Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BIOSTATISTIK

PROBABILITAS

DI SUSUN

KELOMPOK 2 :
Afrilita Ariesmayanti (21142019016.P)
Hari Fatkhurrozi (21142019036.P)
Naya Zulaika (21142019032.P)

Dosen Pembimbing :
MUJAHIDIN, S.Kep.,Ners.,M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya yang berjudul “PROBABILITAS”. Makalah ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Biostatistik Program Studi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah ikut serta dalam penyusunan makalah ini
dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan meridhoi segala usaha kita. Amin.

Palembang, 20 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...........................................................................................i

KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian.............................................................................................................3
2.2 Peristiwa yang saling meniadakan dan saling tidak meniadakan ......................5
2.3 Peristiwa yang saling bebas, saling bergantung, dan kejadian bersyarat .........7
2.4 Teorema Bayes ... ..........................................................................................................................8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .....................................................................................................11


3.2 Saran ................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................12

iii
iv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sampai saat ini statistika merupakan alat dan juga metode analisis yang
dipakai untuk mengevaluasi data yang pada akhirnya akan diperoleh suatu
kesimpulan berdasarkan sampel yang ada. Dari semua alat analisa, konsep
probailitas merupakan salah satu alat analisis yang mempunyai peran sangat
penting untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari mulai dari
bidang ilmiah sampai pada masalah-masalah kecil, seperti masuk kantor atau
tidak, kareana awan tebal kemungkinan akan hujan deras dan banjir, dan
sebagainya. Meskipun kejadian-kejadian tersebut tidak pasti, tetapi kita bisa
melihat fakta-fakta yang ada untuk menuju derajat kepastian atau derajat
keyakinan bahwa sesuatu akan terjadi. Derajat atau tingkat kepastian atau
keyakinan dari munculnya hasil percobaan statistik disebut Probabilitas
(Peluang), yang dinyatakan dengan P. Probabilitas sering diterjemahkan sebagai
peluang atau kebolehkejadian, yaitu peristiwa yang didefinisikan sebagai peluang
proses terjadinya sesuatu, baik disengaja (eksperimentasi) atau tidak.

1.2 Rumusan masalah


1.2.1 Apa pengertian probabilitas ?
1.2.2 Apa saja peristiwa yang saling meniadakan dan saling tidak
meniadakan ?
1.2.3 Apa saja peristiwa yang saling bebas, saling bergantung, dan kejadian
bersyarat ?
1.2.4 Apa itu Teorema Bayes ?

1.3 Tujuan penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui pengertian probabilitas.
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja peristiwa yang saling meniadakan dan
saling tidak meniadakan
v

1.3.3 Untuk mengetahui apa saja peristiwa yang saling bebas, saling
bergantung, dan kejadian bersyarat 
1.3.4 Untuk mengetahui apa itu Teorema Bayes
vi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita dipertemukan dengan kondisi
kepastian dan/atau ketidakpastian yang biasa dikatakan sebagai probabilitas.
Sejalan dengan adanya ketidak pastian dalam praktik pengambilan keputusan
sehari-hari, teori probabilitas merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari
proses pengambilan keputusan. Secara umum, probabilitas dapat diartikan sebagai
suatu ukuran mengenai kemungkinan akan terjadinya suatu peristiwa (event).
Adapun besarnya ukuran dari nilai probabilitas adalah 0 sampai dengan l. Dalam
proses penentuan ukuran probabilitas, ada dua pendekatan yang biasa dilakukan,
yakni pendekatan matematis, dan pendekatan empiris.
Pada pendekatan matematis, probabilitas dari suatu kejadian dapat
dihitung secara pasti, misalnya dalam pelemparan satu keping mata uang, maka
secara teoritis kemungkinan untuk munculnya sisi permukaan gambar (G) adalah
1 dari dua kejadian yang mungkin, dan begitll pula munculnya sisi permukaan
huruf (H) adalah 1 dari dua kejadian yang mungkin.
Dari perlakukan pelemparan satu keping mata uang tersebut, kemungkinan
yang dapat terjadi adalah muncul sisi permukaan gambar (G) atau muncul sisi
permukaan huruf (H), sehingga secara teoritis ukuran probabilitasnya dapat
dituliskan sebagai berikut:
Kemungkinan muncul sisi permukaan gambar (G) → P(G) = 1/2 atau
kemungkinan muncul sisi permukaan huruf (H) → P(G) = ½.
Nilai kemungkinan pada pendekatan secara matematis, ukuran kepastian
dapat dihitung secara pasti, sedangkan yang dikatakan ketidakpastiannya adalah
peristiwa munculnya G atau H pada satu kali pelemparan sekeping mata uang.
Gambaran lainnya, misalnya sebuah dadu dilempar satu kali maka
kemungkinan akan munculnya mata dadu 1 adalah 1 dari enam kemungkinan
yang teljadi atau P(1)=1/6, munculnya mata dadu 2 adalah I dari enam
kemungkinan yang terjadi atau P(2)=l/6, dan begitu pula munculnya mata dadu
yang lainnya.
vii

