PRANATA SOSIAL
A. Pengertian
Dalam keseharian kita sering mendengar istilah “Institute”, dan “Institution”.
Sayangnya dalam pengartiannya kadang-kadang disamakan. Apabila diartikan ke dalam
bahasa Indonesia “Institution” adalah pranata sedangkan “Institute” adalah lembaga. Pranata
dan lembaga harus dibedakan secara tajam. Pranata itu diartikan sebagai sistem norma atau
aturan-aturan yang khusus. Sedangkan lembaga adalah badan atau organisasi, yang
melaksanakan aktivitas itu.
Perhatikan tabel di bawah ini!
Lembaga, Institute, Organisasi Pranata, Institution
Departemen Hankam Keamanan Negara
Divisi Siliwangi Perang
Penerbit Kompas Jurnalistik
Istitut Agama Islam Pendidikan Agama
PBVSI Olahraga Bola Voli
Untuk lebih jelasnya coba kita perhatikan pendapat dari beberapa sosiolog mengenai
pranata.
1. Harry M. Johnson, institusi adalah :
Seperangkat aturan yang terinstitusionalisasi yaitu :
(1) telah diterima oleh sejumlah besar anggota sistem sosial
(2) ditangapi secara sungguh-sungguh
(3) diwajibkan, dan terhadap pelanggaran dikenakan sanksi tertentu
2. Harton, Pranata sosial adalah suatu sistem hubungan sosial yang mengandung nilai-nilai
dan prosedur tertentu dalam usaha memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.
3. Lanais, Pranata sosial adalah struktur budaya yang dirancang untuk menemukan dan
memenuhi kebutuhan sosial pokok.
4. Karnblum, Pranata sosial adalah suatu struktur status dan peranan yang diarahkan ke
pemenuhan kebutuhan dasar anggota masyarakat.
5. Mayor Polak, Pranata sosial adalah suatu sistem peraturan dan adat istiadat yang
mempertahankan nilai-nilai yang penting bagi masyarakat.
6. Koentjaraningrat, Pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakukan dan hubungan yang
berpusat pada aktivitas untuk memenuhi kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan
masyarakat.
7. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, Pranata sosial adalah semua norma dari
segala tingkatan yang berkisar pada suatu keperluan pokok dalam kehidupan
masyarakat.
Dalam uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pranata sosial adalah suatu sistem
norma yang mengatur segala tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan pokok dalam
hidup bermasyarakat.
Pranata hal. 1
Sosiologi Untuk kalangan sendiri
D. Fungsi Pranata
1. Sebagai pedoman bagi anggota masyarakat tentang bagaimana mereka harus bersikap
atau berperilaku di dalam menghadapi masalah-masalah di dalam masyarakat yang
terutama menyangkut kebutuhan dari yang bersangkutan.
2. Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.
3. Memberikan pegangan pada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial
pada perilaku anggotanya.
Pranata hal. 2
Sosiologi Untuk kalangan sendiri
Pranata Keluarga
Pranata hal. 3
Sosiologi Untuk kalangan sendiri
Tingkatan ini adalah tahapan yang paling berat tetapi ikatan yang paling utama adalah
anak-anaknya sebagai buah hati.
d. Tahap Keluarga Dewasa ( Maturity Stage )
Akan tercapai bila anak-anak yang dilahirkan dan dipeliharanya telah membentuk
keluarga baru.
Apabila kita perhatikan tahapan-tahapan dalam perkawinan itu kita bisa membuat
sketsa tentang beberapa bentuk keluarga yang ada pada masyarakat.
a. Keluarga dengan tipe “Konsanguinal” dan “Konjugal”
- “Konsanguinal” bentuk keluarga yang menekankan pentingnya ikatan-ikatan
darah misal : hubungan seseorang dengan orang tuanya.
- “Konjugal” bentuk keluarga yang mementingkan hubungan perkawinan suami-
istri.
b. Keluarga “Orientasi” dan “Prokreasi”
- Keluarga orientasi keluarga yang didalamnya seseorang dilahirkan.
