat
inilah pertukaran gas dan nutrien antara janin dan ibu terjadi.Selanjutnya darah maternal masuk
kembali melalui vena-vena dalam endometrium. Kecepatan aliran darah uteroplasenta naik
selama kehamilan, dari kira-kira 50 ml per menit pada minggu ke 10 sampai 500-600 ml/menit
pada saat aterm.

C. Bentuk dan ukuran plasenta


Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan kurang lebih 16 minggu dengan ruang
amnion telah mengisi seluruh kavum uteri. Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan
luas, umunya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu.
Plasenta “dewasa”/ lengkap yang normal :
 Bentuk bundar/oval.
 Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm.
 Berat rata-rata 500-600 gram.
 Panjang tali pusat 30-100
 Inseri tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat ditengah/setralis,
disamping/lateralis, atau diujungtepi/marginalis.
 Disisi ibu, tampak daerah-daerah yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi selaput tipis
desidua basalis.
 Disisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluhkorion) menuju tali pusat.
Korion diliputi oleh amnion.
7

 Sirkulasi darah ibuu di plasenta 300 cc/menit (20 minggu) meningkat sampai 600-700
cc/menit (aterm).

D. Letak plasenta dalam Rahim


Tali pusat secara normal terletak dibagian sentral kedalam permukaan fetal plasenta.
Letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak keatas kearah fundus
uteri. Hal ini adalah fisiologi karena permukan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih
banyak tempat untuk berimplementasi.

E. Bagian-Bagian Plasenta
Bagian – bagian plasenta antara lain :
1. Bagian janin(fetal portion), terdiri dari :
a. Korionfrondosum
b. Vili
Vili plasenta terdiri dari :
• Vilikorialis
• Ruang-ruang interviler
Darah ibu yang berada di ruang interviler berasal dari arteri spiralis yang berada di Desidua
basalis. Pada systole, dipompa dengan kekuatan 70-80 mmHg kedalam ruang interviler, sampai
pada lempeng korionik (chorionic plate) pangkal dari kotiledon-kotiledon. Darah tersebut
membanjiri vili koriales dan kembali perlahan-lahan kepembuluh balik (vena) di desidua dengan
tekanan 8 mmHg.
• Pada bagian permukaan janin plasenta diliputi amnion yang kelihatan licin dan warnanya
keputih-putihan. Di bawah lapisan amnion ini berjalan cabang-cabang pembuluh darah tali pusat.
Tali pusat akan berinsersi pada uri bagian permukaan janin.
8

2. Bagian maternal/ibu(maternal portion)


Terdiri atas desidua kompakta yang terbentuk dari beberapa lobus dan kotiledon (16-20 buah).
Desidua basalis pada plasenta matang disebut lempeng korionik (basal), dimana sirkulasi utero
plasenter berjalan keruang-ruang intervili melalui tali pusat. Jadi, sebenarnya peredaran darah
ibu dan janin terpisah.
Struktur :
a. Terdiri dari desidua compacta dan sebagian desidua spongiosa. Jika plasenta terlepas dari
dinding rahim, kedua desidua ini akan ikut terlepas
b. Menghadap ke dinding rahim
c. Warnanya merah dan terbagi oleh celah celah
d. Plasenta terduri dari 16-20 kotiledon
e. Permukaan kasar beralur-alur
9

F. Fungsi plasenta
Selama kehamilan, plasenta memiliki 6 peran penting, yaitu fungsi respirasi, nutrisi,
ekskresi, proteksi, endokrin, imunitas. Sebagai fungsi endokrin, plasenta memproduksi hormon
yang diproduksi di sinsisium, yaitu hormon protein, human chorionic gonadotropin (hCG),
human plasental laktogen (hPL), estriol dan esterogen. Sebagai fungsi metabolik yaitu respirasi,
nutrisi, ekskresi dan penyimpanan. Plasenta berfungsi sebagai paru-paru janin. Nutrisi berpindah
dari suplai darah ibu melalui membrane plasenta ke dalam darah janin, mekanisme yang dipakai
untuk memudahkan melekul-molekul besar yang melalui membran plasenta dengan
memindahkan 24 immunoglobulin ibu yang memberi janin imunitas pasif dini. Plasenta juga
berfungsi sebagai barier protektif terhadap bakteri, namun mikroorganisme seperti virus masih
dapat menembus plasenta dan menginfeksi fetus. Obat-obatan tertentu juga dapat menembus
plasenta, seperti jenis acetaminophen (tylenol) dan warfarin (antikoagulan). Plasenta juga dapat
10

