Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

DASAR PROMOSI KESEHATAN


“Bina Suasana Promosi Kesehatan pada Berbagai Tingkatan”

Dosen Pengampu :
Mner. Sulaemana Engkeng, S.K.M, M.Kes.

Disusun oleh Kelompok 1 Kelas 2C


1. Natasha Julivia Rantung 5. Jumria (2111111010146)
(211111010113) 6. Lastri Ningsih Zendrato
2. Dhea Virjinia Kewo (211111010149)
(211111010134) 7. Tengku fahrurrazi
3. Militia Christy Wewengkang (211111010322)
(211111010101) 8. Thessalonika Kevia Karisoh
4. Maria belen lumban batu (211111010329)
(211111010150)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Bina Suasana
Promosi Kesehatan pada Berbagai Tingkatan”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Promosi Kesehatan
Masyarakat pada Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Ratulangi. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan terkait materi yang
telah diberikan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kami
memohon maaf kepada seluruh pihak jika sekiranya dalam makalah ini terdapat hal-
hal yang keliru.Karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca untuk perbaikan makalah kami selanjutnya. Dengan
menyelesaikan makalah ini, kami berharap banyak manfaat yang dapat dipetik dan
diambil dari karya ini.

Manado, 26 April 2022

Kelompok 1.
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bina Suasana

2.2 Tujuan Bina Suasana dalam Promosi Kesehatan

2.3 Bentuk-bentuk Bina Suasana dalam Promosi Kesehatan

2.4 Metode Bina Suasana dalam Promosi Kesehatan

2.5 Sasaran Bina Suasana dalam Promosi Kesehatan

2.6 Langkah-langkah Bina Suasana dalam Promosi Kesehatan

2.7 Hubungan Bina Suasana dengan Partisipasi Masyarakat

2.8 Penerapan Bina Suasana dalam Promosi Kesehatan

2.9 Contoh Bina Usaha

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah kesehatan ditentukan oleh dua factor utama, yakni faktor perilaku dan
factor non-perilaku (lingkungan dan pelayanan). Oleh sebab itu,upaya untuk
memecahkan masalah kesehatan juga ditujukan atau diarahkan kepada dua factor
tersebut. Perbaikan lingkungan fisik dan peningkatan lingkungan sosio-budaya, serta
peningkatan pelayanan kesehatan merupakan intervensi atau pendekatan (intervensi)
terhadap factor perilaku. Sedangkan pendekatan (intervensi) terhadap factor perilaku
adalah promosi atau pendidikan kesehatan.

Pendidikan kesehatan, yang dewasa ini lebih dikenal dengan Promosi Kesehatan
adalah sesuatu pedekatan untuk meningkatan kemauan dan kemampuan masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Mengingat tujuan akhir promosi
kesehatan bukan standar masyarakat mau hidup sehat (Will Lingness), tetapi juga
mampu (Obility) untuk hidup sehat, maka promosi kesehatan bukan sekedar
menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan agar masyarakat
mengetahui dan berprilaku hidup sehat, tetapi juga bagaimana masyarakat mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatan.

Strategi promosi kesehatan dibagi menjadi dua yakni ada konsep dan bina
suasana. Advokasi secara harifah berarti pembelaan, sokongan atau hantuan erhada
seseorang yang mampunyai permasalahan. Sedangkan Bina suasana adalah upaya
menciptakan opini atau lingkungan sosial yang mendorong individu anggota
masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Bina Suasana dalam Promosi Kesehatan

Bina suasana merupakan upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang
mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang
diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila
lingkungan sosial di mana pun ia berada (keluarga di rumah, orang-orang yang
menjadi panutan / idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan
bahkan masyarakat umum) memiliki opini yang positif terhadap perilaku tersebut.

Bina suasana adalah menjalin kemitraan untuk pembentukan opini publik


dengan berbagai kelompok opini yang ada di masyarakat seperti tokoh masyarakat,
tokoh agama, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dunia usaha / swasta, media
massa, organisasi profesi pemerintah dan lain-lain. Bina suasana dilakukan untuk
sasaran sekunder atau petugas pelaksana diberbagai tingkat administrasi (dari pusat
hingga desa).

