Grenada Floren
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin.
Jl. Ahmad Yani Km. 5.5 Banjarmasin
grenadafloren@gmail.com
Abstract: The ignorance of the people, especially those living in Kotabaru Regency
regarding the existence and implementation of Law no. 08 of 1995 concerning the capital
market and Law no. 7 of 2014 concerning trade, is used by illegal business actors to
implement Ponzi schemes, pyramid schemes and insider trading on the businesses they offer.
This study aims to find out about the development of digital business in the industrial
revolution era, the implementation of Law no. 8 of 1995 concerning the capital market and
Law no. 7 of 2014 concerning Trade in digital business, providing knowledge in choosing the
right and appropriate digital business products. The sampling technique used was Quota
sampling which was carried out on 50 respondents spread over 6 Districts in Kotabaru
Regency. The qualitative descriptive analysis technique uses the scoring results from the
questionnaire, for the results of the questionnaire with negative indications, further
observations are carried out using purposive/judgmental techniques. From the results of the
research, it was found that there are still many people who are entangled in illegal
businesses.
Keywords: Ponzi Scheme, Pyramid Scheme, Law No. 8 of 1995 concerning Markets Capital
and Law no. 7 of 2014 concerning Trade
Kata Kunci : Skema Ponzi, Skema Piramida, UU No.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal
dan UU No. 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan
167 Kindai, Vol 17, Nomor 2, Halaman 166-177
hasil analisis pada diagram pewarnaan 3. 36% responden tidak yakin bahwa
merah merupakan responden yang pernah bisnis digital yang sedang meraka
terjerat skema Ponzi dan piramida, jalani atau ikuti legal menurut regulasi
dikarenakan mereka tidak memiliki perundang-undangan yang menjadi
pengetahuan sama sekali mengenai skema acuan penelitian, 28% responden
Ponzi maupun skema piramida. Responden hanya yakin pada salah satu dari
yang berada dalam warna merah memerlukan perundang-undangan yang menjadi
tindak lanjut yang sangat serius. acuan penelitian. 18% responden
sangat yakin bahwa bisnis digital yang
Hasil Scoring dan Analisis Kategori sedang meraka jalani dan ikuti tidak
Pengetahuan Responden Mengenai bertentangan dengan kedua
Regulasi Perundang-undangan dalam perundang-undangan tersebut.
Bisnis Sedangkan 8% responden tidak
berpartisipasi dalam bisnis digital.
Berdasarkan hasil scoring atas 4. 14% responden merasa sistem bisnis
pertanyaan nomor 13 s.d 16 berdasarkan digital yang meraka ikuti sangat
hasil library research terhadap UU No.8 janggal, 26% responden merasa sistem
Tahun 1995 Tentang Pasar Modal dan UU bisnis digital yang meraka ikuti
No. 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan janggal, 52% responden merasa tidak
dapat dijabarkan sebagai berikut : ada kejanggal dalam sistem bisnis
1. 4% responden tidak mengetahui digital yang mereka ikuti. Sedangkan
bahwa sama sekali mengenai adanya 8% responden tidak berpartisipasi
regulasi bisnis konvensional non dalam bisnis digital.
digital maupun bisnis digital terkait
dengan skema Ponzi maupun skema Pada kolom total scoring dari
piramida. 52% responden mengetahui pertanyaan 13 s.d 16 memiliki kaitan erat
adanya regulasi perundang-undangan dengan tanggapan responden terhadap
terkait dengan skema Ponzi maupun pertanyaan 5, 6 dan 7. Reduksi data di
skema piramida tetapi tidak lakukan terhadapan tanggapan responden
memahami mengenai berupa e-commerce, Multi Level
implementasinya pada bisnis yang Marketing, DDKoin, Bitcoin dan arisan
sedang di jalankannya. Sedangkan online. Reduksi data di lakukan terhadap
44% responden mengetahui dan jenis-jenis bisnis digital yang telah di
memahami tetapi tidak secara sebutkan dengan menggunakan teknik
mendetail. library research dari berbagai sumber.
2. 17% responden tidak mengetahui dan Dengan hasil di bawah ini :
tidak memahami implementasi dari ke 1. Jenis e- commerce yang di uraikan
dua perundang-undangan tersebut oleh responden merupakan bisnis
terhadap kegiatan bisnis digital yang digital resmi dan diakui ke
mereka jalankan atau ikuti. 10% legalitasannya oleh Negara, memiliki
responden mengetahui tetapi tidak layanan costumer service yang bisa
memahami implementasi dari UU memberikan jaminan keamanan
No.8 Tahun 1995 Tentang Pasar kepada pelanggan dan mitra bisnisnya.
