0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas hubungan antara kelompok dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hubungan antara kelompok dijelaskan melalui 5 dimensi yaitu sejarah, sikap, gerakan sosial, perilaku, dan institusi. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain ras, etnisitas, jenis kelamin, dan usia.
Dokumen tersebut membahas hubungan antara kelompok dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hubungan antara kelompok dijelaskan melalui 5 dimensi yaitu sejarah, sikap, gerakan sosial, perilaku, dan institusi. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain ras, etnisitas, jenis kelamin, dan usia.
Dokumen tersebut membahas hubungan antara kelompok dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hubungan antara kelompok dijelaskan melalui 5 dimensi yaitu sejarah, sikap, gerakan sosial, perilaku, dan institusi. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain ras, etnisitas, jenis kelamin, dan usia.
Hubungan antara kelompok adalah interaksi sosial antara dua kelompok atau lebih. Kelompok yang paling berhubungan ini oleh kinloch diklasifikasikan berdasarkan kriteria fisiologis. B. Dimensi hubungan antara kelompok Hubungan Antara kelompok adalah bukan hubungan yang tiba-tiba terbentuk. Dimensi- dimensi sebagaimana yg dikemukaan oleh kinloch itu adalah 1. Dimensi sejarah Dimensi sejarah adalah mengarah pada proses tumbuh dan berkembangnya hubungan sosial antara kelompok. Berkaitan dengan hubungan sosial, terdapat beberapa teori berusaha menjelaskannya, antara lain adalah teori difusi, akulturaksi, dan asimilasi. a. Teori difusi Teori difusi adalah melalui anggapannya tentang adanya proses pembiakan dan gerak penyebaran atau mingrasi yg di Sergai dengan proses adaptasi fisik dan sosial budaya dalam jangka waktu yang lama (koentjaraningrat, 1990: 240). Contohnya dari hubungan antar kelompok sebangai akibat dari proses migrasi ( difusi) adalah hubungan yang terbentuk antara kelompok pribumi, orang-orang Tionghoa, dan orang- orang kulit putih yang pernah menjadi struktur masyarakat Indonesia dan jaman penjajah Belanda. b. Teori akulturasi Teori akuntansi berusaha menjelaskan hubungan antara kelompok dilihat dari pengaruh yang di tinggalkan. Teori akuntansi berpendapat bahwa pertemuan kebudayaan keduanya akan menyebabkan diterima dan di olahnya kebudayaan asing tetapi kebudayaan sendiri tidak hilang (koentjaraningrat, 1990:248) c. Asimilasi Mengacu pada pengertian proses sosial yg timbul apa bila ada kelompok dengan antara belakang kebudayaan yang berbeda saling bergaul dengan cara langsung. Contohnya adalah hubungan antara kelompok antara Tionghoa dengan kelompok orang bumi di Indonesia yang sudah yg berlangsung sangat lama tetapi tetap tidak bisa sepenuhnya tereingrasi dalam masyarakat dan kebudayaan Indonesia. 2. Di mensi sikap Mengkaji hubungan sosial antara kelompok dari dimensi sikap adalah melihat bagaimana sikap anggota atau kelompok terhadap kelompok lainnya.halini biasanya menyangkut masalah stereotipe dan prasangka stereotipe, mebunurut komblum ( Sunarto, 2000:156) mempunyai pengertian suatu citra yang kaku mengenai suatu kelompok ras atau budaya yg di anut tanpa memperhatikan kebenaran citra tersebut. Sementara Goode (198; 271) mengartikan stereotipe sebagai, yang sifatnya sederhana, kaku dan negatif yang dikenakan pada anggota anggota suatu kelompok sosial pada melihat pada sifat sebenarnya. Sementara prasangka (prejudice) lebih ngarah pada sikap bermusuhan yg di tunjukkan kepada suatu kelompok tertentu atas dasar dugaan bahwa kelompok tersebut mempunyai ciri yg tidak menyenangkan ( Sunarto, 2000:155). Goode (1988:270) mengartikan pasang sebagai opini yg sebelumnya di perkembangan sebagai suatu yg tidak menguntungkan yg di dasarkan para ras, etnik, agama, atau karakteristik lainnya. Sehubungan dengan ini di kenal istilah rarisme,yaitu negatif dan bermusuhan terhadap anggota anggota kelompok minoritas. teori Konflik ekonomi dan politik berpendapat bahwa ketika dua kelompok ras atau etnik tinggal di daerah yang sama maka mereka berkompetisi memperebutkan sumber daya yg ada, sedangkan teori kepribadian berpendapat bahwa prasangka berfungsi prukologis bagi kelompok mayoritas yg karena beberapa alasan merasa tidak tercukupi. Sementara itu teori otoritarianisme berpendapat bahwa sikap negatif dan bermusuhan terhadap kelompok menoritas juga sebagai akibat otoritarianisme. Selanjutnya yang terakhir adalah teori tradisionalisme. Tradisionalisme disini di artikan sebagai ( harapan untuk memelihara tradisi dan menentang perubahan) (Goode, 1988). 