Anda di halaman 1dari 6

Bentuk Gerakan Indonesia Berparlemen

Meletusnya Perang Dunia II pada bulan September 1939 membuat kaum nasionalis
Indonesia semakin gencar medesak pemerintah Hindia Belanda untuk membentuk parlemen.
Pada waktu itu, posisi Belanda sedang terdesak karena pihak Nazi mulai menduduki
negaranya. Kesempatan ini digunakan oleh kaum nasionalis Indonesia untuk menuntut
pemerintah Hindia Belanda agar mengizinkan pembentukan parlemen Indonesia.1 Kaum
nasionalis berharap pembentukan parlemen ini dapat mempersiapakan berdirinya Indonesia
dan pertahananan dari perlbagai ancaman.

Indonesia Berparlemen merupakan suatu tuntutan yang diajukan oleh Gabungan


Politik Indonesia (GAPI) dalam konferensi pertamanya pada 4 Juli 1939 di Jakarta. Dalam
hal ini GAPI menuntut untuk terbentuknya “parlemen penuh” bukan kemerdekaan penuh.2
Kemudian, ada tanggal 19 September 1939, GAPI mengelurakan manifesto mengenai
pembentukan parlemen. Adanya manifesto ini disebabkan oleh keadaan saat itu yang penuh
bahaya dan genting sehingga diperlukan hubungan yang baik antara Belanda dan Hindia.
Selain itu, Belanda juga diharapkan mendengarkan suara-suara rakyat Indonesia yang
menginginkan pemerintahan sendiri dengan bentuk parlemen. Jika Belanda menyetujui
pembentukan parlemen tersebut, GAPI akan menghimbau rakyat untuk memberi bantuan
kepada Belanda. Dalam menjalankan manifesto ini, anggota GAPI tidak diperbolehkan untuk
berjalan sendiri-sendiri tetapi harus dalam ikatan GAPI.3

Dalam melakukan aksi Indonesia Berparlemen, Pada tanggal 4 Juli 1939 GAPI
memutuskan pendirian Kongres Rakyat Indonesia (KRI) sebagai bentuk pelaksaaan program
GAPI. Aksi GAPI ini diharapkan dapat membuat pemerintah Hindia Belanda meningkatan
keselamatan dan kesejahteraan rakyat melalu Kongres Rakyat Indonesia. Tujuan aksi
diantaranya berhubugan dengan meletusnya Perang Dunia II. Di samping itu, GAPI
menawarkan hubungan kerja sama Indonesai dengan Belanda dengan harapan Belanda
mendengar aspirai rakyat Indonesia. Pada bulan Desember 1939, GAPI menyelenggarakan
Kongres yang dihadiri oleh berbagai golongan politik dan bukan golongan politik. Hasil
Kongres tersebut antara lain:4

1
Natalia Kartika Dewi Rudiyanto, “Peranan Gabungan Politik Indonesia Dalam Perjuangan
Kemerdekaan Indonesia Tahun 1939-1941” (Universitas Sanata Dharma, 2013).
2
Sudiyo, dkk, Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia: Dari Budi Utomo Sampai Dengan Pengakuan
Kedaulatan (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997).
3
Rudiyanto, “Peranan Gabungan Politik Indonesia Dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia Tahun
1939-1941.”
a. Menetapkan Kongres Rakyat Indonesai menjadi badan tetap
b. Bendera persatuan Indonesia “Merah Putih”
c. Lagu persatuan Indonesia adalah “Lagu Indonesia Raya”
d. Bahasa persatuan adalah “Bahasa Indonesia”

Aksi-aksi GAPI “Indonesia Berparlemen” merupakan program yang dilakukan secara


terus-menerus dan disebarluaskan kepada semua partai baik anggota GAPI maupun Kongres
Rakyat Indonesia. Hal ini terlihat dari pelbagai konferensi dan resolusi GAPI yang mendesak
pemerintah Hindia Belanda membentuk parlemen sejati. Sebelumnya pemeritah Hindia
Belanda membentuk parlemen bernama Volksraad, tetapi dalam perjalanannya Volksraad
tidak representatif bagi rakyat Indonesia.5

Tuntutan “Indonesia Berparlemen” ternyata kurang mendapatkan perhatian dari


pemerintah Hindia Belanda. Pemerintah Hindia Belanda menanggapi tuntutan tersebut
dengan memberikan jawaban sebagai berikut:6

“tidak dapat memenuhi keinginan rakyat Indonesia akan Indonesia


Berparlemen karena rakyat Indonesia umumnya tidak mempunyai kekuatan ekonomi
yang cukup dan perkumpulan-perkumpulan politik yang hanya mewakili sebagian
kecil dari rakyat Indonesia”

