Anda di halaman 1dari 38

ASEP AGUNG (No Absen : 6)

TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH KONSEP-KONSEP MIPA
Dosen Pengampu : Dr. Mamik Suendarti
Nama : Asep Agung Kelas : Sabtu, 1A
NPM : 20207270029 Prodi : Magister Pendidikan MIPA

1. Bagaimana bentuk interaksi antara alam dan manusia yang dapat menghasil
pengetahuan yang baru?jelaskan!
Jawab: Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya. Interaksi antara manusia dan
lingkungan hidup merupakan proses saling mempengaruhi antara satu dan lainnya.
Lingkungan hidup memiliki pengaruh besar bagi manusia karena merupakan komponen
penting dari kehidupan manusia. Begitupun sebaliknya, manusia memiliki pengaruh
besar terhadap lingkungan hidup dalam hal pemeliharaan dan pelestarian. Lingkungan
hidup manusia terdiri atas lingkungan alam, lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi.
Lingkungan alam adalah lingkungan yang terbentuk secara alamiah tanpa campur tangan
manusia. Lingkungan alam mencakup semua benda hidup dan tak hidup yang terjadi
secara alamiah di bumi. Lingkungan alam terdiri atas komponen abiotik dan biotik.
Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan yang bukan makhluk
hidup. Lingkungan biotik adalah segala benda hidup yang ada di lingkungan.
Dalam lingkungan alam terjadi interaksi antara lingkungan abiotik dengan lingkungan
biotik atau sebaliknya. Bahkan, antar komponen lingkungan biotik dan antar komponen
lingkungan abiotik juga terjadi saling keterkaitan. Contoh interaksi antara komponen
abiotik dengan biotik adalah tanah, suhu dan curah hujan yang memengaruhi jenis
tanaman yang tumbuh suatu daerah. Contoh lain interaksi antara manusia dengan alam
adalah manusia meniru burung yang terbang dengan membuat pesawat terbang, manusia
meniru ikan paus yang bisa memunculkan dirinya kepermukaan dan kembali tenggelam
kemudian manusia membuat kapal selam sebagai tiruan dari paus.

2. Bagaimana manusia tidak menyadari perbuatan nya terhadap alam?Jelaskan!


Jawab: Pada kenyataannya masalah lingkungan hidup merupakan sikap kurang
menyadari pentingnya pelestarian lingkungan. Faktor utama yang yang kurang
menyadari mengenai kesadaran lingkungan ialah manusia. Karena manusialah yang
selalu berperan aktif terhadap kelangsungan alam sekitarnya. Manusia tidak memiliki
rasa cinta lingkungan yang benar. Manusia menganggap bahwa dunia ini merupakan
bagian dari dirinya sendiri, mereka tidak memahami bahwa hewan dan tumbuhan juga
merupakan bagian dari alam. Manusia tidak pernah berfikir akibat dari perilakunya yang
merusak alam tersebut dapat mengakibatkan kerusakan alam sekitarnya. Manusia
memang diciptakanAlloh yang martabatnya melebihi segala ciptaan di alam semesta
ini. Sehingga mungkin karena itu manusia merasa paling hebat dan bertindak seolah
olah sebagai penguasa. Selain itu kemungkinan lain mengapa manusia bertindak
semaunya sendiri yaitu kurang tahunya pengetahuan mengenai pelestarian lingkungan.
Tapi sebagian manusia dengan akalnya mulai meningkatkan diri sebagaimana manusia
beradap, yaitu dengan mulai menggunakan apapun yang disediakan oleh alam untuk
ketentingan sehari hari.
Sebagai mahluk yang berakal dan bernalar. Dengan akal dan nalarnya manusia
mengembangkan berbagai ilmu yang dapat dilakukannya melalui toeri teori yang iya
bisa. Sehingga manusia beranggapan bahwa iya merupakan “penguasa alam”. Hal ini
merupakan kesalahan besar, sebab yang benar adalah “manusia merupakan bagian dari
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

alam”. Hal itu perlu dibenarkan bahwa manusia bukan lawan dari alam, melainkan
bagian dari alam. Untuk itu seharusnya manusia sadar bahwa perbuatan dan tingkah
lakunya salah. Dan seharusnya manusia juga sadar akibat apa yang akan timbul dari
perbuatannya merusak alam tersebut.
Salah satu contoh akibat dari perusakan alam yang dilakukan oleh manusia tersebut
antara lain kebakaran hutan, tanah longsor, banjir dan sebagaianya, setelah manusia
mengalami sebagian dari akibat tersebut mereka masih belum sadar bahwa itu semua
terjadi bukan hanya karena takdir yang kuasa, melainkan juga karena hasil perbuatan
manusia itu sendiri.
Dengan adanya bencana alam yang sering terjadi akhir akhir ini manusia hendaknya
menyadari bahwa ia tidak bisa hidup tanpa lingkungan. Manusia harus sadar bahwa dia
membutuhkan lingkungan dan bukan lingkungan yang membutuhkannya. Contohnya
saja manusia membutuhkan air, bukan sebaliknya alam (air)yang membutuhkan manusia.
Manusia membutuhkan pohon, bukan pohon yang membutuhkan manusia. Bila tidak ada
air, manusia akan menderita dan bisa mati, namun sebaliknya, bila tidak ada manusia
tidak ada pengaruh terhadap air, pohon atau lingkungan. Karena itu, yang menderita
akibat rusaknya lingkungan adalah manusia itu sendiri. Jadi manusia yang perlu
diperbaiki bukan lingkungannya, untuk itu yang paling penting dilakukan adalah
“menyadarkan manusia” agar mengetahui bahwa dia tidak bisa hidup tanpa
lingkungannya. Tapi permasalahannya disini manusia sulit untuk diarahkan menjadi
pribadi yang peduli pada lingkungan. Maka dari itu perubahan seharusnya dimulai dari
diri kita sendiri dulu kemudian menyadarkan mereka yang masih belum faham
pentingnya kesadaran lingkungan.Sedangkan lingkungan hidup yang kita harapkan
sebenarnya adalah lingkungan yang mempunyai yang mempunyai interaksi yang
harmonis antar tiap elemen yang ada dalam lingkup tersebut sehingga dapat terwujud
lingkungan yang bersih, sehat, serta nyaman untuk di tinggali.

3. Apakah perbedaan metode deduksi dan induksi?Kapan digunakan salah satu dari
keduanya dan kapan di gunakan keduanya sekaligus?
Jawab: Deduksi merupakan proses pengambilan kesimpulan sebagai akibat dari alasan-
alasan yang diajukan berdasarkan hasil analisis data. Proses pengambilan kesimpulan
dengan cara deduksi didasari oleh alasan-alasan yang benar dan valid. Proses
pengambilan kesimpulan berdasarkan alasan-alasan yang valid atau dengan menguji
hipotesis dengan menggunakan data empiris disebut proses deduksi (deduction) dan
metodenya disebut metode deduktif (deductive method) dan penelitiannya disebut
penelitian deduktif (deductive research). Proses deduksi selalu digunakan pada penelitian
yang menggunakan pendekatan kuantitatif (scientific). Induksi didefinisikan sebagai
proses pengambilan kesimpulan (atau pembentukan hipotesis) yang didasarkan pada satu
atau dua fakta atau bukti-bukti. Pendekatan induksi sangat berbeda dengan deduksi.
Tidak ada hubungan yang kuat antara alasan dan konklusi. Proses pembentukan hipotesis
dan pengambilan kesimpulan berdasarkan data yang diobservasi dan dikumpulkan
terlebih dahulu disebut proses induksi (induction process) dan metodenya disebut metode
induktif (inductive method) dan penelitiannya disebut penellitian induktif (inductive
research). Dengan demikian pendekatan induksi mengumpulkan data terlebih dahulu
baru hipotesis dibuat jika diinginkan atau konklusi langsung diambil jika hipotesis tidak
digunakan. Proses induksi selalu digunakan pada penelitian dengan pendekatan kualitatif
(naturalis). Penalaran induksi merupakan proses berpikir yang berdasarkan kesimpulan
umum pada kondisi khusus. Kesimpulan menjelaskan fakta sedangkan faktanya
mendukung kesimpulan.
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

Kapan digunakan salah satu dari metode, tergantung pada data yang dikembangkan jika
datanya adalah kuantitatif maka gunakan lah metode berpikir deduksi, dan jika data yang
dikembangkan adalah kualitatif maka gunakan metode induktif namun jika datanya mix
atau campuran maka gunakan kedua metode tersebut.

4. Apa saja kelemahan metode induksi dan deduksi dalam penggalian pengetahuan
baru?
Jawab: Kelemahan Pola Pikir Deduktif
 Keaktifan individu dalam mengeksplorasikan kemampuan masih terbatas.
 Dalam menarik kesimpulan dari konteks umum yang diberikan lawan bicara, kita
dibatasi konteks.
 Seseorang cenderung bosan dengan pembelajaran dengan pendekatan deduktif,
karena disini kita langsung menerima konsep materi dari lawan bicara tanpa ada
kesempatan menemukan sendiri konsep tersebut.
 Setiap orang percaya pada kebenaran yang diyakininya sendiri-sendiri.
 Pengetahuan yang diperoleh hanya dengan penalaran deduktif tidak dapat
diandalkan karena bersifat abstrak dan lepas dari pengalaman.
Kelemahan Pola Pikir Induktif :
 Pengetahuan yang diperoleh hanya dari penalaran induktif juga tidak dapat
diandalkan karena kelemahan pancaindera.
 Fakta yang ada sebagai drinya tidak mampu menjelaskan apa-apa
 Fakta masih memerlukan tafsiran yang dilakukan manusia
 Memerlukan banyak waktu.
 Sukar menemukan pendapat yang sama karena setiap individu mempunyai
gagasan yang berbeda-beda.

5. Apa yang disebut dengan siklus empiris ?Mengapa siklus empiris sangat penting
dalam perkembangan sains secara utuh ?
Istilah siklus empiris ini dikenalkan oleh Walter L. Wallace adalah proses penelitian
yang termuat pada lima komponen informasi dan enam komponen metodologis. Lima
komponen informasi yaitu:
 Hipotesa
 Pengujian hipotesa
 Keputusan untuk menerima atau menolah hipotesa
 Generalisasi empiris
 Logika penarikan kesimpulan.
Adapun enam metodologis yaitu:
 Pengamatan
 Pengukuran, ringkasan sampel dan perkiraan parameter
 Pembentukan konsep, pembentukan proposisi, dan penyusunan proposisi
 Teori
 Deduksi logis
 Penjabaran insturmentasi, pembentukan skala, penentuan sampel.
Menurut De Groot bahwa proses pengembangan pengetahuan ilmiah sebagai proses
stimulus-respons (S – R) antara manusia dan lingkungan, dalam hal ini terjadi interaksi
antara manusia dengan ligkungan. Hubangan antara manusia dengan lingkungan beserta
proses belajar yang berlangsung di dalamnya dinamakan “siklus empiris”.
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

6. Apakah metode ilmiah sendiri mengalami perkembangan dari waktu ke waktu


Jawab: Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan,
pengesahan dan penjelasan kebenaran. Juga dapat diartikan bahwa metode ilmiah adalah
pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.” Metode Ilmiah
merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi.Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis,
teratur dan terkontrol. Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut
metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
 Berdasarkan fakta
 Bebas dari prasangka
 Menggunakan prinsip-prinsip Analisa
 Menggunakan hipolesa
 Menggunakan ukuran objektif
 Menggunakan teknik kuantifikasi

Adapun Pelaksanaan metode ilmiah ini meliputi tujuh tahap, yaitu :


 Merumuskan masalah. Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan.
 Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada
pemecahan masalah. Sering disebut juga mengkaji teori atau kajian pustaka.
 Menyusun hipotesis.Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun
berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah
pustaka.
 Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
 Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistik untuk
menghasilkan kesimpulan.Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang
objektif, tidak dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal (dilakukan
dimana saja dan oleh siapa saja akan memberikan hasil yang sama).
 Menguji kesimpulan. Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil
percobaan perlu dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung
hipotesis maka hipotesis itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.
 Menulis laporan Ilmiah.Untuk mengkomunikasikan hasil penelitian kepada orang
lain sehingga orang lain tahu bahwa kita telah melakukan suatu penelitian ilmiah.
Metode ilmiah didasari oleh sikap ilmiah. Sikap ilmiah semestinya dimiliki oleh
setiap penelitian dan ilmuwan. Adapun sikap ilmiah yang dimaksud adalah :
1. Rasa ingin tahu
2. Jujur (menerima kenyataan hasil penelitian dan tidak mengada-ada)
3. Objektif (sesuai fakta yang ada, dan tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadi)
4. Tekun (tidak putus asa)
5. Teliti (tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan)
6. Terbuka (mau menerima pendapat yang benar dari orang lain)
Jika dilihat dari uraian di atas metode ilmiah ini seperti sudah menjadi aturan yang baku
dan sudah seharusnya melewati tahapan-tahapan di atas sehingga metode ilmiah tidak
mengalami perubahan dari waktu ke waktu namun secara pengetahuannya jelas
mengalami perubahan dari waktu ke waktu
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

7. Apakah suatu metode ilmiah dapat menjadi satu-satunya metode dalam sebuah
proyek penelitian modern ?Jelaskan !
Jawab: Iya karena Metode Ilimiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan
serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi
yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen Jika
suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori
ilmiah.Langkah-langkah melakukan suatu metode ilmiah :
 Perumusan masalah; yang dimaksud dengan masalah yaitu pernyataan apa,
mengapa, ataupun bagaimana tentang obyek yang teliti. Masalah itu harus jelas
batas- batasnya serta dikenal faktor-faktor yang mempengaruhinya.
 Penyusunan hipotesis; yang dimaksud hipotesis yaitu suatu pernyataan yang
menunjukkan kemungkinan jawaban untukmemecahkan masalah yang telah
ditetapkan. Dengan kata lain, hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja didukung
oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai jawaban
sementara dari permasalahan yang harus diuji kebenarannya dalam suatu obserevasi
atau eksperimentasi.
 Pengujian hipotesis; yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan
dengan hipotesis yang telah diajukan untuk dapatmemperlihatkan apakah terdapat
fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak. Fakta-fakta ini dapat
diperoleh melalui pengamatan langsung dengan mata atau teleskop atau dapat juga
melalui uji coba atau eksperimentasi, kemudian fakta-fakta itu dikumpulkan melalui
penginderaan.
 Penarikan kesimpulan; penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian melalui
analisis dari fakta (data) untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan itu diterima
atau tidak. Hipotesis itu dapat diterima bila fakta yang terkumpul itu mendukung
pernyataan hipotesis. Bila fakta tidak mendukung maka hipotesis itu ditolak.
Hipotesis yang diterima merupakan suatu pengetahuan yang kebenarannya telah
diuji secara ilmiah, dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan. Keseluruhan
langkah tersebut di atas harus ditempuh melaluiurutan yang teratur, langkah yang
satu merupakan landasan bagi langkah berikutnya. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang disusun secara
sistimatis, berlaku umum dan kebenarannya telah teruji secara empiris.
8. Jelaskan apa yang di maksud dengan thinking classroom dalam pembelajaran
matematika?
Jawab: Istilah ”Thinking Classroom” dapat diartikan sebagai sebuah kelas yang berpikir
atau suatu kelas yang difasilitasi sedemikan rupa dengan kegiatan belajar yang
mengutamakan proses berpikir. Dalam suatu kelas yang berpikir kualitas pembelajaran
matematika, antara lain bergantung pada seberapa baik siswa dan guru memahami
tentang apa yang sedang dan harus mereka lakukan/kerjakan. Dalam hal ini aspek yang
terkait dengan konsep ”Thinking Classroom” berhubungan dengan belief bahwa dalam
belajar seseorang harus mengalami proses berpikir yang baik, serta proses berpikir yang
baik dapat dipelajari oleh seluruh siswa, dan adanya keyakinan bahwa pembelajaran
harus melibatkan pemahaman yang mendalam serta menggunakan pengetahuan yang
baru secara aktif dan fleksibel. Dalam belajar matematika orang harus berpikir, karena
itu peserta didik harus difasilitasi agar mereka mau berpikir. Mathematical thinking
classroom perlu dirancang agar proses berpikir dapat dipicu dan berkembang lewat
adanya masalah
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

matematika yang menantang dan tidak rutin sehingga peserta didik memiliki kebiasaan
berpikir yang memadai dan memiliki ketrampilan berpikir yang memampukan mereka
untuk menjadi kritis, kreatif dan reflektif. Guru berperan sebagai sutradara/disainer,
fasilitator serta aktor yang efisien dan efektif dalam mathematical thinking classroom.
Matematika yang diajarkan di kelas bertujuan agar tercapai hasil belajar siswa dalam
bentuk kompetensi-kompetensi matematika, yaitu kemampuan koneksi, komunikasi,
penalaran, pemecahan masalah, representasi matematika. Dalam keseluruhan kompetensi
ini, terintegrasi kemampuan pemahaman matematika. Seluruh kompetensi tersebut
merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dalam matematika serta merupakan bagian
integral dari aktivitas dan proses berpikir dalam pembelajaran matematika

