Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST

PARTUM NORMAL DENGAN ANEMIA


DI RUANGAN ANGGREK RSUD MGR. GABRIEL MANEK SVD ATAMBUA

OLEH:

SANTI SNAE

223111115

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

KUPANG

2022
A. Definisi
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah masa persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Postpartum adalah masa 6 minggu
sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal
sebelum hamil (Bobak, 2010).
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit atau
menghitung eritrosit (red cell account) yang akan berakibatkan pada penurunan
kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah (Sudoyo dalam Nurarif & Kusuma,
2015)
Menurut Ayah Bunda (2015) anemia pada post partum merupakan komplikasi
yang sering dijumpai dan paling sering dialami dimasa masa persalinan, dimana
salah satu penyebab utamanya adalah infeksi. Terutama bagi ibu bersalin yang
mengalami perdarahan saat persalinan. Proses persalinan berlangsung lama dan ibu
biasanya menderita anemia sejak masa kehamilan.
Berdasarkan penyebabnya menurut Tarwoto & Wartonah (2016) klasifikasi
anemia dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Anemia karena hilangnya sel darah merah dimana biasanya terjadi pada
perdarahan akibat perlukaan, perdarahan gastrointestinal, perdarahan
uterus, perdarahan hidung dan perdarahan akibat luka operasi.
2. Anemia karena menurunnya produksi sel darah merah dapat disebabkan
karena kekurangan unsur penyusun sel darah merah (asam folat, vitamin
B12 dan zat besi).
3. Anemia karena meningkatnya destruksi atau kerusakan sel darah merah
yang dapat terjadi karena overaktifnya Reticulo Endothelial System (RES)

Berdasarkan patofisiologi:

Tipe Anemia Hasil Laboraorium


1. Hipoprefelirasi (akibat kekurangan Menurunya retikolosit, besi,
produksi sel darah merah) feritin, saturasi besi, MCV
 Defisiensi zat besi (rata-rata volume sel)
 Difesiensi B12 (megaloblastik)  Menurunya kadar
 Defisiensi asam folat vitamin B12,

 Menurunya produksi meningkatnya MCV

eritropolitin  Menurunya kadar

 Kanker/peradangan asam folat,


2. Hilangnya sel darah merah (akibat meningkatnya MCV
perdarahan)  Menurunya entropoitin
3. Hemolitik (akibat meningkatnya  Normal MCV, KIA
dekstruksi) normal atau
menurunya entripoitin
 Perdarahan awal:
retikulosit meningkat,
Hb normal dan Ht
normal. Kemudian
menurunya hb, MCV,
feritin dan besi
 Menurunya MCV, sel
Fragmentasi darah,
retikulosit meningkat

B. Etiologi
Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri (disease entity), tetapi
merupakan gejala berbagai macam penyakit dasar (underlying disease), pada
dasarnya anemia disebabkan oleh karena:
1. Gangguan pembentukan eritrosit oleh sum-sum tulang.
2. Kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan) yang bisa terjadi pada
postpartum.
3. Proses penghancuran eritrosit oleh tubuh sebelum waktunya (hemolisis)

Menurut (Tarwato & Wartonah, 2018)