mentransfer antibodi dari ibu ke sirkulasi tubuh janin yang kemudian dapat bertahan hingga
beberapa bulan setelah lahir.
Fungsi plasenta adalah memberikan makanan kepada janin, ekskresi hormon, respirasi
janin, membentuk hormon estrogen, menyalurkan berbagai antibodi dari ibu, sebagai barrier
terhadap janin dari kemungkinan masuknya mikroorganisme atau kuman (Sulistyawati, 2011).
supaya janin dapat tumbuh dengan sempurna dibutuhkan penyaluran darah yang membawa zat
asam, asamamino,vitamin dan mineral dari ibu kepada janin begitu pula pembuangan karbon
dioksida dan limbah metabolism janin ke sirkulasi ibu.
a. Nutrisi: Tempat pertukaran zat dan pengambilan bahan nutrisi untuk tumbuh kembang janin.
b. Respirasi: Memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin.
c. Ekresi: Mengeluarkan sisa metabolism janin.
d. Endokrin: Sebagai pengahasil hormon-hormon kehamilan seperti HCG,HPL,esterogen dan
progesterone.
e. Imunologi: Menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin.
f. Farmakologi: Menyalurkan obat-obatan yang diperlukan janin, diberikan melalui ibu.
g. Proteksi: barier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat toksik.

G. Faktor – Faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan plasenta.

Gangguan pada plasenta bisa mengganggu pertumbuhan plasenta. Gangguan plasenta


yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan plasenta yaitu:

a. Usia
Seorang ibu dengan usia 35 tahun atau lebih merupakan faktor risiko tinggi pada ibu yang
dapat mempertinggi resiko kematian perinatal dan kematian maternal. Usia merupakan faktor
risiko terjadinya perdarahan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Hal ini disebabkan
usia ibu berkaitan dengan penurunan kualitas dari tempat plasentasi atau perbedaan angiogenesis
yang bertanggung jawab atas peningkatan risiko terjadinya retensio plasenta. Usia sangat
11

berpengaruh terhadap kesehatan plasenta, mayoritas ibu bersalin yang mengalami retensio
plasenta berusia 26-30 tahun.

b. Plasenta Previa
Plasenta Previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan
menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Angka kejadian plasenta previa adalah
0.4-0.6% dari keseluruhan persalinan. Dengan penatalaksanaan dan perawatan yang baik,
mortalitas perinatal adalah 50/1000 kelahiran hidup. Menurut Fox dalam tinjauannya mengenai
laporan 622 kasus plasenta akreta yang dikumpulkan antara tahun 1945-1969, ditemukan
plasenta previa pada sepertiga kehamilan yang terlibat. karena di bagian isthmus uterus,
pembuluh sedikit sehingga perlu masuk jauh ke dalam. Plasenta previa yang didiagnosis selama
kehamilan memiliki risiko 65,02 kali terjadi plasenta akreta hingga perkreta.

c. Kadar Hemoglobin
Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan
konsentrasi hemoglobin di dalam sirkulasi darah. Definisi anemia yang diterima secara umum
adalah kadar Hb kurang dari 12.0 gram per 100 mililiter (12 gram/desiliter) untuk wanita tidak
hamil dan kurang dari 10.0 gram per 100 milimeter (10gram/desiliter) untuk wanita hamil.
Anemia pada kehamilan yang disebabkan kekurangan zat besi mencapai kurang lebih 95 persen.
Kadar hemoglobin merupakan faktor predisposisi terjadinya plasenta akreta. Bahaya anemia saat
persalinan adalah gangguan his (kekuatan mengejan), kala pertama dapat berlansung lama, dan
terjadi partus terlantar, kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering
memerlukan tindakan operasi kebidanan, kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan
postpartum karena atonia uteri, kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan
atonia uteri. Ibu dengan anemia dapat menimbulkan gangguan pada kala uri yang dikuti retensio
plasenta. Ibu yang memasuki persalinan dengan konsentrasi haemoglobin yang rendah dibawah
10g/dl dapat mengalami penurunan yang cepat lagi jika terjadi perdarahan. Anemia berkaitan
dengan debilitas yang merupakan penyebab lebih langsung terjadinya retensio plasenta.
12

d. Riwayat Kuretase
Prosedure Kuretase adalah serangkaian proses pelepasan jaringan yang melekat pada
dinding kavum uteri dengan melakukan invasi dan memanipulasi instrumen ke dalam kavum
uteri. Pada prinsipnya, tindakan kuretase adalah serangkaian proses dengan memanipulasi
jaringan dan instrumen untuk melepas jaringan yang melekat pada dinding kavum uteri, dengan
jalan mengerok jaringan tersebut secara sistematik. Kuretase pasca persalinan menjadi khusus
karena dilakukan setelah plasenta lahir dan sebagian dari jaringan plasenta masih melekat pada
dinding kavum uteri. Untuk fiksasi porsio, digunakan klem ovum. Indikasi kuretase pasca
persalinan adalah sisa plasenta dan sisa selaput ketuban.

