Anda di halaman 1dari 38

RESUME

Ilmu Kealaman Dasar

“Pengantar IAD, Alam Pikiran Manusia Dan Perkembangannya”

Oleh Kelompok 5

18 BKT 13

Fajriati Syahnur (18129177)

Indri Yulia (18129117)

Reska Sri Harida (18129135)

Suci Angela William (18129314)

Dosen Pengampu : Dra. Zuryanty, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
A. Hakekat,Tujuan Dan Ruang Lingkup Mata Kuliah Ilmu Kealaman
Dasar
1. Pengertian ilmu alamiah dasar
Ilmu Alamiah Dasar adalah ilmu pengetahuan yang melakukan
kajian tentang gejala-gejala di alam semesta termasuk planet bumi. Fokus
kajiannya adalah konsep dan prinsip dasar yang esensial saja. Bumi
menjadi tempat makhluk hidup dan mati, makhluk hidup tunduk akan
hukum kehidupan (biologis), sedangkan benda mati menjadi pengisi bumi
dan tunduk pada hokum alam. Sodiq (2014 : 1)
Ilmu Alamiah Dasar merupakan disiplin ilmu yang dapat berubah
sesuai kemajuan peradaban manusia. Menurut Aly (2004) mengatakan
bahwa “Ilmu Alamiah Dasar merupakan kumpulan pengetahuan tentang
konsep-konsep dasar dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan
Teknologi” yang pembahasannya mencakup pengenalan IPA dan ruang
lingkupnya, perkembangan teknologi dan dampaknya, serta hubungannya
dengan kelangsungan hidup manusia. Manusia sebagai subjek pokoknya
yang dalam hal ini merupakan makhluk hidup yang paling tinggi
kedudukannya. Salah satu indikatornya adalah sifat unik manusia.
Dibandingkan dengan makhluk lain, jasmani manusia adalah lemah,tetapi
rohani atau akal budi dan kemauannya sangat kuat. Akal bersumber pada
otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan dengan
perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang diilikinya dan
juga ditunjang dengan rasa ingin tahu, maka berkembanglah pula ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia.
Ilmu Alamiah Dasar bukan suatu disiplin ilmu, melainkan
pengetahuan tentang konsep-konsep dasar yang ada Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. yang dapat berubah sesuai kemajuan peradaban
manusia. Menurut ahmadi (2008) mengatakan bahwa Ilmu Alamiah Dasar
jika dipenggal berasal dari tiga suku kata. Ilmu artinya bagian dari ilmu
pengetahuan manusia, Alamiah artinya terjadi dengan sendirinya dan

2
Dasar yang artinya permulaan suatu bentuk. Istilah ini berasal dari Eropa
Daratan (Belanda, Jerman, Inggris, dan Amerika) yang mana istilah ini
masuk ke Indonesia pada zaman yang berbeda-beda. Ilmu alamiah dalam
arti luas merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dalam
bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi dalam manusia.
Darmodjo (2006) mengatakan bahwa Ilmu Alamiah Dasar dapat
diartikan sebagai Ilmu Pengetahuan Alam (natural science) yang mengkaji
tentang gejala–gejala dalam alam semesta sehingga terbentuklah konsep
dan prinsip. Ilmu Alamiah Dasar hanya mengkaji konsep–konsep dan
prinsip–prinsip dasar yang bersifat esensial, contohnya seperti Biologi,
Fisika, dan Kimia, ketiga ilmu tersebut juga memiliki turunan lagi. Dan
menurut Jasin (2009) mengatakan bahwa Ilmu Alamiah Dasar dapat
diartikan sebagai Ilmu Pengetahuan Alam (natural science) yang mengkaji
tentang gejala–gejala dalam alam semesta di bumi ini sehingga
terbentuklah konsep dan prinsip. Ilmu Alamiah Dasar hanya mengkaji
konsep–konsep dan prinsip–prinsip dasar yang bersifat esensial,
contohnya seperti Biologi, Fisika, dan Kimia, ketiga ilmu tersebut juga
memiliki turunan lagi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ilmu alamiah dasar (IAD)
merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam
bisang ilmu pengetahuan alam IPA dan teknologi, bersifat relative dan
dapat berubah sesuai dengan kemajuan peradaban manusia yang hanya
mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang essensial saja.
2. Tujuan Ilmu Alamiah Dasar
Tujuan Ilmu Alamiah Dasar adalah untuk memecahkan masalah-
masalah praktis serta untuk mengatasi semua kesulitan yang mungkin
dihadapi manusia, untuk menguasai, mengendalikan, serta memanfaatkan
alam. Halil (2016 : 5)
Perkuliahan IAD bertujuan untuk membantu mahasiswa agar
memiliki pandangan yang lebih luas di bidang IPA, serta mendekati

3
persoalan pengetahuan alam dengan penalaran yang lebih komprehensif.
Menurut Darmodjo (2006) mengatakan bahwa tujuan ilmu alamiah
dasar adalah:
a. Memperkenalkan konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan alam.
b. Memberikan wawasan pengetahuan, pengertian, dan apresiasi terhadap
objek dan cara pemikiran serta cara-cara pendekatan dalam IPA dan
teknologi.
c. Memberikan bekal untuk memanfaatkan bahan dan cara pemikiran,
cara-cara pendekatan dan hasil-hasil dalam IPA dan teknologi.
d. Mengembangkan interaksi yang selaras dan disiplin-disiplin ilmu
eksakta maupun non-eksakta.
Menurut Ahmadi (2008) mengatakan bahwa tujuan mempelajari
Ilmu Alamiah Dasar dalam instruksional umum adalah agar dapat
memahami perkembangan penalaran manusia terhadap gejala-gejala alam
hingga terwujudnya metode ilmiah yang merupakan ciri khusus dari Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Adapun tujuan mempelajari Ilmu Alamiah
Dasar dalam Instruksional Khusus adalah agar dapat menjelaskan
perkembangan naluri kehidupan manusia, dapat menjelaskan
perkembangan alam pikir manusia dalam memenuhi kebutuhan terhadap
“rahasia ingin tahu” nya, serta dapat memberi alasan yang diterima mitos
dalam kehidupan masyarakat.
Tasmuji (2018:4) mengatakan tujuan mempelajari IAD yaitu:
a. Mampu memahami dan menjelaskan ruang lingkup pembahasan IAD.
b. Mampu memiliki cakrawala pandang yang lebih luas dalam bidang
IAD.
c. Mampu memahami persoalan ilmu alamiah dengan penalaran yang
lebih komprehensif.
d. Mampu memahami dan menjelaskan berbagai fenomena alam dalam
tinjauan sains dan alQur’an

4
e. Mampu mengembangkan kepribadian sehingga muncul kepekaan,
cepat tanggap, dan dapat mengambil tindakan yang tepat dan
bertanggungjawab terhadap berbagai masalah perkembangan ilmu
alamiah dasar.
f. Memiliki cara pandang yang utuh akan hubungan al-Khaliq dengan
makhluqNya berikut tanggung jawab manusia di dalamnya.
3. Pentingnya Mempelajari IAD
Sekalipun materi Ilmu Alamiah Dasar ini sudah didapatkan pada
jenjang pendidikan dasar menengah dan lanjutan atas, namun materi ini
Pengertian, Tujuan dan Pentingnya Mempelajari IAD menjadi penting
untuk disampaikan kembali namun tentu saja dengan penekanan yang
berbeda.
Fenomena yang terjadi dengan adanya ruang lingkup yang terbatas
pada jurusan di perguruan tinggi, membuat mahasiswa lebih fokus untuk
mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan bidang studinya saja.
Sementara untuk informasi atau pengetahuan yang tidak berkaitan dengan
bidang studinya cenderung diabaikan atau seolah tidak mau tahu. Padahal
sesungguhnya mahasiswa diharapkan untuk memiliki cara berpikir yang
komprehensif, karena mahasiswa adalah sosok yang diharapkan
masyarakat peduli dan mengetahui akan berbagai persoalan yang tengah
terjadi. Bukan menjadi seseorang yang terkotak-kotak pada bidang
keilmuannya saja.
Selain itu ilmu alamiah dasar ini akan menjadi sumber nilai dan
pedoman guna mengantarkan mahasiswa memantapkan: kepribadian,
kepekaan lingkungan dan sosial, kemampuan hidup bermasyarakat,
pengetahuan tentang pelestarian, pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan hidup, dan mempunyai wawasan tentang perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Dengan mempelajari ilmu alamiah dasar (IAD) diharapkan pula
dapat menjadi sosok yang memiliki pengetahuan akan manusia dan alam

