Anda di halaman 1dari 4

Saudara mahasiswa, silahkan diskusikan topik berikut ini…

Multiplier adalah angka pengganda dari suatu variabel untuk menghasilkan besarnya perubahan
variabel pendapatan nasional (permintaan agregat). Pengganda uang (Money multiplier) adalah
kemampuan bank komersil untuk menciptakan deposito bank yang baru sehingga meningkatkan
penawaran uang (Christopher Pass). Mengapa money multiplier diperlukan? Dan sebutkan faktor
yang mempengaruhinya!

Silahkan dikemukakan pendapatnya masing masing, jika perlu dukung dengan tabel atau gambar
yang menguatkan pendapat tersebut.

Jangan lupa menulis sumber materi untuk menghindari indikasi plagiasi. Hindari copy paste jawaban
teman. Copy paste diperbolehkan dari sumber utama (buku/jurnal) namun diwajibkan untuk di
rewrite terlebih dahulu dan dilengkapi sumber referensi sebelum di upload.

Selamat berdiskusi. Salam literasi.

diperlukan? Dan sebutkan faktor yang mempengaruhinya!

Jawaban:

Apa itu money multiplier?


Money multiplier (pengganda uang) dapat dipahami sebagai suatu rasio yang
menjelaskan bagaimana setoran awal dapat menghasilkan peningkatan akhir yang
lebih besar dalam total uang beredar. Pengganda uang ini disebut juga sebagai
pengganda moneter, yang merepresentasikan pengaruh perubahan jumlah
simpanan terhadap jumlah uang beredar. Hal ini mengidentifikasi rasio penurunan
atau peningkatan simpanan berhubungan dengan penurunan atau peningkatan
jumlah uang beredar.

Proses penggandaan uang mengacu pada proses pasar yakni penyesuaian antara
permintaan dan penawaran uang, di mana proses ini terjadi di bank. Bank, dalam hal
ini bank umum (komersial) tidak menjamin secara penuh uang giral yang
diciptakannya dengan uang tunai. Sebab, proses penggandaan uang tidak akan
terjadi, apabila bank memegang cash ratio sebesar 100%.

Proses terjadinya penggandaan uang oleh bank komersial adalah bank hanya
menyimpan sebagian kecil simpanan sebagai cadangan kemudian meminjamkan
sisanya. Dari pinjaman tersebut, pada gilirannya akan disimpan kembali di bank,
sehingga memungkinkan terjadi peningkatan dalam pinjaman bank dan juga jumlah
uang yang beredar.

Formula dan cara menghitung pengganda uang


Pengganda uang merupakan perubahan jumlah uang beredar dibagi dengan
perubahan basis moneter atau cadangan.
Dari definisi tersebut, pengganda uang dapat diformulasikan sebagai berikut:
Pengganda uang = Perubahan jumlah uang beredar : Perubahan basis moneter
Selain formula tersebut, rumusan pengganda uang juga dapat didasarkan pada rasio
cadangan, sehingga formulanya menjadi seperti berikut.

Pengganda uang = 1 : Rasio cadangan


Secara teori, besarnya pengganda uang dapat diprediksi dengan mengetahui rasio
cadangan. Jika bank komersial memiliki rasio cadangan 5%, maka besar pengganda
uang dapat dihitung sebagai berikut.

Pengganda uang = 1 : 5% = 20
Dengan demikian, apabila bank komersial memiliki simpanan sebesar Rp 1 juta
dengan rasio cadangan sebesar 5%, maka bank tersebut dapat meminjamkan Rp 20
juta secara efektif.

Dengan formula pengganda uang di atas, dapat diketahui bahwa semakin tinggi
rasio cadangan akan berpengaruh pada pengganda uang yang lebih rendah.
Sebaliknya, semakin rendah rasio cadangan, maka pengganda uang akan lebih
tinggi.

Contoh lain misalnya, sebuah bank menyimpan rasio cadangan sebesar 10% (0,1).
Jika seorang nasabah menyetorkan uang simpanan sebesar Rp 1 juta, maka bank
akan menyimpan 10% dari uang setoran tersebut, yaitu Rp 100.000 sebagai
cadangan. Sementara sisanya sebesar Rp 900.000 diedarkan sebagai pinjaman.
Proses meminjamkan simpanan tersebut dapat berlanjut untuk waktu lama hingga
deposit sangat kecil.

Formula pengganda uang tidak memperhitungkan faktor-faktor riil yang berpengaruh


pada efek pengganda uang di dunia atau kehidupan nyata. Adapun faktor-faktor riil
yang diabaikan tersebut meliputi:

• Pajak
Pajak merupakan pungutan wajib yang dibebankan kepada setiap warga negara
baik perorangan maupun badan usaha sebagai sumbangan wajib guna menambah
pendapatan negara. Pemungutan pajak dilakukan sehubungan dengan pendapatan,
kepemilikan suatu barang yang tergolong sebagai objek pajak, dan juga harga beli
suatu barang.

