TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH KONSEP-KONSEP MIPA
Dosen Pengampu : Dr. Mamik Suendarti
Nama : Asep Agung Kelas : Sabtu, 1A
NPM : 20207270029 Prodi : Magister Pendidikan MIPA
1. Bagaimana bentuk interaksi antara alam dan manusia yang dapat menghasil
pengetahuan yang baru?jelaskan!
Jawab: Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya. Interaksi antara manusia dan
lingkungan hidup merupakan proses saling mempengaruhi antara satu dan lainnya.
Lingkungan hidup memiliki pengaruh besar bagi manusia karena merupakan komponen
penting dari kehidupan manusia. Begitupun sebaliknya, manusia memiliki pengaruh
besar terhadap lingkungan hidup dalam hal pemeliharaan dan pelestarian. Lingkungan
hidup manusia terdiri atas lingkungan alam, lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi.
Lingkungan alam adalah lingkungan yang terbentuk secara alamiah tanpa campur tangan
manusia. Lingkungan alam mencakup semua benda hidup dan tak hidup yang terjadi
secara alamiah di bumi. Lingkungan alam terdiri atas komponen abiotik dan biotik.
Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan yang bukan makhluk
hidup. Lingkungan biotik adalah segala benda hidup yang ada di lingkungan.
Dalam lingkungan alam terjadi interaksi antara lingkungan abiotik dengan lingkungan
biotik atau sebaliknya. Bahkan, antar komponen lingkungan biotik dan antar komponen
lingkungan abiotik juga terjadi saling keterkaitan. Contoh interaksi antara komponen
abiotik dengan biotik adalah tanah, suhu dan curah hujan yang memengaruhi jenis
tanaman yang tumbuh suatu daerah. Contoh lain interaksi antara manusia dengan alam
adalah manusia meniru burung yang terbang dengan membuat pesawat terbang, manusia
meniru ikan paus yang bisa memunculkan dirinya kepermukaan dan kembali tenggelam
kemudian manusia membuat kapal selam sebagai tiruan dari paus.
alam”. Hal itu perlu dibenarkan bahwa manusia bukan lawan dari alam, melainkan
bagian dari alam. Untuk itu seharusnya manusia sadar bahwa perbuatan dan tingkah
lakunya salah. Dan seharusnya manusia juga sadar akibat apa yang akan timbul dari
perbuatannya merusak alam tersebut.
Salah satu contoh akibat dari perusakan alam yang dilakukan oleh manusia tersebut
antara lain kebakaran hutan, tanah longsor, banjir dan sebagaianya, setelah manusia
mengalami sebagian dari akibat tersebut mereka masih belum sadar bahwa itu semua
terjadi bukan hanya karena takdir yang kuasa, melainkan juga karena hasil perbuatan
manusia itu sendiri.
Dengan adanya bencana alam yang sering terjadi akhir akhir ini manusia hendaknya
menyadari bahwa ia tidak bisa hidup tanpa lingkungan. Manusia harus sadar bahwa dia
membutuhkan lingkungan dan bukan lingkungan yang membutuhkannya. Contohnya
saja manusia membutuhkan air, bukan sebaliknya alam (air)yang membutuhkan manusia.
Manusia membutuhkan pohon, bukan pohon yang membutuhkan manusia. Bila tidak ada
air, manusia akan menderita dan bisa mati, namun sebaliknya, bila tidak ada manusia
tidak ada pengaruh terhadap air, pohon atau lingkungan. Karena itu, yang menderita
akibat rusaknya lingkungan adalah manusia itu sendiri. Jadi manusia yang perlu
diperbaiki bukan lingkungannya, untuk itu yang paling penting dilakukan adalah
“menyadarkan manusia” agar mengetahui bahwa dia tidak bisa hidup tanpa
lingkungannya. Tapi permasalahannya disini manusia sulit untuk diarahkan menjadi
pribadi yang peduli pada lingkungan. Maka dari itu perubahan seharusnya dimulai dari
diri kita sendiri dulu kemudian menyadarkan mereka yang masih belum faham
pentingnya kesadaran lingkungan.Sedangkan lingkungan hidup yang kita harapkan
sebenarnya adalah lingkungan yang mempunyai yang mempunyai interaksi yang
harmonis antar tiap elemen yang ada dalam lingkup tersebut sehingga dapat terwujud
lingkungan yang bersih, sehat, serta nyaman untuk di tinggali.
3. Apakah perbedaan metode deduksi dan induksi?Kapan digunakan salah satu dari
keduanya dan kapan di gunakan keduanya sekaligus?
Jawab: Deduksi merupakan proses pengambilan kesimpulan sebagai akibat dari alasan-
alasan yang diajukan berdasarkan hasil analisis data. Proses pengambilan kesimpulan
dengan cara deduksi didasari oleh alasan-alasan yang benar dan valid. Proses
pengambilan kesimpulan berdasarkan alasan-alasan yang valid atau dengan menguji
hipotesis dengan menggunakan data empiris disebut proses deduksi (deduction) dan
metodenya disebut metode deduktif (deductive method) dan penelitiannya disebut
penelitian deduktif (deductive research). Proses deduksi selalu digunakan pada penelitian
yang menggunakan pendekatan kuantitatif (scientific). Induksi didefinisikan sebagai
proses pengambilan kesimpulan (atau pembentukan hipotesis) yang didasarkan pada satu
atau dua fakta atau bukti-bukti. Pendekatan induksi sangat berbeda dengan deduksi.
Tidak ada hubungan yang kuat antara alasan dan konklusi. Proses pembentukan hipotesis
dan pengambilan kesimpulan berdasarkan data yang diobservasi dan dikumpulkan
terlebih dahulu disebut proses induksi (induction process) dan metodenya disebut metode
induktif (inductive method) dan penelitiannya disebut penellitian induktif (inductive
research). Dengan demikian pendekatan induksi mengumpulkan data terlebih dahulu
baru hipotesis dibuat jika diinginkan atau konklusi langsung diambil jika hipotesis tidak
digunakan. Proses induksi selalu digunakan pada penelitian dengan pendekatan kualitatif
(naturalis). Penalaran induksi merupakan proses berpikir yang berdasarkan kesimpulan
umum pada kondisi khusus. Kesimpulan menjelaskan fakta sedangkan faktanya
mendukung kesimpulan.
ASEP AGUNG (No Absen : 6)
Kapan digunakan salah satu dari metode, tergantung pada data yang dikembangkan jika
datanya adalah kuantitatif maka gunakan lah metode berpikir deduksi, dan jika data yang
dikembangkan adalah kualitatif maka gunakan metode induktif namun jika datanya mix
atau campuran maka gunakan kedua metode tersebut.
4. Apa saja kelemahan metode induksi dan deduksi dalam penggalian pengetahuan
baru?
Jawab: Kelemahan Pola Pikir Deduktif
Keaktifan individu dalam mengeksplorasikan kemampuan masih terbatas.
Dalam menarik kesimpulan dari konteks umum yang diberikan lawan bicara, kita
dibatasi konteks.
Seseorang cenderung bosan dengan pembelajaran dengan pendekatan deduktif,
karena disini kita langsung menerima konsep materi dari lawan bicara tanpa ada
kesempatan menemukan sendiri konsep tersebut.
Setiap orang percaya pada kebenaran yang diyakininya sendiri-sendiri.
Pengetahuan yang diperoleh hanya dengan penalaran deduktif tidak dapat
diandalkan karena bersifat abstrak dan lepas dari pengalaman.
Kelemahan Pola Pikir Induktif :
Pengetahuan yang diperoleh hanya dari penalaran induktif juga tidak dapat
diandalkan karena kelemahan pancaindera.
Fakta yang ada sebagai drinya tidak mampu menjelaskan apa-apa
Fakta masih memerlukan tafsiran yang dilakukan manusia
Memerlukan banyak waktu.
