KOMUNIKASI EFEKTIF
PEMERINTAH KABUPATEN
DISI
PUSKESMAS DISI
2021
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas sebagai pemberi pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dituntut untuk pemberikan pelayanan yang
berkualitas yang menjamin keselamatan pasien (patient safety).
Komunikasi menjadi dasar untuk memastikan bahwa pasien
mendapatkan proses perawatan yang terbaik, menjelaskan tujuan
pengobatan dan mendiskusikan proses perawatan pasien dengan
professional lain yang terlibat. Komunikasi yang berlangsung
diPuskesmas seringkali terjadi dalam situasi yang tingkat stressnya
tinggi dan harus dilakukan segera, sehingga dalam pelaksanaan
proses komunikasi di Puskesmas diperlukan panduan cara
komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan
dapat dipahami penerima.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Panduan Komunikasi Efekif Puskesmas Disi disusun guna
memberikan panduan komunikasi yang efektif bagi seluruh
civitas hospitalia dan memberikan panduan bagi pemberi
layanan dalam memberikan pelayanan yang optimal bagi
pasien, keluarga pasien, pengunjung Puskesmas dan
masyarakat sekitar Puskesmas secara profesional. Selain itu,
panduan komunikasi efektif ini ditujukan untuk memberikan
gambaran dan panduan antar staf klinis dalam berkomunikasi
dalam memberikan pelayanan prima yang berfokus pada pasien
dengan mengutamakan keselamatan pasien(patient safety).
2. Tujuan Khusus
a. Memudahkan penyampaian dan penerimaan pesan dalam
lingkup pekerjaan antar staf non tenaga kesehatan dan antar
staf klinis (PPA)
Puskesmas Disi
b. Mengurangi angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) akibat
kesalahan dalam berkomunikasi
c. Menjamin pemberian pelayanan yang optimal dengan
berfokus pada keselamatan pasien(patient safety)
2
d. Menyebarluaskan informasi dan edukasi kesehatan untuk
pasien, keluarga pasien, pengunjung, masyarakat serta SDM
(Sumber Daya Manusia) Puskesmas Disi.
C. TEORI KOMUNIKASI
1. Proses komunikasi
Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti
sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan/komunikator,
pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima
pesan/komunikan dan tidak ada hambatan untuk hal itu
(Hardjana, 2003).
Unsur-unsur/elemen dalam komunikasi efektif :
b. Sumber/pemberipesan/
komunikator(dokter,perawat,admission,Adm.Kasir,dll),
adalah orang yang memberikan pesan.Sumber (yang
menyampaikan informasi) :
adalah orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada
penerima/komunikan. Hal-hal yang menjadi tanggung jawab
pengirim pesan adalah mengirim pesan dengan jelas,
memilih media yang sesuai, dan meminta kejelasan apakah
pesan tersebut sudah di terima dengan baik. (konsil
kedokteran Indonesia, hal.8).
Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai
materi, pengetahuannya luas dan dalam tentang informasi
yang disampaikan, cara berbicaranya jelas dan menjadi
pendengar yang baik saat dikonfirmasi oleh si penerima
pesan (komunikan).
c. Isi Pesan, adalah ide atau informasi yang disampaikan
kepada komunikan.
Panjang pendeknya, kelengkapannya perlu disesuaikan
dengan tujuan komunikasi, media penyampaian,
penerimanya.
d. Media/saluran pesan (Elektronik,Lisan,dan Tulisan) adalah
sarana komunikasi dari komunikator kepada komunikan.
Media berperan sebagai jalan atau saluran yang dilalui isi
pernyataan yang disampaikan pengirim atau umpan balik
yang disampaikan penerima.Pesan dapat berupa berita lisan,
3
tertulis, atau keduanya sekaligus.Pada kesempatan tertentu,
media dapat tidak digunakan oleh pengirim yaitu saat
komunikasi berlangsung atau tatap muka dengan efek yang
mungkin terjadi berupa perubahan sikap(konsil kedokteran
Indonesia, hal.8). Media yang dapat digunakan: melalui
telepon, menggunakan lembar lipat, buklet, VCD, (peraga)
e. Penerima pesan/komunikan (pasien, keluarga pasien,
perawat, dokter, Admission,Adm.) atau audience adalah
pihak/orang yang menerima pesan. Penerima pesan
berfungsi sebagai penerima berita.Dalam komunikasi, peran
pengirim dan penerima bergantian sepanjang
pembicaraan.Tanggung jawab penerima adalah
berkonsentrasi untuk menerima pesan dengan baik dan
memberikan umpan balik kepada pengirim.
