KOMUNIKASI EFEKTIF
PEMERINTAH KABUPATEN
PONOROGO
PUSKESMAS BONDRANG
2021
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas sebagai pemberi pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dituntut untuk pemberikan pelayanan yang
berkualitas yang menjamin keselamatan pasien (patient safety).
Komunikasi menjadi dasar untuk memastikan bahwa pasien
mendapatkan proses perawatan yang terbaik, menjelaskan tujuan
pengobatan dan mendiskusikan proses perawatan pasien dengan
professional lain yang terlibat. Komunikasi yang berlangsung
diPuskesmas seringkali terjadi dalam situasi yang tingkat stressnya
tinggi dan harus dilakukan segera, sehingga dalam pelaksanaan
proses komunikasi di Puskesmas diperlukan panduan cara
komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan
dapat dipahami penerima.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Panduan Komunikasi Efekif Puskesmas Bondrang disusun
guna memberikan panduan komunikasi yang efektif bagi
seluruh civitas puskesmas dan memberikan panduan bagi
pemberi layanan dalam memberikan pelayanan yang optimal
bagi pasien, keluarga pasien, pengunjung Puskesmas dan
masyarakat sekitar Puskesmas secara profesional. Selain itu,
panduan komunikasi efektif ini ditujukan untuk memberikan
gambaran dan panduan antar staf klinis dalam berkomunikasi
dalam memberikan pelayanan prima yang berfokus pada pasien
dengan mengutamakan keselamatan pasien(patient safety).
2. Tujuan Khusus
a. Memudahkan penyampaian dan penerimaan pesan dalam
lingkup pekerjaan antar staf non tenaga kesehatan dan antar
staf klinis (PPA) Puskesmas Bondrang.
b. Mengurangi angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) akibat
kesalahan dalam berkomunikasi
c. Menjamin pemberian pelayanan yang optimal dengan
berfokus pada keselamatan pasien(patient safety)
2
d. Menyebarluaskan informasi dan edukasi kesehatan untuk
pasien, keluarga pasien, pengunjung, masyarakat serta SDM
(Sumber Daya Manusia) Puskesmas Bondrang.
C. TEORI KOMUNIKASI
1. Proses komunikasi
Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti
sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan/komunikator,
pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima
pesan/komunikan dan tidak ada hambatan untuk hal itu
(Hardjana, 2003).
Unsur-unsur/elemen dalam komunikasi efektif :
b. Sumber/pemberi pesan/komunikator (dokter, perawat,
admission, Adm.Kasir, dll), adalah orang yang memberikan
pesan. Sumber (yang menyampaikan informasi) :
adalah orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada
penerima/komunikan. Hal-hal yang menjadi tanggung jawab
pengirim pesan adalah mengirim pesan dengan jelas,
memilih media yang sesuai, dan meminta kejelasan apakah
pesan tersebut sudah di terima dengan baik. (konsil
kedokteran Indonesia, hal.8).
Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai
materi, pengetahuannya luas dan dalam tentang informasi
yang disampaikan, cara berbicaranya jelas dan menjadi
pendengar yang baik saat dikonfirmasi oleh si penerima
pesan (komunikan).
c. Isi Pesan, adalah ide atau informasi yang disampaikan
kepada komunikan.
Panjang pendeknya, kelengkapannya perlu disesuaikan
dengan tujuan komunikasi, media penyampaian,
penerimanya.
d. Media/saluran pesan (Elektronik,Lisan,dan Tulisan) adalah
sarana komunikasi dari komunikator kepada komunikan.