9. Untuk mengetahui peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia, saat ini dan


masa akan datang dapat terpenuhi melalui pengembangan pembelajaran
lingkungan berbasis budaya. Jelaskan pengertian tersebut di atas !
Jawab: Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi penciptaan lingkungan belajar
dan merancang pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari
proses pembelajaran. Dalam pembelajaran berbasis budaya, budaya diintegrasikan
menjadi alat dalam proses belajar, budaya menjadi sebuah metode bagi siswa untuk
mentransformasikan pengalamannya. Melalui pembelajaran berbasis budaya, siswa tidak
hanya sekedar meniru dan menerima informasi, tetapi siswa menciptakan makna,
pemahaman, dan arti informasi yang diperolehnya. Dengan demikian, proses
pembelajaran berbasis budaya bukan sekedar mentransfer budaya atau perwujudan
budaya dari guru kepada siswa, tetapi menggunakan budaya untuk menjadikan siswa
mampu menciptakan makna, menebus batas imajinasi dan kreativitas, mencapai
pemahaman yang mendalam tentang mata pelajaran yang dipelajari
Proses belajar dapat terjadi di mana dan kapan saja sepanjang hayat. Sekolah merupakan
salah satu tempat proses belajar terjadi. Sekolah merupakan tempat kebudayaan, karena
pada dasarnya proses belajar merupakan proses pembudayaan. Dalam hal ini, proses
pembudayaan di sekolah adalah untuk pencapaian akademik siswa, untuk
membudayakan sikap, pengetahuan, keterampilan dan tradisi yang ada dalam suatu
komunitas budaya, serta untuk mengembangkan budaya dalam suatu komunitas melalui
pencapaian akademik siswa. belajar budaya merupakan proses belajar satu kesatuan yang
utuh dan menyeluruh dari beragam perwujudan yang dihasilkan dan atau berlaku dalam
suatu komunitas. Matapelajaran yang disuguhkan dalam kurikulum dan diajarkan kepada
siswa di kelas, sebagai pola pikir ilmiah, merupakan salah satu perwujudan budaya,
sebagai bagian dari budaya. Bahkan, Gray (1999) menyatakan bahwa kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan mencerminkan pencapaian upaya manusia pada saat
tertentu yang berbasis pada budaya saat itu. Asal muasal dari beragam mata pelajaran
tersebut mungkin bukan dari Indonesia, atau bukan dari komunitas budaya kita. Namun,
kita mempelajari pelajaran tersebut di lokal budaya kita, dan kita mengajak siswa untuk
belajar matapelajaran tersebut di sekolah dan berada pada suatu komunitas budaya
tertentu. Aplikasi semua matapelajaran yang diperoleh siswa dari sekolah adalah pada
permasalahan yang timbul dalam komunitas budaya di mana siswa tersebut berada.
Matapelajaran sangat terikat pada konteksnya karena pengetahuan, keterampilan, dan
analisis ilmiah yang diperoleh dari matapelajaran hanya dapat diterapkan dalam suatu
konteks dalam hal ini konteks komunitas budaya di mana siswa berada atau bekerja
nantinya. Dengan demikian, walaupun matematika berasal dari Yunani, penerapan
rumusrumus dan torema matematika serta pola penalaran matematika yang dipelajari di
sekolah di Indonesia ada dalam lingkungan budaya Indonesia.
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

10. Jelaskan apa yang di maksud dengn statistika?apakah statistika dapat di


golongkan ke dalam metode?Mengapa!
Jawab: Statistika adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana cara merencanakan,
mengumpulkan, menganalisis, lalu menginterpretasikan, dan akhirnya
mempresentasikan data. Singkatnya, statistika adalah ilmu yang bersangkutan dengan
suatu data. Istilah "Statistika" berbeda dengan "Statistik". Statistika pada umumnya
bekerja dengan memakai data numerik yang di mana adalah hasil cacahan maupun hasil
pengkuran yang dilakukan dengan menggunakan data kategorik yang diklasifikasikan
menurut sebuah kriteria tertentu. Statistika merupakan ilmu yang berkaitan dengan data.
Statistik adalah data itu sendiri, informasinya, atau hasil penerapan algoritme statistika
pada suatu data tersebut. Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk
menyimpulkan atau mendeskripsikan data; inilah yang dinamakan statistika deskriptif.
Informasi kemudian dicatat sekaligus dikumpulkan baik itu dalam bentuk informasi
numerik maupun informasi kategorik yang disebut sebagai suatu pengamatan. Sebagian
besar konsep dasar statistika memberi asumsi mengenai teori probabilitas.
Statistika bukan merupakan metode, karena statistika itu merupakan sebuah ilmu yang
berkaitan dengan data, adapun metode yang digunakan dalam statistika adalah metode
eksperimen dan survei

11. Mengapa warna sains di zaman modern berbeda dengan sains di zaman sebelumnya
?
Jawab: Makna Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah
pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan
pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah
kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan
pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. “Real
Science is both product and process, inseparably Joint” (Agus. S. 2003: 11)
Oleh karena sains dahulu dengan saat ini sangatlah berbeda ikarenakan Sains sebagai
proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan
penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah
tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen,
mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa
karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat
berbentuk kuantitas.

12. Apa saja akibat kemajuan di dunia komputerisasi terhadap kemajuan pengetahuan
alam?
Jawab: Teknologi meliputi teknik menyusun objek, serta membuat konstruksi alam dan
alat, sedangkan IPA mengenai properti (kondisi, kandungan dan sifat objek), interaksi,
dan perubahan objek. Konstruksi alam dan alat mengatur bentuk, ukuran ruang, ukuran
objek, pergerakan dan interaksi objek. Objek dengan properti dan interaksinya diatur
oleh konstruksi atau alat, sehingga menimbulkan peristiwa yang diharapkan oleh
perancang teknologi. Dalam biologi, teknologi juga dapat diartikan sebagai teknik
mengendalikan organisme dan sel-sel untuk menghasilkan sesuatu, misalnya
mengendalikan jamur atau bakteri. Istilah engineering dalam bahasa Inggris
menunjukkan teknologi. Contohnya Soil and Water Conservation Engineering dapat
diterjemahkan dengan Teknologi (Teknik) Konservasi Tanah dan Air. Dalam Biologi,
penggunaan istilah engineering dan technology berbeda. Membuat tape disebut
biotechnology, tetapi membuat alat pacu jantung untuk dipasang pada tubuh manusia
disebut bioengineering.
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

Konsep teknologi menggunakan konsep IPA dasar dan terapan, contohnya adalah
merancang cara untuk membuat tanah berpori-pori, agar tanah dapat menyimpan banyak
air kohesi, misalnya dengan membenamkan kompos atau bahan organik yang lain ke
dalam tanah dengan menggunakan teknik dan perhitungan tertentu. Sains dan Teknologi
telah melekat erat ke dalam setiap gaya hidup dan kehidupan modern, bahkan begitu
pentingnya bagi pelajar ataupun mahasiswa, dan menjadi tuntutan dalam kehidupan
professional kita, maka belajar sains dan mengembangan ketrampilan sains dan teknologi
pada saat ini adalah sangat penting dan menjadi keniscayaan. Pentingnya terampil
berkomunikasi dapat dibuktikan secara sepintas melalui berbagai surat kabar
harian/koran. Kebanyakan lowongan pekerjaan untuk posisi-posisi penting selalu
mempersyaratkan penguasaan teknologi. Bahkan saat ini begitu terasa pentingnya bagi
para pelajar Indonesia bertepatan dengan usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan
investasi asing di Indonesia.

13. Apa saja manfaat sumber belajar di dunia maya bagi kemajuan dunia sains ?
Jawab: Ada Beragam manfaat yang dapat kita peroleh melalui akses Dunia Maya atau
Internet. Secara umum manfaat yang dapat diperoleh jika seseorang mengakses dunia
maya, antara lain:hari. Ini menunjukkan tidak adanya batasan
ruang dan waktu untuk berinteraksi atau berkomunikasidengan adanya Dunia Maya
ini. Demikianlah beragam manfaat dunia maya, maka betapa sangat luasnya manfaat
yang dapat kita peroleh dari mengakses Dunia Maya atau Internet.
Bagi orang yang mengetahui, maka Dunia Maya bagaikan gudang dunia yang berisi
beragam informasi dan ilmu pengetahuan, juga beragam keinginan dan kebutuhan hidup
manusia yang dapat kita peroleh layaknya di kehidupan didunia nyata.

14. Bagaimana cara paradigma holistic membantu memecahkan permasalahan secara


global?
Jawab: Hal yang menarik untuk dibahas di dalam perkembangan masyarakat
modern adalah kembali bersatu dan berkolaborasinya berbagai disiplin ilmu dalam
memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai
persoalan yang muncul dalam kehidupan masyarakat dipecahkan dengan pendekatan
holistik. Pandangan holistik ini penting dalam kehidupan saat ini karena berbagai
persoalan yang muncul di masyarakat semakin kompleks sehingga membutuhkan
pendekatan yang me-nye luruh. Persoalan yang muncul tidak lagi dapat diselesaikan
dengan pen-dekatan parsial atau sektoral. Tentu saja di dalam konteks saat
ini, kita tidak bisa sekadar hidup atau sekadar menjalani hidup. Berbagai persoalan
yang muncul semakin mendorong manusia untuk mencapai kehidupan
yang baik, bukan hidup sekadar hidup. Manifestasi dari “hidup baik”, yaitu hi-dup
yang dibangun melalui pengalaman bermakna dan dimanifestasikan melalui pikiran,
tindakan dan karya-karya buat-an manusia (man-made-world). Itulah yang disebut
“peradaban” (civilization). Peradaban dibedakan secara diametrikal dengan
“barbarisme” (barbarism), yaitu hidup untuk sekadar hidup yang hampa makna.Dalam
konteks Indonesia saat ini, berbagai persoalan yang muncul di masyarakat tidak
hanya dapat dipecahkan dengan mengandalkan keilmuan tertentu. Akan tetapi, secara
holistik pemecahan masalah melibatkan teknologi, sains, budaya, manusia, dan
seni. Untuk itu, perlu paradigma cara kerja yang holistik dalam pemecahan masalah yang
ada. Secara lebih khusus, cara kerja pemecahan masalah ini membutuhkan sesuatu
yang disebut dengan design thinking. Berpikir holistik melalui paradigma
design thinking mampu menghasilkan gagasan dan ide kreatif bagi pemecahannya.
Design thinking yang dimaksud di sini bukanlah cara berpikir desain yang khusus
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

seperti di desain produk, desain interior, desain grafis, atau desain engineering,
tetapi desain dengan domain lebih luas yang melibatkan pendekatan multidisiplin.
Desain yang dimaksud di antaranya meliputi product design, user design,
experience design, social design, information design, emotional design,
research design, communication design, service design, organization design, dan writing
design.

15. Jelaskan bagaimana aspek estetik pada sains mempunyai tempat di dalam
kehidupan masyarakat modern !
Jawab: Aspek estetik pada sains dan terus memperluas perannya dengan turut serta
mendorong tumbuhnya demokratisasi media lewat serangkaian program, yakni:
 Pendidikan kewarganegaraan (civic education);
 Pendidikan multikultural dalam berbagai perspektif lewat audio visual, baik agama,
suku, ras dan golongan;
 pengembangan demokratisasi penyiaran; serta (4) produksi audio visual. era 2010
adalah multidisiplin seni, teknologi dan pengetahuan.Maka, justru menumbuhkan
karya-karya seni dengan ruang apresiasi yang beragam dan lebih muda. Maka,
memproduksi seni pertunjukan untuk 100 th Tropen Museum Amsterdam, juga
menumbuhkan workshop film di berbagai wilayah kota untuk pertumbuhan generasi
baru, serta mencari generasi baru seni.

16. Apa yang di maksud pengembangan sains dengan metode “semi empiris”dewasa
ini! Jawab: Metode semi empirik merupakan metode kimia komputasi yang
menggunakan data eksperimental atau perhitungan ab-inito yang akurat yang digunakan
untuk menyederhanakan perhitungan berdasar kimia kuantum ab-initio. Metode semi
empiris berdasar pada pendekatan HF. Matrik Fock disusun dan persamaan diselesaikan
secara iteratif. Pendekatan dilakukan terhadap penyusunan matrik fock, atau dalam
penyederhanaan pada energi sistem (Pranowo, 2006). Artinya sains dengan metode semi
empiris adalah sains dengan metode tambahan atau turunan dari metode empiris.

