Anda di halaman 1dari 13

Sosiologi Untuk kalangan sendiri

PRANATA SOSIAL

A. Pengertian
Dalam keseharian kita sering mendengar istilah “Institute”, dan “Institution”.
Sayangnya dalam pengartiannya kadang-kadang disamakan. Apabila diartikan ke dalam
bahasa Indonesia “Institution” adalah pranata sedangkan “Institute” adalah lembaga. Pranata
dan lembaga harus dibedakan secara tajam. Pranata itu diartikan sebagai sistem norma atau
aturan-aturan yang khusus. Sedangkan lembaga adalah badan atau organisasi, yang
melaksanakan aktivitas itu.
Perhatikan tabel di bawah ini!
Lembaga, Institute, Organisasi Pranata, Institution
Departemen Hankam Keamanan Negara
Divisi Siliwangi Perang
Penerbit Kompas Jurnalistik
Istitut Agama Islam Pendidikan Agama
PBVSI Olahraga Bola Voli
Untuk lebih jelasnya coba kita perhatikan pendapat dari beberapa sosiolog mengenai
pranata.
1. Harry M. Johnson, institusi adalah :
Seperangkat aturan yang terinstitusionalisasi yaitu :
(1) telah diterima oleh sejumlah besar anggota sistem sosial
(2) ditangapi secara sungguh-sungguh
(3) diwajibkan, dan terhadap pelanggaran dikenakan sanksi tertentu
2. Harton, Pranata sosial adalah suatu sistem hubungan sosial yang mengandung nilai-nilai
dan prosedur tertentu dalam usaha memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.
3. Lanais, Pranata sosial adalah struktur budaya yang dirancang untuk menemukan dan
memenuhi kebutuhan sosial pokok.
4. Karnblum, Pranata sosial adalah suatu struktur status dan peranan yang diarahkan ke
pemenuhan kebutuhan dasar anggota masyarakat.
5. Mayor Polak, Pranata sosial adalah suatu sistem peraturan dan adat istiadat yang
mempertahankan nilai-nilai yang penting bagi masyarakat.
6. Koentjaraningrat, Pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakukan dan hubungan yang
berpusat pada aktivitas untuk memenuhi kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan
masyarakat.
7. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, Pranata sosial adalah semua norma dari
segala tingkatan yang berkisar pada suatu keperluan pokok dalam kehidupan
masyarakat.

Dalam uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pranata sosial adalah suatu sistem
norma yang mengatur segala tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan pokok dalam
hidup bermasyarakat.

B. Proses Terjadinya Pranata


Mula-mula berkumpul sejumlah keluarga di suatu lokasi tertentu sehingga
terbentuklah masyarakat setempat (komuniti). Agar kehidupan masyarkat itu tertib, teratur,
aman, tentram dan sejahtera maka perlu diciptakan aturan-aturan tertentu yang disebut
“norma-norma sosial”. Jika norma-norma itu telah mampu mengikat dan mengatur pola-pola
interaksi warga masyarakat dalam upaya memenuhi kebutuhan pokoknya, maka himpunan
norma-norma tersebut telah menjadi pranata sosial. Proses berkembangnya norma-norma itu
menjadi pranata sosial disebut “Institutionalization”.
Suatu norma bisa diangkat menjadi pranata jika memenuhi 3 syarat :
1. Sebagian besar warga masyarakat menerima norma itu
2. Norma tersebut telah menjiwai dan ditaati warga masyarakat
3. Norma tersebut mempunyai daya pengikat yang kuat, sngsi hukum dapat dijalankan
secara efektif

Pranata hal. 1
Sosiologi Untuk kalangan sendiri

C. Ciri-ciri Pranata Sosial


1. Merupakan sistem pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku yang tersusun atau
berstruktur
2. Mencakup kebutuhan dasar
3. Merupakan suatu cara (bertindak) yang mengikat
4. Memiliki suatu tingkat kekekalan tertentu
5. Mempunyai satu atau beberapa tujuan
6. Mempunyai alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan
7. Memiliki lambang-lambang atau simbul-simbul sebatas ciri khasnya
8. Mempunyai tradisi tertulis maupun tidak tertulis

D. Fungsi Pranata
1. Sebagai pedoman bagi anggota masyarakat tentang bagaimana mereka harus bersikap
atau berperilaku di dalam menghadapi masalah-masalah di dalam masyarakat yang
terutama menyangkut kebutuhan dari yang bersangkutan.
2. Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.
3. Memberikan pegangan pada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial
pada perilaku anggotanya.

E. Penggolongan ataupun Tipe-tipe Pranata


1. Berdasarkan perkembangannya
a. “Crescive Institutions”  Pranata yang tumbuh secara tidak sengaja dari adat-
istiadat masyarakat.
Contoh : pranata agama, pranata kekerabatan, hak milik dan sebagainya.
b. “Enacted Institutions”  Pranata yang sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu, sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku.
Contoh : Pranata Pendidikan, Politik dan sebagainya.
2. Berdasarkan sistem nilai yang diterima
a. “Basic Institutions”  Pranata yang sangat mendasar untuk memelihara dan
mempertahankan tata tertib dalam masyarakat.
Contoh : Keluarga, Sekolah, Negara
b. “Subsidiary Institutions”  Pranata yang dianggap kurang penting.
Contoh : rekreasi dan keindahan
3. Berdasarkan penerimaan masyarakat
a. “Aproved” atau “Sanctioned Institutions”  Pranata-pranata yang bisa diterima
masyarakat karena banyak manfaatnya.
Contoh : Sekolah, Bank, Asuransi
b. “Unsanctioned Institutions”  Pranata yang ditolak masyarakat karena sering
menganggu ketertiban umum dan merugikan pihak lain.
Misalnya : Mafia, Lokalisasi WTS, Preman
4. Berdasarkan wilayah penyebarannya
a. “General Institutions”  Pranata yang sudah dikenal oleh sebagian besar warga
dunia
Contoh : pranata ekonomi, pranata politik
b. “Restructed Institutions”  Pranata yang dikenal masyarakat tertentu saja.
Contoh : pranata kekerabatan, pranata Agama yang umatnya sedikit
5. Berdasarkan fungsinya
a. “Operative Institutions”  Pranata yang menghimpun pola-pola atau cara-cara
yang diperlukan untuk mencapai kelembagaan tertentu.
Contoh : pranata industri, pranata pertanian
b. “Regulative Institutions”  Pranata berfungsi untuk mengendalikan / pengendalian
sosial.
Contoh : pranata hukum