Media berperan sebagai jalan atau saluran yang dilalui isi
pernyataan yang disampaikan pengirim atau umpan balik
yang disampaikan penerima.Pesan dapat berupa berita lisan,
3
tertulis, atau keduanya sekaligus.Pada kesempatan tertentu,
media dapat tidak digunakan oleh pengirim yaitu saat
komunikasi berlangsung atau tatap muka dengan efek yang
mungkin terjadi berupa perubahan sikap(konsil kedokteran
Indonesia, hal.8). Media yang dapat digunakan: melalui
telepon, menggunakan lembar lipat, buklet, VCD, (peraga)
e. Penerima pesan/komunikan (pasien, keluarga pasien,
perawat, dokter, Admission,Adm.) atau audience adalah
pihak/orang yang menerima pesan. Penerima pesan
berfungsi sebagai penerima berita.Dalam komunikasi, peran
pengirim dan penerima bergantian sepanjang
pembicaraan.Tanggung jawab penerima adalah
berkonsentrasi untuk menerima pesan dengan baik dan
memberikan umpan balik kepada pengirim.
f. Umpan balik sangat penting sehingga proses komunikasi
berlangsung dua arah. (konsil kedokteran Indonesia,
hal.8).Umpan Balik, adalah respon/tindakan dari komunikan
terhadap respon pesan yang diterimanya.
2. Sifat Komunikasi
Komunikasi itu bisa bersifat informasi (umum dan asuhan) dan
edukasi kesehatan yang berupa edukasi pelayanan promosi
kesehatan. Berdasarkan sifat komunikasi, komunikasi di
lingkungan Puskesmas Disi terdiri dari:
a. Informasi umum : penyebarluasan informasi tentang
pelaksanaan kegiatan di Puskesmas Disi (pemberitahuan
agenda kegiatan, rencana startegis organisasi, tata aturan
kerja, kebijakan dan lain – lain)
b. Informasi asuhan meliputi :Waktupelayanan, pelayanan yang
tersedia, SDM pemberi pelayanan, kualitas pelayanan, cara
mendapatkan pelayanan, jaminan kesehatan, pembiayaan
kesehatan, sumber alternatif mengenai asuhan dan
pelayanan yang diberikan ketika kebutuhan asuhan pasien
melebihi kemampuan Puskesmas (sumber rujukan).
c. Edukasi kesehatan (Pelayanan Promosi meliputi : Edukasi
tentang penyakit, edukasi tentang obat, edukasi tentang diet
dan nutrisi, edukasi tentang manajemen nyeri , edukasi
4
tentang penggunaan alat bantu kesehatan, edukasi tentang
rehabilitasi medic, edukasi tentang pemberian informed
consentdan lain – lain sesuai dengan kebutuhan pasien.
3. Proses komunikasi efektif
Untuk mendapatkan komunikasi efektif, dilakukan melalui
prinsip sebagai berikut:
a. Pemberi pesan secara lisanmemberikan pesan
b. Penerima pesan menuliskan secara lengkap isi pesan
tersebut
c. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh
penerima pesan
d. Pemberi pesan memverifikasi isi pesan kepada pemberi
penerima pesan
e. Penerima pesan mengklarifikasi ulang bila ada perbedaan
pesan dengan hasil verifikasi
Proses komunikasi efektif dengan prinsip: terima, catat,
verifikasi dan klarifikasi dapat digambarkan sebagai berikut:
5
D •• Delta (DELL-TAH)
E • Echo (ECK-OH)
F ••• Foxtrot (FOKS-TROT)
G • Golf (GOLF)
H •••• Hotel (HOH-TEL)
I •• India (IN-DEE-AH)
J • Julieet (JEW-LEE-ETT)
K • Kilo (KEY-LOH)
L ••• Lima (LEE-MAH)
M -- Mike (MIKE)
N • November (NO-VEM-BER)
O --- Oscar (OSS-CAH)
P •• Papa (PAH-PAH)
Q • Qaebec (KEH-BECK)
R •• Romeo (ROW-ME-OH)
S ••• Sieera (SEE-AIR-RAH)
T - Tango (TANG-GO)
U •• Uniform (YOU-NEE-FORM) of (OO-NEE-
FORM)
V ••• Victor (VIK-TAH)
W • Wishkey (WISS-KEY)
X •• Xray (ECKS-RAY)
Y • Yankee (YANG-KEY)
Z •• Zulu (ZOO-LOO)
1 • One (WUN)
2 •• Two (TOO)
3 ••• Three (TREE)
4 •••• Four (FOW-ER)
5 ••••• Five (FIFE)
6 •••• Six (SIX)
7 ••• Seven (SEV-EN)
8 •• Eight (AIT)
9 • Nine (NIN-ER)
0 ----- Zero (ZEE-RO)
6
BAB II RUANG LINGKUP
7
BAB III
TATALAKSANA KOMUNIKASI EFEKTIF
2. Apel
Apel pagi adalah apel yang dilaksananakan pada pagi hari
sebelum aktivitas kerja dimulai. Dilaksanakan pada hari
Senin jam 07.30 WIB dan diikuti oleh semua karyawan bagian
yang berisi penyampaian informasi mengenai kegiatan,
kebijakan, himbauan, instruksi yang berhubungan dengan
Puskesmas.