Sukar menemukan pendapat yang sama karena setiap individu mempunyai
gagasan yang berbeda-beda.
5. Apa yang disebut dengan siklus empiris ?Mengapa siklus empiris sangat penting
dalam perkembangan sains secara utuh ?
Istilah siklus empiris ini dikenalkan oleh Walter L. Wallace adalah proses penelitian
yang termuat pada lima komponen informasi dan enam komponen metodologis. Lima
komponen informasi yaitu:
Hipotesa
Pengujian hipotesa
Keputusan untuk menerima atau menolah hipotesa
Generalisasi empiris
Logika penarikan kesimpulan.
Adapun enam metodologis yaitu:
Pengamatan
Pengukuran, ringkasan sampel dan perkiraan parameter
Pembentukan konsep, pembentukan proposisi, dan penyusunan proposisi
Teori
Deduksi logis
Penjabaran insturmentasi, pembentukan skala, penentuan sampel.
Menurut De Groot bahwa proses pengembangan pengetahuan ilmiah sebagai proses
stimulus-respons (S – R) antara manusia dan lingkungan, dalam hal ini terjadi interaksi
antara manusia dengan ligkungan. Hubangan antara manusia dengan lingkungan beserta
proses belajar yang berlangsung di dalamnya dinamakan “siklus empiris”.
ASEP AGUNG (No Absen : 6)
7. Apakah suatu metode ilmiah dapat menjadi satu-satunya metode dalam sebuah
proyek penelitian modern ?Jelaskan !
Jawab: Iya karena Metode Ilimiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan
serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi
yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen Jika
suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori
ilmiah.Langkah-langkah melakukan suatu metode ilmiah :
Perumusan masalah; yang dimaksud dengan masalah yaitu pernyataan apa,
mengapa, ataupun bagaimana tentang obyek yang teliti. Masalah itu harus jelas
batas- batasnya serta dikenal faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Penyusunan hipotesis; yang dimaksud hipotesis yaitu suatu pernyataan yang
menunjukkan kemungkinan jawaban untukmemecahkan masalah yang telah
ditetapkan. Dengan kata lain, hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja didukung
oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai jawaban
sementara dari permasalahan yang harus diuji kebenarannya dalam suatu obserevasi
atau eksperimentasi.
Pengujian hipotesis; yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan
dengan hipotesis yang telah diajukan untuk dapatmemperlihatkan apakah terdapat
fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak. Fakta-fakta ini dapat
diperoleh melalui pengamatan langsung dengan mata atau teleskop atau dapat juga
melalui uji coba atau eksperimentasi, kemudian fakta-fakta itu dikumpulkan melalui
penginderaan.
Penarikan kesimpulan; penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian melalui
analisis dari fakta (data) untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan itu diterima
atau tidak. Hipotesis itu dapat diterima bila fakta yang terkumpul itu mendukung
pernyataan hipotesis. Bila fakta tidak mendukung maka hipotesis itu ditolak.
Hipotesis yang diterima merupakan suatu pengetahuan yang kebenarannya telah
diuji secara ilmiah, dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan. Keseluruhan
langkah tersebut di atas harus ditempuh melaluiurutan yang teratur, langkah yang
satu merupakan landasan bagi langkah berikutnya. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang disusun secara
sistimatis, berlaku umum dan kebenarannya telah teruji secara empiris.
8. Jelaskan apa yang di maksud dengan thinking classroom dalam pembelajaran
matematika?
Jawab: Istilah ”Thinking Classroom” dapat diartikan sebagai sebuah kelas yang berpikir
atau suatu kelas yang difasilitasi sedemikan rupa dengan kegiatan belajar yang
mengutamakan proses berpikir. Dalam suatu kelas yang berpikir kualitas pembelajaran
matematika, antara lain bergantung pada seberapa baik siswa dan guru memahami
tentang apa yang sedang dan harus mereka lakukan/kerjakan. Dalam hal ini aspek yang
terkait dengan konsep ”Thinking Classroom” berhubungan dengan belief bahwa dalam
belajar seseorang harus mengalami proses berpikir yang baik, serta proses berpikir yang
baik dapat dipelajari oleh seluruh siswa, dan adanya keyakinan bahwa pembelajaran
harus melibatkan pemahaman yang mendalam serta menggunakan pengetahuan yang
baru secara aktif dan fleksibel. Dalam belajar matematika orang harus berpikir, karena
itu peserta didik harus difasilitasi agar mereka mau berpikir. Mathematical thinking
classroom perlu dirancang agar proses berpikir dapat dipicu dan berkembang lewat
adanya masalah
ASEP AGUNG (No Absen : 6)
matematika yang menantang dan tidak rutin sehingga peserta didik memiliki kebiasaan
berpikir yang memadai dan memiliki ketrampilan berpikir yang memampukan mereka
untuk menjadi kritis, kreatif dan reflektif. Guru berperan sebagai sutradara/disainer,
fasilitator serta aktor yang efisien dan efektif dalam mathematical thinking classroom.
Matematika yang diajarkan di kelas bertujuan agar tercapai hasil belajar siswa dalam
bentuk kompetensi-kompetensi matematika, yaitu kemampuan koneksi, komunikasi,
penalaran, pemecahan masalah, representasi matematika. Dalam keseluruhan kompetensi
ini, terintegrasi kemampuan pemahaman matematika. Seluruh kompetensi tersebut
merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dalam matematika serta merupakan bagian
integral dari aktivitas dan proses berpikir dalam pembelajaran matematika
11. Mengapa warna sains di zaman modern berbeda dengan sains di zaman sebelumnya
?
Jawab: Makna Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah
pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan
pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah
kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan
pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. “Real
Science is both product and process, inseparably Joint” (Agus. S. 2003: 11)
Oleh karena sains dahulu dengan saat ini sangatlah berbeda ikarenakan Sains sebagai
proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan
penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah
tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen,
mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa
karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat
berbentuk kuantitas.
12. Apa saja akibat kemajuan di dunia komputerisasi terhadap kemajuan pengetahuan
alam?
Jawab: Teknologi meliputi teknik menyusun objek, serta membuat konstruksi alam dan
alat, sedangkan IPA mengenai properti (kondisi, kandungan dan sifat objek), interaksi,
dan perubahan objek. Konstruksi alam dan alat mengatur bentuk, ukuran ruang, ukuran
objek, pergerakan dan interaksi objek. Objek dengan properti dan interaksinya diatur
oleh konstruksi atau alat, sehingga menimbulkan peristiwa yang diharapkan oleh
perancang teknologi. Dalam biologi, teknologi juga dapat diartikan sebagai teknik
mengendalikan organisme dan sel-sel untuk menghasilkan sesuatu, misalnya
mengendalikan jamur atau bakteri. Istilah engineering dalam bahasa Inggris
menunjukkan teknologi. Contohnya Soil and Water Conservation Engineering dapat
diterjemahkan dengan Teknologi (Teknik) Konservasi Tanah dan Air. Dalam Biologi,
penggunaan istilah engineering dan technology berbeda. Membuat tape disebut
biotechnology, tetapi membuat alat pacu jantung untuk dipasang pada tubuh manusia
disebut bioengineering.
