NAMA: AMALIANI
NIM: 2215901002
1
DAFTAR ISI
BAB I...........................................................................................................................................................................
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................................
1.3. Tujuan.........................................................................................................................................................
BAB II..........................................................................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi........................................................................................................................................................
...5
2.2 Klasifikasi...................................................................................................................................................
...9
2.3 Komplikasi.................................................................................................................................................
...11
2.4 Etiologi.......................................................................................................................................................
.13
2.5 Penegakan
Diagnosa....................................................................................................................................15
2.6 Penatalaksanaan Persalinan Letak
Sungsang..............................................................................................16
2.7 Peran Bidan Dalam Persalinan
Sungsang.....................................................................................................17
BAB III......................................................................................................................................................................
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian..................................................................................................................................................
3.2 Identifikasi Masalah/Diagnosa................................................................................................................
3.3 Antisipasi Masalah Potensial .................................................................................................................
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera ...............................................................................................................
3.5 Intenverensi / Rasional ............................................................................................................................
3.6 Implementasi .............................................................................................................................................
3.7 Evaluasi .....................................................................................................................................................
BAB IV.......................................................................................................................................................................
PENUTUP.................................................................................................................................................................
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................................................
4.2 Saran............................................................................................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat menggambarkan kesejahteraan
masyarakatdi suatu negara. Organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO) memperkirakan 800
perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran.
Sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di Negara berkembang. Sekitar
80% kematian maternal merupakan akibat men^ngkatnya komplikasi selama
kehamilan, persalinan dan setelah persalinan. Menurut World Health Organization (WHO) angka kematia ibu di dunia
pada tahun 2017 adalah 216 per 100.000 kelahiran hidup. jumlah kematian ibu adalah 303.000
kematian dengan jum^h terungPi berada di negara berkembang yaitu sebesar
302.000 kematian. Angka kematian ibu di negara berkembang 20 kali lebih tinggi
dibandingkan angka kematian ibu di negara maju yaitu 239 per 100.000 kalahiran
hidup pada tahun 2015 (WHO, 2017).
Menurut WHO untuk Angka Kematian Ibu di Negara Asia Tenggara (ASEAN) diantaranya Indonesia
mencapai 214 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu di Indonesia termasuk tinggi
diantara negara-negara ASEAN. Berdasarkan Suvei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, angka
kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah ini meningkat
dibanding data SDKI 5 tahun sebelumnya yang besarnya 228 kematian dan masih merupakan
yang tertinggi di Asia (SDKI,2017).
Kehamilan dengan sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di
fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Persalinan sungsang merupakan salah satu
penyulit persalinan yang dapat menyebabkan kematian janii. Fakt^ yang menjadi penyebab letak
sungsang selain usia kehamilan adalah hidraramnion, angka paritas yang tinggi dengan relaksasi uterus,
kehamilan ganda, oligohidramnion, hidrosefalus atau anensefalus, kelainan uterus, plasenta previa, panggul
sempit, dan tumor-tumorb pelvis (Amelia,2019).
Dampak yang akan timbul pada kejadian letak sungsang adalah terjadi laserasi jalan lahir, manuver
intrauterin, terutama pada segmen bawah rahim yang tipis, dan mudah terkena infeksi. Selain itu ada beberapa
cedera yang terjadi pada pelahiran sungsang pervaginam yaitu fraktur humerus, fraktur klavikula dan fraktur
femur. Paralasi ekstremitas bagian atas dapat terjadi akibat penekanan pleksus brakialis oleh jari pada saat
melakukan traksi, tetapi hal ini lebih sering terjadi akibat penarikan berlebihan pada leher ketika
mengeluarkan lengan (Miyadi, 2016).
3
1.2Rumusan Masalah
berikut:
1. Apa definisi kelainan letak sungsang?
2. Apa saja jenis dari kelainan letak sungsang?
3. Apa saja komplikasi yang berisiko dialami ibu dan janin pada persalinan dengan kelainan letak sungsang?
4. Apa etiologi dari kelainan letak sungsang?
5. Bagaimana menegakkan diagnosis pada kelainan letak sungsang?
6. Bagaimana cara penanganan dari persalinan dengan kelainan letak sungsang?
7. Bagaimana peran bidan dalam persalinan dengan kelainan letak sungsang
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi dari kelainan letak sungsang.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis dari kelainan letak sungsang.