f. Umpan balik sangat penting sehingga proses komunikasi
berlangsung dua arah. (konsil kedokteran Indonesia,
hal.8).Umpan Balik, adalah respon/tindakan dari komunikan
terhadap respon pesan yang diterimanya.
2. Sifat Komunikasi
Komunikasi itu bisa bersifat informasi (umum dan asuhan) dan
edukasi kesehatan yang berupa edukasi pelayanan promosi
kesehatan. Berdasarkan sifat komunikasi, komunikasi di
lingkungan Puskesmas Disi terdiri dari:
a. Informasi umum : penyebarluasan informasi tentang
pelaksanaan kegiatan di Puskesmas Disi (pemberitahuan
agenda kegiatan, rencana startegis organisasi, tata aturan
kerja, kebijakan dan lain – lain)
b. Informasi asuhan meliputi :Waktupelayanan, pelayanan yang
tersedia, SDM pemberi pelayanan, kualitas pelayanan, cara
mendapatkan pelayanan, jaminan kesehatan, pembiayaan
kesehatan, sumber alternatif mengenai asuhan dan
pelayanan yang diberikan ketika kebutuhan asuhan pasien
melebihi kemampuan Puskesmas (sumber rujukan).
c. Edukasi kesehatan (Pelayanan Promosi meliputi : Edukasi
tentang penyakit, edukasi tentang obat, edukasi tentang diet
dan nutrisi, edukasi tentang manajemen nyeri , edukasi
4
tentang penggunaan alat bantu kesehatan, edukasi tentang
rehabilitasi medic, edukasi tentang pemberian informed
consentdan lain – lain sesuai dengan kebutuhan pasien.
3. Proses komunikasi efektif
Untuk mendapatkan komunikasi efektif, dilakukan melalui
prinsip sebagai berikut:
a. Pemberi pesan secara lisanmemberikan pesan
b. Penerima pesan menuliskan secara lengkap isi pesan
tersebut
c. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh
penerima pesan
d. Pemberi pesan memverifikasi isi pesan kepada pemberi
penerima pesan
e. Penerima pesan mengklarifikasi ulang bila ada perbedaan
pesan dengan hasil verifikasi
Proses komunikasi efektif dengan prinsip: terima, catat,
verifikasi dan klarifikasi dapat digambarkan sebagai berikut:
5
D •• Delta (DELL-TAH)
E • Echo (ECK-OH)
F ••• Foxtrot (FOKS-TROT)
G • Golf (GOLF)
H •••• Hotel (HOH-TEL)
I •• India (IN-DEE-AH)
J • Julieet (JEW-LEE-ETT)
K • Kilo (KEY-LOH)
L ••• Lima (LEE-MAH)
M -- Mike (MIKE)
N • November (NO-VEM-BER)
O --- Oscar (OSS-CAH)
P •• Papa (PAH-PAH)
Q • Qaebec (KEH-BECK)
R •• Romeo (ROW-ME-OH)
S ••• Sieera (SEE-AIR-RAH)
T - Tango (TANG-GO)
U •• Uniform (YOU-NEE-FORM) of (OO-
NEE-
FORM)
V ••• Victor (VIK-TAH)
W • Wishkey (WISS-KEY)
X •• Xray (ECKS-RAY)
Y • Yankee (YANG-KEY)
Z •• Zulu (ZOO-LOO)
1 • One (WUN)
2 •• Two (TOO)
3 ••• Three (TREE)
4 •••• Four (FOW-ER)
5 ••••• Five (FIFE)
6 •••• Six (SIX)
7 ••• Seven (SEV-EN)
8 •• Eight (AIT)
9 • Nine (NIN-ER)
0 ----- Zero (ZEE-RO)
6
BAB II RUANG LINGKUP
7
BAB III
TATALAKSANA KOMUNIKASI EFEKTIF
3. Rapat linprog
2. Apel
Apel pagi adalah apel yang dilaksananakan pada pagi hari
sebelum aktivitas kerja dimulai. Dilaksanakan pada hari
Senin jam 07.30 WIB dan diikuti oleh semua karyawan bagian
yang berisi penyampaian informasi mengenai kegiatan,
kebijakan, himbauan, instruksi yang berhubungan dengan
Puskesmas.