Probabilitas adalah harga perbandingan jumlah kejadian (A) yang


mungkin terjadi terhadap (N) jumlah keseluruhan kejadian yang mungkin terjadi
dalam sebuah peristiwa.
❑ n( A)
P(A) =
n( A)
P(A) = peluang
n(A) = peluang kejadian A
n(N) = peluang seluruh kejadian
contoh :
Berapakah peluang munculnya angka ganjil pada pelemparan sebuah
dadu?
Jawab:
Peluang munculnya angka ganjil pada tiap Icmparan adalah 1,3, dan 5
maka:
❑ 3 1
P ( ganjil ) = =
6 2

Definisi probabilitas menyatakan bahwa:


Ruang sampel (S) merupakan himpunan dari kejadian-kejadina yang mungkin
terjadi pada suatu peristiwa. Sedangkan Yang dimaksud dengan istilah outcomes
adalah hasil dari suatu percobaan. Hal ini dapat pula diartikan sebagai seluruh
kejadian yang mungkin atau merupakan anggota dari seluruh peristiwa yang
mungkin terjadi.
Contoh:

a. Pada pelemparan scbuah mata uang sebanyak satu kali maka kejadian yang
mungkin lerjadi munculnya sisi permukaan gambar (G) atau munculnya sisi
permukaan bukan gambar (Huruf/H), ruang sampel dari peristiwa tersebut
dinyatakan sebagai S= (G, H).
b. Sebuah dadu dilempar satu kali maka ruang sampel dari peristiwa tersebut
dinyatakan sebagai S={1,2,3,4,5,6}
viii

c. Ruang sampel dari satu set kartu bridge sebanyak 52 buah, yang terdiri dari
13 buah kartu hati, 13 buah kartu diamond, 13 buah kartu clapper, dan 13
buah kartu daun hitam.
d. Dalam suatu kesempatan mengikuti ujian maka ruang sampelnya ada dua
yaitu: lulus atau tidak lulus.

Adapun yang dimaksud dengan pendekatan empiris, merupakan


pendekatan yang sifatnya merupakan suatu hasil uji coba dari beberapa kali
pengujian (berulang-ulang). Misal. dalam pelemparan mata uang logam sebanyak
100 kali, harapan kita sebagai pelempar akan terjadi munculnya sisi permukaan
gambar (G) sama dengan munculnya sisi permukaan huruf (H), yaitu masing-
masing sebanyak 50 kali. Akan tetapi pada kenyataannya, hasil dari pelemparan
tersebut terkadang dan bahkan seringkali tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Misalnya dihasilkan 47 kali muncul sisi permukaan G, sedangkan munculnya sisi
permukaan H sebanyak 53 kali. Namun demikian, berapa pun hasil pelemparan
mata uang tersebut terjadi perbedaan, secara prinsip hasil dari pendekatan
empiris akan mendekati nilai probabilitas berdasarkan pendckatan matematisnya.

