Anda di halaman 1dari 9

PENYULUHAN MENGENAI TANAMAN OBAT SEKOLAH DI SD NO.

1 BAHA
DAN SD NO. 2 BAHA DAN KEGIATAN PRAKTEK PENANAMAN
TUMBUHAN OBAT BERSAMA SISWA

Ni Luh Putu Mahendra Dewi, I Made Krisna Mahardika, Ida Ayu Putri Candra
Saraswati
Fakultas Teknik Universitas Mahasaraswati Denpasar
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Masaraswati Denpasar

E-mail : putricandrasaraswati@gmail.com

ABSTRAK
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan di Desa Baha, Kecamatan
Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. Pemahaman mengenai jenis obat dan
pemanfaatannya perlu dilakukan sejak dini, agar pengetahuan anak-anak terhadap
tumbuhan obat akan meningkat. Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan
pemahaman siswa mengenai tumbuhan obat adalah melalui program penyuluhan
Tanaman Obat Sekolah. Pelaksanaan program kerja penyuluhan Tanaman Obat Sekolah
berlangsung selama 1 hari pada tanggal 18 Maret 2023.
Kata Kunci : Pengabdian kepada masyarakat, Tanaman obat sekolah, sekolah dasar

ANALISIS SITUASI
Indonesia merupakan salah satu negara yang dilalui oleh garis khatulistiwa dan
memiliki iklim tropis, sehingga Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan
keanekaragaman tumbuhan. Keanekaragaman tumbuhan di Indonesia terdiri dari ±
30.000 spesies tumbuhan dan ± 940 spesies diantaranya merupakan tumbuhan berkhasiat
yang dapat dijadikan sebagai obat (Zulyetti, 2019). Tanaman obat adalah tanaman yang
memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun
pencegahan penyakit.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Latifa pada tahun 1999, menunjukkan bahwa
pemahaman masyarakat terkait tanaman obat herbal masih rendah, yaitu berada pada
persentase 40,25% (Anwar et al., 2015). Kurangnya pemahaman masyarakat tentang
pemanfaatan obat herbal merupakan salah satu faktor terjadinya perubahan pola
konsumtif yang lebih instan dalam pemilihan obat (Harniawati et al., 2014). Masa anak-
anak adalah masa perkembangan yang paling penting, dikarenakan pada masa inilah
anak-anak mulai dapat mengenali dan belajar memahami segala sesuatu yang terjadi
dikehidupannya. Oleh karena itu, pemahaman tentang pemanfaatan tanaman obat harus
ditanamkan sejak dini kepada anak-anak, khususnya pada anak usia Sekolah Dasar. Usia
Sekolah Dasar merupakan sasaran terbaik untuk memberikan pemahaman, karena pada
fase ini siswa memiliki sifat yang amat realistik, rasa keingintahuan yang sangat besar,
serta semangat untuk belajar yang masih tinggi (Samiudin, 2017).
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan suatu bentuk pendidikan
dengan cara memberikan pengalaman empiris kepada mahasiswa untuk hidup ditengah-
tengah masyarakat di luar kampus, dan secara langsung megajarkan kepada mahasiswa
cara identifikasi masalah-masalah sosial kerja nyata. Pengabdian kepada masyarakat
secara langsung akan menunjukan keterkaitan langsung antara dunia pendidikan dan
upaya perwujudan kesejahteraan masyarakat maka dari itu penulis telah melaksanakan
kegiatan penyuluhan mengenai tanaman obat di salah satu lembaga pendidikan di Desa
Baha, yakni SD No. 1 Baha dan SD No. 2 Baha.
Dengan adanya program Penyuluhan Tumbuhan Obat ini, diharapkan mampu
memberikan pengajaran edukatif yang nantinya dapat memberikan pengenalan dan
pemahaman lebih terkait dengan manfaat tumbuhan obat secara langsung kepada siswa
kelas 6 SD No. 1 Baha dan SD No. 2 Baha. Program ini dimulai dengan penyuluhan
mengenai pentingnya tumbuhan obat, serta melakukan praktek penanaman tumbuhan
obat. Adanya kegiatan penyuluhan tumbuhan obat sebagai pengajaran edukatif, maka
setiap warga sekolah dapat memanfaatkan tanaman yang ada sebagai obat serta
meningkatkan pemahaman siswa mengenai obat herbal (Harniawati et al., 2014).

PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan analisis situasi diatas, maka dapat ditarik beberapa permasalahan yang
dialami oleh SD No. 1 Baha dan SD No.2 Baha adalah kurangnya pengetahuan siswa/i
kelas 6 SD No. 1 Baha dan SD No. 2 Baha mengenai jenis-jenis tanaman obat serta
tumbuhan apotik hidup dan ketidakpahaman siswa/i kelas 6 di SD No. 1 Baha dan SD
No. 2 Baha mengenai manfaat-manfaat tumbuhan obat.
SOLUSI YANG DIBERIKAN
Berdasarkan masalah yang ditemukan di SD No. 1 Baha dan SD No. 2 Baha, solusi
yang dapat membantu permasalahan yang dialami oleh siswa/i akan dituangkan menjadi
2 program kerja, yaitu :
1. Penyuluhan pentingnya tanaman obat/tumbuhan apotik hidup di sekitar SD No. 1
Baha dan SD No. 2 Baha.
2. Mempraktekan secara langsung cara menanam tumbuhan apotik hidup tersebut
bersama para siswa/i.

METODE PELAKSANAAN
Dalam mengatasi permasalahan yang ada di SD No. 1 Baha dan SD No. 2 Baha,
maka pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat memberikan solusi dari
permasalahan yang terjadi dengan menggunakan beberapa metode pelaksanaan. Adapun
metode pelaksanaan yang digunakan dalam pelaksanaan program kerja, yaitu :
1. Tahap observasi
Pada saat observasi, pelaksana mencari berbagai informasi dan juga
permasalahanapa saja yang dialami oleh siswa/i SD No. 1 Baha dan SD No. 2
Baha dengan cara mengamati dan melakukan wawancara dengan kepala sekolah
dan guru di SD.
2. Tahap persiapan
Tahap persiapan diawali dengan kunjungan ke SD No. 1 Baha dan SD No. 2
Baha untuk menentukan jadwal penyuluhan tanaman obat dengan kepala sekolah
SD No. 1 Baha dan SD No. 2 Baha untuk pelaksanaan kegiatan pengabdian
masyarakat. Persiapan selanjutnya adalah menyiapkan materi yang akan
dipaparkan serta menyiapkan bibit tumbuhan obat.
3. Tahap pelaksanaan
Program pengabdian kepada masyarakat di SD No. 1 Baha dan SD No. 2 Baha
dilaksanakan sebanyak 1 kali pada tanggal 18 maret 2023, dari jam 08.00 –
09.00 di SD No. 1 Baha dan 09.30 – 10.30 di SD No. 2 Baha yang diikuti oleh
siswa/i kelas 6. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman siswa/i kelas 6
SD No. 1 Baha dan SD No. 2 Baha mengenai pengertian dan jenis-jenis
tumbuhan obat, serta pemahaman siswa/i kelas 6 tentang manfaat tumbuhan
obat.
Gambar 1. Tahap pelaksanaan
4. Tahap edukasi
Dalam tahap ini, tim pelaksana mengedukasi dengan cara metode mengajar
dengan materi yang sudah disiapkan oleh pelaksana dan juga memberikan pre-
test untuk menguji pengetahuan dasar siswa/i kelas 6 tentang tumbuhan obat,
serta melakukan metode tanya jawab langsung dengan para siswa/i pada saat
pemaparan materi. Dalam pelaksanaan edukasi, peserta yang sudah mampu
menjawab pertanyaan akan mendapatkan apresiasi.

Gambar 2. Tahap edukasi


5. Tahap praktek
Pada saat praktek, tim pelaksana memberikan pemaparan materi dan pemahaman
mengenai pentingnya tumbuhan obat serta melakukan praktek penanaman
tumbuhan obat di lingkungan sekolah bersama siswa/i di SD No. 1 Baha dan SD
No. 2 Baha.
Gambar 3. Tahap praktek

Adapun tanggal pelaksanaan dan rincian kegiatan yang dilaksanakan di SD No. 1


Baha dan SD No. 2 Baha, sebagai berikut :
No. Kegiatan Waktu kegiatan
1. Melakukan observasike SD No. 1 Baha Sabtu, 04 Maret 2023
dan SD No. 2 Baha terkait dengan
kegiatan penyuluhan pentingnya
tanaman obat dan praktik penanaman
tumbuhan obat.
2. Melakukan konfirmasi kepada kepala Selasa, 07 Maret 2023
sekolah dan guru-guru di SD No. 1
Baha dan SD No. 2 Baha terkait dengan
program kerja yang akan dilaksanakan.
3. Melakukan persiapan dengan Senin, 13 Maret 2023
menyiapkan materi power point
mengenai tanaman obat yang akan
disampaikan kepada siswa/i kelas 6 di
SD No. 1 Baha dan SD No. 2 Baha.
4. Melakukan persiapan dengan memesan Kamis, 16 Maret 2023
tumbuhan obat untuk praktik
penanaman tumbuhan obat.
5. Melakukan persiapan dengan Jumat, 17 Maret 2023
menyiapkan bibit tumbuhan obat untuk
praktik penanaman tumbuhan obat.
6. Melakukan program kegiatan Sabtu, 18 Maret 2023
Pengabdian Masyarakat yang meliputi
penyuluhan pentingnya tanaman obat
serta melakukan praktik penanaman
tumbuhan obat di SD No. 1 Baha dan
SD No. 2 Baha.

HASIL PENGABDIAN DAN PEMBAHASAN


1. Ketercapaian Kegiatan
Kurangnya pemahaman mengenai manfaat tumbuhan obat kepada siswa/i di
SD No. 1 Baha dan SD No. 2 Baha berpengaruh terhadap kurangnya pemahaman
siswa/i mengenai tumbuh-tumbuhan yang ada disekitar yang dapat digunakan
sebagai obat. Sehingga tim pelaksana berinisiatif untuk memberikan penyuluhan
mengenai tumbuhan obat serta melakukan praktek langsung dalam menanam
tumbuhan obat, khususnya untuk siswa/i kelas 6. Tujuannya agar siswa/i mampu
mengetahui sedikit tidaknya mengenai manfaat-manfaat penting dari tumbuhan
obat bagi kesehatan serta mengetahui cara menanam tumbuhan obat. Metode
yang kami gunakan yaitu memberikan pre-test dan juga metode tanya jawab
langsung ditengah-tengah proses pemaparan materi, yang dimana dengan
melakukan tanya jawab tersebut siswa akan lebih cepat menangkap materi apa
yang telah dijelaskan. Kegiatan ini mendapat respon baik dari para siswa yang
dapat dilihat dari antusias dan semangat siswa ketika mengikuti kegiatan yang
dilaksanakan.

2. Partisipasi Sekolah
Adapun faktor yang mendukung jalannya kegiatan pengabdian di SD No. 1
Baha dan SD No. 2 Baha adalah dengan kerja sama tim pelaksana dengan
sekolah mitra. Sekolah mitra menyatakan ketersediaannya untuk bekerja sama
serta memberikan dukungan dan partisipsi dalam pelaksanaan Pengabdian
Kepada Masyarakat.
Berikut beberapa partisipasi sekolah mitra diantaranya, yaitu :
1. Sekolah mitra memberikan informasi mengenai kondisi sekolah serta
menyampaikan permasalahan yang sedang dihadapi.
2. Pihak sekolah bersedia bekerja sama dalam pelaksanaan kegiatan
penyuluhan yang akan dilaksanakan oleh tim Pengabdian Kepada
Masyarakat.
3. Pihak sekolah memberikan ruang seluas mungkin bagi tim penyuluh untuk
memberikan penyuluhan secara aktif bersama para murid.

3. Faktor Pendukung Pelaksanaan Kegiatan


Adapun faktor yang mendukung keberhasilan kegiatan penyuluhan kami ini
adalah sebagai berikut:
1. Dukungan serta partisipasi yang diberian oleh seluruh masyarakat sebagai
orangtua dari peserta didik di SD No. 1 Bah dan SD No. 2 Baha.
2. Lembaga Pendidikan SD No. 1 Baha dan SD No. 2 Baha. Termasuk
didalamnya jajaran para guru dan peserta didik di masing-masing sekolah.
3. Letak dan lokasi sekolah yang mudah dijangkau menggunakan kendaraan
maupin jalan kaki.
4. Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Desa Baha yang selalu membantu
kegiatan penyuluhan di sekolah.

