Anda di halaman 1dari 30

Buku Panduan

EDUKASI KELUARGA
DALAM UPAYA
PERAWATAN LANSIA
HIPERTENSI

Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga


Fakultas Teknik
Universitas Negeri Jakarta
2023
TIM
PENYUSUN

Editor:
Budi Utami Kusuma Wardani
Zanita Tasyalia Fitri

Penulis:
Anita Yulianti
Budi Utami Kusuma Wardani
Febi Salsabila Adhani
Zanita Tasyalia Fitri

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya, kelompok kami diberikan
kemudahan dalam menyelesaikan pembuatan buku panduan
kegiatan lapangan dengan judul "Edukasi Keluarga dalam
Upaya Perawatan Lansia Hipertensi" tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini, kami hendak menyampaikan terima


kasih kepada Ibu Uswatun Hasanah, M.Si., Ibu Elmanora, M.Si.,
dan Ibu Hurriyyatun Kabbaro, M.Si. yang telah memberikan
bimbingan pada tiga mata kuliah yaitu Pemberdayaan
keluarga, Interaksi Keluarga, serta Perkembangan Keluarga.
Selain itu, kami sangat mengapresiasi semua anggota
kelompok yang sudah ikut andil dalam pengumpulan materi
yang diperlukan untuk buku panduan ini, sehingga dapat
terselesaikan dengan baik. Adapun tujuan utama pembuatan
buku panduan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Pemberdayaan Keluarga,
Interaksi Keluarga, serta Perkembangan Keluarga. Disamping
itu, buku ini juga ditujukan sebagai pedoman yang memuat
materi yang akan disampaikan pada kegiatan di lapangan.

Semoga buku panduan ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca dan terutama bagi kami,
penulis. Besar harapan kami terhadap kritik dan saran yang
membangun dari pembaca guna meningkatkan pengetahuan
dalam menyempurnakan pembuatan buku panduan ke
depannya. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI
Tim Penyusun...........................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................ii
Daftar Isi....................................................................................................iii
Latar Belakang........................................................................................1
Identifikasi Masalah.............................................................................4
Tujuan.........................................................................................................5
Metode Pelaksanaan...........................................................................6
Materi Edukasi.........................................................................................8
Lembar Pre-Test dan Post-Test...................................................22
Daftar Pustaka.....................................................................................25

iii
LATAR
BELAKANG

1
Dalam prosesnya, seiring berjalannya waktu setiap
keluarga akan melewati beberapa fase atau tahapan
perkembangan keluarga yang masing-masing memiliki
tugas dan fungsi yang berbeda-beda. Salah satunya
adalah tahap keluarga dengan anak dewasa atau
pelepasan (launching family), tahapan ini dimulai dari
keluarnya anak pertama dari rumah dan diakhiri dengan
keluarnya anak terakhir dari rumah. Adapun salah satu
tugas pada tahap ini adalah merawat anggota keluarga
yang lanjut usia (telah mencapai usia 60 tahun ke atas)
dari pihak suami maupun istri.

Peran dan dukungan suami-istri sangatlah diperlukan


demi menciptakan lingkungan keluarga yang ramah dan
peduli terhadap lansia. Hal ini sejalan dengan RPJPN 2025-
2045 yang sedang dalam proses penyusunan oleh
Bappenas yang dimana terkait dengan peningkatan
kualitas hidup lansia. Dalam hal ini upaya tersebut dapat
diwujudkan oleh suami-istri dengan merawat orang tua
yang telah lanjut usia sehingga kualitas hidup lansia tidak
terabaikan.

Berkaitan dengan kondisi kesehatan lansia, salah satu


penyakit yang cukup banyak diderita oleh orang yang
mulai memasuki fase lanjut usia adalah penyakit
hipertensi atau tekanan darah tinggi. Penyakit hipertensi
sering disebut sebagai “silent killer” karena termasuk
penyakit mematikan yang muncul tanpa gejala atau
keluhan (Brunner & Suddarth dalam Ariyanti dkk, 2013).