3. Dimensi gerakan sosial Menurut MX Weber istilah dominasi (herrschaft) mengacu pada penjelasan bahwa pihak yang berkuasa berdasarkan aturan yg berlaku sehingga pihak yg di kuasai wajib menaati kehendak penguasa (suarto,2000;76). Gerakan sosial yg di lanjutkan untuk mematahkan dominasi atau kelompok bisa berwujud gerakan sosial yg bersifat akgresif (misalnya demokrasi atau penggilingan kekuasaan) mampu gerakan sosial yg bersifat negatif yaitu menghindari atau menyingkir dari kenyataan hidup 4. Dimensi perilaku Goode (1988:275) mengartikan diskriminasi sebagai memperlakukan rasial, etnik, dan minoritas lainnya, secara tidak semestinya, tidak adil, menghakimi mereka berdasarkan kreteria yg tidak relevan. Dikriminasi adalah bentuk dari perilaku yg aktual, tetapi hubungannya dengan prasangka tidak terlalu relevan. Terdapat beberapa tipe diskriminasi rasial dan teknik (Goode, 1988:266) yaitu direct legal discrimination, direct non legal discrimination, dan intutional racism. ( diskriminasi yg dapat pembenaran secara hukum). Sedangkan direct non legal intutional adalah dikriminasi yg tidak di wujudkan dalam aturan hukum, melainkan yg dihasilkan dari tindakan individual. Instutional racism adalah dikriminasi yg seolah olah telah lembaga 5. Dimensi institusi ( institusional racism Intutional racism diartikan sebagai (Goode, 1988: 278), ( pola pola perlawanan kelompok minoritas yg di hasilkan di dalam ketidak samaan rasial yg muncul secara terus menerus, bahkan tanpa dikriminal formal). Instutional racism di sebut juga indirect discrimination. Konsep instutional racism bersandar pada fakta bahwa aturan aturan yg sama di terapkan pada situasi yg tidak sama sehingga dihasilkan keluaran (outcome) yg tidak setara. C. Faktor- Faktor yang mempengaruhi hubungan antara kelompok Selain disimensi disimensi sebagai mana telah saya uraikan membentuk dan memperkembangan hubungan sosial antara lain juga di pengaruhi oleh faktor ras, ennisitas, jenis kelamin (seksimen), dan usia (age) (Sunarto,2000). 1. Rasialis Ras merupakan salah satu topik penting dalam kajian sosiologi. Para sosiologi lebih berminat mengkaji bagaimana karakteristik fisik dingunakan dalam tindakan dikriminasi, dari pada mengkaji karakteristik apa yg ada pada sesuatu ras tertentu. Menurut kamus, ras di artikan sebagai ( kelompok orang-orang yg di hubungkan oleh nenek moyang yg sama, darah, dan keturunan) (Goode, 198: 267). Terdapat karakter ganda yg digunakan untuk menetapkan ras, yaitu berdasarkan ciri-ciri fisik dan ciri- ciri biologis, seperti warna kulit, warna, mata, bentuk bibir, bentuk hidung, rambut, dan lain lain; secara sosial dan budaya. Sejalan dengan ciri ciri sosial ras, retfield melihat bahwa konsep ras merupakan suatu gejala sosial yg pengertian berlainan dengan ras sebagai sesuatu gejala biologis ( Sunarto, 2000:148). 2. Etnisitas Kelompok etnis diartikan sebagai (serangkaian orang yg berbagi budaya umum, atau struktur yg di turunkan dari suatu generasi ke generasi berikutnya) (Goode, 1988:268). 3. Seksisme Ketegori kelompok sosial berdasarkan jenis kelamin mengakibatkan munculnya stratifikasi sosial yg menempatkan kelompok laki laki berapa pada posisi dominan sedangkan kelompok perempuan berada pada posisi subordinat, atau . 4. Ageisme Selanjutnya hubungan sosial antara kelompok juga di pengaruhi aoleh usia. Mereka yg termasuk kelompok orang-orang berusia muda berada dalam kekuasaan kelompok orang-orang berusia tua sehingga mereka wajib menghormati, tunduk dan patuh.