a. Genetik
1) Hemoglobinopati
2) Thalasemia
3) Enzim glikolitik abnormal
4) Anemia fanconi
b. Nutrisi
1) Defisiensi besi, defisiensi asam folat
2) Defisiensi kobal, vitamin B12
3) Alkoholis, kekurangan nutrisi/malnutrisi
c. Perdarahan
d. Imunologi
e. Infeksi
1) Hepatitis
2) Sitamegalovirus
3) Parvovirus
4) Clostridium
5) Sepsis grm negatif
6) Malaria
7) Toksoplasmosis
f. Obat-obatan atau zat kimia
1) Agen kemotherapi
2) Antikonvulsan
3) Antimetabolis
4) Kontrasepsi
5) Toksisitan zat kimia
C. Patofisiologi
Kadar hemoglobin untuk wanita tidak hamil biasanya adalah 13,5 g/dL.
Namun kadar hemoglobin selama trimester kedua dan ketiga kehamilan
berkisar 11,6 g/dL sebagai akibat pengenceran darah ibu karena peningkatan
volume plasma. Ini disebut sebagai anemia fisiologis dan merupakan
keadaaan yang normal selama kehamilan.
Selama kehamilan, zat besi tidak dapat dipenuhi secara adekuat
dalam makanan sehari-hari. Zat dalam makanan seperti susu, teh dan kopi
menurunkan absorbs besi. Selama kehamilan, tambahan zat besi diperlukan
untuk meningkatkan sel-sel darah merah. Janin harus menyimpan cukup zat
besi pada pada 4 sampai 6 bulan terakhir setelah kelahiran.
Selama trimester ketiga, jika asupan zat besi wanita tersebut tidak
memadai, hemoglobin tidak akan meningkat sampai 12,5 g/dL dan dapat
terjadi anemia karena nutrisi. Ini akan mengakibatkan penurunan tarnsfer zat
besi ke janin.
Hemoglobinopati, seperti thalasemia penyakit sel sabit dan G6-PD
meningkatkan anemia melalui hemolisis atau penigkatan penghancuran sel-
sel darah merah. Secara umum dengan kehilangan zat besi hal ini akan
menyebabkan cadangan besi menurun. Apabila cadangan kosong, maka
keadaan ini disebut iron depleted stase. Apabila kekurangan besi berlanjut
terus, maka penyediaan besi untuk entriposis berkurang, sehingga
menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit, tetapi anemia secara klinik
belum terjadi, keadaan ini disebut iron deficient erythropoesis, selanjutnya
timbul anemia hipokromik mikrositer, sehingga disebut sebagai iron deficienty
anemia. Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi pada epiter serta bebrapa
enzim yang dapat menimbulkan manifestasi anemia.
D. WOC

Pendarahan saluran cerna. Defisiensi besi, vitamin B12, asam folat, Overaktif RES, produksi SDM abnormal
Uterus, hidung dan luka depresi sumsum tulan eritropoitin

Produksi SDM Penghancuran SDM


Kehilangan sel darah merah

Pertahanan sekunder tidak adekuat Resiko infeksi

Penurunan kadar Hb Efek GI


Penurunan jumlah eritrosit

Kompensasi Kompensasi paru Gangguan penerapan nutrisi


dana defisiensi folat

Beban kerja dan curah jantung Peningkatan frekuensi nafas


Glositis berat (lidah meradang),
meningkat
diare, kehilangan

Takikardia, angina (nyeri dada), iskemia Dyspnea atau kesulitan


Intake nutrisi turun (anoreksian)
miokardium beban kerja jantung bernapas
meningkat

Penurunan transport O2
Ketidak efektifan perfusi jaringan Ketidak seimbangan nutrisi kurang
perifer,nyeri akut dari kebutuhan tubuh
Peningkatan kontraktilitas Hipoksia Ketidak efektifan pola nafas

Lemah, lesu, parestesia, matirasa,


Palpitasi ataksia, gangguan koordinasi, Defisit pengetahuan tentang
binggung nutrisi