Bina suasana dalam promosi kesehatan yaitu penciptaan situasi yang kondusif
untuk memberdayakan perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih dan
sehat dapat tercipta dan berkembang jika lingkungan mendukung hal ini, lingkungan
mencakup lingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi dan politik.

2.2 Tujuan Bina Suasana dalam Promosi Kesehatan

Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat sebagai
jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dengan
masyarakat (penerima program) kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan
sosial melalui tokoh masyarakat pada dasarnya adalah mensosialisasikan program-
program kesehatan, agar masyarakat mau menerima dan mau berpartisipasi terhadap
program kesehatan tersebut.

Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana,
atau membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan
social ini antara lain: pelatihan para toma, seminar, lokakarya, bimbingan kepada
toma, dan sebagainya. Dengan demikian maka sasaran utama dukungan sosial atau
bina suasana adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat (sasaran sekunder).

2.3 Bentuk-bentuk Bina Suasana dalam Promosi Kesehatan

Adapun bentuk-bentuk dukungan sosial atau bina suasana yang dilaksanakan


di masyarakat diantaranya sebagai berikut :

1. Bina Suasana Individu


Bina suasana individu ini dilakukan oleh individu tokoh-tokoh masyarakat.
Para tokoh masyarakat ini menjadi individu-individu yang menjadi panutan
dalam hal mempraktikan program kesehatan yang sedang diperkenalkan.
2. Bina Suasana Kelompok
Bina suasana kelompok dilakukan oleh para kelompok-kelompok yang ada
didalam masyarakat, seperti ketua RT, RW, karang taruna, serikat pekerja dan
lain sebagainya. Dalam hal ini, kelompok-kelompok tersebut menjadi
kelompok yang peduli dengan program kesehatan yang sedang diperkenalkan
dan setuju atas program kesehatan tersebut serta mendukung program
kesehatan tersebut.
3. Bina Suasana Publik
Bina suasana publik dilakukan oleh masyarakat umum melalui pemanfaatan
media-media komunikasi yang ada. Sebagai contoh radio, TV, koran, majalah,
websites, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, media massa yang ada peduli
serta menjadi pendukung dalam program kesehatan yang sedang diberlakukan
atau diperkenalkan.

2.4 Metode Bina Suasana dalam Promosi Kesehatan


Metode bina suasana dapat berupa Pelatihan, Konferensi pers, Dialog terbuka,
Penyuluhan, Pendidikan, Pertunjukkan tradisional, Diskusi meja bundar (Round table
discussion), Pertemuan berkala di desa, Kunjungan lapangan, Studi banding,
Traveling seminar.

2.5 Sasaran Bina Suasana dalam Promosi Kesehatan

Dukungan sosial adalah sebuah kegiatan dengan tujuan untuk mencari


dukungan dari berbagai elemen (tokohtokoh masyarakat) untuk menjembatani antara
pelaksana program kesehatan dengan masyarakat sebagai penerima program
kesehatan tersebut. Strategi ini dapat disebut sebagai upaya bina suasana atau
membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Sasaran utama dukungan sosial
atau bina suasana ini adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat (sasaran
sekunder), sedangkan untuk sasaran dukungan sosial atau bina suasana lainnya terdiri
dari kelompok peduli kesehatan, para pemuka agama, tenaga profesional kesehatan,
institusi pelayanan kesehatan, organisasi massa, tokoh masyarakat, kelompok media
massa, dan lembaga swadaya masyarakat (Gayatri Setyabudi & Dewi, 2017).
Menurut (Notoatmodjo, 2010), sasaran bina suasana ada 3 yaitu:

1. Sasaran Individu
 Anggota legislatif (Lembaga Perwakilan Rakyat)
 Anggota Eksekutif (Lembaga Pemerintah)
 Anggota Yudikatif (Lembaga Peradilan/Hukum)
 Tokoh masyarakat
 Tokoh adat
 Tokoh Agama

2. Sasaran Kelompok
1. Organisasi massa (organisasi pemuda, organisasi wanta, organisasi
agama, dan lain-lain).
2. Oganisasi profesi, dunia usaha/swasta.
3. Kelompok peduli kesehatan.
3. Sasaran Massa/Public
Masyarakat yang bisa dijangkau melalui media massa (cetak dan elektronik)
seperti koran/majalah, radio dan TV baik pemerintah maupunswasta serta
media tradisional.

