Anda di halaman 1dari 21

KARYA TULIS ILMIAH

JUDUL PROGRAM

DAMPAK ACARA TELEVISI TERHADAP PERILAKU REMAJA

Disusun oleh:

Rizka Auliana (2915120175) Angkatan 2012

Lisda Ariyanti (2915121911) Angkatan 2012

Iko Aulya Prabandari .S (2915121904) Angkatan 2012

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

JAKARTA

2012
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : DAMPAK ACARA TELEVISI TERHADAP PERILAKU
REMAJA
2. Bidang Kegiatan:
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Rizka Auliana
b. NIM : 2915120175
c. Jurusan : Pendidikan Bahasa Jepang
d. Universitas : Universitas Negeri Jakarta
e. Alamat Rumah dan No. HP : 08524671243
f. Alamat email : takamiyaa@yahoo.co.id
4. Anggota Pelaksana : 2 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Eky Kusuma Hapsari, S.S.
b. NIP : 198205072005012002
b. Alamat Rumah dan No. HP : -

Jakarta, September 2012


Menyetujui,
Ketua Jurusan Pend. Bahasa Jepang Ketua Pelaksana Kegiatan

(Poppy Rahayu, M.Pd.) (Rizka Auliana)


NIP. 197103052005012001 NIM. 2915120175

Pembantu Rektor III Dosen Pendamping

(Dr. Fakhruddin Arbah, M.Pd.) (Eky Kusuma Hapsari, S.S.)


NIP. 19530201986021001 NIP. 198205072005012002 ii
ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Pertama-tama penulis ingin mengucapkan puji dan syukur kepada


Allah SWT yang telah memberikan berkah dan karunia-Nya kepada
penulis sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan.

Karya ilmiah ini berisi tentang penelitian yang dikhususkan pada


dampak televisi terhadap perilaku remaja. Karya ilmiah ini merupakan
pokok-pokok hasil penelitian yang telah dilakukan.

Penulis ingin berterima kasih kepada Eky Kusuma Hapsari, S.S.,


Poppy Rahayu, M.Pd., dan Dr. Fakhruddin Arbah, M.Pd. dari
Universitas Negeri Jakarta. Serta penulis berterima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penulisan karya ilmiah
ini.

Karena sesungguhnya yang sempurna hanyalah Allah SWT, maka


laporan penelitian ini pun mempunyai kekurangan dalam segala
prosesnya. Sehinga diharapkan adanya pemakluman dari siapa saja yang
membaca apabila terdapat kesalahan dalam penulisan. Kritik dan saran
pun penulis terima dengan keikhlasan. Hal ini diperlukan supaya di
masa yang akan datang menjadi batu loncatan untuk memperbaiki segala
kekurangan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, September 2012

Penulis

iii
ABSTRAK

Dampak Acara Televisi Terhadap Perilaku Remaja Oleh Rizka Auliana,


Lisda Ariyanti dan Iko Aulya Prabandari S. Saat ini, karakter para remaja
menjadi tumbuh dengan suatu nilai dari acara televisi yang akrab dengannya
sehari-hari. Lalu, a p a k a h a c a r a t e l e v i s i m e m p e n g a r u h i p e r i l a k u r e m a j a ?
Maka, karya ilmiah ini dibuat u n t u k m e n g e t a h u i s e b e r a p a b e s a r a c a r a
televisi mempengaruhi remaja dan faktor-faktor penyebabnya.

Dalam prosesnya, teori yang digunakan adalah Teori Kultivasi


yang meneliti efek jangka panjang televisi kepada khalayak. Metodenya
adalah Wawancara dan Observasi. Hasilnya adalah perilaku remaja saat
ini banyak terbentuk disebabkan oleh pengaruh acara televisi yang
sering mereka tonton serta berkaitan dengan faktor trend, perkembangan
dan genre acara tersebut. Kata kunci: Televisi, Remaja, Kultivasi.

iv
DAFTAR ISI

1. Halaman Judul i

2. Lembar Pengesahan ii

3. Kata Pengantar iii

4. Abstrak iv

5. Daftar Isi v

6. Daftar Tabel vi

7. Bab I Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan 1

8. Bab II Landasan Teori 2

2.1 Teori Tentang Televisi 2

2.2 Teori Tentang Perilaku Remaja 4

9. Bab III Metode Penelitian 5

10. Bab IV Pembahasan 6

11. Bab V Penutup 9

5.1 Kesimpulan 9

5.2 Saran 9

12. Daftar Pustaka 10

13. Lampiran 11

14. Biografi Penulis 15

v
Daftar Tabel

LETAK
NO. NAMA TABEL
HALAMAN

1.1 Hasil Wawancara 6

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Modernisasi adalah hal yang lazim kita temui di zaman ini.


