Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENGENALAN KARYA ILMIAH

1.1 Pendahuluan

Karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta

umum yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah dan mengikuti

pedoman dan konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan. Fakta umum

yang dimaksudkan ialah fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya. Namun, harus

diingat bahwa tidak semua fakta umum bernilai ilmiah. Contoh fakta umum yang

bernilai ilmiah: “Jumlah sudut sebuah segi tiga itu 180 derajat”. Dengan dasar

pengetahuan, kita dapat membuat pernyataan bahwa jumlah sudut sebuah segi tiga

adalah sama dengan jumlah dua sudut siku – siku. Sebaliknya, contoh fakta yang

tidak bernilai ilmiah ialah orang itu berteriak dengan sekuat tenaga. Pedoman atau

konvensi ilmiah memberikan petunjuk tentang cara menulis karya ilmiah.

Pernyataan ilmiah itu memerlukan pemikiran sebelumnya dan penerapan

serta pengujian sesudahnya. Dengan demikian, pernyataan ilmiah itu dapat dibuktikan

kebenarannya. Pemikiran sebelumnya mencakup semua alasan ilmiah berdasarkan

fakta atau data yang diperoleh secara ilmiah. Melalui proses penalaran dihasilkan

produk pemikiran yang berupa pernyataan – pernyataan atau usulan – usulan yang

dapat diperiksa benar tidaknya.

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu:

1. memahami pengertian karya ilmiah;

3
2. membedakan fakta, penilaian, dan evidensi;

3. menjelaskan cara pengujian fakta;

4. menjelaskan syarat – syarat karya ilmiah;

5. menjelaskan bentuk – bentuk karya ilmiah.

1.2 Fakta dan Penilaian

Karangan sebenarnya berisi pernyataan – pernyataan (statement). Dalam

menyusun pernyataan, harus dibedakan antara fakta dan penilaian. Fakta adalah apa

yang ada, yang dapat dilihat, disaksikan, atau dirasakan. Suatu perbuatan yang

dilakukan atau suatu peristiwa yang terjadi adalah fakta. Fakta selalu benar dan

menyatakan apa adanya tanpa memperhitungkan pendapat orang tentangnya.

Penilaian menyatakan simpulan, pertimbangan, pendapat, atau keyakinan seseorang

tentang fakta itu. Dengan demikian, penilaian bersifat menghakimi atau memvonis.

Untuk lebih jelasnya, fakta dan penilaian ini dapat dilihat pada contoh berikut.

Seorang anak bercerita kepada ibunya setelah selesai menonton

Kontes Dangdut Indonesia 3 (KDI 3) bahwa ia melihat penampilan 20

kontestan. Cerita ini merupakan fakta. Apabila anak tersebut melanjutkan

ceritanya bahwa kedua puluh peserta itu tampil dengan sangat memukau,

maka cerita tersebut termasuk penilaian.

4
1.3 Evidensi dan Penilaian

Dalam suatu kejadian terdapat bermacam fakta. Apabila fakta – fakta yang

ada itu dihubung – hubungkan satu sama lain dengan metode tertentu, dalam usaha

untuk membuktikan adanya sesuatu, disebut evidensi . Pada evidensi, fakta - fakta

yang ada itu bukan merupakan fakta - fakta yang satu sama lainnya berdiri sendiri,

melainkan bersatu dalam satu fakta yang utuh. Untuk lebih jelasnya, evidensi dan

penilaiaan dapat dilihat pada contoh berikut ini.

Seorang ahli purbakala menemukan sebuah guci antik. Dia akan berusaha
menemukan fakta – fakta dari guci itu untuk menyusun evidensinya. Fakta –
fakta itu, misalnya: bentuk guci, ukiran – ukirannya, bahan materialnya, dan
sebagainya. Akhirnya, dia membuat evidensi bahwa guci antik itu dibuat pada
masa dinasti X di negeri anu pada sekitar seribu tahun lalu. Lalu dia menarik
simpulan sebagai penilaian bahwa ternyata kebudayaan dinasti X itu pada sekitar
seribu tahun lalu, telah tergolong maju. Simpulan yang merupakan penilaian itu
ditarik setelah membanding – bandingkan dengan evidensi – evidensi lain yang
telah diketahuinya.

Fakta yang akan dijadikan bahan penulisan karya ilmiah harus diuji

kebenaranya. Cara menguji fakta bisa melalui observasi, kesaksian, atau otoritas.

1. Observasi

Fakta-fakta yang ada belum tentu benar adanya. Oleh karena itu, penulis perlu

melakukan observasi langsung di lapangan untuk mengecek kebenaran data atau

fakta.