ASEP AGUNG (No Absen : 6)
Konsep teknologi menggunakan konsep IPA dasar dan terapan, contohnya adalah
merancang cara untuk membuat tanah berpori-pori, agar tanah dapat menyimpan banyak
air kohesi, misalnya dengan membenamkan kompos atau bahan organik yang lain ke
dalam tanah dengan menggunakan teknik dan perhitungan tertentu. Sains dan Teknologi
telah melekat erat ke dalam setiap gaya hidup dan kehidupan modern, bahkan begitu
pentingnya bagi pelajar ataupun mahasiswa, dan menjadi tuntutan dalam kehidupan
professional kita, maka belajar sains dan mengembangan ketrampilan sains dan teknologi
pada saat ini adalah sangat penting dan menjadi keniscayaan. Pentingnya terampil
berkomunikasi dapat dibuktikan secara sepintas melalui berbagai surat kabar
harian/koran. Kebanyakan lowongan pekerjaan untuk posisi-posisi penting selalu
mempersyaratkan penguasaan teknologi. Bahkan saat ini begitu terasa pentingnya bagi
para pelajar Indonesia bertepatan dengan usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan
investasi asing di Indonesia.
13. Apa saja manfaat sumber belajar di dunia maya bagi kemajuan dunia sains ?
Jawab: Ada Beragam manfaat yang dapat kita peroleh melalui akses Dunia Maya atau
Internet. Secara umum manfaat yang dapat diperoleh jika seseorang mengakses dunia
maya, antara lain:hari. Ini menunjukkan tidak adanya batasan
ruang dan waktu untuk berinteraksi atau berkomunikasidengan adanya Dunia Maya
ini. Demikianlah beragam manfaat dunia maya, maka betapa sangat luasnya manfaat
yang dapat kita peroleh dari mengakses Dunia Maya atau Internet.
Bagi orang yang mengetahui, maka Dunia Maya bagaikan gudang dunia yang berisi
beragam informasi dan ilmu pengetahuan, juga beragam keinginan dan kebutuhan hidup
manusia yang dapat kita peroleh layaknya di kehidupan didunia nyata.
seperti di desain produk, desain interior, desain grafis, atau desain engineering,
tetapi desain dengan domain lebih luas yang melibatkan pendekatan multidisiplin.
Desain yang dimaksud di antaranya meliputi product design, user design,
experience design, social design, information design, emotional design,
research design, communication design, service design, organization design, dan writing
design.
15. Jelaskan bagaimana aspek estetik pada sains mempunyai tempat di dalam
kehidupan masyarakat modern !
Jawab: Aspek estetik pada sains dan terus memperluas perannya dengan turut serta
mendorong tumbuhnya demokratisasi media lewat serangkaian program, yakni:
Pendidikan kewarganegaraan (civic education);
Pendidikan multikultural dalam berbagai perspektif lewat audio visual, baik agama,
suku, ras dan golongan;
pengembangan demokratisasi penyiaran; serta (4) produksi audio visual. era 2010
adalah multidisiplin seni, teknologi dan pengetahuan.Maka, justru menumbuhkan
karya-karya seni dengan ruang apresiasi yang beragam dan lebih muda. Maka,
memproduksi seni pertunjukan untuk 100 th Tropen Museum Amsterdam, juga
menumbuhkan workshop film di berbagai wilayah kota untuk pertumbuhan generasi
baru, serta mencari generasi baru seni.
16. Apa yang di maksud pengembangan sains dengan metode “semi empiris”dewasa
ini! Jawab: Metode semi empirik merupakan metode kimia komputasi yang
menggunakan data eksperimental atau perhitungan ab-inito yang akurat yang digunakan
untuk menyederhanakan perhitungan berdasar kimia kuantum ab-initio. Metode semi
empiris berdasar pada pendekatan HF. Matrik Fock disusun dan persamaan diselesaikan
secara iteratif. Pendekatan dilakukan terhadap penyusunan matrik fock, atau dalam
penyederhanaan pada energi sistem (Pranowo, 2006). Artinya sains dengan metode semi
empiris adalah sains dengan metode tambahan atau turunan dari metode empiris.
17. Apakah lingkungan hidup mendapat tempat dalam sains modern ?Dimana dan apa
saja yang dibahas!
Jawab: Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari sains dan lingkungannya. Baik
lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Manusia bertindak sosial dengan cara
memanfaatkan alam dan lingkungan untuk menyempurnakan serta meningkatkan
kesejahteraan hidupnya demi kelangsungan hidup sejenisnya. Manusia mempunyai
pengaruh penting dalam kelangsungan ekosistem serta habitat manusia itu sendiri,
tindakan-tindakan yang diambil atau kebijakan-kebijakan tentang hubungan dengan
lingkungan akan berpengaruh bagi lingkungan dan manusia itu sendiri. Kemampuan kita
untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana hubungan kita sebagai
manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri yang dapat membuat
kita menyadari hubungan manusia dengan lingkungan. Manusia memiliki tugas untuk
menjaga lingkungan demi menjaga kelansungan hidup manusia itu sendiri dimasa akan
datang.
Sains dan Teknologi adalah institusi manusiawi; artinya Sains dan Teknologi adalah
karya yang dilahirkan manusia. Maka tanpa adanya manusia kedua karya tersebut juga
tidak akan ada. Sains itu sendiri secara umum didefinisikan sebagai pengetahuan
(knowledge) yang didapatkan dengan cara sistematis tentang struktur dan perilaku dari
segala fenomena yang ada di jagad raya dan isinya, baik fenomena alam maupun sosial.
Sains merupakan suatu proses untuk mencari dan menemui suatu kebenaran melalui
pengatahuan (ilmu) dengan
ASEP AGUNG (No Absen : 6)
19. Apa yang dimaksud dengan “benar” secara ilmiah dalam dunia ilmu pengetahuan
alam ? Apakah berbeda dengan konsep “benar” dalam wilayah kajian lain, berikan
contohnya !
Jawab: Kebenaran ilmiah tidak bisa dilepaskan dari makna dan fungsi ilmu itu sendiri
sejauh mana dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh manusia. Di samping itu proses
untuk mendapatkannya haruslah melalui tahap-tahap metode ilmiah.
Definisi Kebenaran dapat dipahami berdasarkan tiga hal yakni, kualitas pengetahuan,
sifat/karakteristik dari bagaimana cara atau dengan alat apakah seseorang membangun
pengetahuan itu, dan nilai kebenaran pengetahuan yang dikaitkan atas ketergantungan
terjadinya pengetahuan itu. Kebenaran ilmiah paling tidak memiliki tiga sifat dasar,
yakni:
1. Struktur yang rasional-logis.
2. Isi empiris.
3. Dapat diterapkan (pragmatis). Sifat pragmatis, berusaha menggabungkan kedua sifat
kebenaran sebelumnya (logis dan empiris). Maksudnya, jika suatu “pernyataan benar”
dinyatakan “benar” secara logis dan empiris, maka pernyataan tersebut juga harus
ASEP AGUNG (No Absen : 6)
berguna bagi kehidupan manusia. Berguna, berarti dapat untuk membantu manusia
memecahkan berbagai persoalan dalam hidupnya.
Kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang sesuai dengan fakta dan mengandung isi
pengetahuan. Pada saat pembuktiannya kebenaran ilmiah harus kembali pada status
ontologis objek dan sikap epistemologis (dengan cara dan sikap bagaimana pengetahuan
tejadi) yang disesuaikan dengan metodologisnya.
21. Sebutkan beberapa teori kebenaran yang pernah anda baca dengan serius dan
berhubungan dengan pengetahuan anda akan sains !