e. Faktor lain yang menyebabkan retensio plasenta yaitu


1. jarak persalinan
2. penolong persalinan
3. riwayat manual plasenta
4. anemia
5. riwayat pembedahan uterus
6. Destruksi endometrium dari infeksi sebelumnya atau bekas endometritis
7. implantasi corneal (Manuaba, 2010).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas maka kita dapat mengetahui bahwa plasenta berperan penting
dalam pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup bayi. Plasenta atau biasa kita sebut
ari-ari, baru terbentuk pada minggu keempat kehamilan. Ia lalu tumbuh dan berkembang
bersama janin dan akan lepas saat bayi dilahirkan. Jadi, plasenta merupakan bagian dari konsepsi
atau bagian dari sel telur yang dibuahi sperma.
Plasenta diduga berperan sebagai sawar (penghalang) dari semua zat-zat di luar tubuh. Namun
pada beberapa keadaan, plasenta tidak dapat menjaga bayi dari pemajanan terhadap zat-zat yang
digunakan oleh ibu hamil. Alkohol, obat-obatan, substansi lainnya (seperti nikotin), serta
berbagai vitamin dan mineral dapat menembus plasenta masuk ke dalam tubuh bayi. Itulah yang
menyebabkan ibu hamil diperingatkan untuk menghindari berbagai pemajanan zat-zat asing
selama kehamilan.
Plasenta bukan sekedar organ untuk transport makanan yang sederhana, tetapi juga mampu
menseleksi zat-zat makanan yang masuk dan proses lainnya ke janin. Suplai zat-zat makanan ke
janin yang sedang tumbuh tergantung pada jumlah darah ibu yang mengalir melalui plasenta dan
zat-zat makanan yang diangkutnya. Efisiensi plasenta dalam mengkonsentrasikan, mensintesis,
dan transport zat-zat makanan akan menentukan suplai makanan ke janin. Janin yang mengalami
malnutrisi pada umumnya disebabkan oleh gangguan suplai makanan dari ibu, misalnya pada
kelainan pembuluh darah plasenta yang berakibat berkurangnya transport zat-zat makanan
melalui plasenta. Plasenta sangat penting artinya bagi kehamilan dan tetap akan penting sampai
kelahiran si bayi. Pada waktunya, ketika rahim mengecil setelah bayi lahir, plasenta akan terlepas
dari rahim.

B. Saran
Plasenta merupakan organ yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan bayi dalam rahim,
oleh karena itu pemenuhan kebutuhan nutrisi serta gizi harus tercukupi melalui ibu yang sedang
mengandung. Proses pertumbuhan plasenta sangat berpengaruh besar bagi kehidupan janin

6
7

dalam kandungan, pasokan makanan pada ibu sangat mempengaruhi tumbuh kembang pada
plasenta, kerusakan pada plasenta juga merupakan akibat dari buruknya pasokan makanan yang
dikonsumsi ibu. Oleh sebab itu perlu bagi ibu yang sedang mengandung untuk mengetahui
proses pertumbuhan plasenta, organ yang merupakan hubungan pengikat antara ibu dan bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes Ri. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Cetakan Ke
Iii. Jakarta.

Dewi, Dkk. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Farrer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta : Buku Kedokteran Egc

Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Cetakan Ke Vi. Yogyakarta: Fitramaya.

Manuaba, I. G. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Kb. Jakarta: Ecg

Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta:


Egc

Melinda. 2019. “Hubungan Usia Dan Paritas Dengan Kejadian Retensio Plasenta Pada Ibu
Bersalin Di Rsud. H Abdul Manan Simatupang Kisaran Tahun 2019”. Skripsi. Fakultas
Farmasi Dan Kesehatan. Sarjana Terapan Kebidanan. Institut Kesehatan Helvetia,
Medan.

Neil, W.R. 2001. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat.

Putu Widiastiani, Luh. 2018. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dan Bayi Baru
Lahir. :In Media. Isbn: 978-602-6469-72-4.

Rahmi, Laila. 2016. Gambaran Berat Plasenta Terhadap Berat Lahir Bayi. Jurnal Kesehatan
Medika Saintika, Vol 7 (1), 13-17

Salmah, Dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: Egc.

Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika

Salma Kusumastuti 2018 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Retensio Plasenta Di


Rsud Kota Yogyakarta Tahun 2013-2017. :33

Syaiful, Yuniati Dan Lilis Fatmawati. 2019. Asuhan Keperawatan Kehamilan. Surabay: Cv
Jakad Publishing

Widiastini, L. P. (2018). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dan Bayi Baru
Lahir. In Media.

Yuanita syaiful, S.kep.Ns.,M.kep Lilis fatmawati, SST ., M.kes. 2019 Asuhan Keperawatan
Kehamilan . Surabaya

7
8

Anda mungkin juga menyukai