5
semesta sehingga menyadari posisinya dihadapan al-Khalik serta dalam
kaitannya dengan tanggung jawabnya sebagai khalifah fil ardh sehingga
dapat mengelola bumi beserta isinya dengan sebaikbaiknya.
4. Ruang Lingkup Ilmu Alamiah Dasar
Menurut Jasin (2009) mengatakan bahwa ruang lingkup Ilmu
Alamiah Dasar (Basic Natural Science) secara garis besar meliputi : 
a. Fisika ( Physics )
Suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari benda tak hidup
atau mati dari aspek wujud dengan perubahan – perubahan yang
bersifat sementara. Fisika secara klasik dibagi dalam mekanika,
panas, bumi, cahaya, gelombang, listrik, magnet dan teknik
mekanika, teknik sipil, teknik listrik, dan termasuk dalam lingkup
besar ilmu bumi dan antariksa.
b. Kimia ( Chemistry )
Suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari makhluk hidup dan
tidak hidup dari aspek susunan materi dan perubahan – perubahan
yang bersifat tetap. Kimia secara garis besar dibagi menjadi kimia
anorganik dan kimia organic. Kedua bagian itu pada dasarnya
membahas dasar keseluruhan, kemudian diikuti analisis kualitatif dan
kuantitatif.
c. Biologi ( Biological Science )
Ilmu pengetahuan yang mempelajari makhluk hidup dan gejala
– gejalanya. Biologi dibagi atas cabang – cabang antara lain :
1) Botani dalah suatu cabang biologi yang mempelajari tentang
seluk beluk tentang tumbuhan. 
2) Zoologi adalah cabang biologi yang mempelajari struktur,
fungsi, perilaku, serta evolusi hewan.
3) Morfologi adalah suatu studi tentang struktur luar atau bentuk
luar makhluk hidup. Berikut beberapa ilmu yang menggunakan
nama morfologi:

6
a) Morfologi (linguistik), ilmu tentang morfem-
morfem dalam bahasa.
b) Morfologi (biologi), ilmu tentanbentuk organisme,
terutama hewan dan tumbuhan dan mencakup bagian-
bagiannya.
4) Geomorfologi, ilmu tentang batuan dan bentuk luar bumi.
5) Anatomi merupakan suatu studi tentang struktur – dalam atau
bentuk dalam makhluk hidup. Anatomi adalah cabang dari
biologi yang berhubungan dengan struktur dan organisasi
dari makhluk hidup.
6) Fisiologi adalah suatu studi tentang fungsi bagian tubuh atau
organ makhluk hidup. Fisiologi menggunakan berbagai metode
ilmiah untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ,
sistem organ, dan organisme secara keseluruhan menjalankan
fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan.
7) Sitologi ( Biologi Sel ) adalah suatu studi tentang sel secara
mendalam meliputi struktur molekuler dan lain – lain. 

Ahmadi (2008) mengelompokkan ruang lingkup Ilmu Alamiah


Dasar (IAD) kedalam lima pokok bahasan sebagai berikut :
a. Kelahiran alam semesta
b. Masalah tata surya
c. Bumi
d. Asal mula kehidupan bumi
e. Perkembangan variabilitas makhluk hidup
5. IAD Sebagai Bagian Dari MBB
Berdasarkan SK Dirjen Dikti Depdiknas RI Nomor
44/DIKTI/Kep/2006 Ilmu Alamiah Dasar (IAD) juga merupakan salah
satu komponen dari kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat
(MBB). Misi Kelompok MBB di perguruan tinggi membantu

7
menumbuhkembangkan daya kritis, daya kreatif, apresiasi, kepekaan
mahasiswa terhadap nilai-nilai sosial dan budaya demi memantapkan
kepribadiannya sebagai bekal hidup bermasyarakat selaku individu dan
makhluk sosial yang:
a. Bersikap demokratis, berkeadaban, dan menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan, bermartabat, serta peduli terhadap pelestarian sumber
daya alam dan lingkungan hidup.
b. Memiliki kemampuan untuk menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
c. Ikut berperan mencari solusi pemecahan masalah sosial budaya dan
lingkungan hidup secara arif.

Komponen MBB bertujuan untuk mengantarkan mahasiswa


mengembangkan kemampuan pemahaman serta penguasaan tentang :
a. Keanekaragaman, kesederajatan, dan kemartabatan manusia sebagai
individu dan makhluk sosial di dalam kehidupan bermasyarakat
dengan kebudayaan melalui pranata pendidikan
b. Tanggung jawab manusia terhadap sumber daya alam dan
lingkungannya dalam berkehidupan bermasyarakat, baik nasional
maupun global, yang membatasi tindak kekaryaan seseorang sesuai
dengan kompetensi keahliannya.
Ilmu Alamiah Dasar (IAD) sebagai ilmu dianggap perlu diketahui
dan dimiliki oleh mahasiswa khususnya mahasiswa dari fakultas non-
eksakta (dalam Dewiki,2016:1.2) karena:
1. Memberikan konsep-konsep dasar dalam Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA)
2. Memberikan wawasan pengetahuan, pengertian, dan apresiasi
terhadap objek, cara pemikiran, dan cara-cara pendekatan dalam
IPA dan teknologi yang sifatnya terapan;
3. Dalam IAD juga membicarakan kelangsungan kehidupan di bumi

8
4. Menyadarkan manusia akan kandungan kekayaan bumi, baik yang
sudah dimanfaatkan maupun yang belum.

B. Alam Pikiran Manusia dan Perkembangannya


1. Hakekat Manusia
Aly (2004) mengatakan bahwa Dibanding dengan makhluk lain,
jasmani manusia adalah yang terlemah, sedangkan rohaninya atau akal
budi dan kemauannya sangat kuat Meski demikian manusia memiliki
kemampuan berpikir dan bernalar, dengan akal serta nuraninya
memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik dan bijaksana untuk
dirinya maupun lingkungannya. Dengan demikian manusia bisa mengatasi
kelemahannya tersebut.
Asiyah, dkk. (2019;21) mengemukakan secara umum hakikat
manusia dalam 3 hakikat yaitu hakikat manusia sebagai makhluk yang
kuat, hakikat manusia sebagai makhluk yang bertanggung jawab dan
hakikat manusia dalam wujud dan sifatnya.
a. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk yang Kuat
Hakikat manusia sebagai mahluk yang kuat tentu karena
manusia dicipta dengan diberikan akal. Dengan akalnya manusia bisa
mengalahkan terbangnya burung yang terbang ke angkasa, dengan
akalnya manusia bisa berenang di dasar laut seperti ikan. Dibanding
makhluk lainnya manusai mempunyai kelebihan-kelebihan yang
membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia
adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun,
baik didarat, dilaut, maupun diudara. Sedangkan binatang bergerak
diruang yang terbatas. Walaupunada binatang yang bergerak didarat
dan dilaut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa
melampaui manusia.
b. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk yang Bertanggung Jawab