17. Apakah lingkungan hidup mendapat tempat dalam sains modern ?Dimana dan apa
saja yang dibahas!
Jawab: Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari sains dan lingkungannya. Baik
lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Manusia bertindak sosial dengan cara
memanfaatkan alam dan lingkungan untuk menyempurnakan serta meningkatkan
kesejahteraan hidupnya demi kelangsungan hidup sejenisnya. Manusia mempunyai
pengaruh penting dalam kelangsungan ekosistem serta habitat manusia itu sendiri,
tindakan-tindakan yang diambil atau kebijakan-kebijakan tentang hubungan dengan
lingkungan akan berpengaruh bagi lingkungan dan manusia itu sendiri. Kemampuan kita
untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana hubungan kita sebagai
manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri yang dapat membuat
kita menyadari hubungan manusia dengan lingkungan. Manusia memiliki tugas untuk
menjaga lingkungan demi menjaga kelansungan hidup manusia itu sendiri dimasa akan
datang.
Sains dan Teknologi adalah institusi manusiawi; artinya Sains dan Teknologi adalah
karya yang dilahirkan manusia. Maka tanpa adanya manusia kedua karya tersebut juga
tidak akan ada. Sains itu sendiri secara umum didefinisikan sebagai pengetahuan
(knowledge) yang didapatkan dengan cara sistematis tentang struktur dan perilaku dari
segala fenomena yang ada di jagad raya dan isinya, baik fenomena alam maupun sosial.
Sains merupakan suatu proses untuk mencari dan menemui suatu kebenaran melalui
pengatahuan (ilmu) dengan
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

memahami hakikat makhluk, untuk menerangkan hukum-hukum alam. Sains


memberi penekanan kepada sumbangan peran manusia dalam menguasai
ilmu pengetahuan itu, terdapat dalam seluruh alam semesta. Sementara itu, teknologi
merupakan aplikasi dari sains sebagai respons atas tuntutan manusia akan kehidupan
yang lebih baik. Teknik secara umum diartikan sebagai alat perlengkapan dan metode
membuat sesuatu. Teknologi adalah suatu cara untuk teknik memproduksi atau
memproses membuat sesuatu yang lebih mengembangkan ketrampilan manusia.
Alienasi (keterasingan manusia) adalah suatu kondisi psikologis seorang individu
yang dinafasi oleh kesadaran semu (tentang misteri keabadian termasuk Tuhan),
keberadaan, dan dirinya sendiri sebagai individu serta komunitas

18. Jelaskan bagimana cara teknologi memperlancar komunikasi antara ilmuan di


seluruh dunia bahkan di alam raya!
Jawab: Internet adalah alat komunikasi di masa depan yang wajib. Media informasi terus
mengalami perkembangan dari masa ke masa. Kini seolah semua bisa berada dalam
genggaman melalui teknologi internet dan smartphone. Walaupun begitu, internet yang
mengandalkan BTS atau pemancar permukaan tanah tidak selalu dapat menjangkau
seluruh daerah. Beragam teknologi baru pun mulai dikembangkan. Salah satunya adalah
memperbarui teknologi modem internet satelit yang ada. Ada beberapa alasan mengapa
jaringan satelit dapat diandalkan sebagai alternatif komunikasi di masa depan, di
antaranya sebagai berikut. Telepon berbasis BTS di permukaan tanah menawarkan
kemudahan dalam berkomunikasi. Namun, tidak jarang menjadi tidak maksimal ketika
berada di sebuah tempat terpencil. Akibatnya, komunikasi menjadi terhalang, terutama
saat melakukan komunikasi berbasis suara ataupun video. Suara dan gambar video
menjadi tidak jernih atau bahkan tidak bisa sama sekali karena sinyal tidak stabil.
Menggunakan modem internet satelit menjadi alternatif untuk menghindari kendala
tersebut. Karena dipancarkan melalui BTS yang berada di luar angkasa, jaringan internet
satelit dapat menjangkau seluruh daerah. Apabila jaringan GSM terputus, sinyal jaringan
satelit masih tetap bisa digunakan dalam kondisi ekstrem sekalipun. Telepon satelit juga
kerap kali digunakan oleh para jurnalis maupun militer di medan perang untuk
mengabarkan situasi terkini secara cepat dan tanpa kendala. Seperti yang sering
digunakan oleh militer dan jurnalis Amerika Serikat dalam Perang Irak maupun Perang
Teluk bahkan hingga saat ini. Teknologi inilah yang digunakan oleh ilmuwan dalam
komunikasi di seluruh dunia.

19. Apa yang dimaksud dengan “benar” secara ilmiah dalam dunia ilmu pengetahuan
alam ? Apakah berbeda dengan konsep “benar” dalam wilayah kajian lain, berikan
contohnya !
Jawab: Kebenaran ilmiah tidak bisa dilepaskan dari makna dan fungsi ilmu itu sendiri
sejauh mana dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh manusia. Di samping itu proses
untuk mendapatkannya haruslah melalui tahap-tahap metode ilmiah.
Definisi Kebenaran dapat dipahami berdasarkan tiga hal yakni, kualitas pengetahuan,
sifat/karakteristik dari bagaimana cara atau dengan alat apakah seseorang membangun
pengetahuan itu, dan nilai kebenaran pengetahuan yang dikaitkan atas ketergantungan
terjadinya pengetahuan itu. Kebenaran ilmiah paling tidak memiliki tiga sifat dasar,
yakni:
1. Struktur yang rasional-logis.
2. Isi empiris.
3. Dapat diterapkan (pragmatis). Sifat pragmatis, berusaha menggabungkan kedua sifat
kebenaran sebelumnya (logis dan empiris). Maksudnya, jika suatu “pernyataan benar”
dinyatakan “benar” secara logis dan empiris, maka pernyataan tersebut juga harus
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

berguna bagi kehidupan manusia. Berguna, berarti dapat untuk membantu manusia
memecahkan berbagai persoalan dalam hidupnya.
Kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang sesuai dengan fakta dan mengandung isi
pengetahuan. Pada saat pembuktiannya kebenaran ilmiah harus kembali pada status
ontologis objek dan sikap epistemologis (dengan cara dan sikap bagaimana pengetahuan
tejadi) yang disesuaikan dengan metodologisnya.

20. Apakah kebenaran ilmiah dapat bersifat subjektif?Jelaskan dengan contoh!


Jawab: Kebenaran dapat bersifat Subyektif Kebenaran ilmiah dapat bersifat subyektif,
apabila kebenaran merupakan kebenaran yang dapat tidak dapat diterima setiap atau
kebenaran yang tidak semua orang dapat memahami kebenaran tersebut.
Contoh :
a. Pengetahuan biasa atau disebut ordinary knowledge atau common sense
knowledge. Pengetahuan seperti ini memiliki inti kebenaran yang sifatnya
subjektif, artinya amat terikat pada subjek yangmengenal.
b. Pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah menetapkan objek yang khas
atau spesifik dengan menerapkan metodologi yang telah mendapatkan
kesepakatan para ahli sejenis. Kebenaran dalam pengetahuan ilmiah selalu
mengalami pembaharuan sesuai dengan hasil penelitian yang penemuan
mutakhir.
Pengetahuan filsafat, yaitu jenis pengetahuan yang pendekatannya melalui metodologi
pemikiran filsafat, bersifat mendasar dan menyeluruh dengan model pemikiran
analitis, kritis, dan spekulatif. Sifat kebenaran yang terkandung adalah absolute-
intersubjektif.

21. Sebutkan beberapa teori kebenaran yang pernah anda baca dengan serius dan
berhubungan dengan pengetahuan anda akan sains !
Jawab: Pada bagian ini akan kami bahas tentang teori-teori kebenaran sepanjang sejarah
pemikiran manusia. Perbincangan mengenai kebenaran sudah dimulai sejak Plato melalui
metode dialog, kemudian dilanjutkan oleh Aristoteles. Menurut seorang filsuf Jaspers
sebagaimana dikutip oleh Hammersa bahwa sebenarnya para pemikir sekarang hanya
melengkapi dan menyempurnakan filsafat Plato dan filsafat Aristoteles (Hamami dalam
Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, 2010 : 138). Hal ini tentu berdasarkan argumentasi yang
kuat berdasarkan pemikiran yang mendalam, yang berlandaskan pada data-data sejarah
yang ada. Plato dianggap sebagai filsuf yang membangun teori pengetahuan yang cukup
lengkap sebagai teori pengetahuan yang awal. Dari pemikiran Plato kemudian muncul
teori-teori pengetahuan baik sebagai kritik atau sebagai support atas teori yang sudah
dibangun Plato.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai teori-teori kebenaran yang kami coba rangkum
dari beberapa sumber ilmiah :
 Teori kebenaran korespondensi
Kebenaran menurut persfektif teori korespondensi adalah pernyataan dikatakan
benar jika sesuai dengan kenyataan atau fakta yang ada. George E. Moore (dalam
Sahakian dan Sahakian, 1966 : 24) mengatakan kebenaran sebagai “truth as the
correspondence of ideas to reality”, yaitu kebenaran adalah kesesuaian antara ide
atau gagasan- gagasan dengan realita. Sebaliknya, jika pernyataan bertentangan
dengan kenyataan atau fakta yang ada, maka pernyataan tersebut dianggap sebagai
penyataan yang “sesat”. Misalnya, ada pernyataan yang mengatakan Bang Rhoma
adalah seorang penyanyi dangdut. Kalau pernyataan tersebut bersesuaian dengan
fakta yang ada di kenyataan yang sebenarnya maka itu dianggap sebagai
“kebenaran”. Jika ternyata
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

Bang Rhoma bukan seorang penyanyi dangdut, melainkan seorang Presiden. Maka
pernyataan tersebut dianggap sebagai bukan “kebenaran”.
Makna “sesuai” (correspond) dalam teori ini masih menimbulkan pertanyaan-
pertanyaan yang mengarah pada kritik terhadap teori kebenaran korespondensi.
Kalau kebenaran selalu diukur dengan fakta-fakta yang ada, bagaimana dengan ide-
ide yang bersifat kejiwaan, apakah ada fakta yang bersifat kejiwaan. Lalu bagaimana
membuktikan hubungan antara ide-ide tersebut, padahal ide-ide tersebut bersifat
abstrak, sulit untuk dibuktikan dengan indera manusia. Misalnya, Pak Soleh
dikatakan sebagai seorang yang soleh, kalau pernyataan ini kemudian dibuktikan
kebenarannya dengan makna sesuai atau korespondensi, maka tentu subjek akan
melihat pada perilaku-perilaku beragama yang tampak pada Pak Soleh.
Pertanyaannya, apakah “kesolehan” Pak Soleh bisa sepenuhnya diukur dengan
observasi?, bukankah kesolehan di dominasi oleh aspek kejiwaan Pak Soleh?.
Pertanyaan-pertanyaan di atas adalah kelemahan-kelemahan para realisme atau
paham yang bertolak dari kenyatan-kenyataan. Karena kebenaran korespondensi
dianut oleh para realisme (Kattsoff, 1996 : 184).
 Teori kebenaran koherensi
Berkebalikan dengan paham korespondensi, paham koherensi dianut oleh para
pendukung idealisme. Banyak kita dalam kehidupan sehari-hari menggunakan
paham ini. Intinya menurut paham ini “kebenaran” adalah jika pernyataan sebjek
saling berhubungan dengan pernyataan subjek yang lainnya atau jika makna yang
dikandungnya saling berhubungan dengan pengalaman kita (Kattsoff, 1996 : 181).
Misalnya, “Bang Rhoma adalah penyanyi dangdut”, pernyataan ini akan dianggap
benar jika fakta lain mendukung pernyataan ini. Tetapi, pernyataan ini akan
dianggap “sesat” apabila fakta-fakta lain yang telah ada tidak mendukung
pernyataan ini atau mengandung kontradiksi.
Kritik terhadap paham ini saya sajikan dalam sebuah kasus. Di dalam penegakkan
hukum di pengadilan terhadap kasus pembunuhan yang dilakukan Si A terhadap Si
B. Untuk membuktikan pembunuhan ini benar atau tidak, kemudian pengadilan
mendatangkan beberapa saksi, yaitu Si C, Si D, dan Si E. Si C dan Si D cenderung
membela Si A, mungkin karena sebagai teman, keluarga, atau karena sebab lain.
Sehingga Si C dan Si D memeberikan kesaksian yang sama (koheren) atau saling
berhubungan yang menyebabkan keringanan terhadap Si A. Sedangkan Si E
memberikan kesaksian berbeda yang memberatkan Si A, Si E menjelaskan secara
jujur fakta-fakta pembunuhan yang dia lihat. Setelah persidangan selesai, hakim
menyatakan bahwa Si A tidak bersalah dan di bebaskan.
Dari contoh kasus di atas disimpulkan bahwa paham koherensi akan selalu berpihak
pada pernyataan-pernyataan yang dianggap koheren, walaupun terkadang pernyataan
tersebut bukan fakta yang sesungguhnya. Kemudian paham koherensi cenderung
mengabaikan pernyataan lain yang dianggap tidak koheren, walaupun sesungguhnya
pernyataan itu adalah fakta yang sesunggunya.
 Teori kebenaran pragmatis
Teori kebenaran pragmatisme adalah paham tentang kebenaran yang diukur dari
kegunaannya dalam kehidupan manusia. Bagi seorang pragmatis kebenaran tentang
suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat
fungsional dalam kehidupan praktis. Artinya, suatu pernyataan adalah benar, jika
pernyataan atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam
kehidupan manusia (Suriasumantri, 2010 : 58-59).
Dapat dipahami bahwa kebenaran dalam pandangan pragmatisme adalah sebatas
kegunaan praktis dalam kehidupan. Apabila suatu proposisi memiliki kegunaan
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

praktis maka akan dipandang sebagai suatu kebenaran. Sebaliknya, apabila proposisi
tidak memiliki kegunaan praktis maka tidak dipandang sebagai suatu kebenaran,
walaupun ada kemungkinan sesuatu yang tidak bersifat fungsional tersebut adalah
kebenaran yang sesungguhnya.
Kebenaran dalam pandangan pragmatisme akan membawa kebenaran pada masa
kadaluarsa (expired). Artinya ada masanya kebenaran yang sudah dianggap suatu
kebenaran akan dibuang, karena tidak lagi bersifat fungsional. Kebanaran dalam
pandangan pragmatis juga tidak fleksibel bagi semua konteks, karena apabila
kebenaran diukur dari segi fungsionalnya, maka bagaimana kebenaran akan berguna
bagi konteks lain yang secara hakikat memiliki perbedaan signifikan dengan konteks
yang lainnya.
 Kebanaran menurut paham-paham empiris
Definisi-definisi kebenaran menurut paham-paham empiris berdasarkan atas
berbagai segi pengalaman, dan biasanya merujuk pada pengalaman inderawi
seseorang. Paham tersebut memandang proposisi bersifat meramalkan (predictive),
atau hipotesis, dan memandang kebenaran proposisi sebagai terpenuhinya hipotesa
(Kattsoff, 1996 : 186).
Definisi di atas mengantarkan kita pada suatu pemahaman, bahwa kebenaran
menurut paham-paham empiris memiliki subjektivitas yang tinggi. Jika demikian,
maka kebenaran akan memiliki makna yang berbeda-beda bagi setiap orang yang
memaknainya. Disebabkan perbedaan pengalaman-pengalaman yang dimiliki
subjek. Selanjutnya kebenaran akan bersifat nisbi, tidak memiliki tolak ukur yang
pasti. Sehingga siapa saja bisa mengklaim bahwa dia adalah yang benar.
 Teori kebenaran sintaksis
Penganut teori kebenaran sintaksis berpijak bahwa suatu pernyataan dikatakan benar
jika pernyataan itu mengikuti aturan-aturan sintaksis atau gramatika yang baku. Atau
dengan kata lain apabila proposisi itu tidak mengikuti syarat atau keluar dari hal
yang di syaratkan maka proposisi itu tidak memiliki arti. Teori ini berkembang di
antara filsuf analisa bahasa, terutama yang begitu ketat terhadap pemakaian
gramatika seperti Schleiemacher (Hamami, Tim Dosen Filsafat UGM, 2010).
 Teori kebenaran semantis
Teori ini kebanyakan dianut dan berkembang di kalangan filsuf analitika bahasa.
Kebenaran menurut faham ini adalah suatu proposisi dinilai benar ditinjau dari segi
arti atau makna, apakah proposisi yang merupakan pangakal tumpunya itu
mempunyai referensi yang jelas. Artinya teori ini bertugas untuk mengungkap ke
sahihan proposisi dalam referensinya. Pernyataan yang mengandung kebenaran
adalah pernyataan yang memiliki arti atau makna yang sesungguhnya dengan
merujuk pada kenyataan. Arti yang bersifat definitif, yaitu arti yang dengan jelas
menunjuk ciri yang khas dari sesuatu yang ada (Hamami, Tim Dosen Filsafat UGM,
2010). Seperti “Irigasi menyebabkan kesulitan dalam mengatur pengairan”,
pernyataan ini akan dikatakan benar bila menunjukkan makna yang sahih tentang
bendungan dalam kenyataan yang sesungguhnya. Tentu kebenaran pernyataan diatas
akan di cek langsung ke referensinya.