Adapun banyaknya anggota pada ruang sampel pada kasus percobaan


yang berulang-ulang dinyatakan oleh "banyaknya peristiwa yang mungkin terjadi
setiap kali percobaan dilakukan dipangkatkan berapa klai percobaan itu
dilakukan". Misalnya pada pelemparan sebuah mata uang yang dilempar satu kali
maka banyaknya kemungkinan akan muncul sisi-sisi permukaan uang tersebut
adalah 2.

Sebagai contoh dalam pensekatan matematis ini adalah: Jika uang logam
tersebut dilempar sebanyak 3 kali maka ruang sampel yang mungkin terjadi
adalah: S={(G,H), (G,H), (G,H)} dan banyaknya anggota pada ruang sampel
tersebut sebanyak 23=8 kejadian yang mungkin.

2.2 Peristiwa yang seling meniadakan dan tidak saling meniadakan

Dua atau lebih kejadian disebut saling meniadakan (mutually exclusive) jika
kejadian-kejadian tersebut tidak dapat terjadi bersama, suatu kejadian tertentu
ix

akan menghalangi atau meniadakan satu atau lebih kejadian yang lain. Sedangkan
dua atau lebih kejadian dikatakan tidak saling meniadakan apabila kejadian-
kejadian tersebut dapat saling bersamaan (nonmutually exclusive). Hal tersebut
dapat dicontohkan sbb:

a. Mutually exclusive (kejadian yang saling lepas)


Dalam sebuah acara kuis berhadiah, diambil 6 buah nomor undian berhadiah
berftu-ut-turut secara acak (random) dengan cara pengembalian dari 200 buah
nomor undian yang tersedia atas nama seluruh peserta untuk mendapatkan
sebuah hadiah pertama dan lima buah hadiah kedua. Dari contoh tersebut
dapat digambarkan bahwa pada saat pengambilan kupon berhadiah yang
pertama dan setelltsnya pada pengambilan kupon kedua, ketiga, keempat,
sampai dengan keenam secara acak setelah mengembalikan kuponkupon
yang lain telah ditiadakan oleh kupon yang terambil. Peristiwa tersebut dapat
digambarkan dengan model diagram venn seperti dibawah ini:

A B

Untuk kondisi peristiwa yang saling meniadakan, dapat diartika bahwa tidak
pernah terjadi peristiwa secara bersama.
Hal ini dinyatakan → P(A∩B) = 0.
Dari contoh kasus enam buah kupon undian yang diambil secara acak
berturut-turut dari 200 buah nomor maka besarnya nilai kemungkinan dapat
dihitung sbb:
P(AUBU.. UZ) = P(AI) + P(B) + ….. P(ZI) – P(A∩B∩…∩Z)….10-1
Sehingga:
P(IUIIUIIIUIVUVUVI)
= P(I)+P(II)+P(III)+P(IV)+P(V)+P(VI) – P(I∩II∩III∩IV∩V∩VI)
6 6 6 6 6 6 36
= + + + + + −0=
200 200 200 200 200 200 200
b. Nonmutually exclusive (kejadian yang dapat terjadi bersama)
x

Dari 10 orang mahasiswa, ada sebanyak 3 orang yang menymkai mata kuliah
statistika dan 7 orang menyukai mata kuliah epidemiologi. Dari sejumlah
mahasiswa yang menyukai mata kuliah statistika ternyata ada 2 orang yang
mendapat nilai A dan dari sejumlah mahasiswa yang menyukai mala kuliah
epidemiologi ada 4 orang yang mendapat nilai A. Jika terhadap 10 orang
mahasis tersebut diambil seorang mahasiswa secara acak maka probabilitas
akan didapati mahasiswa yang mendapat nilai A merupakan kejadian yang
bersifat tidak saling meniadakan.