5
2. Kesaksian

Fakta yang ada itu tidak selalu harus dilakukan dengan observasi. Kadang –

kadang data atau fakta yang ada itu sulit untuk diobservasi. Untuk mengatasi hal

itu, penulis dapat melakukan pengujian dengan meminta kesaksian atau

keterangan dari orang lain yang telah mengalami sendiri atau menyelidiki sendiri

persoalan itu.

3. Otoritas

Orang yang memiliki otoritas dalam bidang tertentu biasanya dapat lebih

meyakinkan kita. Misalnya, dokter spesialis lebih diyakini pasien daripada dokter

biasa.

1.4 Syarat – syarat Karangan Ilmiah

Syarat – syarat karangan ilmiah ialah:

1. menyajikan fakta objektif secara sistematis;

2. penulisannya cermat, tepat dan benar, serta tulus, tidak memuat terkaan;

3. sistematis, tiap langkah direncanakan secara sistematis terkendali secara

konseptual dan prosedural;

4. tidak mengejar keuntungan pribadi, yaitu tidak berambisi agar pembaca tidak

berpihak padanya; motivasi penulis hanya untuk memberitahukan tentang sesuatu

dan tidak ambisius;

5. tidak memuat pandangan – pandangan tanpa pendukung, kecuali dalam

hipotesis kerja;

6
6. menggunakan bahasa ilmiah;

7. karangan ilmiah tidak emotif, tidak menonjolkan perasaan;

8. tidak memancing pertanyaan – pertanyaan yang bernada keraguan;

9. tidak persuasif, karangan ilmiah itu benar untuk mendorong pembaca

mengubah pendapat, tidak melalui ajakan, tetapi membiarkan fakta berbicara

sendiri; dan

10. tidak melebih – lebihkan sesuatu, dalam karangan ilmiah hanya disajikan

kebenaran fakta, memutarbalikkan fakta akan menghancurkan tujuan penulisan

karya ilmiah.

1.5 Jenis-jenis Karangan Ilmiah

Karangan ilmiah dapat dibagi atas:

1. artikel,

2. makalah,

3. laporan,

4. skripsi,

5. tesis, dan

6. disertasi.

1.5.1 Artikel, makalah, dan laporan

Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal

atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti

pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakatai atau ditetapkan. Artikel ilmiah

7
biasanya ditulis oleh mahasiswa, dosen, pustakawan, atau peneliti. Penulisan artikel

ilmiah diangkat dari hasil penelitian lapangan, hasil pemikiran, dan kajian pustaka.

Sistematika penulisan dan isi artikel ilmiah dapat dikelompokkan menjadi dua

macam, yaitu artikel ilmiah hasil penelitian dan artikel ilmiah nonpenelitian.

Karya ilmiah yang memuat pemikiran tentang suatu masalah disebut makalah.

Makalah berisikan analisis yang logis, runtut, sistematis, dan objektif .Biasanya

makalah dibuat oleh mahasiswa untuk memenuhi tugas dari dosen. Selain itu,

makalah ditulis oleh penulis untuk kegiatan ilmiah seperti seminar, lokakarya, dan

sebagainya.

Laporan merupakan salah satu bentuk karya tulis ilmiah yang ditulis oleh

mahasiswa tingkat akhir pada program diploma dalam rangka penyelesaian studinya.

Laporan pada umumnya berisikan proses dan hasil – hasil yang diperoleh melalui

kegiatan praktek kerja lapangan atau penelitian. Pada dasarnya, laporan hanya

bersifat mengumpulkan.

1.5.2 Skripsi, tesis, dan disertasi

Mahasiswa dalam menyelesaikan studi dituntut membuat karya ilmiah.

Mahasiswa S1 dituntut membuat skripsi, mahasiswa S2 dituntut membuat tesis, dan

mahasiswa S3 dituntut membuat disertasi. Ketiga karya ilmiah tersebut mempunyai

ciri tersendiri. Disertasi lebih luas dan mendalam ruang lingkup dan kajiannya

dibandingkan dengan tesis, demikian juga tesis dibandingkan skripsi. Masalah yang

dikaji dalam skripsi cenderung pada masalah – masalah yang bersifat penerapan ilmu,

8
sedangkan tesis dan disertasi harus cenderung ke arah pengembangan ilmu.

Identifikasi masalah untuk skripsi biasa diambil dari koran, majalah, buku, jurnal,

laporan penelitian, keadaan lapangan; sedangkan untuk tesis terlebih lagi disertasi,

identifikasi masalah perlu didasarkan atas teori – teori yang berasal dari sejumlah

hipotesis yang telah teruji.

9
TUGAS/LATIHAN BAB I

1. Jelaskan dan berikan contoh perbedaan fakta dan penilaian!

2. Jelaskan dan berikan pula contoh perbedaan evidensi dan

penilaian!

3. Sebutkanlah dan jelaskan syarat-syarat karangan ilmiah!

10

Anda mungkin juga menyukai