3. Radio Internal
Radio internal Puskesmas digunakan untuk memberikan
informasi dalam kondisi darurat (kode bahaya : code blue, code
red, code pink, code black, code green) maupun informasi /
pengumuman tertentu (tematik) yang di tujukan untuk
8
pengunjung Puskesmas, pasien dan penunggu pasien,
maupun karyawan Puskesmas.
4. Phone Internal
Tata cara menggunakan telepon lewat operator :
a. Siapkan nomor telepon yang akan dituju dan siapkan
inti/pokok pembicaraan
b. Angkat telepon dan tekan nomor kontak person yang akan
dihubungi
c. Bila terdengar nada sibuk tunggulah sebentar, kemudian
tekan kembali nomor kontak person yang akan dihubungi
d. Sampaikan maksud dan tujuan secara tepat dan jelas.
e. Selesai bicara ucapkan terima kasih dan letakkan gagang
telepon pada tempatnya secara perlahan dan benar
5. Surat Menyurat
a. Bentuk komunikasi dapat berupa surat edaran
pemberitahuan berhubungan dengan kebijakan dan
informasi baru terkait pelayanan dan juga kegiatan
Puskesmas. Surat edaran berisi kalimat yang tidak berbelit-
9
belit sehingga isi informasi dapat diterima dan dipahami
oleh penerima pesan dengan baik.
b. Surat menyurat, bentuk informasi surat menyurat
dilakukan antar staf kepada pimpinan Puskesmas ataupun
antar bagian Puskesmas terkait dengan permohonan
ataupun usulan kebutuhan di masing-masing unit.
6. E-mail
E-mail secara harfiah dapat didefinisikan sebagai metode
pengiriman, penerimaan, dan penyimpanan pesan melalui
sistem komunikasi elektronik berupa internet. E-mail di
gunakan sebagai komunikasi antara pimpinan dengan staf,
antar staf maupun dengan instansi lain sesuai dengan
kebutuhan. Alamat e-mail Puskesmas Bondrang adalah
puskesmasbondrang@yahoo.com
7. Web site
Website atau situs Puskesmas sebagai kumpulan halaman
yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau
gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari
semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang
membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait
dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan
halaman (hyperlink).
Fungsi WEB
a. Media Promosi : Sebagai media promosi utama maupun
penunjang promosi utama Puskesmas , website dapat berisi
informasi yang lebih lengkap daripada media promosi
offline seperti leaflet, brosur, koran atau majalah.
b. Media Pemasaran : website merupakan media pemasaran
yang cukup baik karena dibandingkan dengan leafet,
brosur, koran, majalah, TV, radio dan dapat beroperasi 24
jam serta dapat diakses darimana saja.
c. Media Informasi : bersifat global dapat diakses dari mana
saja selama dapat terhubung ke internet, sehingga dapat
menjangkau lebih luas daripada media informasi
10
konvensional seperti koran, majalah, radio atau televisi
yang bersifat lokal.
d. Media Komunikasi : dibangun untuk berkomunikasi seperti
forum yang dapat memberikan fasilitas fasilitas bagi para
anggotanya untuk saling berbagi informasi atau membantu
pemecahan masalah tertentu.
8. E-document
Yaitu aplikasi bantuan secara elektronik dalam menyimpan,
mencari, mendistribusikan dokumen. Contoh kegunaannya
adalah petugas pelayanan ingin memastikan SOP (standar
prosedur operasional) suatu layanan atau ingin melihat
kebijakannya, maka petugas tersebut tinggal melihat melalui
sistem tanpa harus bersentuhan dan mencari dokumen
fisiknya.
