Dosen Pengampu :
Mner. Sulaemana Engkeng, S.K.M, M.Kes.
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Bina Suasana
Promosi Kesehatan pada Berbagai Tingkatan”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Promosi Kesehatan
Masyarakat pada Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Ratulangi. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan terkait materi yang
telah diberikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kami
memohon maaf kepada seluruh pihak jika sekiranya dalam makalah ini terdapat hal-
hal yang keliru.Karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca untuk perbaikan makalah kami selanjutnya. Dengan
menyelesaikan makalah ini, kami berharap banyak manfaat yang dapat dipetik dan
diambil dari karya ini.
Kelompok 1.
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah kesehatan ditentukan oleh dua factor utama, yakni faktor perilaku dan
factor non-perilaku (lingkungan dan pelayanan). Oleh sebab itu,upaya untuk
memecahkan masalah kesehatan juga ditujukan atau diarahkan kepada dua factor
tersebut. Perbaikan lingkungan fisik dan peningkatan lingkungan sosio-budaya, serta
peningkatan pelayanan kesehatan merupakan intervensi atau pendekatan (intervensi)
terhadap factor perilaku. Sedangkan pendekatan (intervensi) terhadap factor perilaku
adalah promosi atau pendidikan kesehatan.
Pendidikan kesehatan, yang dewasa ini lebih dikenal dengan Promosi Kesehatan
adalah sesuatu pedekatan untuk meningkatan kemauan dan kemampuan masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Mengingat tujuan akhir promosi
kesehatan bukan standar masyarakat mau hidup sehat (Will Lingness), tetapi juga
mampu (Obility) untuk hidup sehat, maka promosi kesehatan bukan sekedar
menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan agar masyarakat
mengetahui dan berprilaku hidup sehat, tetapi juga bagaimana masyarakat mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Strategi promosi kesehatan dibagi menjadi dua yakni ada konsep dan bina
suasana. Advokasi secara harifah berarti pembelaan, sokongan atau hantuan erhada
seseorang yang mampunyai permasalahan. Sedangkan Bina suasana adalah upaya
menciptakan opini atau lingkungan sosial yang mendorong individu anggota
masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Bina Suasana dalam Promosi Kesehatan
Bina suasana merupakan upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang
mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang
diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila
lingkungan sosial di mana pun ia berada (keluarga di rumah, orang-orang yang
menjadi panutan / idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan
bahkan masyarakat umum) memiliki opini yang positif terhadap perilaku tersebut.
Bina suasana dalam promosi kesehatan yaitu penciptaan situasi yang kondusif
untuk memberdayakan perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih dan
sehat dapat tercipta dan berkembang jika lingkungan mendukung hal ini, lingkungan
mencakup lingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi dan politik.
Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat sebagai
jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dengan
masyarakat (penerima program) kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan
sosial melalui tokoh masyarakat pada dasarnya adalah mensosialisasikan program-
program kesehatan, agar masyarakat mau menerima dan mau berpartisipasi terhadap
program kesehatan tersebut.
Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana,
atau membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan
social ini antara lain: pelatihan para toma, seminar, lokakarya, bimbingan kepada
toma, dan sebagainya. Dengan demikian maka sasaran utama dukungan sosial atau
bina suasana adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat (sasaran sekunder).
1. Sasaran Individu
Anggota legislatif (Lembaga Perwakilan Rakyat)
Anggota Eksekutif (Lembaga Pemerintah)
Anggota Yudikatif (Lembaga Peradilan/Hukum)
Tokoh masyarakat
Tokoh adat
Tokoh Agama
2. Sasaran Kelompok
1. Organisasi massa (organisasi pemuda, organisasi wanta, organisasi
agama, dan lain-lain).