2
Sebagai sebuah langkah untuk mencegah seorang lansia
mengalami penyakit hipertensi atau mencegah terjadinya
faktor risiko yang dapat memicu hipertensi semakin parah
dan berpotensi menyebabkan kematian, anggota
keluarga (suami-istri) perlu mengetahui pemahaman
umum terkait hipertensi, sehingga dapat merawat lansia
sesuai dengan kondisi lansia. Anggota keluarga juga perlu
berupaya dalam menjalin hubungan yang baik agar dapat
meminimalisir terjadinya stress pada lansia sekaligus
meningkatkan harmonisasi dalam keluarga. Selain itu
dengan adanya interaksi dan komunikasi yang baik, maka
akan lebih mempermudah keluarga untuk mengingatkan
lansia dalam menjaga kesehatan dirinya.

3
IDENTIFIKASI
MASALAH
1. Kurangnya pemahaman atau ketidaktahuan
masyarakat mengenai tugas perkembangan keluarga
pada tahap launching family.
2. Kurangnya kesadaran tentang bahaya penyakit
hipertensi yang berpotensi besar sebagai silent killer
pada lansia.
3. Kurangnya kesadaran tentang pentingnya interaksi
dan komunikasi yang tepat dalam sebuah keluarga.

4
TUJUAN
1. Memberikan pemahaman kepada anggota keluarga
(ibu rumah tangga) di lingkungan masyarakat
mengenai urgensi peran keluarga dalam perawatan
lansia, khususnya dalam menghadapi penyakit
hipertensi.
2. Memberikan informasi umum kepada anggota
keluarga (ibu rumah tangga) seputar penyakit
hipertensi, intervensi dalam mengontrol hipertensi, dan
perawatan lansia penderita hipertensi.
3. Membantu masyarakat dalam memenuhi tugas
perkembangan keluarganya dan membangun
keluarga yang harmoni.

5
METODE
PELAKSANAAN

6
Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah dengan
memberikan edukasi kepada keluarga lansia mengenai
pengenalan penyakit hipertensi dan upaya keluarga
dalam merawat lansia hipertensi. Hal ini bertujuan untuk
menciptakan lingkungan ramah dan peduli lansia serta
memandirikan keluarga dalam merawat lansia hipertensi
di rumah. Sasaran kegiatan ini adalah Ibu PKK setempat
yang memiliki anak pertama sudah meninggalkan rumah
(kuliah/menikah/lainnya) dan tinggal bersama atau
memiliki orang tua hipertensi. Lokasi kegiatan bertempat
di RPTRA yang berlokasi di Jalan Kerja Bakti RT.2/RW.10,
Kramat Jati, Kecamatan Kramat jati, Kota Jakarta Timur.

Materi edukasi yang diberikan mencakup pengenalan


penyakit hipertensi, pertolongan pertama saat hipertensi
kambuh, intervensi yang dilakukan untuk mengontrol
hipertensi, serta tips berkomunikasi dan merawat lansia
hipertensi. Materi akan diberikan dengan menggunakan
media PowerPoint atau dengan membagikan buku saku
yang berisi materi edukasi. Evaluasi kegiatan mencakup
proses pelaksanaan dan capaian luaran kegiatan yang
dilakukan dengan melaksanakan pre-test dan post-test
terukur mengenai pengetahuan keluarga lansia terkait
materi edukasi yang diberikan. Adapun lembar pre-test
dan post-test yang diberikan terdiri dari masing-masing
lima belas pertanyaan mengenai pengetahuan umum
terkait hipertensi.

7
MATERI
EDUKASI

8
PENGERTIAN
HIPERTENSI
Hipertensi atau yang juga
dikenal sebagai tekanan
darah tinggi adalah suatu
kondisi dimana tekanan
darah meningkat melebihi
batas normal, yaitu tekanan
darah sistolik ≥ 140mmHg
dan atau tekanan darah
diastolik ≥ 90 mmHg
(Hastuti, 2020).

Kondisi ini mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi


yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke
jaringan tubuh yang membutuhkan.

Penyakit hipertensi sering disebut sebagai “silent


killer” karena termasuk penyakit mematikan yang
muncul tanpa gejala atau keluhan (Brunner &
Suddarth dalam Ariyanti dkk, 2013).