Pranata hal. 2
Sosiologi Untuk kalangan sendiri

F. Macam-macam Pranata Sosial


Gillin dan Gillin membagi pranata menjadi :
1. Pranata Keluarga ( “Donestic Institutions” )
Berfungsi untuk memenuhi kbutuhan kehidupan keluarga dan kekerabatan.
2. Pranata Ekonomi ( “Economic Institutions” )
Berfungsi untuk memenuhi keperluan manusia dalam mencari nafkah hidup,
berproduksi, distribusi barang dan lain-lain.
3. Pranata Politik ( ”Political Institutions” )
Berfungsi untuk memenuhi keperluan manusia dalam mengatur dan mengelola
keseimbangan kekuasaan dalam kehidupan masyarakat.
4. Pranata Pendidikan ( Educational Institutions” )
Berfungsi untuk memenuhi keperluan peneranan dan pendidikan manusia supaya mejadi
anggota masyarakat yang berguna.
5. Pranata Agama ( “Religius Institutions” )
Berfungsi untuk memenuhi keperluan manusia dalam berhubungan dan berbakti kepada
Tuhan dan berinteraksi dengan sesama manusia menurut norma agama.
6. Pranata Ilmiah ( “Scientific Institutions” )
Berfungsi untuk keperluan manusia akan kebenaran ilmu dan menyelami alam
sekitarnya berdasarkan metodologi ilmu pengetahuan.
7. Pranata Keindahan dan Rekreasi ( “Aesthetic and Recreational Institutions” )
Berfungsi untuk memenuhi keperluan manusia dalam menghayatkan rasa keindahan dan
rekreasi.

8. Pranata Fisik ( “Somatic Institutions” )


Berfungsi untuk memenuhi keperluan fisik dan kenyamanan hidup manusia.

Pranata Keluarga

A. Pegertian Pranata Keluarga


Secara historis keluarga terbentuk atas satuan yang terbatas yaitu dua orang (laki-
laki dan wanita) yang mengadakan ikatan tertentu yang disebut dengan perkawinan.
Secara berangsur-angsur anggota keluarga semakin meluas yaitu dengan kelahiran atau
adopsi anak-anak. Pada saatnya anak-anak itu pun akan melangsungkan ikatan
perkawinan sehingga terbentuk keluarga baru.
Menurut UU No. 1 Tahun 1974 Pasal 1, Perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri yang bertujuan membentuk
keluarga (rumah rangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Perkawinan dikatakan sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama atau
kepercayaan yang dianut sesuai dengan UUD’45 (pasal 2a).
Secara sosiologis perkawinan merupakan ikatan lahir dan batin antara seorang laki-laki
atau lebih dengan seorang wanita atau lebih dalam suatu hubungan suami istri yang
diberikan kekuatan sanksi sosial.
Dari 2 definisi tampak sekali adanya sudut pandang yang berbeda. Definisi sosiologis
mengungkapkan apa adanya yang terjadi di masyarakat, sedangkan menurut Undang-
Undang tampak sekali adanya cita-cita mengenai bentuk perkawinan yang ideal.
Perkawinan itu akan dinyatakan sah jika diakui keberadaannya oleh warga masyarakat
baik hak dan kewajiban, apabila sudah sesuai dengan norma hukum adat, hukum agama
dan hukum negara.
Untuk membentuk suatu keluarga harus melalui beberapa tahapan, yaitu :
a. Tahapan Fornatif ( pre-nuptual )
Diawali dengan perkenalan, peminangan (pelamaran) dan pertunangan. Masa ini
berakhir menjelang perkawinan.
b. Nuptual Stage ( perkawinan )
Tahap yang dimulai dari perkawinan dan seterusnya tetapi sebelum mempunyai anak.
c. Tahap Pemeliharaan Anak ( Child Rearing Stage )

Pranata hal. 3
Sosiologi Untuk kalangan sendiri

Tingkatan ini adalah tahapan yang paling berat tetapi ikatan yang paling utama adalah
anak-anaknya sebagai buah hati.
d. Tahap Keluarga Dewasa ( Maturity Stage )
Akan tercapai bila anak-anak yang dilahirkan dan dipeliharanya telah membentuk
keluarga baru.