22. Apakah sains adalah yang ilmu benar-benar “pasti” dalam kenyataannya?
Jelaskan! Jawab: Tidak, karena kebanaran Sains adalah bersifat relatif, kebenaran dan
keyakinan suatu pengetahuan yang berbeda akan melahirkan persepsi yang beragam
pula. Dengan persepsi yang beragam pula akan semakin sulit bagi organisasi untuk
menyimpulkannya, akan tetapi dengan terus mempertanyakan dan mengkaji sebab-
musababnya maka bukan tidak mungkin kita akan menemukan kebenaran walau masih
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

Relatif, akan tetapi dengan mendekati taraf keyakinan suatu masalah yang
diperdebatkan tersebut menjadi semakin baik. Dengan demikian tidak ada kebenaran
yang mutlak, melainkan pengecualian karena keterbatasan kita sebagai manusia biasa,
yang tidak memiliki kesempurnaan secara hakiki. Yang olehnya itu, pengetahuan atas
kebenaran yang diyakini merupakan sesuatu yang yang tak bisa di identikkan untuk
menjadisupply and demand di dalam menentukan suatu harga, melainkan menjadi
solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh bangsa kita.

23. Dimanakah kegunaan metode statistic dalam menjelaskan kebenaran sains


?Jelaskan !
Jawab: Peranan metode statistik dalam menjelaskan kebenaran sains misalkan di bidang
penelitian harus meliputi beberapa konsep diantaranya harus memiliki:
 Alat perencanaan eksperimen dan evaluasi hasil eksperimen
 Teknik pengawasan serta penanggulangan kesalahan
 Teknik penentuan kombinasi faktor-faktor yang akan diuji
 Perkembangan eksperimen lapangan (field experiment)
 Berbagai riset di pabrik-pabrik kertas, tekstil, bahan farmasi, gelas, karet, dll.
 Riset di bidang kesehatan umum, keamanan jalan, psikologi, sosiologi, antropologi,
Matematika, Teori Statistik, dan Ekonometrik

24. Bagaimana cara para ilmuan memberikan “kepastian”atas hasil pengukuran yang
telah dilakukan?Jelaskan!
Jawab: Para ilmuwan memberikan kepastian atas hasil pengukuran yang telah
dilakukannya dengan cara menguraikan langkah berdasakan cara berfikir ilmiah.
Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang
eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Maka
dari itu, ilmuwan tidak lain adalah orang yang mencari permasalahan dalam alam
yang bersifat kognitif, rasional dan teoritis yang nantinya akan menghasilkan sebuah
ilmu. Karena ilmu yang dikembangkan oleh para ilmuwan untuk mencapai
kebenaran atau memperoleh pengetahuan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang
mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk
kuantitas.Tingkat kepastian ilmu alam relatif tinggi mengingat obyeknya yang
kongkrit, karena hal ini ilmu alam lazim juga disebut ilmu pasti

25. Bagaimana sebaiknya ilmuwan sains membantu memecahkan permasalahan social


yang ada ?
Jawab: Imuwan mampu memecahkan masalah social harus memusatkan perhatian pada
organisasi dan pembangunan masyarakat. Ilmuwan yang mengabdikan diri pada
pengembangan ilmu ini dikenal sebagai Sosiatrist, praktisi/ilmuwan pembangunan
masyarakat . Sosiatrist, di dalam menjalankan tugasnya, belajar bersama-sama dengan
masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial di dalam hubungan
sosial(Lihat Definisi di sini). Pola hubungan sosial yang dikaji oleh ilmu ini menyangkut
hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan antara
kelompok dengan kelompok. Kekhasan Ilmu Sosiatri terletak pada wilayah kerjanya
yaitu masyarakat Indonesia. Ilmu Sosiatri merupakan cabang ilmu sosial yang lahir dan
berkembang di Indonesia, atau dengan kata lain originalitas dari ilmu ini ada di
Indonesia(Lihat Sosiatri Update).
Proses perumusan ilmu ini melalui kerja keras Panitia Ad Hoc Senat UGM dan proses
diskusi yang sangat panjang. Latar belakang dipandang perlunya pembentukan Ilmu
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

Sosiatri adalah kondisi sosial, ekonomi dan politik Indonesia pada awal kemerdekaan
yang sangat buruk. Kondisi buruk tersebut jika dibiarkan akan mengganggu ketahanan
negara, stabilitas nasional, dan integrasi sosial. Ancaman disintegrasi dan disorganisasi
sosial sangat besar untuk sebuah negara besar yang baru saja merdeka. Kelainan-kelainan
sosial (social disorganization) pada awal kemerdekaan jika tidak ditangani dengan baik
dapat dengan cepat dimanfaatkan oleh golongan ekstrimis, baik dari dalam maupun luar
negeri, untuk memecah belah integrasi nasional, yang merupakan tujuan ideal dari
kemerdekaan/Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pembangunan masyarakat Indonesia sangat khas dan tidak bisa disamakan begitu saja
dengan proses pembangunan yang telah dilaksanakan di negara-negara lain. Karakteristik
khusus yang dimiliki oleh Indonesia antara lain: ideologi negara yakni Pancasila,
kemajemukan sosial-ekonomi dan geografi, latar belakang sejarah, dan adanya nilai-nilai
dan tradisi lokal yang berakar kuat pada masyarakat setempat. Kepaduan karakteristik ini
pada masyarakat Indonesia membuat metode-metode ilmu sosial tidak dapat begitu saja
diterapkan untuk organisasi dan pembangunan masyarakat Indonesia. Metode-metode
kerja ilmu-ilmu sosial yang ada perlu disesuaikan ketika diadaptasi. Selain itu, dalam
penerapannya, harus dipadukan berbagai pendekatan ilmu sosial dan juga ilmu-ilmu
lainnya. Dengan kata lain, untuk melaksanakan organisasi dan pembangunan masyarakat
Indonesia diperlukan penerapan multi-metode, multi-perspektif, dan pendekatan
interdisipliner Baca Buku Lembaga Sosial, Sugianto, 2002. Oleh sebab itu, Panitia Ad
Hoc Senat UGM, yang terdiri dari ilmuwan yang memiliki bidang kajian sangat
beragam, memandang perlu ada sebuah disiplin atau pendekatan baru yang mampu
melakukan kajian tersebut.

26. Apa saja kemungkinan pola hubungan antara ilmuwan dengan politikus yang
mungkin terjadi dalam kehidupan bernegara?
Jawab: Menurut J. Habermas ada 3 model hubungan keja antara pihak ilmuan
dengan pihak politisi, yaitu :
 Decicionistic Model. Menurut model ini, keputusan terakhir dari suatu
kebijaksanaan public
berada di tangan para pemegang kekuasaan yang pada dasarnya lebih
memberikan perhatian pada konflik kepentingan dan nilai. Ilmuan hanya
bertugas melayani kepentingan kekuasaan sehingga kebijaksanaanya dapat
dijalankan di masyarakat.
 Technocratic model. Model kerjasama ini mengunggulkan peranan ilmuan
professional.
Pemegang kekuasaan tergantung pada para ilmuan yang menjadikan dirinya
sebagai salah satu organ masyarakat. Asumsi dari pendekatan ini adalah
kebutuhan para pemegang kekuasaan atas kemajuan teknik dan kontinuitas
rasionalitas dalam pemecahan masalah teknik dan praktis.
 Fragmatic model. Model ini melihat bahwa antara ilmuwan dan politisi
terdapat interaksi kritis dalam suatu diskusi yang dilengkapi dengan
informasi dan pertimbangan- pertimbangan ilmiah. Kedua belah pihak tidak
saling memanfaatkan dan menguasai. Hubungan antaranya bersifat timbal
balik. Ilmuwan menasehati politisi dan politisi mendorong ilmuwan untuk
memikirkan kebutuhan-kebutuhan praktis masyarakat.
Diantara ketiga model tersebut, model yang paling mendekati tuntutan bagi
demokrasi adalah model fragmatis. Model Decicionistis hanya member
kewenangan yang luas bagi politisi untuk mengambil keputusan. Diskusi public
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

kalaupun ada hanya berfungsi untuk memberikan kemungkinan terbaik pada


pengambilan keputusan. Menurut pendekatan ini, keputusan berada diluar diskusi
public. Sebaliknya model teknokratis justru memberikan kesempatan yang luas
bagi ilmuwan. Kehidupan politik harus diatur oleh administrasi yang rasional.
Ilmuwan dengan alas an itu dapat menjadi elite politik yang karena memiliki
kualifikasi professional dapat menentukan sendiri segala-galanya. Oleh karena itu,
baik model decicionistis maupun model technokratik sama-sama tidak
memberikan tempat bagi diskusi public yang menjadi fokus perhatian dari model
fragmatis. Hanya pendekatan fragmatis yang menegaskan bahwa hanya
komunikasi antara ilmuwan dan pelaku politik memecahkan masalah kebutuhan-
kebutuhan praktis.

27. Bagaimana aspek kesadaran sebagai ilmuwan berkaitan dengan kehidupan


ilmuwan sebagai anggota masyarakat !
Jawab: Hubungan ilmuwan dengan negara, kekuasaan dan dunia kehidupan sosial. Bagi
Habermas salah satu unit analisis untuk memahami hubungan ilmuwan dengan dunia
kehidupan (tanggung jawab) sosial adalah dengan cara memahami hubungan antara
ilmuwan dengan kekuasaan. Ini karena dalam memahami makna tanggung jawab sosial,
kita akan selalu dihadapkan pada problem-problem interpretasi. Hingga dapat saja
‘tanggung jawab sosial’ bergeser atau bermakna ‘tanggung jawab partai’, ‘tanggung
jawab negara’, ‘tanggung jawab kekuasaan’ atau bahkan ‘tanggung jawab individu’,
yakni bergantung pada dunia kehidupan sosial ‘apa’ dan ‘siapa’. Problem interpretasi
demikian mengisyaratkan kemungkinan-kemungkinan dominasi dalam interpretasi dan
makna- makna sosial yang disepakati bersama. Maka jika kita menginginkan sebuah
desain politik yang ilmiah dan rasional tidak bisa tidak, setiap bentuk diskursus mesti
dibawa ke wilayah publik, yakni ruang (komunikasi) publik (public sphere). Karena tidak
ada satu politikpun yang rasional, jika proses konstruksi dan rekonstruksinya tidak
melalui proses konversasi publik. Dalam konteks konversasi publik ini sesungguhnya
argumen dan kritik ilmuwan itu berdiri. Tapi ketika ia dimaknai dan diinterpretasikan
sebagai sebuah ketidaketisan dan ketidakbertanggungjawaban, berarti telah terjadi
dualisme pandangan. Satu pandangan adalah pada esensi konversasi publik itu sendiri
sebagai syarat rasionalisme politik.

28. Apa pentingnya risk manajemen dalam menngani proses produksi di zaman
modern ini?
Jawab: Pengelolaan risiko pada suatu instansi adalah suatu keharusan, terutama di zaman
sekarang disaat semua berubah dengan cepat. Jika kita tidak bisa mengelola risiko
dengan benar, bisa dipastikan bahwa bisnis kita dalam bahaya. Menjadi adaptif terhadap
perubahan juga merupakan salah satu solusi terhadap perubahan yang terjadi, dan ini
yang akan membedakan kita, apakah perubahan berdampak negatif atau postif pada
bisnis kita. Pada pembukuan misalnya, saat dulu pembukuan dilakukan secara manual
yang memakan waktu dan rentan terjadi kesalahan, pada saat ini sudah sangat banyak
software akuntansi yang mudah digunakan dan praktis seperti Accurate Online. Selain itu
risk management juga sangat membantu kita dalam pembuatan kerangka kerja, sebagai
peringatan kewaspadaan, sosialisasi manajemen resiko, dan mendukung agar
management agar proaktif.

29. Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan terrjadi di zaman modern ini ?


Berikan contoh untuk mendukung jawaban anda !
Jawab: Perkembangan ilmu pengetahuan di zaman modern saat ini memiliki Pokok
pemikirannya dikenal dengan istilah logosentris, yakni teks menjadi tema sentral
diskursus
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

para filosof. Hal ini dikarenakan ungkapan-ungkapan filsafat cenderung membingungkan


dan sulit untuk dimengerti. Padahal tugas filsafat bukanlah hanya sekedar membuat
pernyataan tentang suatu hal, namun juga memecahkan masalah yang timbul akibat
ketidakpahaman terhadap bahasa logika, dan membeerikan penjelasan yang logis atas
pemikiran-pemikiran yang diungkapkan. Pada zaman ini muncul berbagai aliran filsafat
dan kebanyakan dari aliran-aliran tersebut merupakan kelanjutan dari aliran-aliran
filsafat yang pernah berkembang pada zaman sebelumnya, seperti Neo-Thomisme, Neo-
Marxisme, Neo-Positivisme dan sebagainya. Perkembangan Ilmu Pengetahuan masa
modern adalah munculnya pandangan baru yang merupakan kritik terhadap pandangan
Aristoteles, yaitu ilmu pengetahuan harus mencari untung, artinya untuk memperkuat
kemampuan manusia di buni ini. Pada abad-abad berikutnya, di dunia barat dan dunia
diluar barat dapat dijumpai keyakinan dan kepercayaan bahwa ilmu pada masa modern
adalah munculnya pandangan baru yang disebut ilmu pengetahuan. Eropa dari Islam,
ketika umat Islam larut dalam kegemilangan sehingga tidak memperhatikan lagi
pendidikan, maka Eropa tampil mencuri ilmu pengetahuan dan belajar dari Islam. Eropa
kemudian bangkit dan Islam mulai dijajah dan mengalami kemunduran. Hampir seluruh
wilayah dunia Islam dijajah oleh Bangsa Eropa.
Contohnya :Penemuan-penemuan baru dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi muncul
di Eropa. Misalnya dalam bidang mesin, listrik, radio, yang semuanya itu menunjang
semakin kuatnya Eropa terhadap dunia Timur.