9
KLASIFIKASI
HIPERTENSI
WHO dan International Society of Hypertension Working
Group (ISHWG) telah mengelompokkan hipertensi ke
dalam klasifikasi optimal, normal, normal-tinggi, hipertensi
ringan, hipertensi sedang, dan hipertensi berat (Sani
dalam Hastuti, 2020).

Tekanan Darah Sistol Tekanan Darah Diatol


Kategori
(mmHg) (mmHg)

Optimal < 120 < 80

Normal < 130 < 85

Normal-Tinggi 130 - 139 85 - 89

Tingkat 1 (Hipertensi
140 - 159 90 - 99
Ringan)

Tingkat 2 (Hipertensi
160 - 179 100 - 109
Sedang)

Tingkat 3 (Hipertensi
≥ 180 ≥ 110
Berat)

10
GEJALA HIPERTENSI

Gejala hipertensi bervariasi pada setiap orang. Beberapa


orang tidak merasakan apa pun dan baru menyadari
bahwa dirinya hipertensi ketika melakukan pengecekan.
Terkadang juga gejala baru timbul setelah terjadi
komplikasi pada ginjal, mata, otak, dan jantung (Manjoer
dalam Hastuti, 2020).

Namun secara umum berdasarkan Annisaa dkk (2020),


gejala hipertensi yang biasanya dirasakan, diantaranya:

Sakit kepala/pusing berputar Nyeri/pegal tengkuk

Gelisah/jantung berdebar Telinga berdenging

11
PENYEBAB
HIPERTENSI
Penyebab hipertensi digolongkan menjadi dua, yaitu
hipertensi primer dan hipertensi sekunder (Annisaa dkk,
2020).

Hipertensi Primer

Hipertensi primer merupakan hipertensi yang penyebabnya


belum jelas. Namun secara umum penyebabnya adalah
stress, sulit tidur, makanan, sensitivitas terhadap
natrium/garam, adanya riwayat penyakit kardiovaskuler
(penyakit yang berhubungan dengan jantung dan
pembuluh darah) dalam keluarga, serta obesitas.

Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang disebabkan


karena penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi
tekanan darah, seperti gagal ginjal kronis dan penyakit
tiroid. Selain itu, dapat disebabkan oleh penggunaan obat
yang memicu tekanan darah tinggi, seperti NSAID (obat
pengurang rasa nyeri dan radang) dan fenilpropanolamin
(biasanya terdapat pada obat flu).

12
FAKTOR RISIKO
HIPERTENSI

Faktor risiko adalah faktor-faktor yang apabila ada dapat


meningkatkan risiko terjadinya penyakit hipertensi pada
seseorang (Annisaa dkk, 2020). Faktor risiko ada dua,
yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor
risiko yang dapat diubah.

Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah

Usia
Semakin bertambahnya usia maka
semakin tinggi pula risiko mengalami
hipertensi. Hal ini disebabkan oleh
perubahan alamiah dalam tubuh yang
mempengaruhi pembuluh darah, hormon,
serta jantung.

Jenis Kelamin
Laki-laki mempunyai risiko 2,3 kali lebih
tinggi mengalami peningkatan tekanan
darah sistolik dibandingkan wanita.
Namun, setelah memasuki masa
menopause atau di atas usia 65 tahun,
prevalensi hipertensi pada wanita
meningkat dan lebih tinggi daripada laki-
laki, yang dimana diakibatkan oleh faktor
hormonal (Kemkes, 2019).

13
FAKTOR RISIKO
HIPERTENSI

Genetik (Riwayat Keluarga)


Jika ayah dan/atau ibu, kakek dan/atau
nenek mengidap penyakit hipertensi,
maka anak keturunannya kemungkinan
besar juga akan mengalaminya.

Faktor Risiko yang Dapat Diubah

Faktor ini berkaitan dengan gaya


hidup, diantaranya merokok, kurang
makan buah dan sayur, konsumsi
garam berlebih, berat badan
berlebih/kegemukan, kurang aktivitas
fisik, konsumsi alkohol berlebih,
dislipidemia, dan stres.

14
KOMPLIKASI HIPERTENSI

Jika tidak terkontrol, hipertensi dapat menyebabkan


terjadinya komplikasi seperti:

Penyakit Jantung Stroke

Penyakit Ginjal Kerusakan retina

Penyakit pembuluh darah tepi Gangguan Saraf

15
PERTOLONGAN PERTAMA
KETIKA HIPERTENSI

Tariklah nafas dalam-dalam dan hembuskan


perlahan agar bisa merasa lebih rileks dan
tenang.