Jawab: Pada bagian ini akan kami bahas tentang teori-teori kebenaran sepanjang sejarah
pemikiran manusia. Perbincangan mengenai kebenaran sudah dimulai sejak Plato melalui
metode dialog, kemudian dilanjutkan oleh Aristoteles. Menurut seorang filsuf Jaspers
sebagaimana dikutip oleh Hammersa bahwa sebenarnya para pemikir sekarang hanya
melengkapi dan menyempurnakan filsafat Plato dan filsafat Aristoteles (Hamami dalam
Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, 2010 : 138). Hal ini tentu berdasarkan argumentasi yang
kuat berdasarkan pemikiran yang mendalam, yang berlandaskan pada data-data sejarah
yang ada. Plato dianggap sebagai filsuf yang membangun teori pengetahuan yang cukup
lengkap sebagai teori pengetahuan yang awal. Dari pemikiran Plato kemudian muncul
teori-teori pengetahuan baik sebagai kritik atau sebagai support atas teori yang sudah
dibangun Plato.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai teori-teori kebenaran yang kami coba rangkum
dari beberapa sumber ilmiah :
Teori kebenaran korespondensi
Kebenaran menurut persfektif teori korespondensi adalah pernyataan dikatakan
benar jika sesuai dengan kenyataan atau fakta yang ada. George E. Moore (dalam
Sahakian dan Sahakian, 1966 : 24) mengatakan kebenaran sebagai “truth as the
correspondence of ideas to reality”, yaitu kebenaran adalah kesesuaian antara ide
atau gagasan- gagasan dengan realita. Sebaliknya, jika pernyataan bertentangan
dengan kenyataan atau fakta yang ada, maka pernyataan tersebut dianggap sebagai
penyataan yang “sesat”. Misalnya, ada pernyataan yang mengatakan Bang Rhoma
adalah seorang penyanyi dangdut. Kalau pernyataan tersebut bersesuaian dengan
fakta yang ada di kenyataan yang sebenarnya maka itu dianggap sebagai
“kebenaran”. Jika ternyata
ASEP AGUNG (No Absen : 6)
Bang Rhoma bukan seorang penyanyi dangdut, melainkan seorang Presiden. Maka
pernyataan tersebut dianggap sebagai bukan “kebenaran”.
Makna “sesuai” (correspond) dalam teori ini masih menimbulkan pertanyaan-
pertanyaan yang mengarah pada kritik terhadap teori kebenaran korespondensi.
Kalau kebenaran selalu diukur dengan fakta-fakta yang ada, bagaimana dengan ide-
ide yang bersifat kejiwaan, apakah ada fakta yang bersifat kejiwaan. Lalu bagaimana
membuktikan hubungan antara ide-ide tersebut, padahal ide-ide tersebut bersifat
abstrak, sulit untuk dibuktikan dengan indera manusia. Misalnya, Pak Soleh
dikatakan sebagai seorang yang soleh, kalau pernyataan ini kemudian dibuktikan
kebenarannya dengan makna sesuai atau korespondensi, maka tentu subjek akan
melihat pada perilaku-perilaku beragama yang tampak pada Pak Soleh.
Pertanyaannya, apakah “kesolehan” Pak Soleh bisa sepenuhnya diukur dengan
observasi?, bukankah kesolehan di dominasi oleh aspek kejiwaan Pak Soleh?.
Pertanyaan-pertanyaan di atas adalah kelemahan-kelemahan para realisme atau
paham yang bertolak dari kenyatan-kenyataan. Karena kebenaran korespondensi
dianut oleh para realisme (Kattsoff, 1996 : 184).
Teori kebenaran koherensi
Berkebalikan dengan paham korespondensi, paham koherensi dianut oleh para
pendukung idealisme. Banyak kita dalam kehidupan sehari-hari menggunakan
paham ini. Intinya menurut paham ini “kebenaran” adalah jika pernyataan sebjek
saling berhubungan dengan pernyataan subjek yang lainnya atau jika makna yang
dikandungnya saling berhubungan dengan pengalaman kita (Kattsoff, 1996 : 181).
Misalnya, “Bang Rhoma adalah penyanyi dangdut”, pernyataan ini akan dianggap
benar jika fakta lain mendukung pernyataan ini. Tetapi, pernyataan ini akan
dianggap “sesat” apabila fakta-fakta lain yang telah ada tidak mendukung
pernyataan ini atau mengandung kontradiksi.
Kritik terhadap paham ini saya sajikan dalam sebuah kasus. Di dalam penegakkan
hukum di pengadilan terhadap kasus pembunuhan yang dilakukan Si A terhadap Si
B. Untuk membuktikan pembunuhan ini benar atau tidak, kemudian pengadilan
mendatangkan beberapa saksi, yaitu Si C, Si D, dan Si E. Si C dan Si D cenderung
membela Si A, mungkin karena sebagai teman, keluarga, atau karena sebab lain.
Sehingga Si C dan Si D memeberikan kesaksian yang sama (koheren) atau saling
berhubungan yang menyebabkan keringanan terhadap Si A. Sedangkan Si E
memberikan kesaksian berbeda yang memberatkan Si A, Si E menjelaskan secara
jujur fakta-fakta pembunuhan yang dia lihat. Setelah persidangan selesai, hakim
menyatakan bahwa Si A tidak bersalah dan di bebaskan.
Dari contoh kasus di atas disimpulkan bahwa paham koherensi akan selalu berpihak
pada pernyataan-pernyataan yang dianggap koheren, walaupun terkadang pernyataan
tersebut bukan fakta yang sesungguhnya. Kemudian paham koherensi cenderung
mengabaikan pernyataan lain yang dianggap tidak koheren, walaupun sesungguhnya
pernyataan itu adalah fakta yang sesunggunya.
Teori kebenaran pragmatis
Teori kebenaran pragmatisme adalah paham tentang kebenaran yang diukur dari
kegunaannya dalam kehidupan manusia. Bagi seorang pragmatis kebenaran tentang
suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat
fungsional dalam kehidupan praktis. Artinya, suatu pernyataan adalah benar, jika
pernyataan atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam
kehidupan manusia (Suriasumantri, 2010 : 58-59).
Dapat dipahami bahwa kebenaran dalam pandangan pragmatisme adalah sebatas
kegunaan praktis dalam kehidupan. Apabila suatu proposisi memiliki kegunaan
ASEP AGUNG (No Absen : 6)
praktis maka akan dipandang sebagai suatu kebenaran. Sebaliknya, apabila proposisi
tidak memiliki kegunaan praktis maka tidak dipandang sebagai suatu kebenaran,
walaupun ada kemungkinan sesuatu yang tidak bersifat fungsional tersebut adalah
kebenaran yang sesungguhnya.
Kebenaran dalam pandangan pragmatisme akan membawa kebenaran pada masa
kadaluarsa (expired). Artinya ada masanya kebenaran yang sudah dianggap suatu
kebenaran akan dibuang, karena tidak lagi bersifat fungsional. Kebanaran dalam
pandangan pragmatis juga tidak fleksibel bagi semua konteks, karena apabila
kebenaran diukur dari segi fungsionalnya, maka bagaimana kebenaran akan berguna
bagi konteks lain yang secara hakikat memiliki perbedaan signifikan dengan konteks
yang lainnya.
Kebanaran menurut paham-paham empiris
Definisi-definisi kebenaran menurut paham-paham empiris berdasarkan atas
berbagai segi pengalaman, dan biasanya merujuk pada pengalaman inderawi
seseorang. Paham tersebut memandang proposisi bersifat meramalkan (predictive),
atau hipotesis, dan memandang kebenaran proposisi sebagai terpenuhinya hipotesa
(Kattsoff, 1996 : 186).
Definisi di atas mengantarkan kita pada suatu pemahaman, bahwa kebenaran
menurut paham-paham empiris memiliki subjektivitas yang tinggi. Jika demikian,
maka kebenaran akan memiliki makna yang berbeda-beda bagi setiap orang yang
memaknainya. Disebabkan perbedaan pengalaman-pengalaman yang dimiliki
subjek. Selanjutnya kebenaran akan bersifat nisbi, tidak memiliki tolak ukur yang
pasti. Sehingga siapa saja bisa mengklaim bahwa dia adalah yang benar.