- Prokreasi keluarga yang dibentuk seseorang dengan jalan menikah dan
mempunyai anak.
c. Keluarga Batih ( Nuclear Family ) dan Keluarga Luas ( ekstended Family )
Keluarga Batih satuan keluarga terkecil yang terdiri atas ayah, ibu dan anak.
Keluarga Luas terdiri atas beberapa keluarga batih.
Keluarga Luas
Bila digambar :
Keluarga Prokreasi
Keluarga Inti
Keluarga Orientasi
Pranata hal. 4
Sosiologi Untuk kalangan sendiri
kehendak keluarga. Maka dalam dirinya akan tertanam rasa kasih sayang dalam
setiap hubungan dengan orang lain.
e. Fugnsi Penentu Kedudukan atau Status
Status disini tidak hanya jenis kelamin, urutan kelahiran dan hubungan
kekerabatan, tetapi juga status yang didapat orang tuanya yaitu status dalam kelas
sosial tertentu di masyarakat (ascribed status). Ada kalanya status yang didapat orang
tuany tak dirasa oleh anak-anaknya. Dan anak-anaknya harus memperjuangkan
dengan kemampuan pribadi guna mendapatkan status berdasarkan prestasi.
Kemampuan anak untuk meraih suatu prestasi di lingkungan masyarakat sangat
dipengaruhi oleh tuntutan dasar yang didapatnya dalam keluarga. Sebagai contoh bila
orangtuanya bekerja sebagai buruh tani maka ia mensosilaisasikan anaknya untuk
tidak menjadi buruh.
f. Fungsi Perlindungan
Keluarga akan melindungi anggotanya sehingga memperoleh ketentraman
lahir dan batin. Dalam keluargalah seorang anak akan merasa aman, oleh karena itu
kebutuhan dan keharmonisan keluarga sangat perlu dijaga dan dipertahankan.
g. Fungsi Ekonomi
Dalam masyarakat yang sangat sederhana, pembagian kerja antara anggota-
anggotanya dapat dilihat dengan jelas. Karena pembagian kerja ini dapat dibedakan
berdasarkan kedudukan, jenis kelamin dan umum. Pada masyarakat modern
pembagian seperti itu sudah tidak tampak lagi. Pembagian tetap ada walau tidak
seketat dulu lagi. Yang masih dipertahankan yaitu suami sebagai kepala keluarga
yang bertugas sebagai pencari nafkah.
Tetapi kalau keluarga batih / inti fungsi-fungsinya untuk mencapai tujuan tertentu.
Pada saat akad nikah untuk mengesahkan perkawinan, umumnya pihak laki-
laki dituntut harus memenuhi syarat-syarat tertentu yaitu membayar “mas kawin”
kepada mempelai wanita.
Secara sosiologis pemberian mas kawin ini bertujuan :
a. Untuk melepaskan si gadis dari klen (marga) ayahnya dan memasukkan dia ke
dalam klen suaminya. (berlaku di daerah Batak).
b. Secara magis dimaksudkan untuk mengembalikan keseimbangan kosmos yang
terganggu akibat perpindahan status. (berlaku dalam masyarakat tradisional /
terisolir)l.
c. Sebagai wujud tanggung jawab suami terhadap istri atas kewajibannya dalam
memberikan nafkah lahiriah.
C. Sejarah kehidupan manusia dari jaman dahulu sampai jaman modern ini orang
yang berkeluarga ternyata ada yang mempunyai banyak pasangan, baik yang dilakukan
oleh mereka yang mempunyai status dan kedudukan tinggi pada masyarakatnya maupun
sebagai anggota masyarakat biasa. Untuk itu perkawinan ini dapat dibedakan ke dalam
beberapa macam bentuk :
a. Perkawinan “monogami” yaitu perkawinan yang dilakukan oleh seorang laki-laki
dengan seorang perempuan. Ini bentuk yang lazim di masyarakat.
b. Perkawinan “poligami” yaitu perkawinan yang dilakukan antara satu jenis kelamin
dengan lawan jenisnya dalam satu waktu. Bentuk ini bisa dibedakan menjadi :
- “Poliandri” perkawinan seorang wanit dengan beberapa pria sekaligus dalam
waktu yang sama.