3. Radio Internal
Radio internal Puskesmas digunakan untuk memberikan
informasi dalam kondisi darurat (kode bahaya : code blue, code
red, code pink, code black, code green) maupun informasi /
8
pengumuman tertentu (tematik) yang di tujukan untuk
pengunjung Puskesmas, pasien dan penunggu pasien,
maupun karyawan Puskesmas.
4. Phone Internal
Tata cara menggunakan telepon lewat operator :
a. Siapkan nomor telepon yang akan dituju dan siapkan
inti/pokok pembicaraan
b. Angkat gagang telepon dan tekan nomor operator 777
c. Bila terdengar nada sibuk tunggulah sebentar,kemudian
tekan kembali
777
d. Setelah tersambung operator sampaikan dari unit mana /
nama serta maksud dan tujuan dengan memberikan nomor
telepon yang akan dituju.
e. Petugas operator menyambungkan nomor sesuai
permintaan.
f. Setelah tersambung ucapkan salam, identitas dan unit kerja
dan disampaikan ”Mohon tunggu sebentar”
g. Kemudian telepon di flash-kan ke unit peminta.
h. Sampaikan maksud dan tujuan secara tepat dan jelas.
i. Jika yang dihubungi tidak ada di tempat tinggalkan pesan
( untuk siapa dari siapa dan keperluannya).
j. Selesai bicara ucapkan terima kasih dan letakkan gagang
telepon pada tempatnya secara perlahan dan benar
9
c. Selanjutnya petugas menyambungkan extention yang
dimaksud/dituju.
d. Harus ramah dan sopan dalam setiap menerima telepon
e. Setelah tersambung letakkan kembali gagang telepon seperi
semula.
5. Surat Menyurat
a. Bentuk komunikasi dapat berupa surat edaran
pemberitahuan berhubungan dengan kebijakan dan
informasi baru terkait pelayanan dan juga kegiatan
Puskesmas. Surat edaran berisi kalimat yang tidak berbelit-
belit sehingga isi informasi dapat diterima dan dipahami
oleh penerima pesan dengan baik.
b. Surat menyurat, bentuk informasi surat menyurat
dilakukan antar staf kepada pimpinan Puskesmas ataupun
antar bagian Puskesmas terkait dengan permohonan
ataupun usulan kebutuhan di masing-masing unit.
6. Fax
Mesin faks adalah peralatan komunikasi yang digunakan
untuk mengirimkan dokumen dengan menggunakan suatu
perangkat yang mampu beroperasi melalui jaringan telepon
dengan hasil yang serupa dengan aslinya.
Cara penggunaan mesin fax :
a. Pengirim memasukkan dokumen yang hendak dikirim ke
bagian feeder mesin faks dan selanjutnya menekan nomor
telepon mesin faks yang dituju.
b. Ketika koneksi telah terjadi dengan mesin faks tujuan,
maka mesin faks akan melakukan scanning dengan
membaca area yang sangat kecil pada dokumen tersebut.
c. Mesin faks tersebut akan mengubahnya menjadi suatu
sinyal listrik untuk kemudian menerjemahkan daerah yang
dibaca sebagai daerah gelap atau terang dengan
menandainya “0” untuk gelap dan “1” untuk terang. Sinyal
listrik tersebut lalu ditransmisikan melewati saluran
telepon dan menuju mesin penerima faks. Mesin penerima
10
tersebut kemudian menangkap dan mengartikan sinyal
listrik untuk membuat suatu dokumen yang persis sama
dengan aslinya dan kemudian mencetaknya.
d. Alamat fax Puskesmas Disi adalah :
7. E-mail
E-mail secara harfiah dapat didefenisikan sebagai metode
pengiriman, penerimaan, dan penyimpanan pesan melalui
sistem komunikasi elektronik berupa internet. E-mail di
gunakan sebagai komunikasi antara pimpinan dengan staf,
antar staf maupun dengan instansi lain sesuai dengan
kebutuhan. Alamat e-mail Puskesmas Disi
8. Web site
Website atau situs Puskesmas sebagai kumpulan halaman
yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau
gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari
semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang
membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait
dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan
halaman (hyperlink).