Teori kebenaran sintaksis
Penganut teori kebenaran sintaksis berpijak bahwa suatu pernyataan dikatakan benar
jika pernyataan itu mengikuti aturan-aturan sintaksis atau gramatika yang baku. Atau
dengan kata lain apabila proposisi itu tidak mengikuti syarat atau keluar dari hal
yang di syaratkan maka proposisi itu tidak memiliki arti. Teori ini berkembang di
antara filsuf analisa bahasa, terutama yang begitu ketat terhadap pemakaian
gramatika seperti Schleiemacher (Hamami, Tim Dosen Filsafat UGM, 2010).
Teori kebenaran semantis
Teori ini kebanyakan dianut dan berkembang di kalangan filsuf analitika bahasa.
Kebenaran menurut faham ini adalah suatu proposisi dinilai benar ditinjau dari segi
arti atau makna, apakah proposisi yang merupakan pangakal tumpunya itu
mempunyai referensi yang jelas. Artinya teori ini bertugas untuk mengungkap ke
sahihan proposisi dalam referensinya. Pernyataan yang mengandung kebenaran
adalah pernyataan yang memiliki arti atau makna yang sesungguhnya dengan
merujuk pada kenyataan. Arti yang bersifat definitif, yaitu arti yang dengan jelas
menunjuk ciri yang khas dari sesuatu yang ada (Hamami, Tim Dosen Filsafat UGM,
2010). Seperti “Irigasi menyebabkan kesulitan dalam mengatur pengairan”,
pernyataan ini akan dikatakan benar bila menunjukkan makna yang sahih tentang
bendungan dalam kenyataan yang sesungguhnya. Tentu kebenaran pernyataan diatas
akan di cek langsung ke referensinya.
22. Apakah sains adalah yang ilmu benar-benar “pasti” dalam kenyataannya?
Jelaskan! Jawab: Tidak, karena kebanaran Sains adalah bersifat relatif, kebenaran dan
keyakinan suatu pengetahuan yang berbeda akan melahirkan persepsi yang beragam
pula. Dengan persepsi yang beragam pula akan semakin sulit bagi organisasi untuk
menyimpulkannya, akan tetapi dengan terus mempertanyakan dan mengkaji sebab-
musababnya maka bukan tidak mungkin kita akan menemukan kebenaran walau masih
ASEP AGUNG (No Absen : 6)
Relatif, akan tetapi dengan mendekati taraf keyakinan suatu masalah yang
diperdebatkan tersebut menjadi semakin baik. Dengan demikian tidak ada kebenaran
yang mutlak, melainkan pengecualian karena keterbatasan kita sebagai manusia biasa,
yang tidak memiliki kesempurnaan secara hakiki. Yang olehnya itu, pengetahuan atas
kebenaran yang diyakini merupakan sesuatu yang yang tak bisa di identikkan untuk
menjadisupply and demand di dalam menentukan suatu harga, melainkan menjadi
solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh bangsa kita.
24. Bagaimana cara para ilmuan memberikan “kepastian”atas hasil pengukuran yang
telah dilakukan?Jelaskan!
Jawab: Para ilmuwan memberikan kepastian atas hasil pengukuran yang telah
dilakukannya dengan cara menguraikan langkah berdasakan cara berfikir ilmiah.
Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang
eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Maka
dari itu, ilmuwan tidak lain adalah orang yang mencari permasalahan dalam alam
yang bersifat kognitif, rasional dan teoritis yang nantinya akan menghasilkan sebuah
ilmu. Karena ilmu yang dikembangkan oleh para ilmuwan untuk mencapai
kebenaran atau memperoleh pengetahuan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang
mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk
kuantitas.Tingkat kepastian ilmu alam relatif tinggi mengingat obyeknya yang
kongkrit, karena hal ini ilmu alam lazim juga disebut ilmu pasti
Sosiatri adalah kondisi sosial, ekonomi dan politik Indonesia pada awal kemerdekaan
yang sangat buruk. Kondisi buruk tersebut jika dibiarkan akan mengganggu ketahanan
negara, stabilitas nasional, dan integrasi sosial. Ancaman disintegrasi dan disorganisasi
sosial sangat besar untuk sebuah negara besar yang baru saja merdeka. Kelainan-kelainan
sosial (social disorganization) pada awal kemerdekaan jika tidak ditangani dengan baik
dapat dengan cepat dimanfaatkan oleh golongan ekstrimis, baik dari dalam maupun luar
negeri, untuk memecah belah integrasi nasional, yang merupakan tujuan ideal dari
kemerdekaan/Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pembangunan masyarakat Indonesia sangat khas dan tidak bisa disamakan begitu saja
dengan proses pembangunan yang telah dilaksanakan di negara-negara lain. Karakteristik
khusus yang dimiliki oleh Indonesia antara lain: ideologi negara yakni Pancasila,
kemajemukan sosial-ekonomi dan geografi, latar belakang sejarah, dan adanya nilai-nilai
dan tradisi lokal yang berakar kuat pada masyarakat setempat. Kepaduan karakteristik ini
pada masyarakat Indonesia membuat metode-metode ilmu sosial tidak dapat begitu saja
diterapkan untuk organisasi dan pembangunan masyarakat Indonesia. Metode-metode
kerja ilmu-ilmu sosial yang ada perlu disesuaikan ketika diadaptasi. Selain itu, dalam
penerapannya, harus dipadukan berbagai pendekatan ilmu sosial dan juga ilmu-ilmu
lainnya. Dengan kata lain, untuk melaksanakan organisasi dan pembangunan masyarakat
Indonesia diperlukan penerapan multi-metode, multi-perspektif, dan pendekatan
interdisipliner Baca Buku Lembaga Sosial, Sugianto, 2002. Oleh sebab itu, Panitia Ad
Hoc Senat UGM, yang terdiri dari ilmuwan yang memiliki bidang kajian sangat
beragam, memandang perlu ada sebuah disiplin atau pendekatan baru yang mampu
melakukan kajian tersebut.
26. Apa saja kemungkinan pola hubungan antara ilmuwan dengan politikus yang
mungkin terjadi dalam kehidupan bernegara?
Jawab: Menurut J. Habermas ada 3 model hubungan keja antara pihak ilmuan
dengan pihak politisi, yaitu :
Decicionistic Model. Menurut model ini, keputusan terakhir dari suatu
kebijaksanaan public
berada di tangan para pemegang kekuasaan yang pada dasarnya lebih
memberikan perhatian pada konflik kepentingan dan nilai. Ilmuan hanya
bertugas melayani kepentingan kekuasaan sehingga kebijaksanaanya dapat
dijalankan di masyarakat.
Technocratic model. Model kerjasama ini mengunggulkan peranan ilmuan
professional.
Pemegang kekuasaan tergantung pada para ilmuan yang menjadikan dirinya
sebagai salah satu organ masyarakat. Asumsi dari pendekatan ini adalah
kebutuhan para pemegang kekuasaan atas kemajuan teknik dan kontinuitas
rasionalitas dalam pemecahan masalah teknik dan praktis.
Fragmatic model. Model ini melihat bahwa antara ilmuwan dan politisi
terdapat interaksi kritis dalam suatu diskusi yang dilengkapi dengan
informasi dan pertimbangan- pertimbangan ilmiah. Kedua belah pihak tidak
saling memanfaatkan dan menguasai. Hubungan antaranya bersifat timbal
balik. Ilmuwan menasehati politisi dan politisi mendorong ilmuwan untuk
memikirkan kebutuhan-kebutuhan praktis masyarakat.
Diantara ketiga model tersebut, model yang paling mendekati tuntutan bagi
demokrasi adalah model fragmatis. Model Decicionistis hanya member
kewenangan yang luas bagi politisi untuk mengambil keputusan. Diskusi public
ASEP AGUNG (No Absen : 6)
28. Apa pentingnya risk manajemen dalam menngani proses produksi di zaman
modern ini?