Apabila kita perhatikan tahapan-tahapan dalam perkawinan itu kita bisa membuat
sketsa tentang beberapa bentuk keluarga yang ada pada masyarakat.
a. Keluarga dengan tipe “Konsanguinal” dan “Konjugal”
- “Konsanguinal” bentuk keluarga yang menekankan pentingnya ikatan-ikatan
darah misal : hubungan seseorang dengan orang tuanya.
- “Konjugal” bentuk keluarga yang mementingkan hubungan perkawinan suami-
istri.
b. Keluarga “Orientasi” dan “Prokreasi”
- Keluarga orientasi  keluarga yang didalamnya seseorang dilahirkan.
- Prokreasi  keluarga yang dibentuk seseorang dengan jalan menikah dan
mempunyai anak.
c. Keluarga Batih ( Nuclear Family ) dan Keluarga Luas ( ekstended Family )
Keluarga Batih  satuan keluarga terkecil yang terdiri atas ayah, ibu dan anak.
Keluarga Luas  terdiri atas beberapa keluarga batih.
Keluarga Luas
Bila digambar :

Keluarga Prokreasi
Keluarga Inti

Keluarga Orientasi

B. Menurut beberapa ahli sosiologi pranata keluarga mempunyai beberapa fungsi :


a. Fungsi Pengaturan Biologis
Daya nalar, budi pekerti, serta hati nurani merupakan kelebihan manusia bila
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Ketiga hal ini bisa mengendalikan diri dalam
memenuhi kebutuhan yang mendasar termasuk menjalin hubungan biologis dengan
lawan jenisnya. Karena hal ini sudah diatur sedemikian rupa dalam pranata keluarga,
maka masyarakat menganggap hubungan biologis itu sah bila dilandasi oleh
pernikahan. Apabila tidak dilandasi pernikahan maka hubungan biologis itu sudah
menyimpang dari norma yang berlaku.
b. Fungsi Reproduksi
Masyarakat masih menganggap jalan terbaik untuk mendapatkan anak
adalah menikah. Karena dalam keluargalah asal-muasal keturunan untuk melanjutkan
kelangsungan generasi. Walaupun cara lain untuk mendapatkan anak bisa saja dipakai
dengan diadopsi.
c. Fungsi Sosialisasi
Keluargalah tempat sosialisasi yang pokok, karena dalam keluarga anak
akan diajari berinteraksi dengan orang lain. Dalam interaksi itu anak diajak
mempelajari status dan peran masing-masing anggota. Apabila suatu keluarga
mengalami perpecahan maka proses sosialisasi sang anak akan terpengaruh. Yang
pada akhirnya mengganggu perkembangan kepribadian anak.
d. Fungsi Afeksi
Keluarga memberikan cinta kasih pada seorang anak. Berbagai penelitian
telah memperlihatkan bahwa seorang anak yang tidak menerima cinta kasih dapat
berkembang menjadi penyimpang, karena proses sosialisasi yang disertai dengna
kasih sayang akan mempengaruhi sikap anak untuk menerima, menuruti, menaati

Pranata hal. 4
Sosiologi Untuk kalangan sendiri

kehendak keluarga. Maka dalam dirinya akan tertanam rasa kasih sayang dalam
setiap hubungan dengan orang lain.
e. Fugnsi Penentu Kedudukan atau Status
Status disini tidak hanya jenis kelamin, urutan kelahiran dan hubungan
kekerabatan, tetapi juga status yang didapat orang tuanya yaitu status dalam kelas
sosial tertentu di masyarakat (ascribed status). Ada kalanya status yang didapat orang
tuany tak dirasa oleh anak-anaknya. Dan anak-anaknya harus memperjuangkan
dengan kemampuan pribadi guna mendapatkan status berdasarkan prestasi.
Kemampuan anak untuk meraih suatu prestasi di lingkungan masyarakat sangat
dipengaruhi oleh tuntutan dasar yang didapatnya dalam keluarga. Sebagai contoh bila
orangtuanya bekerja sebagai buruh tani maka ia mensosilaisasikan anaknya untuk
tidak menjadi buruh.
f. Fungsi Perlindungan
Keluarga akan melindungi anggotanya sehingga memperoleh ketentraman
lahir dan batin. Dalam keluargalah seorang anak akan merasa aman, oleh karena itu
kebutuhan dan keharmonisan keluarga sangat perlu dijaga dan dipertahankan.
g. Fungsi Ekonomi
Dalam masyarakat yang sangat sederhana, pembagian kerja antara anggota-
anggotanya dapat dilihat dengan jelas. Karena pembagian kerja ini dapat dibedakan
berdasarkan kedudukan, jenis kelamin dan umum. Pada masyarakat modern
pembagian seperti itu sudah tidak tampak lagi. Pembagian tetap ada walau tidak
seketat dulu lagi. Yang masih dipertahankan yaitu suami sebagai kepala keluarga
yang bertugas sebagai pencari nafkah.
Tetapi kalau keluarga batih / inti fungsi-fungsinya untuk mencapai tujuan tertentu.
Pada saat akad nikah untuk mengesahkan perkawinan, umumnya pihak laki-
laki dituntut harus memenuhi syarat-syarat tertentu yaitu membayar “mas kawin”
kepada mempelai wanita.
Secara sosiologis pemberian mas kawin ini bertujuan :
a. Untuk melepaskan si gadis dari klen (marga) ayahnya dan memasukkan dia ke
dalam klen suaminya. (berlaku di daerah Batak).
b. Secara magis dimaksudkan untuk mengembalikan keseimbangan kosmos yang
terganggu akibat perpindahan status. (berlaku dalam masyarakat tradisional /
terisolir)l.
c. Sebagai wujud tanggung jawab suami terhadap istri atas kewajibannya dalam
memberikan nafkah lahiriah.