2.6 Langkah-langkah Bina Suasana dalam Promosi Kesehatan

1. Persiapan

Identifikasi sasaran mitra, Menyiapkan paket informasi, Menentukan metode


atau cara melakukan bina suasana, Merencanakan waktu dan tempat, Menyiapkan
instrumen pemantauan dan penilaian.

2. Pelaksanaan Kegiatan
Membangun forum komunikasi, Menyajikan data atau informasi ,kemudian
dilanjutkan dengan merancang kegiatan bersama-sama, Pengaturan peran dan
tanggung jawab sesuai kemampuan dan potensi mitra, Melakukan kegiatan sesuai
kesepakatan serta setiap kegiatan ada dokumentasinya, Melakukan konsolidasi secara
rutin, Menyajikan hasil kegiatan masing-masing mitra, kemudian menyusun rencana
tindak lanjut, Memfokuskan kegiatan sesuai kebutuhan masyarakat dan membantu
masyarakat mengatasi masalah kesehatan, Memegang prinsip kemitraan, Tidak
meracuni komitmen, Menggalang sumberdaya dan potensi mitra.
3. Pemantauan dan Penilaian

Pemantauan dan penilaian diarahkan pada proses serta hasil (output)


pelaksanaan kegiatan, Penilaian dalam bentuk output dilakukan dengan melihat opini
publik terhadap PHBS di rumah tangga, cakupan PHBS dll, Hasil pemantauan dan
penilaian digunakan sebagai dasar untuk menyusun rencana kegitatan berikutnya.

2.7 Hubungan Bina Suasana dengan Partisipas Masyarakat

Bina suasana yang baik sangat berguna untuk petugas puskesmas dalam
membina partisipasi masyarakat melalui UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat). Melaksanakan program UKBM gampang-gampang susah. Kalau
partisipasi masyarakatnya baik maka semua pekerjaan jadi mudah. Bahkan UKBM-
UKBM akan menjadi semacam saluran pemasaran bagi program kesehatan yang kita
tawarkan. Tetapi bila situasi yang terjadi sebaliknya, dimana partisipasi masyarakat
rendah maka semuanya harus kita lakukan sendiri. Bukan saja program kesehatan
tidak terbantu, tetapi UKBM-nya itu sendiri akan menjadi beban tersendiri bagi
petugas lapangan untuk menghidupinya.

Pada umumnya, pelaksana promkes sepakat bahwa partisipasi masyarakat


adalah kunci keberhasilan UKM (upaya kesehatan masyarakat) di puskesmas. Tetapi
justru partisipasi inilah yang paling sering dikeluhkan sulit oleh orang puskesmas.
Pada umumnya keluhan terjadi karena kita terpaku hanya pada satu metode tertentu,
ataupun hanya terbiasa menghadapi suatu kalangan tertentu saja. Karenanya sebagai
pelaksana kesehatan, tentu perlu mengembangkan wawasan dan meningkatkan
ketrampilannya dalam menghadapi beragam karakter serta kondisi sosial ekonomi
dan pendidikan masyarakat yang beragam.

Pelaksana kesehatan perlu pula menguasai beragam metode maupun


memanfaatkan beragam multi media dengan berbasis teknologi untuk mempermudah
penyampaian program secara variatif.
Adanya kecenderungan masyarakat yang tidak mau repot, tidak mau ruwet, tapi mau
enak, merupakan hal yang wajar. Karenanya petugas perlu lebih memahami dan
berupaya untuk melayani dan memfasilitasi mereka. Di tempat yang sekarang
partisipasi masyarakatnya baik sebenarnya juga pernah memiliki masa-masa sulit di
awalnya. Kemudahan tidak tiba-tiba datang dari langit dan semua orang menurut saja
pada petugas. Sama saja, di tempat manapun perlu proses untuk mencapai keadaan
seperti yang diinginkan. Kalau kita datang ke orang lain hanya saat butuh saja dan
setelah itu tidak acuh lagi, tentunya sulit berharap terlalu banyak partisipasi dari
orang tersebut.