Penebalan dinding ventrikel Defisit perawatan diri, Intoleransi


aktivitas

Kardiomegali
E. Manifestasi Klinis
1. Manifestasi klinis yang sering muncul:
a. Mudah berkunang-kunang
b. Lesu
c. Aktivitas berkurang
d. Rasa mengantuk
e. Susah berkonsentrasi
f. Lelah
g. Prestasi kerja fisik/ pikiran menurun
2. Gejala khas masing-masing anemia
a. Perdarahan berulang/kronik pada anemia pasca perdarahan, anemia
difesiensi besi
b. Ikterus, urin berwarna kuning tua/coklat, perut merongkol/makin buncit
pada anemia hemolitik.
c. Mudah infeksi pada anemia aplastik dan anemia karena keganasan
d. Tanda umum anemia adalah pucat,takikardi, pulse celer, suara
pembuluh darah spontan, bisingkarotis, bising sistolik anorganik,
pembesaran jantung.
3. Manifestasi khusus pada anemia
a. Defisiensi besi spoon nail, glositis
b. Defisiensi B12: peresisi, ulkus ditungkai
c. Hemolitik: ikterus, splenomegali
d. Aplastik: anemia biasanya berat, perdarahan, infeksi.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Sebuah penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus
anemia. Dengan pemeriksaan ini dapat dipastikan adanya anemia dan
bentuk morfologi anemia tersebut. Pemeriksaan ini meliputi pengkajian
pada komponen-komponen berikut ini: kadar hemoglobin, indeks, eritrosit,
(MCV dan MCHC), asupan darah tepi (Nurarif & Kusuma, 2015)
2. Pemeriksa darah anemia seri: hitung leukosit, kadar trombosit, kadar endap
darah (LED) dan hitung retikulosit. Sekarang sudah banyak dipakai otomatis
hematologi penggunaan yang dapat memberikan hasil presisi yang baik
(Nurarif & Kusuma 2015)
3. Pemeriksaan sum-sum tulang: pemeriksaan ini memberikan informasi
mengenai adanya sistem hematopesis, pemeriksaan ini diperlukan untuk
diagnosa difinitif pada beberapa jenis anemia, pemeriksaan sum tulang
belkang mutlak.
Diperlukan diagnosis anemia aplastik, anemia megaloblastik, serta kelainan
hemotologik yang dapat mensupresi sistem eritroid (Nurarif & Kusuma,
2015)
G. Penatalaksanaan
1. Medis
a. Terapi oral
Pemberian tablet zat besi mengandung ferosulat, besi glukonat
1) Asam folat 15-30 mg perhari
2) Vitamin B12 3x1 tablet perhari
3) Sulfas ferosus 3x1 tablet perhari
b. Terapi parenteral
Secara intramuscular di injeksikan dextra besi (imferon) atau sorbitol
besi (jectofer)
2. Non medis
a. Memberikan penyuluhan klien dan keluarga mengenai supplement
besi dan peningkatan sumber besi dalam makanan sesuai indikasi
b. Pada klien yang menderita sel sabit, kaji simpanan besi dan folat
dan hitung retikulosit; skrining lengkap untuk hemolisis
c. Pada klien yang menderita G-6-PD berikan suplement besi dan
asam folat dan konseling nutrisi, dsn jelaskan kebutuha menhindari
obat-obatan oksidasi
H. Masalah keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas
1) Keletihan, kelemahan, malaise umum
2) Kehilangan produktivitas, kehilangan semangat untuk bekerja
b. Sirkulasi
1) Riwayat kehilangan darah kronis
2) Palpitasi
3) CRT lebih dari 2 detik
c. Eliminasi
1) Konstipasi
2) Sering kencing
3) Makanan/cairan: nafsu makan menuru, mual/muntah
d. Nyeri/kenyamanan: di daerah abdomen dan kepala
e. Pernapasan: napas pendek pada saat istirahat maupun aktivitas
f. Seksual
1) Dapat terjadi perdarahan pervagina
2) Perdarahan akut sebelumnya
3) Tinggi fundus tidak sesuai dengan umumnya
2. Diagnosa Keperawatan
a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
b. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi
makanan
c. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin.
3. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa SDKI SIKI