9
Sesungguhnya hakikat manusia adalah mahluk yang bertanggung
jawab atas tindakannya dan manusia diberi naluri. Naluri adalah
semacam dorongan alamiah dari dalam diri manusia untuk memikirkan
serta menyatakan suatu tindakan. Setiap makluk hidup memiliki
dorongan yang dapat diekspresikan secara spontan sebagai
tanggapannya kepada stimulus yang muncul dari dalam diri atau dari
luar dirinya. Naluri ini tidak setiap waktu muncul yang baik tetapi
kadang muncul naluri kejahata. Namun pada hakikatnya atas tindakan
kebaikan maupun kejahatan manusia memiliki tanggung jawab.
c. Hakikat Manusia Dalam Wujud dan Sifatnya
Mengenai wujud sifat hakikat manusia (yang tidak dimiliki oleh
hewan), akan dipaparkan oleh paham eksistensialisme dengan tujuan agar
menjadi masukan dalam membenahi konsep pendidikan, yaitu:
1) Kemampuan Menyadari Diri
Kaum rasional menunjuk kunci perbedaan manusia dengan
hewan pada adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh
manusia. Berkat adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki
oleh manusia, maka manusia menyadari bahwa dirinya memiliki ciri
khas atau karakteristik diri. Hal ini menyebabkan manusia dapat
membedakan dirinya dengan yang lain dan dengan lingkungan fisik
di sekitarnya.
2) Kemampuan Bereksistensi
Justru karena manusia memiliki kemampuan bereksistensi
inilah maka pada manusia terdapat unsur kebebasan. Dengan kata
lain, adanya manusia bukan ”berada” seperti hewan dan tumbuh-
tumbuhan, melainkan “meng-ada” di muka bumi. Jika seandainya
pada diri manusia ini tidak terdapat kebebasan, maka manusia itu
tidak lebih dari hanya sekedar “esensi” belaka, artinya ada hanya
sekedar “ber-ada” dan tidak pernah “meng-ada” atau “ber-
eksistensi”. Adanya kemampuan bereksistensi inilah yang

10
membedakan manusia sebagai makhluk human dari hewan selaku
mahkluk infra human, dimana hewan menjadi orderdil dari
lingkungan, sedangkan manusia menjadi manajer terhadap
lingkungannya.
3) Kata Hati
Kata hati atau conscience of man juga sering disebut dengan
istilah hati nurani, lubuk hati, suara hati, pelita hati, dan sebagainya.
Conscience ialah “pengertian yang ikut serta” atau “pengertian yang
mengikut perbuatan”. Manusia memiliki pengertian yang menyertai
tentang apa yang akan, yang sedang, dan yang telah dibuatnya,
bahkan mengerti juga akibatnya, bagi manusia sebagai manusia.
4) Moral
Jika kata hati diartikan sebagai bentuk pengertian yang
menyertai perbuatan, maka yang dimaksud dengan moral (yang
sering juga disebut etika) adalah perbuatan itu sendiri. Disini tampak
bahwa masih ada jarak antara kata hati dengan moral. Artinya
seseorang yang telah memiliki kata hati yang tajam belum otomatis
perbuatannya merupakan realisasi dari kata hatinya itu. Untuk
menjembatani jarak yang mengantarai keduanya masih ada aspek
yang diperlukan yaitu kemauan. Bukankah banyak orang yang
memiliki kecerdasan akal tetapi tidak cukup memiliki moral. Itulah
sebabnya maka pendidikan moral juga sering disebut pendidikan
kemauan.
5) Tanggung Jawab
Kesedian untuk menanggung segenap akibat dari perbuatan
yang menuntut tanggung jawab, merupakan pertanda dari sifat orang
yang bertanggung jawab. Wujud bertanggung jawab bermacam-
macam. Ada tanggung jawab kepada diri sendiri, tanggung jawab
kepada masyarakat, dan tanggung jawab kepada Tuhan. Dengan
demikian tanggung jawab dapat diartikan sebagai keberanian untuk

11
menentukan bahwa sesuatu perbuatan sesuai dengan tuntunan kodrat
manusia, dan bahwa hanya karena itu perbuatan tersebut dilakukan,
sehingga sanksi apapun yang dituntutkan (oleh kata hati, masyarakat,
norma-norma agama), diterima dengan penuh kesadaran dan
kerelaan.
6) Rasa Kebebasan
Merdeka adalah rasa bebas (tidak merasa terikat oleh sesuatu),
tetapi sesuai dengan tuntunan kodrat manusia. Kemerdekaan dalam
arti yang sebenarnya memang berlangsung dalam keterikatan.
Artinya, bebas berbuat sepanjang tidak bertentangan dengan tuntunan
kodrat manusia. Kemerdekaan berkaitan erat dengan kata hati dan
moral. Seseorang mengalami rasa merdeka apabila segenap
perbuatanya (moralnya) sesuai dengan apa yang dikatakan oleh kata
hatinya, yaitu kata hati yang sesuai dengan kodrat manusia.
7) Kewajiban dan Hak
Pada dasarnya hak itu adalah sesuatu yang masih kosong.
Artinya meskipun hak tentang sesuatu itu ada. Belum tentu seseorang
mengetahuinya (misalnya hak memperoleh perlindungan hukum).
Pemenuhan hak dan pelaksanaan kewajiban bertalian erat dengan
soal keadilan. Dalam hubungan ini dapat dikatakan bahwa keadilan
terwujud bila hak sejalan dengan kewajiban karena pemenuhan hak
dan pelaksaaan kewajiban dibatasi oleh situasi kondisi yang berarti
tidak semua hak dapat terpenuhi dan tidak segenap kewajiban dapat
sepenuhnya dilakukan.
8) Kemampuan Menghayati Kebahagian
Pada saat orang menghayati kebahagian, aspek rasa lebih
berperan dari pada aspek nalar. Oleh karena, itu dikatakan bahwa
kebahagian itu sifatnya irasional. Manusia yang menghayati
kebahagian adalah pribadi manusia dengan segenap keadaan dan
kemampuannya. Manusia menghayati kebahagaian apabila jiwanya

12
bersih dan stabil, jujur, bertanggung jawab, mempunyai pandangan
hidup dan keyakinan hidup yang kukuh dan bertekad untuk
merealisasikan dengan cara yang realistis.
2. Sifat Keingintahuan Manusia
Rasa ingin tahu (kuriositas), juga merupakan salah satu ciri khas
manusia. Ia mempunyai kemampuan untuk berpikir sehingga rasa
keingintahuannya tidak tetap sepanjang zaman. Karena manusia akan
selalu bertanya apa, bagaimana dan mengapa begitu. Manusia juga mampu
menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan
dengan pengetahuan yang baru sehingga menjadi pengetahuan yang lebih
baru.
Manusia selalu merasa ingin tahu maka sesuatu yang belum
terjawab dikatakan wallahualam, artinya Allah yang lebih mengetahui atau
wallahualam bissawab yang artinya Allah mengetahui sebenarnya.
Perkembangan lebih lanjut dari rasa ingin tahu manusia ialah untuk
memenuhi kebutuhan nonfisik atau kebutuhan alam pikirannya, untuk itu
manusia mereka-reka sendiri jawabannya.
Manusia dengan rasa ingin tahunya yang besar ,selalu berusaha
mencari keterangan tentang fenomena alam yang teramati. Untuk
menjawab semua rasa ingin tahu manusia sering menerka–nerka jawaban
mereka sendiri. Pengetahuan seperti inilah yang disebut pseudo science.
Ilmu pengetahuan juga berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan
dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada pada saat itu . Cara
memperoleh sains semu (pseudo sains), antara lain : Mitos, Wahyu,
Otoritas dan tradisi, Prasangka, Intuisi, Penemuan kebetulan, dan Cara –
coba – ralat.
Pada zaman Yunani ( 600 – 200 SM ) terjadi pola pikir yang lebih
maju dari pola pikir mitos, dimana terjadi penggabungan antara
pengamatan, pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Aliran ini
disebut rasionalisme. Lebih lanjut lagi dikenal dengan metode deduksi

13
yaitu penarikan suatu kesimpulan didasarkan pada suatu yang bersifat
umum (Premis mayor) menuju ke yang khusus (Premis minor). Dasar
metode ilmiah sekarang adalah metode induksi, yang intinya adalah
bahwa pengambilan keputusan dan kesimpulan dilakukan berdasarkan
data pengamatan atau eksperimen.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang telah diketahui. Untuk
mengetahui sesuatu, manusia dapat menggunakan indranya dengan cara
mendengar, melihat, merasa, mencium, dan sebagainya. Semua
pengetahuan yang didasarkan secara indrawi dikategorikan sebagai
pengetahuan empiris, artinya pengetahuan yang bersumber dari
pengalaman. Oleh karena itu, pengalaman menjadi bagian penting dari
seluk-beluk adanya pengetahuan.
Setiap orang memiliki pengetahuan karena pernah mengalami
sesuatu dan setiap pengalamannya dapat dijadikan landasan berfikir dan
bertindak. Secara otomatis setiap orang memiliki pengetahuan, akan tetapi
kerena pengalaman setiap orang berbeda-beda, penyelesaian masalahnya
bersumber pada pengalaman yang beragam sehingga pengetahuan menjadi
semakin banyak. Pengetahuan yang bersumber dari pengalaman akan
membedakan cara penyelesaian masalah, sekaligus memperkaya
pengetahuan. Pengalaman merupakan pengetahuan yang sangat berharga.
Kerena pengalaman merupakan sumber pengetahuan yang utama dan
kemudian melahirkan empirisme.
Empirisme adalah salah satu aliran dalam filsuf yang menekankan
peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan dan pengetahuan itu
sendiri. Beberapa pandangan filsuf tentang pengalaman sebagai sumber
pengetahuan, yaitu menggambarkan secara mendalam bahwa sumber
pertama pengetahuan adalah pengalaman. Manusia yang belajar dari
pengalamannya adalah manusia yang memahami bahwa masa depan
sangat bergantung padakecerdasan dalam mengambil pelajaran atau
hikmah dibalik semua pengalaman.