Esensi bina suasana sebenarnya membangun opini di masyarakat dengan cara


yang tepat sesuai dengan karakter masyarakat yang dituju. Jika benar-nenar
mengenali masyarakat dengan segala aspeknya, maka akan lebih mudah
menyampaikan suatu pesan mengenai gaya hidup sehat yang diperlukan. Untuk itu
kita perlu mengenali betul cara masyarakat berpikir, terutama mengarahkan
masyarakat agar memahami bahwa gaya hidup sehat merupakan hal yang baik dan
akan sangat menguntungkan mereka.

Dalam melakukan pemberdayaan masyarakat, yang kita tuju adalah


kemandirian masyarakat. Kita memfasilitasi mereka untuk memahami masalah
mereka sendiri, mencari dan menjalankan pemecahannya dan untuk kehidupan
mereka sendiri. Hal yang penting dipahami juga adalah salah satu bagian tidak
terpisahkan dalam bina suasana adalah citra diri petugas. Citra diri petugas kesehatan
tentu akan berpengaruh terhadap penerimaan masyarakat. Adanya personal branding
yang positif tentunya akan menunjang keberhasilan bina suasana tersebut.
Selanjutnya Image dan merek diri amat berpengaruh pada penerimaan masyarakat
terhadap apa saja yang kita bawa untuk mereka. Jadi mereka mau atau tidak sangat
tergantung kita juga. Jangan mengajak orang jadi donatur bila kita dikenal tidak
terbuka masalah uang. Jangan mengajak orang lain berperilaku hidup sehat kalau kita
suka merokok di tempat umum. Jangan mengajak orang optimis pada suatu hal kalau
kita selalu gagal akan hal itu. Dan seterusnya.

2.8 Penerapan Bina Suasana dalam Promosi Kesehatan

Bina suasana dilakukan melalui 3 pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan Individu
Bina Suasana Individu ditujukan/dilakukan kepada individu-individu tokoh
masyarakat. Dengan pendekatan ini diharapkan:
1) Dapat menyebarluaskan opini yang positif terhadap perilaku yang sedang
diperkenalkan.
2) Dapat menjadi individu-individu panutan dalam hal perilaku yang sedang
diperkenalkan. Yaitu dengan bersedia atau mau mempraktikkan perilaku yang
sedang diperkenalkan tersebut (misalnya seorang pemuka agama yang rajin
melaksanakan 3 M yaitu Menguras, Menutup dan Mengubur demi mencegah
munculnya wabah demam berdarah).
3) Dapat diupayakan agar mereka bersedia menjadi kader dan turut
menyebarluaskan informasi guna menciptakan suasana yang kondusif bagi
perubahan perilaku individu.
2. Pendekatan Kelompok
Bina Suasana Kelompok ditujukan kepada kelompok-kelompok dalam
masyarakat, seperti pengurus Rukun Tetangga (RT), pengurus Rukun Warga
(RW), Majelis Pengajian, Perkumpulan Seni, Organisasi Profesi, Organisasi
Wanita, Organisasi Siswa/Mahasiswa, Organisasi Pemuda, dan lain-lain.
Pendekatan ini dapat dilakukan oleh dan atau bersama-sama dengan
pemuka/tokoh masyarakat yang telah peduli. Dengan pendekatan ini
diharapkan kelompok-kelompok tersebut menjadi peduli terhadap perilaku
yang sedang diperkenalkan dan menyetujui atau mendukungnya. Bentuk
dukungan ini dapat berupa kelompok tersebut bersedia juga mempraktikkan
perilaku yang sedang diperkenalkan, mengadvokasi pihak- pihak yang terkait
dan melakukan kontrol sosial terhadap individu-individu anggotanya.