Pungutan pajak jelas mengurangi sebagian pendapatan masyarakat. Artinya, tingkat


pendapatan yang bisa dibelanjakan oleh masyarakat menjadi berkurang. Dengan
adanya beban pajak yang harus dibayarkan, masyarakat cenderung lebih berhati-
hati dalam mengelola uangnya. Sebab, pendapatan yang diperoleh tidak semuanya
bisa dibelanjakan dan disimpan, tetapi juga untuk membayar pajak.
• Tabungan
Tabungan merupakan salah satu bentuk simpanan di bank, yang dapat diambil
sewaktu-waktu ketika dibutuhkan. Umumnya orang menabung untuk
mempersiapkan kemandirian finansial di masa yang akan datang. Ada yang
menabung di akhir setelah uang tersisa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari. Ada pula yang menabung di awal dengan menetapkannya dalam jumlah
tertentu.

Pendapatan yang diperoleh masyarakat tidak semuanya dihabiskan untuk belanja


dan memenuhi seluruh kebutuhannya baik yang bersifat primer, sekunder, maupun
tersier. Mereka simpan sebagian sebagai tabungan, bahkan bagian pendapatan
yang ditabung lebih besar dibandingkan dengan yang dibelanjakan. Hal ini
menyebabkan uang yang diedarkan di pasar menjadi lebih sedikit.

• Pinjaman macet
Pinjaman macet yang disebut juga dengan kredit macet merupakan pinjaman yang
diberikan oleh bank kepada nasabah baik perorangan maupun badan usaha, di
mana pengembaliannya tidak berjalan dengan lancar. Kasus kredit macet banyak
terjadi ketika Indonesia dihantam krisis moneter pada tahun 1997. Akibatnya bank-
bank umum banyak yang bermasalah dengan likuiditasnya.
Kredit macet terjadi apabila bank meminjamkan uang kepada nasabah perorangan
atau perusahaan, namun nasabah tersebut mengalami gagal bayar, sehingga uang
pinjaman tidak bisa kembali beredar pada sistem perbankan.

• Belanja impor
Pemerintah sering kali mengajak warga masyarakat untuk mencintai dan membeli
produk dalam negeri. Selain untuk mendukung usaha dalam negeri agar
berkembang dan memiliki daya saing, membeli produk dalam negeri juga
dimaksudkan agar peredaran uang tetap terjadi di dalam negeri.

Namun sering kali produk impor lebih menarik daripada produk buatan dalam negeri.
Sebab itu, tak sedikit warga masyarakat yang membeli atau belanja produk-produk
impor dari luar negeri. Pembelian atau belanja impor ini mengakibatkan uang keluar
dari perekonomian nasional dan justru beredar di negara lain.

• Rasio cadangan keamanan


Setiap bank umum atau komersial wajib memiliki rasio cadangan guna menjamin
likuiditasnya. Namun, tak jarang bank menentukan rasio cadangan lebih tinggi dari
yang disyaratkan dengan alasan untuk menjaga keamanan likuiditas bank itu sendiri.
Misalnya, rasio cadangan bank ditentukan sebesar 5%, untuk mempertahankan
keamanan dan likuiditasnya, bank kemudian menambah rasio cadangan ekstra
menjadi 5,5%.
Penambahan rasio cadangan ekstra dari yang disyaratkan tentu akan berpengaruh
pada semakin banyaknya uang yang disimpan oleh bank sebagai cadangan.
Sebaliknya, semakin sedikit uang yang diedarkan kembali dalam bentuk pinjaman.

• Rasio currency drain


Tak semua orang menyimpan uangnya di bank baik dalam bentuk tabungan maupun
deposito. Kebanyakan orang juga menyimpan uangnya dalam bentuk tunai dan tidak
disetorkan di bank. Persentase uang yang disimpan dalam bentuk uang tunai
merupakan rasio currency drain.

Uang yang disimpan dalam bentuk tunai, bukan tabungan atau deposito di bank
mengakibatkan pengganda uang menjadi lebih kecil. Sebab, jumlah uang yang
dapat dikumpulkan oleh bank lebih sedikit, sehingga bank tidak dapat
mengedarkannya dalam bentuk pinjaman dengan jumlah yang lebih banyak.

• Permintaan pinjaman menurun


Layanan pinjaman yang ditawarkan bank sering kali memberi angin segar bagi
nasabah yang membutuhkan, baik untuk menambah modal usaha maupun
keperluan lainnya. Kemudahan persyaratan dan kecepatan proses pengajuan
hingga persetujuan pinjaman semakin menarik bagi nasabah. Meskipun demikian,
permintaan akan pinjaman selalu meningkat, ada kalanya menurun. Penurunan
permintaan pinjaman umumnya terjadi saat resesi ekonomi, di mana orang
cenderung memilih untuk menabung daripada meminjam uang di bank. Sebab,
tingkat bunga cenderung akan lebih tinggi.

SUMBER:
https://ekonomi.bunghatta.ac.id/index.php/en/article/388-apa-itu-money-multiplier
https://pustaka.ut.ac.id/lib/espa4227-ekonomi-moneter/

Anda mungkin juga menyukai