C. Sejarah kehidupan manusia dari jaman dahulu sampai jaman modern ini orang
yang berkeluarga ternyata ada yang mempunyai banyak pasangan, baik yang dilakukan
oleh mereka yang mempunyai status dan kedudukan tinggi pada masyarakatnya maupun
sebagai anggota masyarakat biasa. Untuk itu perkawinan ini dapat dibedakan ke dalam
beberapa macam bentuk :
a. Perkawinan “monogami” yaitu perkawinan yang dilakukan oleh seorang laki-laki
dengan seorang perempuan. Ini bentuk yang lazim di masyarakat.
b. Perkawinan “poligami” yaitu perkawinan yang dilakukan antara satu jenis kelamin
dengan lawan jenisnya dalam satu waktu. Bentuk ini bisa dibedakan menjadi :
- “Poliandri” perkawinan seorang wanit dengan beberapa pria sekaligus dalam
waktu yang sama.
- “Pligini” perkawinan kebalikan dari poliandri.
Perkawinan poliandri itu sendiri menurut Koentjaraningrat di dunia ini ada 5
masyarakat di dunia ini yang melakukannya.
1. Beberapa suku bangsa di Tibet Tengah
2. Suku bangsa Toda di Mysore, India Selatan
3. Kasta Nayar di Chochin, India Selatan
4. Penduduk kepulauan Marquesas di Plinesia
5. Suku bangsa Netsilik Eskimo di Teluk Hudson

Pranata hal. 5
Sosiologi Untuk kalangan sendiri

c. Perkawinan “kelompok”, perkawinan yang dilakukan sekelompok laki-laki dengan


sekelompok perempuan dari 2 keluarga / suku / marga. Bentuk ini hanya ada pada
masa prasejarah di New Guinea dan daerah tertentu Arika.

D. Berdasarkan asal-usul istri atau suami


a. Perkawinan “Eksogami”, yaitu perkawinan dimana jodohnya diambil dari luar
golongan (kerabat). Di daerah Batak disebut Connubium Simetris atau Connubium
Asimetris.

MARGA A MARGA B
Pada Connubium Simetris pemuda dari
marga A mencari jodoh ke marga B.
Pemuda marga B mencari jodohnya di
marga A.

B
Connubium Asimetris masing-masing
A
pemuda mencari jodohnya ke marga lain
C
secara bebas, begitu pula gadisnya.
D

b. Perkawinan indogami (Endogami) yaitu perkawinan yang jodohnya berasal dari


lingkungan kerabat sendiri. Bila dilakukan dua saudara sepupu disebut cross cousin
atau paralell cousin.

Paralell Cousin jika kedua orang tua dari


kedua mempelai itu bersaudara kandung
yang sejenis.

Cross Caousin jika kedua orang tua dari


kedua mempelai itu bersaudara kandung
yang berlainan jenis.

c. Perkawinan homogami, yaitu perkawinan yang dilakukan dengan orang yang


sederajat (satu lapisan sosial yang sama).
d. Perkawinan heterogami, yaitu perkawinan yang dilakukan dengan orang yang
berbeda tingkat sosial ekonomi, misalnya pemuda anak bangsawan kawin dengan
gadis petani.

E. Bentuk-bentuk perkawinan yang lain


a. Perkawinan Sororat (lanjutan), jika istri meninggal suami menikahi saudara
perempuan istri. Di Jawa ngarangwulu di Minang disebut baganti lapiak.
b. Perkawinan Levirat, jika suami meninggal istri dinikahi saudara laki-laki suami. Di
Batak Pareakhon, di Palembang Ganti Tikar.
c. Perkawinan magang (mengambil) jika mempelai laki-laki tak bisa membayar
bingkisan perkawinan kepada calon istrinya, maka ia wajib bekerja pada calon
mertuanya dalam jangka waktu tertentu sebagai gantinya mas kawin. Di Lampung
disebut mandinding, di Bali mungganin.
d. Perkawinan pungut (pangkat) jika sebuah keluarga yang menganut sistem patrilineal
tak punya anak laki-laki, maka anak perempuannya dinikahkan secara matrilokal dan

Pranata hal. 6
Sosiologi Untuk kalangan sendiri

setelah punya anak laki-laki dia diamsukkan ke dalam klen kakaknya. Tujuannya
melestarikan klennya. Di Lampung disebut pinjam jago, ambil anak, tegak tegi.
e. Perkawinan lari (menculik) jika seorang pemuda telah cocok dengan gadis
pujaannya, maka si gadis pujaannya itu dibawa lari dan dinikahi di
persembunyiannya. Jika penculikan ini tak disetujui si gadis disebut melangandang
bila setuju disebut merangkat. Tujuannya menghindari mas kawin yang terlalu tinggi.

F. Pada masyarakat secara umum keluarga yang baru ada kalanya hidup dalam 1 lingkungan
orang tuanya ataupun saudara-saudaranya. Ini bisa dibedakan menjadi :
a. Patrilokal / firilokal yaitu aturan mengenai tempat tinggal yang mengaruskan
pengantin baru tinggal di kediaman kerabat suami.
b. Matrilokal / uksiorilokal kebalikan dari patrilokal.
c. Ambilokal kebebasan bagi keluarga baru bertempat tinggal di kediaman kerabat
suami / istri.
d. Bilokal yaitu aturan mengenai tempat tinggal yang mengharuskan pengantin baru
pada waktu tertentu tinggal di kediaman kerabat suami dan pada waktu yang lain
tinggal di kediaman kerabat istri.
e. Avonlokal yaitu aturan mengenai tempat tinggal pengantin baru di kediaman saudara
laki-laki.
f. Neolokal yaitu kebebasan bagi pengantin baru bertempat tinggal.
g. Natalokal, aturan mengenai tempat tinggal yang mengharuskan suami tinggal di
rumah orang tuanya, demikian pula sang istri.
h. Komonlokal, yaitu kebiasaan bertempat tinggal berkelompok, termasuk orang tua dari
kedua belah pihak pasangan suami istri.