- “Pligini” perkawinan kebalikan dari poliandri.
Perkawinan poliandri itu sendiri menurut Koentjaraningrat di dunia ini ada 5
masyarakat di dunia ini yang melakukannya.
1. Beberapa suku bangsa di Tibet Tengah
2. Suku bangsa Toda di Mysore, India Selatan
3. Kasta Nayar di Chochin, India Selatan
4. Penduduk kepulauan Marquesas di Plinesia
5. Suku bangsa Netsilik Eskimo di Teluk Hudson
Pranata hal. 5
Sosiologi Untuk kalangan sendiri
MARGA A MARGA B
Pada Connubium Simetris pemuda dari
marga A mencari jodoh ke marga B.
Pemuda marga B mencari jodohnya di
marga A.
B
Connubium Asimetris masing-masing
A
pemuda mencari jodohnya ke marga lain
C
secara bebas, begitu pula gadisnya.
D
Pranata hal. 6
Sosiologi Untuk kalangan sendiri
setelah punya anak laki-laki dia diamsukkan ke dalam klen kakaknya. Tujuannya
melestarikan klennya. Di Lampung disebut pinjam jago, ambil anak, tegak tegi.
e. Perkawinan lari (menculik) jika seorang pemuda telah cocok dengan gadis
pujaannya, maka si gadis pujaannya itu dibawa lari dan dinikahi di
persembunyiannya. Jika penculikan ini tak disetujui si gadis disebut melangandang
bila setuju disebut merangkat. Tujuannya menghindari mas kawin yang terlalu tinggi.
F. Pada masyarakat secara umum keluarga yang baru ada kalanya hidup dalam 1 lingkungan
orang tuanya ataupun saudara-saudaranya. Ini bisa dibedakan menjadi :
a. Patrilokal / firilokal yaitu aturan mengenai tempat tinggal yang mengaruskan
pengantin baru tinggal di kediaman kerabat suami.
b. Matrilokal / uksiorilokal kebalikan dari patrilokal.
c. Ambilokal kebebasan bagi keluarga baru bertempat tinggal di kediaman kerabat
suami / istri.
d. Bilokal yaitu aturan mengenai tempat tinggal yang mengharuskan pengantin baru
pada waktu tertentu tinggal di kediaman kerabat suami dan pada waktu yang lain
tinggal di kediaman kerabat istri.
e. Avonlokal yaitu aturan mengenai tempat tinggal pengantin baru di kediaman saudara
laki-laki.
f. Neolokal yaitu kebebasan bagi pengantin baru bertempat tinggal.
g. Natalokal, aturan mengenai tempat tinggal yang mengharuskan suami tinggal di
rumah orang tuanya, demikian pula sang istri.
h. Komonlokal, yaitu kebiasaan bertempat tinggal berkelompok, termasuk orang tua dari
kedua belah pihak pasangan suami istri.
G. Kekerabatan
Menurut Wenick kerabat ialah pengakuan dan pernyataan sosial mengenai
perhubungan geneologis baik karena adanya perkawinan maupun hubungan darah. Orang-
orang yang masih ada hubungan darah disebut kelompok consanquince, sedangkan karena
perkawinan disebut kelompok affine. Misal : ipar, mertua, besan.
Sistem kekerabatan umumnya terbagi menjadi 2, Bilateral dan Unilateral. Bilateral
kekerabatan menarik garis keturunan ayah dan ibu. Contohnya di Jawa. Unilateral
menarik garis keturunan dari ayah saja atau ibu saja.