3. Pendekatan Masyarakat Umum


Bina Suasana Masyarakat Umum dilakukan terhadap masyarakat umum
dengan membina dan memanfaatkan media-media komunikasi, seperti radio,
televisi, koran, majalah, situs internet, dan lain-lain, sehingga dapat tercipta
pendapat umum yang positif tentang perilaku tersebut. Dengan pendekatan ini
diharapkan:
1) Media-media massa tersebut menjadi peduli dan mendukung perilaku yang
sedang diperkenalkan.
2) Media-media massa tersebut lalu bersedia menjadi mitra dalam rangka
menyebar-luaskan informasi tentang perilaku yang sedang diperkenalkan dan
menciptakan pendapat umum (opini publik) yang positif tentang perilaku
tersebut.
3) Suasana atau pendapat umum yang positif ini akan dirasakan pula sebagai
pendukung atau “penekan” (social pressure) oleh individu- individu anggota
masyarakat, sehingga akhirnya mereka mau melaksanakan perilaku yang
sedang diperkenalkan.

2.9 Contoh Kegiatan Bina Usaha

1. Adanya foum bersama antara departemen kesehatan RI dengan forum


kumunikasi LSM AIDS se Jabodetabek (FKLOPA).
2. Adanya bantuan pengadaan jamban dari tim penggerak PKK kabupaten
tanggerang dalam rangka mendukung program PHBS di tatanan rumah
tangga.
3. Adanya peraturan dilarang merokok bagi seluruh gedung perkotaan
pemerintah.
4. Pertemuan dengan tokoh-tokoh agama (MUI,PGIPHDI,WALUBI) untuk
menyebarluaskan pentingnya PHBS bagi umat pada acara-acara keagamaan
(khotbah jumat,hari minggu dan lain-lain).
5. Pertemuan dengan tokoh-tokoh agama islam untuk memberi contoh PHBS
dan GJB (Gerakan Jumat Bersih).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil penyusan makalah ini kami dapat menyimpulkan bahwa,


Bina suasana adalah upaya menciptakan opini atau lingkungan social yang
mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang
diperkenalkan. Agar terdorong untuk mau dan mampu dalam melakukan sesuatu
perubahan di lingkungan sosial. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh
masyarakat sebagai jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program
kesehatan dengan masyarakat (penerima program) kesehatan.

Pendekatan Bina Suasana kepada masyarakat dapat dilakukan dalam 3 pendekatan


yaitu pendekatan individu, pendekatan kelompok dan pendekatan masyrakat umum.
Bina suasana yang baik sangat berguna untuk petugas puskesmas dalam membina
partisipasi masyarakat melalui UKBM (upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat).

Strategi bina suasana perlu ditetapkan untuk menciptakan norma-norma dan


kondisi/situasi kondusif di masyarakat dalam mendukung perilaku hidup bersih dan
sehat. Bina suasana sering dikaitkan dengan pemasaran sosial dan kampanye, karena
pembentukan opini memerlukan kegiatan pemasaran sosial dan kampanye. Namun
perlu diperhatikan bahwa bina suasana dimaksud untuk menciptakan suasana yang
mendukung, menggerakkan masyarakat secara partisipatif dan kemitraan.
DAFTAR PUSTAKA

Susilowati D, 2016. Promosi Kesehatan, di akses: 20 April 2022, avaliable at:


http://library.poltekkesjambi.ac.id/opac/detail-opac?id=2954 (online)

Setyabudi, R. G. & Dewi, M. (2017). Analisis Strategi Promosi Kesehatan dalam


Rangka Meningkatkan Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.
RM Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Komunikasi, 12(1), 81–100.

Permatasari, E., & Kholifah, S. (2014). Analisis Strategi Bina Suasana Dalam
Pelaksanaan Kemitraan Bidan Dan Dukun Bayi. The Indonesian Journal Of Health
Science, 4(2), 204–217.

Nurmala, I. (2020), Promosi Kesehatan, Di akses 20 April 2022, avaliable at:


https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Bina+suasana+promosi+kesehatan+dalam+berbagai+tingk
atan&btnG=#d=gs_qabs&t=1651021830185&u=%23p%3DwFdYx6jY-igJ (online)

Susilowati, D.(2016). Promosi kesehatan. Diakses tanggal 20 April 2022, available


at: http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Promkes-
Komprehensif.pdf (online)

Anda mungkin juga menyukai