Perkembangan dunia menjadi cepat seiring diciptakannya benda-benda
yang berfungsi untuk memudahkan kehidupan manusia. Hal yang paling
terasa cepat mungkin adalah perkembangan informasi dan teknologi. Di
Indonesia sendiri, perkembangan inilah yang signifikan mempengaruhi
kehidupan masyarakat. Lapisan masyarakat yang paling dipengaruhi
dalam hal ini adalah remaja.

Remaja adalah kelompok umur yang biasanya senang mencoba dan


mempelajari banyak hal di sekitar mereka. Hal ini menjadi sangat
terbantu dengan adanya sarana teknologi seperti televisi. Tetapi acara
di televisi memiliki sisi positif dan negatif. Hal ini bisa mempengaruhi
remaja, khususnya pada aspek emosi mereka yang belum stabil. Emosi
sendiri akhirnya akan berdampak kepada perilaku mereka sehari-hari.
Karakter para remaja menjadi tumbuh dengan suatu nilai dari acara
televisi yang akrab dengannya sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah acara televisi memengaruhi perilaku remaja?

2. Faktor apa yang membuat acara televisi berpengaruh bagi


perilaku remaja?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui seberapa besar acara televisi mempengaruhi


remaja dan faktor-faktor penyebabnya.

1.4 Manfaat

Memberikan pemahaman tentang dampak acara televisi kepada


kalangan remaja.

1
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Tentang Televisi

Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang


berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik
itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Kata "televisi"
merupakan gabungan dari kata tele (τῆλε, "jauh") dari bahasa
Yunani dan visio("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi
dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan
media visual/penglihatan.”

Acara
Terdapat berbagai cara untuk menyiarkan konten TV yang dapat
disiarkan untuk umum. Setelah diproduksi, langkah selanjutnya adalah
memasarkan dan menjualnya kepada pasar manapun yang ingin
membelinya. Hal ini secara tipikal terbagi dalam dua tingkatan:

1. Tayangan Pertama atau Tayangan Perdana — sebuah badan


produksi menghasilkan acara yang terdiri dari satu atau beberapa
episode yang kemudian ditayangkan dalam sebuah stasiun
atau jaringan televisi yang telah membayar untuk produksi itu
sendiri ataupun telah menerima lisensi acara tersebut dari
produser aslinya.
2. Sindikasi penyiaran  — istilah umum yang digunakan untuk
menggambarkan penggunaan acara selanjutnya (setelah tayangan
pertama). Hal ini tidak saja mengatur tayangan lanjutan di negara
yang sama (dengan tayang perdananya), tetapi juga penggunaan
internasional yang mungkin sudah tidak lagi diurus dan
berhubungan oleh produser aslinya. Pada umumnya, organisasi
lain (stasiun televisi ataupun individu) akan terikat dalam
melakukan sindikasi, dalam kata lain, mereka hanya dapat
menjual suatu acara ke suatu pasar secara legal dengan adanya
kontrak dengan pemegang hak cipta, pada umumnya adalah
produser.

Banyak para pakar memberikan pendapat tentang fungsi televisi


bagi kehidupan masyarakat. Menurut pakar komunikasi Harold D.
Laswell, televisi mempunyai tiga fungsi dimana setiap fungsi tidak
berdiri sendiri melainkan akan saling menunjang, yaitu:

2
a. Media massa bertindak sebagai pengamat lingkungan dan selalu
akan memberikan berbagai informasi atas hal-hal yang tidak dapat
terjangkau khalayak.

b. Media massa sebagai gate keeper artinya lebih menekankan kepada


pemilihan, penilaian, penafsiran tentang apa yang patut di
sampaikan kepada khalayak.

c. Media massa berfungsi sebagai jembatan tata nilai dan budaya dari
generasi satu ke generasi be rikutnya, atau dapat di katakan
sebagai media pendidikan.

Selain itu ada Teori kultivasi. Teori Kultivasi adalah teori sosial


yang meneliti efek jangka panjang dari  televisi pada khalayak. teori ini
merupakan salah satu teori komunikasimassa Dikembangkan
oleh George Gerbner dan Larry Gross dari University of Pennsylvania ,
teori kultivasi ini berasal dari beberapa proyek penelitian skala besar
berjudul 'Indikator Budaya'.