14
Gagasan dalam pikiran manusia adalah ide yang terdapat dalam
alat pikir yang disebut dengan akal atau otak. Sistem gagasan dalam
pikiran manusia adalah kelancaran kerja otak dalam menangkap segala
sesuatu, mengembangkan nalar dalam sebuah ide tentang sesuatu yang
dimaksudkan, dan membentuk konsep demi pembatasan sesuatu yang
digagas.
Manusia memiliki rasa ingin tahu atau kurioritas yang terus
tumbuh dan berkembang sangat pesat. Rasa ingin tahu manusia tidak
pernah dapat terpuaskan, apabila suatu masalah dapat dipecahkan akan
timbul masalah lainnya yang menunggu pemecahanya. Manusia akan terus
bertanya setelah mengetahui apa, bagaimana, dan mengapa. Manusia
mampu menggunakan pengetahuan yang telah lama diperoleh untuk
dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru menjadi pengetahuan
yang lebih baru lagi. Hal ini demikian berlangsung berabad-abad sehingga
terjadi akumulasi pengetahuan. Manusia memiliki salah satu sifat yang
paling esensial yaitu berfikir, al-insan hayawanu naathiq, artinya manusia
adalah makhluk yang berfikir. Karena itu lahirnya ilmu pengetahuan
tentang alam atau ilmu alamiah berasal dari pemikiran manusia tentang
jati diri alam.
Dengan rasa ingin tahunya yang besar, manusia selalu berusaha
mencari keterangan tentang fenomena alam yang teramati. Untuk bisa
menjawab pertanyaan dari rasa ingin tahunya, manusia sering mereka-reka
sendiri jawabannya. Meski jawaban seperti ini kadang tidak logis, namun
sering diterima masyarakat awam sebagai suatu kebenaran. Pengetahuan
semacam ini disebut pseudo science, yaitu pengetahuan mirip sains tapi
bukan sains.
Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan pseudo
science (sains semu) ini antara lain sebagai berikut.
a. Mitos, merupakan gabungan dari pengamatan, pengalaman dengan
dugaan, imajinasi dan kepercayaan.

15
b. Wahyu, merupakan komunikasi sang Pencipta dengan makhluk-Nya
sebagai utusan yang menghasilkan ilmu pengetahuan yang benar.
c. Otoritas dan Tradisi, yaitu pengetahuan yang telah lama ada dan
dipergunakan oleh pemimpin atau secara tradisi untuk menyatakan
kebenaran.
d. Prasangka, yaitu berupa dugaan yang kemungkinannya bisa benar
dan bisa salah.
e. Intuisi, merupakan kegiatan berpikir yang nonanalitik (tanpa nalar),
tidak berdasarkan pola pikir tertentu dan biasanya pendapat itu
diperoleh dengan cepat tanpa melalui proses berpikir terlebih dahulu.
f. Penemuan Kebetulan, yaitu pengetahuan yang awalnya ditemukan
secara kebetulan dan beberapa di antaranya adalah sangat berguna.
g. Cara Coba-Ralat (Trial and Error),  adalah pengetahuan yan g
diperoleh melalui cara coba-salah-coba-salah, tanpa dilandasi dengan
teori yang relevan.
3. Perkembangan Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia
Tuhan menciptakan dua makhluk, yang satu bersifat anorganis
(benda mati) dan yang lain bersifat organis (makhluk hidup). Benda yang
menjadi pengisi bumi tunduk pada hukum alam (deterministis) dan
makhluk hidup tunduk pada hukum kehidupan (biologis), tetapi yang jelas
ciri-ciri kehidupan manusia sebagai makhluk yang tertinggi, lebih
sempurna dari hewan maupun tumbuhan.Dari sekian banyak ciri-ciri
manusia sebagai makhluk hidup, akal budi dan kemauan keras itulah yang
merupakan sifat
unik manusia.
a. Perkembangan Fisik Manusia
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana
yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna.
Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan

16
kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang
tidak homolog yang akan menjadi laki-laki.
Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai
berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan
kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah
mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ,
yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari
janin. Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri
untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati lubang
kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan
tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja. Perubahan
fisik yang sangat nyata, terjadi pada saat pubertas, yang ditandai di
antaranya dengan tanda kedewasaan berupa tumbuhnya rambut pada
daerah-daerah tertentu dan fungsi organ - organ reproduksi (organ
genitalia ).
Perubahan fisik dan emosi pada masa pubertas dipengaruhi
oleh hormon seperti estrogen dan progesteron, pada remaja
perempuan dan diproduksi oleh indung telur, dan testosteron, pada
remaja laki-laki diproduksi oleh testis. Perkembangan pengetahuan
pada manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan pengetahuan
semasa anak-anak, berupa bimbingan yang baik oleh orang tua dan
lingkungan yang terus akan terbawa sampai dewasa. Perkembangan
pengetahuan pada manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan
pengetahuan semasa anak-anak, berupa bimbingan yang baik oleh
orang tua dan lingkungan yang terus akan terbawa sampai dewasa.
Sampai usia 2 tahun, perkembangan kecerdasan sangat
cepat, dari belajar, makan, berbicara dan berjalan. Pada usia 2 – 7
tahun rasa ingin tahu akan makin besar. Masa remaja merupakan
masa pertentangan dengan dirinya maupun dengan orang dewasa,
karena selalu berusaha untuk memposisikan diri sebagai orang

17
dewasa walaupun secara emosional belum memadai. Selanjutnya,
setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu
menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
Manusia berasal dari sel telur ibu dan sel sperma ayah yang
bersatu membentuk embrio, kemudian tumbuh menjadi banyak sel
serta melakukan diferensiasi dan berkembang menjadi bayi yang
dilahirkan ke muka bumi. Bayi manusia tumbuh dan berkembang
menjadi anak yang pandai berbicara, membaca, berhitung dan
mampu bergerak dengan lincah. Anak tersebut menjadi remaja yang
mulai mengalami pubertas, seperti perempuan mulai mensturasi, dan
laki-laki mulai memiliki jenggot, kumis, serta membesar suaranya.
Selanjutnya masuk masa dewasa yang sudah mampu bekerja dan
berumah tangga.
b. Perkembangan Sifat dan Pemikiran Manusia
Sifat ingin tahu manusia berkembang seiring dengan
perkembangan umur dan waktu dimana manusia tersebut hidup.
Ada dua macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni
perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir
hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman
purba hingga dewasa ini.
Berikut ini, Dewiki (2014:1.26) menyatakan pengelompokan
perkembangan kecerdasan manusia berdasarkan usia dari bayi hingga
dewasa.
1) Masa bayi (0 – 2 Tahun)
Masa bayi menurut psikologi disebut juga sebagai
periode sensomotorik. Pada periode ini, perkembangan
kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar
makan,berjalan,berbicara,dan mengikatkan diri pada orang
lain. Dengan gerakan – gerakan anggota tubuhnya, ia belajar