30. Apa fungsi jurnal ilmiah dalam perkembangan ilmu itu sendiri!
Jawab: Jurnal ilmiah memiliki beberapa manfaat diantaranya :
 sebagai sarana pengembangan ilmu pegetahuan. Jurnal ilmiah merupakan arena
diskursus intelektual melalui tulisan. Pengembangan ilmu pengetahuan dapat
dilakukan dengan temuan penelitian, kritik terhadap temuan penelitian,
pembentukan konsensus dan temuan baru. Dalam kaitannya dengan hal tersebut,
jurnal ilmiah berperan sangat penting sebagai sarananya.
 sebagai basis data kebijakan publik. Kebijakan publik memerlukan naskah akademik
sebagai pondasinya. Jurnal ilmiah dapat berperan sebagai dasar ilmiah dibuatnya
kebijakan publik tersebut.
Selain mempunyai manfaat sebagaimana tersebut di atas, jurnal ilmiah mempunyai
fungsi sebagai berikut :
 sebagai sarana komunikasi akademik antara para ilmuwan.
 penyebaran (diseminasi) hasil-hasil penelitian.
 pengembangan budaya akademik di perguruan tinggi.
 sebagai bentuk pertukaran informasi untuk menghasilkan ide-ide baru akan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

31. Jelaskan menurut pendapat anda tentang perbedaan “ Pembelajaran Jarak Jauh
“dan scientific inquiri ! berikan contohnya !
Jawab: Perbedaaan antara: Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah pembelajaran dengan
menggunakan suatu media yang memungkinkan terjadi interaksi antara pengajar dan
pembelajar. Dalam PJJ antara pengajar dan pembelajar tidak bertatap muka secara
langsung, dengan kata lain melalui PJJ dimungkinkan antara pengajar dan pembelajar
berbeda tempat bahkan bisa dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh. jadi sangat
memudahkan proses pembelajaran.
Sedangkan Inkuiri berasal dari bahasa Inggris yaitu inquiry, yang dapat diartikan sebagai
proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya.
Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan
penyelidikan
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

terhadap obyek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk
memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau
eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau
rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Inkuiri
berasal dari bahasa Inggris yaitu inquiry, yang dapat diartikan sebagai proses bertanya
dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Pertanyaan
ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap
obyek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan
mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari
jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan
menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Tujuan utama dari pembelajaran
inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir siswa. Dengan demikian,
pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses
belajar siswa. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi antara siswa
dengan siswa juga berinteraksi dengan guru bahkan interaksi siswa dengan lingkungan.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa inkuiri merupakan
suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah, merencanakan
eksperimen, melakukan eksperimen, megumpulkan dan menganalisis data, dan menarik
kesimpulan. Jadi, dalam pembelajaran inkuiri ini siswa terlibat secara mental maupun
fisik untuk memecahkan masalah yang diberikan guru.

32. Kelebihan dan kelemahan Pembelajaran Jarak Jauh?


Jawab: Pembelajaran jarak jauh dapat sangat efektif, khususnya bagi para peserta yang
lebih dewasa dan memiliki motivasi kuat untuk mengejar sukses dan senang diberi
kepercayaan melakukan proses belajar secara mandiri. Namun demikian, kesuksesan
paket Pembelajaran Jarak Jauh, yang meninggalkan ketaatan pada jadwal seperti pada
proses pembelajaran tatap muka, bukanlah merupakan suatu pilihan yang mudah baik
bagi instruktur maupun peserta didik. Berikut ini beberapa pro dan kontra:

Kelebihan Kekurangan

Waktu dan pekerjaan yang berkaitan dengan


Logistik yang mudah — yang dibutuhkan
penyampaian proses pembelajaran jarak jauh lebih
adalah komunikasi yang baik
banyak daripada proses pembelajaran secara tatap muka
Mengurangi pengeluaran tambahan, seperti
Dukungan administratif untuk proses pembelajaran
untuk ruang kelas dan staf pengajar
jarak jauh dibutuhkan untuk melayani jumlah peserta
Peserta didik dapat mengontrol kapan mereka
didik yang mungkin sangat banyak
belajar dan pada tahapan apa
Beberapa peserta merasa terasing karena jarak
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

Pembelajaran jarak jauh dapat lebih Kurangnya struktur dan kebutuhan akan

dimungkinkan karena peserta didik dapat motivasi/inisiatif yang tinggi dapat merupakan

menyesuaikan pelajarannya sambil bekerja tantangan (masalah) bagi para peserta

33. Uraikan prinsip-prinsip konstruksivisme dalam pembelajaran


Jawab: Teori ini lebih menekankan perkembangan konsep dan pengertian yang
mendalam, pengetahuan sebagai konstruksi aktif yang dibuat siswa. Jika seseorang tidak
aktif membangun pengetahuannya, meskipun usianya tua tetap saja tidak akan
berkembang pengetahuannya. Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu
berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena yang sesuai.
Pengetahuan tidak bisa ditransfer begitu saja, melainkan harus diinterpretasikan sendiri
oleh masing-masing orang. Pengetahuan juga bukan sesuatu yang sudah ada, melainkan
suatu proses yang berkembang terus-menerus. Dalam proses ini keaktifan seseorang
sangat menentukan perrkembangan pengetahuannya.
Unsur-unsur penting dalam teori konstruktivistik:
 Memperhatikan dan memanfaatkan pengetahuan awal siswa
 Pengalaman belajar yang autentik dan bermakna
 Adanya lingkungan social yang kondusif
 Adanya dorongan agar siswa mandiri
 Adanya usaha untuk mengenalkan siswa tentang dunia ilmiah
Secara garis besar, prinsip-prinsip teori konstruktivistik adalah sebagai berikut:
 Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.
 Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan
keaktifan murid sendiri untuk menalar.
 Murid aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi
perubahan konsep ilmiah.
 Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses konstruksi
berjalan lancar.
 Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.
 Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pernyataan.
 Mencari dan menilai pendapat siswa.
 Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.

34. Uraikan beberapa indikator “Belajar Aktif “ menurut pendapat anda


Jawab: Pembelajaran aktif atau active learning adalah segala bentuk pembelajaran
yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran. Saat ini
pembelajaran aktif telah diyakini oleh sebagian besar para teoritisi, praktisi dan
pemegang kebijakan di hampir seluruh belahan muka bumi ini sebagai sebuah konsep
pembelajaran yang memberikan harapan bagi tercapainya mutu pembelajaran. Berpegang
pada gagasan yang disampaikan oleh Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas (2010),
berikut ini disajikan sejumlah ciri-ciri terjadinya pembelajaran aktif pada setting
kelas:
1. Kegiatan belajar suatu kompetensi dikaitkan dengan kompetensi lain pada suatu
mata pelajaran atau mata pelajaran lain.
2. Kegiatan belajar menarik minat peserta didik.
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

3. Kegiatan belajar terasa menggairahkan peserta didik.


4. Semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar.
5. Mendorong peserta didik berpikir secara aktif dan kreatif.
6. Saling menghargai pendapat dan hasil kerja (karya) teman.
7. Mendorong rasa ingin tahu peserta didik untuk bertanya.
8. Mendorong peserta didik melakukan eksplorasi (penjelajahan).
9. Mendorong peserta didik mengekspresi gagasan dan perasaan secara lisan,
tertulis, dalam bentuk gambar, produk 3 dimensi, gerak, tarian, dan / atau
permainan.
10. Mendorong peserta didik agar tidak takut berbuat kesalahan.
11. Menciptakan suasana senang dalam melakukan kegiatan belajar.
12. Mendorong peserta didik melakukan variasi kegiatan individual (mandiri),
pasangan, kelompok, dan / atau seluruh kelas.
13. Mendorong peserta didik bekerja sama guna mengembangkan keterampilan
sosial.
14. Kegiatan belajar banyak melibatkan berbagai indera.
15. Menggunakan alat, bahan, atau sarana bila dituntut oleh kegiatan belajar.
16. Melibatkan kegiatan melakukan, seperti melakukan observasi, percobaan,
penyelidikan, permainan peran, permainan (game).
17. Mendorong peserta didik melalui penghargaan, pujian, pemberian semangat.
18. Hasil kerja (karya) peserta didik dipajangkan.
19. Menerapkan teknik bertanya guna mendorong peserta didik berpikir dan
melakukan kegiatan.
20. Mendorong peserta didik mencari informasi, data, dan mencari jawaban atas
pertanyaan.
21. Mendorong peserta didik menemukan sendiri.
22. Peserta didik pada umumnya berani bertanya secara kritis.
Dari beberapa indikator atau ciri belajar aktif, saya ambil beberapa indikator misalnya
bahwa belajar aktif itu mendorong peserta didik menemukan sendiri dan memancing
peserta didik untuk aktif bertanya dan rasa ingin tahu yang tinggi, dari dua indikator itu
tugas guru adalah menjadi fasilitator saja dan mencoba memberikan stimulus agar
peserta didik memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan mencoba untuk menemukan
sendiri berbagai fenomena dalam pembelajaran.

35. Dalam belajar aktif, guru di tuntut untuk dapat merekayasa sistem pembelajaran
yang dilaksanakan, dan menjadikan proses pembelajaran tersebut sebagai
pengalaman yang bermakna bagi siswa, Coba anda jelaskan beberapa kemampuan
yang perlu di miliki?
Jawab: Peran Guru dalam Mewujudkan Pembelajaran Efektif dan Bermakna
Terdapat beberapa peran guru dalam pembelajaran tatap muka yang dikemukakan oleh
Moon (1998), yaitu sebagai berikut.
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

1. Guru sebagai Perancang Pembelajaran (Designer Instruction)


Pihak Departemen Pendidikan Nasional telah memprogram bahan pembelajaran
yang harus diberikan guru kepada peserta didik pada suatu waktu tertentu. Disini
guru dituntut untuk berperan aktif dalam merencanakan PBM tersebut dengan
memerhatikan berbagai komponen dalam sistem pembelajaran yang meliputi :
a. Membuat dan merumuskan bahan ajar
b. Menyiapkan materi yang relevan dengan tujuan, waktu, fasilitas, perkembangan
ilmu, kebutuhan dan kemampuan siswa, komprehensif, sistematis, dan fungsional
efektif.
c. Merancang metode yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa.
d. Menyediakan sumber belajar, dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator
dalam pengajaran.
e. Media, dalam hal ini guru berperan sebagai mediator dengan memerhatikan
relevansi (seperti juga materi), efektif, efisien, kesesuaian dengan metode, serta
pertimbangan praktis.
2. Guru sebagai Pengelola Pembelajaran (Manager Instruction)
Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas
bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan tujuan khususnya
adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar,
menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta
membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
Selain itu guru juga berperan dalam membimbing pengalaman sehari-hari ke arah
pengenalan tingkah laku dan kepribadiannya sendiri. Salah satu ciri manajemen
kelas yang baik adalah tersedianya kesempatan bagi siswa untuk sedikit demi sedikit
untuk mengurangi ketergantungannya pada guru hingga mereka mampu
membimbing kegiatannya sendiri.
Sebagai manajer, guru hendaknya mampu mempergunakan pengetahuan tentang
teori belajar mengajar dari teori perkembangan hingga memungkinkan untuk
menciptakan situasi belajar yang baik, mengendalikan pelaksanaan pengajaran dan
pencapaian tujuan.
3. Guru sebagai Pengaruh Pembelajaran
Hendaknya guru senantiasa berusaha menimbulkan, memelihara, dan meningkatkan
motivasi peserta didik untuk belajar. Dalam hubungan ini guru mempunyai fungsi
sebagai motivator dalam keseluruhan kegiatan belajar mengajar. Empat hal yang
dapat
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

dikerjakan guru dalam memberikan motivasi (Dr Hamzah B.Uno :23) adalah sebagai
berikut: (1) membangkitkan dorongan siswa untuk belajar; (2) menjelaskan secara
konkret, apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran; (3) memberikan ganjaran
terhadap prestasi yang dicapai hingga dapat merangsang pencapaian prestasi yang
lebih baik dikemudian hari; (4) membentuk kebiasaan belajar yang baik. Untuk
mengaktifkan siswa dalam belajar, guru hendaknya melibatkan siswa dalam
pembelajaran baik melalui kegiatan tanya jawab maupun melalui kegiatan
kelompok, diskusi atau kerja kelompok. Dalam kegiatan semacam ini, guru dituntut
berperan sebagai pengarah(moderator).
4. Guru sebagai Evaluator (Evaluator of Student Learning)
Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran oleh siswa, guru
hendaknya melakukan evaluasi. Melaksanakan evaluasi merupakan tugas guru
sebagai penilai atau elevator. Penilaian ini tidak hanya dilakukan terhadap
penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajari tetapi juga terhadap proses belajar
yang telah dilakukan siswa. Apakah siswa telah benar-benar belajar. Menilai
kemampuan siswa tidak hanya dilakukan melalui tes, tetapi juga dapat melalui tugas
atau pekerjaan rumah. Melalui evaluasi ini, guru dapat mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil evaluasi ini
dapat dijadikan pedoman dalam mengembangkan dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran selanjutnya. Tujuan utama penilaian adalah untuk melihat tingkat
keberhasilan, efektifitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran. Selain itu untuk
mengetahui kedudukan peserta dalam kelas atau kelompoknya. Dalam fungsinya
sebagai penilai hasil belajar peserta didik, guru hendaknya secara terus-menerus
mengikuti hasil belajar yang telah dicapai peserta didik dari waktu ke waktu.
Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini akan menjadi umpan balik terhadap
proses pembelajaran. Umpan balik akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan
meningkatkan pembelajaran selanjutnya. Dengan demikian proses pembelajaran
akan terus menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal.
5. Guru sebagai Konselor
Sesuai dengan peran guru sebagai konselor adalah ia diharapkan akan dapat
merespon segala masalah tingkah laku yang terjadi dalam proses pembelajaran. Oleh
karena itu, guru harus dipersiapkan agar (1) dapat menolong peserta didik
memecahkan masalah- masalah yang timbul antara peserta didik dengan orang
tuanya; (2) bisa memperoleh keahlian dalam membina hubungan yang manusiawi
dan dapat mempersiapkan untuk
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

berkomunikasi dan bekerja sama dengan bermacam-macam manusia. Pada akhirnya,


guru akan memerlukan pengertian tentang dirinya sendiri, baik itu motivasi, harapan,
prasangka ataupun keinginannya. Semua hal itu akan memberikan pengaruh pada
kemampuan guru dalam berhubungan dengan orang lain terutama siswa.
6. Guru sebagai Pelaksana Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat pengalaman belajar yang akan didapat oleh peserta
didik selama ia mengikuti suatu proses pendidikan. Secara resmi kurikulum
sebenarnya merupakan sesuatu yang diidealisasikan atau dicita-citakan (Ali, 1985:
30). Keberhasilan dari suatu kurikulum yang ingin dicapai sangat bergantung pada
faktor kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru. Artinya guru adalah orang yang
bertanggung jawab dalam mewujudkan segala sesuatu yang telah tertuang dalam
suatu kurikulum resmi. Bahkan pandangan mutakhir menyatakan bahwa meskipun
suatu kurikulum itu bagus, namun berhasil atau gagalnya kurikulum tersebut pada
akhirnya terletak di tangan pribadi guru. Sedangkan peranan guru dalam pembinaan
dan pengembangan kurikulum secara aktif (Dr.H.Hamzah B.Uno: 26) antara lain
yaitu:
(1) perencanaan kurikulum; (2) pelaksanaan di lapangan; (3) proses penilaian; (4)
pengadministrasian; (5) perubahan kurikulum.
7. Guru dalam Pembelajaran yang Menerapkan Kurikulum Berbasis Lingkungan
Peranan guru dalam kurikulum berbasis lingkungan tidak kalah aktifnya dengan
peserta didik. Sehubungan dengan tugas guru untuk mengaktifkan peserta didik
dalam belajar, maka seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan yang memadai. Pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang dituntut dari
guru dalam proses pembelajaran yang memiliki kadar pembelajaran tinggi
dadasarkan atas posisi dan peranan guru, tugas dan tanggung jawab sebagai pengajar
yang profesional.