Perhatikan gambar :
Kekerabatan Bilateral (ayah dan ibu)
Unilateral ayah saja / patrilineal
ibu saja / matrilineal
EGO
PRANATA EKONOMI
A. Pengertian
Pranata ekonomi adalah sistem norma atau kaidah yang mengatur tingkah laku
individu dalam masyarakat guna memenuhi kebutuhan barang dan jasa.
Pranata hal. 7
Sosiologi Untuk kalangan sendiri
C. Sistem Ekonomi
Menurut Paul B. Horton, Sistem Ekonomi terbagi menjadi 3 tipe, yaitu :
1. Tipe Ekonomi Campuran
Masyarakat yang dikenal sebagai masyarakat kepitalis sesungguhnya merupakan
masyarakat campuran, dimana harta milik pribadi dan sistem keuntungan digabungkan
dengan sejumlah campur tangan dan pengarahan pemerintah.
2. Tipe Ekonomi Komunis
Negara yang menganut aliran ini partai yang berkuasa akan menyatakan diri sebagai
wakil rakyat yang memerintah atas nama rakyat. Segenap koordinasi ekonomi, termasuk
tingkat harga, tingkat gaji, dan jenis barang yang diproduksi ditentukan oleh Badan
Pusat Perencanaan.
3. Tipe Ekonomi Fasis
Pranata hal. 8
Sosiologi Untuk kalangan sendiri
Masyarakat fasis dikuasai oleh suatu partai diktator yang diorganisasi oleh seorang
pemimpin karismatik. Secara praktis rakyat tidak memiliki peranan dalam segala
kegiatan pemerintahan dan merasakan kepuasan dengan menyaksikan kekuatan negara
yang maha hebat.
Di negara-negara fasis pemilikan perusahaan secara pribadi diperkenankan namun
dengan kebebasan yang terbatas dan pengajaran pemerintahan yang terperinci.
4. Sistem Ekonomi Pancasila
Bukti yang membedakan dari sistem ekonomi yang lainnya adalah Pasal 33 UUD 1945,
karena dalam pasal inilah kemakmuran rakyat yang diutamakan bukan kemakmuran
orang-perorangan. Sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan
atas asas kekeluargaan. Bangun usaha / perusahaan yang sesuai dengan hal itu adalah
Koperasi.
Menurut Kornblum, Sistem Ekonomi menjadi :
1. Merkantilisme (tokohnya J.B. Colbert)
Sistem ekonomi untuk menyatukan dan meningkatkan kekayaan keuangan suatu bangsa
dengan pengaturan seluruh ekonomi nasional oleh pemerintah dengan kebijaksanaan
yang bertujuan mengumpulkan cadangan emas, memperoleh neraca perdagangan yang
baik, mengembangkan pertanian dan industri dan memegang monopoli atas perdagangan
luar negeri.
2. Kapitalisme
Yaitu pemilikan pribadi atas produksi dan distribusi untuk kepentingan pencarian laba
pribadi dan pemupukan modal melalui persaingan bebas. Adam Smith menyebutkan
bahwa masyarakat kapitalis terdiri atas milik pribadi ( private property ), motif
mencari laba ( the profit motive ) dan persaingan bebas ( free competition ).
Kapitalisme dalam Fariasine Giddens membedakan :
Family Capitalism perusahaan yang dikelola oleh seseorang atau beberapa orang
yang mempunyai hubungan darah / keluarga secara turun
temurun.
Managerial Capitalism keluarga wiraswasta digantikan oleh manajer dan
kepentingan perusahaan ditempatkan di atas kepentingan
keluarga.
Institutional Capitalism karena berkembangnya perusahaan sehingga menguasai
perusahaan lain dan ke arah perusahaan transnasional atau
multinasional yang membentuk suatu jaringan perusahaan.
3. Sosialis
Titik berah faham ini terletak pada masyarakat, tidak pada individu. Sosialisme timbul
karena reaksi terhadap liberalisme. Sosialis lahir sebagai akibat adanya penderitaan,
ketimpangan ekonomi dan ketidakadilan karena berkembangnya industrialisasi dan
kapitalisme yang melahirkan gerakan sosial di berbagai Negara Eropa.