18
memadukan keterangan – keterangan melalui semua alat
inderanya.
2) Masa Kanak – kanak ( 3 – 5 Tahun )
Masa kanak – kanak disebut sebagai periode
praoperasional, dengan kisaran usia 2 – 7 tahun. Pada
periode ini, dorongan keingintahuannya sangat besar,
sehingga banyak yang menyebut masa ini sebagai masa
bertanya. Apalagi pada masa ini si anak sudah memiliki
keterampilan berbahasa lisan. Namun,pada masa ini
pengungkapannya sering menggunakan lambang – lambang,
seperti bermain mobil dengan garasinya menggunakan kotak
kosong.
3) Masa Usia Sekolah ( 6 – 12 Tahun )
Masa ini disebut juga sebagai periode operasional
nyata, dengan kisaran usia 7-11 tahun. Pada periode ini,
anak sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik, dan
motorik yang baik. Perolehan pengetahuannya masih dengan
induksi ( pengamatan dan percobaan ), walaupun sudah
dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
4) Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )
Masa remaja disebut juga periode operasional formal
( 11 – 15 tahun). Periode ini merupakan masa pertentangan
(konflik),baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang
dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai
orang dewasa,padahal secara fisik,mental,dan emosional
belum mampu menggunakan nalar serta berhipotesis.
5) Masa dewasa ( > 20 Tahun )
Masa dewasa ini ditandai dengan kemampuan
individu untuk berdiri sendiri. Mereka mampu
mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan

19
dirinya sebagai anggota dalam kelompok serta merupakan
individu yang bertanggung jawab.

Bila dibandingkan dengan hewan, maka tubuh manusia


lemah, sedangkan rohaninya, yaitu akal budi dan kemauannya sangat
kuat. Manusia tidak dapat terbang seperti burung, tidak dapat
berenang secepat buaya, tidak mampu mengangkat benda berat
seperti gajah, dan sebagainya, tetapi dengan akal budinya dan
kemauannya, manusia dapat menjadi makhluk yang lebih dari
makhluk lain. Kelebihan manusia itu karena memiliki akal budi dan
kemauan yang keras sehingga dapat mengendalikan jasmaninya.
Manusia sebagai makhluk berpikir dibekali hasrat ingin tahu
tentang benda dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya termasuk juga
ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu inilah mendorong
manusia untuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam, baik
alam besar (makrokosmos) mapun alam kecil (mikrokosmos), serta
berusaha memecahkan masalah yang dihadapi. Dorongan rasa ingin
tahu dan usaha untuk memahami dan memecahkan masalah yang
dihadapi, menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan.
Rasa ingin tahu yang terdapat pada manusia ini
menyebabkan pengetahuan mereka menjadi berkembang. Setiap hari
mereka berhubungan dan mengamati bendabenda dan peristiwa-
peristiwa yang terjadi dialam sekitarnya. Pengamatanpengamatan
yang ditangkap melalui panca indera-nya merupakan objek rasa ingin
tahunya. Manusia tidak akan merasa puas jika belum memperoleh
jawaban mengenai hal-hal yang diamatinya. Mereka berusaha
mencari jawabannya dan untuk itu mereka harus berpikir. Rasa ingin
tahunya terus berlanjut. Bukan hanya “apa”-nya saja yang ingin
diketahui jawabannya, tetapi juga jawaban dari “bagaimana” dan

20
kemudian berlanjut “mengapa” tentang hal-hal yang bersangkutan
dengan benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang diamatinya.

4. Sejarah Pengetahuan Manusia


Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah perkembangan
jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan,
berlangsung dalam tiga tahap ( dalamWidiastuti, 2017: 7-8) yaitu:
a. Tahap teologi atau fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif, berusaha untuk mencari dan
menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang terakhir dari segala
sesuatu, dan selalu dihubugkan dengan kekuatan gaib. Gejala alam
yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan
sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan
peristiwa dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib
lainnya.
b. Tahap filsafat atau fisik atau abstrak
Tahap metafisika atau abstrak merupakan tahap dimana
manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan akhir, tetapi
manusia tidak lagi menyadarkan diri kepada kepercayaan akan adanya
kekuatan gaib, melainkan pada akalnya sendiri, akal yang telah mampu
melakukan abstraksi guna menemukan hakekat segala sesuatu.
c. Tahap positif atau ilmiah riil
Tahap positif atau riil merupakan tahap dimana manusia telah
mampu berpikir secara positif atau riil atas dasar pengetahuan yang
telah dicapainya yang dikembangkan secara positif melalui
pengamatan, percobaan dan perbandingan.

Ilmu pengetahuan juga berkembang sesuai dengan zamannya dan


sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada pada saat itu. Sebagai
contoh adalah pada zaman Babilonia dan Yunani, karena keterbatasan alat
indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu pengetahuan

21
zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun
sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan ataupun “mitos.”

Mitos termasuk dalam tahap teologi atau tahap fiktif karena manusia
menciptakan mitos untuk memahami gejala alam yang ada di sekitarnya.
Manusia menyusun mitos atau dongeng untuk mengenal realita atau
kenyataan, yakni pengetahuan yang tidak objektif melainkan subjektif.
Menurut C.A. van Peursen (dalam Dewiki,2014: 140) mengatakan
mitos ialah suatu cerita yang memberikan pedoman atau arah tertentu kepada
sekelompok orang. Cerita itu dapat ditularkan, dapat pula diungkapkan lewat
tari-tarian atau pementasan wayang dan sebagainya.
Pada tahap teologi ini, manusia menemukan identitas dirinya. Manusia
sebagai subjek yang masih terbuka dikelilingi oleh objek, yakni alam sehingga
manusia mudah sekali dimasuki oleh daya dan kekuatan alam. Manusia belum
mampu memandang objek atau realita dengan indranya sehingga manusia dan
alam lebur menjadi satu. Lewat mitos, manusia dapat turut serta mengambil
bagian dalam kejadian-kejadian alam sekitarnya dan dapat juga menanggapi
daya kekuatan alam. Secara garis besar, mitos dibedakan atas tiga macam,
yaitu:
a. Mitos Sebenarnya
Manusia berusaha sungguh-sungguh dan dengan imajinasinya
menerangkan gejala alam yang ada, namun belum tepat karena kurang
pengetahuannya sehingga untuk bagian tersebut orang mengaitkannya
dengan seorang tokoh atau dewa-dewi. Contoh:
1) Gempa bumi diduga terjadi karena Atlas (raksasa yang memikul
bumi pada bahunya) sedang memindahkan bumi dari bahu yang
satu ke bahu lainnya.
2) Gerhana bulan disangka terjadi karena bulan dimakan raksasa
maka pada waktu gerhana bulan, manusia memukul-mukul benda

22
apa saja yang dapat menimbulkan bunyi, agar raksasa itu takut dan
memuntahkan kembali bulan itu.
3) Bunyi guntur disangka roda kereta yang dikendarai dewa melintasi
langit.
b. Cerita Rakyat
Mitos yang merupakan cerita rakyat ialah usaha manusia
mengisahkan peristiwa penting yang menyangkut kehidupan
masyarakat. Oleh karena cerita rakyat hanya disampaikan dari mulut ke
mulut maka sulit dipercaya kebenarannya. Akan tetapi, gejala yang ada
dalam masyarakat memang ada dan agar meyakinkan, seorang tokoh
dikaitkan dalam cerita tersebut. Contohnya Lutung Kasarung dari daerah
Pasundan, Bawang Merah, Bawang Putih dan Timun Emas dari Jawa
Tengah.
c. Legenda
Adapun cerita yang berdasarkan mitos disebut legenda. Dalam
legenda dikemukakan seorang tokoh yang dikaitkan dengan terjadinya
suatu daerah. Apakah tokoh tersebut pernah ada atau tidak, namun yang
bersangkutan dihubungkan dengan apa yang terdapat di suatu
lingkungan, sebagai bukti kebenaran suatu legenda. Contohnya
Sangkuriang yang dikaitkan dengan Gunung Tangkuban Perahu dan
Dataran Tinggi Bandung yang dahulunya merupakan danau.
Manusia pada tahap teologi (menurut A. Comte) atau pada tahap mitos
(C.A. van Peursen), belum dapat melihat realita ini dengan indranya. Manusia
belum dapat mengetahui dan menangkap peristiwa (objek) dengan alam
pikirannya maka manusia beranggapan bahwa dewa, hantu, setan atau
makhluk gaib lainnya yang dianggap sakti atau berkuasa sedang murka.
Cara berpikir seperti itu disebut berpikir secara irasional. Tentu saja
pengetahuan yang diperoleh secara irasional belum dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Manusia pada tahap mitos
menanggapi realita dengan mengadakan selamatan, tari-tarian atau