36. Diskripsi secara ringkas mengenai model promblem- based learning!


Jawab: Menurut Nurhadi (2004: 65) “Problem based learning adalah kegiatan interaksi
antara stimulus dan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan
lingkungan”. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah,
sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga
yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.
PBL merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah konstektual
sehingga merangsang siswa untuk belajar. PBL merupakan suatu model pembelajaran
yang menantang siswa untuk belajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi
dari permasalahan dunia nyata. Masalah ini digunakan untuk mengikat siswa pada rasa
ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

a. Langkah-langkah model Problem Based Learning (PBL)

Fase 1: Orientasi siswa pada masalah, Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,


menjelaskan perlengkapan penting yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada
aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.

Fase 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar, Guru membantu siswa mendefinisikan


dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

b. Tujuan Model Problem Based Learning


Menurut Rohman (2011: 189) mengemukakan bahwa terdapat beberapa tujuan dari
pembelajaran problem based learning, yaitu:

a. Untuk mendorong kerjasama penyelesaian tugas antar siswa.

b. Memiliki elemen-elemen belajar mengajar sehingga mendorong tingkah laku


pengamatan siswa dan dialog dengan lainnya.

c. Melibatkan siswa dan menyelidiki pilihan sendiri yang memungkinkan mereka


memahami dan menjelaskan fenomena dunia nyata.

d. Melibatkan ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) pada siswa secara seimbang
sehingga hasilnya bisa lebih lama diingat oleh siswa.

e. Dapat membangun optimisme siswa bahwa masalah adalah sesuatu yang menarik
untuk dipecahkan bukan suatu yang harus dihindari.

37. Deskripsikan perbedaan antara promblem-based learning dengan pembelajaran


tradisional
Jawab: Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem based learning) melibatkan peserta
didik dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada peserta didik,
yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri
yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam
lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini. Pembelajaran Berbasis Masalah
dapat pula dimulai dengan melakukan kerja kelompok antar peserta didik. peserta didik
menyelidiki sendiri, menemukan permasalahan, kemudian menyelesaikan masalahnya di
bawah petunjuk fasilitator (guru). Pembelajaran Berbasis Masalah menyarankan kepada
peserta didik untuk mencari atau menentukan sumber-sumber pengetahuan yang relevan.
Pembelajaran berbasis masalah memberikan tantangan kepada peserta didik untuk belajar
sendiri. Dalam hal ini, peserta didik lebih diajak untuk membentuk suatu pengetahuan
dengan sedikit bimbingan atau arahan guru sementara pada pembelajaran tradisional,
peserta didik lebih diperlakukan sebagai penerima pengetahuan yang diberikan secara
terstruktur oleh seorang guru.
Pembelajaran tradisional merupakan pembelajaran di mana secara umum pusat
pembelajaran pada guru. Jadi di sini guru berperan sebagai pengajar dan pendidik dan
cenderung aktif di mana siswa hanyalah sebagai objek dari pendidikan. Sistem
pembelajaran tradisional dicirikan dengan bertemunya antara pebelajar dan pengajar
untuk melakukan proses belajar mengajar. Pada umumnya pembelajaran tradisional
menggunakan cara-cara sederhana, yaitu dengan ceramah. Penggunaan metode ceramah
dalam pembelajaran secara terus menerus justru dapat membuat peserta didik menjadi
bosan, sehingga materi yang disampaikan guru tidak dapat diserap oleh siswa secara
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

optimal. Pendekatan tradisional merupakan sebuah pendekatan pembelajaran dimana


guru didalam kelas menggunakan metode belajar yang relatif tetap (monoton) setiap kali
mengajar. Guru terkesan lebih aktif daripada siswa. Gurulah yang memegang peranan
penting dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran ini kurang menggunakan alat
atau media yang memadai, sehingga hasil belajar siswa kurang luas dan mendalam. Ciri-
ciri pendekatan pembelajaran tradisional adalah sebagai berikut :
 Guru cenderung hanya menyampaikan informasi yang bersifat fakta dan kurang
memberikan permasalahan dalam proses pembelajaran.
 Interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa lebih bersifat satu arah (hanya
dari guru kepada siswa).
 Dalam proses pembelajaran guru kerap memberikan indoktrinasi kepada siswa.
dan juga kurang memberikan kesempatan berfikir kritis dan kreatif.
 Materi pembelajaran yang disampaikan lebih cenderung bersifat kognitif
(pengetahuan) saja, kurang memberikan materi yang bersifat afektif dan
psikomotor.
 Strategi, metode dan teknik pembelajaran yang digunakan guru cenderung
bersifat tunggal dan monoton.
 Penilaian lebih banyak menggunakan teknik tes, baik tertulis maupun lisan.
Kurang menggunakan tes perbuatan(prilaku).

38. Apa saja yang menjadi ciri dan komponen inkuiri dalam pembelajaran
MIPA?Jelaskan
Jawab: Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu
(benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka
dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Pembelajaran
inkuiri memiliki beberapa ciri, di antaranya:
Pertama, pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal
untuk mencari dan menemukan. Artinya, pada pembelajaran inkuiri menempatkan siswa
sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai
penerima materi pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan
untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, pada pembelajaran
inkuiri menempatkan guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi lebih
diposisikan sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran
biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu
kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam
melakukan inkuiri. Guru dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas mempunyai
peranan sebagai konselor, konsultan, teman yang kritis dan fasilitator. Ia harus dapat
membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok, serta memberi kemudahan bagi
kerja kelompok.
Ketiga, tujuan dari pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir
secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai
bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak
hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat
menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum
tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, siswa
akan
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi


pelajaran.
Metode pembelajaran inkuiri memiliki beberapa komponen. Sebagaimana yang
dikemukakan Garton (Ahmad, 2011) bahwa:
Pembelajaran dengan metode inkuiri memiliki 5 komponen yang umum yaitu
1) Question. Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang
memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu fenomena.
2) Student Engangement. Dalam metode inkuiri, keterlibatan aktif siswa merupakan
suatu keharusan dalam menciptakan sebuah produk dalam mempelajari suatu
konsep.
3) Cooperative Interaction. Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan
atau dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan.
4) Performance Evaluation. Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta
untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya
mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Melalui produk-produk ini guru
melakukan evaluasi.
5) Variety of Resources. Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar,
misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan ahli, dan lain
sebagainya.

39. Berikan contoh dalam bentuk skenario pada satu konsep yang merupakan
implementasi dari inkuiri
Jawab: Berikut ini rancangan RPP yang penulis gunakan sebagai berikut:
A. Tahap pendahuluan
Pada tahapan ini penulis melakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Mengkondisikan siswa pada situasi belajar yang lebih baik, kegiatannnya berupa:
a. Siswa berbaris sebelum masuk kelas
b. Siswa berdo’a sebelum belajar dimulai
c. Penulis mengabsen tentang kehadiran siswa
2. Menjelaskan tujuan-tujuan pembelajaran yang akan dicapai, misalnya setelah
pembelajaran ini selesai diharapkan siswa dapat menyebutkan benda-benda yang
dapat ditarik magnet dan benda yang tidak dapat ditarik magnet, siswa dapat
menyebutkan bagian magnet yang memiliki gaya kemagnetannya paling besar.
3. Melakukan apersepsi atau motivasi:
Pada tahapan ini penulis melakukan tahapan orientasi atau lebih umum dikenal
dengan sebutan apersepsi atau motivasi. Kegiatan yang dilakukan penulis dengan
cara menunjukkan dua kotak dengan bungkus yang sama akan tetapi isinya
berbeda. Kotak yang satu isinya kosong dan kotak yang satunya lagi berisi
magnet. Selanjutnya guru menunjukkan dua kotak itu dan menempelkan klip kertas
pada dua kotak itu secara bergantian. Selanjutnya guru menugaskan siswa untuk
mengamati salah satu kotak yang dapat menempelkan klip kertas tersebut. Siswa
ditugaskan untuk menebaknya tentang isi kotak yang bisa menempelkan klip kertas
tersebut. Selanjutnya guru membuka kotak itu dan menunjukkan ke siswa bahwa
klip kertas bisa menempel karena di dalam kotak ada magnet.
Pada kegiatan ini diharapkan siswa dapat lebih siap untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan.
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

B. Kegiatan Inti pembelajaran


1. Tahap eksplorasi
Pada tahap ini penulis memberikan pertanyaan-pertanyaan sederhana, misalnya:
siapa yang pernah bermain-main dengan magnet? Apa yang kamu lakukan
dengan magnet? Sehingga diharapkan siswa memunculkan permasalahan dari
konsep magnet tersebut. Adapun permasalahan yang akan dibahas pada
pelajaran ini yaitu:
a. Benda-benda apa saja yang dapat ditarik oleh magnet?
b. Pada bagian mana pada magnet yang memiliki gaya kemagnetannya paling
besar?
Selanjutnya siswa ditugaskan untuk menjawab permasalahan yang
dimunculkan sehingga diperoleh hipotesis sederhana sebagai berikut: “Bahwa
semua benda yang berbahan besi, nikel meruapan benda yang dapat ditarik
magnet. Dan kekuatan magnet yang paling besar terdapat di ujung magnet”.
2. Tahap elaborasi
Pada tahap ini penulis lakukan sebagai berikut:
a. Membagikan lembar kerja siswa (LKS) serta memberikan bahan-bahan
yang akan digunakan siswa untuk melakukan percobaan. Penulis
memberikan petunjuk yang sederhana agar pelaksanaan perobaan dapat
berjalan lancar.
b. Siswa secara berkelompok melakukan percobaan dan menuangkan hasilnya
pada LKS yang telah disediakan
c. Masing-masing kelompok melakukan presentasi
d. Penulis bersama-sama siswa menyimpulkan hasil percobaan yang telah
dilakukan siswa.
e. Penulis bertanya kembali tentang permasalahan yang muncul saat
pembelajaran dimulai. Apakah kesimpulan yang diperoleh bisa menjawab
permasalahan yang dimunculkan. Pada tahapan ini dikenal dengan istilah
pengujian hipotesis berdasarkan data yang diperoleh siswa saat melakukan
percobaan.
f. Siswa memajangkan hasil percobaan di papan pajangan.
3. Tahap konfirmasi
a. Guru memberikan kesempatan yang seluas-lusanya kepada siswa untuk
bertanya, menyampaikan pendapatnya atau pengalaman-pengalaman siswa
selama menggunakan magnet
b. Penulis menjelaskan bahwa semua benda yang berbahan besi, nikel dan
kobal dapat ditarik magnet
C. Kegiatan akhir
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Penulis memberikan penilaian dengan alat tes berupa tes uraian singkat
2. Memberikan umpan balik dengan cara tugas sederhana
3. Ucapan terima kasih dan salam

40. Apa aja yang menjadi kelebihan dan kelemahan inkuiri?


Jawab: Metode inkuiri merupakan salah satu metode yang sangat dianjurkan untuk
diterapkan dalam proses pembelajaran, sebab metode inkuiri sebagai sebagai metode
pembelajaran memiliki beberapa keunggulan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Sanjaya (2011 :208) bahwa metode inkuiri memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

1) Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan kepada


pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang sehingga
pembelajaran akan lebih bermakna.
2) Metode inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar mereka.
3) Metode inkuiri merupakan metode yang dianggap sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan
tingkah laku berkat adanya perubahan.
4) Keuntungan lain adalah metode pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa
yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki
kemampuan belajar yang bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah
dalam belajar.
Metode inkuiri sebagai salah satu metode pembelajaran di samping memiliki banyak
keunggulan juga memiliki kelemahan, diantaranya:
1) Jika metode inkuiri digunakan sebagai metode pembelajaran, maka akan sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa
2) Metode ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan
kebiasaan siswa dalam belajar
3) Dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga
sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
4) Selama kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi
pelajaran, maka metode inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

41. Sebutkan dan jelaskan jenis keterampilan dasar dan keterampilan terpadu dari
keterampilan proses sains?
Jawab: Penjelasan dari tiap-tiap keterampilan proses, keterampilan dasar akan diuraikan
sebagai berikut: (Dimyati, 1994:129-131)
1. Mengamati
Manusia mengamati objek-objek dan fenomena-fenomena alam dengan panca indra
penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasa. Mengamati merupakan
tanggapan kita terhadap berbagai objek dan peristiwa menggunakan panca indra.
Mengamati mempunyai sifat-sifat utama, yakni:
a. Kualitatif apabila dalam pelaksanaannya hanya menggunakan panca indra untuk
memperoleh informasi.
Contoh: Siswa dapat melakukan kegiatan belajar mengajar melalui proses
menentukan warna (penglihatan), mengenali suara jangkrik (pendengaran), rasa
manis dan asam (pengecapan), kasar dan halus (peraba), bau jahe dan lengkuas
(penciuman).
b. Kuantitatif apabila pelaksanaannya selain menggunakan panca indra juga
menggunakan peralatan lain, yang memberikan informasi khusus dan tepat.
Contoh: Siswa dapat melakukan kegiatan belajar melalui proses menghitung
panjang ruang kelas dengan satuan ukuran tegel, menentukan suhu air dan
sebagainya.