Jawab: Pengelolaan risiko pada suatu instansi adalah suatu keharusan, terutama di zaman
sekarang disaat semua berubah dengan cepat. Jika kita tidak bisa mengelola risiko
dengan benar, bisa dipastikan bahwa bisnis kita dalam bahaya. Menjadi adaptif terhadap
perubahan juga merupakan salah satu solusi terhadap perubahan yang terjadi, dan ini
yang akan membedakan kita, apakah perubahan berdampak negatif atau postif pada
bisnis kita. Pada pembukuan misalnya, saat dulu pembukuan dilakukan secara manual
yang memakan waktu dan rentan terjadi kesalahan, pada saat ini sudah sangat banyak
software akuntansi yang mudah digunakan dan praktis seperti Accurate Online. Selain itu
risk management juga sangat membantu kita dalam pembuatan kerangka kerja, sebagai
peringatan kewaspadaan, sosialisasi manajemen resiko, dan mendukung agar
management agar proaktif.
30. Apa fungsi jurnal ilmiah dalam perkembangan ilmu itu sendiri!
Jawab: Jurnal ilmiah memiliki beberapa manfaat diantaranya :
sebagai sarana pengembangan ilmu pegetahuan. Jurnal ilmiah merupakan arena
diskursus intelektual melalui tulisan. Pengembangan ilmu pengetahuan dapat
dilakukan dengan temuan penelitian, kritik terhadap temuan penelitian,
pembentukan konsensus dan temuan baru. Dalam kaitannya dengan hal tersebut,
jurnal ilmiah berperan sangat penting sebagai sarananya.
sebagai basis data kebijakan publik. Kebijakan publik memerlukan naskah akademik
sebagai pondasinya. Jurnal ilmiah dapat berperan sebagai dasar ilmiah dibuatnya
kebijakan publik tersebut.
Selain mempunyai manfaat sebagaimana tersebut di atas, jurnal ilmiah mempunyai
fungsi sebagai berikut :
sebagai sarana komunikasi akademik antara para ilmuwan.
penyebaran (diseminasi) hasil-hasil penelitian.
pengembangan budaya akademik di perguruan tinggi.
sebagai bentuk pertukaran informasi untuk menghasilkan ide-ide baru akan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
31. Jelaskan menurut pendapat anda tentang perbedaan “ Pembelajaran Jarak Jauh
“dan scientific inquiri ! berikan contohnya !
Jawab: Perbedaaan antara: Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah pembelajaran dengan
menggunakan suatu media yang memungkinkan terjadi interaksi antara pengajar dan
pembelajar. Dalam PJJ antara pengajar dan pembelajar tidak bertatap muka secara
langsung, dengan kata lain melalui PJJ dimungkinkan antara pengajar dan pembelajar
berbeda tempat bahkan bisa dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh. jadi sangat
memudahkan proses pembelajaran.
Sedangkan Inkuiri berasal dari bahasa Inggris yaitu inquiry, yang dapat diartikan sebagai
proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya.
Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan
penyelidikan
ASEP AGUNG (No Absen : 6)
terhadap obyek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk
memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau
eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau
rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Inkuiri
berasal dari bahasa Inggris yaitu inquiry, yang dapat diartikan sebagai proses bertanya
dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Pertanyaan
ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap
obyek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan
mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari
jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan
menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Tujuan utama dari pembelajaran
inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir siswa. Dengan demikian,
pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses
belajar siswa. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi antara siswa
dengan siswa juga berinteraksi dengan guru bahkan interaksi siswa dengan lingkungan.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa inkuiri merupakan
suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah, merencanakan
eksperimen, melakukan eksperimen, megumpulkan dan menganalisis data, dan menarik
kesimpulan. Jadi, dalam pembelajaran inkuiri ini siswa terlibat secara mental maupun
fisik untuk memecahkan masalah yang diberikan guru.
Kelebihan Kekurangan
Pembelajaran jarak jauh dapat lebih Kurangnya struktur dan kebutuhan akan
dimungkinkan karena peserta didik dapat motivasi/inisiatif yang tinggi dapat merupakan
35. Dalam belajar aktif, guru di tuntut untuk dapat merekayasa sistem pembelajaran
yang dilaksanakan, dan menjadikan proses pembelajaran tersebut sebagai
pengalaman yang bermakna bagi siswa, Coba anda jelaskan beberapa kemampuan
yang perlu di miliki?
Jawab: Peran Guru dalam Mewujudkan Pembelajaran Efektif dan Bermakna
Terdapat beberapa peran guru dalam pembelajaran tatap muka yang dikemukakan oleh
Moon (1998), yaitu sebagai berikut.
ASEP AGUNG (No Absen : 6)
dikerjakan guru dalam memberikan motivasi (Dr Hamzah B.Uno :23) adalah sebagai
berikut: (1) membangkitkan dorongan siswa untuk belajar; (2) menjelaskan secara
konkret, apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran; (3) memberikan ganjaran
terhadap prestasi yang dicapai hingga dapat merangsang pencapaian prestasi yang
lebih baik dikemudian hari; (4) membentuk kebiasaan belajar yang baik. Untuk
mengaktifkan siswa dalam belajar, guru hendaknya melibatkan siswa dalam
pembelajaran baik melalui kegiatan tanya jawab maupun melalui kegiatan
kelompok, diskusi atau kerja kelompok. Dalam kegiatan semacam ini, guru dituntut
berperan sebagai pengarah(moderator).
4. Guru sebagai Evaluator (Evaluator of Student Learning)
Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran oleh siswa, guru
hendaknya melakukan evaluasi. Melaksanakan evaluasi merupakan tugas guru
sebagai penilai atau elevator. Penilaian ini tidak hanya dilakukan terhadap
penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajari tetapi juga terhadap proses belajar
yang telah dilakukan siswa. Apakah siswa telah benar-benar belajar. Menilai
kemampuan siswa tidak hanya dilakukan melalui tes, tetapi juga dapat melalui tugas
atau pekerjaan rumah. Melalui evaluasi ini, guru dapat mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil evaluasi ini
dapat dijadikan pedoman dalam mengembangkan dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran selanjutnya. Tujuan utama penilaian adalah untuk melihat tingkat
keberhasilan, efektifitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran. Selain itu untuk
mengetahui kedudukan peserta dalam kelas atau kelompoknya. Dalam fungsinya
sebagai penilai hasil belajar peserta didik, guru hendaknya secara terus-menerus
mengikuti hasil belajar yang telah dicapai peserta didik dari waktu ke waktu.
Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini akan menjadi umpan balik terhadap
proses pembelajaran. Umpan balik akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan
meningkatkan pembelajaran selanjutnya. Dengan demikian proses pembelajaran
akan terus menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal.
5. Guru sebagai Konselor
Sesuai dengan peran guru sebagai konselor adalah ia diharapkan akan dapat
merespon segala masalah tingkah laku yang terjadi dalam proses pembelajaran. Oleh
karena itu, guru harus dipersiapkan agar (1) dapat menolong peserta didik
memecahkan masalah- masalah yang timbul antara peserta didik dengan orang
tuanya; (2) bisa memperoleh keahlian dalam membina hubungan yang manusiawi
dan dapat mempersiapkan untuk
ASEP AGUNG (No Absen : 6)
d. Melibatkan ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) pada siswa secara seimbang
sehingga hasilnya bisa lebih lama diingat oleh siswa.
e. Dapat membangun optimisme siswa bahwa masalah adalah sesuatu yang menarik
untuk dipecahkan bukan suatu yang harus dihindari.