Fungsi WEB
a. Media Promosi : Sebagai media promosi utama maupun
penunjang promosi utama Puskesmas , website dapat berisi
informasi yang lebih lengkap daripada media promosi
offline seperti leaflet, brosur, koran atau majalah.
b. Media Pemasaran : website merupakan media pemasaran
yang cukup baik karena dibandingkan dengan leafet,
brosur, koran, majalah, TV, radio dan dapat beroperasi 24
jam serta dapat diakses darimana saja.
c. Media Informasi : bersifat global dapat diakses dari mana
saja selama dapat terhubung ke internet, sehingga dapat
menjangkau lebih luas daripada media informasi
konvensional seperti koran, majalah, radio atau televisi
yang bersifat lokal.
11
d. Media Komunikasi : dibangun untuk berkomunikasi seperti
forum yang dapat memberikan fasilitas fasilitas bagi para
anggotanya untuk saling berbagi informasi atau membantu
pemecahan masalah tertentu.
9. E-document
Yaitu aplikasi bantuan secara elektronik dalam menyimpan,
mencari, mendistribusikan dokumen. Contoh kegunaannya
adalah petugas pelayanan ingin memastikan SOP (standar
prosedur operasional) suatu layanan atau ingin melihat
kebijakannya, maka petugas tersebut tinggal melihat melalui
sistem tanpa harus bersentuhan dan mencari dokumen
fisiknya.
Dalam mengakses aplikasi e-dokumen menggunakan jaringan
SIM RS dapat dilakukan menggunakan browser yang ada di
komputer masing-masing dengan alamat, WIFI (........) Untuk
mengakses aplikasi edokumen menggunakan jaringan internet
dapat dilakukan menggunakan handphone atau laptop anda
yang terhubung dengan internet kemudian mengakses website
Puskesmas Disi dengan alamat (........) kemudian di bagian
bawah ada link atau tautan untuk menuju aplikasi e-dokumen.
10. E-Office
Aplikasi surat menyurat dan pengelolaan nota dinas secara
elektronik. Termasuk juga di dalamnya adalah surat biasa,
surat undangan dan surat edaran. Semuanya dalam e-office
tersebut sudah tercakup baik itu proses pembuatan,
pengiriman dan pengarsipan.
b. Tujuan Khusus
1) Menjamin keselamatan pasien, keluarga pasien,
pengunjung dan SDM Puskesmas Disi pada saat terjadi
kegawatdaruratan medis (henti jantung dan atau henti
nafas)
2) Menjamin keselamatan pasien, keluarga pasien,
pengunjung dan SDM Puskesmas Disi pada saat terjadi
kebakaran
3) Menjamin keselamatan pasien (ibu dan bayi) dan
keluarga pasien Puskesmas Disi dari resiko penculikan
bayi di area Puskesmas
13
4) Menjamin keselamatan pasien dan keluarga pasien
Puskesmas Disi dari resiko kejadian bencana
masal/infeksi atau radiasi di area Puskesmas
5) Menjamin keselamatan pasien dan keluarga pasien
Puskesmas Disi dari resiko kejadian ancaman bom dan
atau gangguan keamanan di area Puskesmas
6) Menjamin keselamatan pasien dan keluarga pasien
Puskesmas Disi dari resiko kejadian kerusakan
sarana dan prasarana Puskesmas
(b) Tujuan
Menciptakan sistem koordinasi terintegrasi dalam
penanganan kegawatdaruratan dengan cepat dan
tepat serta menjamin pemberian Bantuan Hidup
Dasar (BHD) dan Bantuan Hidup Lanjut (BHL) secara
tepat dan tepat.