2. Mengklasifikasi
Merupakan keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan
sifat-sifat khususnya sehingga didapatkan golongan/kelompok sejenis dari objek
peristiwa yang dimaksud. Contoh: Siswa dapat melakukan kegiatan proses belajar
dengan proses mengklasifikasikan makhluk hidup: manusia, binatang dan tumbuhan,
membandingkan, membedakan, menyamakan dan sebagainya.
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

3. Mengomunikasikan
Yaitu menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan
dalam bentuk suara visual. Contoh: Siswa dapat melakukan kegiatan proses belajar
dengan proses mendiskusikan suatu masalah, membuat laporan, dan sebagainya.
4. Mengukur
Yaitu membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah
ditetapkan sebelumnya.
5. Memprediksi
Merupakan suatu ramalan dari apa yang kemudian hari mungkin dapat diamati.
Contoh: Siswa dapat melakukan kegiatan belajar melalui proses memprediksi waktu
yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tertentu dengan menggunakan kendaraan
dengan kecepatan tertentu.
6. Menyimpulkan
Yaitu suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek/peristiwa
berdasarkan fakta, konsep dan prinsip yang diketahui. Contoh: Siswa dapat
melakukan kegiatan belajar melalui proses berdasarkan pengamatan api lilin mati bila
ditutup dengan gelas rapat-rapat

Keterampilan terintegrasi pada hakikatnya merupakan keterampilan yang diperlukan


untuk melakukan penulisan yang diuraikan sebagai berikut: (Dimyati, 1994:132-136)
1. Keterampilan Mengenali Variabel
Yaitu merupakan konsep yang mempunyai variasi konsep/segala sesuai yang dapat
berubah berganti dalam satu situasi. Variabel-nya ada 2, yaitu:
a. Variabel bebas (menurut Surakhmad dalam Dimyati (1994:132)).
Yaitu variabel yang diselidiki pengaruhnya/variabel yang dengan sengaja diubah-
ubah dalam suatu situasi dan diselidiki pengaruhnya.
b. Variabel terikat Yaitu variabel yang diramalkan akan timbul dalam hubungan
fungsional dengan (atau sebagai pengaruh dari variabel bebas). Contoh: Siswa
dapat melakukan kegiatan belajar melalui proses membedakan suatu pernyataan
sebagai variabel bebas dan terikat
2. Keterampilan Membuat Tabel Data Setelah melaksanakan pengumpulan data,
seorang peneliti harus mampu membuat tabel data dan harus dikembangkan oleh
siswa. Siswa dapat melakukan kegiatan belajar melalui proses: membuat tabel
frekuensi, media data, membuat tabel silang.
3. Keterampilan Membuat Grafik Yaitu kemampuan mengolah data dalam bentuk
visualisasi garis atau bidang datar dengan variabel termanipulasi selalu pada sumber
datar dan variabel hasil selalu ditulis sepanjang sumbu vertikal.
Siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan mengembangkan keterampilan
membuat grafik dengan cara: membaca data dalam tabel, membuat grafik garis,
menyusun grafik balok, membuat grafik bidang.
4. Keterampilan Menggambarkan Hubungan antara Variabel Yaitu kemampuan
mendeskripsikan hubungan antar variabel termanipulasi dengan variabel
hasil/hubungan antar variabel-variabel yang sama. Keterampilan menggambarkan
hubungan antara variabel dengan cara: menggambarkan hubungan variabel timbal
balik, simetris.
5. Keterampilan Mengumpulkan dan Mengolah Data Yaitu kemampuan memperoleh
informasi/data dari orang/sumber informasi lain dengan cara lisan, tertulis,
pengamatan atau mengkaji lebih lanjut secara kuantitatif maupun kualitatif sebagai
dasar pengujian hipotesis/penyimpulan. Siswa dapat melakukan kegiatan proses
pengumpulan dan
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

mengolah data dengan cara: membuat instrumen pengumpulan data, mentabulasi data,
menghitung nilai akar kuadrat, menentukan tingkat signifikansi hasil perhitungan.
6. Keterampilan Menganalisis Penelitian Yaitu kemampuan menelaah laporan
penelitian orang lain untuk meningkatkan pengenalan terhadap unsur-unsur
penelitian. Siswa dapat melakukan kegiatan proses menganalisis penelitian dengan
cara mengenali variabel, mengenali rumusan hipotesis.
7. Keterampilan Menyusun Hipotesis Yaitu kemampuan untuk menyatakan dugaan
yang dianggap benar mengenai adanya suatu faktor yang terdapat dalam satu situasi,
maka akan ada akibat tertentu yang dapat diduga akan timbul. Siswa dapat melakukan
kegiatan proses dengan cara: menyusun hipotesis kerja, menyusun hipotesis nol,
memperbaiki rumusan suatu hipotesis.
8. Keterampilan Mendefinisikan Variabel Yaitu kemampuan mendeskripsikan
variabel beserta segala atribut sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda. Siswa
dapat melakukan kegiatan proses dengan cara: mengenal atribut variabel bebas,
mendefinisikan variabel bebas, membatasi lingkup variabel terikat.
9. Keterampilan Merancang Penelitian Yaitu suatu kegiatan untuk mendeskripsikan
variabel-variabel yang dimanipulasi dengan direspons dalam penelitian secara
operasional, kemungkinan dikontrolnya variabel, hipotesis yang diuji dan cara
mengujinya. Serta hasil yang diharapkan dari penelitian yang akan dilaksanakan.
Siswa dapat melakukan kegiatan proses merancang penelitian dengan cara:
a. Mengenali, menentukan, merumuskan masalah yang akan diteliti.
b. Merumuskan satu/lebih dugaan yang dianggap benar dalam rangka menjawab
masalah.
c. Menyusun hipotesis, yaitu merumuskan dugaan yang dianggap benar.
d. Memilih alat/instrumen yang tepat untuk membuktikan kebenaran hipotesis
yang dirumuskan.
10. Keterampilan Bereksperimen Yaitu keterampilan untuk mengadakan pengujian
terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan
sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau menolak ide-ide itu. Siswa
dapat melakukan kegiatan bereksperimen dengan cara:
a. Menguji kebenaran pernyataan bahwa semua zat memuai bila terkena panas.
b. Menanam tanaman yang terkena sinar matahari langsung dan tidak langsung
terkena sinar matahari.

42. Jelaskan pengertian dari keterampilan Proses Sains dan apa bedanya dengan
metode ilmiah?
Jawab: KPS atau keterampilan proses sains adalah sebuah keahlian yang dipakai oleh
ilmuwan untuk menguraikan masalah dalam investigasi ilmiah, menyusun dan
menemukan pengetahuan baru pada aktivitas pembelajaran. Metode ilmiah adalah suatu
cara sistematis yang digunakan para ilmuwan dalam memecahkan atau mencari jawaban
atas masalah-masalah yang dihadapi dalam penelitian. Penelitian sendiri merupakan
usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan
yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah. Secara tidak langsung
keterampilan proses sains itu adalah keahlian yang dimiliki ilmuwan sedangkan metode
ilmiah adalah cara sistematis untuk menemukan jawaban.

43. Jelaskan arti dari konstruktivisme?


Jawab: Menurut faham konstruktivis pengetahuan merupakan konstruksi (bentukan) dari
orang yang mengenal sesuatu (skemata). Pengetahuan tidak bisa ditransfer dari guru
kepada orang lain, karena setiap orang mempunyai skema sendiri tentang apa yang
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

diketahuinya. Pembentukan pengetahuan merupakan proses kognitif di mana terjadi


proses asimilasi dan akomodasi untuk mencapai suatu keseimbangan sehingga terbentuk
suatu skema (jamak: skemata) yang baru. Seseorang yang belajar itu berarti membentuk
pengertian atau pengetahuan secara aktif dan terus-menerus. Kontruksi berarti bersifat
membangun, dalam konteks filsafat pendidikan, Konstruktivisme adalah suatu upaya
membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan
landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun
oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas
dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep,
atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalamannyata.

44. Bagaimana implementasi konstruktivisme pada model pembelajaran?Peran dan


Fungsi
Jawab: Implementasi Teori Belajar Konstruktivistik dalam proses belajar pembelajaran
dapat menggunakan beberapa metode belajar, seperti penjelasan/ceramah, tanya jawab,
diskusi, penugasan, bermain peran. Pada teknik penjelasan/ceramah, guru menjelaskan
tentang suatu materi pelajaran kepada siswa agar siswa mengetahui apa yang akan
dipelajarinya. Pada teknik tanya jawab, sebelum kegiatan inti dalam suatu pembelajaran
berlangsung, guru dan siswa dapat melakukan tanya jawab yang berhubungan dengan
materi yang akan diajarkan. Hal ini berguna untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa terhadap materi tersebut dengan memanfaatkan pengetahuan awal (dasar) yang
dimilikinya. Pada teknik diskusi, siswa mendiskusikan dengan siswa lainnya dan guru
mengenai materi pelajaran tersebut. Metode penugasan merupakan suatu cara dalam
proses belajar mengajar dengan jalan memberi tugas kepada siswa. Penggunaan metode
ini memerlukan pemberian tugas dengan baik, baik ruang lingkup maupun bahannya.
Pelaksanaannya dapat diberikan secara individual maupun kelompok. Metode pemberian
tugas ini juga dapat dipergunakan untuk mendukung metode pembelajaran yang lainnya.

45. Jelaskan tujuan dan manfaat dari pendidikan Inklusif ?


Jawab: Pendidikan inklusif dimaksudkan sebagai sistem layanan pendidikan yang
mengikut-sertakan anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak sebayanya di
sekolah reguler yang terdekat dengan tempat tinggalnya. Penyelenggaraan pendidikan
inklusif menuntut pihak sekolah melakukan penyesuaian baik dari segi kurikulum, sarana
dan prasarana pendidikan, maupun sistem pembelajaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan individu peserta didik.
Melibatkan dan memberdayakan masyarakat untuk melakukan analisis situasi pendidikan
lokal, mengumpulkan informasi semua anak pada setiap distrik dan mengidentifikasi
alasan mengapa mereka tidak sekolah. Mengidentifikasi hambatan berkaitan dengan
kelainan fisik, sosial dan masalah lainnya terhadap akses dan pembelajaran. Melibatkan
masyarakat dalam melakukan perencanaan dan monitoring mutu pendidikan bagi semua
anak.
46. Jelaskan tujuan dan manfaat dari lesson study ?
Jawab: Menurut Thobroni (2011: 319) tujuan utama Lesson Study adalah sebagai
berikut.
a. Memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana proses pembelajaran.
Pembelajaran dengan model Lesson Study akan membimbing siswa tidak sekedar
pada hasil kognitif tetapi juga afektif, sehingga anak lebih paham terhadap
permasalahan yang dihadapi.
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

b. Memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi para guru lainnya dalam
melaksanakan pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari Lesson Study bisa dijadikan
pedoman bagi guru-guru yang lain dalam meningkatkan proses pembelajaran.
Dengan melihat kegiatan dalam proses pembelajaran seorang guru dapat melihat
kelemahan maupun kelebihan dari guru model, sehingga bisa dijadikan acuan atau
pedoman untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
c. Meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif.
Pembelajaran secara kolaboratif akan menumbuhkan keaktifan dan kreatifitas siswa,
karena siswa termotivasi, bekerjasama, dan saling membelajarkan.
d. Membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba
pengetahuan dari guru lainnya. Pengalaman mengajar yang tidak di miliki para
observer bisa dijadikan pengalaman berharga untuk diterapkan di kelasnya masing-
masing.

Menurut Widhiartama (2008: 17) bahwa Manfaat Lesson Study adalah sebagai berikut.
a. Lesson Study Memicu Munculnya Motivasi Untuk Mengembangkan Diri
Lesson Study menciptakan sebuah kondisi dimana seorang pendidik harus
menghadapi perkembangan di luar lingkungannya. Guru dalam kegiatannya
senantiasa merasa kurang, sehingga akan berusaha bagaimana meningkatkan
kompetensi diri dan bisa meningkatkan kualitas pembelajaran.
b. Lesson Study Melatih Pendidik Melihat Peserta Didik
Dengan Lesson Study para pendidik memiliki kesempatan untuk mengamati peserta
didik walaupun dengan meminjam mata dari para observer. Melalui para observer
akan diketahui mana siswa yang aktif mana yang tidak aktif. Melalui motivasi yang
dilakukan oleh guru model siswa akan melakukan perubahan karena akan diamati
oleh observer.
c. Lesson Study Menjadikan Penelitian Sebagai Bagian Integral Pendidikan
Aktivitas Lesson Study dapat dianggap sebagai sebuah kegiatan mengumpulkan data
untuk menjawab permasalahan yang merupakan hakekat dari sebuah penelitian.
d. Lesson Study Membantu Penyebaran Inovasi dan Pendekatan Baru
Setelah berhasil menyelesaikan serangkaian masalah sangat disarankan untuk para
pendidik menyebarkan segala hasil yang mereka dapatkan pada rekan-rekan sesama
pendidik maupun kalayak umum. Lesson Study merupakan terobosan baru dalam
dunia pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
e. Lesson Study Menempatkan Para Pendidik Pada Posisi Terhormat
Dengan Lesson Study pendidik tidak lagi sekedar dianggap sebagai alat untuk
mencapai target angka tertentu seperti yang terjadi saat ini. Pendidik ditempatkan
sebagai seorang yang mampu untuk mengajar, meneliti, mencari solusi, dan
membantu orang lain dalam memecahkan berbagai permasalahan.
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

47. Jelaskan tujuan, manfaat dan perbedaan dari kolaboratif dan kooperatif ?
Jawab: tujuan dari pembelajaran kolaboratif adalah sebagai berikut :
a. Memaksimalkan proses kerja sama yang berlangsung secara alamiah di antara para
siswa.
b. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang berpusat pada siswa, kontekstual,
terintegrasi, dan bersuasana kerja sama.
c. Menghargai pentingnya keaslian, kontribusi, dan pengalaman siswa dalam kaitannya
dengan bahan pelajaran dan proses belajar.
d. Memberi kesempatan kepada siswa menjadi partisipan aktif dalam proses belajar.
e. Mengembangkan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah.
f. Mendorong eksplorasi bahan pelajaran yang melibatkan bermacam-macam sudut
pandang.
g. Menghargai pentingnya konteks sosial bagi proses belajar.
h. Menumbuhkan hubungan yang saling mendukung dan saling menghargai di antara
para siswa, dan di antara siswa dan guru.
i. Membangun semangat belajar sepanjang hayat.

Manfaat dari pembelajar kolaboratif adalah sebagai berikut:


a. Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok karena interaksi dalam kelompok
merupakan faktor berpengaruh terhadap penguasaan konsep.
b. Siswa belajar memecahkan masalah bersama dalam kelompok.
c. Memupuk rasa kebersamaan antarsiswa, setiap individu tidak dapat lepas dari
kelompoknya, mereka perlu mengenali sifat dan pendapat yang berbeda, serta
mampu mengelolanya.
d. Meningkatkan keberanian memunculkan ide atau pendapat untuk memecahkan
masalah bagi setiap siswa yang diarahkan untuk mengajar atau memberi tahu kepada
teman kelompoknya jika mengetahui dan menguasai permasalahan.
e. Memupuk rasa tanggung jawab siswa dalam mencapai suatu tujuan bersama dalam
bekerja agar tidak terjadi tumpang tindih atau perbedaan pendapat yang prinsip.
f. Setiap anggota melihat dirinya sebagai bagian dari kelompok yang merasa memiliki
tanggung jawab karena kebersamaan dalam belajar sehingga mereka memperhatikan
kelompoknya.
Menurut Sugiyanto (2008: 41-42) Manfaat penggunaan pembelajaran kooperatif
antara lain adalah :
a. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.
b. Memungkinkan siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi,
perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
d. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.
e. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois
f. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.
g. Memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan.
h. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
i. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.
j. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
k. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis
kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, orientasi tugas.
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

Isjoni (2010: 21) menyatakan bahwa tujuan penerapan model


pembelajaran cooperative learning adalah agar peserta didik dapat belajar secara
berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan
memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan
menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.

48. Jelaskan model pembelajaran kolaboratif dan kooperatif ?


Jawab: Beberapa pakar memang membedakan antara belajar yang kooperatif dan
kolaboratif. Panitz (1987) mendefinisikan belajar yang kolaboratif sebagai falsafah tentang
tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Para pelajar bertanggung jawab
atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka. Disini, guru bertindak sebagai
fasilitator, yang memberikan dukungan tetapi tidak menyetir kelompok ke arah hasil yang
sudah disiapkan sebelumnya. Bentuk-bentuk peer-assessment (asesmen/penilaian oleh
sesama murid) digunakan untuk melihat hasil prosesnya.
Sedangkan belajar kooperatif (cooperative learning) adalah konsep yang lebih luas, yang
meliputi semua jenis kerja kelompok, termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimping oleh
guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum, belajar kooperatif dianggap lebih diarahkan
oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaannya serta menyediakan bahan-
bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu murid dalam menyelesaikan
permasalahan yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir
tugas.
Perbedaan antara kedua pendekatan (approach) ini timbul adanya fakta bahwa keduanya
dikembangkan untuk pelajar-pelajar yang berbeda. Gaya kolaboratif dikembangkan untuk
murid-murid yang lebih tua dengan penguasaan subyek yang lebih luas dan didasarkan
pada falsafah dan pandangan tentang pengajaran efektif yang agak berbeda (Bruffee,
1995). Pandangan dikotomik ini dianggap sebagai pernyataan yang berlebihan oleh
peneliti- peneliti lain, yang melihat gaya kolaboratif dan kooperatif seperti yang
dideskripsikan di atas sebagai sesuatu yang membentuk ekstrem-ekstrem pada sebuah
kontinuum, sedangkan pada praktiknya lebih mendekati bagian tengah distribusi ini (Millis
dan Cottell, 1998). Rockwood (1995) menggambarkan kedua konsep/pendekatan ini
secara lebih praktis. Kedua konsep sama yang menegaskan pada pendekatan pembelajaran
melalui kerja sama kelompok. Keduanya menetapkan pekerjaan yang spesifik, dan
keduanya menegaskan pentingnya curah pendapat dan membandingkan prosedur dan
kesimpulan dalam akhir pertemauan. Yang membedakan keduanya dalan fakta bahwa
istilah cooperative lebih mencerminkan ilmu pengetahuan yang populer dalam jaman
kolonial sedangkan kolaboratif lebih menegaskan keterkaitannya dengan gerakan
konstruktivisme sosial sebagai dampak dari perubahan ilmu pengetahuan yang dramatis
dalam abad ini.