PRANATA PENDIDIKAN
A. Pengertian Pendidikan
1. Menurut Ki Hajar Dewantoro
Adalah daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti, pikiran dan jasmani anak-
anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
2. Dra. Yudrik Jahja, M.Pd.
Adalah pengaruh, bimbingan, arahan yang dilakukan secara sadar dari orang dewasa kepada
anak yang belum dewasa agar menjadi dewasa, mandiri dan memiliki kepribadian yang utuh
dan matang.
Pranata hal. 9
Sosiologi Untuk kalangan sendiri
C. Unsur-unsur Pendidikan
- Ada peserta didik dan pendidikan
- Ada landasan pendidikan dan tujuan yang ingin dicapai
- Ada proses pendidikan ( KBM, pelatihan, dan bimbingan )
- Ada materi pendidikan dan sarana dan prasarana pendidikan
- Ada perangkat lunak ( kurikulum, metodologi, evaluasi, dan lain-lain )
- Ada rentang waktu yang dibutuhkan untuk menentukan proses pendidikan sesuai denga
jenjang-jenjangnya.
Tujuan Pranata Pendidikan adalah memberi ilmu pengetahuai, pendidikan sikap dan melatih
ketrampilan kepada warga agar seseorang dapat mandiri dalam mencari penghasilan.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan akan terselenggara dengan istilah “Tri Pusat
Pendidikan” yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat. Pendidikan keluarga ( informal )
merupakan bentuk yang sebenarnya dari konsep pendidikan seumur hidup ( long life education ).
Pendidikan sekolah ( formal ) yang merupakan perangkat masyarakat dengan disertai kewajiban
menjalankan tugas-tugas pendidikan. Perangkat ditata dan dikelola secara resmi mengikuti garis-
garis atau ketentuan yang pasti. Pendidikan masyarakat ( non formal ) pelayanan pendidikan yang
diberikan berupa ketrampilan praktis serta sikap mental fungsional yang mampu meningkatkan
mutu taraf hidup dan untuk ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan. Bentuk konkrit dari
pendidikan masyarakat adalah kursus-kursus ketrampilan yang siap digunakan dan yang
dibutuhkan masyarakat pada saat itu.
PRANATA POLITIK
A. Pengertian
Menurut Koenblum (1989) Institusi politik sebagai perangkat norma dan status yang
mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang.
Sedang politik itu sendiri adalah aneka ragam kegiatan masyarakat dalam suatu sistem
kenegaraan yang menyangkut proses menentukan dan melaksanakan sistem kenegaraan
tersebut. Unsur pokok yang tersurat dalam definisi tersebut adalah “kenegaraan”. Kita tahu
bahwa ada 3 unsur yang harus dipenuhi agar terciptanya sebuah negara : rakyat, pemerintah,
dan wilayah. Selain 3 unsur tersebut dalam pelaksanaannya akan kita kenal 3 bentuk
perkembangan paranata politik yaitu :
a. Negara Absolut, seluruh kekuasaan negara berada di tangan raja sehingga segala hal
yang berkaitan dengan persoalan negara sangat bergantung pada keputusan raja.
b. Negara Monarkhi Parlementer, kekuasaan raja dibatasi oleh Undang-undang negara
yang dibuat oleh suatu dewan perwakilan rakyat.
Pranata hal. 10
Sosiologi Untuk kalangan sendiri
c. Negara Demokrasi, prinsipnya adalah negara berasal dari rakyat, diperintah oleh rakyat
(melalui perwakilan) dan untuk rakyat, yang pembagian kekuasaannya terbagi menjadi
legeslatif, eksekutif, dan yudikatif.