2.3 Peristiwa yang saling bebas, saling bergantung, dan kejadian bersyarat

Dua kejadian disebut independen (saling bebas) apabila terjadi atau tidak
terjadinya suatu peristiwa tidak saling mempengaruhi pada kemungkinan kejadian
lainnya, misalnya sekeping uang logam yang mempunyai dua sisi (gambar dan
huruf) dilemparkan sebanyak 3 kali. Pada lemparan peñama tidak akan
mempengaruhi kemunculan salah satu sisi untuk lemparan kedua dan berikutnya.
Hal tersebut dikatakan sebagai kejadian yang bersifat independen (saling bebas).
Pada peristiwa yang saiing bebas berlaku kata "DAN". Besamya nilai probabilitas
untuk kejadian yang bersifat saling bebas adalah:
P(A∩B) = P(A).P(B)
P(A∩B∩C) = P(A).P(B).P(C)
Dua kejadian atau lebih sebagai peñstiwa yang tidak saling bebas
(dependen) maka akan berlaku kata "ATAU" Besarnya nilai probabilitas adalah
sbb:
Untuk yang saling meniadakan:
P(A∩B) = P(A)+P(B)
P(A∩B∩C) = P(A)+P(B)+P(C)
Untuk yang saling tidak meniadakan:
P(A∩B) = P(A)+P(B) - P(A∩B)
P(A∩B∩C) = P(A)+P(B)+P(C) - P(A∩B) - P(A∩C) - P(B∩C) - P(A∩B∩C)
Dua kejadian atau Iebih yang bersifat dependen dikatakan sebagai kejadian
bersyarat, apabila probabilitas peristiwa yang satu berkaitan dengan peristiwa
Iainnya.
xi

Lambang untuk probabilitas bersyarat adalah P(A│B) yaitu probabilitas kejadian


A didahului oleh kejadian B.
P ( A ) xP(B)
P(A dan B) = P(A) x P(B) x P(A│B) atau P(B│A) =
P( A)
Keterangan:
Probabilitas terjadinya A dan B sama dengan probabilitas terjadinya A kali
probabilitas terjadinya B jika diketahui A.
Sebagai contoh dalam realisasi dari konsep probabilitas bersyarat adalah sbb:
Contoh:
Jika dałam sebuah keranjang terdapat 12 buah kelereng warna merah, 8 buah
kelereng warna putih, dan 10 buah kelereng warna hijau kemudian dilakukan
pengambilan secara acak sebanyak 6 buah berturut-turut tanpa pengembalian
maka berapakah probabilitas:
a. Kelereng yang terambil adalah 2 warna merah, 3 warna putih, dan sisanya
hijau
b. Enam-enamnya berwarna putih
c. Empat berwarna hijau dan sisanya merah
Jawab:
a. Jumlah kelereng dałam keranjang seluruhnya 30 buah
Dari jumlah masing-masing kelereng di dałam keranjang tersebut maka
probabilitas masing-masing warna kelereng adalah:
P(Merah) = 12/30
P(Putih) = 8/30
P(Hijau) = 10/30
b.Kelereng yang terambil adalah 2 warna merah, 3 warna putih, dan sisanya
hijau → P(M dan M dan dan P dan P dan P dan H)
P(M∩M∩P∩P∩P∩H)
P(M) x P(M│M) x P(P│M∩M) x P(P│M∩M∩P) x P(P│M∩M∩P∩P) x
P(H│M∩M∩M ∩P∩P∩P)
10 9 8 7 12 11
P(M∩M∩P∩P∩P∩H) = = + + + + + =0,0016
30 29 28 27 26 25

2.4 Teorema Bayes


xii

Teorema Bayes dikembangkan oleh Thomas Bayes yang didasarkan pada


kemungkinan terjadinya peristiwa yang saling ketergantungan antara satu dengan
lainnya. Formulasi teorema Bayes sebagaimana dibawah ini:
P ( A 1 ) xP (B │ A 1)
P(A1│B) =
P ( A 1 ) xP(B│ A 1)+ P ( A 2 ) xP (B │ A 2)
Fomłulasi di atas mempakan probabilitas bersyarat, dimana suatu kejadian dapat
terjadi setelah kejadian lainnya. Simbol P(A1│B) menyatakan bahwa kejadian A1
dapat terjadi jika diketahui B. Misalkan akan terjadi suatu peristiwa Al, A2,….An
jika diketahui B, maka perluasan dari teorema Bayes, formulasinya dinyatakan
dengan:
P ( A 1 ) xP( B│ A 1)
P(A1│B) =
P ( A 1 ) xP(B│ A 1)+ P ( A 2 ) xP (B │ A 2)+.. .. P ( An ) xP( B │ An)