49. Syarat-syarat sebagai guru sesuai undang-undang no.12 tahun 1954 ?


Jawab: Sebagai guru yang baik, harus memenuhi syarat-syarat yang di dalam Undang-
Undang no, 12 tahun 1954 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di sekolah
untuk seluruh indonesia, pada pasal 15 dinyatakan tentang guru sebagai berikut:
Syarat utama untuk menjadi guru, selain ijazah dan syarat-syarat yang mengenai kesehatan
jasmani dan rohani,ialah sifat-sifat yang perlu untuk dapat memberi pendidikan dan
pengajaran seperti yang di maksud dalam pasal 3,pasal 4,pasal 5 undang-undang ini.
Dari pasal-pasal tersebut, maka syarat-syarat untuk menjadi guru dapat kita simpulkan
sebagai berikut:
a. berijazah,
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

b. sehat jasmani dan rohani,


c. takwa kapada Tuhan YME dan berkelakuan baik,
d. bertanggung jawab,
e. berjiwa nasional.

50. Prinsip professional yang harus dimiliki oleh seorang guru ?


Jawab: prinsip profesionalitas sebagai seorang guru adalah:
1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme. Prinsip ini biasanya menjadi
pemantik bagi guru untuk tidak malas mengajar.
2. Mempunyai komitmen untuk senantiasa meningkatkan mutu (kualitas) pendidikan,
keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia peserta didiknya.
3. Prinsip ketiga adalah berkualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan yang
sesuai dengan bidang tugas yang diembannya.
4. Mempunyai kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas yang
diembannya, mencakup kompetensi personal, sosial, profesional dan pedagogik.
5. Prinsip kelima adalah bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalannya.
6. Prinsip berikutnya adalah mendapatkan penghasilan yang ditentukan sesuai dengan
prestasi kerjanya.
7. Berkesempatan dalam pengembangan keprofesionalan yang berkelanjutan dengan
belajar sepanjang hayat.
8. Adanya jaminan dan perlindungan hukum bagi guru dalam pelaksanaan tugas
keprofesionalannya.
9. Dan prinsip yang terakhir adalah memiliki organisasi atau wadah profesi yang
berwenang mengatur berbagai hal yang terkait dengan tugas keprofesionalan seorang
guru.

51. Cara meningkatkan kualitas seorang guru dalam mengajar ?


Jawab: Richards dan Lockhart (2007) menawarkan enam teknik untuk guru dapat
mengkaji proses pemberian pengalaman mengajarnya dan kelak diharapkan dapat
meningkatkan kualitas layanan dan kompetensinya.
Pertama, jurnal atau catatan harian. Jurnal merupakan catatan yang dibuat oleh guru atau
siswa sebagai respon terhadap proses pembelajaran. Pada catatan harian, guru dapat
dituliskan apa saja yang dilakukanya ketika mengajar, mendokumentasikan secara
tertulis gagasan untuk diterapkan pada pembelajaran selanjutnya. Sedangakan pada
catatan harian siswa, mereka diminta oleh guru untuk menuliskan apa yang dipelajarinya.
Menulis catatan harian secara teratur pada setiap akhir pembelajaran memberikan ruang
bagi guru dan siswa melakukan literasi setelah pembelajaran dalam bentuk refleksi
ragam tulis.
Kedua, catatan mengajar. Catatan mengajar adalah dokumen yang dibuat oleh guru
berupa menuliskan langkah-langkah mengajar yang dilakukannya. Cara ini, membantu
guru untuk menyandingkan bagian mana dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang terlaksana atau malah diubah sesuai kondisi kelas dan siswa. Adanya catatan
mengajar memungkinkan guru melihat seberapa efektif pembelajaran yang diberikannya.
Ketiga adalah menggunakan survey dan kuesioner. Sebagai contoh seorang guru hendak
mengetahui bagaimana pandangan siswa terhadap penggunaan kerja kelompok.
Kuesioner dapat digunakan untuk mengetahui apakah kerja kelompok dianggap
membantu siswa atau tidak. Demikian pula dengan survey, sangat membantu guru untuk
mengumpulkan informasi yang terkait sikap terhadap pembelajaran.
Keempat, rekaman secara audio atau video. Merekam suara sendiri atau merekam
aktivitas dan menjadikannya video, sangat mudah dilakukanny dengan tersediany
sarana tersebut
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

pada gawai. Selain mudah dilakukan, merekam pembelajaran sangat menolong guru
untuk melihat banyak hal yang terjadi dalam proses pembelajaran. Guru, misalnya, dapat
mengukur berapa banyak waktu bicara yang digunakannya selama mengajar.
Kelima, observasi. Observasi adalah kegiatan mengumpulkan informasi tentang
mengajar bukan evaluasi mengajar. Melalui observasi, guru mendapat banyak
penjelasan, informasi, dan bagaimana proses belajar terjadi dari sudut pandang observer.
Observer membantu guru memahamkan bagaimana dirinya mengajar dan bagaimana
meningkatkan kualitas mengajar melalui masukan.
Keenam, penelitian berbasis kelas. Penelitian yang dilakukan oleh guru atas dasar tujuan
untuk lebih memahami proses belajar mengajar yang efektif. Penelitian dilaksanakan
berdasarkan refleksi bahwa kelas tertentu atau siswa tertentu memerlukan bantuan atau
layanan berbeda sehingga nantinya kompetensi yang dijadikan tujuan pembelajaran
tercapai.

52. Jelaskan tujuan dan manfaat dari literasi sains ?


Jawab: tujuan dari literasi sains adalah semata-mata untuk meningkatkan pemahaman
dan daya melek individu terhadap sains, sedangkan manfaat dari literasi sains itu sendiri
adalah tentunya bisa menambah ilmu pengetahuan tentang sains, bisa lebih mawas diri
terhadap segala bentuk eksploitasi alam, lebih mencintai atau melestarikan alam,
terampil dalam bidang sains, menambah kemampuan membaca, menulis dan
pengetahuan tentang sains, memahami norma ilmu pengetahuan alam dan metode sains
dan pengetahuan ilmiah.

53. Jelaskan hasil studi internasional PISA tahun 2006 ?


Jawab: Kemampuan literasi sains siswa Indonesia dari hasil studi internasional PISA
tahun 2006, diperoleh hasil bahwa (Tjalla, 2009)
1. Kemampuan literasi sains siswa Indonesia berada pada peringkat ke-50 dari 57
negara. Skor rata-rata sains yang diperoleh siswa Indonesia adalah 393. Skor rata-
rata tertinggi dicapai oleh Finlandia (563) dan terendah dicapai oleh Kyrgyzstan
(322). Kemampuan literasi sains rata-rata siswa Indonesia tidak berbeda secara
signifikan dengan kemampuan literasi sains siswa dari Argentina, Brazil, Colombia,
Tunisia, dan Azerbaijan. Kemampuan literasi sains rata-rata siswa Indonesia lebih
tinggi secara signifikan dibandingkan dengan kemampuan literasi sains siswa dari
Qatar dan Kyrgyzstan. Dua negara yang berada dua peringkat di atas Indonesia
adalah Mexico dan Montenegro.
2. Secara internasional skala kemampuan literasi sains dibagi menjadi 6 level
kemampuan. Berdasarkan level kemampuan ini, sebanyak 20,3% siswa Indonesia
berada di bawah level 1 (skor di bawah 334,94), 41,3% berada pada level 1 (skor
334,94 – 409,54), 27,5% berada pada level 2 (skor 409,54 – 484,14), 9,5% berada
pada level 3 (skor 484,14 – 558,73), dan 1,4% berada pada level 4. Tidak ada siswa
Indonesia yang berada pada level 5 dan level 6. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar (41,3%) siswa Indonesia memiliki pengetahuan ilmiah terbatas yang
hanya dapat diterapkan pada beberapa situasi yang familiar. Mereka dapat
mempresentasikan penjelasan ilmiah dari fakta yang diberikan secara jelas dan
eksplisit. Sebanyak 27,5% siswa Indonesia memiliki pengetahuan ilmiah yang cukup
untuk memberikan penjelasan yang mungkin dalam konteks yang familiar atau
membuat kesimpulan berdasarkan pengamatan sederhana. Siswa-siswa dapat
memberikan alasan secara langsung dan membuat interpretasi seperti yang tertulis
dari hasil pengamatan ilmiah yang lebih mendalam atau pemecahan masalah
teknologi.
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

3. Dibandingkan dengan kemampuan literasi sains gabungan, kompetensi siswa


Indonesia dalam mengidentifikasi masalah ilmiah lebih rendah (-0,4), menjelaskan
fenomena secara ilmiah lebih tinggi (1,1 poin), dan menggunakan fakta ilmiah lebih
rendah (-7,8). Sementara itu, pengetahuan siswa Indonesia tentang sains lebih rendah
(-6,4), bumi dan antariksa lebih tinggi (8,3), sistem kehidupan lebih rendah (-2,5),
dan sistem fisik lebih rendah (-7,4). Hal ini menunjukkan bahwa siswa Indonesia
memiliki kompetensi paling tinggi dalam menjelaskan fenomena secara ilmiah dan
memiliki pengetahuan sains tertinggi dalam bumi dan antariksa.
4. Berdasarkan jenis kelamin, kemampuan literasi sains rata-rata siswa Indonesia laki-
laki (skor 399) lebih tinggi daripada kemampuan literasi sains rata-rata siswa
Indonesia perempuan (skor 387). Perbedaan skor rata-rata siswa laki-laki dan
perempuan adalah 12.
5. Dibandingkan dengan hasil studi PISA tahun 2000/2001 dan 2003, kemampuan
literasi sains siswa Indonesia pada tahun 2006 relatif stabil atau tidak mengalami
peningkatan. Skor literasi sains rata-rata siswa Indonesia pada tahun 2000/2001
adalah 393 dan tahun 2003 adalah 395.

54. Jelaskan dimensi dalam literasi sains dan rinciannya?


Jawab: PISA menetapkan tiga dimensi besar literasi sains dalam pengukurannya, yakni
proses sains, konten sains, dan konteks aplikasi sains.
1. Aspek Konten
Konten sains merujuk pada konsep-konsep kunci dari sains yang diperlukan untuk
memahami fenomena alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui
aktivitas manusia. Dalam kaitan ini PISA tidak secara khusus membatasi cakupan
konten sains hanya pada pengetahuan yang menjadi materi kurikulum sains sekolah,
namun termasuk pula pengetahuan yang dapat diperoleh melalui sumber-sumber
informasi lain yang tersedia.
Oleh karena PISA bertujuan mendeskripsikan seberapa jauh siswa mampu
mengaplikasikan pengetahuan dalam konteks yang terkait kehidupannya, dan soal-
soal PISA hanya mencakup sampel pengetahuan sains, maka PISA menentukan
kriteria pemilihan konten sains sebagai berikut;
 Relevan dengan situasi kehidupan nyata
 Merupakan pengetahuan penting sehingga penggunaannya berjangka Panjang
 Sesuai untuk tingkat perkembangan anak usia 15 tahun
Berdasarkan kriteria konten seperti itu, dipilih pengetahuan yang diperlukan untuk
memahami alam dan memaknai pengalaman dalam konteks personal, sosial dan
global. Pengetahuan yang dipilih tersebut diambil dari bidang-bidang studi biologi,
fisika, kimia, serta ilmu pengetahuan bumi dan antariksa dengan merujuk pada
kriteria tersebut. Peserta didik harus mampu mengaplikasikan pengetahuan dan
kompetensi sains dalam konteks yang dipandang sebagai sistem.
2. Aspek Proses
PISA memandang pendidikan sains berfungsi untuk mempersiapkan warga
negara masa depan, yakni warga negara yang mampu berpartisipasi dalam
masyarakat yang semakin terpengaruh oleh kemajuan sains dan teknologi. Oleh
karenanya pendidikan sains perlu mengembangkan kemampuan peserta didik
memahami hakekat sains, prosedur sains, serta kekuatan dan limitasi sains. Peserta
didik perlu memahami bagaimana ilmuwan sains mengambil data dan mengusulkan
eksplanasi-eksplanasi terhadap fenomena alam, mengenal karakteristik utama
penyelidikan ilmiah, serta tipe jawaban yang dapat diharapkan dari sains.
Karakteristik utama sains mencakup: pengumpulan data dipandu oleh gagasan dan
ASEP AGUNG (No Absen : 6)

konsep, sifat tentatif dari pengetahuan sains, keterbukaan terhadap pengujian dan
pengkajian, menggunakan argumen logis, serta kewajiban untuk melaporkan metode
dan prosedur yang digunakan dalam pengumpulan bukti.
Sejak kelahirannya, PISA menjadikan proses sains ini sebagai salah satu domain
penilaiannya. Namun dalam perkembangan terakhir, PISA memilih istilah
“kompetensi sains” sebagai pengganti proses sains. Proses sains merujuk pada
proses mental yang terlibat ketika menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan
masalah, seperti mengidentifikasi dan menginterpretasi bukti serta menerangkan
kesimpulan. Termasuk di dalamnya mengenal jenis pertanyaan yang dapat dan tidak
di jawab oleh sains, mengenal bukti apa yang diperlukan dalam suatu penyelidikan
sains, serta mengenal kesimpulan yang sesuai dengan bukti yang tersedia.
3. Aspek Konteks
PISA menilai pengetahuan sains relevan dengan kurikulum pendidikan sains di
negara partisipan tanpa membatasi diri pada aspek-aspek umum kurikulum nasional
setiap negara. Penilaian PISA dibingkai dalam situasi kehidupan umum yang lebih
luas dan tidak terbatas pada kehidupan di sekolah saja.
Dalam memilih konteks, pikiran dasarnya adalah PISA bertujuan menilai
pemahaman dan kemampuan dalam sains, serta sikap-sikap yang harus dimiliki
siswa pada akhir masa wajib belajar. Sebagai studi Internasional, konteks yang
digunakan untuk soal- soal PISA harus dipilih sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan minat dan kehidupan peserta didik di setiap negara-negara partisipan. Butir-
butir soal PISA dikembangkan dan dipilih dengan memperhatikan faktor keragaman
budaya dan bahasa di negara- negara partisipan PISA.

Anda mungkin juga menyukai