4. Faktor Penghambat Pelaksanaan Kegiatan


Selain faktor pendukung terdapat juga faktor penghambat dalam
pelaksanaan kegiatan ini, yaitu :
1. Mencari tanggal pelaksanaan agar tidak terbentur dengan kegiatan
pembelajaran di sekolah.
2. Rasa ragu dan takut dari siswa/i ketika menjawab beberapa pertanyaan yang
diberikan.

5. Respon Siswa/i dan Lembaga Sekolah


Adapun beberapa respon yang diberikan oleh siswa/i dan lembaga sekolah,
diantaranya :
1. Siswa/i di SD No. 1 Baha dan SD No. 2 Baha merasa sangat antusias saat
diberikan penyuluhan serta melakukan praktek penanaman tumbuhan obat.
2. Siswa/i berusaha untuk bisa menjawab semua peratanyaan yang diberikan
oleh tim penyuluh.
3. Sekolah sangat mendukung kegiatan penyuluhan yang diberikan oleh tim
penyuluh dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat. Termasuk
menerima niat baik dari tim Pengabdian Kepada Masyarakat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan yang dilaksanakan pada kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat di SD No. 1 Baha dan SD No. 2 Baha, dapat disimpulkan bahwa penyuluhan
mengenai tanaman obat sekolah di SD No. 1 Baha dan SD No. 2 Baha dan kegiatan
praktek penanaman tumbuhan obat bersama siswa telah terlaksana dengan baik. Hal ini
ditunjukan dengan hasil pre-test yang dilakukan oleh siswa/i kelas 6 SD No. 1 Baha dan
SD No. 2 Baha, dimana hasilnya menunjukan bahwa rata-rata siswa/i kelas 6 di SD No.
1 Baha dan SD No. 2 Baha belum mengerti dengan pentingnya tumbuhan obat bagi
kesehatan. Dan setelah dilakukan kegiatan penyuluhan, rata-rata siswa/i kelas 6 sudah
memahami pentingnya tumbuhan obat bagi kesehatan melalui metode tanya jawab
langsung.

Saran
Pelaksanaan program kerja penyuluhan pentingnya tumbuhan obat kepada siswa/i
kelas 6 di SD No. 1 Baha dan SD No. 2 Baha telah terlaksana dengan baik sesuai apa
yang telah diinginkan. Diharapakan kepada siswa/i kelas 6 SD No. 1 Baha dan SD No. 2
Baha agar mampu memanfaatkan tumbuhan obat yang ada disekitar lingkungan rumah
dan sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, R. K., Rizal, E., & Saepudin, E. (2015). Kemampuan Literasi Informasi Siswa
tentang Apotek Hidup Berbasis Individual Competence Framework. Jurnal
Kajian Informasi & Perpustakaan, 3(1), 9–32.
Harniawati, D., Krisnawati, & Widya, T. Y. (2014). Edukatif tentang Penerapan Hidup
Sehat pada Sekolah Dasar di Kediri Tocap ( Toga Education Programs ) Through
Improving Educative Teaching For Implementing Of Healthy Life At Elementary
School In Kediri. Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS, 1084–
1087.
Julianti, T. B., & Ressandy, S. S. (2020). Program Edukasi “ TOLUNI ” (Tanaman Obat
Keluarga Usia Dini) di SDN 015 Kota Samarinda. Abdi Geomedisains, 1(1), 33–
38. https://doi.org/10.23917/abdigeomedisains.v1i1.97
Samiudin. (2017). Pentingnya Memahami Perkembangan Anak Untuk Menyesuaikan
Cara Mengajar yang Diberikan. PANCAWAHANA: Jurnal Studi Islam, 12(1),
1–9.
Srihartati, E. (2015). Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Pemerolehan Konsep
Terhadap Pemahaman Siswa pada Materi Pelajaran Ekonomi di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Pangkalan Kuras Kecamatan Pangkalan Kuras
Kabupate Pelalawan. Universitas UIN Suska Riau.
Zulyetti, D. (2019). Studi pengetahuan siswa terhadap jenis, khasiat dan cara
pemanfaatan tanaman obat yang terdapat di lingkungan sekolah.
BIOEDUSAINS: Jurnal Pendidikan Dan Sains, 2, 122–132.

Anda mungkin juga menyukai