38. Apa saja yang menjadi ciri dan komponen inkuiri dalam pembelajaran
MIPA?Jelaskan
Jawab: Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu
(benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka
dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Pembelajaran
inkuiri memiliki beberapa ciri, di antaranya:
Pertama, pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal
untuk mencari dan menemukan. Artinya, pada pembelajaran inkuiri menempatkan siswa
sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai
penerima materi pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan
untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, pada pembelajaran
inkuiri menempatkan guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi lebih
diposisikan sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran
biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu
kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam
melakukan inkuiri. Guru dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas mempunyai
peranan sebagai konselor, konsultan, teman yang kritis dan fasilitator. Ia harus dapat
membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok, serta memberi kemudahan bagi
kerja kelompok.
Ketiga, tujuan dari pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir
secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai
bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak
hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat
menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum
tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, siswa
akan
ASEP AGUNG (No Absen : 6)
39. Berikan contoh dalam bentuk skenario pada satu konsep yang merupakan
implementasi dari inkuiri
Jawab: Berikut ini rancangan RPP yang penulis gunakan sebagai berikut:
A. Tahap pendahuluan
Pada tahapan ini penulis melakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Mengkondisikan siswa pada situasi belajar yang lebih baik, kegiatannnya berupa:
a. Siswa berbaris sebelum masuk kelas
b. Siswa berdo’a sebelum belajar dimulai
c. Penulis mengabsen tentang kehadiran siswa
2. Menjelaskan tujuan-tujuan pembelajaran yang akan dicapai, misalnya setelah
pembelajaran ini selesai diharapkan siswa dapat menyebutkan benda-benda yang
dapat ditarik magnet dan benda yang tidak dapat ditarik magnet, siswa dapat
menyebutkan bagian magnet yang memiliki gaya kemagnetannya paling besar.
3. Melakukan apersepsi atau motivasi:
Pada tahapan ini penulis melakukan tahapan orientasi atau lebih umum dikenal
dengan sebutan apersepsi atau motivasi. Kegiatan yang dilakukan penulis dengan
cara menunjukkan dua kotak dengan bungkus yang sama akan tetapi isinya
berbeda. Kotak yang satu isinya kosong dan kotak yang satunya lagi berisi
magnet. Selanjutnya guru menunjukkan dua kotak itu dan menempelkan klip kertas
pada dua kotak itu secara bergantian. Selanjutnya guru menugaskan siswa untuk
mengamati salah satu kotak yang dapat menempelkan klip kertas tersebut. Siswa
ditugaskan untuk menebaknya tentang isi kotak yang bisa menempelkan klip kertas
tersebut. Selanjutnya guru membuka kotak itu dan menunjukkan ke siswa bahwa
klip kertas bisa menempel karena di dalam kotak ada magnet.
Pada kegiatan ini diharapkan siswa dapat lebih siap untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan.
ASEP AGUNG (No Absen : 6)
41. Sebutkan dan jelaskan jenis keterampilan dasar dan keterampilan terpadu dari
keterampilan proses sains?
Jawab: Penjelasan dari tiap-tiap keterampilan proses, keterampilan dasar akan diuraikan
sebagai berikut: (Dimyati, 1994:129-131)
1. Mengamati
Manusia mengamati objek-objek dan fenomena-fenomena alam dengan panca indra
penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasa. Mengamati merupakan
tanggapan kita terhadap berbagai objek dan peristiwa menggunakan panca indra.
Mengamati mempunyai sifat-sifat utama, yakni:
a. Kualitatif apabila dalam pelaksanaannya hanya menggunakan panca indra untuk
memperoleh informasi.
Contoh: Siswa dapat melakukan kegiatan belajar mengajar melalui proses
menentukan warna (penglihatan), mengenali suara jangkrik (pendengaran), rasa
manis dan asam (pengecapan), kasar dan halus (peraba), bau jahe dan lengkuas
(penciuman).
b. Kuantitatif apabila pelaksanaannya selain menggunakan panca indra juga
menggunakan peralatan lain, yang memberikan informasi khusus dan tepat.
Contoh: Siswa dapat melakukan kegiatan belajar melalui proses menghitung
panjang ruang kelas dengan satuan ukuran tegel, menentukan suhu air dan
sebagainya.
2. Mengklasifikasi
Merupakan keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan
sifat-sifat khususnya sehingga didapatkan golongan/kelompok sejenis dari objek
peristiwa yang dimaksud. Contoh: Siswa dapat melakukan kegiatan proses belajar
dengan proses mengklasifikasikan makhluk hidup: manusia, binatang dan tumbuhan,
membandingkan, membedakan, menyamakan dan sebagainya.
ASEP AGUNG (No Absen : 6)
3. Mengomunikasikan
Yaitu menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan
dalam bentuk suara visual. Contoh: Siswa dapat melakukan kegiatan proses belajar
dengan proses mendiskusikan suatu masalah, membuat laporan, dan sebagainya.
4. Mengukur
Yaitu membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah
ditetapkan sebelumnya.
5. Memprediksi
Merupakan suatu ramalan dari apa yang kemudian hari mungkin dapat diamati.
Contoh: Siswa dapat melakukan kegiatan belajar melalui proses memprediksi waktu
yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tertentu dengan menggunakan kendaraan
dengan kecepatan tertentu.
6. Menyimpulkan
Yaitu suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek/peristiwa
berdasarkan fakta, konsep dan prinsip yang diketahui. Contoh: Siswa dapat
melakukan kegiatan belajar melalui proses berdasarkan pengamatan api lilin mati bila
ditutup dengan gelas rapat-rapat
mengolah data dengan cara: membuat instrumen pengumpulan data, mentabulasi data,
menghitung nilai akar kuadrat, menentukan tingkat signifikansi hasil perhitungan.
6. Keterampilan Menganalisis Penelitian Yaitu kemampuan menelaah laporan
penelitian orang lain untuk meningkatkan pengenalan terhadap unsur-unsur
penelitian. Siswa dapat melakukan kegiatan proses menganalisis penelitian dengan
cara mengenali variabel, mengenali rumusan hipotesis.
7. Keterampilan Menyusun Hipotesis Yaitu kemampuan untuk menyatakan dugaan
yang dianggap benar mengenai adanya suatu faktor yang terdapat dalam satu situasi,
maka akan ada akibat tertentu yang dapat diduga akan timbul. Siswa dapat melakukan
kegiatan proses dengan cara: menyusun hipotesis kerja, menyusun hipotesis nol,
memperbaiki rumusan suatu hipotesis.
8. Keterampilan Mendefinisikan Variabel Yaitu kemampuan mendeskripsikan
variabel beserta segala atribut sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda. Siswa
dapat melakukan kegiatan proses dengan cara: mengenal atribut variabel bebas,
mendefinisikan variabel bebas, membatasi lingkup variabel terikat.
9. Keterampilan Merancang Penelitian Yaitu suatu kegiatan untuk mendeskripsikan
variabel-variabel yang dimanipulasi dengan direspons dalam penelitian secara
operasional, kemungkinan dikontrolnya variabel, hipotesis yang diuji dan cara
mengujinya. Serta hasil yang diharapkan dari penelitian yang akan dilaksanakan.
Siswa dapat melakukan kegiatan proses merancang penelitian dengan cara:
a. Mengenali, menentukan, merumuskan masalah yang akan diteliti.
b. Merumuskan satu/lebih dugaan yang dianggap benar dalam rangka menjawab
masalah.
c. Menyusun hipotesis, yaitu merumuskan dugaan yang dianggap benar.
d. Memilih alat/instrumen yang tepat untuk membuktikan kebenaran hipotesis
yang dirumuskan.
10. Keterampilan Bereksperimen Yaitu keterampilan untuk mengadakan pengujian
terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan
sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau menolak ide-ide itu. Siswa
dapat melakukan kegiatan bereksperimen dengan cara:
a. Menguji kebenaran pernyataan bahwa semua zat memuai bila terkena panas.
b. Menanam tanaman yang terkena sinar matahari langsung dan tidak langsung
terkena sinar matahari.