G. Kekerabatan
Menurut Wenick kerabat ialah pengakuan dan pernyataan sosial mengenai
perhubungan geneologis baik karena adanya perkawinan maupun hubungan darah. Orang-
orang yang masih ada hubungan darah disebut kelompok consanquince, sedangkan karena
perkawinan disebut kelompok affine. Misal : ipar, mertua, besan.
Sistem kekerabatan umumnya terbagi menjadi 2, Bilateral dan Unilateral. Bilateral
kekerabatan menarik garis keturunan ayah dan ibu. Contohnya di Jawa. Unilateral
menarik garis keturunan dari ayah saja atau ibu saja.
Perhatikan gambar :
Kekerabatan Bilateral (ayah dan ibu)
Unilateral  ayah saja / patrilineal
 ibu saja / matrilineal

EGO

Bilateral Patrilineal Matrilineal

PRANATA EKONOMI

A. Pengertian
Pranata ekonomi adalah sistem norma atau kaidah yang mengatur tingkah laku
individu dalam masyarakat guna memenuhi kebutuhan barang dan jasa.

Pranata hal. 7
Sosiologi Untuk kalangan sendiri

B. Kegiatan Pokok dalam Bidang Ekonomi


1. Kegiatan Produksi
Kegiatan-kegiatan menghasilkan barang dan jasa disebut kegiatan produksi.
Berkaitan dengan sistem mata pencaharian masyarakat yang banyak ragamnya, lapangan
kegiatan produksi ini akan terbagi menjadi 3 sektor.
a. Sektor Primer  Kegiatan yang langsung berhubungan dengan alam untuk
menghasilkan bahan-bahan dasar, misalnya :
- berburu dan meramu
- bercocok tanam di ladang secara nomaden
- bercocok tanam di sawah
- Beternak secara berpindah-pindah
- perikanan
- industri
b. Sektor Sekunder  Kegiatannya mengolah bahan dasar menjadi barang jadi atau
setengah jadi yang mempunyai bentuk tertentu.
c. Sektor Tersier  Kegiatannya menghasilkan jasa-jasa yang berfungsi membantu,
melayani, memperlancar, menyalurkan dan sebagainya.
2. Kegiatan Distribusi
Dalam mendistribusikan barang dan jasa ada tiga cara :
a. Resiprositas (timbal-balik) yaitu pertukaran barang dan jasa yang sama nilainya
antara dua pihak. Resiprositas terbagi menjadi 3 macam :
(1) Resiprositas Umum  perptukaran barang dan jasa yang dilakukan dengan cara
menentukan nilai barang tersebut pada waktu penyerahan.
(2) Resiprositas Berimbang  cara tukar menukar barang yang dilakukan dengan
jalan menentukan secara pasti nilai barang tersebut.
(3) Mekanisme Pemerataan  kewajiban sosial yang memaksa seseorang untuk
mendistribusikan barang-barangnya, sehingga tak ada kemungkinan bagi orang-
orang untuk memupuk kekayaan.
b. Redistribusi atau pendistribusian  untuk pertukaran barang, yang masuk ke suatu
tempat, kemudian didistribusikan lagi.
c. Pertukaran Pasar  pertukaran / perpindahan barang dari pemilik yang satu ke
pemilik yang lain.
3. Kegiatan Konsumsi
Kegiatan masyarakat dalam memakai, memenfaatkan atau menggunakan barang dan
jasa dalam memenuhi kebutuhan dalam kelangsungan hidupnya.
Pada masyarakat yang masih sederhana kegiatan produksi hanya untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Kegiatan produksi demikian biasa disebut dengan produksi
subsisten ( Self Subsisten Production ). Dan perptukaran barangnya dilakukan dengan
cara barter.
Barter itu sendiri ada 3 bentuk:
a. Gift Change  barter di lingkungan keluarga
b. Silence Trade  barter dilakukan menurut perjanjian pada tempat tertentu
c. Barter yang dilakukan pada kesempatan mengadakan upacara.

C. Sistem Ekonomi
Menurut Paul B. Horton, Sistem Ekonomi terbagi menjadi 3 tipe, yaitu :
1. Tipe Ekonomi Campuran
Masyarakat yang dikenal sebagai masyarakat kepitalis sesungguhnya merupakan
masyarakat campuran, dimana harta milik pribadi dan sistem keuntungan digabungkan
dengan sejumlah campur tangan dan pengarahan pemerintah.
2. Tipe Ekonomi Komunis
Negara yang menganut aliran ini partai yang berkuasa akan menyatakan diri sebagai
wakil rakyat yang memerintah atas nama rakyat. Segenap koordinasi ekonomi, termasuk
tingkat harga, tingkat gaji, dan jenis barang yang diproduksi ditentukan oleh Badan
Pusat Perencanaan.
3. Tipe Ekonomi Fasis