3. Untuk mengetahui apa saja komplikasi yang berisiko dialami ibu dan bayi pada persalinan dengan kelainan letak
sungsang.
4. Untuk mengetahui apa etiologi dari kelainan letak sungsang.
5. Untuk mengetahui bagaimana menegakkan diagnosis pada kelainan letak sungsang.
6. Untuk mengetahui penanganan dari persalinan dengan kelainan letak sungsang.
7. Untuk mengetahui sejauh mana peran bidan dalam menangani persalinan letak sungsang
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bagian kaki dari janin mengalami fleksi total di bagian bokong dan ekstensi total di bagian lutut. Telapak kaki
berada paling dekat dengan kepala dan bokong menempati segmen bawah uterus.
Frank Breech sangat membantu saat proses dilatasi serviks tetapi posisi frank breech sulit untuk dilakukan External
Cephalic Version (ECV) yang bertujuan untuk mengembalikan posisi janin ke posisi yang seharusnya yaitu kepala
janin yang berada pada kavum dibawah uterus. Pada posisi ini sangat jarang terjadi prolaps tali pusat serta janin
jarang terjebak di serviks.
5
Yaitu letak sungsang, dimana kedua kaki dan tangan menyilang sempurna dan di samping bokong dapat diraba
kedua kaki.
Yaitu letak sungsang, dimana hanya satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas.
(Kasdu, 2005.)
6
- Kerusakan medula oblongata
- Kerusakan persendian tulang leher
- kematian bayi karena asfiksia berat
b) Trauma persalinan
- Dislokasi-fraktur persendian, tulang ekstremitas
- Kerusakan alat vital : limpa, hati, paru-paru atau jantung
- Dislokasi fraktur persendian tulang leher : fraktur tulang dasar
kepala ; fraktur tulang kepala ; kerusakan pada mata, hidung atau
telinga ; kerusakan pada jaringan otak.
2.4 Etiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan didalam uterus. Pada kehamilan
sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan
leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang, ataupun letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relative berkurang. Karena
bokong dengan kedua tungkai yang terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa menempati ruang yang lebih
luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada dalam ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian
dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada
kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala.
7
2) Keadaan plasenta
Plasenta letak rendah
Plasenta previa
3) Keadaan jalan lahir
Kesempitan panggul
Deformitas tulang panggul
Terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala
2. Sudut Janin
Pada janin tedapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang :
1) Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
2) Hedrosefalus atau anesefalus
3) Kehamilan kembar
4) Hidroamnion atau aligohidromion
5) Prematuritas
8
b) Beri konseling mengenai gerakan knee-cheest, yaitu meletakkan kepala diantara kedua tangan lalu menoleh
ke samping kiri atau kanan, kemudian turunkan badan sehingga dada menyentuh kasur dengan menggeser
siku sejauh mungkin. Kegunaan gerakan ini adalah untuk mempertahankan atau memperbaiki posisi janin
agar bagian kepala janin tetap berada di bawah. Gerakan ini disebut juga sebagai gerakan “anti sungsang
c) Jika diketahui janin letak sungsang pada usia kehamilan kurang dari 34 minggu tidak perlu dilakukan
intervensi apapun, karena janin masih cukup kecil dan cairan amnion masih cukup banyak sehingga
kemungkinan besar janin masih dapat memutar dengan sendirinya
1) Pemeriksaan abdomen yang hati-hati atau jika perlu USG untuk menentukan jenis presentasi bokong
danmenyingkirkan kecurigaan terjadinya hiperekstensi kepala, hidrosefalus, atau bokong-kaki, atau bokong-
lutut.
2) Dilatasi serviks lengkap.
3) Kosongkan kandung kemih ibu.
4) Persiapan episiotomi jika memang diperlukan.
5) Kaji efektifitas upaya mengejan pada ibu.
6) Persiapan untuk upaya resusitasi bayi baru lahir.
7) Posisikan pasien dalam posisi litotomi dengan penyangga kaki untuk memberikan ruang yang adekuat di bawah
panggul ibu yang dibutuhkan untuk persalinan.