42. Jelaskan pengertian dari keterampilan Proses Sains dan apa bedanya dengan
metode ilmiah?
Jawab: KPS atau keterampilan proses sains adalah sebuah keahlian yang dipakai oleh
ilmuwan untuk menguraikan masalah dalam investigasi ilmiah, menyusun dan
menemukan pengetahuan baru pada aktivitas pembelajaran. Metode ilmiah adalah suatu
cara sistematis yang digunakan para ilmuwan dalam memecahkan atau mencari jawaban
atas masalah-masalah yang dihadapi dalam penelitian. Penelitian sendiri merupakan
usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan
yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah. Secara tidak langsung
keterampilan proses sains itu adalah keahlian yang dimiliki ilmuwan sedangkan metode
ilmiah adalah cara sistematis untuk menemukan jawaban.
b. Memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi para guru lainnya dalam
melaksanakan pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari Lesson Study bisa dijadikan
pedoman bagi guru-guru yang lain dalam meningkatkan proses pembelajaran.
Dengan melihat kegiatan dalam proses pembelajaran seorang guru dapat melihat
kelemahan maupun kelebihan dari guru model, sehingga bisa dijadikan acuan atau
pedoman untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
c. Meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif.
Pembelajaran secara kolaboratif akan menumbuhkan keaktifan dan kreatifitas siswa,
karena siswa termotivasi, bekerjasama, dan saling membelajarkan.
d. Membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba
pengetahuan dari guru lainnya. Pengalaman mengajar yang tidak di miliki para
observer bisa dijadikan pengalaman berharga untuk diterapkan di kelasnya masing-
masing.
Menurut Widhiartama (2008: 17) bahwa Manfaat Lesson Study adalah sebagai berikut.
a. Lesson Study Memicu Munculnya Motivasi Untuk Mengembangkan Diri
Lesson Study menciptakan sebuah kondisi dimana seorang pendidik harus
menghadapi perkembangan di luar lingkungannya. Guru dalam kegiatannya
senantiasa merasa kurang, sehingga akan berusaha bagaimana meningkatkan
kompetensi diri dan bisa meningkatkan kualitas pembelajaran.
b. Lesson Study Melatih Pendidik Melihat Peserta Didik
Dengan Lesson Study para pendidik memiliki kesempatan untuk mengamati peserta
didik walaupun dengan meminjam mata dari para observer. Melalui para observer
akan diketahui mana siswa yang aktif mana yang tidak aktif. Melalui motivasi yang
dilakukan oleh guru model siswa akan melakukan perubahan karena akan diamati
oleh observer.
c. Lesson Study Menjadikan Penelitian Sebagai Bagian Integral Pendidikan
Aktivitas Lesson Study dapat dianggap sebagai sebuah kegiatan mengumpulkan data
untuk menjawab permasalahan yang merupakan hakekat dari sebuah penelitian.
d. Lesson Study Membantu Penyebaran Inovasi dan Pendekatan Baru
Setelah berhasil menyelesaikan serangkaian masalah sangat disarankan untuk para
pendidik menyebarkan segala hasil yang mereka dapatkan pada rekan-rekan sesama
pendidik maupun kalayak umum. Lesson Study merupakan terobosan baru dalam
dunia pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
e. Lesson Study Menempatkan Para Pendidik Pada Posisi Terhormat
Dengan Lesson Study pendidik tidak lagi sekedar dianggap sebagai alat untuk
mencapai target angka tertentu seperti yang terjadi saat ini. Pendidik ditempatkan
sebagai seorang yang mampu untuk mengajar, meneliti, mencari solusi, dan
membantu orang lain dalam memecahkan berbagai permasalahan.
ASEP AGUNG (No Absen : 6)
47. Jelaskan tujuan, manfaat dan perbedaan dari kolaboratif dan kooperatif ?
Jawab: tujuan dari pembelajaran kolaboratif adalah sebagai berikut :
a. Memaksimalkan proses kerja sama yang berlangsung secara alamiah di antara para
siswa.
b. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang berpusat pada siswa, kontekstual,
terintegrasi, dan bersuasana kerja sama.
c. Menghargai pentingnya keaslian, kontribusi, dan pengalaman siswa dalam kaitannya
dengan bahan pelajaran dan proses belajar.
d. Memberi kesempatan kepada siswa menjadi partisipan aktif dalam proses belajar.
e. Mengembangkan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah.
f. Mendorong eksplorasi bahan pelajaran yang melibatkan bermacam-macam sudut
pandang.
g. Menghargai pentingnya konteks sosial bagi proses belajar.
h. Menumbuhkan hubungan yang saling mendukung dan saling menghargai di antara
para siswa, dan di antara siswa dan guru.
i. Membangun semangat belajar sepanjang hayat.
pada gawai. Selain mudah dilakukan, merekam pembelajaran sangat menolong guru
untuk melihat banyak hal yang terjadi dalam proses pembelajaran. Guru, misalnya, dapat
mengukur berapa banyak waktu bicara yang digunakannya selama mengajar.
Kelima, observasi. Observasi adalah kegiatan mengumpulkan informasi tentang
mengajar bukan evaluasi mengajar. Melalui observasi, guru mendapat banyak
penjelasan, informasi, dan bagaimana proses belajar terjadi dari sudut pandang observer.
Observer membantu guru memahamkan bagaimana dirinya mengajar dan bagaimana
meningkatkan kualitas mengajar melalui masukan.
Keenam, penelitian berbasis kelas. Penelitian yang dilakukan oleh guru atas dasar tujuan
untuk lebih memahami proses belajar mengajar yang efektif. Penelitian dilaksanakan
berdasarkan refleksi bahwa kelas tertentu atau siswa tertentu memerlukan bantuan atau
layanan berbeda sehingga nantinya kompetensi yang dijadikan tujuan pembelajaran
tercapai.
konsep, sifat tentatif dari pengetahuan sains, keterbukaan terhadap pengujian dan
pengkajian, menggunakan argumen logis, serta kewajiban untuk melaporkan metode
dan prosedur yang digunakan dalam pengumpulan bukti.
Sejak kelahirannya, PISA menjadikan proses sains ini sebagai salah satu domain
penilaiannya. Namun dalam perkembangan terakhir, PISA memilih istilah
“kompetensi sains” sebagai pengganti proses sains. Proses sains merujuk pada
proses mental yang terlibat ketika menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan
masalah, seperti mengidentifikasi dan menginterpretasi bukti serta menerangkan
kesimpulan. Termasuk di dalamnya mengenal jenis pertanyaan yang dapat dan tidak
di jawab oleh sains, mengenal bukti apa yang diperlukan dalam suatu penyelidikan
sains, serta mengenal kesimpulan yang sesuai dengan bukti yang tersedia.
3. Aspek Konteks
PISA menilai pengetahuan sains relevan dengan kurikulum pendidikan sains di
negara partisipan tanpa membatasi diri pada aspek-aspek umum kurikulum nasional
setiap negara. Penilaian PISA dibingkai dalam situasi kehidupan umum yang lebih
luas dan tidak terbatas pada kehidupan di sekolah saja.
Dalam memilih konteks, pikiran dasarnya adalah PISA bertujuan menilai
pemahaman dan kemampuan dalam sains, serta sikap-sikap yang harus dimiliki
siswa pada akhir masa wajib belajar. Sebagai studi Internasional, konteks yang
digunakan untuk soal- soal PISA harus dipilih sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan minat dan kehidupan peserta didik di setiap negara-negara partisipan. Butir-
butir soal PISA dikembangkan dan dipilih dengan memperhatikan faktor keragaman
budaya dan bahasa di negara- negara partisipan PISA.