Pranata hal. 8
Sosiologi Untuk kalangan sendiri

Masyarakat fasis dikuasai oleh suatu partai diktator yang diorganisasi oleh seorang
pemimpin karismatik. Secara praktis rakyat tidak memiliki peranan dalam segala
kegiatan pemerintahan dan merasakan kepuasan dengan menyaksikan kekuatan negara
yang maha hebat.
Di negara-negara fasis pemilikan perusahaan secara pribadi diperkenankan namun
dengan kebebasan yang terbatas dan pengajaran pemerintahan yang terperinci.
4. Sistem Ekonomi Pancasila
Bukti yang membedakan dari sistem ekonomi yang lainnya adalah Pasal 33 UUD 1945,
karena dalam pasal inilah kemakmuran rakyat yang diutamakan bukan kemakmuran
orang-perorangan. Sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan
atas asas kekeluargaan. Bangun usaha / perusahaan yang sesuai dengan hal itu adalah
Koperasi.
Menurut Kornblum, Sistem Ekonomi menjadi :
1. Merkantilisme (tokohnya J.B. Colbert)
Sistem ekonomi untuk menyatukan dan meningkatkan kekayaan keuangan suatu bangsa
dengan pengaturan seluruh ekonomi nasional oleh pemerintah dengan kebijaksanaan
yang bertujuan mengumpulkan cadangan emas, memperoleh neraca perdagangan yang
baik, mengembangkan pertanian dan industri dan memegang monopoli atas perdagangan
luar negeri.
2. Kapitalisme
Yaitu pemilikan pribadi atas produksi dan distribusi untuk kepentingan pencarian laba
pribadi dan pemupukan modal melalui persaingan bebas. Adam Smith menyebutkan
bahwa masyarakat kapitalis terdiri atas milik pribadi ( private property ), motif
mencari laba ( the profit motive ) dan persaingan bebas ( free competition ).
Kapitalisme dalam Fariasine Giddens membedakan :
Family Capitalism  perusahaan yang dikelola oleh seseorang atau beberapa orang
yang mempunyai hubungan darah / keluarga secara turun
temurun.
Managerial Capitalism  keluarga wiraswasta digantikan oleh manajer dan
kepentingan perusahaan ditempatkan di atas kepentingan
keluarga.
Institutional Capitalism  karena berkembangnya perusahaan sehingga menguasai
perusahaan lain dan ke arah perusahaan transnasional atau
multinasional yang membentuk suatu jaringan perusahaan.
3. Sosialis
Titik berah faham ini terletak pada masyarakat, tidak pada individu. Sosialisme timbul
karena reaksi terhadap liberalisme. Sosialis lahir sebagai akibat adanya penderitaan,
ketimpangan ekonomi dan ketidakadilan karena berkembangnya industrialisasi dan
kapitalisme yang melahirkan gerakan sosial di berbagai Negara Eropa.

PRANATA PENDIDIKAN

A. Pengertian Pendidikan
1. Menurut Ki Hajar Dewantoro
Adalah daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti, pikiran dan jasmani anak-
anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
2. Dra. Yudrik Jahja, M.Pd.
Adalah pengaruh, bimbingan, arahan yang dilakukan secara sadar dari orang dewasa kepada
anak yang belum dewasa agar menjadi dewasa, mandiri dan memiliki kepribadian yang utuh
dan matang.

B. Fungsi Pranata Pendidikan


a. Fungsi Manifes
Adalah mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah hidup, mengembangkan
profesi seseorang, serta menanamkan ketrampilan di masyarakat. Fungsi menifes ini

Pranata hal. 9
Sosiologi Untuk kalangan sendiri

tercantum dalam kurikulum yang berlaku di sekolah. Termasuk didalamnya mewariskan


kebudayaan dari generasi satu ke generasi berikutnya, merangsang partisipasi demokrasi
melalui pengajaran ketrampilan berbicara dan mengembangkan kemampuan berfikir secara
rasional dan bebas, dan lain-lain.
b. Fungsi Laten
Merupakan fungsi yang tersembunyi, sebagai contohnya: menunda masa kedewasaan anak
dan dengan demikian menunda peralihan peran anak menjadi dewasa. Menjadi saluran bagi
mobilitas sosial dalam masyarakat, memelihara integrasi dalam masyarakat.
c. Fungsi Konservasi
Artinya menjaga / melestarikan nilai-nilai luhur (kebudayaan) bangsa misalnya: kerukunan,
gotong royong, patriotisme iman dan taqwa, dan lain-lain.
d. Fungsi Inovasi
Artinya perubahan ke arah kemajuan. Penguasaan iptek yang tinggi melalui sistem
pendidikan yang bermutu, akan bisa digunakan untuk melakukan berbagai perubahan ke arah
kemajuan melalui pengembangan di segala bidang.

C. Unsur-unsur Pendidikan
- Ada peserta didik dan pendidikan
- Ada landasan pendidikan dan tujuan yang ingin dicapai
- Ada proses pendidikan ( KBM, pelatihan, dan bimbingan )
- Ada materi pendidikan dan sarana dan prasarana pendidikan
- Ada perangkat lunak ( kurikulum, metodologi, evaluasi, dan lain-lain )
- Ada rentang waktu yang dibutuhkan untuk menentukan proses pendidikan sesuai denga
jenjang-jenjangnya.

Tujuan Pranata Pendidikan adalah memberi ilmu pengetahuai, pendidikan sikap dan melatih
ketrampilan kepada warga agar seseorang dapat mandiri dalam mencari penghasilan.

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan akan terselenggara dengan istilah “Tri Pusat
Pendidikan” yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat. Pendidikan keluarga ( informal )
merupakan bentuk yang sebenarnya dari konsep pendidikan seumur hidup ( long life education ).
Pendidikan sekolah ( formal ) yang merupakan perangkat masyarakat dengan disertai kewajiban
menjalankan tugas-tugas pendidikan. Perangkat ditata dan dikelola secara resmi mengikuti garis-
garis atau ketentuan yang pasti. Pendidikan masyarakat ( non formal ) pelayanan pendidikan yang
diberikan berupa ketrampilan praktis serta sikap mental fungsional yang mampu meningkatkan
mutu taraf hidup dan untuk ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan. Bentuk konkrit dari
pendidikan masyarakat adalah kursus-kursus ketrampilan yang siap digunakan dan yang
dibutuhkan masyarakat pada saat itu.