keperawatan
1 Intoleransi Toleransi aktivitas Manajeman energi
aktivitas (L.05047) (L.05178)
kelemahan 1. Frekuensi nadi Observasi
(D.0056) meningkat  Identifikasi gangguan fungsi tubuh
2. Saturasi yang mengakibatkan masalah
oksigen  Monitor kelelahan fisik dan
meningkat emosional
3. Kemudahan  Monitor pola dan jam tidur
dalam  Monitor lokasi dan
melakukan ketidaknyamanan selama
aktivitas sehari- melakukan aktivitas
hari meningkat Terapeutik
4. Keluhan lelah  Sediakan lingkungan nyaman
meurun dan rendah stimulus
5. Perasaan  Lakukan rentang gerak pasif
lemah menurun
atau aktif
6. Tekanan darah
 Berikan aktivitas distraksi yang
membaik
menenagkan
7. Frekuensi
 Fasilitas duduk di sisi tempat
napas membaik
tidur
8. Warna kulit
Edukasi
membaik
 Anjurkan tirah baring
 Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
 Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
 Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
2 Defisit nutrisi Status nutrisi Manajeman nutrisi
b/d 1. Porsi makanan (L.03119)
ketidakmampu yang disfery di Observasi
an habiskan  Identifikasi status nutrisi
mengabsorbsi meningkat  Identifikasi kebutuhan kalori dan
makanan 2. Pengetahuan jenis nutrisi
(D.0019) tentang standar  Monitor asupan makanan
asupan nutrisi  Monitor BB
meningkat  Monitor hasil Lab
3. Berat badan
Terapeutik
membaik
 Lakukan oralhygen sebelum
4. IMT membaik
makan, jika perlu
5. Frekuensi
 Berikan makanan tinggi kalori dan
mekanan
tinggi protein
membaik
Edukasi
6. Nafsu makan
Ajarkan diet yang di programkan
membaik
Kolaborasi
7. Membrane
 Kolaborasi pemberian medikasi
mukosa
sebelum makan (mis: preeda
membaik
nyeri, antiemetic,), jika perlu
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenfebfa nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu
3 Pola napas pola napas (L.01004) Manajemen jalan napas (I.01011)
tidak efekif 1. Dypsnea Observasi
Depresi menurun  Monitor pola napas
(D. 0005) 2. Penggunaan (frekuens, kedalaman,
otot bantu usaha napas
napas menurun  Monitor bunti napas
3. Frekuensi tambahan
napas membaik Terapeutik
4. Kedalaman  Pertahankan kepatenan jalan
napas membaik napas
 Posisiskan semi fowler atau fowler
 Berikan minuman hangat
 Cfri oksigen
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak kontraidikasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
4 Resiko infeksi Tingkat infeksi Pencegahan infeksi
b/d penurunan (L.14137) (I.14539)
hemoglobin 1. Kebersihan Observasi
(D.01420) tangan  Monitor tanda dan gejala infeksi
meningkat lokal
2. Kebersihan Terapeutik
badan  Cuci tangan sebelum dan sesudah
meningkat kontak dengan pasien dan
3. Nafsu makan lingkungan pasien
meningkat  Pertahankan teknik aseptic pada
4. Kadar sel darah pasien beresiko tinggi
puruh membaik Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Anjurkan meningkatkan nutrisi
 Anjurkan meningkatkan asupan
cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
5. Imlementasi
Tindakan keprawata dilakukan dengan mengacu kepada rencana tindakan atau
intervensi yang telah dilakukan atau yang telah dibuat.
6. Evaluasi
1. Terjadi penurunan tanda fisiologis intoleransi, mis: nadi, pernapasan,
TD masih dalam rentang normal pasien. Tidak ada tanda-tanda
terjadinya malnutrisi.
2. Klien menunjukan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan
dan/mempertahankan berat badan yang sesuai
3. Perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi dapat diidentifikasi
4. Fungsi usus mulai normal kembali.

DAFTAR PUSTAKA
Boboak. 2015. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta; EGC

Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10.