Contoh:
Dari 200 orang mahasiswa di suatu perguruan tinggi swasta, yang sedang kuliah
di semester akhir sebanyak 80 orang, sedangkan yang merupakan anggota
organisasi kemahasiswaan di kampus sebanyak 20 orang. Jika ada keharusan
bahwa yang menjadi anggota organisasi kemahasiswaan sekurang-kurangnya
60% adałah mahasiswa semester akhir maka berapa probabilitas mahasiswa
semester akhir yang menjadi anggota organisasi kemahasiswaan di perguruan
tinggi tersebut? Jawab:
Diketahui N=200
Jumlah mahasiswa semester akhir (SA)→ (Bl)=80 orang, berarti yang bukan
mahasiswa semester akhir (B2)=200-80=120 orang.
Jumlah anggota organisasi kemahasiswaan →(A1)=20 orang, sementara ada
keharusan bahwa 60% mahasiswa semester akhir yang menjadi anggota
organisasi kemahasiswaan maka: (B1│A1) = 0,6 x 20 = 12 orang.
Jumlah mahasiswa semester akhir namun tidak menjadi anggota organisasi
kemahasiswaan (B1│A1)= 80 – 12 = 68 sehingga untuk jumlah mahasiswa yang
menjadi anggota organisasi kemahasiswaan namun bukan mahasiswa semester
akhir sebanyak P(B2│A1) = 20 – 12 = 8 orang. Jumlah mahasiswa yang bukan
organisasi kemahasiswaan dan bukan semester akhir sebanyak (B2│A2)= 120 – 8
= 112.
xiii

Peristiwa P(A1) P(A2) Jumlah


P(B1) 12 68 80
P(B2) 8 112 120
Jumlah 20 180 200

Dari table diatas terlihat bahwa nilai probabilitas untuk masing-masing


kejadiannya adalah:
P(A1) = 20/200
P(A2) = 180/200
P(B1│A1) = 12/20
P(B1│A2) = 68/180
Formulasi dari Teorema Bayes :
P ( A 1 ) xP( B│ A 1)
P(A1│B) =
P ( A 1 ) xP(B│ A 1)+ P ( A 2 ) xP (B │ A 2)+.. .. P ( An ) xP( B │ An)
Maka :
20 180
( )( )
200 200
P(A1│B) =
20 12 180 68
( )( )( )( )
200 20 200 180
xiv

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Secara umum, probabilitas dapat diartikan sebagai suatu ukuran mengenai


kemungkinan akan terjadinya suatu peristiwa (event). Adapun besarnya ukuran
dari nilai probabilitas adalah 0 sampai dengan l. Dalam proses penentuan ukuran
probabilitas, ada dua pendekatan yang biasa dilakukan, yakni pendekatan
matematis, dan pendekatan empiris.

3.2 Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan makalah kali ini,
meskipun penulisan ini jauh dari kata sempurna, minimal kita bisa mengimpleme
ntasikan makalah ini. Mungkin masih banyak kesalahan dari penulisan makalah
ini, karena kami adalah manusia yang tempatnya salah dan dosa: dalam hadits “al
insanuminal khotto’ wannisa’, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa
menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik dari masa sebelumnya.
xv

DAFTAR PUSTAKA

Murni, Nani S dan Mujahidin. 2022. Biostatistik,. Palembang : CV Putra


Penuntun.

 Gunawan, Imam, Pengantar Statistika Inferensial. Jakarta: Rajawali Pers

Anda mungkin juga menyukai