Anda di halaman 1dari 15

BAGIAN ORTHOPEDI LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN NOVEMBER 2022


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

FRACTURE NECK OF FEMUR

OLEH:

Julian Prayogi

111 2020 2146

PEMBIMBING:
dr. Erick Gamaliel Amba, M.Kes, Sp.OT

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ORTHOPEDI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Julian Prayogi

Stambuk : 11120202146

Judul Laporan Kasus : Fraktur Neck Of Femur

Telah menyelesaikan tugas Laporan kasus yang berjudul “Fraktur

Neck Of Femur” dan telah disetujui dan dibacakan dihadapan dokter

pendidik klinik dalam rangka kepaniteraan klinik pada Departemen Ilmu

Ortopedi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Makassar, November 2022

Menyetujui,

Dokter Pendidik Klinik Penulis

dr. Erick Gamaliel Amba, M.Kes, Sp.OT Julian Prayogi


KATA PENGANTAR

Assalamu‘Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan
kasus dengan judul “Fracture Neck of Femur” sebagai salah satu syarat
menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik bagian Orthopedi di Fakultas
Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Keberhasilan penyusunan referat ini adalah berkat bimbingan, kerja


sama, serta bantuan moril dan materil dari berbagai pihak yang telah
diterima penulis sehingga segala rintangan yang dihadapi dan
penyusunan referat ini dapat terselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan


memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya secara tulus dan ikhlas
kepada yang terhormat dr. Erick Gamaliel Amba, M.Kes, Sp.OT
selaku pembimbing selama berada di bagian Orthopedi.

Sebagai manusia biasa penulis menyadari sepenuhnya akan


keterbatasan baik dalam penguasaan ilmu, sehingga, referat ini masih
jauh dari kesempurnaan. Untuk saran dan kritik yang sifatnya membangun
dari berbagai pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan referat ini.
Akhirnya penulis berharap referat ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Aamiin.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Makassar, November 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Neck of Femur adalah struktur anatomi yang menerima tekanan

mekanis karena kelengkungan femur proksimal, Sehingga fraktur leher

femur sering terjadi dan menyumbang sekitar 50% dari total fraktur hip.

Pada pasien lebih muda, fraktur leher femur terjadi sebagai akibat dari

trauma high energy seperti kecelakaan lalu lintas atau jatuh, sedangkan

pada pasien lanjut usia fraktur leher femur mudah terjadi dengan trauma

energi rendah karena penurunan kepadatan tulang. Di seluruh dunia, telah

ada peningkatan insiden patah tulang pinggul setiap dekade, terutama

karena peningkatan harapan hidup. Diperkirakan pada tahun 2050, sekitar

6 juta orang akan mengalami patah tulang pinggul. 1,2

Fraktur neck of femur adalah jenis khusus dari fraktur hip

intrakapsular. Collumfemoralis menghubungkan copus femoralis dengan

caput femoralis. Sendi panggul adalah artikulasi caput femur dengan

acetabulum. Lokasi junctional membuat neck femoralis rentan terhadap

fraktur. Fraktur neck femur umum didapatkan dalam keadaan darurat

pada uisa lanjut.. Diagnosis dan manajemen yang baik diperlukan untuk

mencegah komplikasi. 3

.
BAB II

LAPORAN KASUS

1.1 IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. T

Umur : 64 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : IRT

Tanggal Masuk : 31 November 2022

1.2 ANAMNESIS

Keluhan utama: Nyeri Pinggul Kiri.

Anamnesis terpimpin:

Nyeri pada pinggul kiri dirasakan muncul sejak pasien jatuh di depan

kamar mandi sejak 1 bulan yang lalu. Pasien terjatuh dengan pinggul

kiri terlebih dahulu dan tetap sadar setelah jatuh namun nyeri

panggul kiri saat menggerakan tungkai kirinya, BAB biasa, BAK

lancar.

 Riwayat penyakit sebelumnya : tidak ada

 Riwayat pengobatan : tidak ada

Riw. HT, DM : ada dengan obat terkontrol

 Riwayat penyakit keluarga : tidak ada


1.3 PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Sakit sedang/ Compos mentis/ Gizi Baik


Tanda Vital : Tekanan Darah : 160/80 mmHg
Nadi : 88 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36.6°C
 Kepala : Bentuk normal, simetris

 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

 Telinga : Dalam batas normal

 Thoraks :

 Paru : Vesicular, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

 Jantung : BJ I/II murni reguler. Gallop (-/-), murmur (-/-)

 Abdomen : Datar, peristaltik (+) kesan normal, timpani,

tidak teraba pembesaran organ (-),

Pemeriksaan Status Lokalis


Regio : Hip Joint
 Look : Deformitas (+), Luka (-), Swelling (+),

Shortening (+)

 Feel : Pulsasi arteri dorsalis pedis dan tibialis

posterior teraba. Sensibilitas nervus baik.