Modal terhadap kegiatan bisnis digital 2. Jenis Multi Level Marketing yang
yang mereka jalankan atau ikuti, 19% terdapat pada tanggapan responden
responden mengetahui tetapi dan berupa bisnis konvensional yang
memahami implementasi UU No. 7 sanggat jelas bertentangan dengan UU
Tahun 2014. Sedangkan 8% No. 7 Tahun 2014 Tentang
responden tidak berpartisipasi pada perdagangan terkait dengan skema
bisnis digital. piramida.
173 Kindai, Vol 17, Nomor 2, Halaman 166-177
3. Jenis arisan online yang di sebutkan piramida yang masih sanggat banyak
responden dalam tanggapan diterapkan oknum-oknum pelaku bisnis.
merupakan bisnis konvensional yang Hal ini berakibat, responden pada
sanggat jelas bertentangan dengan UU penelitian ini tidak sadar, bahwa mereka
No. 7 Tahun 2014 Tentang telah terjebak dalam permainan oknum
perdagangan terkait dengan Skema pelaku bisnis yang menerapkan skema
Ponzi dan berkaitan dengan UU NO. Ponzi, skema piramida dan insider trading.
10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Pembuktiannya dapat dilihat pada
Pasal 16(1). tanggapan responden berupa jenis layanan
bisnis digital yang telah mereka ikuti.
PEMBAHASAN
Perkembangan Bisnis Digital di Era Produk Bisnis Digital yang Tepat dan
Revolusi Industri Menurut Masyarakat di Sesuai dengan Masyarakat di Kabupaten
Kabupaten Kotabaru Kotabaru
Berdasarkan tanggapan dari responden Berdasarkan dari hasil tanggapan
dan analisis lebih lanjut terhadap metode responden dan mengacu pada UU NO, 8
scoring yang di terapkan pada setiap isian tahun 1995 tentang pasar modal dan UU
responden dapat dilihat bahwa, NO. 7 tahun 2014 tentang perdagangan
perkembangan bisnis digital di Kabupaten serta ilmu manajemen keuangan, dapat di
Kotabaru sangatlah pesat. Terbukti dengan tarik sebuah kesimpulan bahwa semua
dengan banyaknya tanggapan responden bisnis digital cocok dan sangat layak untuk
yang mengikuti bahkan sudah pernah di coba.
menjalankan bisnis digital. Pemilihan
bisnis digital oleh masyarakat di KESIMPULAN
Kabupaten Kotabaru yang telah menjadi Dari hasil penelitian dan pembahasan
responden dari penelitian ini sebagaian dalam penelitian di tarik kesimpulan sesuai
besar berupa e-commerce, dimana dengan rumusan masalah yang telah di
masyarakat berperan sebagai konsumen, tentukan pada pembahasan sebelum nya,
distributor bahkan produsen. Masyarakat adalah sebagai berikut :
di Kabupaten Kotabaru terlihat sudah bisa 1. Perkembangan bisnis digital pada era
menikmati kemudahan bisnis melalui revolusi industri menurut masyarakat
jejaring internet. di Kabupaten Kotabaru sangatlah
berkembang dan bisa di terima dengan
Implementasi UU NO. 8 Tahun 1995 baik. Terbukti dengan banyaknya jenis
Tentang Pasar Modal dan UU NO. 7 bisdnis digital yang coba di ikuti oleh
Tahun 2014 Tentang Perdagangan masyarakat.
Menurut Masyarakat di Kabupaten 2. Masyarakat di Kabupaten Kotabaru
Kotabaru jarang yang mengetahui mengenai
Sesuai dengan hasil penelitian baik implementasi dari UU No.8 Tahun
berupa tahap observasi dan pengumpulan 1995 Tentang pasar modal dan UU
data, dengan pembuktian dari hasil dari No. 7 Tahun 2014 Tentang
scoring dan analisis lanjutan terhadap perdagangan pada bisnis digital yang
tanggapan responden, banyak sekali mereka sedang jalankan dan pernah
masyarakat dari Kabupaten Kotabaru ikuti. Hal ini menyebabkan masih
selaku responden tidak mengetahui adanya banyaknya masyarakat yang terjerat
UU NO, 8 tahun 1995 tentang pasar modal dan menjadi korban dari bisnis digital
dan UU NO. 7 tahun 2014 tentang yang menerapkan skema Ponzi, skema
perdagangan. Hal ini menyebabkan piramida dan pelaku Insider Trading.
kesulitan bagi mereka untuk mendeteksi 3. Solusi yang cocok diberikan kepada
adanya penerapan skema Ponzi dan skema masyarakat di Kabupaten Kotabaru
174 Kindai, Vol 17, Nomor 2, Halaman 166-177
Keuangan, Otorisasi Jasa, FAQ Fintech Hidayat, Komarul, Kasus skema Ponzi
Lending, terbesar setelah Madoff terungkap,
175 Kindai, Vol 17, Nomor 2, Halaman 166-177