Jakarta. EGC

PPNI. 2016 Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi Dan Kriteia


Hasil Keperawatan Edisi 1. Jakarta; Dewan Pengurus Pusat PPNI

PPNI. 2016 Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi Dan Kriteria


Hasil Keperawatan Edisi 1. Jakarta; Dewan Pengurus Pusat PPNI
Nama Mahasiswa : Santi Snae NIM : 223111115

Hari / Tanggal : Rabu, 07 Desember 2022

FORMAT PENGKAJIAN PADA IBU NIFAS


A. PENGKAJIAN
Tanggal MRS : 5 Desember 2022
Tanggal pengkajian : 7 desember 2022 Jam : 10.00
Ruang/kelas : Anggrek/1 Diagnosa: Post partum normal + anemia
Jam partus : 05.00 pagi
No RM : 024240
1. Identitas
Biodata Ibu Biodata Suami
Nama : Ny. R.T Nama : Tn. Y.
Umur : 26 Tahun Umur : 27 tahun
Jenis kelamin : Perempuan Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Khatolik Agama : Khatolik
Suku/bangsa : WNA Suku/bangsa : WNA
Status perkawinan: Kawin Status perkawinan : Kawin
Pendidikan :SMA Pendidikan : SMA
Alamat : Berdao Alamat : Berdao
1. Keluhan Utama : Pasien mengatakan pusing-pusing dan lemas.
2. Riwayat menstruasi
Menarche usia: 15 tahun , Siklus 3 hari, Jumlah: banyak , Bau/tidak bau,
lama: - hari
HPHT : 12/3/2020
Perkiraan Persalinan : 8/12/2022

3. Riwayat obstetric yang lalu


Ham Perkawin Riwayat Abortus Premat P.biasa ♂ ♀ Hidu Meninggal Riwayat
il an Kehamilan ure / p Sebabx puer perium
Lalu P.spon yll
tan

1 9 bulan Tidak ada aterm p.sponta √ Hidu


n p

4. Riwayat Penyakit: tidak ada


5. Riwayat Penyakit Keluarga: tidak ada
6. Riwayat Kontrasepsi: tidak ada
7. Riwayat Kehamilan Sekarang:
8. Riwayat Persalinan Sekarang: spontan
Tanggal persalinan :05 Desember 2022 Jam:05.00 pagi WIB
Jenis persalinan : normal
Letak : kepala
Jenis Kelamin :perempuan
Cukup bulan/tidak : cukup bulan
Uri lahir secara : normal
Hasil pemeriksaan uri : baik
Panjang tali pusat: 46 cm, Ukuran placenta:15 cm, Tebal: cm, Berat uri gr.
Lama persalinan : 4 jam
Kala I : mulai ± 1 jam
Kala II : mulai jam 4.40 bayi lahir
Kala III : mulai jam 4.50 placenta lahir
TOTAL : 2 jam
Jumlah perdarahan :± 100 cc
Robekan jalan lahir : tidak ada
Pengobatan yang diberikan: injeksi ceftriaxon,metolon
Kala I : pembukaan lengkap sampai 10
Kala II : bayi lahir di jam 05.00
Kala III : plasenta lahir 05.12
Kala IV : keadaan
Keadaan bayi : normal
Jenis kelamin : perempuan
Lahir : Hidup
Apgar score : menit 1/menit 5 8:9
Berat badan lahir : 3,5 gr, Panjang badan
9. Pola pemenuhan kebutuhan sehari- hari
Kebutuhan Dirumah Dirumah sakit
Nutrisi Menghabiskan porsi makan Tidak menghabiskan porsi
makan
Eliminasi BAB 2x/hari BAB 1x/hari
BAK 1x/hari BAK 1x/hari
Aktifitas/istirahat Tidur 6-8 jam Tidur 3-4 jam dan sering
terbangiun
Personal Mandi 3x/hari Mandi 1x/hari
Hygiene
Kebiasaan yang Kurang aktivitas dan olahraga
mempengaruhi
kesehatan
Fase .
Penerimaan

B. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan umum :
Tanda-tanda vital : TD 85/47 mmHg, nadi 136 x/mnt
RR 20 x/mnt, Suhu 36,5 oC.
2) Kepala : tidak ada benjolan
Rambut : bersih
Mata : simetris kiri dan kanan konjungtiva dan tidak anemis
Wajah : pucat, ekspresi wajah tampak meringis
Hidung : simetris, penciuman baik dan tidak ada secret
Mulut dan bibir : bibir tidak pecah, tidak ada sariawan
Gigi dan gusi : gigi utuh, gusi bersih
3) Dada dan axilla : tidak ada pembengkakan
4) Paru-paru : normal
5) Jantung : normal
6) Perut : kembung
7) Vulva & Perineum : tampak pengeluaran lochea.tampak luka jahitan dan
masih basah serta terdapat hecting

8) Anus : tidak ada wasir


9) Ekstremitas : tidak ada edema, kuku tidak pucat
3.1.11 Pengetahuan dan Sikap Terhadap
1) Perawatan bayi: baik
2) Laktasi : baik
3) Kontrasepsi : mengikuti program KB 7 tahun
4) Senam nifas : melatih aktifitas pergerakan

Kupang,
…………………..
.

Mentor

MASALAH KEPERAWATAN

1. Perfusi Perifer Tidak Efektif


2. Resiko Defisit Nutrisi

ANALISA DATA

No TANGGA DATA ETIOLOGI MASALAH


L
1. 7/12/22 DS: Penurunan Perfusi Perifer
- Pasien mengatakan Konsentrasi Tidak Efektif
pusing-pusing Hb
- Pasien mengatakan
badan lemas dan ingin
tidur saja
- Pasien mengatakan mata
terasa berkunang-kunang
DO:
- Pasien tampak pucat
- Hb 3,2 g/dL
- TD 85/47 mmHg
- N 136x/mnt, kuat teratur
dan cepat
- Suhu 36,60C
- RR 32x/menit
- Kulit pucat dan turgor kulit
jelek
- Konjungtiva anemis
- Akral teraba dingin
- CRT > 3 detik
- SPO2 94% (Support O2 10
Lpm
7/12/2022 DS: Pasien mengatakan Ketidakmampu Resiko Defisit
mual muntah an Mencerna Nutrisi
2 DO: Makanan
- Pasien tidak
menghabiskan porsi
makan
- Pasien makan hanya 2-3
sendok

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d Penurunan Konsentrasi Hb


2. Resiko Defisit Nutrisi b.d Ketidakmampuan Mencerna Makanan

Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d Penurunan Konsentrasi Hb


PERENCANAAN KEPERAWATAN

TUJUAN NAMA &


DIAGNOSA
TANGGA N INTERVENSI/ RENCANA TANDA
KEPERAWATA OBJECTIV KRITERIA
L O GOAL TINDAKAN TANGA
N E HASIL/EVALUASI
N
7/12/22 1. Perfusi Perifer Selama Selama Dalam waktu 3x24 jam Perawatan Sirkulasi:
Tidak Efektif b.d dalam dalam pasien menunjukkan - Kaji dan monitor TTV
Penurunan perawata perawatan kriteria hasil: - Monitor warna kulit, suhu dan
Konsentrasi Hb n perfusi konsentrasi Perfusi Perifer: turgor kulit
perifer Hb dalam - Denyut nadi perifer - Beri posisi syok
efektif rentang normal - Pantau urin output 24 jam
normal - Warna kulit tidak - Kaji tingkat kesadaran
pucat - Berikan oksigen sesuai
- Turgor kulit kebutuhan
membaik - Kolaborasi pemberian terapi
- Akral hangat
- TD dalam rentang
normal
- Nadi dalam
rentang normal
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO TGL DIAGNOSA NAMA