 Move : ROM Terbatas karena nyeri.


PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Darah Rutin

WBC : 6.1 x 103/UL

RBC : 4.17 x 106/UL

HGB : 11.9 g/dl

HCT : 35 %

MCV : 83.5 fL

MCH : 28.6 pg

MCHC : 34 g/dl

PLT : 201 x 103/UL

 Radiologi

Foto Pelvis Posisi AP & LAT:


• Alignment hip joint sinistra baik, tidak tampak dislokasi
• Tampak fraktur transcervical collum femur sinistra
• Densitas tulang berkurang
• Celah hip joint sinistra baik
• Jaringan lunak sekitar kesan baik
Kesan :
 Fractur transcervical collum femur sinistra

 Osteopenia

1.4 DIAGNOSIS

Closed Fracture Neck of Left Femur

1.5 PENATALAKSANAAN

Bipolar Hemiarthroplasty

Infus RL 20 tpm

1.6 PROGNOSIS

Qua Ad Vitam : dubia ad bonam

Qua Ad Sanationam : dubia ad bonam


BAB III

DISKUSI

Istilah fraktur hip dan fraktur neck femur digunakan secara sinonim.

Kedua istilah tersebut menggambarkan fraktur femur proksimal antara

kaput femur dan 5 cm distal dari trokanter minor. Sebagian besar fraktur

hip adalah akibat dari jatuh pada populasi lansia. 4

Wanita dengan osteoporosis memiliki insiden patah tulang yang

lebih tinggi daripada wanita non-osteoporosis ketika terkena trauma yang

sama. Fraktur diklasifikasikan sebagai osteoporosis jika terjadi pada

individu di atas 50 tahun dan dikaitkan dengan kepadatan mineral tulang

(BMD) yang rendah di lokasi fraktur. Fraktur yang paling sering adalah

fraktur terjadi di pergelangan tangan (paling sering radius distal), vertebra

dan pinggul (femur proksimal). Fraktur collum femur adalah dampak paling
5
berat pada osteoporosis pascamenopause.

Sebagian besar patah tulang pinggul dapat didiagnosis, atau

setidaknya dicurigai, dari dilakukannya anamnesis. Jatuh menyebabkan

pinggul yang menyakitkan dengan ketidakmampuan terkait untuk berjalan.

Dokter harus menyelidiki penyebab jatuh yang berpotensi berbahaya,

seperti sinkop, stroke, atau infark miokard. Karena pasien ini sering

berusia lanjut dengan latar belakang medis yang kompleks, riwayat medis

lengkap sangat penting dan harus mencakup riwayat presentasi serta


4
penilaian lengkap tentang latar belakang medis pasien.
Pada pemeriksaan fisis dapat ditemukan nyeri, imobilitas, dan

deformitas. Derajat deformitas yang terlihat tergantung pada konfigurasi

anatomi fraktur dan derajat displaced. Gambaran yang dijelaskan secara

klasik adalah tungkai yang memendek dan terrotasi ke luar karena tarikan

otot iliopsoas yang melekat pada trokanter minor. Pemeriksaan lebih lanjut

sering mengungkapkan nyeri pada salah satu, atau semua, dari berikut ini:

palpasi di inguinal atau trokanter mayor, pembebanan aksial pinggul, dan

'pin-rolling' kaki.4

Mayoritas fraktur hip dapat didiagnosis dengan foto polos dengan

posisi AP dan Lateral. MRI telah menunjukkan sensitivitas 100% dan

spesifisitas 93% hingga 100% yang tak tampak dengan X-Ray. Penting

untuk mengenali pola fraktur pada gambar radiografi karena ini akan

menentukan manajemen bedah. Secara umum, patah tulang pinggul

dijelaskan dengan membandingkan lokasinya relatif terhadap penyisipan

kapsul sendi ke leher femoralis. Kapsul sendi pinggul berasal dari

acetabulum dan meliputi keseluruhan leher femoralis. Distal kapsul

berinsersi ke dalam femur pada garis intertrokanterika di anterior dan

krista intertrokanterika di posterior. Kapsul diperkuat oleh tiga ligamen:

ligamen iliofemoral dan pubofemoral di anterior dan ligamen ischiofemoral

di posterior. 4
fraktur femur diklasifikasikan berdasarkan tingkat pergeseran patahnya,

yang terbagi menjadi :

 Garden I : fraktur inkomplit atau impacted

 Garden II : fraktur komplit tanpa displacement

 Garden III : fraktur komplit dengan partial displacement

2
 Garden IV : fraktur komplit dengan total displacement.

Pada kasus ini, dari hasil foto polos pasien didapatkan fraktur graden III

dengan partial displacement.