PRANATA POLITIK

A. Pengertian
Menurut Koenblum (1989) Institusi politik sebagai perangkat norma dan status yang
mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang.
Sedang politik itu sendiri adalah aneka ragam kegiatan masyarakat dalam suatu sistem
kenegaraan yang menyangkut proses menentukan dan melaksanakan sistem kenegaraan
tersebut. Unsur pokok yang tersurat dalam definisi tersebut adalah “kenegaraan”. Kita tahu
bahwa ada 3 unsur yang harus dipenuhi agar terciptanya sebuah negara : rakyat, pemerintah,
dan wilayah. Selain 3 unsur tersebut dalam pelaksanaannya akan kita kenal 3 bentuk
perkembangan paranata politik yaitu :
a. Negara Absolut, seluruh kekuasaan negara berada di tangan raja sehingga segala hal
yang berkaitan dengan persoalan negara sangat bergantung pada keputusan raja.
b. Negara Monarkhi Parlementer, kekuasaan raja dibatasi oleh Undang-undang negara
yang dibuat oleh suatu dewan perwakilan rakyat.

Pranata hal. 10
Sosiologi Untuk kalangan sendiri

c. Negara Demokrasi, prinsipnya adalah negara berasal dari rakyat, diperintah oleh rakyat
(melalui perwakilan) dan untuk rakyat, yang pembagian kekuasaannya terbagi menjadi
legeslatif, eksekutif, dan yudikatif.

B. Kekuasaan dan Wewenang


Hakekat politik adalah kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
pihak lain menurut kehendak yang memegang kekuasaan (Soerjono Sekanto, 1982).
Secara formal negara mempunyai hak untuk melaksanakan kekuasaan tertinggi, kalau perlu
dengan paksaan, juga negara-lah yang membagi-bagikan kekuasaan-kekuasaan yang lebih
rendah derajatnya. Itulah yang dinamakan kedaulatan (sovereignity). Kedaulatan tersebut
biasanya dijalankan oleh segolongan kecil dari masyarakat yang menamakan dirinya the
ruling class, gejala ini merupakan gejala yang umum dalam setiap masyarakat.
Saluran-saluran untuk menjalankan kekuasaan :
1. Militer, contohnya pemerintah Hitler.
2. Ekonomi, contohnya konglomerat punya jabatan dalam politik.
3. Politik, contohnya suatu partai yang menang dalam Pemilu.
4. Tradisional, contohnya pejabat menyampaikan kebijakan lewat tradisi masyarakat yang
bersangkutan.
5. Idiologi negara, contohnya segala perundang-undangan idiologi suatu partai harus
disesuaikan dengan idiologi negara.
Apabila ditelaah dimensi kekuasaan, maka ada kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut :
1. Kekuasaan yang sah dengan kekerasan
2. Kekuasaan yang sah tanpa kekerasan
3. Kekuasaan tak sah dengan kekerasan
4. Kekuasaan tak sah tanpa kekerasan

Usaha-usaha untuk mempertahankan kekuasaan:


1. Menghapus peraturan lama yang merugikan dan menggantinya dengan peraturan baru
yang lebih menguntungkan penguasa.
2. Menanamkan kepercayaan kepada rakyat atas itikad baik untuk memajukan ksejahteraan
masyarakat luas.
3. Melaksanakan sistem birokrasi dan administrasi sebaik-baiknya agar tercipta
pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
4. Selalu melakukan konsolidasi dan koordinasi secara horizontal maupun vertikal, serta
berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat.

Orang atau sekelompok orang yang melakukan kekuasaan harus mempunyai wewenang
artinya mempunyai dukungan dan pengakuan sah dari masyarakat luas. Macam-macam
wewenang :
1. Wewenang tradisional adalah wewenang yang ada pada diri seseorang yang telah lama
berkuasa sehingga telah melembaga dan menjiwai masyarakatnya sesuai dengan tradisi-
tradisi yang ada. Contohnya orang-orang yang memimpin upacara-upacara adat, upacara
kematian, upacara perkawinan dan sebagainya.
2. Wewenang tidak resmi adalah wewenang yang diberikan kepada seseorang karena
adanya kepercayaan dan rasa hormat. Contohnya ayah sebagai kepala keluarga,
pemimpin agama dan sebagainya.
3. Wewenang pribadi adalah wewenang yang dimiliki seseorang karena sifat-sifat dan
kepribadiannya yang kuat dan terpuji atau kemampuan ilmunya yang tinggi. Contohnya
para nabi, ilmuwan yang hebat, pemimpin yang adil dan sebagainya.

Bentuk-bentuk kepemimpinan :
a. Kepemimpinan resmi yaitu pemimpin yang diwujudkan dalam jabatan-jabatan resmi
baik sipil maupun militer berdasarkan keputusan dari pejabat atasan atau badan yang
berwenang.
b. Kepemimpinan tidak resmi yaitu kepemimpinan yang didasarkan atas kepercayaan dan
pengakuan masyarakat luas karena kelebihan-kelebihan yang dimilikinya.
c. Kepemilikan mitologis, ada 8 macam ( asta brata ) yaitu :

Pranata hal. 11
Sosiologi Untuk kalangan sendiri

1) Indra brata : dapat memberikan kesejahteraan yang cukup


2) Yama brata : memiliki keahlian tertentu dan kepastian hukum
3) Surya brata : mampu menggerakkan bawahan untuk kerja keras
4) Caci brata : dapat mendatangkan rasa aman dan tentram
5) Bayu brata : kuat kepribadian dan mampu menolong bawahan
6) Dhana brata : dapat diteladani sikap dan perikalunya
7) Paca brata : memiliki beberapa kelebihan dari bawahannya
8) Agni brata : mampu membangkitkan semangat bawahannya
d. Kepemimpinan model Taman Siswa
- Tut Wuri Handayani
- Ing Madya Mangun Karsa
- Ing Ngarsa Sung Tuladha

Fungsi Lembaga Politik :


a. Melembagakan norma hukum melalui undang-undang yang ditetapkan oleh badan-
badan legislatif.
b. Melaksanakan undang-undang yang telah disetujui.
c. Menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi di masyarakat.
d. Menyelenggarakan pelayanan-pelayanan umum.
e. Melindungi rakyat dan negara dari gangguan pihak musuh.
f. Memelihara kesiap-siagaan nasional dari segala kemungkinan adanya bahaya musuh,
baik dari luar atau dalam negeri.

