BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ilmu Kealaman Dasar merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar
dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Dan, manusia sebagai subjek pokoknya
yang dalam hal ini merupakan makhluk hidup yang paling tinggi kedudukannya. Salah satu
indikatornya ialah sifat unik manusia.
Dibandingkan dengan makhluk lain, jasmani manusia adalah lemah, tetapi rohani atau
akal budi dan kemauannya sangat kuat. Umumnya dikatakan bahwa manusia dan binatang
berbeda karena akal budi yang dimilikinya. Akal bersumber pada otak. Dan, budi bersuber
pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan dengan perkembangannya menusia memanfaatkan akal
budi yang dimilikinya dan juga ditunjang dengan rasa ingin tahu, maka berkembanglah pula
ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih
berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar manusia.
Pada zaman dahulu akibat dari terbatasnya peralatan untuk memperoleh pengetahuan,
maka untuk menjawab keingintahuan tentang alam, manusia pada saat itu
menciptakan mitos. Sehingga mitos pun digolongkan menjadi tiga, yaitu mitos sebenarnya,
cerita rakyat, dan lagenda. Sehingga terdapat beberapa cara untuk mendapatkan kesimpulan,
diantaranya prasangka (perasaaan), intuisi (batiniah), dan coba-ralat/trial error (untung-
untungan).
Untuk itu diperlukanlah syarat-syarat tertentu agar suatu ilmu itu dapat sesuai dengan
keadaannya bukan dengan prasangka, intuisi, maupun coba-ralat/trial error. Adapun
syaratnya, yaitu obyektif, metodik, sistematik, dan universal.
Dan, untuk dapat memenuhi syarat ilmu pengetahuan seperti yang tersebut di atas, maka
diperlukanlah metode ilmiah. Metode ilmiah adalah cara atau prosedur dalam memperoleh
pengetahuan secara ilmiah. Dalam hal ini, metode ilmiah menggabungkan cara berpikir
induktif dan cara berpikir deduktif dalam membangun tubuh pengetahuannya.
Cara berpikir deduktif adalah cara berpikir di mana ditarik kesimpulan yang bersifat
khusus dari pernyataan yang bersifat umum. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya
mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus tersusun dari dua
buah pernyataan (premis mayor/minor) dan sebuah kesimpulan. Cara berpikir induktif terkait
dengan pengetahuan rasionalisme. Rasionalisme adalah paham yang berpendapat bahwa rasio
adalah sumber kebenaran. Cara berpikir induktif adalah kebalikan dari cara berpikir deduktif.
Sehingga, dalam prakteknya diperlukan empirisme, yaitu paham yang berpendapat bahwa
fakta yang tertangkap lewat pengalaman manusia merupakan sumber kebenaran.
BAB II
PEMBAHASAN
[1] lp3ik.umsida.ac.id/
.../file/ilmu%20kealaman%20dasar-bagian1.pdf
[1] lp3ik.umsida.ac.id/.
../file/ilmu%20kealaman%20dasar-bagian1.pdf
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMONDASI
3.1 Kesimpulan
Ilmu alamiah dasar adalah penerapan pendekatan ilmiah dalam mengkaji sesuatu
masalah. Ini adalah salah satu cara manusia untuk memperoleh pengetahuan (menjadi tahu
tentang sesuatu) dan mau berfikir tentang dinamika-dinamika alam sekitarnya.
3.2 Saran
Pembangunan yang berkelanjutan bertujuan pada terwujudnya keberadaan sumber daya
alam untuk mendukung kesejahteraan manusia. Maka prioritas utama pengelolaan adalah
upaya pelestarian lingkungan, supaya dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Bila
sumber daya alam rusak atau musnah kehidupan bisa terganggu. Harapan kami dengan
adanya makalah ini mampu memberi pengetahuan kepada pembaca tentang sumber daya
alam dan lingkungan, agar senantiasa dijaga dan dilestarikan, dan memperlakukan
lingkungan sesuai etikanya.