23
menyanyikan lagu-lagu. Lewat cerita ini, manusia merasa aman dan merasa
dapat menghindarkan diri dari keganasan peristiwa alam. Jadi, mitos itu
timbul akibat seperti berikut.
a. Keterbatasan Pengetahuan Manusia
b. Keterbatasan Penalaran Manusia
c. Keingintahuan Manusia yang telah Dipenuhi untuk Sementara
d. Keterbatasan Alat Manusia
Selain itu manusia secara terus menerus mengembangkan
pengetahuannya tidak hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan yang
menyangkut kelangsungan hidupnya saja, tetapi juga untuk mengetahui mana
yang benar, mana yang salah, mana yang bagus atau mana yang jelek. Mereka
harus terus berpikir sehingga dapat menarik kesimpulan dan memperoleh
pengetahuan. Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk berpikir, merasa,
bersikap dan bertindak. Proses berpikir dalam nearik kesimpulan yang benar
disebut penalaran. Penalaran merupakan kegiatan berpikir yang logis dan
analitis.

Berikut ini perkembangan pengetahuan manusia dari zaman purba


sampai zaman modern (dalam Dewiki, 2014: 1,46- 1,56):
a. Zaman Purba
Pengetahuan yang dikumpulkan pada zaman purba berasal dari
kemampuan mengamati, membeda-bedakan, dan dari hasil percobaan
yang sifatnya trial and error. Semua pengetahuan yang diperoleh
diterima begitu saja tanpa mencari tahu sebab akibatnya.
Pada saat manusia mulai memiliki kemampuan menulis,
membaca, dan berhitung maka pengetahuan yang terkumpul dicatat
secara tertib dan berlangsung terus-menerus. Misalnya, dari
pengamatan dan pencatatan peredaran matahari, ahli astronomi
Babylonia menetapkan pembagian waktu seperti, tahun dibagi dalam
12 bulan, minggu dibagi dalam 7 hari dan hari dalam 24 jam.

24
Selanjutnya, jam dibagi dalam 60 menit dan menit dalam 60 detik.
Kemudian satuan enam puluh ini juga digunakan untuk pengukuran
sudut, 60 detik sama dengan 1 menit, 60 menit sama dengan 10 dan
satu lingkaran penuh ialah 3600. Demikian pula para ahli Babylonia
dapat meramalkan terjadinya gerhana matahari, tiap 18 tahun tambah
sepuluh atau sebelas hari. Ini terjadi kira-kira 3000 SM.
Pada tahun 2980 – 2950 SM, manusia dapat membangun
piramid di Mesir untuk menghormati dewa agar tidak terjadi bahaya
banjir di sungai Nil. Pembangunan piramid itu menunjukkan bahwa
pengetahuan teknik bangunan dan matematika, khususnya geometri
dan aritmatika telah maju.
Kurang lebih tahun 1600 SM, orang Mesir telah menghitung keliling
lingkaran sama dengan tiga kali garis tengahnya, sedang luas lingkaran
sama dengan seperdua belas kuadrat kelilingnya.

b. Zaman Yunani (600-200 SM )


Suatu pola berpikir yang satu langkah lebih maju daripada
mitos dan pseudo science ialah penggabungan antara pengamatan,
pengalaman dan akal sehat atau rasional. Contohnya ialah ajaran-
ajaran orang Yunani pada sekitar tahun 600 - 200 SM.
Sebagai tonggak sejarah, dapat disebutkan di sini seorang ahli
pikir Bangsa Yunani yang bernama Thales (624–546 SM), seorang
astronom yang juga ahli di bidang matematika dan teknik. Ia yang
pertama berpendapat bahwa bintang-bintang mengeluarkan sinarnya
sendiri, sedangkan bulan hanya sekadar memantulkan cahaya dari
matahari. Ia juga berpendapat, bahwa bumi merupakan suatu piring
yang datar yang terapung di atas air. Thales juga mempertanyakan asal
usul dari semua benda yang kita lihat di alam raya ini. Ia berpendapat
bahwa adanya keanekaragaman benda di alam, sebenarnya merupakan
gejala alam saja. Bahan dasarnya amat sederhana dan sama. Unsur

25
dasar itu, membentuk benda yang beraneka ragam melalui proses.
Jadi, tidak terbentuk begitu saja. Unsur dasar tersebut menurut Thales
ialah air.
Beberapa pakar yang berpengaruh antara lain (Maskoeri Jasin,
2008: 7):
1) Anaximander (610-546 SM)
Seorang pemikir yang sezaman dengan Thales, berpendapat
bahwa alam semesta yang kita lihat itu berbentuk seperti bola dengan
bumi sebagai pusatnya. Langit dengan segala isinya, beredar
mengelilingi bumi. Pendapat ini bertahan hingga dua abad lamanya. Ia
juga mengajarkan membuat jam matahari atau petunjuk waktu dengan
sebuah tongkat yang ditegakkan di atas bumi dan juga untuk
menentukan titik balik matahari. Jam matahari merupakan dasar
perhitungan jam sampai sekarang.

2) Phytagoras(580-500 SM)
Tokoh ini berpendapat, bahwa sebenarnya unsur dasar ada
empat, bukan satu yang dapat berubah ke dalam tiga bentuk unsur
seperti yang dikemukakan oleh penemu-penemu sebelumnya. Keempat
unsur dasar itu ialah tanah, api, udara dan air. Pythagoras juga terkenal
di bidang matematika. Salah satu penemuannya yang terpakai sampai
sekarang ialah yang kita kenal sebagai dalil Pythagoras tentang
segitiga siku-siku, yakni berikut ini.

26
Tentang alam semesta, Pythagoras berpendapat bahwa bumi ini
bulat dan berputar karena berputar maka tampaknya seolah-olah alam
berputar mengelilingi bumi.
3) Socrates(470-399 SM)
Ia dianggap sebagai tonggak ilmu pengetahuan Yunani karena
banyak melakukan penyelidikan terhadap pengetahuan yang
menyangkut kehidupan manusia. Walaupun Socrates tidak
meninggalkan karya-karya tertulis, tetapi buah pemikirannya
dikumpulkan oleh muridnya Plato. Ilmunya yang terkenal ialah logika
yang mengajak manusia untuk berpikir yakni adanya major premise,
minor premise dan conclusion.
4) Plato (423-347 SM)
Ia mempunyai titik tolak berpikir yang berbeda dengan orang-
orang sebelumnya. Ia yang sastrawan itu menghindari pemikiran yang
terlalu materialistik seperti Demokritos dan Empedokles. Plato
berpendapat bahwa keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya suatu
duplikat saja dari suatu yang kekal dan material.
5) Aristotelles (384-322 SM)
Ia merupakan pemikir terbesar pada zamannya. Ia
membukukan intisari dari ajaran orang-orang sebelumnya. Aristoteles
membuang hal-hal yang tidak masuk diakalnya dan menambahkan
pendapatnya sendiri.
Bukunya merupakan ensiklopedia pengetahuan masa itu.
Tentang unsur dasar, ia menyebutkan adanya zat tunggal yang disebut
Hule. Zat tunggal ini tergantung dari kondisinya, dapat berbentuk

27
tanah, air, udara atau api. Adanya transmutasi ini disebabkan oleh
keadaan dingin, lembab, panas dan kering. Contoh, apabila Hule
dalam kondisi lembab dan panas maka ia berbentuk udara. Apabila
dalam keadaan panas dan kering akan berbentuk api dan bila kering
dan dingin berbentuk tanah.
Aristoteles tidak percaya adanya ruang hampa. Ia berpendapat
bahwa bila di suatu tempat tidak ada apa-apanya (benda), di situ ada
sesuatu yang immaterial, yakni Ether (bukan eter yang kita kenal
sebagai senyawa kimia). Ajaran Aristoteles yang penting ialah suatu
pola berpikir dalam memperoleh kebenaran berdasarkan logika. Dia
juga sebagai orang pertama yang menyusun klasifikasi bintang yang
ada di muka bumi ini.