Teori Kultivasi dalam bentuk yang paling dasar menunjukkan


paparan bahwa sesungguhnya televisi dari waktu ke waktu, secara halus
"memupuk" persepsi pemirsa tentang kehidupan realitas. Teori ini dapat
memiliki dampak pada pemirsa TV, dan dampak tersebut akan
berdampak pula pada seluruh budaya kita. Gerbner dan Gross (1976)
mengatakan "televisi adalah media  sosialisasi kebanyakan orang
menjadi peran standar dan perilaku. Fungsinya adalah
satu, enkulturasi".

Lebih jauh dalam Teori Kultivasi dijelaskan bahwa pada dasarnya


ada tipe penonton televisi yang mempunyai  karakteristik masing-masing
berdasarkan intensitas waktu menonton. Hal ini mempengaruhi
penyerapan mereka akan suatu nilai di dalam televisi

1. Para pecandu/penonton  fanatik (heavy viewers) adalah mereka


yang menonton televisi lebih dari 4(empat) jam setiap harinya.
Kelompok penonton ini sering juga disebut sebagai khalayak “the
television type”

2. Penonton menengah (moderate viewers) yaiyu mereka yang


menonton 2-3 jam sehari.

3. Penonton biasa (light viewers), yaitu mereka yang menonton


televisi 2 jam atau kurang dalam setiap harinya

3
2.2 Teori Tentang Perilaku Remaja

  Definisi remaja menurut Stanley Hall, remaja (adolescene)


diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan
masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-
emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli
adalah antara 12 hingga 21 tahun.

Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang


dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:

1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.


2. Ketidakstabilan emosi.
3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan
petunjuk hidup.
4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab
pertentangan-pertentang dengan orang tua.
6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak
sanggup memenuhi semuanya.
7. Senang bereksperimentasi.
8. Senang bereksplorasi.
9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan
kegiatan berkelompok.
Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah
masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk
perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan
pencapaian. Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik,
namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi
psikis, fisiologis, dan sosial.

4
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini akan dirincikan sebagai berikut:

Jenis Penelitian:

Eksplanasi kualitatif. Menjelaskan apa dan mengapa dari suatu


masalah dengan data yang bersifat non-angka.

Teknik pengumpulan data:

Wawancara: Percakapan yang dilakukan untuk mendapat informasi


tertentu dari responden.

Observasi: Mengamati objek yang sedang diteliti.

Studi Pustaka:

Teknik pengambilan sampel:

Sampel Acak. Sampel yang diambil dari seseorang tanpa melihat


syarat tertentu.

Lokasi Penelitian:

SMAN 5 Depok, SMAN 78 Jakarta.

Teknik analisis data:

Analisis Kualitatif. Menjelaskan data dengan menggunakan


penyajian kalimat.

5
BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bagian ini, akan diuraikan hasil dari wawancara dan


observasi penulis. Penulis melakukan wawancara terhadap tujuh
responden remaja yang dipilih secara acak dan hasilnya cukup
beragam. Berikut akan disajikan tabel hasil wawancara.

Tabel 1.1
Hasil Wawancara

Waktu menonton
Pengaruh
(jam) Genre Dampak
No Terhadap
Hari Hari Acara Tontonan
Perilaku
Sekolah Libur

(+) Menghibur
1.Komedi
1 2-3 6 Berpengaruh (-) Jadi lupa
2.Berita belajar dan waktu

(+) Sarana
1.Berita
2 1-2 2 Tidak informasi
2.Olahraga
(+) menghibur
1.FTV
3 3 9 Berpengaruh (-) Lupa belajar
2.Komedi

1.Drama Tidak
4 3 6 Korea Berpengaruh memperhatikan
2.TalkShow
(-) kurang tidur,
1.Berita
5 2 2 Tidak malas
2.Olahraga
(-) Malas belajar
1.Film
(+) Informasi luas
6 4 7 2.FTV Berpengaruh
3.Komedi