2. Oganisasi profesi, dunia usaha/swasta.
3. Kelompok peduli kesehatan.
3. Sasaran Massa/Public
Masyarakat yang bisa dijangkau melalui media massa (cetak dan elektronik)
seperti koran/majalah, radio dan TV baik pemerintah maupunswasta serta
media tradisional.
1. Persiapan
2. Pelaksanaan Kegiatan
Membangun forum komunikasi, Menyajikan data atau informasi ,kemudian
dilanjutkan dengan merancang kegiatan bersama-sama, Pengaturan peran dan
tanggung jawab sesuai kemampuan dan potensi mitra, Melakukan kegiatan sesuai
kesepakatan serta setiap kegiatan ada dokumentasinya, Melakukan konsolidasi secara
rutin, Menyajikan hasil kegiatan masing-masing mitra, kemudian menyusun rencana
tindak lanjut, Memfokuskan kegiatan sesuai kebutuhan masyarakat dan membantu
masyarakat mengatasi masalah kesehatan, Memegang prinsip kemitraan, Tidak
meracuni komitmen, Menggalang sumberdaya dan potensi mitra.
3. Pemantauan dan Penilaian
Bina suasana yang baik sangat berguna untuk petugas puskesmas dalam
membina partisipasi masyarakat melalui UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat). Melaksanakan program UKBM gampang-gampang susah. Kalau
partisipasi masyarakatnya baik maka semua pekerjaan jadi mudah. Bahkan UKBM-
UKBM akan menjadi semacam saluran pemasaran bagi program kesehatan yang kita
tawarkan. Tetapi bila situasi yang terjadi sebaliknya, dimana partisipasi masyarakat
rendah maka semuanya harus kita lakukan sendiri. Bukan saja program kesehatan
tidak terbantu, tetapi UKBM-nya itu sendiri akan menjadi beban tersendiri bagi
petugas lapangan untuk menghidupinya.
1. Pendekatan Individu
Bina Suasana Individu ditujukan/dilakukan kepada individu-individu tokoh
masyarakat. Dengan pendekatan ini diharapkan:
1) Dapat menyebarluaskan opini yang positif terhadap perilaku yang sedang
diperkenalkan.
2) Dapat menjadi individu-individu panutan dalam hal perilaku yang sedang
diperkenalkan. Yaitu dengan bersedia atau mau mempraktikkan perilaku yang
sedang diperkenalkan tersebut (misalnya seorang pemuka agama yang rajin
melaksanakan 3 M yaitu Menguras, Menutup dan Mengubur demi mencegah
munculnya wabah demam berdarah).
3) Dapat diupayakan agar mereka bersedia menjadi kader dan turut
menyebarluaskan informasi guna menciptakan suasana yang kondusif bagi
perubahan perilaku individu.
2. Pendekatan Kelompok
Bina Suasana Kelompok ditujukan kepada kelompok-kelompok dalam
masyarakat, seperti pengurus Rukun Tetangga (RT), pengurus Rukun Warga
(RW), Majelis Pengajian, Perkumpulan Seni, Organisasi Profesi, Organisasi
Wanita, Organisasi Siswa/Mahasiswa, Organisasi Pemuda, dan lain-lain.
Pendekatan ini dapat dilakukan oleh dan atau bersama-sama dengan
pemuka/tokoh masyarakat yang telah peduli. Dengan pendekatan ini
diharapkan kelompok-kelompok tersebut menjadi peduli terhadap perilaku
yang sedang diperkenalkan dan menyetujui atau mendukungnya. Bentuk
dukungan ini dapat berupa kelompok tersebut bersedia juga mempraktikkan
perilaku yang sedang diperkenalkan, mengadvokasi pihak- pihak yang terkait
dan melakukan kontrol sosial terhadap individu-individu anggotanya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Permatasari, E., & Kholifah, S. (2014). Analisis Strategi Bina Suasana Dalam
Pelaksanaan Kemitraan Bidan Dan Dukun Bayi. The Indonesian Journal Of Health
Science, 4(2), 204–217.