PRANATA AGAMA

Arti Agama dan Unsur-unsurnya


Menurut Durkheim agama adalah suatu sistem terpadu dari kepercayaan dan praktek
keagamaan yang berkaitan dengan hal-hal yang suci, yang dapat mempersatukan orang-orang
beriman ke dalam kelompok atau komunitas moral yang disebut umat.
Di dalam praktek kehidupan beragama, ada hubungan antara manusia dengan Tuhan,
hubungan antarmanusia, hubungan manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya.

Unsur-unsur agama ( menurut Ligh, Keller, Calhoun )


- Kepercayaan agama yaitu keyakinan terhadap adanya kekuatan dan kekuasaan yang
mengatur alam semesta beserta isinya dan aktivitasnya.
- Simbul agama yaitu hal-hal tertentu yang menjadi identitas bagi masing-masing agama
contoh Kitab Suci, tepat ibadah, dan lain-lain.
- Praktek keagamaan misalnya upacara ritual, puasa, berkorban dan sebagainya.
- Umat beragama yaitu para pemeluk agama-agama yang ada pada umumnya mereka
membentuk kelompok-kelompok dengan tempat-tempat ibadah sebagai pusatnya, serta
organisasi-organisasi keagamaan untuk melancarkan aktivitas keagamaan.
- Pengalaman keagamaan, masing-masing umat beragama memiliki pengalaman keagamaan
sendiri-sendiri contoh seseorang yang merasa terpanggil untuk menjadi rohaniawan/wati,
ilmuwan agama dan sebagainya.

Agama dan institusi lain dalam masyarakat


Keterkaitan sosiologi dengan agama dikarenakan sosiologi berupaya sungguh-sungguh untuk
menemukan pengaruh sosial dari berbagai macam keyakinan dan kebiasaan dalam agama tertentu
yang berkembang dalam kondisi sosial tertentu.
1. Agama dan Institusi Keluarga
Masuknya agama Islam di Indonesia dianggap sebagai faktor yang menghilangkan praktek
kemaksiatan yang ada dalam masyarakat. Praktek kemaksiatan itu di dalam masyarakat jawa
dikenal dengan M 5. Begitu pula masuknya agama Kristen di Flores yang dianggap sebagai
faktor yang secara bertahap menghapuskan praktek poligami dan menghalangi terjadinya
kasus perceraian dalam masyarakat.
2. Agama dan Ekonomi

Pranata hal. 12
Sosiologi Untuk kalangan sendiri

Dalam dunia perdagangan akan tampak perbedaan antara pelaku perdagangan yang
mempunyai dasar iman dengan yang tidak mengenal agama. Pelaku ekonomi yang
mempunyai dasar iman akan menjauhi perilaku jahat dalam perdagangan, misalnya
mengurangi timbangan, mencampur barang kualitas baik dengan kualitas rendah dengan
maksud memperoleh keuntungan yang banyak.
3. Agama dalam perubahan masyarakat
Bagaimanapun juga agama merupakan landasan pokok dalam hidup, sehingga ia berfungsi
mengatur dan memberikan pedoman bagi umat manusia untuk hidup di jalan yang benar,
memberikan dasar dalam pembentukan nilai-nilai dan etika, menyatukan nilai dan etika,
menjadi prinsip etika, menyediakan pedoman untuk mengambil kebijaksanaan sosial dan
tentunya memberikan ketenangan dan ketentraman lahir dan batin bagi penganutnya.

Fungsi Agama
1. Fungsi manifes agama
- mempersatukan komunitas dalam semangat persaudaraan
- membantu mencari identitas moral
- menjelaskan arah dan tujuan hidup manusia
- meningkatkan kualitas kehidupan sosial dan mempererat kohesi sosial (perpaduan sosial)
2. Fungsi laten agama
Fungsi laten agama menurut Durkheim dapat meningkatkan integritas masyarakat baik pada
tingkat mikro maupun makro.
a. Pada tingkat mikro ialah untuk menggerakkan dan membantu kita untuk hidup melalui
komunikasi dengna Tuhannya.
b. Dari segi makro agama menjelaskan fungsi positif karena agama dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat yang secara berkala menegakkan dan memperkuat perasaan dan
ide kolektif yang menjadi ciri inti persatuan dan kesatuan.
3. Fungsi sosiologi
- meningkatkan kadar keramahan bergaul dan solidaritas kelompok
- memberikan rambu-rambu untuk menjelaskan keadaan alam maupun fenomena sosial
tertentu
contoh : peredaran benda-benda langit

Clifford Geertz membagi masyarakat Islam Jawa menjadi tiga golongan, yaitu golongan santri
(golongan kehidupan muslim yang taat), golongan abangan (golongan muslim yang lebih terkait
pada norma-norma sosial dan kultural), dan golongan priayi (golongan yang berasal dari kaum
bangsawan atau terpelajar).

Pranata hal. 13

Anda mungkin juga menyukai