Anda di halaman 1dari 4

1.

Jelaskan proses training

Training dalam dunia konstruksi merujuk pada proses pelatihan atau pendidikan yang diberikan
kepada tenaga kerja di sektor konstruksi, terutama pada pekerja konstruksi atau insinyur
konstruksi. Pelatihan tersebut dapat berupa pelatihan teknis atau pelatihan keterampilan yang
diperlukan untuk melakukan pekerjaan konstruksi dengan baik.

Proses pelatihan dalam dunia konstruksi biasanya dimulai dengan identifikasi kebutuhan
pelatihan. Hal ini melibatkan evaluasi terhadap kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan
untuk melakukan pekerjaan konstruksi dengan baik. Setelah kebutuhan pelatihan diidentifikasi,
maka dilakukan perencanaan pelatihan untuk menentukan metode pelatihan yang tepat.

Metode pelatihan yang umum digunakan dalam dunia konstruksi antara lain pelatihan on-the-job,
pelatihan off-the-job, pelatihan online, dan pelatihan kelas. Pelatihan on-the-job dilakukan di
lapangan, sedangkan pelatihan off-the-job dilakukan di kelas atau lokasi pelatihan lainnya.
Pelatihan online dapat dilakukan melalui platform e-learning, sedangkan pelatihan kelas
dilakukan di ruang kelas dengan instruktur.

Selama pelatihan, peserta akan diberikan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang
diperlukan untuk melakukan pekerjaan konstruksi dengan baik. Ini bisa termasuk pelatihan dalam
menggunakan alat dan peralatan konstruksi, pelatihan dalam membaca dan memahami blue print
atau gambar kerja, pelatihan dalam melakukan perhitungan teknik, dan pelatihan dalam
manajemen proyek.

Setelah selesai pelatihan, dilakukan evaluasi untuk menentukan apakah pelatihan telah efektif
dan apakah peserta telah mencapai tujuan pelatihan. Hal ini dapat dilakukan dengan menguji
kemampuan dan keterampilan peserta dalam melakukan pekerjaan konstruksi, atau dengan
mengumpulkan umpan balik dari peserta dan supervisor mereka. Evaluasi ini akan membantu
dalam mengevaluasi efektivitas pelatihan dan memperbaiki pelatihan di masa mendatang.

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) memiliki fungsi dalam operasional organisasi yang
menurut Stoner (2013:219) yaitu :

1) Fungsi Pengadaan Sumber Daya

Manusia (SDM), yang dimulai dari proses perencanaan SDM, rekrutmen, seleksi sampai pada
proses penempatan SDM.

2) Fungsi pengembangan Sumber Daya

Manusia (SDM), melalui proses pendidikan dan pelatihan sampai pada proses pengembangan
karier.

3) Fungsi Pemeliharaan Sumber Daya

Manusia (SDM), dalam bentuk pemberian kompensasi,fungsi pengintegrasian,perburuhan,


promosi, mutasi, demosi dan PHK.
2. Jelaskan proses assessment training

Konsep kebutuhan pelatihan menurut Rossert (2015 :2) menyebutkan bahwa konsep Training
Needs Assessment (TNA) adalah istilah yang dipergunakan dalam analisis untuk memahami
permasalahan kinerja atau permasalahan yang berkaitan dengan penerapan teknologi baru.
Analisis kebutuhan memegang peran penting dalam setiap program pelatihan, sebab dari analisis
ini akan diketahui pelatihan apa saja yang relavan bagi suatu organisasi pada saat ini juga dimasa
yang akan datang, yang berarti dalam tahap analisis kebutuhan pelatihan ini dapat diidentifikasi
jenis pelatihan apa saja yang dibutuhkan oleh aparat dalam pengembangan
kewajibannya.Assessment training dalam dunia konstruksi adalah proses untuk menilai
kemampuan dan keterampilan peserta pelatihan setelah mereka mengikuti program pelatihan.
Proses ini penting untuk menentukan apakah peserta pelatihan telah mencapai tujuan pelatihan
dan mendapatkan manfaat yang diharapkan.

Proses assessment training dalam dunia konstruksi biasanya dilakukan setelah peserta pelatihan
selesai mengikuti program pelatihan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk
melakukan assessment training, antara lain:

Uji Kompetensi: Peserta pelatihan diberikan tugas atau proyek untuk diselesaikan yang
menunjukkan kemampuan mereka dalam melakukan pekerjaan konstruksi. Tugas atau proyek
ini bisa berupa membuat gambar kerja atau merancang proyek konstruksi.

Uji Tulis: Peserta pelatihan diberikan tes tertulis yang menilai pengetahuan teknis mereka tentang
konstruksi. Tes tertulis ini dapat mencakup topik seperti matematika, fisika, gambar teknik, atau
manajemen proyek.

Uji Praktik: Peserta pelatihan diminta untuk melakukan pekerjaan konstruksi atau menggunakan
alat dan peralatan konstruksi untuk menunjukkan keterampilan mereka. Uji praktik ini sering
dilakukan di lokasi proyek atau di laboratorium simulasi.

Evaluasi oleh Supervisor: Supervisor atau pimpinan peserta pelatihan memberikan umpan balik
tentang kinerja peserta pelatihan di tempat kerja. Evaluasi ini dapat mencakup kemampuan
peserta pelatihan dalam memecahkan masalah, kerja tim, dan inisiatif dalam melakukan
pekerjaan.

Setelah melakukan assessment training, hasilnya akan diolah dan dianalisis untuk menentukan
apakah peserta pelatihan telah mencapai tujuan pelatihan. Hasil assessment training juga dapat
digunakan untuk mengevaluasi efektivitas program pelatihan dan untuk meningkatkan program
pelatihan di masa depan

Sumber :

1. Nasrullah, 2021 - Analysis Of Concept, Implementation And Impact On Training Needs


Assessment For Apparents In Pattondon Village, Maiwa District, Enrekang Regency.
2. Dayu Ariesta Kirana Sari, 2016 - Analisis Model Penilaian Kinerja Pelatihan Konstruksi Di
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai