Anda di halaman 1dari 26

UNIT 1

PENGENALAN DAN PENGGUNAAN MIKROSKOP

1. Mikroskop

b
m
l c
k
j
i d
e
h
f

Fungsi alat : merupakan alat bantu yang digunakan untuk melihat atau mengamati objek
yang berukuran sangat kecil (mikroskopis).
Prinsip kerja : lensa objektif membentuk bayangan benda lalu ditampilkan lensa okuler.

Bagian-bagian alat :
a. Lensa okuler
Fungsi : untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif.
b. Makrometer
Fungsi : untuk menaikkan atau menurunkan tabung mikroskop dengan tempo yang cepat.
c. Mikrometer
Fungsi : untuk menaikkan atau menurunkan tabung mikroskop dengan tempo yang
lambat.
d. Lengan/pegangan
Fungsi : untuk memegang mikroskop pada saat memindahkan mikroskop.
e. Kondensor
Fungsi : untuk mengumpulkan sinar.
f. Sendi inklinasi
Fungsi : untuk mengatur derajat kemiringan mikroskop.
g. Kaki
Fungsi : untuk menopang dan memperkokoh kedudukan mikroskop.
h. Cermin
Fungsi : untuk memantulkan sinar dan sumber sinar. Cermin datar digunakan bila sumber
sinar cukup terang, cermin cekung digunakan bila sumber sinar kurang.
i. Diafragma
Fungsi : untuk mengatur banyaknya sinar yang masuk dengan mengatur bukaan iris.
j. Penjepit kaca
Fungsi : sebagai penahan agar preparat tidak mudah bergeser dari kedudukannya.
k. Meja preparat
Fungsi : untuk meletakkan objek (preparat) yang akan diamati.
l. Lensa objektif
Fungsi : untuk membentuk bayangan pertama yang bersifat nyata, terbalik, dan
diperbesar.
m. Revolver
Fungsi : untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara diputar.
n. Tabung
Fungsi : untuk mengatur fokus dan menghubungkan lensa objektif dengan lensa okuler.
UNIT 2
PENYIAPAN, PENGENALAN DAN PEMAKAIAN ALAT

1. Autoklaf

j
a

b
c

g
f

Fungsi alat : untuk sterilisasi dengan uap panas bertekanan, dipakai untuk sterilisasi
larutan dan medium atau alat-alat, yang tahan tekanan tinggi.
Prinsip kerja : memanfaatkan keringanan uap dibandingkan dengan udara, sehingga udara
terletak di bawah uap

Bagian-bagian alat :
a. Termometer
Fungsi : mengetahui dan mengamati suhu yang dibutuhkan.
b. Katup uap
Fungsi : tempat keluarnya uap air.
c. Sekrup pengaman
Fungsi : menjaga besaran dan tekanan uap yang ada dalam autoklaf.
d. Tombol pengatur waktu (Timer)
Fungsi : mengatur waktu lama atau sebentarnya proses sterilisasi sesuai dengan
kebutuhan/kegunaan.
e. Tombol on/off
Fungsi : menghidupkan dan mematikan mesin.
f. Lempeng sumber panas
Fungsi : membantu perubahan energy listrik menjadi energy kalor.
g. Aquades
Fungsi : sebagai salah satu bahan yang digunakan untuk sterilisasi.
h. Angsa
Fungsi : sebagai batas penambahan batas air atau untuk meletakkan alat/bahan yang
hendak disterilkan.
i. Katu pengaman
Fungsi : untuk menahan atau mengunci penutup autoklaf.

2. Enkas

c
d
e

Fungsi alat : sebagai ruang penanaman steril yang membatasi udara keluar masuk.
Prinsip kerja : mensterilkan pengerjaan sampel dengan aseptis dan menekan udara bebas
sehinggan media dapat tumbuh dengan baik.

Bagian-bagian alat :
a. Lampu UV
Fungsi : untuk memberikan pencahayaan yang cukup dan digunakan untuk mensterilkan
media agar tidak terjadi kontaminasi
b. Gagang pembuka enkas
Fungsi : untuk membuka enkas ketika ingin disterilkan.
c. Lubang tangan (Pintu)
Fungsi : untuk memasukkan tangan ketika mengerjakan sampel di dalam enkas.
d.
e. Ruang kerja
Fungsi : sebagai tempat mengerjakan sampel.
e. Saklar :
Fungsi : mematikan dan menghidupkan lampu UV.

3. Bunsen

Fungsi alat : untuk sterilisai panas dan mempertahankan kesterilan ruang inokulasi, isolasi
dan transfer mikroba.
Prinsip kerja : lampu bakar yang berbahayan bakar spiritus (lampu gas).

4. Cawan Petri

Fungsi alat : sebagai tempat perkembangbiakan mikroba pada saat pengujian.


Prinsip kerja : medium diletakkan di dalam cawan petri kemudian ditutup dengan
menggunakan penutup cawan.

5. Jarum Ose

Fungsi alat : untuk mengambil mikroba yang akan diinkubasi, diisolasi atau ditransfer ke
media kultur lain.
Prinsip kerja : ose disentuhkan pada bagian mikroba kemudian menggosokkan pada kaca
preparat untuk diamati.

6. Tabung Reaksi

Fungsi alat : sebagai wadah media kultur berupa agar tegak dan agar miring.
Prinsip kerja : wadah penyimpanan medium dengan volume tidak diketahui karena tidak
dilengkapi dengan skala.
7. Labu Erlenmeyer

Fungsi alat : untuk menampung larutan, bahan atau cairan atau media.
Prinsip kerja : pencampuran atau pengocokan sampel dengan kecepatan lemah dan sedang.

8. Spatula
Fungsi alat : untuk mengambil objek/bahan kimia dan media yang bersifat padat/serbuk
dan untuk mengaduk pada proses pembuatan larutan kimia.
Prinsip kerja : mengambil bahan dan mengaduk larutan non padatan.

9. Glass Rod Spreader

Fungsi alat : untuk menyebarkan cairan di permukaan agar mikroba yang tersuspensi dalam
cairan merata.
Prinsip kerja : menanam mikroba dengan cara disebar.

10. Rak Tabung Reaksi


Fungsi alat : untuk menyimpan atau menata beberapa tabung reaksi.
Prinsip kerja : tabung reaksi dimasukkan dalam lubang tabungnya.

11. Gelas Ukur

Fungsi alat : untuk mengukur volume larutan dengan cepat atau ketelitian tinggi.
Prinsip kerja : mengukur cairan secara tidak teliti dan tidak masuk dalam perhitungan.

12. Beaker Glass (Gelas Beker)/Gelas Kimia


Fungsi alat : untuk mengukur volume larutan (tidak memerlukan tingkat ketelitian tinggi),
untuk wadah penampung yang digunakan dalam melakukan proses
pengadukan, pencampuran, hingga memanaskan cairan.

Prinsip kerja : wadah larutan, skala pada badan gelas digunakan untuk mengukur larutan
secara tidak teliti.

13. Mikropipet

a
b

Fungsi alat : untuk memindahkan cairan dengan volume yang terukur, pada umumnya
volume cairan yang pindah dalam praktikum mikrobiologi berkisar 0,1 ml –
10 ml, tetapi ada juga dalam volume yang hanya beberapa ml.
Prinsip kerja : saat bulb (plunger) ditekan, maka udara yang ada di bagian dalam pipet akan
terdorong keluar dan menjadi vakum. Saat ujung pipet lewat tip, cairan di
dalam pipet ini akan dipindahkan ke wadah lain, yakni dengan cara
menekan plungernya.

Bagian-bagian Alat :
a. Plunger button (Tombol penekan)
Fungsi : sebagai pompa yang menarik dan mengeluarkan cairan maupun larutan yang
akan digunakan untuk analisa.
b. Tip ejector button (Tombol pelepas)
Fungsi : untuk melepaskan tip yang ada pada ujung alat mikropipet.
c. Shaft (Batang)
Fungsi : sebagai penghubung antara bagian atas (plunger button) dan tip ejector button
dan bagian paling bawah (tip).
d. Ujung pipet
Fungsi : untuk menampung cairan atau larutan.
e. Volume display
Fungsi : untuk menunjukkan volume cairan yang akan dianalisa dengan cara
menampilkan jumlah volume cairan tersebut.

14. Penjepit

Fungsi alat : untuk menjepit tabung reaksi atau alat lainnya saat dipanaskan atau untuk
perlakuan lain.
Prinsip kerja : menekan penekan pada penjepit untuk dapat menjepit tabung reaksi.
UNIT 3

“ BERBAGAI TEKNIK STERILISASI ”

NO KEGIATAN DOKUMENTASI
1. Tahap membersihkan peralatan
Pada tahap pertama semua
peralatan yang akan digunakan pada
praktikum mikrobiologi dicuci bersih
terlebih dahulu menggunakan sabun cuci,
setelah itu disemprot alkohol upaya untuk
membunuh mikroorganisme yang berada
pada alat-alat yang akan digunakan
misalnya 4 cawan petri, 6 tabung reaksi, 1
labu Erlenmeyer, 5 botol balsem dan
lainnya.

2. Tahap membungkus peralatan


Tahap ini semua peralatan yang
telah dibersihkan sebelumnya dibungkus
menggunakan kertas bekas, untuk alat
cawan petri setelah dibungkus kertas
kemudian kembali dimasukkan ke dalam
plastik bening begitupun dengan gelas
ukur, tabung reaksi dan diikat ujungnya
menggunakan karet. Sedangkan pada labu
Erlenmeyer, dan botol balsem setelah
dibungkus diberi aluminium foil pada
bagian atasnya. semua alat dibungkus dan
diberi plastik agar alat lebih steril dan
tidak mudah pecah pada saat pemanasan
berlangsung.
3. Tahap Sterilisasi Autoklaf
Pada tahap ini di awal dimasukkan air
pada autoklaf kemudian alat-alat yang
telah dibungkus tadi lalu ditutup rapat dan
kabelnya dicolok kemudian tunggu
hingga 121°C dilakukan selama 20 menit.
Hal ini efektif walaupun pada suhu yang
tidak terlalu tinggi, karena uap air
berkondensasi pada bahan atau alat yang
disterilkan. Panas ini mendenaturasikan
pada organisme hidup dan demikian
mematikannya. kemudian setelah cukup
20 menit autoklaf dimatikan dan ditunggu
tekanan mencapai 0°C. Setelahnya katup
uap dibuka hingga suhu mencapai 0°C
dan ditunggu selama 6 menit, kemudian
autoklaf dibuka dan semua alat diangkat
dan diletakkan di wadah yang sebelumnya
telah disemprotkan oleh alkohol.

4. Tahap Penyimpanan Alat


Tahap yang terakhir yaitu
menyimpan alat yang telah disterilisasi.
Setelah semua alat diangkat dan
diletakkan ke wadah yang telah
disemprotkan alkohol, kemudian sebelum
menyimpan alat ke tempat yang telah
disediakan terlebih dahulu disemprotkan
alkohol 96% agar alat bisa lebih aman dan
ke sterilan alat dapat terjaga dan tidak
terkontaminasi oleh bakteri atau
mikrobiologi yang lain.
UNIT 4

MEDIUM DAN PEMBUATAN MEDIUM

No Kegiatan Dokumentasi
Pembuatan medium PCA

Media plate coute agar (PCA)


Merupakan media pertumbuhan
bakteri yang biasanya digunakan
untuk pemeriksaan kualitas bahan
makanan dan minuman. Medium pca
ini berfungsi sebagai medium untuk
menghitung jumlah mikroorganisme
pada suatu sampel menggunakan
metode total plate count (TPC),
kemudian PCA terdiri dari casein
enzymic hidrolisatik, yeast eytract,
dextrose, dan agar. Adapun takaran
penggunaan PCA 22,5 gr/ 1 liter (180
ml) Aquades.
1.
Adapun langkah-langkah dalam
kegiatan pembuatan medium PCA
yaitu, pertama gelas kimia dan gelas
ukur dibersihkan dengan cara dicuci
menggunakan aquades. Kemudian
langkah kedua ditimbang medium
PCA sebanyak 0,675 gr menggunakan
timbangan digital dan diukur aquades
sebanyak 30 ml menggunakan gelas
ukur. Semua bahan (aquades dan
PCA) dimasukkan ke dalam gelas
kimia, lalu dipanaskan di atas hot plate
sambil diaduk hingga terbentuk
larutan yang homogen berwarna
bening. Langkah selanjutnya medium
yang telah dibuat diukur sebanyak 30
ml lalu dimasukkan ke dalam labu
erlenmeyer, labu erlenmeyer
selanjutnya selanjutnya ditutup
menggunakan aluminium foil dan
disterilisasikan dengan cara
didekatkan pada bunsen yang
menyala. Terakhir media yang telah
dibuat di sterilisasi lagi menggunakan
autoklaf kemudian disimpan.
Pembuatan medium PDA

Medium Potato Dixtrosa Agar (PDA)


merupakan medium yang mengandung
ekstrak kentang sebagai sumber
nitrogen. Medium ini umumnya untuk
pertumbuhan jamur dengan PH rendah
yakni (4,5-5,6) sehingga dapat
menghambat pertumbuhan bakteri
yang membutuhkan lingkungan yang
netral dengan PH 7,0. Potato Dextrose
Agar berfungsi sebagai medium isolasi
dan budidaya jamur yang menjadi ciri
penting dari pertumbuhan jamur.
Adapun komposisi dari PDA ini yaitu
potato extract (4 gram). Glucase (20
gram), Agar (15 gram), water (1 liter).
Takaran dalam pembuatan medium
PDA yakni 0,585 9/150 ml aquades.
2.
Pada pembuatan medium PDA
membutuhkan PDA padat/serbuk,
aquades dan sumbat tabung.
Sedangkan pada alatnya terdiri dari
gelas ukur, spatula, gelas beker,
tabung reaksi, rak tabung, batang
pengaduk, timbangan digital, kompor
listrik dan bunsen. Proses pembuatan
medium ini diawali dengan
menimbang PDA sebanyak 0,585
gram dan mengukur aquades sebanyak
15 ml, kemudian PDA dilarutkan
dengan aquades menggunakan gelas
beker. Setelah itu dipanaskan dengan
menggunakan kompor listrik selama
proses pemanasan PDA harus diaduk
untuk menghindari adanya gumpalan.
PDA diaduk dengan menggunakan
batang pengaduk pemanasan yang
dilakukan hingga warna PDA cair
menjadi lebih bening. Kemudian PDA
cair yang telah dipanaskan
dimasukkan pada gelas ukur 10 ml dan
dimasukkan pada tabung reaksi yang
tegak, kemudian sebanyak 5 ml pada
tabung reaksi yang miring, sebelum
larutan PDA ini dimasukkan pada
tabung reaksi ataupun gelas ukur maka
terlebih dahulu, pada bagian mulut
tabung reaksi dan gelas ukur
dipanaskan di dekat bunsen. Hal ini
bertujuan agar tabung reaksi ataupun
gelas ukur tetap steril. Setelah
dimasukkan pada tabung reaksi
kemudian ditutup dengan
menggunakan sumber tabung
kemudian disterilkan dengan
menggunakan autoklaf.
Pembuatan medium NA

Nutrient Agar (NA) merupakan


medium pertumbuhan yang digunakan
untuk menumbuhkan dan mengisolasi
berbagai jenis mikroorganisme dengan
beragam sifat yang tidak terlalu
membutuhkan banyak nutrisi. Medium
NA ini memiliki fungsi yang banyak
digunakan dalam prosedur standar,
medium ini juga dapat digunakan
untuk merawat/menyimpan atau
terisolasi mikroorganisme, membuat
3. struktur maupun menguji
kemurniannya isolat yang
ditumbuhkan di dalam laboratorium
dan juga untuk melakukan kegiatan
perhitungan jumlah mikroorganisme.

Adapun komposisi medium nutrien


agar (NA) ini yaitu, lab-lemilo powder
1 gram, yeast extract 2 gram, peptone
5 gram, water 1 liter, final PH 7,4 ±
0,2.

Adapun takaran penggunaan NA yaitu,


sebanyak 0,3 g/15 ml. Pada proses
pembuatan NA yaitu diawali dengan
menimbang NA sebanyak 2,4 gr
menggunakan timbangan digital
kemudian dimasukkan ke dalam gelas
beker, setelah itu diukur aquades
sebanyak 15 ml dengan menggunakan
gelas ukur 100 ml. Kemudian
dipanaskan menggunakan kompor
listrik pada proses pemanasan ini
dilakukan hingga mendidih dan
bening. Setelah proses pemanasan
selanjutnya dituang ke dalam tabung
reaksi. Pada tabung reaksi yang
pertama (tegak) sebanyak 10 ml. Dan
tabung kedua (miring) sebanyak 5 ML
dengan menggunakan gelas ukur,
namun sebelum dimasukkan ke tabung
reaksi terlebih dahulu dipanaskan,
mulut gelas ukur dan tabung reaksi
yang akan digunakan. Setelah tabung
reaksi terisi baik yang tegak maupun
yang miring kemudian ditutup
menggunakan sumber tabung atau
kain kasa kemudian dimasukkan ke
dalam gelas kimia yang berukuran
1000 ml dan dibungkus kertas dan
aluminium foil. Kemudian diberi
karet. Setelah itu disterilkan di
autoklaf kemudian dipindahkan ke rak
tabung reaksi. Sterilisasi ini dilakukan
agar tabung reaksi dalam keadaan
tetap.
UNIT 5

ENUMERASI MIKROORGANISME

NO DESKRIPSI KEGIATAN DOKUMENTASI


1 Persiapan Sampel
Pada praktikum yang telah dilakukan digunakan
sampel yaitu bakso yang masih berbentuk padat
dan merupakan produk olahan. Sampel yang
digunakan didapatkan dari penjual bakso dari
dua tempat yang berbeda. Sebelum sampel
digunakan sampel terlebih dahulu digerus setelah
digerus sampel ditimbang menggunakan
timbangan digital sebanyak 5 gram

2 Sterilisasi aquades
Pada praktikum yang telah dilakukan aquades
diukur sebanyak 45 ml menggunakan gelas ukur
yang telah disterilkan terlebih dahulu. Kemudian
aquades dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer
yang telah disterilkan, kemudian dibungkus
dengan aluminium foil dan kertas serta diikat
menggunakan karet. Selanjutnya disterilisasi di
dalam autoklaf selama 15 menit. Setelah
disterilkan 15 menit akuades didiamkan hingga
dingin.

3 Pengenceran
Medium yang digunakan adalah meniup PCA
sebelum menggunakan medium PCA terlebih
dahulu medium dicairkan kembali menggunakan
hot plate. Medium dimasukkan ke dalam gelas
beker yang telah diisi dengan air keran dan
dipanaskan hingga mencair.
Kemudian sampel yang telah digerus sebanyak 5
gram diencerkan ke dalam 45 aquades yang telah
disterilka. Setelah itu dihomogenkan, larutan
sampel diambil sebanyak 1 ml menggunakan
spoit lalu dimasukkan ke dalam aquades 9 ml
pada botol balsem. Kemudian diambil larutan 1
ml pada botol balsem dan dimasukkan ke cawan
petri setelah itu diambil larutan PCA sebanyak
10 ml dan dimasukkan ke dalam cawan petri
yang diberi label konsentrasi 10-2, setelah itu di
homogenkan. Diambil larutan pada botol balsem
2 kecawan petri 1 ml kemudian ditambahkan 10
ml medium pca dan diberi label konsentrasi 10-3
dan di homogenkan. Setelah itu diambil larutan
pada balsem 2 ke botol balsem 3 sebanyak 1 ml
ke cawan petri dan ditambahkan media pca
sebanyak 10 ml dan diberi label konsentrasi 10-4
setelah itu dihomogenkan. Sebelum cawan petri
ditutup terlebih dahulu mulut cawan dipanaskan
dibunsen untuk menghindari kontaminasi bakteri
kemudian cawan petri dibungkus menggunakan
plastik perekat dan dibungkus menggunakan
kertas dan disimpan di tempat steril.

Hasil perhitumgan total count mikroba dengan metode statistical process coatrol (SPC) pada
sampel bakso.

Sampel Total count/ pengenceran Total Count


10-2 10-3 10-4
24 Jam 1 4 2 1 -4
2𝑥 -4= 2𝑥10
10
48 Jam 31 14 6 1 3
31𝑥 -2= 3,1𝑥10
10
UNIT 6

KULTIVASI DAN ISOLASI MIKROBA

No Deskripsi kegiatan Dokumentasi


1. Pembuatan media
• Pembuatan media PDA
Proses pembuatan medium PDA diawali dengan
menimbang serbuk PDA sebanyak 5,85 gram dan diukur
aquades sebanyak 150 ml menggunakan gelas ukur.
Kemudian PDA dilarutkan dengan aquades didalam gelas
beker. Setelah itu, dipanaskan diatas hot plate dan diaduk
agar tidak terdapat gumpalan. Pemanasan dilakukan
hingga larutan media PDA warnanya lebih terang.
Kemudia PDA cair dimasukkan kedalam cawan petri
sebanyak 10 ml dan diukur menggunakan gelas ukur.
Setelah itu, cawan petri dibungkus menggunakan
autoklaf. Kemudian media disimpan ditempat yang steril.
• Pembuatan media NA
Proses pembuatan media NA diawali dengan menimbang
serbuk NA sebanyak 2,4 gram dan diukur aquades
sebanyak 150 ml menggunakan gelas ukur. Kemudian
NA dilarutkan dengan aquades didalam gelas beker.
Steelah itu, dipanaskan diatas hot plate dan diaduk hingga
larutan media NA warnanya lebih terang. Kemudian NA
cair dimasukkan kedalam cawan petri sebanyak 10 ml
dan diukur menggunakan gelas ukur. Setelah itu, cawan
petri dibungkus menggunakan plastic rekat dan kertas.
Kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf.. setelah itu
medium disimpan ditempat yang steril.
2. Reisolasi mikroba
Isolasi mikroba adalah memisahkan atau memindahkan
mikroba tertentu dari lingkungan alamiahnya dan
menumbuhkannya pada media buatan sehingga diperoleh
kultur murni. Proses reisolasi mikroba diawali dengan
pengamatan pada hasil mikroba sampel. Pengamatan yang
dilakukan yaitu membedakan jenis kapang/jamur dan
bekateri yang terdapat pada mikrobasampel. Kemudian,
ditandai jenis bakteri dan kapang/jamur yang akan diisolasi
dengan menggunakan spidol.
• Reisolasi mikroba bakteri
Proses reisolasi mikroba bakteri yakni menggunakan
medium NA. proses isolasi bakteri yang pertama yaitu
dipanaskan jarum ose hingga pijar diatas Bunsen, lalu
buka tutup kultur mikroba, jarum ose yang telah
dipanaskan didinginkan sejenak dan diambil mikroba
kultur pada cawan petri dengan menempelkan bekteri.
Kemudian cawan petri berisi medium NA dibuka yang
sebelumnya telah dibagi 4 bagian. Kemudia jarum ose
yang berisi mikroba digesek pada medium dengan
membentuk zig zag. Setelah itu, jarum ose disterilkan
kembali menggunakan aquades dan
dipanaskan/dipijarkan kembali pada Bunsen, diambil
kultur mikroba pada cawan petri kemudian jarum ose
yang berisi mikroba dipindahkan pada medium bagian
lainnya dengan cara membentuk garis sejajar, lalu ujung
dari garis terakhirditarik garis lain dan membentuk dua
garis lagi hingga berbentuk persegi. Kemudian dilakukan