14
§ Cek respon korban dengan melihat ada tidaknya
pergerakan dada (Look), adakah suara nafas
korban
(listen), dan apakah teraba nadi carotis (feel)
(3) Jika teridentifikasi henti jantung dan atau henti
nafas segera mengaktifkan sistem code blue
dengan mengaktifkan sistem call center (meminta
bantuan/Tolong) di nomor ektensi 501.
Contoh : “mohon perhatian kepada Tim Code Blue
Sekunder: Panggilan code blue parkir timur,
panggilan code blue parkir timur, panggilan code
blue parkir timur”
Pemberian informasi tersebut diulangi sampai 3 kali
tanpa ada jeda waktu.
(4) Sambil menunggu tim sekunder datang, tim primer
segera melakukan compresi jantuing luar dan
membebaskan jalan nafas korban.
(5) Lakukan kompresi jantung luar dan nafas buatan
dengan ratio
30:2 (30 kali kompresi jantung luar : 2 kali nafas
buatan)
(6) Perhatikan kecepatan kompresi minimal 100
kali/menit
(7) Lakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) sampai
denagn 5 siklus dan segera lakukan evaluasi
apakah sudah ada nadi/nafas
(8) Jika sudah ada nadi dan nafas korban, posisikan
korban dalam posisi recovery
(9) Jika masih belum ada nadi/nafas lakukan BHD
kembali atau sampai dengan tim sekunder
datangRespon time tim
sekunder tidak boleh lebih dari 5 menit
c) Tatacara aktivasi
(1) Petugas/karyawan ditempat terjadinya kebakaran
segera menekan/mengaktifkan alarm kebakaran
(alarm manual) sambil teriak minta bantuan “Code
Red” kepada rekan seruangan untuk telepon 501
dan langsung mengambil APAR & Helm warna
Merah untuk melakukan pemadaman. Khusus
area Grha Azalea petugas/karyawan tidak perlu
menekan alarm karena bangunan sudah dilengkapi
dengan sistem detektor yang akan mengaktifkan
alarm secara otomatis.
(2) Secara simultan petugas/karyawan lainnya akan
menghubungi petugas PIN Satpam untuk
memberikan informasi lebih detail.
(3) Petugas PIN ( Satpam ) mengumumkan melalui
sistem suara sentral Puskesmas dengan menyebut
Code Red-Lokasi kejadian dan mengulang
sebanyak 3 (tiga) kali
(4) Tim Kode Merah/Code Red (Satpam, Tim MFK)
segera menuju lokasi sambil membawa APAR
untuk membantu pemadaman dan mengamankan
barang barang dapat yang teraliri listrik.
3) CODE PINK
a) Pengertian
Adalah kode untuk penanganan penculikan bayi/anak
b) Tujuan
Memberikan perlindungan keamanan bagi pasien dan
keluarga
c) Tatacara aktivasi
(1) Jika pegawai Puskesmas mengetahui atau
mencurigai adanya pasien bayi/anak yang hilang,
segera teriakkan kode pink
(2) Pegawai lain yang mendengar adanya code pink
segera menghubungi nomor telepon “501” dan
melaporkan kode pink di tempat kejadian
(3) Operator 501 akan mengumumkan code pink dan
mengaktifkan satuan petugas keamanan
(4) Satuan petugas keamanan yang bertugas di
ruangan/gedung tempat kejadian segera menutup
akses keluar masuk ruangan/gedung, memeriksa
17
semua pengunjung (termasuk staf RS) yang akan
keluar gedung terutama pengunjung yang
membawa tas besar atau menggunakan
jaket/mantel
(5) Petugas ruangan akan mengecek semua are adi
ruangan tersebut dan mengidentifikasi identitas
pasien bayi/anak yang hilang
(6) Satuan petugas pengamanan menghubungi Wakil
Direktur Umum dan Keuangan untuk meminta
persetujuan
menghubungi Kepolisisan
(7) Satuan petugas pengamanan menghubungi
kepolisian
(8) Satuan petugas keamanan segera menuju ke lokasi
dan mengidentifikasi kejadian
(9) Keluarga di berikan ruangan yang tenang dan
senatiasa ditemani pegawai RS
4) CODE YELLOW
a) Pengertian
Suatu sistem dan upaya koordinasi dalam melakukan
pengendalian ancaman bahaya yang meliputi bencana
massal, tumpahan/paparan B3, wabah, dan
keracunan
b) Tujuan
Menciptakan sistem koordinasi terintegrasi dalam
melakukan setiap ancaman bahaya yang meliputi
bencana massal, tumpahan/paparan B3, wabah, dan
keracunan dengan baik dan tepat
c) Tata Cara Aktivasi :
Aktivasi Bencana Massal (K1)
(1) Petugas / saksi yang melihat insiden/kejadian
lapor dan
telepon ke satpam (501) bahwa telah terjadi
bencana massal.