7 5 9 Apa Saja Berpengaruh (-)MalasBelajar

6
4.1 Pengaruh Acara Televisi Terhadap Perilaku Remaja

Dari tabel yang disajikan di atas , lima responden menonton


televisi pada hari sekolah sebanyak 3-5 jam, sisanya 2 jam atau
kurang. Sedangkan pada hari libur, lima responden menonton
sebanyak 6 jam ke atas, sisanya tetap 2 jam atau kurang. Ini berarti,
lebih banyak yang tergolong ke dalam moderate viewers dan heavy
viewers.
Dalam teori Kultivasi, semakin tinggi tingkatan menonton, maka
semakin mudah ia percaya dengan apa yang ditayangkan. Moderate
viewers masih memiliki sedikit penyaring terhadap nilai-nilai yang
ditayangkan. Sedangkan heavy viewers bisa dikatakan hampir menyerap
seluruh hal yang ditayangkan di televisi.
Hal-hal yang diserap oleh otak dan dipengaruhi landasan
kepercayaan akan menyebabkan hal itu melekat dalam dirinya. Apalagi
remaja yang tingkat emosinya masih belum stabil dan terombang-ambing
akan jati diri yang ia cari. Dengan adanya penanaman nilai dari televisi,
mereka pun akan selalu teringat dengan nilai-nilai itu. Kemudian rasa
eksperimental remaja mendorong remaja mencoba segala sesuatu dari
nilai yang ia serap.

Selain itu, dampak dari menonton televisi pun menyebabkan


terbentuknya kebiasaan-kebiasaan tertentu. Dari para responden, yang
sering dialami adalah kebiasaan malas. Malas belajar dan berpikir
dikarenakan acara-acara televisi lebih menarik. Karakter malas sendiri
juga membentuk pribadi yang tidak memikirkan proses, tetapi hanya
hasil. Seperti apa yang dilihat pada para pelajar yang mencontek karena
malas.

4.2 Faktor-faktor dalam Televisi yang Memengaruhi Perilaku Remaja

Stasiun televisi yang menyiarkan program menyiarkan berbagai


tayangan setiap hari dan hampir setiap jam. Mereka pun bersaing untuk
mendapatkan pemirsa dengan menayangkan berbagai variasi acara yang
kini bisa kita pilih sesuka hati. Namun, acara televisi yang saat ini
banyak ditayangakan kurang mengandung unsur edukasi bagi remaja.

7
Meski begitu, para remaja masih menghabiskan waktu dengan
menonton televisi dalam waktu yang cukup lama seperti lima responden
yang diwawancarai. Ini membuktikan bahwa daripada sekadar dampak
buruk, mereka masih menganggap televisi menarik.

Lebih lanjut dalam hasil wawancara, televisi memengaruhi lima


responden penulis dalam beberapa hal. Penulis mendapatkan jawaban
bahwa bagi para responden, televisi sebagai sarana informasi adalah
cara mereka untuk tampil up-to-date. Caranya adalah dengan melakukan
hal seperti meniru gaya bicara dari public figure, meniru fashion, dan
sebagainya.

Bagi para remaja, trend adalah hal yang selalu hidup di sekitar
mereka. Mereka sendiri mencari jati diri dengan meniru berbagai hal
dan menjadikannya sebagai tampilan diri mereka di depan orang-orang.
Selain itu, ada kecenderungan mereka tampil lebih percaya diri ketika
bisa meniru sesuatu yang ada di televisi.

Selain itu, genre yang dipilih pun memiliki pengaruh tersendiri.


Misalnya, acara komedi di televisi. Sebagian, trend komedi di acara
televisi menampilkan kebiasaan memberi julukan dengan sesuatu yang
kurang baik. Maka, kebiasaan itu pun akan diikuti. Atau ketika memilih
genre FTV yang banyak menayangkan adegan orang tua tiri yang kejam.
Maka penonton seperti heavy viewers akan mudah berpikir bahwa orang
tua tiri pasti kejam. Lain halnya apabila kita melihat acara edukasi.
Acara edukasi tentu akan mencontohkan sesuatu yang baik sehingga
otomatis kita akan mencontoh hal yang sama.

8
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Perilaku remaja saat ini banyak terbentuk disebabkan oleh


pengaruh acara televisi yang mereka tonton dan intensitas waktu yang
mereka butuhkan. Semakin banyak waktu yang mereka habiskan dengan
televisi, maka mereka akan semakin mudah percaya dengan apa yang
terjadi di televisi dan menyerapnya. Dampak-dampaknya pun akan lebih
buruk ketika mereka salah menghabiskan waktu dengan menonton
televisi saja.

Faktor-faktor dalam televisi yang memengaruhi perilaku remaja


adalah trend, perkembangan masa kini, dan genre acara. Trend dan
perkembangan membentuk perilaku. Sedangkan genre membentuk
kebiasaan dan pemikiran.

5.2 Saran

Pembentukan karakter pada remaja adalah hal yang menentukan


kehidupan mereka seterusnya. Masa transisi yang ada harus
dimanfaatkan sebai-baiknya. Televisi sebagai sarana informasi dan
komunikasi pun perlu dicermati penggunaannya supaya tidak berdampak
buruk terhadap pembentukan perilaku.