Dalam mengakses aplikasi e-dokumen menggunakan jaringan
google drive dapat dilakukan menggunakan browser yang ada
di komputer masing-masing dengan alamat………….. Untuk
mengakses aplikasi e-dokumen menggunakan jaringan internet
dapat dilakukan menggunakan handphone atau laptop anda
yang terhubung dengan internet kemudian mengakses website
Puskesmas Disi dengan alamat
http://puskesmasbondrang.co.id kemudian di bagian bawah
ada link atau tautan untuk menuju aplikasi e-dokumen.
11
Gateway. Pengelola komunikasi (admin) melaluiWhats App
Gateway dilakukan staf sub bagian Tata Usaha Puskesmas
10. Informasi Akurat Dan Tepat Waktu
Selain jalur komunikasi diatas, terdapat informasi yang harus
disampaikan secara akurat dan tepat waktu yaitu :
Komunikasi efektif yang mengharuskan pemberian informasi
yang akurat dan tepat waktu ke seluruh Puskesmas termasuk
dalam kondisi “urgent. Pemberian informasi yang akurat dan
tepat waktu adalah proses penyampaian informasi ke seluruh
area Puskesmas Bondrang meliputi informasi yang akurat dan
tepat waktu terkait kondisi kegawatdaruratan medis ataupun
non medis yang memerlukan penanganan segera secara cepat
dan tepat. Adapun tujuan dari informasi akurat dan tepat
waktu ini adalah untuk :
a. Tujuan Umum
Menjamin keselamatan pasien, keluarga pasien, pengunjung
dan SDM Puskesmas Bondrang dalam kondisi
kegawatdaruratan medis maupun non medis yang terjadi di
semua area Puskesmas Bondrang.
b. Tujuan Khusus
1) Menjamin keselamatan pasien, keluarga pasien,
pengunjung dan SDM Puskesmas Bondrang pada saat
terjadi kegawatdaruratan medis (henti jantung dan atau
henti nafas)
2) Menjamin keselamatan pasien, keluarga pasien,
pengunjung dan SDM Puskesmas Bondrang pada saat
terjadi kebakaran
3) Menjamin keselamatan pasien (ibu dan bayi) dan
keluarga pasien Puskesmas Bondrang dari resiko
penculikan bayi di area Puskesmas
4) Menjamin keselamatan pasien dan keluarga pasien
Puskesmas Bondrang dari resiko kejadian bencana
masal/infeksi atau radiasi di area Puskesmas
5) Menjamin keselamatan pasien dan keluarga pasien
Puskesmas Bondrang dari resiko kejadian ancaman bom
dan atau gangguan keamanan di area Puskesmas
12
6) Menjamin keselamatan pasien dan keluarga pasien
Puskesmas Bondrang dari resiko kejadian kerusakan
sarana dan prasarana Puskesmas
2) CODE RED
a) Pengertian
Suatu upaya untuk menanggulangi kebakaran yang
terjadi di Puskesmas
b) Tujuan
(1) Mencegah terjadinya bencana kebakaran
berdampak lebih luas
(2) Mencegah jatuhnya korban jiwa akibat kebakaran
(3) Mengamankan terbakarnya aset dan dokumen
penting Puskesmas
14
c) Tatacara aktivasi
(1) Petugas/karyawan ditempat terjadinya kebakaran
segera menekan/mengaktifkan alarm kebakaran
(alarm manual) sambil teriak minta bantuan “Code
Red” kepada rekan seruangan dan langsung
mengambil APAR & Helm warna Merah untuk
melakukan pemadaman.
(2) Secara simultan petugas/karyawan lainnya akan
menghubungi petugas PIN Satpam untuk
memberikan informasi lebih detail.
(3) Petugas PIN ( Satpam ) mengumumkan melalui
sistem suara sentral Puskesmas dengan menyebut
Code Red-Lokasi kejadian dan mengulang
sebanyak 3 (tiga) kali
(4) Tim Kode Merah/Code Red (Tim MFK) segera
menuju lokasi sambil membawa APAR untuk
membantu pemadaman dan mengamankan barang
barang dapat yang teraliri listrik.