18
(2) Yang termasuk dimaksud bencana massal adalah
terjadi bencana/ kecelakaan / insiden yang
mengakibatkan timbulnya korban dalam jumlah
banyak didalam lingkungan Puskesmas
(3) Satpam mengumumkan melalui pengeras suara
dengan Kalimat Code Yellow/Kuning : K1;
Lokasi ............. yang diulang sebanyak 2 kali.
(4) Perawat IGD yang berjaga segera menuju lokasi
dengan membawa peralatan untuk penanganan
cedera
(5) Apabila jumlah korban melebihi kemampuan
penanganan perawat IGD, segera lapor kembali ke
satpam 501 dan menginformasikan untuk
pengaktifan level ”SIAGA”.
(6) Satpam mengumumkan kembali melalui pengeras
suara dengan Kalimat Code Yellow/Kuning : K1;
Lokasi ............. ;
’SIAGA ..... yang diulang sebanyak 2 kali.
Tingkatan level SIAGA :
(1) SIAGA I
Jumlah korban sampai dengan 25 orang;
Perawat jaga diruang lain yang berada didekat
lokasi kejadian segera datang membantu
dengan catatan tetap ada perawat jaga diruang;
(2) SIAGA II
Jumlah korban antara 25 s/d 50 orang;
Perawat yang berada diruang lain segera datang
memberikan bantuan ke lokasi kejadian;
19
(2) Satpam mengumumkan melalui pengeras suara
dengan Kalimat Code Yellow/Kuning : K2 ;
Lokasi ............. yang diulang sebanyak 2 kali.
(3) Unit Pelaksana K3 dengan perawat IGD segera ke
lokasi.
(4) Apabila ditemukan korban yang terpapar B3,
segera evakuasi dan lakukan prosedur
dekontaminasi pada ruang dekontaminasi IGD
atau ruang dekontaminasi terdekat (bila ada).
(5) Area lokasi Tumpahan B3 dilakukan pembersihan
menggunakan spill kit yang tersedia oleh petugas
yang sudah terlatih.
(6) Catat insiden/kejadian dalam formulir yang
tersedia
5) CODE BLACK
a) Pengertian
Suatu sistem dan upaya penanggulangan untuk
menanggulangi timbulnya ancaman bom dan
gangguan keamanan di lingkungan Puskesmas
b) Tujuan
Menciptakan sistem koordinasi yang terintegrasi
dalam pengendalian dan penanganan setiap
kemungkinan adanya bahaya ancaman bom dan
gangguan keamanan yang dapat timbul di Puskesmas
dengan baik.
20
kendaraan yang lewat, suara anak-anak, suara
hewan dan sebagainya;
• Tandai karakteristik suara penelepon;
• Tanyakan dimana bom tersebut akan meledak
dan kapan; Tandai apakah penelepon
memahami dengan jelas likaliku PUSKESMAS
Kabupaten Disi dengan menanyakan
deskripsinya tentang RS.
(2) Memberitahukan pihak yang berwenang:
• Polisi
• Damkar
(3) Nyalakan alarm bila diperlukan
6) CODE GREEN
a) Pengertian : suatu sistem dan upaya koordinasi dalam
melakukan penanganan kejadian kerusakan sarana
prasarana Puskesmas
23
(12) Memperhatikan keluhan yang disampaikan tanpa
melakukan interupsi yang tidak perlu.
(13) Memberikan solusi yang tepat dan cepat bila ada
keluhan yang disampaikan.