8) Dokter tempat berkonsultasi seharusnya telah diberi tahu dan sebaiknya juga hadir atau segera datang jika
dibutuhkan
9
A. Manajemen Kebidanan Asuhan Kebidanan Dengan 7 Langkah Varney
Tujuh Langkah Manajemen Kebidanan Menurut Varney Terdapat 7 langkah
manajemen kebidanna menurut Varney yang meliputi langkah I pengumpuan data dasar,
langkah II interpretasi data dasar, langkah III mengidentifikasi diagnosa atau masalah
potensial, langkah IV identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera, langkah
V merencanakan asuhan yang menyeluruh, langkah VI melaksanakan perencanaan, dan
langkah VII evaluasi
Langkah I : Pengumpulan data dasar
Dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data yang diperlukan
untuk megevaluasi keadaan klien secara lengkap. Mengumpulkan semua
informasi yang akurat dari sumber yang berkaitan dengan kondisi klien
Langkah II: Interpretasi data dasar
Dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah klien atau
kebutuhan berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan. Kata “masalah dan diagnose” keduanya digunakan karena
beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi
membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam rencana asuhan kebidanan
terhadap klien. Masalah bisa menyertai diagnose. Kebutuhan adalah suatu
bentuk asuhan yang harus diberikan kepada klien, baik klien tahu ataupun
tidak tahu.
Langkah III: mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Membutuhkan
antisipasibila mungkin dilakukan pencegahan. Penting untuk melakukan
asuhan yang aman.
Langkah IV: Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan
atau untuk dikonsultaikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien
Langkah V: Merencanakan asuhan yang menyeluruh Merencanakan asuhan yang
menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.
Rencana asuhan yg menyeluruh meliputi apa yang sudah diidentifikasi dari
10
klien dan dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut
seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya.
Langkah VI: Melaksanakan perencanaan
Melaksanakan rencana asuhan pada langkah ke lima secara efisien dan aman.
Jika bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab
untuk mengarahkan pelaksanaanya
Langkah VII: Evaluasi
Evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan didalam masalah dan
diagnosa
11
2) Keluhan utama
Keluhan utama yang biasa di alami ibu hamil trimester I seperti mual muntah,
varices, kram otot, hemoroid, sering BAK, obstipasi, sesak napas, dan lain
sebagainya
3) Riwayat perkawinan
Dikaji status perkawinan jika menikah apakah ini pernikahan yang pertama atau
tidak serta mendapat gambaran suasana rumah tangga pasangan
4) Riwayat menstruasi
Riwayat menstruasi yang dikaji seperti menarche (usia pertama kali menstruasi),
siklus menstruasi (jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi
berikutnya), volume (berapa banyak ganti pembalut dalam sehari), dan keluhan
(misalnya dismenorhoe/nyeri saat haid).
5) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Riwayat kehamilan dikaji untuk mengetahui kehamilan ke berapa,
persalinanditolong oleh tenaga kesehatan atau tidak, bagaimana keadaan bayi,
selama nifasada atau tidak kelainan dan gangguan selama masa laktasi. Riwayat
kehamilanjuga dikaji seperti haid petama haid terakhir (HPHT), taksiran tanggal
persalinan (TTP).
6) Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat kehamilan sekarang dikaji untuk mengetahui masalah atau tanda-tanda
bahaya dan keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan trimester I. Kunjungan
antenatal minimal 2 kali pada trimester I. Dalam 24 jam berapa banyak
pergerakan janin yang dirasakan. Adapun dalam riwayat kehamilan sekarang
mengenai keluhan yang dirasakan seperti: rasa lelah, mual muntah, sakit kepala
yang berat, keputihan, kram, rasa gatal pada vulva, dan lainnya.
7) Riwayat sehari-hari
a) Pola makan dan minum
Janin mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Nutrisi yang dikonsumsi
harus nutrisi yang seimbang. Minuman air putih 8 gelas/hari. Frekuesi, jenis dan
keluhan dalam pola makan dan minum juga perlu dikaji.
b) Pola eliminasi
Pengaruh hormon progesteron dapat menghambat peristaltik usus yang
12
menyebabkan obstipasi (sulit buang air besar). Frekuensi, warna, konsistensi dan
keluhan eliminasi juga perlu dikaji.
c) Pola aktivitas
Ibu hamil boleh melakukan aktivitas seperti biasanya, jangan terlalu berat,
istirahat yang cukup dan makan yang teratur agar tidak menimbulkan keletihan
yang akan berdampak pada kehamilan.
d) Pola tidur dan istirahat
Pada kehamilan trimester II tidur dan istirahat sangat perlu. Di siang hari
dianjurkan istirahat/tidur 1-2 jam dan pada malam hari 7-8 jam.
e) Pola seksualitas
Pola seksualitas pada kehamilan mengalami penurunan minat akibat dari
perubahan/ketidaknyamanan fisiologis yang dialami ibu. Perlu dikaji frekuensi
dan keluhan yang dialami selama berhubunhan seksual.