Apabila api semakin membesar dan tidak terkendali
(1) Petugas Tim MFK segera mematikan aliran listrik
di bagian gedung yang terbakar.
(2) Petugas lainnya ditempat kejadian mengambil helm
warna biru, putih dan kuning untuk persiapan
sebagai koordinator evakuasi apabila dinyatakan
untuk evakuasi oleh koordinator pemadam api.
(3) Tim Kode Merah / Code Red segera persiapan
untuk penggunaan Hydrant.
(4) Jika hal ini terjadi pada jam kerja maka petugas
MFK berkoordinasi dengan kepala puskesmas
untuk menyatakan siaga bencana.
(5) Jika hal ini terjadi diluar jam kerja, maka penjaga
puskesmas menghubungi koordinator MFK,
selanjutnya coordinator MFK berkoordinasi dengan
kepala puskesmas untuk menyatakan siaga
bencana.
15
(6) Petugas penjaga puskesmas menghubungi
Pemadam Kebakaran dan BPBD Kabupaten
Ponorogo.
3) CODE PINK
a) Pengertian
Adalah kode untuk penanganan penculikan bayi/anak
b) Tujuan
Memberikan perlindungan keamanan bagi pasien dan
keluarga
c) Tatacara aktivasi
(1) Jika pegawai Puskesmas mengetahui atau
mencurigai adanya pasien bayi/anak yang hilang,
segera teriakkan kode pink
(2) Pegawai lain yang mendengar adanya code pink
segera menghubungi PSC dan melaporkan kode
pink di tempat kejadian
(3) Operator PSC akan mengumumkan code pink dan
mengaktifkan satuan petugas keamanan
(4) Satuan petugas keamanan yang bertugas di
ruangan/gedung tempat kejadian segera menutup
akses keluar masuk ruangan/gedung, memeriksa
semua pengunjung (termasuk staf Puskesmas)
yang akan keluar gedung terutama pengunjung
yang membawa tas besar atau menggunakan
jaket/mantel.
(5) Petugas ruangan akan mengecek semua area di
ruangan tersebut dan mengidentifikasi identitas
pasien bayi/anak yang hilang
(6) Satuan petugas pengamanan/penjaga puskesmas
menghubungi kepala puskesmas untuk meminta
persetujuan menghubungi Kepolisisan
(7) Satuan petugas pengamanan menghubungi
kepolisian
(8) Satuan petugas keamanan segera menuju ke lokasi
dan mengidentifikasi kejadian
16
(9) Keluarga di berikan ruangan yang tenang dan
senatiasa ditemani pegawai puskesmas.
4) CODE YELLOW
a) Pengertian
Suatu sistem dan upaya koordinasi dalam melakukan
pengendalian ancaman bahaya yang meliputi bencana
massal, tumpahan/paparan B3, wabah, dan
keracunan
b) Tujuan
Menciptakan sistem koordinasi terintegrasi dalam
melakukan setiap ancaman bahaya yang meliputi
bencana massal, tumpahan/paparan B3, wabah, dan
keracunan dengan baik dan tepat
c) Tata Cara Aktivasi :
Aktivasi Bencana Massal (K1)
(1) Petugas / saksi yang melihat insiden/kejadian
lapor dan telepon ke PSC Puskesmas Bondrang
bahwa telah terjadi bencana massal.
(2) Yang termasuk dimaksud bencana massal adalah
terjadi bencana/ kecelakaan / insiden yang
mengakibatkan timbulnya korban dalam jumlah
banyak didalam lingkungan Puskesmas
(3) Satpam mengumumkan melalui pengeras suara
dengan Kalimat Code Yellow/Kuning : K1;
Lokasi ............. yang diulang sebanyak 2 kali.
(4) Perawat yang berjaga segera menuju lokasi dengan
membawa peralatan untuk penanganan cedera
(5) Apabila jumlah korban melebihi kemampuan
penanganan perawat IGD, segera lapor kembali ke
PSC Puskesmas Bondrang dan menginformasikan
untuk pengaktifan level ”SIAGA”.
(6) Satpam mengumumkan kembali melalui pengeras
suara dengan Kalimat Code Yellow/Kuning : K1;
Lokasi ............. ;
’SIAGA ..... yang diulang sebanyak 2 kali.