(14) Apabila pasien marah, menangis, takut dan sebagainya
maka dokter tetap menunjukkan raut wajah dan sikap
yang tenang.
(15) Menawarkan kembali bantuan kepada pasien (“ Ada
lagi yang bisa kami bantu Bpk/Ibu?”).
(16) Mengucapkan salam penutup (“Terima kasih atas
waktunya Bpk/Ibu. Apabila ada lagi yang bisa saya
bantu, kami siap melayani dengan penuh cinta kasih.”
(17) Berdiri ketika pasien hendak pulang.
24
1) Pasien di rawat jalan dan rawat darurat diberikan
menggunakan media informasi tertulis berupa leaflet,
banner, sarana elektronik serta pemberian informasi
oleh petugas di Puskesmas 9customer service, perawat,
bidan) perlu di berikan informasi tentang :
(1) Jenis pelayanan
(2) Jam buka pelayanan
(3) fasilitas ruangan
(4) dokter yang bertugas di Puskesmas
(5) hak dan kewajiban pasien
(6) tata tertib
(7) tata cara pengurusan administrasi
(8) terif pelayanan
(9) tatacara penyampaian aduan dan keluhan
(10) perlindungan barang milik pasien
(11) tatacara cuci tangan
(12) tatacara pembuangan sampah
(13) etika batuk efektif
3) Tahap Perencanaan
Pengembangan rencana tindakan keperawatan kepada
pasien diperlukan interaksi dan komunikasi dengan
pasien. Hal ini untuk menentukan alternatif rencana
keperawatan yang akan diterapkan. Misalnya, sebelum
memberikan makanan kepada pasien, perawat harus
terlebih dahulu mengetahui makanan yang sesuai bagi
pasien. Rencana tindakan yang dibuat oleh perawat
merupakan media komunikasi antar tenaga kesehatan
yang berkesinambungan sehingga pelayanan dapat
dilaksanakan secara teratur dan efektif. 4) Tahap
Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan realisasi dari
perencanaan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Aktifitas ini memerlukan ketrampilan dalam
berkomunikasi dengan pasien. Terdapat dua katergori
umum aktivitas perawat dalam berkomunikasi, yaitu
saat mendekati pasien untuk memenuhi kebutuhan
dan saat pasien mengalami masalah psikologis.
32
edukasi, pasien dapat menghubungi edukator yang
berkaitan dengan informasi/edukasi yang diperlukan.
4) Jika pada tahap assesment pasien ditemukan kendala
bahasa, maka segera menghubungi kepala perawat
yang akan menghubungi penerjemah.
Perawat PK II :
(1) Persiapan pasien pulang, penanganan pasien pulang
(2) Perawatan luka derajat II
(3) Penggunaan alat bantu kesehatan
(4) Posisi menyusui
(5) Keterlibatan pasien dan keluarga dalam proses perawatan
Perawat PK III:
(1) Alat-alat yang digunakan diruangan khusus
(2) Luka derajat III
(3) IMD
(4) KMC
Perawat PK IV:
(1) Edukasi kolaborasi
(2) Luka derajat IV
C. Komunikasi Antar Tenaga Kesehatan Pemberi Asuhan
Dalam memberikan pelayanan di PUSKESMAS Kabupaten Disi
antar tenaga kesehatan pemberi asuhan(Professional Pemberi
Asuhan/PPA) melakukan komunikasi efektif untuk
menyampaikan informasi, berupa :
1. Informasi Asuhan Pasien
Komunikasi efektif antar staf klinis pada saat bekerja shift
dan antar shift dalam rangka penyampaian informasi asuhan
pasien dan hasil asuhan berupa :
34
a. Status kesehatan pasien (CPPT/Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi)
Profesional Pemberi Asuhan/PPA (Dokter, apoteker,
perawat, rehabilitasi medic, psikolog klinis dan ahli gizi)
mendokumentasikan asuhan pasien dalam form CPPT.