8) Personal hygiene
Perubahan hormonal mengakibatkan bertambahnya keringat. Dianjurkan mandi
minimal 2 kali sehari, membersihkan alat genetalia ketika mandi atau ketika
merasa tidak nyaman. Jenis pakaian yang dianjurkan berbahan katun agar mudah
menyerap keringat.
9) Obat-obatan yang dikonsumsi
Ibu hanil mengkonsumsi suplemen dan vitamin. Misalnya tablet Fe untuk
penambahan darah dan kalsium untuk penguatan tulang janin.
10) Riwayat psikososial spiritual
Perlu dikaji bagaimana pengetahuan ibu tentang kehamilan sekarang, bagaimana
respon, dukungan keluarga dan suami terhadap kehamilan, pengambilan
keputusan dalam keluarga serta ketaatan ibu dalam beragama .
Objektif (O)
Data objektif yaitu data yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, labortorium dan tes diagnosis lain yang dirumuskan dalam data focus yang
mendukung assessment. Data objektif pasien ibu hamil yaitu: keadaan umum ibu,
kesadaran ibu, tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik pada ibu, pemeriksaan dengan inspeksi,
palpasi, auskultasi, perkusi, dan pemreiksaan laboratorium.
a. Data Objektif
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada kunjungan awal, bukan hanya untuk
13
mendeteksi adanya ketidak normalam atau faktor resiko yang mungkin ditemukan
tetapi juga sebagai data dasar untuk pemeriksaan pada kunjungan selanjutnya:
1) Pemeriksaan umum
a) General Examination
Memperlihatkan tingkat energi ibu, dengan keadaan umum, kedaran ibu (composmentis),
dan keadaan emosional ibu.
b) Tanda-tanda vital
Seperti mengukur tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, suhu badan. Berat badan, tinggi
badan dan LILA serta Indeks Massa Tubuh (IMT).
2) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui kebersihan pada kepala, apakah ada edema dan
cloasma gravidarum pada wajah, adakah ada pucat pada kelopak mata, adakah ikhterus
pada sklera, adakah pengeluaran dari hidung, adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah
pembesaran pembuluh limfe, apakah simetris/tidak, adakah benjolan, dan puting susu
menonjol/tidak, serta apakah sudah ada/tidak kolostrum pada payudara.
3) Pemeriksaan kebidanan
Abdomen di inspeksi apakah simetris atau tidak, adakah bekas operasi, adakah linea nigra,
striae abdomen dan di palpasi dari pemeriksaan.
14
Assesment (A)
Assesment yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi atau masalah potensial. Data assessment pada
ibu hamil yaitu pada diagnosis kebidanan terdapat jumlah paritas ibu,usia kehamilan dalam
minggu, kedaaan janin .Dan masalah potensial yang dialami setiap ibu hamil berbeda-beda
tentu kebutuhan yang diperlukan untuk mengatasi masalah pada ibu hamil juga berbeda.
Contoh assessment pendokumentasian diagnosis kebidanan pada ibu hamil yaitu Seorang ibu
hamil G1 P0 A0 usia kehamilan 12 minggu dengan anemia ringan. Masalah pada ibu hamil
yaitu khawatir dengan perkembangan bayinya karena tidak nafsu makan akibat mual dan
muntah. Dan kebutuhan yang diperlukan ibu yaitu kebutuhan untuk KIE dan bimbingan
tentang Makan sedikit tapi sering. Hasil analisa untuk menetapkan diagnosa kebidanan
seperti :
a. G (gravida) merupakan menentukan kehamilan keberapa
b. P (partus) merupakan jumlah anak baik aterm, preterm, imtur, dan hidup
c. A (abortus) merupakan riwayat keguguran
d. Usia kehamilan
e. Anak hidup/meninggal
f. Anak tunggal/kembar
g. Letak anak apakah bujur/lintang, habitus fleski/defleksi, posisi puka/puki, presentasi
bokong/kepala.