17
Tingkatan level SIAGA :
(1) SIAGA I
Jumlah korban sampai dengan 25 orang;
Perawat jaga diruang lain yang berada didekat
lokasi kejadian segera datang membantu
dengan catatan tetap ada perawat jaga diruang;
(2) SIAGA II
Jumlah korban antara 25 s/d 50 orang;
Perawat yang berada diruang lain segera datang
memberikan bantuan ke lokasi kejadian;
5) CODE BLACK
a) Pengertian
Suatu sistem dan upaya penanggulangan untuk
menanggulangi timbulnya ancaman bom dan
gangguan keamanan di lingkungan Puskesmas
18
b) Tujuan
Menciptakan sistem koordinasi yang terintegrasi
dalam pengendalian dan penanganan setiap
kemungkinan adanya bahaya ancaman bom dan
gangguan keamanan yang dapat timbul di Puskesmas
dengan baik.
6) CODE GREEN
a) Pengertian : suatu sistem dan upaya koordinasi dalam
melakukan penanganan kejadian kerusakan sarana
prasarana Puskesmas
22
2. Komunikasi Efektif Perawat/Bidan Dan Pasien
Pelayanan Puskesmas tidak dapat dipisahkan dari peran
komunikasi. Petugas dan tenaga medis tidak dapat
melaksanakan tahapan-tahapan dalam proses pelayanan
kesehatan dengan baik tanpa kemampuan berkomunikasi
yang baik dengan pasien, teman, atasan dan pihak-pihak
lain. Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam
pelayanan keperawatan di Puskesmas dalam hubungan
perawat dan pasien adalah pertukaran informasi secara
verbal terutama pembicaraan dengan tatap muka. Dalam
setiap tahapan pelaksanaan proses keperawatan, perawat
selalu menggunakan komunikasi verbal. Pasien baru yang
masuk dalam perawatan rawat jalan perlu di berikan
informasi tentang ;
a. Informasi Pasien baru
Pasien di rawat jalan dan rawat darurat diberikan
menggunakan media informasi tertulis berupa leaflet,
banner, sarana elektronik serta pemberian informasi oleh
petugas di Puskesmas customer service, perawat, bidan)
perlu di berikan informasi tentang :
(1) Jenis pelayanan
(2) Jam buka pelayanan
(3) fasilitas ruangan
(4) dokter yang bertugas di Puskesmas
(5) hak dan kewajiban pasien
(6) tata tertib
(7) tata cara pengurusan administrasi
(8) terif pelayanan
(9) tatacara penyampaian aduan dan keluhan
(10) perlindungan barang milik pasien
(11) tatacara cuci tangan
(12) tatacara pembuangan sampah
(13) etika batuk efektif
23
Informasi diberikan dengan bahasa yang dapat di
mengerti dan di pahami pasien dan keluarga. Apabila
dibutuhkan, Puskesmas dapat menghubungi penerjemah
yang diperlukan. Informasi juga diberikan menggunakan
media seperti papan informasi, banner, leaflet dan media
elektronik.
24
Wawancara ini dilakukan oleh perawat untuk
mendapatkan informasi mengenai keluhan
pasien, riwayat kesehatan, perjalanan penyakit
dengan tujuan untuk mengetahui alasan
masalahnya. Wawancara ini memberikan
peluang kepada pasien untuk mengungkapkan
perasaan, mengenal dan mengetahu masa
lalunya. Wawancara terapeutik banyak
digunakan oleh professional kesehatan seperti
perawat, dokter, psikolog dan psikiater,
biasanya diterapkan pada pasien yang
mengalami gangguan psikologis.
(2) Pemeriksaan fisik
(3) Pemeriksaan diagnostik (laboratorium, radiologi,
dsb)
(4) Informasi/catatan dari tenaga medis lain dan dari
keluarga pasien. Kemampuan berkomunikasi
sangat berpengaruh pada kelengkapan data
pasien. Oleh karena itu, peningkatan komunikasi
seorang perawat perlu mendapatkan perhatian.