1) SOAP
di lakukan oleh dokter, perawat, apoteker, rehabilitasi
medic dan psikolog klinik. Subyek (S) berisis keluhan
pasien, Obyektif (O) berisis data obyektif yang di
temukan pada pasien, Analisis atau Diagnosa (A) untuk
perawat didisi masalah pasien teratasi, belum teratasi,
teratasi sebagian atau tidak teratasi dan
Perencanaan/Planning (P) berisi rencana medis pasien
dan program selanjutnya.
2) ADIME
Ahli gizi mendokumentasikan hasil asuhannya dalam
Asesmen (A) berisi mengenai pengkajian gizi, Diagnosa
gizi (D) berisi diagnose gizi, domain asuhan, klinis
perilaku dan lingkungan, Intervensi (I) berisi
perencanaan intervensi dan implementasi, Monitoring
(M) berisi kegiatan monitoring perkembangan gizi dan
Evaluasi hasil
(E).
36
- Nyatakan kemungkinan masalah seperti : gangguan
pernafasan, gangguan neurologi, gangguan perfusi,
dll.
(4) R (Recommendation) : Recommendaton merupakan apa
saja hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah pasien pada saat ini.
- Nyatakan usulan tindakan yang akan dilakukan
seperti: memindahkan pasien, mengganti pengobatan
,mengunjungi pasien, meminta konsultasi dokter dan
melihat pasien.
6) Tuliskan hasil konsultasi ke dalam form catatan
perkembangan terintegrasi (write down), kemudian
lakukan konfirmasi dengan membaca kembali/mengulang
intruksi tersebut (read back), untuk nama obat LASA
(Look Alike Sound Alike) dan obat High Alert harus dieja
huruf demi huruf dengan menggunakan NATO PHONETIC
ALPHABET.
7) Dokumentasikan pesan melalui telepon dengan
membubuhkan Cap Konfirmasi TBAK (Tulis Baca
Konfirmasi Kembali) ke dalam catatan perkembangan
terintegrasi di rekam medis.
8) Lakukan konfirmasi kembali kebenaran isi perintah
dengan cara mintakan tanda tangan dokter pemberi
pesan/perintah pada cap Konfirmasi READ BACK/TBAK
dalam waktu 24 jam, apabila hari libur maka tanda
tangan konfirmasi oleh dokter pemberi pesan/perintah
dilakukan pada hari kerja berikutnya.
2. Spanduk/banner
Spanduk/banner merupakan salah satu mediakomunikasi
yang di gunakan baik di lingkungan Puskesmas maupun diluar
lingkungan Puskesmas. Spanduk memuat informasi tertentu
(tematik) yang di sampaikan secara singkat, jelas dan bersifat
informatif dengan tampilan yang menarik dan mudan diakses
(di baca) oleh masyarakat umum.
3. Poster dipakai untuk memuat informasi-informasi yang lebih
lengkap dan informatif, dipasang di tempat strategis (area
pelayanan medis/non medis, ruang tunggu, selasar Puskesmas
dan fasilitas umum Puskesmas)
4. Running text
Running text digunakan untuk pemberian informasi kepada
pasien/customer, pengunjung Puskesmas (masyarakat) dengan
kalimat yang singkat namun mudahdipahami.
5. Media Sosial
Puskesmas melakukan komunikasi dengan masyarakat luas
dengan menggunakan media sosial : seperti email, facebook,
website, instagram dan media massa online (warta kota). Selain
untuk menyampaikan informasi, media sosial juga digunakan
untuk memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan upaya promotif
dan preventif serta ajakan untuk menerapkan pola hidup
sehat.
7. Public Hearing
Penyelenggaraan public hearingdigunakan sebagai media
komunikasi secara langsung antara Puskesmas dengan
masyarakat, LSM, komunitas, faskes Tk 1 & 2, instansi lain
dan institusi pendidikan. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan
untuk memberikan informasi – informasi penting terkait
layanan kesehatan, standar pelayanan public maupun
informasi edukasi kesehatan.
8. Seminar/workshop
Seminar / workshop di lakukan di dalam maupun di luar
Puskesmas bekerjasama dengan organisasi profesi maupun
diselenggarakan sendiri oleh Puskesmas dengan berbagai tema
kesehatan.
39
40
BAB IV
PENDOKUMENTASIAN
41
BAB V PENUTUP
42