9
DAFTAR PUSTAKA

Fagan, R. (2006). Counseling and Treating Adolescents with Alcohol and Other Substance
Use Problems and their Family. The Family Journal: Counseling therapy For Couples and
Families. Vol.14. No.4.326-333.

Hurlock, E.B. (1991). Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan (Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta : Penerbit Erlangga.

Gunarsa, S. D. (1989). PsikologiPperkembangan: Anak dan Remaja. Jakarta: BPK. Gunung


Mulia.

www.wikipedia.co.id

www.google.co.id

10
LAMPIRAN

Daftar Pertanyaan Wawancara

1. Seberapa sering anda menonton televisi dalam sehari-hari (jam)?

2. Apa genre acara yang sering anda tonton?

3. Kenapa anda memilih acara tersebut?

4. Apakah acara tersebut mempengaruhi perilaku anda dalam


kehidupan sehari-hari?

5. Apakah anda meniru sesuatu dari acara yang anda tonton?

6. Apa opini anda tentang acara yang anda tonton?

7. Apakah anda mengetahui dampak-dampak dari acara tontonan


anda?

8. Acara yg anda tonton lebih banyak mengandung dampak positif


atau negatif?

11
Jawaban Responden

Responden 1

1. 2-3 jam pas hari sekolah, libur 6 jam

2. Komedi dan berita

3. Seru, bisa menghibur

4. Sedikit

5. Meniru gaya bicara artisnya

6. Menghilangkan jenuh

7. (+) Menghibur

(-) Jadi lupa belajar dan lupa waktu

8. Positif

Responden 2

1. 1-2 jam, libur 2 jam

2. Berita, Olahraga

3. Menarik

4. Tidak

5. Tidak

6. Penyajian acaranya menarik

7. (+) informasi

8. Positif

Responden 3

1. 3 jam, libur 9 jam

2. FTV, Komedi.

3. Karena acaranya bisa menghibur

12
4. Berpengaruh

5. Meniru gaya artisnya

6. Menghibur dan lucu

7. (+) menghibur

(-) Lupa belajar

8. Positif

Responden 4

1. 3 jam, hari libur 6 jam

2. Drama Korea, Talk Show

3. Drama Korea bisa menghibur, Talk Show up to date

4. Berpengaruh

5. Fashion

6. Drama Korea ceritanya bagus

7. Tidak memperhatikan

8. Positif, meski merasa sedikit negatif

Responden 5

1. 2 jam, libur 2 jam

2. Berita, olahraga

3. Hiburan

4. Berpengaruh

5. Meniru gayanya

6. Seru

7. (-) kurang tidur, malas

8. Positif

13
Responden 6

1. 4 jam, libur 7 jam

2. Film, FTV, Komedi

3. Asyik, menarik.

4. Sedikit

5. Fashion

6. Tayangannya bagus

7. (-) Malas belajar

(+) Informasi luas

8. Seimbang

Responden 7

1. 5 jam, libur 9 jam

2. Apa saja

3. Suka menonton

4. Berpengaruh

5. Gaya bicara, fashion

6. Bagus dan menarik

7. Malas belajar

8. Positif

14
BIOGRAFI PENULIS

Rizka Auliana

Gadis kelahiran Depok, 6 April 1994 dan tinggal di Jl. Cagar Alam RT
04/01, Pancoran Mas, Depok. Riwayat pendidikannya adalah SDN Depok
Jaya 1, SMPN 2 Depok, lalu SMAN 5 Depok dan sedang menempuh
pendidikan S1 di Universitas Negeri Jakarta untuk jurusan Pendidikan
Bahasa Jepang.

Lisda Ariyanti

Gadis berikutnya yang juga anggota termuda dari kelompok ini, lahir di
Jakarta, 20 Desember 1994.

Iko Aulya Prabandari S.

Gadis yang akrab dipanggil Iko ini, lahir di Jakarta, 02 Desember 1994.
Ia bertempat tinggal di Jl. Bunga Raya 1 A2 No. 31, Tangerang.
Riwayat pendidikannya adalah lulusan SDIT Baidhaul Ahkam
Tangerang, SMPN 61 Jakarta dan SMAN 78 Jakarta. Sekarang sedang
menempuh pendidikan S1 di Universitas Negeri Jakarta untuk jurusan
Pendidikan Bahasa Jepang.

15

Anda mungkin juga menyukai