Dalam berkomunikasi perawat perlu
memperhatikan budaya yang berpengaruh pada
waktu dan tempat terjadinya komunikasi,
penggunaan bahasa, usia dan perkembangan
pasien.
25
3) Tahap Perencanaan
Pengembangan rencana tindakan keperawatan kepada
pasien diperlukan interaksi dan komunikasi dengan
pasien. Hal ini untuk menentukan alternatif rencana
keperawatan yang akan diterapkan. Misalnya, sebelum
memberikan makanan kepada pasien, perawat harus
terlebih dahulu mengetahui makanan yang sesuai bagi
pasien. Rencana tindakan yang dibuat oleh perawat
merupakan media komunikasi antar tenaga kesehatan
yang berkesinambungan sehingga pelayanan dapat
dilaksanakan secara teratur dan efektif. 4) Tahap
Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan realisasi dari
perencanaan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Aktifitas ini memerlukan ketrampilan dalam
berkomunikasi dengan pasien. Terdapat dua katergori
umum aktivitas perawat dalam berkomunikasi, yaitu
saat mendekati pasien untuk memenuhi kebutuhan
dan saat pasien mengalami masalah psikologis.
30
c. Tahap verifikasi (memastikan pasien/keluarga
mengerti/memahami materi edukasi yang diberikan) :
1) Apabila pasien dalam kondisi pasien baik dan dapat
menerima informasi dan edukasi, maka verifikasi yang
dilakukan adalah menanyakan kembali edukasi yang
telah diberikan.
Pertanyaannya adalah : “ Dari materi yang telah
disampaikan, kirakira apa yang Bapak atau Ibu bisa
pelajari?”
2) Apabila pasien mengalami keterbatasan fisik, maka
verifikasinya adalah dengan pihak keluarga dengan
pertanyaan yang sama “Dari materi yang telah
disampaikan, kira-kira apa yang Bapak atau Ibu bisa
pelajari?”
3) Apabila pasien mempunyai hambatan emosional
(marah dan depresi) maka verifikasinya adalah dengan
menanyakan kembali sejauh mana psien mengerti
tentang materi edukasi yang diberikan dan dipahami.
Proses pertanyaan ini bisa datang langsung ke kamar
pasien setelah pasien tenang.
4) Apabila pasien/keluarga telah memahami
informasi/edukasi yang disampaikan,maka tahap
pemebrian informasi/edukasi dapat dilakukan kembali
untuk menilai kebutuhan edukasi yang lainnya.
Apabila pasien/keluarga menyatakan belum paham
maka dilakukan re-edukasi kembali sampai
pasien/keluarga memahami edukasi yang diberikan.
Pemberian edukasi dilakukan oleh semua PPA yang
mempunyai telah memiliki kewenangan klinis. Edukasi yang
diberikan perawat sesuai kewenangan klinisnya adalah :
Perawat PK I :
1) Pemasangan gelang pasien
2) Informasi pasien baru
3) Penggunaan alat bantu kesehatan
4) Manajemen nyeri (ringan)
5) Perawatan luka derajat I
31
6) Resiko Jatuh
7) Keamanan tempat bermain
Perawat PK II :
(1) Persiapan pasien pulang, penanganan pasien pulang
(2) Perawatan luka derajat II
(3) Penggunaan alat bantu kesehatan
(4) Posisi menyusui
(5) Keterlibatan pasien dan keluarga dalam proses perawatan
Perawat PK III:
(1) Alat-alat yang digunakan diruangan khusus
(2) Luka derajat III
(3) IMD
(4) KMC
Perawat PK IV:
(1) Edukasi kolaborasi
(2) Luka derajat IV
C. Komunikasi Antar Tenaga Kesehatan Pemberi Asuhan
Dalam memberikan pelayanan di PUSKESMAS Kabupaten Disi
antar tenaga kesehatan pemberi asuhan(Professional Pemberi
Asuhan/PPA) melakukan komunikasi efektif untuk
menyampaikan informasi, berupa :
1. Informasi Asuhan Pasien
Komunikasi efektif antar staf klinis pada saat bekerja shift
dan antar shift dalam rangka penyampaian informasi asuhan
pasien dan hasil asuhan berupa :
a. Status kesehatan pasien (CPPT/Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi)
Profesional Pemberi Asuhan/PPA (Dokter, apoteker,
perawat, rehabilitasi medic, psikolog klinis dan ahli gizi)
mendokumentasikan asuhan pasien dalam form CPPT.