Dari jawaban tersebut, kaum pergerakan nasional tetap berusaha mendesak dan mencari
rumusan lain untuk diajukan kepada pemerintah. Ini membuktikan bahwa kaum pergerakan
nasional tidak mau Indonesai jatuh ke tangan fasisme atau Nazi Jerman yang disebabakan
oleh keadaan nasional yang semakin memanas. Hingga pada tanggal 1 Sepetember 1939
ketika Jerman menyerang Belanda, menyebabkan pemerintah Hindia Belanda menyatakan
keadaan darurat perang. GAPI menanggapi hal tersebut dengan mengajukan tumtutan baru
pada Agustus 1940 yang berbunyi:

“meminta pemerintah Belanda mempergunakan hukum tata negara


dalam masa gentimg untuk melangsungkan perubahan-perubahan ketatanegaraan dan
diadakan parlemen penuh menggantikan Volksraad yang ada”. 7

4
Sudiyo, Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia: Dari Budi Utomo Sampai Dengan Pengakuan
Kedaulatan.
5
Handout Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia, Handout Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia
2010 1, 2010.
6
Sudiyo, Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia: Dari Budi Utomo Sampai Dengan Pengakuan Kedaulatan.
7
Ibid., hal. 88.
Tuntutan GAPI yang baru ini mendapatkan dukungan dari pelbagai pihak, yiatu
Wiwoho cs, Sutardjo cs, dan Thamrin cs. Hal ini membuat pihak kuam pergerakan nasional
semakin menarik perhatian rakyat Indonesia untuk menuntut haknya. Sebenarnya tuntuntan
Indonesia Berparlemen dan perubahan-perubahan ketatanegaraan telah diperhitungkan oleh
pihak pergerakan nasional. Pihak pergerakan nasional telah memprediksi bahwa tuntutna
Indonesia Berparlemen tidak akan disetujui oleh pemerintah Hindia Belanda karena sejak
awal tuntutan tersebut mengarah ke berdirinya pemerintahan sendiri.

Pada 23 Agustus 1940, Dr. H.J Levelt sebagai pihak perwakilan pemerintah Hindia
Belanda memberikan tanggapan akan tuntutan GAPI dengan mengatakan bahwa belum
waktunya Indonesia mengadakan suatau rancangan perubahan ketatanegaraan, namun
pemerintah akan membentuk suatu komisi untuk peninjauan dan pengumpulan alasan-alasan
yang terdiri dari para cerdik pandai bangsa Belanda.8 Tak berselamg lama, pada tanggal 14
September 1940 dibentuklah “Komisi Visman” yang ketuai oleh Dr. F.R. Visman dengan
anggota-anggotanya yang terdiri dari oleh orang Belanda dan orang Indonesia. Mereka adalah
Mr. K.L.J EnthoIndonesia ven, Dr. Mr. T.G.S Mulia, Mr. Ir. Ong Swan Yoe, Mr. P. Wijssen
dan Mr. A.G. Pringgodigdo. Komisi ini didirikan dengan tujuan untuk mengadakan
pembahasan dan analisa keinginan- keinginan Indonesia dalam membentuk susunan
pemerintahan. Perlu diketahui sebelumnya bahwa komisi ini tidak mendapatkan sambutan
baik dari pihak Volksraad maupun kaum pergerakan nasional. Hal ini disebabakan oleh
kondisi yang semakin mendesak dan kehendak kaum pengerakan nasional untuk membentuk
parlemen yang cepat dan jelas. Tentunya, hal ini berkebalikan dengan terbentuknya Komisi
Visman yang hanya melakukan pembahasan dan perdebatan tentang tuntutan susunan
pembentukan parlemen Indonesia.