cara yang sama yakni teknik goresan zig zag kembali dan
Teknik membentuk dua garis hingga berbentuk persegi.
• Reisolasi mikroba kapang/jamur
Proses reisolasi mikroba kapang/jamur yakni
menggunakan medium PDA. proses isolasi bakteri yang
pertama yaitu dipanaskan jarum ose hingga pijar diatas
Bunsen, lalu buka tutup kultur mikroba, jarum ose yang
telah dipanaskan didinginkan sejenak dan diambil
mikroba kultur pada cawan petri dengan menempelkan
bekteri. Kemudian cawan petri berisi medium PDA
dibuka yang sebelumnya telah dibagi 4 bagian. Kemudian
jarum ose yang berisi mikroba digesek pada medium
dengan membentuk zig zag. Setelah itu, jarum ose
disterilkan kembali menggunakan aquades dan
dipanaskan/dipijarkan kembali pada Bunsen, diambil
kultur mikroba pada cawan petri kemudian jarum ose
yang berisi mikroba dipindahkan pada medium bagian
lainnya dengan cara membentuk garis sejajar, lalu ujung
dari garis terakhir ditarik garis lain dan membentuk dua
garis lagi hingga berbentuk persegi. Kemudian dilakukan
cara yang sama yakni teknik goresan zig zag kembali dan
Teknik membentuk dua garis hingga berbentuk persegi.
Setelah reisolasi bakteri dan jamur/kapang selesai, cawan
petri kemudian dibungkus dengan plastic rekat dan tanda
label untuk nama medium dan bentuk Teknik goresan
disetiap bagian.
3. Pengamatan morfologi koloni
Pengamatan morfologi koloni pada media PDA dan NA
dilakukan dengan menggunakan mata telanjang.
Berdasarkan dengan pengamatan morfologi koloni bakteri
pada NA yakni pada bakteri yaitu:
➢ Bentuk: bulat
➢ Ukuran: besar
➢ Elevasi: rata
➢ Margin (tepi): tepi berlekuk
Berdasarkan pengamatan morfologi koloni kapang/jamur
pada media PDA yakni:
➢ Bentuk: bulat
➢ Ukuran: besar
➢ Elevasi: melengkung
➢ Margin(tepi): tepi seperti benang/berfilamen
UNIT 7
PENGECATAN DAN MORFOLOGI MIKROORGANISME

Deskripsi Hasil Dokumentasi


Na adalah media yang digunakan dalam
menumbuhkan bakteri. Berdasarkan dengan
hasil pengamatan yang telah dilakukan
dengan menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 100 diperoleh hasil bahwa;
Bentuk Bakteri : Streptococus
Jenis Bakteri : Gram Positif
Morfologi dan Sifat Streptococcus adalah
bakteri Gram positif dengan bentuk coccus
atau bulat, memiliki karakteristik yaitu
membentuk untaian seperti rantai.
Membelah diri dengan cara memanjang
pada rangkaian rantai tersebut. Rantai
memiliki panjang yang beragam dan dapat
disebabkan oleh faktor lingkungan

PDA adalah media yang digunakan dalam


menumbuhkan kapang ataupun jamur.
Berdasarkan dengan pengamatan pada jamur
yang telah dilakukan dengan perbesaran 100
kali diperoleh gambar seperti disamping.
Berdasarkan gambar disamping hifa kapang
tanpak berwarna
biru, dengan miselium yang bercabang
banyak, dan memiliki rhizoid
Makassar, April 2023
Asisten Praktikan

Arisa Umrahyani A.Putri Maharani


NIM. 1916440004 NIM. 200111502004

Anda mungkin juga menyukai