c. Zaman Pertengahan
Perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya terjadi dan
berkembang di Timur Tengah pada abad pertengahan yang diprakarsai
oleh bangsa Arab. Banyak peninggalan pengetahuan bangsa Yunani
yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan ditulis dalam bentuk
buku serta dipakai sebagai acuan pada dunia Islam dan Eropa.
Pada zaman ini juga banyak dikembangkan metode eksperimen
yang memungkinkan perluasan bidang kedokteran, farmasi, astronomi,
kimia dan biologi. Penemuan penting yang digunakan sampai saat ini
ialah penulisan bilangan (angka Arab) dan desimal yang memunculkan
ilmu aljabar.
Tokoh pembaharu pada zaman ini menurut Supartono, dkk
dalam bukunya Ilmu Alamiah Dasar, ialah sebagai berikut:

28
1) Kwarizmi (+ 780–850 M)
Ia menghasilkan karya Al Jabr wal Mukabala yang berarti
pengutuhan kembali dan perbandingan, memperkenalkan asas
algorisme yang merupakan sistem hitungan nilai angka menurut
tempat dari kanan ke kiri, satuan, puluhan, ribuan dan seterusnya.
Sehingga penjumlahan bilangan dari atas ke bawah untuk sejumlah
deret angka tidak mengalami kesulitan. Inilah yang kemudian menjadi
dasar mesin hitung dan kalkulator. Sistem persepuluhan (decimal)
yang sejajar dengan asas algoritme segera dapat menggantikan sistem
perenampuluhan (hexadesimal) yang sebelumnya digunakan oleh
bangsa Semit. Angka Romawi yang tidak mengenal nol, tidak cocok
dipakai dalam sistem persepuluhan dengan angka di belakang koma,
dan tidak dapat dipakai dalam penjumlahan dari atas ke bawah. Dari
sistem Kwarizmi yang berasal dari bahasa Arab inilah, bangsa Barat
menyebutkannya sebagai angka Arab, walaupun penulisannya sudah
lain.
2) Ar Razi (866–909 M)
Tokoh kedokteran dan kimia, orang Barat menyebutnya Razes.
Ar-Razi merupakan orang pertama yang mendiagnosis penyakit cacar
dengan cara membedakan antara cacat air (variola) dan cacar merah
(rougella). Ia juga berhasil melaksanakan pengobatan dengan
pemanasan saraf, pengobatan penyakit kepala, mendiagnosis tekanan
darah tinggi, dan menggunakan kayu pengikat untuk patah tulang
(spalk). Sebagai ahli kimia ia menemukan air raksa (mercury).
3) Niraizi (Wafat 922 M)
Ia telah membuat planetarium dengan ketepatan yang diakui
oleh para ahli. Ia mengkritik pendapat Ptolomeus yang berpaham
geosentris, dan menulis sejumlah buku yang memuat tentang cuaca
dan iklim, serta pengetahuan tentang bintang. Ia membuat alat bantu

29
ilmu bintang yang dapat menggambarkan gerak-gerak benda langit dan
mengukur jaraknya.
4) Tsabit ibnu Qurrah (Wafat 901 M)
Ia merupakan tokoh lain di bidang astronomi yang membahas
waktu matahari (Syamsiah) yang lamanya setahun 365 hari, 5 jam, 49
menit, 1 detik.
5) Ibnu Sina (980–1037 M)
Ia adalah tokoh kedokteran, orang Barat menyebutnya
Avicenna. Dialah yang pertama kali menunjukkan bahwa udara
merupakan penyalur penyakit dan merintis pengobatan penyakit saraf
(neurasthenia). Karyanya yang berjudul Al-Qanun fi’ith Thibb atau
Pedoman Kedokteran merupakan buku terluas yang dipergunakan
dalam dunia Islam maupun Barat, seluruh karyanya berjumlah 170
buah yang sebagian besar sudah diterjemahkan dalam bahasa Latin.
6) Ibnu Rusyd (1126–1198 M)
Seorang penulis kedokteran umum, orang Barat menyebutnya
Averoes. Ia merintis ilmu jaringan tubuh (histology) dan berjasa dalam
penelitian pembuluh-pembuluh darah, ia juga mengatakan bahwa
seseorang yang telah terkena penyakit cacar (seperti yang
dikemukakan Ar-Razi) akan kebal terhadap penyakit tersebut.
7) 7. Az Zahrawi (Wafat 1013)
Orang yang merintis ilmu pengenalan penyakit (diagnostic) dan
cara penyembuhan (therapeutic) penyakit telinga. Selain itu, juga
merupakan perintis pembedahan telinga dan pelopor penyakit kulit
(dermatology). Karya-karyanya yang telah diterjemahkan dalam
bahasa Latin dan dicetak berulang kali di Eropa ialah Genua (1497),
Basel (1541) dan Oxford (1778)
8) Ibnu Baithar (Wafat 1248)
Di Barat, Ia dikenal sebagai Alpetragius yakni seorang ahli
tumbuhan. Oleh karena ia banyak melakukan terapannya sebagai

30
applied science untuk keperluan obat-obatan. Sebagian ilmunya
memang berasal dari Yunani, tetapi 1.400 ramuan obat yang
dikemukakannya, sebanyak 300 ramuan merupakan temuannya sendiri
dan 200 merupakan ramuan dari tumbuhan. Karyanya yang terkenal
ialah Al Adwiyati’l Bashtithah yang artinya Ramuan Ramuan
Sederhana dicetak dalam bahasa Latin dengan judul Simplicia (1758)
9) Al Ashama’I (740–828 M)
Seorang sarjana ilmu hewan. Karyanya berjudul Al Hayawan
yang berarti hewan. Di dalam buku tersebut dipaparkan tentang singa,
harimau, gajah, dan unggas. Ia meneliti binatang-binatang tersebut
dalam alamnya serta perpindahannya yang berhubungan dengan
musim.

d. Zaman Modern
Zaman ini dimulai pada abad ke-15 karena banyaknya
penemuan yang mengubah pola pikir sebelumnya terutama dengan
penemuan empiris yang didukung oleh alat bantu yang lebih baik.
Perubahan pola pikir yang sangat radikal ialah perubahan paham
geosentris menjadi heliosentris yang sangat bertentangan dengan
paham dan kepercayaan maupun kekuasaan saat itu.
Pakar yang penting pada era itu ialah Copernicus (1447–1543)
dan Galileo (1546–1642). Copernicus dalam bukunya De
Revolutionibus Orbim Caelestinum atau Peredaran Alam Semesta
menyatakan sistem heliosentris. Penemuan tersebut didukung juga
oleh penemuan Galileo. Era ini dianggap sebagai titik awal ilmu
pengetahuan modern yang berdasarkan pada teori induksi atau suatu
kebenaran harus dibuktikan secara empiris. Penemuan tersebut juga
membuka cara berpikir yang lebih maju, terbuka, dan berani
menyatakan kebenaran meskipun harus bertentangan dengan pendapat

31
atau kepercayaan umum yang ada. Selain tokoh-tokoh tersebut, ada
beberapa tokoh lainnya sebagai berikut.
1) Roger Bacon (1214–1294)
Pakar ini menyatakan bahwa hakikat ilmu pengetahuan alam
ialah ilmu yang berdasarkan kepada kenyataan yang disusun dan
dibentuk dari pengalaman, penyelidikan, dan percobaan; sedangkan
matematika ialah dasar dan kunci untuk berpikir dan mencari
kebenaran dalam ilmu pengetahuan.
2) Nicolas Copernicus (1473–1543)
Ia seorang ahli astronomi, matematika dan pengobatan yang
berpendapat bahwa matahari ialah pusat dari sistem tatasurya dan bumi
mengelilingi matahari, sedangkan bulan mengelilingi bumi.
3) Francis Bacon (1561–1626)
Ia mendukung bahwa cara berpikir induktif ialah satu-satunya
jalan untuk mencapai kebenaran dan kebenaran itu hanya dapat dicapai
dengan penyelidikan dan percobaan (eksperimen) yang nantinya akan
menumbuhkan pengertian terhadap keadaan alam.
Sehingga mulai saat itu, kegiatan eksperimen ditingkatkan
dengan memperbaiki langkah-langkah untuk memperoleh
pengetahuan, antara lain dengan melakukan:
1) observasi dan pengumpulan data;
2) menyusun model atau ramalan generalisasi;
3) melakukan eksperimen untuk menguji ramalan atau
generalisasi sehingga memperoleh kesimpulan atau hukum
yang lebih mantap.
4) Johanes Keppler (1571–1630)
Mengemukakan tiga buah hukum tentang peredaran planet
mengelilingi matahari sebagai berikut.
1) Orbit dari semua planet berbentuk elips.