h. Anak intrauterine/ekstrauterine
i. Keadaan umum ibu dan janin serta masalah keluhan utama
15
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. BIODATA
IBU SUAMI
No. Telp/HP :
B. DATA SUBJEKTIF
2. Riwayat Perkawinan
Kawin : Sah
HPHT :01-09-22
16
TP :08-06-23
3. Riwayat Menstruasi
Siklus : 28 hari
Teratur : Ya
Lama : 3- 5 Hari
17
Keluhan : Mual Muntah
6. Pola Aktivitas
Kegiatan Sehari-hari
7. Personal Hygiene
8. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, dan laktasi yang lalu : Hamil ini
d. Kebiasaan-kebiasaan
18
Makan/minuman pantang : Tidak ada
C. DATA SUBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
b. Tanda-tanda Vital
Nadi : 80x/menit
Pernafasan : 19 x/menit
Suhu : 36,7 0C
c. TB : 159 cm
19
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Payudara
Bentuk : Simetris
e. Abdomen
Bentuk : Normal
Palpasi Leopold
x/menit
TFU : 29 cm
20
f. Ekstremitas
Kuku : Bersih
D. ASSESMENT
Ibu G3P2AoH2 umur 31 tahun usia kehamilan 28 minggu 5 hari, janin tunggal, hidup,
intrauteri, punggung kiri, letak sungsang, belum masuk PAP, keadaan ibu dan janin
baik
E. PENATALAKSAAN
19x/menit. Dan pada pemeriksaan leopold terdapat hasil posisi janin pada bagian
atas perut ibu teraba kepala, bagian kiri perut ibu punggung,kanan teraba
21
2. Memberikan motivasi kepada ibu agar tidak terlalu cemas dengan
3. Mengajarkan ibu cara melakukan posisi knee chest atau dada lutut
dengan cara sujud seperti orang shalat, tetapi dada ibu menempel
jam, bila salah satu tanda bahaya diatas dirasakan oleh ibu segera
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, siang 2 jam dan malam
6. Memberikan ibu terapi zat besi dan vitamin serta cara meminumnya
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan materi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kelainan pada
letak sungsang merupakan kondisi dimana presentasi janin dalam uterus terutama bokong
janin lebih dulu memasuki rongga panggul, terletak memanjang dengan kepala di fundus
uteri dan bokong berada di bawah kavum uteri. (Manuaba, 2010).
Kelainan pada letak sungsang dapat dibagi dalam beberapa tipe, yaitu :
1. Frank Breech ( Presentasi bokong murni)
2. Complete Breech ( Presentasi bokong sempurna)
3. Incomplete Breech ( Presentasi bokong tidak sempurna)
4. Kemudian pertolongan pada persalinan dengan letak sungsang dapat ditolong
melalui jalan lahir (per vaginam) dan sectio caesarian (per abdomen). Baik keduanya
memiliki risikonya masing-masing apabila diterapkan, baik risiko untuk ibu maupun
janin.
4.2 Saran
a. Bagi Penulis
Dari hasil pengkajian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam
melakukan pengkajian selanjutnya dan dapat mengkaji lebih jauh tentang
kehamilan dengan letak sungsang. Sehingga hasil pengkajian dapat sesuai
dengan yang diharapkan
b. Untuk Pasien.
Diharapkan Laporan ini dapat digunakan sebagai masukan dalam hal
23
menangani masalah kehamilan dengan letak sungsang yang ada dalam
masyarakat khususnya pada ibu hamil serta dapat menjadi masukan bagi
tenaga kesehatan agar dapat memberikan pelayanan yang baik pada ibu hamil
dengan kehamilan letak sungsang sesuai prosedursebagai suami istri
DAFTAR PUSTAKA
Permenkes RI No. 28. 2017. 1'zin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. Jakarta:
Mentri Kesehatan Rep ’blik . ndonesia (Diakses : 11 Maret 2020).
24
Wilyani, ES. 2017.Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.Yogyakarta: Pustaka Baru
Yosefini, E dan Sonya. 2018. Kebidanan Teori dan asuhan. Jakarta: EGC
25