Tatalaksana awal dimulai di UGD. Pasien dapat kehilangan hingga

1 liter darah dari fraktur femur proksimal, dan dengan demikian

penggantian cairan dan transfusi darah harus menjadi pertimbangan awal.

Selanjutnya analgesia oral atau intravena harus diberikan. Tidak

disarankan untuk menerapkan traksi ekstremitas, atau mencoba reduksi


4
tertutup di unit gawat darurat.
Penatalaksanaan definitif sangat tergantung pada lokasi dan

konfigurasi fraktur. Fungsi pra-morbid dan latar belakang medis pasien

juga dipertimbangkan, serta preferensi pribadi mereka. Pendekatannya,

seperti halnya penilaian, harus melibatkan tim interprofesional yang lebih

luas. Tujuan utama adalah untuk mengembalikan status mobilisasi pasien

secepat mungkin, dan oleh karena itu intervensi operatif biasanya lebih

disukai. Penatalaksanaan konservatif untuk patah tulang pinggul dikaitkan

dengan mortalitas 30 hari dan 1 tahun yang lebih tinggi dan umumnya

disediakan untuk pasien yang tidak layak untuk operasi. Pembedahan dini

pada pasien patah tulang pinggul dikaitkan dengan hasil yang lebih baik,

dan oleh karena itu operasi dalam waktu 48 jam setelah masuk

dianjurkan.4

Suplai darah ke caput femoralis memainkan peran penting ketika

memutuskan tatalaksana fraktur hip. Suplai arteri utama ke caput

femoralis adalah dari arteri femoralis sirkumfleksa medial dan lateral.

Pembuluh ini memberikan cabang yang melewati proksimal melalui kapsul

sendi untuk memasok kepala femoralis. Pada fraktur intrakapsular,

pembuluh darah ini dapat rusak, yang mengakibatkan nekrosis avaskular

kaput femur.4

Artroplasti terbukti lebih unggul daripada fiksasi pada pasien usia

lanjut dengan fraktur panggul intrakapsular yang bergeser sehubungan

dengan nyeri, fungsi pasca operasi, dan komplikasi.


BAB IV
KESIMPULAN

Neck of femoralis adalah struktur anatomi yang menerima tekanan

mekanis tinggi karena kelengkungan femur proksimal, sehingga patah

tulang neck femur sering terjadi. Seiring dengan bertambahnya usia juga

didapatkan massa tulang yang menipis yang meningkatkankan

kemungkinan terjadinya fraktur. Anamnesis, pemeriksaan fisis dan

pemeriksaan penunjang diperlukan dalam menegakkan diagnosa fraktur

neck femur sehingga dapat dilakukan tatalaksana secara optimal.


DAFTAR PUSTAKA

1. Report C, Kim J ran, Gong HM, Jun S, Lee JH, Lee BH, et al. A

Case Report of Femoral Neck Fracture in an Elderly Patient

Managed by Non-operative Korean Medical Treatment :

2018;35(4):252–8.

2. Louis, Solomon. David Warwick SN. Apley’s System of

Orthopaedics and Fracture. Ninth Edit. 2010.

3. Keating JF. Femoral neck fractures. Rockwood, Green, Wilkins Fract

Adults Child Eighth Ed. 2014;2–2:1–2.

4. Emmerson BR, Varacallo M, Inman D. Hip Fracture Overview.

StatPearls [Internet]. 2020;1–13. Available from:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/32491446

5. Ji M, Yu Q. Primary osteoporosis in postmenopausal women.

Chronic Dis Transl Med. 2015;1(1):9–13.

6. Hedbeck CJ, Enocson A, Lapidus G, Blomfeldt R, Törnkvist H,

Ponzer S, et al. Comparison of bipolar hemiarthroplasty with total

hip arthroplasty for displaced femoral neck fractures: A concise four-

year follow-up of a randomized trial. J Bone Jt Surg.


2011;93(5):445–50.

Anda mungkin juga menyukai