32
2) Dalam waktu yang sama, garis penghubung antara planet dan
matahari selalu melintasi bidang yang luasnya sama.
3) Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet untuk
mengelilingi matahari adalah sebanding dengan pangkat tiga
dari jarak rata-rata planet itu dengan matahari.
5) Galileo Galilei (1546–1642)
Pakar ini menemukan antara lain empat hukum gerak,
penemuan tata bulan planet Jupiter, mendukung heliosentrisme dari
Copernicus dan hukumnya Keppler. Ia juga menegaskan bahwa bulan
tidak datar, penuh dengan gunung, planet Mercurius dan Venus tidak
memancarkan cahaya sendiri dan juga menemukan empat buah bulan
pada planet Jupiter. Penemuannya ini didasarkan atas pengamatan
dengan alat teropong bintangnya.
Semua penemuan dan pendapatnya yang telah disebutkan di
atas disusun berdasarkan hasil percobaan. Sejak itu dianggap sebagai
permulaan abad ilmu pengetahuan modern. Dianggap demikian karena
pengetahuan yang diperoleh tidak hanya menggunakan cara berpikir
deduktif saja tetapi juga bertumpu pada pengetahuan yang sudah
diakui kebenarannya dengan eksperimen. Dengan kata lain, setelah
manusia memadukan kemampuan penalaran dengan eksperimen
lahirlah IPA sebagai ilmu yang mantap.
6) John Dalton (1766–1844)
Ia menemukan teori tentang atom dan menemukan multiple
proporties. Karyanya, antara lain Meteorogical Observations and
Essays (1793), kemudian A New System of Chemical of Philosophy
(1827). Dalton juga menemukan kasus buta warna pada penglihatan
manusia.
7) Malphighio Malpighi (1628–1694)

33
Ia menemukan anatomi tubuh dengan percobaan, mula-mula
pada katak, kemudian menemukan struktur binatang dan tumbuh-
tumbuhan.
Dengan cara yang rasional dan empiris yang dikembangkan, ilmu
pengetahuan maju dengan pesat sehingga dikatakan sebagai scientific
revolution. Ilmu dipikirkan untuk kesejahteraan manusia (antologi), dan
lahirnya applied science (ilmu terapan).

34
LEMBAR KERJA MAHASISWA

1. Disebut apakah ilmu pengetahuan yang melakukan kajian tentang gejala-


gejala di alam semesta termasuk planet bumi yang terfokus pada konsep dan
prinsip dasar yang esensial saja?
a. Ilmu Alam Semesta
b. Ilmu Almiah Dasar
c. Ilmu Pengetahuan Sosial
d. Ilmu Materi dan Energi
2. Alasan Ilmu Alamiah Dasar (IAD) sebagai ilmu dianggap perlu diketahui dan
dimiliki oleh mahasiswa, kecuali…
a. Memberikan konsep-konsep dasar dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
b. Memberikan wawasan pengetahuan, pengertian, dan apresiasi terhadap
objek, cara pemikiran, dan cara-cara pendekatan dalam IPA dan teknologi
yang sifatnya terapan;
c. IAD hanya mempelajari mengenai sifat keingintahuan manusia saja
d. Menyadarkan manusia akan kandungan kekayaan bumi, baik yang sudah
dimanfaatkan maupun yang belum
3. Kenapa Ilmu Alamiah Dasar bersifat relative?
a. Karena Ilmu Alamiah Dasar merupakan disiplin ilmu yang dapat
berubah sesuai kemajuan peradaban manusia
b. Karena Ilmu Alamiah Dasar mengkaji tentang ilmu pasti
c. Karena Ilmu Alamiah Dasar mutlak mengkaji tentang Alam
d. Karena Ilmu Alamiah Dasar adalah disiplin ilmu yang stagnan pada
masanya
4. Bagaimana peran Ilmu Alamiah Dasar dalam kehidupan manusia sampai saat
ini?
a. Suatu ilmu yang dapat menurunkan kualitas mutu produksi.
b. Meningkatkan pengetahuan tentang ilmu yang berkaitan dengan sosial.
c. Memberikan kontribusi tentang ilmu ekonomi.

35
d. Meningkatkan pengetahuan tentang ilmu yang berkaitan dengan
alam.
5. Ruang lingkup ilmu alamiah dasar yaitu, kecuali…
a. Fisika, Kimia, Biologi, Morfologi
b. Kimia, Botani, Morfologi, Anatomi
c. Fisiologi, Sitologi, Biologi, Psikologi
d. Zoologi, Botani, Anatomi, Biologi
6. Yang termasuk ke dalam paham eksistensialisme yang terdapat dalam hakikat
manusia dalam wujud dan sifatnya dengan tujuan agar menjadi masukan
dalam membenahi konsep pendidikan yaitu, kecuali ….
a. Kemampuan Menyadari Diri
b. Kemampuan Bereksistensi
c. Kata Hati
d. Naluri
7. Pengetahuan yang diperoleh melalui cara coba – salah – coba - salah, tanpa
dilandasi dengan teori yang relevan disebut dengan..
a. Cara Coba - Ralat (Trial and Error)
b. Prasangka  
c. Intuisi
d. Penemuan Kebetulan
8. Perkembangan sifat dan pemikiran manusia yang terdapat masa yang disebut
sebagai periode operasional nyata terdapat pada anak yang berusia ..
a. 0 – 2 Tahun
b. 3 – 5 Tahun
c. 6 – 12 Tahun
d. 13 – 20 Tahun
9. Tahap manusia berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama
dan tujuan yang terakhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubugkan dengan
kekuatan gaib disebut juga sebagai tahap ..
a. Tahap filsafat

36
b. Tahap teologi
c. abstrak
d. Tahap positif
10. Pada zaman ini juga banyak dikembangkan metode eksperimen yang
memungkinkan perluasan bidang kedokteran, farmasi, astronomi, kimia dan
biologi
a. Zaman Pertengahan
b. Zaman Yunani (600-200 SM )
c. Zaman Purba
d. Zaman modern

37
Daftar Pustaka

Ahmadi, Supatmo, A. 2008. Buku Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Aly, A., Rahma, E. 2004. Buku Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Asiyah, dkk. 2019. Ilmu Alamiah Dasar Dalam Perspektif Islam. Bengkulu : Vanda
Marcom.

Darmodjo, Hendro, Yeni. 2006. Materi Pokok Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta :
Rajawali Press.

Dewiki, Santi, dkk. 2014. Ilmu Alamiah Dasar. Tanggerang Selatan: Universitas
Terbuka.

Halil, Hermanto. 2016. Ilmu alamiah dasar (IAD) Ilmu sosial dasar (ISD) Ilmu
Budaya DasaR (IBD) Dalam Perspektif Islam. Pamekasan: Duta Media
Publishing.

Jasin, M. 2009. Buku Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Rajawali Press.

Sodiq, Mochammad. 2014. Ilmu Kealaman Dasar. Jakarta: Kencana.

Tasmuji, dkk. 2018. Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar.
Surabaya:UIN Sunan Ampel Press.

Widiastuti, Ni Luh Gede Karang. 2017. Ilmu Alamiah Dasar. Denpasar: Universitas
Dwijendra.

38

Anda mungkin juga menyukai