Jam TINDAKAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN & TTD
1. 7/12- Perfusi Perifer 08.00 - Monitor TTV:
2022 Tidak Efektif b.d DO: TD 85/47 mmHg, N 136x/m,
Penurunan S 36,60C, SPO2 94%, RR 32x/m
Konsentrasi Hb 08.15 - Monitor warna, turgor dan suhu
kulit
DO: warna kulit pucat, turgor
kulit jelek dan akral dingin
- Beri posisi syok
DO: pasien tampak posisi syok
09.00 dengan kepala lebih rendah dari
kaki
09.05 - Membuang urine
DO: urine 1000 cc
- Kaji tingkat kesadaran pasien
09.45 DO: composmentis, Eye 4,
Verbal 5, Motorik 6
15.15 - Melayani tranfusi darah 1 bag
DO: Gol darah AB+, 8 tpm
- Melayani Injeksi Ceftriaxone 1
ampul/iv
2. 8/012- Perfusi Perifer 07.15 - Membuang urine 500 cc
2022 Tidak Efektif b.d - Melayani injeksi Cerfriaxone 1
Penurunan ampul/iv
Konsentrasi Hb 08.15 - Monitor TTV:
DO: TD 95/55 mmHg, N 113x/m,
S 370C, SPO2 94%, RR 26x/m
- Monitor warna, turgor dan suhu
kulit
DO: warna kulit pucat, turgor
09.00 kulit jelek dan akral dingin
- Beri posisi syok
DO: pasien tampak posisi syok
dengan kepala lebih rendah dari
14.00 kaki
- Membuang urine
DO: urine 1000 cc

3. 9/12/2 Perfusi Perifer 18.00 - Membuang urine 400 cc


022 Tidak Efektif b.d - Monitor warna, turgor dan suhu
Penurunan kulit
Konsentrasi Hb DO: warna kulit pucat, turgor
kulit jelek dan akral dingin
- Berikan posis syok
DO: pasien tampak posisi syok
EVALUASI KEPERAWATAN
NO TGL DIAGNOSA Jam EVALUASI (CATATAN NAMA
KEPERAWATAN PERKEMBANGAN: SOAP) & TTD
1. 7/012- Perfusi Perifer 16.30 S: Pasien mengatakan pusing-
2022 Tidak Efektif b.d pusing
Penurunan O: k/u pasien lemah, warna kulit
Konsentrasi Hb pucat, turgor kulit jelek dan akral
dingin, konjungtiva anemis, CRT > 3
detik
A: Masalah Belum Teratasi
P: Intervensi Dilanjutkan
- Kaji dan monitor TTV
- Monitor warna kulit, suhu dan
turgor kulit
- Beri posisi syok
- Pantau urin output 24 jam
- Kaji tingkat kesadaran
- Kolaborasi donor darah

2. 7/12- Perfusi Perifer 17.30 S: Pasien mengatakan pusing-


2022 Tidak Efektif b.d pusing
Penurunan O: k/u pasien lemah, warna kulit
Konsentrasi Hb pucat, turgor kulit jelek dan akral
dingin, konjungtiva anemis, CRT > 3
detik
A: Masalah Belum Teratasi
P: Intervensi Dilanjutkan
- Kaji dan monitor TTV
- Monitor warna kulit, suhu dan
turgor kulit
- Beri posisi syok
- Pantau urin output 24 jam
- Kolaborasi donor darah
3. 7/12- Perfusi Perifer 19.00 S: Pasien mengatakan masih pusing
2022 Tidak Efektif b.d dan lemas
Penurunan O: k/u pasien lemah, warna kulit
Konsentrasi Hb pucat, turgor kulit jelek dan akral
dingin, konjungtiva anemis, CRT > 3
detik
A: Masalah Belum Teratasi
P: Intervensi Dilanjutkan
- Kolaborasi pemberian transfusi

Anda mungkin juga menyukai