Orang atau sekelompok orang yang melakukan kekuasaan harus mempunyai wewenang
artinya mempunyai dukungan dan pengakuan sah dari masyarakat luas. Macam-macam
wewenang :
1. Wewenang tradisional adalah wewenang yang ada pada diri seseorang yang telah lama
berkuasa sehingga telah melembaga dan menjiwai masyarakatnya sesuai dengan tradisi-
tradisi yang ada. Contohnya orang-orang yang memimpin upacara-upacara adat, upacara
kematian, upacara perkawinan dan sebagainya.
2. Wewenang tidak resmi adalah wewenang yang diberikan kepada seseorang karena
adanya kepercayaan dan rasa hormat. Contohnya ayah sebagai kepala keluarga,
pemimpin agama dan sebagainya.
3. Wewenang pribadi adalah wewenang yang dimiliki seseorang karena sifat-sifat dan
kepribadiannya yang kuat dan terpuji atau kemampuan ilmunya yang tinggi. Contohnya
para nabi, ilmuwan yang hebat, pemimpin yang adil dan sebagainya.
Bentuk-bentuk kepemimpinan :
a. Kepemimpinan resmi yaitu pemimpin yang diwujudkan dalam jabatan-jabatan resmi
baik sipil maupun militer berdasarkan keputusan dari pejabat atasan atau badan yang
berwenang.
b. Kepemimpinan tidak resmi yaitu kepemimpinan yang didasarkan atas kepercayaan dan
pengakuan masyarakat luas karena kelebihan-kelebihan yang dimilikinya.
c. Kepemilikan mitologis, ada 8 macam ( asta brata ) yaitu :
Pranata hal. 11
Sosiologi Untuk kalangan sendiri
PRANATA AGAMA
Pranata hal. 12
Sosiologi Untuk kalangan sendiri
Dalam dunia perdagangan akan tampak perbedaan antara pelaku perdagangan yang
mempunyai dasar iman dengan yang tidak mengenal agama. Pelaku ekonomi yang
mempunyai dasar iman akan menjauhi perilaku jahat dalam perdagangan, misalnya
mengurangi timbangan, mencampur barang kualitas baik dengan kualitas rendah dengan
maksud memperoleh keuntungan yang banyak.
3. Agama dalam perubahan masyarakat
Bagaimanapun juga agama merupakan landasan pokok dalam hidup, sehingga ia berfungsi
mengatur dan memberikan pedoman bagi umat manusia untuk hidup di jalan yang benar,
memberikan dasar dalam pembentukan nilai-nilai dan etika, menyatukan nilai dan etika,
menjadi prinsip etika, menyediakan pedoman untuk mengambil kebijaksanaan sosial dan
tentunya memberikan ketenangan dan ketentraman lahir dan batin bagi penganutnya.
Fungsi Agama
1. Fungsi manifes agama
- mempersatukan komunitas dalam semangat persaudaraan
- membantu mencari identitas moral
- menjelaskan arah dan tujuan hidup manusia
- meningkatkan kualitas kehidupan sosial dan mempererat kohesi sosial (perpaduan sosial)
2. Fungsi laten agama
Fungsi laten agama menurut Durkheim dapat meningkatkan integritas masyarakat baik pada
tingkat mikro maupun makro.
a. Pada tingkat mikro ialah untuk menggerakkan dan membantu kita untuk hidup melalui
komunikasi dengna Tuhannya.
b. Dari segi makro agama menjelaskan fungsi positif karena agama dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat yang secara berkala menegakkan dan memperkuat perasaan dan
ide kolektif yang menjadi ciri inti persatuan dan kesatuan.
3. Fungsi sosiologi
- meningkatkan kadar keramahan bergaul dan solidaritas kelompok
- memberikan rambu-rambu untuk menjelaskan keadaan alam maupun fenomena sosial
tertentu
contoh : peredaran benda-benda langit
Clifford Geertz membagi masyarakat Islam Jawa menjadi tiga golongan, yaitu golongan santri
(golongan kehidupan muslim yang taat), golongan abangan (golongan muslim yang lebih terkait
pada norma-norma sosial dan kultural), dan golongan priayi (golongan yang berasal dari kaum
bangsawan atau terpelajar).
Pranata hal. 13