Segera konsumsi obat pereda atau


antihipertensi sesuai anjuran dokter.

Hindari lingkungan yang membuat stres dan


beranjak menuju lingkungan yang dapat
menciptakan rasa nyaman dan rileks.

Berhenti sejenak dari aktivitas dan beristirahat


secukupnya, segera kunjungi dokter (puskesmas)
apabila mengalami komplikasi.

Konsumsi buah dengan kadar kalium tinggi


seperti pisang, alpukat, jeruk, dsb untuk
mengimbangi tingginya kadar natrium di dalam
tubuh.

Pastikan selalu melakukan kunjungan dokter


untuk mengecek tekanan darah minimal sekali
dalam sebulan.

16
PANTANGAN BAGI
PENDERITA HIPERTENSI
Konsumsi makanan ataupun minuman secara
berlebih dengan kandungan:
Lemak jenuh dan lemak trans, seperti
daging merah, mentega, susu tinggi
lemak, dan kulit ayam.
Garam atau natrium yang cukup tinggi
seperti pada kebanyakan makanan dalam
kemasan dan acar.
Zat kafein seperti pada kopi dan soda.
Gula seperti pada sirup dan minuman
manis lainnya.

Menjadi perokok aktif ataupun pasif

Mengangkat beban yang terlalu berat

Tidur kurang dari 8 jam per hari

Terlalu lama beristirahat


(kurang aktivitas fisik)

Konsumsi alkohol

17
TIPS MENGONTROL
DAN/ATAU MENURUNKAN
HIPERTENSI

Menurunkan Berat Badan


Kondisi tubuh dengan berat
badan lebih memiliki risiko yang
lebih tinggi dalam pembentukan
plak hingga mempersempit
pembuluh darah. Sehingga hal
tersebut akan membuat jantung
harus bekerja lebih keras dan
mengakibatkan hipertensi.

Rutin Berolahraga
Stres dapat dikendalikan dengan
beberapa cara yakni dengan
melakukan teknik relaksasi,
meditasi, yoga, atau rutin
senam minimal 3 kali dalam
seminggu.

18
TIPS MENGONTROL
DAN/ATAU MENURUNKAN
HIPERTENSI

Berhenti Merokok
Zat-zat kimia yang terkandung
dalam tembakau terutama
nikotin dapat merangsang saraf
simpatis sehingga memicu kerja
jantung lebih cepat dan
berujung pada hipertensi.

Batasi Penggunaan Garam pada Makanan


Batasi asupan garam sampai
dengan kurang dari 5 gram (½ -1
sendok teh) per hari pada saat
memasak dan batasi makanan
olahan cepat saji serta makanan
kaleng.

Banyak Minum Air Putih


Rutin minum air putih sebanyak
8 gelas sehari, atau sekitar 2
liter adalah takaran standar
konsumsi air putih yang
dianjurkan.

19
TIPS MENGONTROL
DAN/ATAU MENURUNKAN
HIPERTENSI

Batasi Konsumsi Daging Berlemak dan Minyak


Batasi asupan lemak terutama
dalam hal konsumsi daging
merah yang mengandung tinggi
lemak seperti daging sapi dan
kambing serta penggunaan
minyak sampai dengan kurang
dari 5 sendok makan per hari
serta menghindari makanan dan
minuman yang menjadi
pantangan.

Banyak Konsumsi Buah dan Sayur


Rutin mengonsumsi 5 porsi (400-
500 gram) buah-buahan dan
sayuran per hari (1 porsi setara
dengan 1 buah jeruk, apel,
mangga, pisang atau 3 sendok
makan sayur yang sudah
dimasak).

20
TIPS BERKOMUNIKASI
DAN MERAWAT LANSIA
PENDERITA HIPERTENSI

Beritahu perihal kondisi kesehatan mereka


dengan intonasi suara yang lembut dan
bahasa yang mudah dimengerti serta tidak
terburu-buru.