Selanjutnya, pada tanggal 31 Januari 1941, GAPI mengajukan memorandum yang


berisi tentang:9

A. Bentuk dan susunan parlemen


1. Parlemen yang dicita-citakan oleh GAPI terdiri dari majelis pertama dan dan
majelis kedua
2. Hak anggota kedua majelis diberikan pada peduuduk negara baik laik-laki
maupun perempuan
3. Semua anggota dipilih: rapat majelis pertama dan majelis kedua oleh rakyat
8
Ibid., hal. 89.
9
Indonesia, Handout Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia 2010 1.
4. Penduduk negara terdiri pada asasnya dari “Netherlandsh Onderdaan” yang
sekarang
5. Pemilihan dari anggota majelis kedua dilakukan atas dasar berimbangan dan
pembagian dalam daerah-daerah
6. Hak memilih adalah umum dan langsung
7. Hak memilih pada asanya diberikan kepada tiap-tiap penduduk negara
8. Jumlah anggota majelis pertama dan majelis kedua ada;ah masing-masing
sedikitnya 100 dan 200
9. parlemen adalah kekuasaan pembuat hukum yang tertinggi
10. parlemen menenentukan semua peraturan yang mengenai kepentingan negara
B. Bentuk Indonesia Berparlemen
1. Indonesia merupakan suatu negara yang dikepalai oleh seorang Kepala Negara
2. Kepala Negara mempunyai hak veto (meminta dan menolak usulam parlemen)
dan tidak memberi pertanggungan kepada parlemen
3. Menteri- menteri menanggung jawab
4. Kekuasaan untuk kepala negara menjalankan pemerintahan
5. Kepala Negara mengangkat dan melepas menteri-menteri sesudah
bermusyawarah degan parlemen
6. Kepala Negara dibantu oleh satu bandan penasehat yang anggotanya diangkat
dan dilepas oleh Kepala Negara
7. Indonedia dan Belanda menjadi satu serikat negara
C. Daya upaya untuk menciptakan Indonesia Berparlemen
1. Harus diadakan perubahan-perubahan tata negara dalam arti kata kemajuan
dalam susunan tata negara.
2. Mengangkat seorang Gubernur Jenderal bangsa Indonesia, mengangkat
seorang onserdirektur bangsa Indonesia buat tiap-tiap departemen, menambah
tenaga Indonesia dalam pimpinan departemen- departemen, mengangkat lebih
banyak bangsa Indonesia di dalam Raad van Indie, mengangkat Majelis
Rakyat (volkskamer) di samping Volksraad yang sekarang, melakukan
pemilihan-pemilihan buat anggota-anggota Majelis Rakyat, menurut aturan
pemilihan umum dan langsung atas dasar pertimbangan (evendigheid) dan
pembagian dalam daerah-daerah (regional), memberikan hak dua memilih dan
buat dipilih buat pemilihan anggota- anggota Majelis Rakyat pada penduduk
negara, Rakyat Kerajaan Belanda (Nederlandsch Orderdaan) laki-laki dan
perempuan, menentukan wakil-wakil pemilih baik laki-laki maupun
perempuan (Kiesmanen en Kiesvrowen) buat yang tidak pandai membaca dan
menulis salah satu tulisan di Indonesia.
3. Volksraad dan Majelis Rakyat bersama-sama menjadi perwakilan rakyat.
4. Pemerintah dan Perwakilan Rakyat bersama-sama menjadi “Pemerintah
Berdiri Sendiri” (Self Government).
5. Pemerintah berdiri sendiri mengatur kepentingan negara (Begrooting, dll).
6. Pemerintah luhur (Opperbestuur) dan pemerintah berdiri sendiri (Self
Government) bersama-sama menentukan: a. Hukum Dasar Negara
(constitutie) yang harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak saja susunan
tata negara, tetapi susunan sosial ekonomi dan masyarakat juga diatur menurut
atas kerakyatan (Demokrasi). b. Perhubungan dengan negara-negara lain. c.
Peraturan-peraturan kepentingan pertahanan (pembelaan) negara.
7. Susunan tata negara yang menciptakan Indonesia Berparlemen hendaklah
tercapai dalam 5 tahun,

Dari isi memorandum yang diajukan GAPI diatas menunjuukan bahwa bangsa
Indonesia memiliki keinginan dan kemampuan untuk mengurus bangsa dan negaranya
sendiri. Selain itu, memorandum diatas dapat menghapys ketidakpercayaan
pemerintah Hindia Belanda yang menganggap bangsa Indonesia tidak bisa
menyelanggarakan pemerintahanya.

Kontribusi GAPI dalam Pergerakan Nasional

Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, terbentuknya GAPI merupakan


salah satu bentuk gerakan parlemen Indonesia. Berhentinya fraksi nasional dan ditolaknya
Petisi Soetardjo membuat pihak pergerakan nasional semakin memberikan dukungannya
kepada GAPI. Sesuai dengan anggaran dasarnya, GAPI mempunyai tujuan antara lain: (1)
menghimpun organisasi-organisasi politik bangsa Indonesia untuk bekerja bersama-sama; (2)
menyelenggarakan kongres Indonesia.10

Pada 31 Januari 1941, GAPI dengan komisi Visman melakukan pertemuan yang
memberikan kesempatan emas bagi GAPI untuk menjelaskan mengenai gagasan aksi
“Indonesia Berparlemen”. Gagasan ini sedang gencar-gencarnya disebarluaskan kepada
rakyat Indonesia. Dalam hal ini, GAPI diberikan kesempatan kuasa untuk menyelenggarakan

10
Ibid.
Kongres Rakyat Indonesia ke II. Selain itu, dalam pertemuan ini GAPI memaparkan
mengenai rancangan bentuk dan susunan parlemen yang dicita-citakan oleh GAPI yang
berupa bentuk dan susunan parlemen, cara perekrutan anggota parlemen, serta tugas para
aparatur negara.

DAFTAR PUSTAKA

Indonesia, Handout Sejarah Pergerakan Nasional. Handout Sejarah Pergerakan Nasional


Indonesia 2010 1, 2010.

Rudiyanto, Natalia Kartika Dewi. “Peranan Gabungan Politik Indonesia Dalam Perjuangan
Kemerdekaan Indonesia Tahun 1939-1941.” Universitas Sanata Dharma, 2013.

Sudiyo, Dkk. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia: Dari Budi Utomo Sampai Dengan
Pengakuan Kedaulatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997.

Anda mungkin juga menyukai