0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan2 halaman
Ratusan mahasiswa asal Papua melakukan demonstrasi di Jember, Jawa Timur untuk menolak rasisme terhadap orang Papua setelah beberapa insiden rasisme terjadi di kota lain. Mereka menuntut penghentian segala bentuk diskriminasi dan perlakuan rasis terhadap rakyat Papua. Aksi ini juga merupakan bentuk protes atas perlakuan diskriminatif yang sering dialami mahasiswa Papua di luar Papua.
Ratusan mahasiswa asal Papua melakukan demonstrasi di Jember, Jawa Timur untuk menolak rasisme terhadap orang Papua setelah beberapa insiden rasisme terjadi di kota lain. Mereka menuntut penghentian segala bentuk diskriminasi dan perlakuan rasis terhadap rakyat Papua. Aksi ini juga merupakan bentuk protes atas perlakuan diskriminatif yang sering dialami mahasiswa Papua di luar Papua.
Ratusan mahasiswa asal Papua melakukan demonstrasi di Jember, Jawa Timur untuk menolak rasisme terhadap orang Papua setelah beberapa insiden rasisme terjadi di kota lain. Mereka menuntut penghentian segala bentuk diskriminasi dan perlakuan rasis terhadap rakyat Papua. Aksi ini juga merupakan bentuk protes atas perlakuan diskriminatif yang sering dialami mahasiswa Papua di luar Papua.
Aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa dan pelajar Papua Jember di bundaran DPRD Jember, Jawa Timur, Rabu (28/8/2019) sore.
“Aksi yang kami lakukan merupakan reaksi atas sejumlah
peristiwa yang terjadi pada mahasiswa Papua di Kota Surabaya dan Kota Malang untuk menuntut penghentian segala bentuk rasisme kepada rakyat Papua” A.latar belakang Ratusan mahasiswa asal Papua berunjuk rasa menolak rasisme di bundaran DPRD jember jawa timur,Rabu (28/8/2019). Mereka yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Anti Rasisme ini memprotes sikap rasis terhadap orang Papua yang masih saja terjadi. Koordinator aksi Aliansi Mahasiswa Anti Rasisme, Marius Air mengatakan, aksi ini digelar karena merupakan klimaks dari perlakuan yang diterima orang-orang Papua selama ini. “Perlakuan rasis hampir dirasakan oleh setiap anak-anak Papua yang merantau keluar tanah Papua,” kata Marius kepada wartawan di Jakarta, Puluhan mahasiswa dan pelajar Papua yang tergabung dalam Persatuan Mahasiswa dan Pelajar Papua (Permappa) Jember menolak segala bentuk tindakan rasisme kepada warga Papua dengan melakukan demonstrasi di bundaran DPRD Jember, Jawa Timur, Rabu sore. Puluhan aktivis Permappa Jember memulai aksinya di depan pintu masuk Universitas Jember dan melakukan "longmarch" dengan membawa sejumlah poster menuju ke bundaran DPRD Jember dengan mendapat pengawalan yang ketat dari aparat kepolisian setempat. "Aksi yang kami lakukan merupakan reaksi atas sejumlah peristiwa yang terjadi pada mahasiswa Papua di Kota Surabaya dan Kota Malang untuk menuntut penghentian segala bentuk rasisme kepada rakyat Papua," kata koordinator aksi HamjekKogoya. Mahasiswa dan pelajar Papua Jember membawa sejumlah poster di antaranya bertuliskan "Saya manusia bukan monyet", "Ingat manusia diciptakan Tuhan, bukan dari binatang" dan "Stop Rasisme terhadap Mahasiswa Papua". Menurutnya perlakuan diskriminasi rasisme sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 2017 dan ekskalasi represifnya semakin meningkat pada tahun 2018 dan 2019, bahkan ruang demokrasi diberanguskan, kemudian gerakan mahasiswa Papua dibenturkan dengan ormas reaksioner. "Kami mahasiswa Papua yang ada di Jawa dan Bali sering mengalami tindakan diskriminatif dan rasisme. Itu sangat menyakitkan dan kami juga prihatin dengan segala bentuk intimidasi kepada teman-teman kami yang terjadi di kota lain," katanya. Ia mengatakan pihaknya menolak semua bantuan yang berbau politis yang diberikan oleh siapa pun dan dari mana pun, serta menolak kunjungan Gubernur Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat ke Jawa Timur. "Kami juga mengecam keras tindakan represif dan pengepungan yang dilakukan pihak kepolisian, TNI, dan ormas terhadap mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya," katanya. Hamjek Kogoya juga menyerukan Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera jamin keselamatan, kenyamanan dan keamanan bagi pelajar dan mahasiswa Papua di seluruh wilayah Indonesia.