Beritahu dan ingatkan perihal makanan yang


perlu mereka hindari dengan cara yang baik
dengan tidak bersikap keras (otoriter).

Selalu sediakan di rumah, makanan sehat dan


aman untuk dikonsumsi para penderita
hipertensi, seperti buah dan sayur.

Ciptakan lingkungan rumah yang ramah bagi


lansia dengan selalu menanggapi obrolan
mereka dengan bersikap tulus dan peduli

Ingatkan dan dampingi mereka untuk selalu


meminum obat dan melakukan pemeriksaan
rutin ke fasyankes.

21
LEMBAR PRE-TEST
DAN POST-TEST

22
23
24
DAFTAR PUSTAKA
Annisaa, E., Anam, K., Dianingati, R. S., Wulandari, F., & Widyandani, S.
(2020). Buku Saku Jamu Hipertensi.

Ariyanti, R., Preharsini, I. A., & Sipolio, B. W. (2020). Edukasi Kesehatan


Dalam Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Hipertensi
Pada Lansia. To Maega: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(2), 74-82.

Atmaja, R. A. J., & Rahmatika, R. (2017). Peran Dukungan Sosial


Keluarga terhadap Motivasi Menjaga Kesehatan Melalui Aktivitas Fisik
pada Lansia. Jurnal Psikogenesis, 5(2), 180-187.

Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan


RI. (2016). Bulan Hipertensi, Saatnya Rutin Cek Tekanan Darah dan
Denyut Nadi. Diakses 12 Maret 2023 pada
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-
media/20160518/3314977/bulan-hipertensi-saatnya-rutin-cek-
tekanan-darah-dan-denyut-
nadi/#:~:text=Hipertensi%20merupakan%20silent%20killer.,secara%20r
utin%20minimal%20sebulan%20sekali

Fadhlia, N., & Sari, R. P. (2022). Peran keluarga dalam merawat lansia
dengan kualitas hidup lansia. Adi Husada Nursing Journal, 7(2), 86-93.

Hastuti, A. P., & Kep, M. (2020). Hipertensi. Penerbit Lakeisha.

IHC Telemed. (2021). Makanan Pantangan Untuk Penderita Hipertensi.


Diakses 12 Maret 2023 pada https://telemed.ihc.id/artikel-detail-607-
Makanan-Pantangan-Untuk-Penderita-Hipertensi.html

P2PTM Kemenkes RI. (2019). Faktor risiko penyebab Hipertensi. Diakses


12 Maret 2023 pada https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-%09dan-pembuluh-darah/faktor-
risiko-penyebab-hipertensi

25
DAFTAR PUSTAKA

P2PTM Kemenkes RI. (2019). Apa Komplikasi berbahaya dari


Hipertensi?. Diakses 12 Maret 2023 pada
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-
jantung-dan-pembuluh-darah/page/5/apa-komplikasi-berbahaya-
dari-
hipertensi#:~:text=Jika%20tidak%20terkontrol%2C%20Hipertensi%20d
apat,Penyakit%20Ginjal

P2PTM Kemenkes RI. (2019). Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Diakses


12 Maret 2023 pada
https://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/VHcrbkVobjRzUDN3UCs4eUJ0d
VBndz09/2019/01/Leaflet_PDF_15_x_15_cm_Hipertensi_Tekanan_Da
rah_Tinggi.pdf

Purnama, S. G., Utami, A., & Septarini, N. P. (2016). Pengabdian


Masyarakat Pemeriksaan dan Pengendalian Hipertensi Banjar Puseh
Kangin, Desa Sanur Kauh.

Sahabat Nestle. (2013). Pertolongan Pertama Saat Darah Tinggi


Menyerang. Diakses 12 Maret 2023 pada
https://www.sahabatnestle.co.id/content/kesehatan/kesehatan-pria-
wanita/pertolongan-pertama-saat-darah-tinggi-menyerang.html

Uswah. (2022). Dosen UM Surabaya Paparkan 5 Cara Penanganan Dini


Cegah Hipertensi. Diakses pada 12 Maret 2023 pada https://www.um-
surabaya.ac.id/homepage/news_article?slug=dosen-um-surabaya-
paparkan-5-cara-penanganan-dini-cegah-hipertensi

26

Anda mungkin juga menyukai