1) SOAP
di lakukan oleh dokter, perawat, apoteker, rehabilitasi
medic dan psikolog klinik. Subyek (S) berisis keluhan
32
pasien, Obyektif (O) berisis data obyektif yang di
temukan pada pasien, Analisis atau Diagnosa (A) untuk
perawat didisi masalah pasien teratasi, belum teratasi,
teratasi sebagian atau tidak teratasi dan
Perencanaan/Planning (P) berisi rencana medis pasien
dan program selanjutnya.
2) ADIME
Ahli gizi mendokumentasikan hasil asuhannya dalam
Asesmen (A) berisi mengenai pengkajian gizi, Diagnosa
gizi (D) berisi diagnose gizi, domain asuhan, klinis
perilaku dan lingkungan, Intervensi (I) berisi
perencanaan intervensi dan implementasi, Monitoring
(M) berisi kegiatan monitoring perkembangan gizi dan
Evaluasi hasil
(E).
34
6) Tuliskan hasil konsultasi ke dalam form catatan
perkembangan terintegrasi (write down), kemudian
lakukan konfirmasi dengan membaca kembali/mengulang
intruksi tersebut (read back), untuk nama obat LASA
(Look Alike Sound Alike) dan obat High Alert harus dieja
huruf demi huruf dengan menggunakan NATO PHONETIC
ALPHABET.
7) Dokumentasikan pesan melalui telepon dengan
membubuhkan Cap Konfirmasi TBAK (Tulis Baca
Konfirmasi Kembali) ke dalam catatan perkembangan
terintegrasi di rekam medis.
8) Lakukan konfirmasi kembali kebenaran isi perintah
dengan cara mintakan tanda tangan dokter pemberi
pesan/perintah pada cap Konfirmasi READ BACK/TBAK
dalam waktu 24 jam, apabila hari libur maka tanda
tangan konfirmasi oleh dokter pemberi pesan/perintah
dilakukan pada hari kerja berikutnya.
2. Spanduk/banner
Spanduk/banner merupakan salah satu mediakomunikasi
yang di gunakan baik di lingkungan Puskesmas maupun diluar
lingkungan Puskesmas. Spanduk memuat informasi tertentu
35
(tematik) yang di sampaikan secara singkat, jelas dan bersifat
informatif dengan tampilan yang menarik dan mudan diakses
(di baca) oleh masyarakat umum.
3. Poster dipakai untuk memuat informasi-informasi yang lebih
lengkap dan informatif, dipasang di tempat strategis (area
pelayanan medis/non medis, ruang tunggu, selasar Puskesmas
dan fasilitas umum Puskesmas)
4. Running text
Running text digunakan untuk pemberian informasi kepada
pasien/customer, pengunjung Puskesmas (masyarakat) dengan
kalimat yang singkat namun mudahdipahami.
5. Media Sosial
Puskesmas melakukan komunikasi dengan masyarakat luas
dengan menggunakan media sosial : seperti email, facebook,
website, instagram dan media massa online (warta kota). Selain
untuk menyampaikan informasi, media sosial juga digunakan
untuk memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan upaya promotif
dan preventif serta ajakan untuk menerapkan pola hidup
sehat.
36
7. Public Hearing
Penyelenggaraan public hearingdigunakan sebagai media
komunikasi secara langsung antara Puskesmas dengan
masyarakat, LSM, komunitas, faskes Tk 1 & 2, instansi lain
dan institusi pendidikan. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan
untuk memberikan informasi – informasi penting terkait
layanan kesehatan, standar pelayanan public maupun
informasi edukasi kesehatan.
8. Seminar/workshop
Seminar / workshop di lakukan di dalam maupun di luar
Puskesmas bekerjasama dengan organisasi profesi maupun
diselenggarakan sendiri oleh Puskesmas dengan berbagai tema
kesehatan.
37
BAB IV
PENDOKUMENTASIAN
38
BAB V PENUTUP
39